Minyak Atsiri Kayu Manis

jaringan, namun tetap memiliki kemampuan antibakteri yang sama dengan bahan non-biologi.

2.3 Minyak Atsiri Kayu Manis

Tanaman kayu manis Cinnamomum burmani Bl adalah salah satu tanaman yang biasanya digunakan masyarakat sebagai campuran makanan dan jamu. Kayu manis dikenal dengan nama daerah keningar Indonesia, cinnamon Inggris, holim, holim manis Sumatera, manis jangan Jawa, huru mentek Sunda, modang siak– siak Batak, cingar Bali, kasingar Nusa Tenggara, kanyengar Kangean. Kesingar Nusa tenggara, kecingar, onte Sasak, kaninggu Sumba, pundinga Flores, kayu manis Melayu, madang kulit manih Minang kabau. 12 Menurut taksonominya, kayu manis diklasifikasikan sebagai berikut Rismunandar dan Paimin 2001: 12 • Kingdom : Plantae • Divisi : Gymnospermae • Subdivisi : Spermatophyta • Kelas : Dicotyledonae • Sub kelas : Dialypetalae • Ordo : Policarpicae • Famili : Lauraceae • Genus : Cinnamomum • Spesies : Cinnamomum burmannii Universitas Sumatera Utara Morfologi tanaman berupa pohon, tumbuh tegak, tahunan, tinggi dapat mencapai 15 m. Batang berkayu, bercabang, warna hijau kecoklatan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal meruncing, tepi rata, saat masih muda berwarna merah tua atau hijau ungu, daun tua berwarna hijau. Bunga majemuk malai, muncul dari ketiak daun, berambut halus, mahkota berwarna kuning. Buah buni, warna hijau waktu muda dan hitam setelah tua. Biji kecil-kecil, bentuk bulat telur. Kulit batang mengandung damar, lendir dan minyak atsiri yang mudah larut dalam air. 13 Kayu manis telah lama digunakan sebagai medikasi seperti dalam mengatasi nyeri gigi, iritasi lambung, artritis, bronkitis, demam, diare, disentri, flu, masalah liver, ketegangan otot dan lain-lain. Selain digunakan untuk bumbu masakan dan pembalsam murni, minyak atsiri kayu manis dimanfaatkan sebagai antiseptik, disentri, singkir angin, reumatik, sakit usus, jantung, pinggang, darah tinggi, kesuburan wanita, obat kumur, pasta, deterjen, lotion, parfum, cream, pewangi atau peningkat cita rasa. 13 Beberapa senyawa terpenoid yang ditemukan dalam minyak kayu manis dipercaya memfasilitasi efek pengobatan dari minyak kayu manis. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis diantaranya minyak atsiri, eugenol, safrole, sinnamaldehid, tannin, kalsium oksalat, damar, zat penyamak, pelekat, gula, kalsium, oksalat, dua jenis insektisida cinnzelanin dan cinnzelanol, cumarin dan sebagainya. Yang paling utama yaitu cinnamaldehyde dan eugenol yang telah terbukti memiliki aktifitas antibakteri dan antijamur. 15 Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial karena pada suhu biasa suhu kamar mudah menguap di udara terbuka. Minyak atsiri Universitas Sumatera Utara kayu manis dihasilkan dari dari kayu manis melalui proses destilasi uap. Minyak ini mengandung bahan kimia organik yang berbentuk aroma khas secara terpadu. Minyak atsiri dapat diperoleh dari kulit, ranting dan daun kayu manis. Minyak atsiri yang berasal dari kulit kayu manis komponen terbesarnya ialah sinamaldehid sekitar 60–80, eugenol, beberapa jenis aldehida, benzyl-benzoat, phelandrene dan lain- lainnya. 15 Pada penelitian sebelumnya meneliti efek antibakteri kayu manis terhadap 178 jenis bakteri yang bersal dari 12 kategori yang diisolasi dari rongga mulut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa minyak kayu manis menghambat 99,4 pertumbuhan mikroorganisme tapi tidak efektif terhadap Salmonela para typhy B. Minyak kayu manis diketahui sangat efektif terhadap Streptococcus oralis, Streptococcus anginosus, Streptococcus intermedius, dan Streptococcus sanguis, Enterobakter aerogenes dan Mikrococcus roseus. Penemuan ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang mengamati dan menemukan efek antimikroba yang luar biasa ditunjukkan oleh minyak kayu manis terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. 19 Selain itu telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri dan antifungi minyak atsiri tersebut terhadap 14 spesies bakteri dan 18 spesies fungi. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak atisiri kulit batang mempunyai aktivitas yang kuat terhadap semua bakteri dan fungi uji sedangkan minyak atsiri daun aktif terhadap semua bakteri uji tetapi tidak aktif terhadap dua marga fungi yaitu Aspergillus dan Scedosporium. Aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit batang paling kuat terhadap Bacillus subtilis dengan konsentrasi hambat minimum 0,62 sedangkan aktivitas antifungi terkuat terhadap Candida albicans dengan konsentrasi Universitas Sumatera Utara hambat minimum 1. Aktivitas antibakteri minyak atsiri daun paling kuat terhadap Salmonella typhimurium dan aktivitas anti fungi terkuat terhadap Candida albicans masing-masing dengan konsentrasi hambat minimum 2. 14

2.4 Nilai farmakologis Minyak Atsiri Kayu Manis

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Efek Antibakteri Sea Cucumber (Stichopus Variegatus) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar

2 53 101

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In vitro)

1 47 71

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa.Scheff (Boerl)) Terhadap Enterococcus faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

2 65 72

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 2 21

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 1 2

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 0 11

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 1 32

2.1 Bahan Medikamen Saluran Akar - Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

0 0 11

EFEK ANTIBAKTERI SEA CUCUMBER (Stichopus variegatus) SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP BAKTERI Enterococcus faecalis (In Vitro)

0 0 19