The Organizational Dynanuc Pesantren in West Java (Cases of Six Pesantren in West Java).

DINAMIKA ORGANISASI PESANTREN
DI PROPINSI JAWA BARAT
(Kasus Pada Enam Pesantren di Propinsi Jawa Barat)

OLEN :

TUBAGUS HASANUDDIN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK
TUBAGUS HASANUDDIN. Dinamika Organisasi Pesantren di Propinsi lawa Barat
(Kasus pada Enam Pesantren di Propinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh PANG S.
ASNGARI, MAKGONO SLAMET, PRABOWO TJITROPRANOTO; dan MASTUHU.
Pesantren memiliki posisi strategis dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pesantren telah banyak memberikan konstribusi dalam bidang pendidikan dan
pembangunan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan dinamika organisasi ,
efektivitas organisasi, kualitas, dan keberdayaan pesantren sangat penting.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian dilakukan di wilayah Propinsi Jawa Barat sejak bulan Desember 2001 sampai
dengan bulan September 2002. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
sebanyak 160 orang yang terdiri dari 90 orang dari pesantren yang mempunyai pondokan
dan 70 orang dari pesantren yang tidak mempunyai pondokan. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik' Uji Beda Dua Sampel Bebas McrnnWi~ilizeydan Analisis Lintasan (Putl~Analysis).
Hasil penelitian yang dilakukan adalah: (1) dinatnika organisasi, efektivitas
organisasi, kualitas organisasi, dan keberdayaan pesantren berada pada kategori sedang,
(2) dinamika organisasi, efektivitas organisasi, kualitas organisasi, dan keberdayaan
pesantren yang mempunyai pondokan lebih tinggi dibandingkan dengan pesantren yang
tidak mempunyai pondokan, (3) dinamika organisasi, efektivitas organisasi, kualitas
organisasi, dan keberdayaan pesantren yang mempunyai pondokan berbeda secara nyata
dengan pesantren yang tidak mempunyai pondokan, (4) dinamika organisasi pesantren
berpengaruh sangat nyata terhadap keberdayaan pesantren, (5) dinamika organisasi
pesantren mempunyai hubungan yang sangat nyata dengan efektivitas organisasi, kualitas
organisasi, dan keberdayaan pesantren, (6) proses organisasi, individu dalam organisasi,
teknologi organisasi, dan inovasi dala~norganisasi pesantren berpengaruh sangat nyata
terhadap dinamika organisasi, efektivitas organisasi, kualitas organisasi, dan keberdayaan
pesantren yang mempunyai pondokan, sedangkan pada pesantren yang tidak mempunyai
pondokan peubah struktur organisasi, individu dalam organisasi, dan inovasi dalam
organisasi pesantren berpengaruh sangat nyata terhadap dinamika organisasi, efektivitas

organisasi, kualitas organisasi, dan keberdayaan pesantren tersebut, (7) kualitas anggota
organisasi pesantren yang mempunyai pondokan lebih baik dibandingkan dengan kualitas
anggota organisasi pesantren yang tidak mempunyai pondokan, (8) kepemimpinan dalam
organisasi pesantren bersifat patemalistik dan belum efektif, (9) pengelolaan organisasi
pesantren belum seluruhnya rnenerapkan prinsip-prinsip organisasi, (10) pesantren yang
terletak lebih dekat dengan pusat kegiatan ekonomi (pasar dan industri) mendapat
tekanan yang lebih berat dibandingkan dengan pesantren yang terletak lebih jauh dari
pusat kegiatan ekonomi, ( I I ) struktur organisasi pesantren bersifat masih mekanik,
(12) teknologi organisasi dan inovasi dalam organisasi pesantren yang mempunyai
pondokan lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi organisasi dan inovasi dalam
organisasi yang terdapat pada pesantren yang tidak mctnpunyai pondokan, (13) inovasi
dala~nbentuk wawasan dan ide-ide baru membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

diadopsi oleh organisasi pesantren, (14) hubungan anggota organisasi dan pemimpin
organisasi pada pesantren yang tidak rnempunyai pondokan lebih intim dibandingkan
dengan di pesantren yang mempunyai pondokan, ( 1 5) kebebasan mengekspresikan diri
anggota organisasi pada pesantren yang tidak metnpunyai pondokan lebih tinggi
dibandingkan dengan di pesantren yang mempunyai pondokan, (16) proses belajar
mengajar yang dilaksanakan di pesantren belutn banyak mengembangkan bentuk diskusi,
(17) pemeliharaan nilai-nilai dan norma-norma pada organisasi pesantren yang

mernpunyai pondokan lebih kuat dibandingkan dengan di pesantren yang tidak
mempunyai pondokan, (18) pesantren yang mempunyai pondokan menunjukkan respon
yang lebih tinggi terhadap teknologi dan inovasi dalam organisasi dibandingkan dengan
pesantren yang tidak mempunyai pondokan, (19) adaptasi terhadap perubahan dari
organisasi pesantren masih belum cepat, (20) pesantren inasih lebih besar menitik
beratkan peranannya sebagai organisasi yang bergerak pada bidang pendidikan dan
pendalatnan ajaran agama, dan (21) arah perubahan organisasi pesantren pada inasa yang
akan datang adaiah mengambil bentuk pesantren kombinasi, yaitu pesantren yang selain
mengajarkan dan mendalami aiaran Agama Islam juga menyelenggarakan pendidikan
umum.

ABSTRACT
TUBAGUS HASANUDDLN. The Organizational Dynanuc Pesantren in West Java (Cases of
Six Pesantren in West Java). Under Advisory Teaill of : PANG S. ASNGARI, MARGONO
SLAhET, PRABOWO TJITROPRANOTO, and MASTUHU.
The position of pesantren in Indonesia is important. For a long time, pesantren
constributed in education and development of society. However, the organizational dynamic,
effectiveness, quality, and enlpowen~lentof pesantren still need to be studied.
The objectives of the research were quantitative and qualitative approach were
implemented in study of organizational dynanuc, effectiveness, quality, and pesantren

empowemlent. The data collection was carried out in West Java Province, since December
2001 until September 2002. The sample number of 160 people, consist of two strata, stratum
1: 90 persons studying in pesantren with doniutory, and stratum II: 70 persons studying in
pesantreli without donnitory. The quantitative data had been analyzed by statistical M ~ M Whltney Test and Path Analysis.
The conclusion of the research are: (1) the level of organizational dynamic,
effectiveness, quality, and pesantren elnpowennent are medium categories, (2) the
organizational dynanuc, effectiveness, quality, and empowern~ent of pesantren with
donnitory are better than pesantren without dormitory, (3) the organizational dynamic,
effectiveness, quality, and pesantren em~owerment are different, (4) the organizational
dynamic of pesantren most affected to pesantren empowenilent, (5) the organizational
dynamic of pesantren have correlations with effectiveness, quality, and pesantren
en~powerment, (6) the organization process, organization individual, organization
teclxlology, and innovation of organization most affected to organizational dy~anlic,
effectiveness, quality, and empowenilent of pesantren with domutoq, and the organization
structure, organization individual, and innovation of organization most affected to
organizational dynamic, effectiveness, quality, and empowennent of pesantren without
dornitory, (7) the student quality of pesantren with dormitory is better than pesantren without
donnitory, (8) the leaderslip of pesantren is paternalistic and ineffective, (9) the organization
management of pesantren before applied management principles, (10) the pesantren to live
near the econonuc centre activities have stressed heavily, (11) the organization structure of

pesantren is luecanically structure, (12) the organizational technology and innovation of
organization pesantren with dormitory is better than pesantren without dormitory, (13) the
innovation of new idea needed a long time to adoption, (14) the relations of student to leader
in pesantren with dornutory is better than pesantren without donlutory, (15) the student
expression of pesantren without donilitory is better than pesantren with dornlitory, (16) the
learning process of pesantren before expanded discuses, (17) the values and nornls in
pesantren with dornutory is better save than pesantren without dornutory, (18) the pesantren
with dormitory have respond to technology and innovation better than pesantren without
dornutory, (19) the adaptation to change of pesantren is late, (20) the pesantren role is
stressed educations religous rather than change agents; and (21) t l ~ etrend of change
pesantren in the f ~ t u r takes
e
is the pesantren that also to carry out public shool.

PBRNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yanz berjudul: DINAMIKA

ORGANISASI PESANTREN Dl PROPINSI JAWA RARAT (Kasus Pada Enaln
Pesantren di Propinsi Jawa Barat) adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri
dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan

telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

TUBAGUS HASANUDDm

DINAMlKA ORGANISASI PESANTREN
DI PROPINSI JAWA B W T
(Kasus Pada Enam Pesantren di Propinsi Jawa ~ a r a t )

OLEH:
TUBAGUS HASANUDDIN

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Prograin Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004


Judul Disertasi

:

Dina~nikaOrganisasi Pesantren di Propinsi Jawa Barat
(Kasus Pada Enam Pesantren di Propinsi Jawa Barat)

Nama Mahasiswa

:

Tubagus Hasanuddin

Nomor Mahasiswa

:

PPN 985052

Program Studi


:

Ilmu Penyuluhan Pernbangunan

1. Komisi Pembimbing

Ketua

Prof. Dr. H. Mastuhu, M. Ed
Anggota

Dr. H. Prabowo Tiitro~ranoto,M.Sc
Anggota
Mengetahui,

Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Peinbanpn

p*

Dr.Ir.Amri Jahi

Tanggal lulus: 29 Oktober 2003

ekolah Pascasarjana

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 21 Maret 1959 dari Ayah Tubagus
Mohamad Imang Arief dan Ibu Susmini. Penulis lnerupakan anak keenam dari
sebelas bersaudara.
Tahun 1971 penulis inenyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Lab.School IKIP Bandung; pada tahun 1974 menyelesaikan pendidikan SLTP di
SMPN 1 Babakan-Ciledug, Cirebon; pada tahun 1977 menyelesaikan pendidikan
SLTA di SMA PPSP IKIP Bandung; dan pada tahun 1984 menpelesaikan pendidikan
Sarjana di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Pada tahun 1986, penulis diterima pada Jurusan Sosiologi Pedesaan, Progam
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor dan menyelesaikannya pada tahun 1989.
Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke program doktor di Program Studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan, Program Pascasajana, Institut Pertanian Bogor diperoleh
pada tahun 1998. Pada tahun 2000, penulis lnemperoleh bantuan beasiswa BPPS dari

Departemen Pendidikan Nasional.
Sejak tahun 1984, penulis bekej a sebagai pengajar di Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lainpung.

Pada tahun 1986, penulis

menikah dengan Suskandini Ratih Dirmawati, dan saat irll telah dikaruniai dua orang
putra (Tubagus Arya Abdurachman dan T u b a g s Aditya Syarief Hidayat) dan dua
orang putri (Ratu Nurina Risanty dan Ratu Annisa Auliya Dien Syafitrie).

PRAKATA

Peranan pondok pesantren ditengah-tengah rnasyarakat Indonesia sangat
penting dan berarti dalarn mempercepat proses perubahan yang terjadi dalarn
masyarakat.

Ole11 karena itu, peningkatan dinamika, efektivitas, kualitas, dan

keberdayaan pesantren sangat diperlukan. Atas dasar ha1 ini, inaka telaahan terhadap
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap dinamika, efektivitas, kualitas, dan

keberdayaan pesantren di atas dirasakan penting.
Dalarn kesempatan ini penulis menyampaikan terilna kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Bapak Pr0f.Dr.H. Pang S. Asngari selaku Ketua
Komisi Pembimbing, Bapak Prof. Dr. H.R. Margono Slamet, Pr0f.Dr.H. Mastuhu
M.Ed, dan Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing
atas bimbingannya yang penuh kesabaran dan ketelitian dalam proses penyusunan
disertasi ini.

Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr.1r.H.

Darwis S. Gani, M.A, Dr. Ir. KH. Didin Hafidudin, M.S, dan Dr. Ir. Soemarjo, M.S
atas masukannya untuk perbaikan disertasi ini. Terima kasih yang sebesar-besamya
juga disampaikan kepada Ir. Suskandini Ratih Dinnawaty dan anak-anaku tercinta
atas pengertian dan pengorbanannya selama penulis menempuh pendidikan di IPB.
Mudah-mudahan semua amal baik yang telah dilakukan oleh mereka semua
rnendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT. Amiln.

Bogor, Desember 2003
Penulis

DAFTAR TSI

...

..............................................................................

lu

PERNYATAAN ...........................................................................

iv

W A Y A T HLDUP .....................................................................

vii

...............................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................

m

ABSTRACT

PRAIWTA

PENDAHULUAN ......................................................
Latar Belakang ..................................................
Masalah Penelitian ..........................................................
Tujuan Penelitian ..............................................
Manfaat Penelitian ............................................................
TINJAUAN PUSTAKA

..............................................

Pesantreii dan Perkembangamya .............................
Teoii Organisasi ......................................................
. .
Kepempman .....................................................
hovasi dalam Organisasi ..................................................
Kualitas Sumberdaya Manusia ........................................
KERANGIW BERPIKIR

..................................................

HIPOTESIS PENELITIAN ...............................................

....................................................
Populasi dan Sampel ...................................................

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian ..................................
Unit Analisis ......................................................
Desain Penelitian .................................................
Peubah dan Definisi Peubah ....................................
Pengukuran Peubah
. . ................................................
Metode Penehtian ....................................................
Definisi Istilah ...............................................

...

xi

xv
xv
1
1
12

13
13
14

14
30
44
58

67
81

92
93

Data dau h~strume~~tasi
..................................................
Jellis dau Peugumpulau Data ...................................
Validitas dan Reliabilitas .........................................
Aualisis Data ..................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
Validitas dan Reliabelitas Iustmmeu Penelitian .............
Karaktelistik Respotldeu dau Pesautreu ..........................
Diuarnika Orga~lisasiPesautrel~ .....................................
Taksonoiui Orgallisasi Pesantren .....................................
Stluktur Orgallisasi Pesantreu .........................................
Proses Orgallisasi Pesautreu ............................................
ludividu/Auggota Pesautren ............................................
Kepemimpinau Pesantreu ................................................
Tekuologi dau hovasi dalaln Organisasi .......................
Liugkuugau Pesantreu ......................................................
DINAMIKA ORGANISASI. EFEKTlVITAS ORGANISASI.
KUALITAS DAN KEBERDAYAAN PESANTREN .................

KESLMPULAN DAN SARAN ........................................................
Keshpulan .....................................................................
Saran ................................................................................
!

DAFTAR TABEL
Halaman
1 . Julnlah Pondok Pesantren dan Santri di Indonesia ................
2 . Validitas dan Reliabelitas Instruinen Penelitian

........................

3 . Karakteristik Responden dan Pesantren Penelitian

.....................

4 . Keragaan Dinamika Organisasi Pesantren Penelitian

..................

5. Klasifikasi dan Juinlah Skore Indeks Unsur-unsur Dinamika Organisasi Enam Pesantren Penelitian ..........................................
6 . Keragaan Taksonolni Organisasi Enam Pesantren Penelitian

.......

7. Hasil Analisis Lintasan Pengaruh Peubah Dinamika Organisasi
Pesantren .....................................................................

8. Keragaan Struktur Organisasi Enam Pesantren Penelitian

........

9. Keragaan Proses Organisasi Enam Pesantren Penelitian ..............

10. Hasil Analisis Lintasan Pengaruh Peubah Dinamika Organisasi
Pesantren terhadap Efektivitas Organisasi Pesantren ................
I I . Keragaan Individu dalam Organisasi Enam Pesantren Penelitian

.

12. I-Iasil Analisis Lintasan Pengamh Peubah Dinamika Organisasi
Pesantren terhadap Kualitas Pesantren ....................................

13. Keragaan Kepelnimpinan dalam Organisasi Enam Pesantren
..
Penellt~an......................................................................
14. Keragaan Teknologi Organisasi Enam Pesantren Penelitian ...........
15. Fasilitas dan Bentuk Teknologi di Pesantren Penelitian

................

16. Keragaan Inovasi dalam Organisasi Enam Pesantren Penelitian

......

17. Keragaan Lingkungan Organisasi Enam Pesantren Penelitian . . . . . . . . .

18. Hasil Analisis Lintasan Pengaruh Peubah Dinamika Organisasi
Pesantren terhadap Keberdayaan Pesantren ..............................
19. Keragaan Efektivitas Organisasi Enam Pesantren Penelitian .....

20 . Keragaan Kualitas Enam Pesantren Penelitia r.

...........................

2 1. Keragaan Keberdayaan Enam Pesantren Penelitian .

22. I-Iasil Analisis Uji Beda Munn-W/zi!ney terhadap Dinamika
Organisasi, Efektivitas Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan
Pesantren . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

262

23. Hasil Analisis Lintasan Pengaruh Dinamika Organisasi Pesantren
terhadap Keberdayaan Pesantren . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

266

24. Pengaruh langsung Peubah Dina~nikaOrganisasi Pesantren terhadap
Dinamika Organisasi, Efektivitas Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

268

25. Hubungan Dinamika Organisasi Pesantren dengan Efektivitas OrgaNisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren .............................

270

DAFTAR GAMBAR
l lalaman

1. Dasar Siste~n1-erbuka

.....................................................

2. Klasitikasi l'eknologi dari Thompson
.

....................................

.

33
39

3. Keterkaitan Unsur-unsur Organ~san . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

33

4. Kaitan antara Kecerdasan Ruhani, Kcccrdasan Fisik, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Sosial ...........

70

5. Keterkaitan antara Individu, Masyarakat, dan Lingkungan Global
Dalarn Pembangunan Sumberdaya Manusia ............................

72

6 . Kerangka Teoritis Dinamika Organisasi Pesantren di Propinsi Jawa
Barat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

91

7. Tingkat Kedeivasaan Anggota Organisasi Pesantren Penelitian ......

214

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peubah, Indikator, dan Parameter Dinalnika Organisasi Pesantren
di Propinsi Jawa Barat .....................................................

287

2. Keragaan Taksonomi Organisasi Pesantren Penelitian

...............

296

...................

298

.....................

300

3. Keragaan Struktur Organisasi Pesantren Penelitian

4. Keragaan Proses Organisasi Pesantren Penelitian

5. Keragaan lndividu dalam Organisasi Pesantren Penelitian

............

302

6. Keragaan Kepemimpinan Organisasi Pesantren Penelitian ............

304

7. Keragaan Teknologi Organisasi Pesan en Penelitian ..................

305

8. Keragaan Inovasi dalam Organisasi Pesantren Penelitian .............

306

9. Keragaan Lingkungan Organisasi Pesantren Penelitian ................

307

10. Keragaan Efektivitas Organisasi Pesantren Penelitian

................

308

.................................

309

11. Keragaan Kualitas Pesantren Penelitian

12. Keragaan Keberdayaan Pesantren Penelitian

...........................

3 10

13. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Taksonomi
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
Pondokan ......................................................................

312

14. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Struktur Organisasi
Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas Organisasi,
Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
Pondokan ......................................................................

313

15. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Proses Organisasi
Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas Organisasi,
Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
Pondokan ......................................................................

3 14

16. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Individu dalam
Organisasi Pesantren terhadap Dinalnika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
Pondokan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

315

17. Pengaruh 1,angsung dan Tidak Langsung Peubah Kepemimpinan
Organisasi Pesantren terhadap Dinarnika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
.
.
......................................
Pondokan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
18. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Teknologi dalam
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
Pondokan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Inovasi dalam

Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
organ is as^, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
Pondokan ....................................................................

20. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Lingkungan
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Mempunyai
Pondokan .....................................................................

2 1. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Taksonomi
Organisasi Pesantren terhadap Dinarnika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Tidak
Mempunyai Pondokan ..........................
.
.......................
22. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Struktur
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pzsantren yang Tidak
Mempunyai Pondokan ...................................................

23. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Proses
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Tidak
Melnpunyai Pondokan ...................................................
24. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Individu dalam
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Tidak
..............................
Mempunyai Pondokan .....................

25. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Kepemimpinan
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Tidak
.
.....................
Mempunyai Pondokan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
26. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Teknologi dalam
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Tidak
Mempunyai Pondokan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
..........................

27. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Inovas~dalam
Organ~sasiPesantren terhadap Dinalnika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Pesantren yang Tidak
Me~npunyalPondokan ... . . . . .. .. . . . . . .. ... ... .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . .

326

28. Pengaruh Langsung dan Tidak 1,angsung Peubah Lingkungan
Organisasi Pesantren terhadap Dinamika Organisasi, Efektivitas
Organisasi, Kualitas, dan Keberdayaan Fcsantren yang Tidak
Mempunyai Pondokan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ... ... . . . . . . . . . . . . . . . .. . ... .

327

PENDAHULUAN
Latar belakang

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum bahwa tujuan
nasional negara Indonesia adalah:
"melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial."
Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 seperti tersebut di atas diwujudkan lnelalui pelaksanaan penyelenggaraan
negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Adapun penyelenggaraan
negara dilakukan dengan melakukan pembangunan nasional dalam segala aspek
kehidupan bangsa.
Pembangunan nasional merupakan suatu rangkaian usaha yang terus menerus
dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan
kualitas manusia Indonesia tersebut pada hakekatnya merupakan usaha untuk
meningkatkan kecerdasan masyarakat seperti yang diisyaratkan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Peningkatan kualitas manusia ini sangat diperlukan
karena hanya manusia dan masyarakat yang cerdas sajalah yang dapat melaksanakan
pembangunan yang berkesinambungan dan bermutu serta dapat hidup dalam persaingan global. Salah satu upaya dalam peningkatan kualitas manusia di atas adalah
melalui proses pendidikan.

Hal ini karena proses pendidikan pada hakekatnya

merupakan proses pemberdayaan, yaitu suatu proses untuk mengungkapkan potensi
yang ada pada diri manusia sebagai individu yang selanjutnya dapat memberikan
sumbangan kepada keberdayaan masyarakat, baik masyarakat lokal, bangsa, dan pada
akhirnya kepada masyarakat global (Tilaar 1999).
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) tercantum bahwa
pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam kaitannya dengan pendidikan di
atas, pesantren merupakan salah satu lembaga yang telah cukup lama terlibat dalam
pendidikan tersebut, khususnya dalam pendidikan Agama Islam. Mastuhu (1994)
menyatakan bahwa pesantren telah mulai dikenal di Indonesia dalam periode abad ke
13-17 M, sedangkan Bruinessen (1999) menyatakan bahwa lembaga yang layak
disebut pesantren belum berdiri sebelum abad ke-18. Hasbullah (1999) menyatakan
bahwa secara historis maupun sosiologis, pendidikan pesantren telah lama dimiliki
oleh bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, sejak berabad-abad yang lalu
bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia.
Pesantren di Indonesia tumbuh dan berkembang sangat pesat. Pada abad ke 19
terdapat tidak kurang dari 1853 buah pesantren, sedangkan pada tahun 1978, jumlah
pesantren tersebut telah mencapai 3.745 buah pesantren (Hasbullah, 1999). Jumlah
pesantren di atas terus memperlihatkan peningkatan sehingga pada tahun 2002 telah
mencapai 12.783 buah (Ditjen Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, RI,
2002).

Perkembangan jumlah pesantren yang cukup pesat serta cukup besarnya
jumlah pondok pesantren yang terdapat di Indonesia tentu sangat berarti dalam
rnenun.jang kelangsungan pelaksanaan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Hal
ini antara lain disebabkan oleh kedudukan pesantren yang cukup strategis dalam
kehidupan sebagian besar inasyarakat yang ada di Indonesia, yaitu meinpunyai
legitimasi tradisional pada sebagan besar masyarakat yang menjadikannya sebagai
simbol budaya dan sarana yang efektif untuk menggerakkan pentbahan (Wahid
2001). Oleh karena itu, usaha-usaha untuk meningkatkan dinamika, efektivitas, dan
kualitas pesantren di atas sangat diperlukan agar pesantren dapat lebih berdaya dalam
membantu meningkatkan kualitas manusia Indonesia secara keseluruhan.
Dalam realitasnya, penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran di
pesantren dewasa ini dapat digolongkan ke dalam beberapa bentuk. Menurut Ditjen
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, RI (2002), terdapat tiga bentuk
pesantren, yaitu: (1) pesantren Salaf, (2) pesantren Khalaf, dan (3) pesantren
kombinasi, sedangkan Rahim (2001) mengklasifikasikan jenis pesantren ke dalam
enam ciri antara lain berdasarkan atas sistem pengajaran yang dilakukan

(tradisionalisalaf-modemikhalaf),jenis santri yang sedang belajar (mukiiitinggal di
lingkungan pesantren-kalongitinggal di luar lingkungan pesantren), dan lokasi tempat
pesantren tersebut berada (pedesaan-perkotaan).
Dalam perjalanan sejarahnya, peranan pesantren dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia tidak dapat diabaikan. Pada masa penjajahan Belanda, pesantren
banyak berperan dalam mempersiapkan kader-kader pejuang bangsa, sedangkan pada
jaman kemerdekaan, pesantren pun banyak berperan dalam menunjang kelancaran

pelaksanaan prob~am-program pembangunan, seperti program keluarga berencana,
pendidikan, dan lain-lain. Tokoh-tokoh nasional seperti Mohamad Natsir, Tuanku
Imam Bonjol, Buya Hamka, KH. Abdurachman Wahid, dan lain-lain adalah tokohtokoh yang tidak dapat dilepaskan dari dunia pesantren. Oleh karena itu, kehadiran
pesantren ditengah-tengah masyarakat tidak terbatas hanya sebagai lembaga
pendidikan dan penyiaran Agama Islam saja, tetapi juga sebagai pusat gerakan
pengembangan Islam dan sosial keagamaan, sehingga tidaklah mengherankan jika
pesantren mempunyai nilai tersendiri dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pada masa silam, pondok pesantren di Indonesia dapat inerespon tantangantantar~ganzamannya dengan sukses.

Namun pada zaman perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan yang tejadi pada hampir
semua sektor kehidupan dewasa ini, tampalmya pesantren agak tertatih-tatih dalam
merespon dan mengikuti perkembangan yang ada (Fadjar 1999). Hal ini antara lain
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di atas juga disertai
dengan perubahan-perubahan nilai yang menyertainya yang menuntut masyarakattidak terkecuali pesantren- untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada.
Oleh karena itu, Fuad Hassan (Mastuhu 1994) menyatakan bahwa pendidikan Islain
pada umumnya dan pondok pesantren pada khususnya perlu untuk menyesuaikan
diri dengan tantangan zamannya.
Dalam hubungannya dengan usaha-usaha menghadapi pembahan seperti
telah diuraikan di muka, Al Qur'an sebenamya telah menegaskannya dalam Surat Ar
Ra'ad ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut:

"

Sesungguhnya Allah tidak mengubah

keadaan suatu kaum sehingga inereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri

. . . . . . ."

Dengan demikian, ayat ini mengandung nilai yang sangat signifikan

dan memotivasi umat Islam (tidak terkecuali pondok pesantren) untuk seialu berpacu
dengan segala perubahan.
Belum besarnya minat masyarakat terhadap pesantren yang terjadi pada akhirakhir ini karena pesantren sering dinilai terlalu berorientasi atau mementingkan
kepada kehidupan akhirat, sedangkan perhatiannya terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi masih relatif kurang. Keadaan seperti ini menyebabkan
pesantren hanya menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) keluarannya yang
dianggap kurang mampu bersaing dalam kehidupan masyarakat yang seinakin
berkembang (Muslih Usa 1991). Oleh karena itu, peningkatan kualitas pesantren
serta sumberdaya manusianya (terrnasuk keluaran yang dihasilkannya) perlu
ditingkatkan, yaitu tidak hanya menguasai dan mendalami dalam ha1 pemahaman dan
pendalarnan Agama Islam saja, tetapi juga menyangkut peningkatan dalam ha1 ilmu
pengetahuan dan teknologi maupun yang menyangkut sikap dan keterampilannya.
Dengan demikian, kualitas sumberdaya manusia yang terdapat di pesantren pada
masa yang akan datang diharapkan tidak hanya berorientasi pada kehidupan akhirat
saja, tetapi juga mempunyai kemampuan dalam hal-ha1 yang bersifat keduniawian,
baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan, dan lain-lain.
Mengingat ha1 di atas, maka pesantren sebagai sebuah organisasi juga
diharapkan mampu merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perubahan-perubah yang terjadi, sehingga dalam pelaksanaan proses pendidikannya
hendaknya juga memperhatikan inovasi-inovasi yang ada. Dengan demikian, untuk
menghasilkan kualitas SDM di pesantren seperti yang diharapkan, pesantren perlu

pula memperbaiki dan meningkatkan kualitas pesantren itu sendiri, baik yang
berhubungan dengan faktor internal pesantren sebagai sebuah organisasi maupun
yang berhubungan dengan faktor eksternal yang berada di luar pesantren yang
bersangkutan. Sehubungan dengan ha1 terakhir ini, rnaka kajian terhadap dinamika
organisasi pesantren, yaitu kajian terhadap kekuatan-kekuatan dan kelemahan yang
terdapat dalam organisasi pesantren yang dapat mempengaruhi perilaku anggota
organisasi pesantren maupun organisasi pesantren itu sendiri untuk menentukan
tindakan dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu
dilakukan. Bagaimanakah dinamika organisasi pesantren dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh pesantren yang bersangkutan ? Apakah pesantren telah
memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya dan peluang-peluang yang ada
dalam mencapai tujuan pesantren di atas ? Bagaimanakah pesantren mengatasi
kelemahan-kelemahan dan ancaman-ancaman yang dihadapinya ? Apakah dinamika
organisasi pesantren mempunyai pengaruh terhadap efektivitas organisasi, kualitas,
dan keberdayaan pesantren tersebut ?
Dalam kaitannya dengan kualitas sumberdaya manusia, Dahlan (1996)
menyatakan bahwa kualitas manusia tersebut mencakup: (1) kualitas kepribadian, (2)
kualitas bermasyarakat, (3) kualitas berbangsa, (4) kualitas spiritual, (5) wawasan
lingkungan, dan ( 6 ) kualitas kekaryaan. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
dalam beberapa hal/aspek di atas-tidak terkecuali pesantren-sangat diperlukan
mengingat kehidupan di dunia saat ini sudah sangat berkembang dan tidak dapat
terhindar dari arus globalisasi yang sedang terjadi. Jika dikaitkan dengan kriteriakriteria kualitas manusia di atas, bagaimanakah keadaan kualitas sumberdaya

manusia yang ada di pesantren saat ini ? Apakah kualitas sulnberdaya manusia yang
ada di pesantren saat ini cukup siap dalam menghadapi persaingan global yang akan
datang ?
Usaha-usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia (tidak terkecuali
sumberdaya manusia di pesantren) terasa sangat penting karena selain merupakan
penvujudan pelaksanaan amanat UUD 1945 dan pengamalan Pancasila, peningkatan
kualitas sumberdaya manusia tersebut juga merupakan tuntutan yang tumbuh dengan
perkembangan pembangunan yang semakin cepat dan lebih kompleks. Hal ini karena
perkembangan ekonomi, industrialisasi, arus informasi, dan ilmu pengetahuan serta
teknologi yang pesat akhir-akhir ini semakin menuntut sumberdaya manusia yang
juga tinggi kualitasnya. Dengan demikian, peningkatan kualitas sumberdaya manusia
menjadi tuntutan yang sangat mendesak, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menunjang tercapainya tujuan di
atas adalah dengan diadakamya program peningkatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) di beberapa pesanten antara lain melalui kerjasama antara Badan
Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) clan Islamic Developmen Bank (IDB)
(Daulay, Hotmatua, dan Mulyanto 2001). Namun demikian, hasil kejasama dengan
instansi-instansi di atas sampai saat ini belum dikaji ulang tentang keberhasilamya
(Mastuhu 1994).
Mengingat pentingnya kualitas sumberdaya manusia di atas, maka pesantren
sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan tidak dapat terlepas
dari usaha-usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Oleh karena itu,
dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya, pesantren juga hams

dapat mengatasi kelemahan-kelernahannya. Mcnurut Fadjar (1999), dalam jaman
yang ditandai dengan cepatnya perubahan hampir pada semua scktor dewasa ini,
pesantren menyimpan cukup banyak persoalan dalam merespon perkembangan
jaman. Hal ini antara lain disebabkan oleh beberapa pesantren yang ada saat ini
masih tampak

enggan untuk

melakukan perubahan-perubahan, baik yang

berhubungan dengan perbaikan-perbaikan dalam ha1 internal organisasi maupun yang
berhubungan dengan faktor-faktor ekstemal organisasi.
institusi

pendidikan

keagamaan

Padahal sebagai sebuah

dan sosial, pesantren dituntut melakukan

kontekstualisasi tanpa hams mengorbankan watak aslinya. Beberapa kelemahan
pesantren dalam kaitannya dengan ha1 di atas adalah dalam hal: (1) kepemimpinan,

(2) metodologi, dan (3) terjadinya disorientasi pesantren itu sendiri, yaitu pesantren
kehilangan kemampuan mendefinisikan clan memposisikan dirinya ditengah realitas
sosial yang demikian cepat.
Dalam ha1 kepemimpinan misalnya, Zarkasyi (1996) menyatakan bahwa salah
satu faktor penyebab ketertinggalan pondok pesantren adalah karena pesantren
tersebut terlalu tergantung pada kharisma pemimpinnya (Kyai), sedangkan Mulkhan
(2000) menyatakan bahwa modemisasi pesantren (apabila istilah ini dapat diterima),
temyata lebih bersifat instrumental kesediaan Kyai membuka sekolah atau madrasah
tanpa mengubah sistem pesantrennya sendiri. Mujahidin (1997) mengungkapkan
bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukamya di beberapa pesantren
ternyata partisipasi pimpinan pondok pesantren dalam program pembangunan pada
umumnya relatif sangat kecil. Oleh karena itu, Wahid (2001) mengungkapkan bahwa
perbaikan keadaan di pesantren sebenamya bergantung pada kelangsungan proses

regenerasi yang sehat pada pimpinannya. Sehubungan dengan ha1 yang terakhir ini,
maka kajian terhadap kepemimpinan yang ada di pesantren juga terasa penting.
Apakah kepernimpinan yang ada di pesantren sampai saat ini belum juga berubah ?
Bagaimanakah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin pesantren ?
Apakah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemiinpin pesantren tersebut telah
efektif ? Apakah pemimpin pesantren di atas telah dapat menjalankan fungsi-fungsi
kepernimpinannya dengan baik ? Apakah kepelnimpinan yang ada di pondok
pesantren sangat menentukan terhadap dinarnika organisasi pesantren tersebut ?
Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan agama dan
sosia! seperti telah diketengahkan di muka, pesantren sering dilihat sebagai suatu
sistem pendidikan yang bersifat "isolasionis," yaitu terpisah dari "aliran utama"
pendidikan nasional. Sifat isolasionis (tertutup) dari pesantren di atas tampaknya
berhubungan dengan pendidikan yang dilakukan di luar pesantren terlalu banyak
bersifat sekuler. Selain itu, sistem pendidikan pesantren kadang-kadang dianggap
"konservatif' dalam arti kurang peka terhadap perubahan tuntutan zaman dan
masyarakat, serta pernah dianggap "kurang produktif' (Abdullah 1996). Artinya,
pesantren yang ada selama ini dirasakan kurang memberikan respon terhadzp inovasiinovasi yang ada di sekitarnya, padahal ajaran Agama Islam menganjurkan agar para
penganutnya berjiwa progresif clan inovatif (Nata 2001). Oleh karena itu, dalam
rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang ada di pesantren, maka
pesantren hams tanggap terhadap pembahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat sekitarnya. Dengan kata lain, pesantren hams mengadakan perubahan

kualitatif secara menyeluruh (termasuk dalam ha1 kepemimpinannya) terutaina dalam
sikap hidupnya (Wahid 200 1).
Perubahan-perubahan yang demikian cepat yang teQadi akhir-akhir ini dalam
rnasyarakat inenuntut pesantren untuk menyesuaikan diri. Hal ini berarti pula bahwa
pesantren tersebut juga hams dapat bersifat terbuka terhadap inovasi-inovasi yang
ada, sehlngga dalam rangka peningkatan kuaiitasnya dapat inenggunakan inovasiinovasi tersebut.

Robbins (1996) menyatakan bahwa inovasi yang terdapat &lam

suatu organisasi temyata berpengaruh terhadap perkembangan organisasi yang
bersangkutan. Dengan demikian, apabila ha1 ini dikaitkan dengan keberdayaan
pesantren, maka dalam rangka meningkatkan keberdayaan suatu pesantren berarti
tidak dapat terlepas pula dari dinamika organisasi pesantren itu sendiri &lam
hubungannya dengan inovasi dan kualitas pesantren yang bersangkutan. Oleh karena
itu, Mahfudh (1999) mengungkapkan bahwa karakter ke depan dari pesantren hams
selalu mengikuti perkembangan yang tejadi dalam masyarakat, baik dari aspek
sosial, budaya, politik maupun ekonomi.

Sehubungan dengan ha1 di atas,

bagaimanakah respon pesantren terhadap inovasi-inovasi yang ada di sekitarnya ?
Jenis-jenis inovasi apakah yang lebih cepat diadopsi oleh organisasi pesantren ?
Bagaimanakah pengaruh inovasi tersebut terhadap dinamika organisasi pesantren
yang bersangkutan ?
Sebagai sebuah organisasi, kajian terhadap pesantren memang tidak cukup
jika hanya ditinjau dari salah satu aspek saja. Hal ini karena sejak dahulu pesantren
merupakan sebuah kehidupan yang unik, yaitu sebuah kompleks kehidupan manusia
dengan sistem nilai tersendiri yang pada umumnya agak berbeda dengan sistem nilai

yang ada pada kehidupan masyarakat sekitarnya, sehingga pesantren dapat dianggap
sebagai sebuah "Subkultur" (Wahid 2001). Oleh karena itu, untuk mengkaji perihal
pesantren diperlukan pengenalan yang cukup mendalam terhadap kehidupan di
pesantren itu sendiri.
Berkaitan dengan ha1 yang terakhir ini, maka pendekatan terhadap pesantren
tidak cukup hanya dilakukan melalui pendekatan sejarah dan psikologi saja, tetapi
juga diperlukan pendekatan lain, yaitu pendekatan sosiologi.

Hal ini penting

mengingat sifat pesantren yang dianggap sebagai "subkultur "seperti disebutkan di
atas memerlukan pendekatan lain dalam melihat kerangka hubungan di dalamnya,
baik antara sesama anggota pesantren itu sendiri maupun antara masyarakat pesantren
dengan masyarakat di luar lingkungan pesantren tersebut.

Oleh karena itu,

pendekatan organisasi secara sosiologis dipandang tepat dalam menganalisis
organisasi pesantren karena melalui pendekatan organisasi di atas tinjauan detail dan
strategis yang terkandung dalam organisasi pesantren akan lebih tajam dikenali,
termasuk aspek-aspek individu dalam organisasi sehingga pengenalan terhadap
organisasi yang bersangkutan dapat lebih tepat (Ruwiyanto 1999). Pengkajian
terhadap dinarnika organisasi pesantren di atas terasa penting mengingat hanya
pesantren yang dinamis dan progresif sajalah yang memungkinkan memiliki peluang
yang besar dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Tercapainya tujuan yang ditetapkan pesantren akan memungkinkan pesantren
yang bersangkutan menjadi lebih efektif dan berdaya sehingga dapat lebih terlibat
aktif atau berperan dalam mengantar clan mengiringi perubahan-perubahan yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat sekitamya, sehingga dalam jangka panjang

pesantren akan dapat berperan lebih besar dalam pelaksanaan program-program
pembangunan. Oleh karena itu kajian terhadap dinamika organisasi pesantren dan
mengetahui faktor-faktor yang sangat menentukan terhadap dinamika organisasi
pesantren tersebut, baik faktor internal organisasi maupun ekstemal organisasi sangat
diperlukan. Untuk mengetahui jawaban terhadap beberapa ha1 seperti telah
diketengahkan di muka itulah penelitian ini dilakukan.

Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian-uraian yang telah diketengahkan di muka, maka masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Bagaimanakah dinamika organisasi, efektivitas organisasi, kualitas dan
keberdayaan pesantren yang ada saat ini ?

(2) Apakah dinamika organisasi, efektivitas organisasi, kualitas, dan keberdayaan
pesantren yang mempunyai pondokan berbeda dengan pesantren yang tidak
mempunyai pondokan ?
(3) Faktor-faktor apakah yang sangat berpengaruh terhadap dinamika organisasi,

efektivitas organisasi, kualitas, dan keberdayaan kedua jenis pesantren di atas ?
(4) Bagaimanakah pengaruh unsur-unsur dinamika organisasi pesantren terhadap

efektivitas organisasi, kualitas, dan keberdayaan pesantren tersebut ?

(5) Apakah kepemimpinan yang ada pada kedua jenis pesantren di atas telah efektif ?
(6) Bagaimanakah respon organisasi pesantren terhadap inovasi-inovasi yang ada di

sekitarnya?

(7) Apakah organisasi pesantren dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-

perubahan pesat yang terjadi pada masyarakat dewasa ini ?
(8) Bagaimanakah arah atau gerak perubahan organisasi pesantren pada masa yang

akan datang?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: ( 1 ) mendeskripsikan dinamika organisasi
pesantren, efektivitas organisasi pesantren, kualitas pesantren, dan keberdayaan
pesantren, (2) menganalisis pengaruh unsur-unsur dinamika organisasi terhadap
dinamika organisasi pesantren, efektivitas organisasi pesantren, kualitas pesantren
dan keberdayaan pesantren, (3) mengidentifikasi kepemimpinan organisasi pesantren,
(4) menguraikan perbedaan dinarnika organisasi pesantren, efektivitas organisasi

pesantren, kualitas pesantren, dan keberdayaan pesantren, (5) menerangkan respon
dan adaptasi organisasi pesantren terhadap inovasi dan perubahan, dan (6) menduga
arah atau gerak perubahan organisasi pesantren pada masa yang akan datang.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan masukan bagi
pengambil kebijakanlinstansi yang terkait dengan pengembangan organisasi
pesantren atau lembaga pendidikan secara umum. Selain itu, hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat membcrikan arah atau petunjuk bagi usaha-usaha peningkatan
dinamika organisasi, efektivitas organisasi, kualitas serta keberdayaan pesantren.

TINJAUAN PUSTAKA
Pesantren dan Perkembangannya

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dan sosial keagamaan d~
Indonesia mempunyai sejarah yang panjang dan cukup lama. Menurut Manfred
Ziemek (Wahjoetomo 1997), kata pondok berasal dari kata "funduq" (bahasa Arab)
yang berarti ruang tidur atau wisma sederhana, sedangkan kata pesantren berasal
dari kata santri yang diberi awalan pe- dan akhiran -an yang berarti tempat para
santri.

Geertz (Wahjoetomo 1997) menyatakan bahwa pengertian pesantren

diturunkan dari bahasa India, yaitu "shastri" yang berarti tempat bagi orang-orang
yang pandai membaca dan menulis. Berdirinya pondok pesantren di atas dimulai
bersamaan dengan zaman Walisongo, dan pondok pesantren yang pertama didirikan
adalah pondok pesantren yang didirikan oleh Syech Maulana Malik Ibrahim atau
Syech Maulana Maghribi (Hasbullah 1999).
Zarkasyi (1996) menyatakan bahwa pondok pesantren berasal dari dua kata
yang membentuk satu pengertian yang sama. Pondok berarti tempat menurnpang
sementara, pesantren berarti tempat santri, sedangkan santri berarti pelajar yang
menuntut ilmu agama Islam. Di Jawa, tempat ini disebut sebagai pondok atau
pesantren atau pondok pesantren.

Wahid (2001) inenyatakan bahwa pesantren

merupakan sebuah kompleks dengan lokasi yang umurnnya terpisah dari kehidupan
sekitarnya dan dalam kompleks tersebut terdapat beberapa buah bangunan, yaitu

ruinah kediainan pengasuh (Kiyailajengan), sebuah surau atau mesjid ternpat
pengajaran diberikan, dan asrarna tempat tinggal para siswalsantri pesantren dan
~neinpunyaisistern nilai tersendiri sebagai sebuah "subkultur". Artinya, siste~nnilai
yang terdapat di pesantren sering berbeda dengan sistem nilai yang terdapat di
lingkungan masyarakat sekitarnya. Sebagai contoh perbedaan sistein nilai di atas
adalah dalam ha1 konsep terhadap kebersihan dan waktu dimana nilai kedua konsep
tersebut di pesantren didasarkan atas ajaran fikih, sedangkan nilai-nilai dalam
masyarakat didasarkan atas realitas sosial.
Menurut sejarah berdirinya, suatu pondok atau pesantren didahului dengan
adanya seorang Kiyai atau seorang yang alim, kemudian datang beberapa orang
santri yang ingin menuntut ilmu pengetahuan dari Kiyai tadi dan para santri
kemudian ditampung di rurnah Kiyai. Sejalan dengan pertumbuhan jumlah santn
yang datang, maka rurnah Kiyai pada akhirnya tidak dapat lagi menainpung para
santri, sehingga timbul inisiatif dari para santri untuk mendirikan pondok di sekitar
inasjid dan di sekitar ruinah Kiyai tersebut. Dengan demikian, secara teknis yang
membuat pondok itu sendiri adalah para santri.
Tahap-tahap pendirian sebuah pesantren seperti di atas tampaknya sudah
jarang ditemui dewasa ini. Hal ini karena pada saat ini justru pesantren sebagai
wadah (organisasi) terlebih dahulu didinkan baru kemudian inencari calon santri
yang ingin belajar di pesantren yang bersangkutan.

Proses pendirian pesantren

seperti di atas dapat dilihat rnisalnya pada Pesantren "Baiturrahim" dan Pesantren

"Al Qur'an wal Hadist" dl Bogor. Dengan demikian, keterikatan antara santri

dengan Kiyai yang pada zaman dahulu lebih dahulu terbentuk sebeium mendirikan
pesantren, maka pada saat ini keterikatan santri dengan Kiyai baru terbentuk setelah
santri mendaftar atau menjadi anggota pesantren tersebut.
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang tertua, sejarah perkembangan
pondok pesantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat non klasikai, yaitu
model sistem pendidikan