Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Kabupaten Belitung Timur (Analisis Input-Output Tahun 2010)

(1)

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA

TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN BELITUNG

TIMUR (ANALISIS INPUT-OUTPUT TAHUN 2010)

DIAH FITRIANI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kabupaten Belitung Timur (Analisis Input-Output Tahun 2010) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015 Diah Fitriani NIM H14110058


(4)

ABSTRAK

DIAH FITRIANI. Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kabupaten Belitung Timur (Analisis Input-Output Tahun 2010). Dibimbing oleh ARIEF DARYANTO.

Kabupaten Belitung Timur memiliki potensi pariwisata yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Kabupaten Belitung Timur dengan menggunakan model Input-Output tertutup. Data yang digunakan adalah data Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010 klasifikasi 60 sektor yang diagregasi menjadi 20 sektor. Analisis yang digunakan adalah analisis keterkaitan, analisis dampak penyebaran, analisis multiplier (output dan pendapatan) dan analisis sektor kunci. Hasil penelitian ini menunjukkan sektor pariwisata memiliki kepekaan penyebaran lebih besar dari koefisien penyebaran dan nilai multiplier pendapatan lebih tinggi dari multiplier output. Sektor kunci yang dapat dijadikan sebagai leading sector bagi pembangunan daerah Kabupaten Belitung Timur berdasarkan analisis Input-Ouput yaitu sektor jasa keuangan dan asuransi; dan sektor jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya.

Kata kunci: analisis Input-Output, Kabupaten Belitung Timur, sektor pariwisata

ABSTRACT

DIAH FITRIANI. Analysis of the Tourism Sector Contributions to the East Belitung District Economy (Input-Output Analysis 2010). Supervised by ARIEF DARYANTO.

The East Belitung District has a great tourism potential. This study aims to analyze the economic contributions of the tourism sector in the East Belitung District by using closed Output model. The data used come from Input-Output Table of the East Belitung District 2010 with classification of 60 sectors which is aggregated into 20 sectors. The analysis carried out are linkage analysis, dispersion analysis, multiplier analysis (output and income), and key sectors analysis. The results of this study show that the tourism sector has larger score for coefficient dispersion than sensitivity dispersion and the income multiplier of the tourism sector is higher than the output multiplier. The key sectors that can be used as leading sectors for the development of East Belitung District based on Input-Output analysis are financial and insurance services sectors; and rental, employment, travel agents, and other business support services sector.


(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA

TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN BELITUNG

TIMUR (ANALISIS INPUT-OUTPUT TAHUN 2010)

DIAH FITRIANI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(6)

(7)

(8)

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kabupaten Belitung Timur (Analisis Input-Output Tahun 2010)” berhasil diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima yang tak terhingga kepada orang tua dan keluarga penulis, yaitu Bapak Dadi Hasanudin dan Ibu Yunariah atas segala kasih sayang, dukungan moril, materil dan doa yang tiada henti untuk penulis. Terima kasih untuk Kakak dan Adik penulis, Muad Al-Ahkam dan Adnan Rosadi atas semangat dan doanya. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Arief Daryanto, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, kebaikan, arahan, saran, kritik dan motivasi dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Wiwiek Rindayati, M.Si. selaku dosen penguji utama dan Bapak Dr. Muhammad Findi A, M.E. selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis.

3. Para dosen, staf dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

4. Ka Annisa Ramadanti, Fitrika Fridanova, Marsha M Maharani, Masayu Faradiah, Tety Rakhma Sari dan Try M Subiha atas segala kebaikan, semangat dan doanya.

5. Teman-teman satu bimbingan, Nadia Permatasari, Nadila Listianingrum dan Rabbani Khairani yang telah memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan dari Cilegon, Sharing Liqo, Dewan Hexagonal, Ilmu Ekonomi 48 dan 47 atas segala pelajaran, pengalaman, motivasi dan dorongan selama ini.

7. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015 Diah Fitriani


(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

DAFTAR ISI ii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi 4

Pariwisata 5

Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pembangunan Ekonomi 6

Tabel Input-Output 6

Penelitian Terdahulu 7

Kerangka Penelitian 9

METODE 10

Jenis dan Sumber Data 10

Metode Analisis Data 10

Konsep dan Definisi Operasional Data 13

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR 14 Kondisi Geografis Kabupaten Belitung Timur 14

Kependudukan dan Tenaga Kerja 14

Kondisi Perekonomian Kabupaten Belitung Timur 15

Sektor Pariwisata Kabupaten Belitung Timur 15

Obyek Wisata Kabupaten Belitung Timur 16

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 Peranan Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kabupaten Belitung Timur 18


(11)

Analisis Keterkaitan 21

Analisis Dampak Penyebaran 24

Analisis Multiplier 26

Sektor Kunci 28

SIMPULAN DAN SARAN 30

Simpulan 30

Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 31


(12)

DAFTAR TABEL

1 Peringkat dan daya saing destinasi pariwisata Indonesia 1 2 Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara (orang) 2 3 Jumlah dan persentase penduduk miskin di Kepulauan Bangka

Belitung (ribu jiwa) 2

4 Struktur Tabel Input-Output 7

5 Rumus perhitungan multiplier effect menurut tipe dampak 12 6 Statistik ketenagakerjaan Kabupaten Belitung Timur 2009-2013 15

7 PDRB Kabupaten Belitung Timur Tahun 2009-2013 15

8 PAD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2014 (juta rupiah) 16 9 Fasilitas kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur 16 10 Keterkaitan output ke depan sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur 22

11 Keterkaitan output ke depan subsektor pariwisata Kabupaten Belitung

Timur 22

12 Keterkaitan output ke belakang sektor-sektor perekonomian

Kabupaten Belitung Timur 23

13 Keterkaitan output ke belakang subsektor pariwisata Kabupaten

Belitung Timur 24

14 Nilai dampak penyebaran sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur 24

15 Nilai dampak penyebaran subsektor pariwisata Kabupaten Belitung

Timur 25

16 Nilai multiplier output sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur 26

17 Nilai multiplier output subsektor pariwisata Kabupaten Belitung

Timur 27

18 Nilai multiplier pendapatan sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur 27

19 Nilai multiplier pendapatan subsektor pariwisata Kabupaten Belitung

Timur 28

20 Sektor kunci Kabupaten Belitung Timur berdasarkan koefisien dan

kepekaan penyebaran klasifikasi 20 sektor 28

21 Sektor kunci Kabupaten Belitung Timur berdasarkan total ranking multiplier sektor-sektor perekonomian klasifikasi 20 sektor 29

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 9


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Klasifikasi 60 sektor agregasi 20 sektor Tabel Input-Ouput Kabupaten

Belitung Timur Tahun 2010 34

2 Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Bidang/Sektor Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif 37

3 Klasifikasi sektor pariwisa menurut Leiper (1990) dalam Pitana dan

Diarta (2008) 38

4 Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010, Transaksi Atas Dasar Harga Produsen klasifikasi 20 sektor (juta rupiah) 39

5 Matriks koefisien input klasifikasi 20 sektor 43

6 Matriks Leontief tertutup klasifikasi 20 sektor 47

7 Multiplier output klasifikasi 20 sektor 48

8 Multiplier pendapatan klasifikasi 20 sektor 49

9 Struktur output sektoral sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur tahun 2010 (juta rupiah) 49

10 Struktur permintaan antara dan permintaan akhir perekonomian Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 (juta rupiah) 50 11 Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah terhadap

perekonomian Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 (juta rupiah) 51 12 Struktur investasi sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung

Timur tahun 2010 (juta rupiah) 52

13 Struktur ekspor dan impor sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur (juta rupiah) 53

14 Struktur nilai tambah bruto sektor-sektor perekonomian Kabupaten


(14)

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan ekonomi di suatu daerah tidak lepas dari penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan SDA yang tidak dapat diperbaharui harus dibatasi. Sehingga perlu adanya pergeseran ke SDA yang dapat diperbaharui sebagai jalan keluar untuk pembangunan berkelanjutan yaitu melalui sektor pariwisata. Sektor pariwisata dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan (agent of development) yang akan mempercepat proses pembangunan itu sendiri, antara lain sangat berperan dalam perolehan devisa negara, mempercepat pemerataan pendapatan dan memperluas kesempatan kerja (Yoeti 2008).

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan penghasil biji timah, namun memiliki potensi pariwisata dengan peringkat dan dayasaing destinasi pariwisata yang relatif tinggi. Pada tahun 2009, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) menetapkan 10 destinasi pariwisata Indonesia dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di peringkat ke-7 dengan skor total 288.70.

Keragaman pariwisata di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung bukan hanya berada di pusat kota, tetapi menyebar di seluruh kabupaten. Salah satunya adalah Kabupaten Belitung Timur yang memiliki beragam wisata sejarah, wisata alam, dan wisata bahari yang menjadi daya tarik di kabupaten ini. Wisata bahari yang paling terkenal adalah Pantai Serdang dan Pantai Bukit Batu. Tak kalah dengan wisata baharinya, Kabupaten Belitung Timur yang terkenal dengan sebutan Negeri Sejuta Pelangi ini memiliki wisata budaya yang khas yaitu Wisata Laskar Pelangi. Kabupaten ini semakin terkenal setelah adanya film Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Sehingga pemerintah daerah dalam menyiapkan pengembangan Tabel 1 Peringkat dan dayasaing destinasi pariwisata Indonesia

Provinsi Peringkat Skor dayasaing destinasi (total)a

Kepulauan Riau 1 444.63

Sulawesi Utara 2 378.77

Sumatera Utara 3 377.58

Sulawesi Selatan 4 323.71

Sumatera Barat 5 321.71

Nusa Tenggara Timur, Maluku

6 295.15

Bangka Belitung 7 288.70

Papua 8 275.63

Papua Barat 9 252.98

a

skor total : didapat dari nilai keseluruhan indikator yang meliputi lingkungan, sarana dan prasarana, SDM pariwisata, aksesibilitas, manfaat pada masyarakat, sosial, harga dan teknologi. Sumber: Cetak Biru Pengembangan Destinasi Pariwisata Indonesia (2007-2014), Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.


(16)

2

Wisata Laskar Pelangi di Kawasan Bukit Raya bekerja sama dengan Andrea Hirata. Salah satu obyek wisata yang menjadi daya tarik di Wisata Laskar Pelangi adalah Museum Kata Andrea Hirata, dimana museum ini merupakan museum sastra pertama di Indonesia yang terbentuk pada tahun 2010. Selain itu terdapat Replika SD Laskar Pelangi yang berada dekat dengan Galeri Rakyat Laskar Pelangi.

Peningkatan kualitas kepariwisataan terus dilakukan seiring bertambahnya kunjungan wisatawan. Berdasarkan tabel 2, jumlah kunjungan wisatawan meningkat setiap tahunnya. Peningkatan yang cukup signifikan berasal dari wisatawan domestik pada tahun 2011 dan 2012. Kenaikan wisatawan domestik juga diikuti dengan kenaikan wisatawan mancanegara walaupun tidak sebesar wisatawan domestik.

Di sisi lain, keadaan penduduk miskin di Belitung Timur berfluktuasi. Tabel 3 menunjukkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 11 100 jiwa kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011, dan kembali meningkat sebesar 8 500 jiwa. Untuk tingkat persentase penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur dari tahun 2009 hingga tahun 2012 memiliki angka persentase tertinggi dari kabupaten lain. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur sangat tinggi (Ensiklopedia Indikator Ekonomi dan Sosial 2011).

Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk miskin di Kepulauan Bangka Belitung (ribu jiwa)

Kabupaten /Kota

2009 2010 2011 2012

Ja Pb J P J P J P

Bangka 19.01 7.61 21.7 7.8 15.4 5 16.5 5.57 Belitung 12.44 9.78 15.9 10 11.3 7 12.1 7.26 Bangka

Barat

7.57 5.22 9.2 5.3 6.5 4 7 3.72

Bangka Tengah

10.39 7.84 13.1 8.1 9.3 6 10 5.77

Bangka Selatan

8.93 10.70 10.7 6.2 7.6 4 8.1 4.4 Belitung

Timur

9.26 11.07 11.1 10 7.9 7 8.5 7.43 Pangkal

Pinang

8.43 5.79 10.6 6 7.5 4 8 4.29

a

jumlah persentase penduduk miskin. b persentase penduduk miskin. Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten Belitung Timur, 2012.

Tabel 2 Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara (orang)

Tahun Jumlah

Wisatawan domestik Wisatawan mancanegara

2008 2 827 46

2009 2 865 16

2010 4 873 94

2011 13 436 202

2012 28 142 1 503


(17)

3 Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Belitung Timur sebagai alternatif untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan, bukan hanya mampu menjadi sektor andalan tetapi mampu untuk mengentaskan kemiskinan (Yoeti 2008). Selain itu, pembangunan ekonomi yang dilakukan melaui sektor pariwisata diharapkan mampu mendorong sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat dijadikan strategi pembangunan ekonomi dan mampu menopang perekonomian rakyat. Pembangunan sektor pariwisata tidak akan lepas dari sektor lain, karena adanya keterkaitan antar sektor yang dapat menciptakan multiplier effect secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas keterkaitan sektor pariwisata dengan sektor lain dan kontribusinya terhadap perekonomian Kabupaten Belitung Timur. Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana peran sektor pariwisata dalam struktur perekonomian Kabupaten Belitung Timur dalam pembentukan permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto, dan output sektoral?

2. Bagaimana peran sektor pariwisata dalam keterkaitannya dengan sektor-sektor lain di Kabupaten Belitung Timur?

3. Bagaimana dampak penyebaran sektor pariwisata terhadap sektor-sektor lain di Kabupaten Belitung Timur?

4. Bagaimana efek multiplier output dan pendapatan sektor pariwisata dalam perekonomian Kabupaten Belitung Timur?

5. Bagaimana posisi sektor kunci Kabupaten Belitung Timur? Tujuan Penelitian

1. Menganalisis peran sektor pariwisata dalam struktur perekonomian di Kabupaten Belitung Timur dilihat dari pembentukan permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto, dan output sektoral.

2. Menganalisis peran sektor pariwisata dalam keterkaitannya dengan sektor-sektor lain di Kabupaten Belitung Timur.

3. Menganalisis dampak penyebaran sektor pariwisata terhadap sektor-sektor lainn di Kabupaten Belitung Timur.

4. Menganalisis efek multiplier output dan pendapatan sektor pariwisata dalam perekonomian Kabupaten Belitung Timur.


(18)

4

Manfaat Penelitian

1. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan sektor pariwisata.

2. Para peneliti untuk menjadi bahan rujukan dan menambah ilmu pengetahuan guna terwujudnya penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Kabupaten Belitung Timur dengan menggunakan model Input-Ouput tertutup. Sektor pariwisata dalam penelitian ini terdiri dari 5 subsektor yaitu transportasi dan pergudangan (8), penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum; kebudayaan, hiburan, dan rekreasi (9), informasi dan komunikasi (10), jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya (14), dan kebudayaan, hiburan dan rekreasi (18). Data yang digunakan adalah Tabel Input-Ouput Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 berdasarkan transaksi domestik harga produsen klasifikasi 60 sektor yang diagregasi menjadi 20 sektor. Penelitian ini tidak melihat efek multiplier tenaga kerja dikarenakan keterbatasan data tenaga kerja yang diperoleh.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) secara tradisional dapat diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional, dimana kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama untuk menciptakan dan memertahankan kenaikan pendapatan nasional bruto atau GNI (Gross National Income). Indeks ekonomi lainnya yang digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) atau GNI per kapita. Tinggi rendahnya kemajuan pembangunan di suatu negara hanya diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan GNI, baik secara keseluruhan maupun per kapita dan akan menetes dengan sendirinya sehingga menciptakan lapangan pekerjaan dan berbagai peluang ekonomi lainnya. Pada akhirnya akan menumbuhkan berbagai kondisi yang diperlukan demi terciptanya distribusi hasil-hasil pertumbuhan ekonomi dan sosial secara lebih merata atau dapat dikatakan sebagai prinsip efek penetasan ke bawah (trickle down effect).

Todaro dan Smith (2006) juga mengatakan bahwa keberhasilan pembangunana ekonomi negara ditunjukkan tiga nilai pokok, yaitu : (1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (basic needs), (2) meningkatkan rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom for servitude). Dalam perkembangannya, pembangunan ekonomi tidak dapat lepas


(19)

5 dari pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi mendorong pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara atau wilayah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional ataupun secara regional. Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan indikasi keberhasilan suatu pembangunan ekonomi.

Pariwisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah, dan tentang keparawisataan dijelaskan sebagai berikut:

1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.

2. Wisatawan adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan wisata. Wisatawan dapat berasal dari dalam negeri atau yang dikenal dengan sebutan wisatawan domestik dan adapula wisatawan yang berasal dari luar negara tujuan yang disebut wisatawan mancanegara (wisman).

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.

5. Dayatarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

7. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.

9. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.


(20)

6

Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pembangunan Ekonomi

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 yang terdapat pada pasal 3, kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Tujuan kepariwisataan menurut pasal 4 untuk : 1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2) meningkatkan kesejahteraan rakyat, 3) menghapus kemiskinan, 4) mengatasi pengangguran, 5) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, 6) memajukan kebudayaan, 7) mengangkat citra bangsa, 8) memupuk rasa cinta tanah air, 9) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan 10) mempererat persahabatan antar bangsa.

Selain itu, menurut Yoeti (2008) sektor pariwisata mendorong perkembangan beberapa sektor perekonomian, diantaranya adalah 1) peningkatan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunnya prasarana dan sarana demi pengembangan pariwisata, sehingga memungkinkan orang-orang untuk melakukan aktivitas ekonomi, 2) meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannya dengan pariwisata, 3) meningkatkan hasil pertanian dan peternakan untuk kebutuhan hotel dan restauran, 4) meningkatkan permintaan terhadap: handicrafts, souvenir goods, art painting, dll, 5) memperluas barang-barang lokal untuk lebih dikenal oleh dunia internasional termasuk makanan dan minuman, 6) meningkatkan perolehan devisa, 7) memberikan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah, dan peningkatan pendapatan nasional, 8) membantu pembangunan daerah-daerah terpencil, 9) mempercepat perputaran perekonomian pada negara-negara penerima kunjungan wisatawan, 10) dampak penggandaan yang ditimbulkan pengeluaran wisatawan, sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan daerah tujuan wisata (DTW) yang dikunjungi wisatawan.

Tabel Input-Output

Alat analisis Input-Output pertama kali dikembangkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an. Model Input-Output dapat menunjukkan aliran keterkaitan antar sektor dalam suatu perekonomian. Model Input-Output didasarkan 3 asumsi yaitu:

1. Keseragaman yaitu suatu komoditas hanya dihasilkan secara tunggal dan tidak ada subtitusi output diantara berbagai sektor.

2. Kesebandingan yaitu prinsip dimana fungsi produksi bersifat linear dan homogen. Artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan pemakaian input yang proporsional, dan

3. Penjumlahan ialah suatu prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi dipelbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah. Dalam model Input-Output pengaruh interaksi ekonomi dapat diklasifikasikan kedalam 3 jenis, yaitu : pengaruh langsung (pengaruh yang langsung dirasakan oleh suatu sektor yang outputnya digunakan sebagai input dari produksi sektor yang bersangkutan), pengaruh tidak langsung (pengaruh yang dirasakan oleh suatu sektor yang outputnya tidak digunakan sebagai input dari sektor yang bersangkutan), dan pengaruh total (pengaruh secara keseluruhan dalam perekonomian dimana sektor yang bersangkutan berada). Model


(21)

Input-7 Ouput sebagai alat pengambil keputusan dalam merencanakan pembangunan sektoral karena dapat melihat sektor mana saja yang dapat dijadikan leading sector.

Tabel 4 Struktur Tabel Input-Output Output

Input

Sektor produksi

(KUADRAN I) Permintaan

akhir (KUADRAN

II)

Total output

1 2 … N

Sektor Produksi

1 Z11 Z12 … Z1n Y1 X1

2 Z21 Z22 … Z2n Y2 X2

… … … …

N Zn1 Zn2 … Znn Yn Xn

Input primer (KUADRAN III)

V V1 V2 … Vn

KUADRAN IV

Total input X X1 X2 … Xn

Sumber : Daryanto dan Hafizrianda, 2010.

Isi sel menurut garis horizontal (baris) menggambarkan output suatu sektor dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, secara umum persamannya adalah :

Isi sel menurut garis vertikal (kolom) menggambarkan distribusi pemakaian input antara dan input primer dalam suatu sektor produksi, secara umum persamannya adalah :

Ada 4 kuadran di dalam Tabel Input-Output : 1) kuadran I merupakan transaksi antara barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, 2) kuadran II menunjukkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir, 3) kuadran III menunjukkan pembelian input yang dihasilkan diluar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara, dan 4) kuadran IV merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara.

Penelitian Terdahulu

Pramana (2013) melakukan penelitian sektor pariwisata di Kabupaten Badung, berdasarkan hasil analisis terhadap Tabel Input-Output Kabupaten Badung tahun 2009 klasifikasi 54 sektor, sektor pariwisata menempati urutan paling tinggi berdasarkan total permintaan dan memiliki keterkaitan yang cukup


(22)

8

tinggi dengan sektor-sektor lainnya. Dilihat dari nilai koefisien penyebaran yang kurang dari 1, mengindikasikan kurang mampu untuk meningkatkan sektor hulunya, sedangkan dampak multipliernya memberikan dampak yang positif terhadap sektor perekonomian. Sektor perdagangan menjadi sektor kunci dikarenakan pengaruh dari sektor pariwisata tersebut.

Santri (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Potensi Sektor Pariwisata Untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja dan Pendapatan Masyarakat Provinsi Bali”. Berdasarkan hasil analisis terhadap Tabel Input-Output Provinsi Bali tahun 2007 (updating) sektor pariwisata memiliki peran yang relatif besar terhadap struktur perekonomian Provinsi Bali. Selain itu, sektor pariwisata secara keseluruhan memiliki keterkaitan (langsung dan langsung dan tidak langsung) yang tinggi baik sektor pengguna input maupun output dan hasil analisis terhadap dampak penyebaran sektor pariwisata menunjukkan bahwa kepekaan penyebaran lebih besar dibandingkan dengan koefisien penyebaran. Dari hasil analisis multiplier pendapatan dan tenaga kerja tipe I dan tipe II, subsektor atraksi budaya merupakan subsektor pariwisata yang paling berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi di Provinsi Bali.

Nurdiana (2011) melakukan penelitian kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian berdasarkan hasil analisis terhadap Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat tahun 2003, menunjukkan secara keseluruhan sektor pariwisata cukup berkontribusi besar dalam perekonomian dengan menduduki peringkat rata-rata ke-5 dan berkontribusi cukup besar terhadap perekonomian Provinsi Jawa Barat dalam hal penyediaan dan peningkatan output, baik barang maupun jasa. Namun dalam penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata berkontribusi rendah.

Arabsheibani dan Delgado (2002) melakukan penelitian dengan judul

Tourism Multiplier Effect on Peru” dengan menggunakan data Tabel

Input-Output tahun 2002 klasifikasi 61 sektor yang diagregasi menjadi 49 sektor. Dalam penelitian ini sektor pariwisata terdiri dari 11 subsektor pendukung. Hasil penelitian menunjukkan sektor pariwisata memberikan efek ekonomi dari segi output, pendapatan, dan tenaga kerja. Pengeluaran wisatawan lebih banyak digunakan untuk jasa kereta api dan angkutan darat (3.65), penyewaan mobil (2.74) dan restaurant (2.32). Untuk peluang pekerjaan, jasa kereta api dan angkutan darat (5.19), hotel bintang 3, 4 dan 5 memiliki peluang yang lebih baik bila dibandingkan jasa transportasi seperti taksi (1.95). Selain itu jasa penyewaan mobil (3.27) dan akomodasi (3.06) memiliki peluang yang kuat dalam penciptaan lapangan kerja.

Surugiu melakukan penelitin dengan judul “The Economic Impact of Tourism. An Input-Output Analysis” untuk melihat dampak sektor hotel dan restauran dengan menggunakan Tabel Input-Output Tahun 2002 dan 2005. Pada tahun 2000 multiplier output hotel dan restaurant sebesar 1.56 unit, hal ini menunjukkan jumlah kebutuhan langsung dan tidak langsung dari seluruh sektor apabila terjadi penambahan 1 unit RON dari permintaan akhir, sedangkan pada tahun 2005 kenaikan 1 unti RON di permintaan akhir akan meningkatkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar 1.736 RON. Hasil multiplier tenaga kerja pada tahun 2000 berada pada peringkat 9, sedangkan pada tahun 2005 naik menjadi peringkat 5.


(23)

9 Kerangka Penelitian

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian dalam periode tertentu. PDRB yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang akan memengaruhi pembangunan ekonomi suatu daerah. Adanya saling keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi akan berdampak pada perekonomian. Perekonomian Kabupaten Belitung Timur memiliki beberapa sektor yang berperan penting dalam pembentukan PDRB, salah satu nya adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata memiliki potensi untuk dikembangkan yang diharapkan dapat menjadi penggerak utama perekonomian. Metode analisis Input-Output digunakan untuk melihat keterkaitan, dampak penyebaran dan efek multiplier dari sektor pariwisata terhadap sektor lainnya. Analisis Input-Output juga digunakan untuk melihat pembentukan konsumsi pemerintah dan rumah tangga, permintaan dan penawaran, investasi, serta nilai tambah bruto. Pada gambar 1 terdapat kerangka pemikirian yang digunakan dalam penelitian.

Gambar 1 Kerangka pemikiran Analisis Input-Output

(Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010)

Sektor Kunci

Kontribusi Sektor Pariwisata dan Subsektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Analisis Multiplier Analisis Keterkaitan Analisis Dampak

Penyebaran

Pembangunan Kabupaten Belitung Timur melalui Pengembangan Sektor Pariwisata

Perekonomian Kabupaten Belitung Timur Sektor Pariwisata


(24)

10

METODE

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 klasifikasi 60 yang diagregasi menjadi 20 sektor. Data pendukung berasal dari BPS Pusat, BPS Kabupaten Belitung Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur, dan sumber lainnya. Data diolah dengan menggunakan alat analisis Input-Output Analysis for Practitioners (IOAP) Complementary Version 1.0.1 dan Microsoft Excel 2010.

Metode Analisis Data Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem ekonomi. Keterkaitan ini terdiri dari, keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung ke belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang (Priyarsonono et al. 2007).

1. Keterkaitan Langsung ke Depan

Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total.

Keterangan:

KDi = keterkaitan langsung ke depan

αij = unsur matriks koefisien teknis 2. Keterkaitan Langsung ke Belakang

Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total.

Keterangan :

KBi = keterkaitan langsung ke belakang

αij = unsur matriks koefisien teknis

3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan

Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor tersebut serta memasukkan upah dan konsumsi rumah tangga secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.


(25)

11

Keterangan:

KDLTi= keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief model tertutup

4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

Menunjukkan akibat dari suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara serta memasukkan upah dan konsumsi rumah tangga bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.

Keterangan:

KBLTi = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor i g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief model tertutup

Analisis Dampak Penyebaran 1. Koefisien Penyebaran

Koefisien penyebaran untuk mengetahui distribusi manfaat dari suatu pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Sektor j dikatakan mempunyai koefisien penyebaran yang tinggi apabila nilai Pdj lebih besar dari 1 dan sebaliknya jika nilai Pdj kurang dari 1.

Keterangan:

Pdj = kepekaan penyebaran sektor j

g*ij = unsur matriks kebalikan Leontief model tertutup

2. Kepekaan Penyebaran

Konsep kepekaan penyebaran untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor idikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai Sdilebih besar dari 1 dan sebaliknya jika nilai Sdi kurang dari 1.

Keterangan:

Sdi = kepekaan penyebaran sektor i


(26)

12

Analisis Pengganda (Multiplier)

Daryanto dan Hafizrianda (2010) menjelaskan analisis pengganda untuk mengamati seberapa besar perubahan output suatu sektor produksi jika terjadi perubahan dalam variabel-variabel eksogennya. Menurut Nazara (1997), 3 variabel yang selalu menjadi perhatian utama dalam analisis pengganda adalah output sektor-sektor produksi, pendapatan rumah tangga dan lapangan pekerjaan. Terdapat 2 tipe analisis multiplier yaitu tipe I dan tipe II. Analisis pengganda dengan menggunakan model analisis Input-Output tertutup dilihat dari tipe II dengan memasukkan rumah tangga sebagai faktor yang endogen dalam analisis sehingga akan menghasilkan angka penggandaan total. Matriks kebalikan Leontief yang didapatkan tidak hanya menampilkan efek langsung dan efek tidak langsung dalam perubahan faktor–faktor permintaan eksogen, namun juga memasukkan efek tambahan berupa induced effect akibat faktor rumah tangga yang endogen tersebut (Nazara 2005).

West dan Jensen (1980) dalam Daryanto dan Hafizrianda (2010) membedakan kategori dampak berganda menjadi: (1) dampak awal atau initial effect, (2) dampak kegiatan imbasan kegiatan produksi atau production induced impact yang terdiri atas, pengaruh putaran pertama (first round effect) dan pengaruh putaran ke-2 atau pengaruh dukungan industri (industrial support effect), dan (3) dampak imbasan konsumsi atau consumption induced effect. Selain itu terdapat dampak luberan. Selengkapnya berbagai ukuran dampak pengganda terdapat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5 Rumus perhitungan multiplier effect menurut tipe dampak

Tipe dampak Output Pendapatan

Dampak awal 1 Pi

Dampak langsung ∑aij ∑aij Pi

Dampak tidak langsung ∑gij -1-∑aij ∑gij Pi –Pi-∑aij Pi Dampak imbasan konsumsi ∑(g*ij – gij) ∑(g*ijPi – gijPi)

Dampak total ∑g*ij ∑g*ijPi

Dampak luberan ∑g*ij-1 ∑g*ijPi-Pi

Catatan: aij adalah koefisien input langsung, gij adalah koefisien input invers Leontif terbuka, g*ij adalah koefisien invers Leontif tertutup, dan Pi adalah koefisien pendapatan rumah tangga. Sumber : Daryanto dan Hafizrianda, 2010.

Sektor Kunci

Model Input-Ouput dapat digunakan sebagai alat pengambil keputusan dalam merencanakan pembangunan sektoral. Dari hasil analisis Input-Output bisa diputuskan sektor-sektor mana saja yang dijadikan sebagai leading sector atau sektor pemimpin dalam pembangunan ekonomi. Ramussen (1956) dalam Daryanto dan Hafizrianda (2010) menggunakan 2 indeks yaitu koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran untuk melakukan perbandingan besarnya derajat keterkaitan antar sektor.

Selain itu, menurut Cochrane (1990) dalam Daryanto dan Morison (1992) dapat juga menentukan sektor kunci dilihat dari total ranking multiplier dari setiap sektor yang terdiri dari Total Output Multiplier (TOM) dan Total Income Multiplier (TIM). Ranking terendah dari semua sektor merupakan sektor kunci dalam pembangunan ekonomi.


(27)

13 Konsep dan Definisi Operasional Data

1. Output

Seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor-sektor ekonomi produksi yang ada disuatu wilayah.

2. Input Antara

Input antara mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh suatu sektor dalam kegiatan produksi. Barang dan jasa tersebut berasal dari produksi sektor-sektor lain dan juga produksi sendiri.

3. Input Primer

Balas jasa yang diciptakan/diberikan kepada faktor-faktor produksi yang berperan dalam proses produksi. Input primer disebut juga nilai tambah bruto dan merupakan selisih antara nilai output dengan input antara. Input primer mencakup: (1) upah dan gaji yang merupakan balas jasa yang diberikan kepada buruh/karyawan, baik dalam bentuk uang maupun barang, termasuk dalam upahdan gaji, semua tunjangan dan bonus, uang lembur yang diberikan perusahaan kepada pekerja, (2) surplus usaha merupakan selisih nilai tambah setelah dikurangi oleh upah atau gaji, penyusutan dan pajak tak langsung netto, (3) penyusutan merupakan nilai penyisihan keuntungan perusahaan untuk akumulasi pengganti barang modal yang habis pakai, dan (4) pajak tak langsung netto merupakan pajak yang dikenakan pemerintah untuk setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

4. Transaksi Antara

Transaksi yang terjadi antar sektor yang berperan sebagai konsumen dan produsen. Sektor yang berperan sebagai produsen dan sektor produksi merupakan sektor pada masing-masing baris, sedangkan sektor sebagai konsumen ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom. Transaksi yang dicakup dalam transaksi antara hanya transaksi barang dan jasa yang terjadi dalam hubungannya dengan proses produksi.

5. Permintaan Akhir

Merupakan permintaan akan barang dan jasa untuk keperluan konsumsi bukan untuk proses produksi terdiri atas : (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pembelian barang dan jasa oleh rumah tangga, baik untuk makanan maupun non makanan, mencakup pula barang-barang hasil produksi sendiri dan pembelian pihak lain, (2) pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup semua pembelian barang dan jasa oleh pemerintah yang bersifat rutin (current expenditure), termasuk pembayaran gaji pegawai, (3) pembentukkan modal tetap mencakup semua pengeluaran untuk pengadaan barang modal baik dilakukan oleh pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta, (4) perubahan stok merupakan selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun dengan nilai stok pada awal tahun. Stok biasanya diatur oleh produsen dan merupakan hasil produksi yang belum dijual kekonsumen, dan (5) ekspor impor yaitu transaksi barang dan jasa antar penduduk dalam suatu wilayah dengan luar wilayah. Perbandingan ekspor dan impor secara keseluruhan untuk setiap komoditas menunjukkan terjadinya surplus atau defisit perdangan regional.


(28)

14

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR

Kondisi Geografis Kabupaten Belitung Timur

Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Belitung Timur yang beribukota di Manggar merupakan pemekaran dari Kabupaten Belitung pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan dasar hukum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2005.

Kabupaten yang memiliki motto “Satu Hati Bangun Negeri” ini secara geografis

terletak pada 107o 45‟ – 108o 18‟ Bujur Timur dan 02o 30‟ – 03o 15‟ Lintang Selatan, dengan batas- batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Barat : Laut China Selatan  Sebelah Timur : Selat Karimata  Sebelah Utara : Laut Jawa

 Sebelah Selatan : Kabupaten Belitung

Total luas wilayah Kabupaten Belitung Timur mencapai 17 967.94 km2 yang terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut. Luas daratan ±2 506.91 km2 atau 13.95% dari total wilayah dan ±15 461.03% atau 86.05% dari total wilayah Kabupaten Belitung Timur. Wilayah daratan terbagi dalam 7 kecamatan yaitu Kecamatan Dendang, Simpang Pesak, Gantung, Simpang Renggiang, Manggar, Damar dan Kelapa Sampit dan terdapat 39 desa.

Sumber: www.belitungku.com

Gambar 2 Sketsa Kabupaten Belitung Timur

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Penduduk Kabupaten Belitung Timur berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 berjumlah 110 315 jiwa, terdiri dari 56 969 jiwa laki-laki dan 53 346 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan sebesar 44 jiwa/km2, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 109 809 jiwa kemudian meningkat sebesar 112 569 jiwa pada tahun 2012. Hingga pada tahun 2013 mengalami peningkatan lagi sebesar 114 469 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 673 535 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 624 633 jiwa dengan tingkat kepadatan sebesar 45 66 jiwa/km2.

Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Belitung Timur berdasarkan kriteria BPS, BAPPENAS dan UNDP (United Nations Development Programme) pada tahun 2007-2012 tergolong menengah ke atas dengan


(29)

15 menduduki peringkat ke-4 dari 7 kabupaten/kota se-Kepulauan Bangka Belitung atau peringkat 1 dari 4 kabupaten pemekaran.

Pada tahun 2010 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Belitung Timur sebesar 3.98%, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 hingga mencapai 2.51% dan terus menurun hingga tahun 2013. Hal ini juga di ikuti dengan jumlah orang bekerja di Kabupaten Belitung Timur yang terus bertambah dari 49 752 orang pada tahun 2011 hingga mencapai 53 758 orang pada tahun 2013.

Tabel 6 Statistik ketenagakerjaan Kabupaten Belitung Timur tahun 2009-2013 Status 2009 2010 2011 2012 2013 Angkatan kerja (orang) 2 195 2 061 1 348 1 329 1 211 Bekerja (orang) 41 730 49 752 52 448 53 502 53 758

TPT (persen) 5.00 3.98 2.51 2.42 2.20

Sumber: Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka, 2014.

Kondisi Perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan dari pembangunan ekonomi. Kondisi perekonomian Kabupaten Belitung Timur di lihat dari PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. Tabel di bawah ini menunjukkan tren perkembangan yang positif tahun 2009-2013. Pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp 886 184 milyar dengan laju pertumbuhan sebesar 5.85%. Kontribusi PDRB atas dasar harga konstan didominasi oleh sektor pertanian sebesar 29.79% terhadap pembentukan PDRB. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp 2 375 850 triliun dengan perkembangan sebesar 16.95%. dan nilai kontribusi terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran (Belitung Timur Dalam Angka, 2014).

Tabel 7 PDRB Kabupaten Belitung Timur Tahun 2009-2013 Tahun Harga berlaku

(juta rupiah)

Perkembangan (%)

Harga konstan (juta rupiah)

Pertumbuhan (%)

2009 2 031 585 11.93 837 235 4.85

2010 2 375 850 16.95 886 184 5.85

2011 2 691 048 13.27 938 986 5.97

2012 3 106 645 15.44 996 543 6.13

2013 3 506 738a 12.88 1 049 709a 5.33 a

angka sangat sementara. Sumber: IPM Kabupaten Belitung Timur, 2013. Sektor Pariwisata Kabupaten Belitung Timur

Sektor pariwisata menjadi salah satu yang diprioritaskan sesuai dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) tahun 2005-2025 yaitu menjadikan Kabupaten Belitung unggul di bidang industri, jasa dan pariwisata berbasis kelautan dan pertanian. Tabel 8 menunjukkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata Kabupaten Belitung Timur yang mengalami peningkatan


(30)

16

setiap tahunnya, namun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan. Pada tahun 2010 PAD sektor pariwisata sebesar Rp502 juta rupiah atau sebesar 1.50% dari total PAD Kabupaten Belitung Timur, hingga pada tahun 2014 peningkatan PAD mencapai Rp1 820 milyar rupiah.

Tabel 8 PAD Kabupaten Belitung Timur tahun 2010-2014 (juta rupiah)

Tahun PAD pariwisata Total PAD Kabupaten %

2010 502 33 499 1.50

2011 1 082 47 980 2.26

2012 1 218 47 623 2.56

2013 1 140 56 946 2.00

2014 1 820 72 819 2.50

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur, 2015.

Fasilitas kepariwisataan sebagai pendukung sarana dan prasarana sektor pariwisata di Belitung Timur termasuk relatif kecil, berdasarkan tabel 9 jumlah hotel hingga tahun 2013 hanya berjumlah 15. Namun, peningkatan jumlah kamar dan tempat tidur meningkat setiap tahunnya.

Tabel 9 Fasilitas kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur

Tahun Akomodasi Hotel Jumlah kamar Tempat tidur

2009 15 8 96 115

2010 15 15 132 235

2011 16 15 163 251

2012 16 15 166 209

2013 16 15 193 269

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Belitung Timur, 2014.

Obyek Wisata Kabupaten Belitung Timur

Obyek wisata di Kabupaten Belitung Timur dibagi menjadi wisata bahari, wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya dan wisata religi diantaranya adalah : 1. Wisata Bahari

a. Pantai Nyiur Melambai

Pantai ini terletak di desa Lalang, Kecamatan Manggar dan berjarak 90 km dari Bandara Hanandjoedin. Pantai ini memiliki pasir yang putih serta terdapat banyak pohon pinus dan kelapa.

b. Pantai Serdang

Pantai ini terletak di tengah kota Manggar dan dekat dengan pasar modern Lipat Kajang, dari bandara sekitar 80,5 km. Dengan karakteristik pantai yang panjang berpasir putih lembut dan warna air laut yang beragam, mulai dari hijau muda sampai biru tua, membuat pantai ini sangat indah sangat cocok untuk berenang dan snorkeling.


(31)

17 Pantai ini terletak di balik sebuah bukit di kecamatan Damar, 77 km dari bandara. Garis pantai yang panjang, warna air laut yang biru dan hamparan pasir putih dapat dinikmati oleh pengunjung.

d. Pantai Bukit Batu

Destinasi ini terletak di Kecamatan Damar berjarak 70 km dari Bandara Hanandjoeddin. Pengunjung dapat menikmati pantai dengan batu-batuan alam besar dan kecil yang tersebar indah di sekitar pantai ini. Ciri khas pantai ini adalah tidak ada pantai berpasir yang lebar tapi letaknya berdampingan dengan bukit.

e. Pantai Punai

Pantai ini terletak di ujung Selatan Kabupaten Belitung Timur yaitu Kecamatan Dendang dan berjarak 86 km dari bandara.. Di pantai ini tersebar granit besar maupun kecil yang berbeda dari pantai lainnya.

f. Pulau Ayam

Pulau ini terletak di Desa Batu Penyu, Kecamatan Gantung. Pulau ini tidak terlalu besar dan banyak bintang laut dan cocok untuk berenang serta snorkeling.

g. Pulau Bukulimau

Pulau ini terletak di Desa Bukulimau, Kecamatan Manggar. Pulau ini kaya akan terumbu karang sehingga cocok untuk snorkeling, terumbu karang yang banyak hidup di daerah ini adalah Cinulana, SP dan Porites Lobata 2. Wisata Alam

a. Danau Mempayak

Danau ini terbentuk karena adanya penambangan timah puluhan tahun yang lalu. Letaknya 72 km dari Bandara Hanandjoeddin, di Desa Mempaya Kecamatan Damar. Lokasinya sangat strategis karena berada di jalur utama Manggar – Tanjung Pandan. Secara karakteristik danau ini unik karena airnya yang jernih.

b. Wisata Mangrove Sungai Bandoeng

Hutan Mangrove yang ada di Belitung Timur tepatnya di Sungai Bandoeng Desa Lipat Kanjang, Kecamatan Manggar. Wisata mangrove ini dimulai dari Dermaga Kolong Badoeng menjelajahih hutan angrove dari atas kapal. c. Agrowisata Bukit Pangkuan & Kebun Durian Monthong

Agrowisata Bukit Pangkuan terletak di Kecamatan Kelapa Kampit dengan latar belakang perbukitan dan danau. Terdapat area outbond dan sarana untuk camping ground, sedangkan kebun durian monthong terletak di Desa Mayang Kelapa Kampit.

d. Bukit Samak/Gubok Berangsai

Bukit ini terletak di ibukota Kabupaten Belitung Timur dan berjarak 80.5 km dari bandara. Gubok Berangsai artinya gubuk tempat bersantai, karena berada di dataran paling tinggi di tanah kota, pengunjung dapat menikmati pemandangan laut yang indah di sekeliling lokasi.

3. Wisata Sejarah a. Situs Raja Balok

Situs makam/keramat raja balok berada di Desa Balok Lama, Kecamatan Dendang. Kerajaan Balok merupakan kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Belitong. Biasanya pada hari tertentu banyak pengunjung yang datang kesini untuk berziarah, berdoa atau sekedar melihat-lihat.


(32)

18

b. Bendungan Pice

Bangunan peninggalan Belanda yang mulai dibangun pada tahun 1943. Hingga kini bangunan ini dijadikan objek wisata sejarah di Dusun Canggu. Selain sebagai alat pengatur debit, banyak wisatawan datang untuk menikmati pemandangan sekitar.

c. Open Pit & Stoven

Sejarah Kepulauan Bangka Belitung tak lepas dari pertambangan biji timah yang semula dilakukan oleh Belanda. Bekas-bekas pertambangan yang pernah dibuat Belanda masih dapat kita lihat saat ini.

4. Wisata Budaya a. Museum Kata

Museum Kata terletak di Desa Selinsing, Kecamatan Gantung. Museum ini berupa bangunan rumah tinggal tradisional. Dulu ini adalah rumah tinggal penulis novel „Laskar Pelangi‟ karya Andrea Hirata. Pengunjung akan disuguhi dengan banyak kata-kata dan gambar-gambar di dalam museum ini.

b. Replika SD Laskar Pelangi

Replika SD ini terletak di Dusun Bukit Raya berdekatan dengan Galeri Rakyat Laskar Pelangi. Replika bangunan sekolah dasar ini menjadi lokasi syuting film Laskar Pelangi. Bangunan ini berdiri di atas sebuah bukit pasir dan terlihat sudah tua dengan penyangga kayu sepanjang ±5m dan beratapkan seng.

5. Wisata Religi a. Kuil Dewi Kwan Im

Vihara ini terletak di daerah perbukitan di Desa Burung Mandi, Kecamatan Damar, yang sudah berdiri selama ±300 tahun. Di dalam area ibadah ini terdapat patung Buddha yang terletak di altar dan lukisan Dewi Kwan Im.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peranan Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Struktur perekonomian wilayah Kabupaten Belitung Timur terdiri atas stuktur output sektoral, struktur permintaan, struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, dan struktur nilai tambah bruto.

Struktur Output Sektoral

Nilai total output sektoral Kabupaten Belitung Timur sebesar Rp4 532 711 triliun. Nilai total tersebut merupakan hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2010. Lampiran 9 menunjukkan nilai output sektoral dari masing-masing sektor perekonomian. Nilai output sektoral terbesar yaitu sektor industri pengolahan (3) sebesar Rp1 173 135 triliun (25.88%). Sektor pariwisata yang


(33)

19 terdiri atas 5 subsektor yaitu transportasi dan pergudangan (8), penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum (9), informasi dan komunikasi (10), jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya (14) dan kebudayaan, hiburan dan rekreasi (18) memiliki nilai output sektoral sebesar Rp300 579 milyar (6.63%).

Struktur Permintaaan

Berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010 pembentukan nilai permintaan antara sebesar Rp1 394 772 triliun dan permintaan akhir sebesar Rp3 137 939 triliun. Penjumlahan permintaan antara dan permintaan akhir akan menghasilkan total permintaan sebesar Rp4 532 711 triliun. Nilai kontribusi dari setiap sektor terdapat pada lampiran 10. Sektor yang memiliki kontribusi permintaan antara terbesar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (1) sebesar Rp312 791 milyar (22.43%). Urutan ke-2 yaitu sektor pertambangan dan penggalian (2) sebesar Rp299 245 milyar (21.46%). Sektor industri pengolahan (3) menempati urutan ke-3 dengan nilai sebesar Rp263 536 milyar (18.90%).

Dari sisi permintaan akhir, sektor industri pengolahan (3) merupakan sektor dengan nilai kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp909 599 milyar (28.99%). Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (1) menempati urutan ke-2 dengan nilai sebesar Rp495 674 milyar (15.80%). Sementara sektor pertambangan dan penggalian (2) menempati urutan ke-3 dengan nilai sebesar Rp432 380 milyar (13.80%).

Sektor pariwisata memiliki jumlah permintaan sebesar Rp300 579 milyar atau sebesar 6.63% dari total jumlah permintaan. Nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan permintaan antara sebesar Rp123 643 milyar dan permintaan akhir sebesar Rp176 936 milyar. Subsektor transportasi dan pergudangan (8) memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian sektor pariwisata yaitu sebesar Rp129 604 milyar (2.86%) dan juga memiliki nilai permintaan antara tertinggi yaitu sebesar Rp57 830 milyar (4.15%). Untuk nilai kontribusi permintaan akhir, subsektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum (9) memiliki nilai permintaan akhir terbesar yaitu sebesar Rp88 923 milyar (2.83%).

Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah

Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah terdapat pada lampiran 11. Jumlah konsumsi rumah tangga berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 sebesar Rp608 511 milyar. Sektor pariwisata memiliki jumlah konsumsi rumah tangga ke-2 terbesar setelah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (7) sebesar Rp140 510 milyar atau 23.09% dari total konsumsi rumah tangga. Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (1) menempati urutan ke-3 dengan jumlah konsumsi rumah tangga sebesar Rp124 359 milyar (20.44%).

Di antara 5 subsektor pendukung sektor pariwisata, subsektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum (9) memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp88 923 milyar (14.61%). Di urutan ke-2, subsektor transportasi dan pergudangan (8) sebesar Rp35 348 milyar (5.81%) dan subsektor informasi


(34)

20

dan komunikasi (10) diurutan ke-3 dengan jumlah kontribusi sebesar Rp9 421 milyar (1.55%).

Jumlah total konsumsi pemerintah sebesar Rp254 409 milyar, dengan jumlah alokasi terbesar untuk sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (15) sebesar Rp210 931 milyar (82.91%). Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17) menempati urutan ke-2 sebesar Rp24 337 milyar (9.57%) dan sektor jasa pendidikan sebesar Rp19 141 milyar (7.52%). Struktur Investasi

Jumlah investasi pada Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 merupakan penjumlahan dari pembentukan modal tetap dan perubahan stok (lampiran 12). Pada tahun 2010 total investasi Kabupaten Belitung Timur sebesar Rp627 691 milyar. Investasi pada sektor pariwisata hanya sebesar Rp9 600 milyar atau 1.53% dari total investasi, yang terdiri dari pembentukan modal tetap sebesar Rp88 juta dan perubahan stok sebesar Rp9 512 milyar. Jumlah investasi pada subsektor pariwisata hanya berasal dari subsektor transportasi dan pergudangan (8) dengan jumlah pembentukan modal tetap dan perubahan stok yang sama dengan jumlah investasi sektor pariwisata, sedangkan untuk ke-4 subsektor lain memiliki nilai investasi sebesar 0%.

Struktur Ekspor dan Impor

Berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, jumlah nilai net ekspor sebesar Rp1 036 194 triliun yang merupakan hasil pengurangan dari ekspor dan impor. Ekspor Kabupaten Belitung Timur lebih besar dari pada impor yaitu sebesar Rp1 647 328 triliun dan impor hanya sebesar Rp611 134 milyar. Nilai positif pada net ekspor mengindikasikan bahwa terjadi surplus perdagangan dalam perekonomian Kabupaten Belitung Timur. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap surplus perdagangan yaitu sektor industri pengolahan (3) dengan nilai net ekspor sebesar Rp487 921 milyar atau 47.09% dari total net ekspor Kabupaten Belitung Timur.

Sektor pariwisata memberikan kontribusi negatif yaitu sebesar Rp -52 277 milyar terhadap neraca perdagangan Kabupaten Belitung Timur. Dari hasil nilai net ekspor yang negatif bahwasannya sektor pariwisata cenderung lebih besar melakukan impor daripada ekpor. Pada lampiran 13, dari 5 subsektor pendukung sektor pariwisata semua subsektor memliki nilai net ekspor yang negatif. Subsektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum (9) memberikan kontribusi negatif terbesar terhadap struktur net ekspor sektor pariwisata yaitu sebesar Rp-28 086 milyar (2.71%).

Struktur Nilai Tambah Bruto

Jumlah nilai tambah bruto Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 sebesar Rp2 546 797 triliun. Nilai tambah bruto didapat dari penjumlahan 5 komponen yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, pajak tak langsung, dan subsidi. Berdasarkan lampiran 14, surplus usaha merupakan komponen dengan kontribusi terbesar terhadap nilai tambah bruto sebesar Rp1 484 568 triliun. Upah dan gaji menjadi komponen ke-2 terbesar sebagai penyumbang kontribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar Rp767 221 milyar dan urutan ke-3 adalah penyusutan


(35)

21 sebesar Rp219 173 milyar. Urutan berikutnya adalah pajak tidak langsung dan subsidi sebesar Rp65 839 milyar dan Rp-9 996 milyar.

Dari jumlah nilai tambah bruto, sektor dengan nilai terbesar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (1) sebesar Rp697 522 milyar (27.60%), sedangkan sektor pertambangan dan penggalian (2) memiliki nilai kontribusi sebesar Rp427 755 milyar (16.93%) dan urutan ke-3 adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda (7) sebesar Rp400 483 milyar (15.85%).

Untuk sektor pariwisata, memiliki nilai kontribusi sebesar Rp134 643 milyar atau 5.29% dari total nilai tambah bruto. Subsektor transportasi dan pergudangan (10) memiliki kontribusi terbesar yaitu Rp49 439 milyar (1.96%), selanjutnya adalah subsektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum (9) sebesar (1.60%), dan untuk ke-3 subsektor lainnya mempunyai nilai kotribusi yang kurang dari 1%.

Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor. Keterkaitan ini terdiri dari, keterkaitan langsung (ke depan dan ke belakang) dan keterkaitan langsung dan tidak langsung (ke depan dan ke belakang). Nilai keterkaitan langsung diperoleh dari nilai koefisien teknis, sedangkan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung diperoleh dari matriks kebalikan Leontief tertutup.

Keterkaitan ke Depan (forward linkage)

Keterkaitan ke depan dibagi menjadi 2, yaitu Keterkaitan Langsung ke Depan (KD) dan Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan (KDLT). Nilai KD menunjukkan apabila terjadi peningkatan akhir sebesar 1 satuan, maka output suatu sektor yang dialokasikan secara langsung ke sektor tersebut dan juga sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar nilai keterkaitannya. Nilai KDLT menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki keterkaitan baik langsung maupun tidak langsung ke depan terhadap sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri. Keterkaitan ke depan merupakan keterkaitan sektor produksi hulu terhadap sektor produksi hilirnya.

Tabel 10 menunjukkan hasil analisis KD dan KDLT dari masing-masing sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur. Sektor pariwisata memiliki nilai KD sebesar 0.02728 yang berarti bahwa apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output sektor pariwisata yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor pariwisata itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp27 280, sedangkan untuk nilai KDLT sebesar 2.43447 yang berarti bahwa apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output sektor pariwisata yang langsung dan tidak langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor pariwisata itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp2 434 470.


(36)

22

Tabel 10 Keterkaitan output ke depan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Kode sektor KD KDLT

1 0.06901 (1) 2.54665 (2)

2 0.06602 (2) 1.64061 (5)

3 0.05814 (3) 2.35984 (4)

4 0.00680 (7) 1.43895 (7)

5 0.00015 (15) 1.01476 (15)

6 0.00037 (14) 1.01265 (14)

7 0.05522 (4) 3.10756 (1)

Pariwisata 0.02728 (5) 2.43447 (3)

11 0.00121 (11) 1.10173 (11)

12 0.00415 (9) 1.31362 (8)

13 0.00460 (8) 1.24066 (10)

15 0.00159 (10) 1.24939 (9)

16 0.00042 (12) 1.04111 (13)

17 0.00041 (13) 1.04373 (12)

19-20 0.01236 (6) 1.57802 (6)

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, agregasi 15 sektor (diolah). Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat subsektor pendukung sektor pariwisata yang memiliki nilai KD terbesar adalah subsektor transportasi dan pergudangan (8) yaitu sebesar 0.1276, dimana apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output sektor pariwisata yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor pariwisata itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp 127 600, sedangkan subsektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum (9) memiliki nilai KDLT terbesar yaitu sebesar 1.62971 yang apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka output sektor pariwisata yang langsung dan tidak langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor pariwisata itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp Rp 1 629 710.

Tabel 11 Keterkaitan output ke depan subsektor pariwisata Kabupaten Belitung Timur

Kode subsektor KD KDLT

8 0.01276 (1) 1.56112 (2)

9 0.00249 (4) 1.62971(1)

10 0.00334 (3) 1.21191(4)

14 0.00791 (2) 1.28537 (3)

18 0.00078 (5) 1.06708(5)


(37)

23 Keterkaitan ke Belakang (backward linkage)

Keterkaitan ke belakang dibagi menjadi 2 yaitu, Keterkaitan Langsung ke Belakang (KB) dan Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang (KBLT). Nilai keterkaitan ke belakang menunjukkan seberapa besar niali input yang dibutuhkan oleh suatu sektor baik dari sektor lain maupun dari sektor itu sendiri apabila terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar 1 satuan. Keterkaitan ke belakang merupakan keterkaitan sektor produksi hilir terhadap sektor-sektor produksi hulunya.

Tabel 12 menunjukkan nilai KB dan KBLT sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Belitung Timur. Sektor pariwisata memiliki nilai KB sebesar 0.28889 yang berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka sektor pariwisata akan secara langsung meningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor lainnya termasuk sektor pariwisata sebesar Rp288 890. Untuk nilai KBLT sektor pariwisata sebesar 1.80329. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar Rp 1 juta, maka sektor pariwisata akan meningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor lainnya baik secara langsung dan tidak langsung sebesar Rp1 803 290.

Tabel 12 Keterkaitan output ke belakang sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Kode sektor KB KBLT

1 0.08940 (14) 1.48987 (13)

2 0.35925 (4) 1.87998 (8)

3 0.49181 (1) 2.06075 (6)

4 0.12869 (12) 1.45661 (14)

5 0.09379 (13) 1.32103 (15)

6 0.46860 (3) 2.09638 (5)

7 0.17198 (10) 1.66269 (11)

Pariwisata 0.28889 (5) 1.80329 (9)

11 0.48635 (2) 2.18540 (2)

12 0.24441 (7) 1.54896 (12)

13 0.26246 (6) 1.97725 (7)

15 0.19633 (9) 2.59756 (1)

16 0.16587 (11) 2.15042 (3)

17 0.23019 (8) 2.11545 (4)

19-20 0.08096 (15) 1.76170 (10)

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010, agregasi 15 sektor (diolah). Nilai KB dan KBLT subsektor pendukung pariwisata terdapat pada tabel 13. Dari 5 subsektor pendukung sektor pariwisata, subsektor kebudayaan, hiburan dan rekreasi (18) memiliki nilai KB terbesar yaitu sebesar 0.41676 yang apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka sektor pariwisata akan secara langsung meningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor lainnya termasuk sektor pariwisata sebesar Rp416 760, dan untuk nilai KBLT terbesar yaitu subsektor jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya (14) dengan nilai KBLT 2.06519 artinya apabila terjadi peningkatan


(38)

24

permintaan akhir sebesar Rp1 juta, maka sektor pariwisata akan secara langsung dan tidak langsung meningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor lainnya termasuk sektor pariwisata sebesar Rp2 065 190.

Tabel 13 Keterkaitan output ke belakang subsektor pariwisata Kabupaten Belitung Timur

Kode subsektor KB KBLT

8 0.27420 (4) 1.76774 (4)

9 0.31643 (3) 1.80887 (3)

10 0.11346 (5) 1.52400 (5)

14 0.34835 (2) 2.06519 (1)

18 0.41676 (1) 1.93417 (2)

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, agregasi 20 sektor (diolah).

Analisis Dampak Penyebaran

Analisis dampak penyebaran mencakup koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sektor-sektor mana saja yang mempunyai kemampuan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor hulu dan hilirnya. Nilai kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran yang lebih dari 1 menunjukkan tingginya daya kepekaan (kemampuan) sektor-sektor tersebut untuk membangun atau memacu pertumbuhan industri hulu maupun hilirnya secara keseluruhan, serta berlaku sebaliknya bagi sektor yang bernilai lebih kecil dari 1. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai dampak penyebaran sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur.

Tabel 14 Nilai dampak penyebaran sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Kode sektor Koefisien penyebaran Kepekaan penyebaran

1 0.81196 (14) 0.89305 (9)

2 1.06718 (5) 0.78085 (10)

3 1.17428 (3) 0.69010 (11)

4 0.82288 (13) 1.37250 (2)

5 0.77601 (14) 1.34904 (4)

6 1.19559 (1) 0.48046 (15)

7 0.90492 (11) 0.98677 (8)

Pariwisata 0.99278 (9) 1.18416 (7)

11 1.18982 (2) 1.29593 (6)

12 0.90786 (10) 1.35358 (3)

13 1.01842 (8) 1.31928 (5)

15 1.17006 (4) 0.52447 (14)

16 1.03240 (7) 0.67279 (13)

17 1.05037 (6) 0.67732 (12)

19-20 0.88548 (12) 1.41962 (1)


(39)

25 Tabel 15 Nilai dampak penyebaran subsektor pariwisata Kabupaten Belitung

Timur

Kode subsektor Koefisien penyebaran Kepekaan penyebaran

8 0.97755 (4) 0.99010 (5)

9 1.00814 (3) 1.20813 (3)

10 0.83762 (5) 1.29128 (1)

14 1.07959 (2) 1.22059 (2)

18 1.08771 (1) 1.20466 (4)

Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, agregasi 20 sektor (diolah). Koefisien Penyebaran

Pada tabel 14 menunjukkan nilai koefisien penyebaran dari masing-masing sektor perekonomian di Belitung Timur. Berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, sektor pariwisata memiliki koefisien penyebaran sebesar 0.99278. Nilai koefisien penyebaran kurang dari 1 menunjukkan sektor pariwisata kurang mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya.

Untuk melihat nilai koefisien penyebaran dari masing-masing pendukung subsektor pariwisata terdapat pada tabel 15. Dapat dilihat bahwa dari ke 5 subsektor pendukung sektor pariwisata, subsektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum (9), jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalan dan penunjang usaha lainnya (14), dan kebudayaan, hiburan dan rekreasi (18) memiliki nilai koefisien penyebaran lebih dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya atau meningkatkan output sektor-sektor lainnya yang digunakan sebagai input oleh subsektor tersebut, sedangkan untuk subsektor transportasi dan pergudangan (8), dan informasi dan komunikasi (10) memiliki nilai keterkaitan kurang dari 1 dimana kurang mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya.

Kepekaan Penyebaran

Pada tabel 14 juga menunjukkan nilai kepekaan penyebaran dari masing-masing sektor perekonomian di Kabupaten Belitung Timur. Berdasarkan Tabel Input-Ouput Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, sektor pariwisata memiliki nilai kepekaan penyebaran sebesar 1.18416. Dengan nilai kepekaan penyebaran yang lebih dari 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut mampu memengaruhi pembentukan output sektor lain yang menggunakan input dari sektor pariwisata (sektor hilirnya).

Pada tabel 15 terdapat nilai-nilai kepekaan penyebaran dari masing-masing subsektor pendukung sektor pariwisata. Subsektor dengan nilai kepekaan penyebaran tertinggi adalah subsektor informasi dan komunikasi (10) yaitu sebesar 2.58764. Dari ke-5 subsektor pendukung pariwisata, subsektor transportasi dan pergudangan (10) merupakan satu-satunya yang memiliki nilai kepekaan penyebaran kurang dari 1, sedangkan untuk ke-4 subsektor lainnya memiliki nilai kepekaan penyebaran lebih dari 1, dimana mampu mendorong sektor hilirnya diatas rata-rata.


(40)

26

Analisis Multiplier

Analisis multiplier bertujuan untuk melihat dampak perubahan permintaan akhir suatu sektor ekonomi terhadap semua sektor yang ada tiap satu satuan perubahan jenis pengganda. Analisis multiplier yang dilakukan adalah pada output dan pendapatan dengan menggunakan model Input-Output tertutup yang akan menghasilkan angka multiplier total. Bukan hanya memasukkan dampak langsung dan tidak langsung tetapi juga memperhitungkan dampak tambahan yaitu consumption induced effect akibat masuknya rumah tangga sebagai suatu sektor produksi di perekonomian.

Multiplier Output

Berdasakan tabel 16 yang menunjukkan nilai multiplier output sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Belitung Timur, nilai multiplier output sektor pariwisata sebesar 1.54354 . Hal ini menunjukkan bahwa dengan memasukkan rumah tangga sebagai efek konsumsi masyarakat, jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap sektor pariwisata sebesar Rp1 juta maka ouput pada sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar Rp1 543 540.

Tabel 16 Nilai multiplier output sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Kode

sektor Initial

First Round

Indust

Sup Consumption Total Type II 1 1.00000 0.08940 0.01210 0.16092 1.26241 1.26241 (14) 2 1.00000 0.35925 0.14378 0.15618 1.65921 1.65921 (5) 3 1.00000 0.49181 0.16764 0.16627 1.82572 1.85572 (2) 4 1.00000 0.12869 0.02530 0.12638 1.27938 1.27938 (13) 5 1.00000 0.09379 0.03170 0.08102 1.20651 1.20651 (15) 6 1.00000 0.46860 0.22222 0.16804 1.85885 1.85885 (1) 7 1.00000 0.17198 0.05403 0.18093 1.40694 1.40694 (11) Pariwisata 1.00000 0.28889 0.07090 0.18376 1.54354 1.54354 (9) 11 1.00000 0.48635 0.12619 0.23736 1.84989 1.84989 (3) 12 1.00000 0.24441 0.69870 0.09724 1.41151 1.41151 (10) 13 1.00000 0.26246 0.04232 0.27862 1.5834 1.58340 (8) 15 1.00000 0.19633 0.07217 0.55066 1.81917 1.81917 (4) 16 1.00000 0.16587 0.05351 0.38576 1.60513 1.60513 (7) 17 1.00000 0.23019 0.06163 0.34125 1.63308 1.63308 (6) 19-20 1.00000 0.08096 0.23390 0.27236 1.37671 1.37671 (12) Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, agregasi 15 sektor (diolah).

Pada tabel 17, subsektor yang memiliki nilai multiplier output terbesar adalah subsektor kebudayaan, hiburan dan rekreasi (18) yang berarti dengan masuknya efek konsumsi rumah tangga, apabila terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap subsektor 18 sebesar Rp1 juta maka output sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar Rp1 691 210.


(41)

27 Tabel 17 Nilai multiplier output subsektor pariwisata Kabupaten Belitung Timur

Kode

subsektor Initial

First Round

Indust

Sup Consumption Total Type II 8 1.00000 0.27420 0.07013 0.17561 1.51994 1.51994(4) 9 1.00000 0.31643 0.08002 0.17105 1.56750 1.56750(3) 10 1.00000 0.11346 0.03185 0.15706 1.30237 1.30237(5) 14 1.00000 0.34835 0.05627 0.27397 1.67859 1.67859(2) 18 1.00000 0.41676 0.10228 0.17217 1.69121 1.69121(1) Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, agregasi 20 sektor (diolah).

Multiplier Pendapatan

Tabel 18 menunjukkan nilai multiplier pendapatan pada masing-masing sektor perekonomian di Kabupaten Belitung Timur. Berdasarkan tabel, nilai multiplier pendapatan sektor pariwisata setelah dimasukkan efek induksi konsumsi yaitu sebesar 1.65468. Nilai tersebut menunjukkan dengan masuknya efek konsumsi rumah tangga, apabila terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor pariwisata sebesar Rp1 juta maka akan terjadi peningkatan pendapatan diseluruh sektor perekonomian sebesar Rp1 654 680.

Tabel 18 Nilai multiplier pendapatan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung Timur

Kode

sektor Initial

First Round

Indust

Sup Consumption Total Type II 1 0.18215 0.01628 0.00214 0.02689 0.22746 1.24877 (12) 2 0.11843 0.05393 0.02231 0.0261 0.22077 1.86415 (5) 3 0.10593 0.07427 0.02705 0.02779 0.23503 2.21878 (4) 4 0.13281 0.01914 0.00433 0.02095 0.17724 1.33455 (10) 5 0.08222 0.01348 0.00528 0.01354 0.11452 1.39292 (8) 6 0.10615 0.06786 0.03544 0.02808 0.23753 2.23761 (3) 7 0.18806 0.02636 0.01109 0.03023 0.25575 1.35993 (9) Pariwisata 0.15698 0.05998 0.01208 0.03071 0.25975 1.65468 (6) 11 0.13157 0.13985 0.02443 0.03966 0.33551 2.55012 (2) 12 0.03561 0.07291 0.01268 0.01625 0.13745 3.85974 (1) 13 0.26350 0.07666 0.00713 0.04656 0.39385 1.49470 (7) 15 0.64048 0.03294 0.01295 0.09202 0.77839 1.21531 (14) 16 0.43805 0.03341 0.00936 0.06446 0.54529 1.24482 (13) 17 0.36214 0.05264 0.01056 0.05703 0.48238 1.33200 (11) 19-20 0.32341 0.01133 0.00474 0.04551 0.38500 1.19041 (15) Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur tahun 2010, agregasi 15 sektor (diolah).

Tabel 19 menunjukkan nilai multiplier pendapatan dari 5 subsektor pendukung pariwisata. Subsektor yang memiliki nilai multiplier pendapatan terbesar adalah subsektor kebudayaan, hiburan dan rekreasi (14) dengan nilai sebesar 1.98795 yang artinya dengan masuknya efek konsumsi rumah tangga, jika terjadi peningkatan permintaa pada subsektor tersebut sebesar Rp1 juta maka


(1)

50

Lampiran 10 Struktur permintaan antara dan permintaan akhir perekonomian

Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 (juta rupiah)

Kode sektor Permintaan antara Permintaan akhir Jumlah permintaan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 312791 22.43 495674 15.80 808465 17.84

2 299245 21.46 432380 13.80 731625 16.14

3 263536 18.90 909599 28.99 1173135 25.88

4 30813 2.21 23906 0.76 54719 1.21

5 677 0.05 965 0.03 1642 0.04

6 1655 0.12 415294 13.24 416949 9.20

7 250287 17.95 353747 11.27 604034 13.33

11 5489 0.39 10366 0.33 15855 0.35

12 18826 1.35 33377 1.06 52203 1.15

13 20844 1.49 13965 0.45 34 809 0.77

15 7193 0.52 212942 6.79 220135 4.86

16 1889 0.14 23300 0.74 25189 0.56

17 1880 0.14 30632 0.98 32512 1.72

19-20 56004 4.02 4856 0.16 60860 1.34

Pariwisata 123643 8.86 176936 5.64 300579 6.63

8 57830 4.15 71774 2.29 129604 2.86

9 11292 0.81 88923 2.83 1 00215 2.21

10 15133 1.09 9421 0.30 24554 0.54

14 35837 2.57 92 0.00 35929 0.79

18 3551 0.26 6726 0.21 10277 0.23


(2)

51

Lampiran 11 Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah terhadap

perekonomian Kabupaten Belitung Timur tahun 2010 (juta rupiah)

Kode sektor Konsumsi rumah tangga Konsumsi pemerintah

Jumlah % Jumlah %

1 124359 20.44 0 0.00

2 0 0.000 0 0.00

3 103078 16.94 0 0.00

4 23906 3.93 0 0.00

5 965 0.16 0 0.00

6 0 0.00 0 0.00

7 140664 23.12 0 0.00

11 10366 1.70 0 0.00

12 33377 5.49 0 0.00

13 13965 2.29 0 0.00

15 2011 0.33 210931 82.91

16 4159 0.68 19141 7.52

17 6295 1.03 24337 9.57

19-20 4856 0.80 0 0.00

Pariwisata 140510 23.09 0 0.00

8 35348 5.80 0 0.00

9 88923 14.61 0 0.00

10 9421 1.54 0 0.00

14 92 0.01 0 0.00

18 6726 1.10 0 0.00


(3)

52

Lampiran 12 Struktur investasi sektor-sektor perekonomian Kabupaten Belitung

Timur tahun 2010 (juta rupiah)

Kode sektor Pembentukan

modal tetap Perubahan stok

Investasi

Jumlah %

1 0 21408 21408 3.41

2 0 -20076 -20076 -3.20

3 1417 119282 120699 19.23

4 0 0 0 0.00

5 0 0 0 0.00

6 415294 0 415294 66.16

7 494 80272 80766 12.87

11 0 0 0 0.00

12 0 0 0 0.00

13 0 0 0 0.00

15 0 0 0 0.00

16 0 0 0 0.00

17 0 0 0 0.00

19-20 0 0 0 0.00

Pariwisata 88 9512 9600 1.53

8 88 9512 9600 1.53

9 0 0 0 0.00

10 0 0 0 0.00

14 0 0 0 0.00

18 0 0 0 0.00


(4)

53

Lampiran 13 Struktur ekspor dan impor sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur tahun 2010 (juta rupiah)

Kode sektor Ekspor Impor Nilai net ekspor

Jumlah %

1 34 907 38670 311237 30.04

2 452456 41037 411419 39.70

3 685822 197901 487921 47.09

4 0 24012 -24012 -2.32

5 0 1165 -1165 -0.11

6 0 76541 -76541 -7.39

7 132 317 99667 32650 3.15

11 0 1413 -1413 -0.14

12 0 2620 -2620 -0.25

13 0 843 -843 -0.08

15 0 29579 -29579 -2.85

16 0 7042 -7042 -0.68

17 0 6217 -6217 -0.60

19-20 0 5324 -5324 -0.01

Pariwisata 26826 79103 -52277 -5.05

8 26826 44628 -17802 -1.72

9 0 28086 -28086 -2.71

10 0 1887 -1887 -0.18

14 0 817 -817 -0.08

18 0 3 685 -3685 -0.36


(5)

54

Lampiran 14 Struktur nilai tambah bruto sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Belitung Timur tahun 2010 (juta rupiah)

Kode sektor

Upah dan gaji

Surplus

usaha Penyusutan

Pajak tak

langsung Subsidi

Nilai tambah bruto Jumlah %

1 147262 516 239 24292 9785 -56 697522 27.60

2 86647 270793 57733 12582 0 427755 16.93

3 124269 227939 31277 15179 -385 398279 15.76

4 7267 12421 12003 1044 -9070 23665 0.94

5 135 117 30 41 0 323 0.01

6 44260 80748 15261 4756 0 145025 5.74

7 113596 241821 30263 14803 0 400483 15.85

11 2086 4246 305 94 0 6731 0.27

12 1859 30678 3409 878 0 36824 1.46

13 9172 12398 2120 1140 0 24830 0.98

15 140993 0 6343 0 0 147336 5.83

16 11034 1 581 1210 144 0 13969 0.55

17 11774 3 981 2782 274 0 18811 0.74

19-20 19683 26998 2985 943 0 50609 2.00

Pariwisata 47184 54608 29160 4179 -485 134643 5.29

8 18932 12143 17593 1195 -424 49439 1.96

9 14650 19229 4815 1724 0 40418 1.60

10 4000 11182 4564 174 -39 19881 0.79

14 8346 11282 1930 1038 0 22596 0.89

18 1256 772 258 45 -22 2309 0.09


(6)

55

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 19 Maret 1993 dari ayah Dadi

Hasanudin dan ibu Yunariah. Penulis merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.

Penulis memulai pendidikan di TK Bina Athfal kemudian melanjutkan di SD

Merak dan SMP IT Raudhatul Jannah. Pada tahun 2011 penulis lulus dari SMA N

1 Cilegon dan pada tahun yang sama berhasil lulus SNMPTN Undangan IPB

diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama massa perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus Dewan

Perwakilan Mahasiswa (DPM) selama 2 tahun berturut-turut menjadi staff biro

internal dan kepala divisi biro internal periode 2013/2014. Penulis juga aktif

diberbagai kepanitian diantaranya IAC 2012, GENUS 2012 dan Masa Perkenalan

Fakultas (MPF) Orange FEM.