36
BAB 3
RANGKAIAN PADA SISTEM PENGENDALI TETESAN CAIRAN INFUSE PADA PASIEN
3.1. Perancangan Rangkaian Power Supplay PSA 3.1.1 Cara Kerja Rangkaian
Trafo step down merupakan Trafo system yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 Volt AC menjadi 12 Volt AC. Kemudian 12 Volt AC akan disearahkan dengan
menggunakan rangkaian dijembatan diode, selanjutnya 12 Volt DC akan diratakan oleh Kapasitor 220 ยต F. Regulator tegangan 5 Volt LM7805CT digunakan agar keluaran
yang dihasilkan tetap 5 Volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masuknya. LED hanya sebagai indicator apabila PSA dinyalakan. Tegangan 12 Volt DC langsung diambil
dari keluaran jembatan dioda penyearah.
3.1.2 Fungsi Rangkaian
Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt. Keluaran
5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke rangkaian mikrokontroler, rangkaian driver L 293D, sensor optic dan LCD, sedangkan +12 volt digunakan untuk mensuplay
tegangan ke driver dan motor stepper. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 3.1. Rangkaian Power Supplay PSA
Input rangkaian ini adalah sebuah adaptor 12 volt. Regulator tegangan 5 volt 7805 digunakan untuk menghasilkan keluaran 5 volt. Tegangan 12 volt DC langsung diambil
dari adaptor.
3.1.3 Pengujian Rangkaian
Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dapat dilakukan dengan mengukur tegangan dari setiap pin pada IC regulator 7805 dengan menggunakan volt meter digital.
Titik pengukuran ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Gambar 3.2. IC Regulator 7805
Dari hasil pengukuran diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.1. Tabel tegangan IC 7805 Tegangan IC7805
PIN VVolt
7805
1
2 3
Universitas Sumatera Utara
38 1
12 2
3 4.89
3.2. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATmega8535 3.2.1 Cara Kerja Rangkaian
Mikrokontroler ini memiliki 32 port IO, yaitu port A, port B, port C dan port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port ini dapat menerima
data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22 sampai 29 adalah port C. Dan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 11
dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler
dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.
3.2.2 Fungsi Rangkaian
Rangkaian ini berfungsi untuk mengendalikan seluruh sistem. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler ATmega8535. Pada IC inilah semua program
diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
39
Gambar 3.3. Rangkaian mikrokontroller ATmega8535
3.2.3 Pengujian Rangkaian
Pada pengujian mikrokontroller ATmega8535 ini dilakukan percobaan yang sifatnya sederhana tapi dapat menunjukkan bekerja tidaknya mikrokontroller ATmega8535
tersebut. Percobaan tersebut digunakan untuk menghidupkan beberapa LED secara bergantian. Percobaan ini dilakukan pada IO port Port A. Untuk menghidupkan LED
tersebut dilakukan langkah sebagai berikut: a.
software CodeVisionAVR terdapat Shortcut pada Desktop. b.
Pilih menu File New dan pilih Project kemudian tekan OK.
Gambar 3.4. Tampilan Create New File
Universitas Sumatera Utara
40 c.
Kemudian pilih Yes saat ada pilihan menggunakan CodeWizardAVR, seperti tampak pada gambar berikut.
Gambar 3.5. Tampilan Confirm
d. Pada settingan CodeWizardAVR, atur konfigurasi chip menggunakan
ATmega8535 sesuai dengan yang ada pada modul, dengan nilai clock 11,059200 MHz.
Gambar 3.6. Tampilan Setingan Clock Mikrokontroller
e. Kemudian pada tab Port, atur PortA. Diatur sebagai output, sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
41
Gambar 3.7. Tampilan Settingan PORT
f. Setelah itu, pilih menu File
Generate, Sava and Exit, dan simpan file dengan nama sesuai keinginan uji.
Gambar 3.8. Tampilan Menu File CodeVisionAVR
g. Akan muncul file .c yang akan digunakan untuk pemrograman. Selanjutnya
dituliskan program sebagai berikut: while 1
{ Place your code here
PORTA=240 delay_ms100;
Universitas Sumatera Utara
42 PORTA=15
delay_ms100; };
} Jika program tersebut dijalankan, maka LED akan hidup dan mati secara bergantian
seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2. Truth Table LED
LED 1 LED 2 LED 3
LED 4 LED 5
LED 6 LED 7 LED 8 Tahap 1 ON
ON ON
ON OFF
OFF OFF
OFF Tahap 2 OFF
OFF OFF
OFF ON
ON ON
ON
f. Untuk compile program, dapat menggunakan tombol F9 atau meng-klik icon pada toolbar. Jika program telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki, maka system
minimum mikrokontroller ATmega8535 telah berjalan dengan baik. Selanjutnya dilakukan pengukuran pada masing masing pin dari mikrokontroller ATmega8535. dari
hasil pengukuran didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3. Tabel Tegangan PIN Mikrokontroller
Tegangan PIN Mikrokontroller
PIN V Volt
1 0.41
2 0.41
3 0.41
4 0.41
5 0.02
6 0.02
7 0.02
Universitas Sumatera Utara
43 8
0.34 9
4.85 10
4.88 11
0.01 12
0.35 13
0.8 14
4.89 15
0.01 16
0.01 17
0.01 18
0.01 19
0.01 20
4.79 21
4.72 22
4.72 23
4.72 24
4.72 25
4.85 26
4.85 27
4.85 28
4.85 29
4.89 30
0.01 31
4.89 32
3.37 33
1.14 34
1.13 35
0.91 36
0.38
Universitas Sumatera Utara
44 37
1.13 38
3.51 39
1.15 40
0.18
3.3. Rangkaian Display LCD 3.3.1 Cara kerja Rangkaian