perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.
b. Saham Preferen Prefered Stock
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
2.1.2 Financial Leverage
Financial leverage merupakan tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap hutang dan saham preferen di gunakan dalam struktur modal
perusahaan Brigham, dan Houston 2006:17. Leverage ratio adalah setiap pengunaan aset atau dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap.
Leverage menunjukkan adanya risiko keuangan. Risiko keuangan adalah tambahan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham sebagai dampak dari
leverage ratio. Dalam manajemen keuangan ada 3 tiga macam leverage Brigham dan Houston, 2001:10, yakni:
1.
Operating Leverage Operating leverage merupakan ukuran bagi risiko operasi operating risk atau
business risk yang dapat diketahui dari biaya tetap untuk kegiatan operasi fixed operating cost dan dapat dilihat melalui Laporan RugiLaba. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh pertimbangan efesiensi serta dasar-dasar ekonomis dan karakteristik bisnis dari barang dan jasa yang dijual suatu perusahaan.
2.
Financial Leverage Financial leverage merupakan biaya tetap dari dana hutang fixed financial
charges yang digunakan. Financial leverage tinggi akan menyebabkan financial risk juga tinggi sehingga biaya modal juga akan tinggi.
3.
Total Leverage Total leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan
biaya tetap, baik biaya-biaya tetap operasi maupun biaya-biaya tetap keuangan untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan
terhadap pendapatan per lembar saham biasa. Dalam membangun perusahaan, perusahaan membutuhkan modal. Modal
dapat berasal dari leverage maupun equity. Hutang memiliki dua keunggulan penting: Pertama, bunga yang dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak, yang
selanjutnya akan menurunkan biaya efektif hutang tersebut. Kedua, kreditur akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak
harus membagi keuntungannya jika bisnis berjalan dengan sangat baik. Struktur modal yang optimal harus mencapai sebuah keseimbangan antara risiko dan
pengembalian sahamnya Brigham, dan Houston, 2006:07. Struktur modal yang optimal adalah stuktur yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan.
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang lebih kecil dan arus kas operasi yang lebih stabil dapat menanggung lebih banyak leverage. Risiko yang
muncul akibat hutang digolongkan menjadi risiko bisnis dan risiko keuangan. Warsono, 2003:204. Risiko bisnis adalah ketidakpastian dalam tingkat
pengembalian aktiva ROA dari struktur modal perusahaan. Konsentrasi risiko
bisnis ini terjadi karena pemegang hutang yang menerima pembayaran bunga secara tetap, sama sekali tidak menanggung risiko bisnis dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham Syahrizal, 2009:147. Pendanaan melalui hutang akan meningkatkan tingkat pengembalian yang
diharapkan dari sebuah investasi, tetapi hutang juga meningkatkan tingkat risiko dari investasi tersebut bagi para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang
sahamnya Brigham, dan Houston, 2006:24. Penggunaan hutang jangka pendek atau current liabilities dalam hal ini
tidak terlalu diperhatikan karena sebagian besar dianggap sebagai “spontaneous”, yaitu timbulnya hutang jangka pendek tersebut adalah merupakan suatu hal yang
wajar dalam operasi perusahaan dan adanya hutang jangka pendek ini tidak akan menyebabkan perusahaan membayar kewajiban finansial yang sifatnya tetap
dalam jangka panjang Tangkilisan, 2003: 135. Dengan adanya hutang, maka akan ada pembayaran yang sifatnya tetap dalam bentuk bunga serta pembayaran
pinjaman pokok atau “sinking fund” pada saat yang sudah ditentukan. Penggunan hutang jangka panjang akan memberikan perlindungan pajak
adalah bahwa pembayaran bunga hutang merupakan biaya yang boleh dikurangkan dari pajak bagi perusahaan yang menerbitkan hutang. Hutang
digunakan dengan harapan dapat meningkatkan pengembalian ke para pemegang saham biasa. Hutang akan menguntungkan apabila perusahaan dapat
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada biaya hutang tetap yang harus dibayar Van Horne, dan Wachowicz, 2005; 193.
Ada tiga impliksai penting dari penggunaan hutang adalah: 1. para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan
tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. 2. kreditur akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri sebagai
suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh para pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang
harus dihadapi kreditur. 3. jika perusahaan mendapat hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil
pinjaman lebih besar daripada bunganya yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit.
Ada dua alasan mengapa terjadi efek pengungkitan, yaitu: 1. karena beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan hutang akan dapat
menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang tersedia bagi para investornya.
2. jika laba operasi yang dinyatakan sebagai persentase dari aktiva nyata ternyata melebihi tingkat bunga atas pinjaman, seperti yang biasanya terjadi, maka
sebuah perusahaan dapat menggunakan hutang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas hutang dan masih memiliki sisa sebagai bonus bagi
pemegang sahamnya. Dapat dilihat bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio hutang
relatif tinggi akan memiliki ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian sedang berada dalam keadaan normal Brigham, dan Houston,
2006:103.
Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan. Meskipun komponen biaya ekuitas umumnya lebih besar
daripada hutang, dan hanya menggunakan hutang berbiaya rendah tidak akan memaksimalkan return Brigham, dan Houston, 2006: 30.
Dalam perusahaan dikenal perpanjangan waktu pembayaran hutang dagang, dimana akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Kemampuan
untuk dapat memperpanjang waktu pembayaran hutang dagang akan semakin besar apabila supplier sangat tergantung kepada perusahaan, yang dalam hal ini
berarti perusahaan merupakan pembeli terbesar atau pembeli utama dari produknya. Selain itu juga dapat terjadi karena supplier menyadari bahwa
perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang baru bertumbuh dan sedang berkembang sehingga dengan penundaan waktu pembayaran hutangnya
diharapkan perusahaan dapat berkembang dengan lebih baik pada masa-masa yang akan datang.
2.1.2 Analisis Rasio Keuangan