Tindakan Remaja tentang Perilaku Seksual Bebas

45 menolak perilaku seks. Hal ini tentu dibekali dengan adanya faktor pengetahuan ataupun pengalaman dari remaja tersebut apabila sikap remaja baik maka pengetahuan dan tindakan remaja pun akan baik. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin tinggi pula rasa keingintahuannya.

5.2.3 Tindakan Remaja tentang Perilaku Seksual Bebas

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa tindakan remaja tentang seksual bebas mayoritas buruk sebanyak 50 orang 51,5, dan tindakan baik sebanyak 47 orang 48,5 . Tindakan perilaku seksual adalah responden disebut melakukan tindakan perilaku seksual buruk jika mempraktekkan tindakan- tindakan seksual dengan temankekasihnya seperti tindakan yang terdapat dalam kuesioner seperti “saya berciuman dengan kekasih saya asal di tempat yang sepi”, sedangkan disebut melakukan tindakan baik adalah tidak melakukan hal diatas. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahareni 2008 yang berjudul tentang perilaku seksual remaja di SMA Kupang terdapat berkekasihan ada 74,89 remaja yang berkekasihan melakukan hubungan seks bebas dengan kekasih mereka. Hal ini terjadi karena dengan pengetahuan yang dimiliki oleh remaja yang masih kurang tentang seksual bebas, akan mempengaruhi tindakan remaja tentang suatu hal. Bila dilihat dari umur remaja sangat bervariasi dan masih tergolong usia remaja sehingga dapat menjadi tolak ukur untuk mempengaruhi tindakan remaja terkait dengan perilaku seksual. Bila dilihat dari pendidikan mereka yang masih rendah hal ini juga yang mempengaruhi tindakan mereka menjadi buruk karena pemahaman mereka tentang perilaku seksual bebas masih kurang sehingga hal ini dapat mempengaruhi tindakan mereka menjadi buruk. Hal Universitas Sumatera Utara 46 ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2007, yang mengatakan bahwa keterampilan atau tindakan adalah akhir dari suatu perilaku yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan sikap, karena untuk mewujudkan suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari pasangan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama Sarwono, 2012. Menurut Saraswati 2002 bahwa perilaku seks bebas adalah hubungan seks secara bebas dan merupakan tindakan hubungan seksual yang tidak bermoral, terang-terangan dan tanpa malu-malu sebab didorong oleh hawa nafsu seks yang tidak terintegrasi, tidak matang, dan tidak wajar. Menurut Djubaidah 2001, mengatakan bahwa perilaku seks adalah perilaku yang didasari oleh dorongan seks atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual. Universitas Sumatera Utara 47

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpuan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku seksual bebas remaja di kecamatan Medan Tembung adalah buruk, yaitu remaja mewujudkan tingkah laku kepada lawan jenis karena adanya faktor yang mendukung yang didorong oleh hasrat seksual dan kondisi yang memungkinkan seperti tempat yang sepi, bentuk- bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari tertarik dengan lawan jenis, berkencan, beciuman dan bersenggama.

6.2 Saran

6.2.1 Saran Bagi Pelayanan Keperawatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, mayoritas remaja memiliki pengetahuan kurang. Dalam pelayanan keperawatan perlu diadakan penyuluhan atau pemberian informasi tentang dampak perilaku seksual bebas dan mengaktifkan PIK-KRR Kesehatan Reproduksi Remaja.

6.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan jumlah sampel dan memodifikasi kuesioner sehingga data yang didapatkan lebih akurat. Universitas Sumatera Utara