Uji Asumsi Klasik Dr. Khaira Amalia F, MBA, Ak 4. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

H : b i ≠ Untuk mengetahui apakah suatu variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji t dengan ketentuan jika t 0 price earning ratio, price to book value, dividend yield, dan tingkat bunga deposito secara parsial atau individual memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. hitung lebih besar dari t tabel atau signifikansi t hitung lebih kecil dari alpha 5 maka H ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas independent variable dalam model secara parsial mempengaruhi variabel terikat dependent variable. Demikian sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka H c. Koefisien Determinasi R diterima dan Ha ditolak 2 Menurut Ghozali 2006, koefisien determinasi berfungsi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2

3.8 Uji Asumsi Klasik

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen. Sebelum dilakukankannya pengujian analisis regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Universitas Sumatera Utara

3.8.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2006 menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada 2 dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistika dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov. a. Analisis Grafik Salah satu cara yang termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demkian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih baik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Uji Statistik Uji statistik yang dapat dipergunakan untuk menguji normalitas data pada residual adalah dengan menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov K-S. Uji Kolmogrov-Smirnov K-S dilakukan dengan kriteria hipotesis adalah: Universitas Sumatera Utara H

3.8.2 Uji Heterokedastisitas

= Data residual berdistribusi normal. Menurut Ghozali 2006, uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Dalam mendeteksi heterokedastisitas dalam penelitian dengan menggunakan antara lain: a. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi , dan sumbu X adalah residual. b. Menurut Gujarati dalam Ghozali 2006, menyatakan bahwa Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heterokedastisitas. Dan jika nilai signifikansi di atas 5 maka dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas.

3.8.3 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali 2006, uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model Universitas Sumatera Utara regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidak nya terjadi multikolinieritas dapat dilakukan melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhqana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel terikat. Tolerance mengukur variabilitas bebasyang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkanm adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

3.8.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2006, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terjadi korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka akan terjadi masalah autokorelasi. Uji autokorelasi penelitian ini dengan menggunakan Uji Durbin-Watson DW. Uji DW digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag antara variabel independen. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Pada Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du ≤ d≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif Tidak di Tolak du d 4-du Sumber : Ghozali 2006 Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Penilaian Harga Wajar Saham dengan Price Earning Ratio pada PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk

1 65 83

Pengaruh Price Book Value (PBV), Price To Earning Ratio (PER), Debt To Earning Ratio (DER) Dan Beta Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Industri Rokok Di Bei

14 110 103

Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Economic Value Added terhadap Return Saham

4 73 101

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia

0 61 101

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. Serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.)

0 36 85

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 - 2011

0 25 102

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Pengaruh Price Earning Ratio, Price To Book Value, Dividend Yield, Dan Tingkat Bunga Deposito Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14