Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

(1)

DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh

WIDIA WATI

111121072

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang selalu memberikan pertolongan dan perlindungan serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yan sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Asrizal S.Kep,Ns.WOC (ET) N, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu menyediakan kesempatan waktu untuk membimbing penulis, selalu memberikan arahan dan masukan, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

4. Ibu Salbiah S.Kp, M.Kep selaku dosen penguji I dan ibu Yesi Ariani S.Kep, M.Kep selaku dosen penguji II.

5. Bapak pimpinan klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang, serta seluruh pegawai klinik Tiara Medistra yang telah membantu penulis dalam penelititan ini.

6. Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda ku tercinta, terima kasih atas doa, motivasi, dukungan moril dan materi serta kasih sayang yang senantiasa dilimpahkan kepadaku, kalian adalah pemberi inspirasi terhebat dalam hidup ku, pemberi kasih sayang dan motivasi terkuat dan tiada tara. 7. Teman-teman seperjuangan ku stambuk 2011 ekstensi pagi.

Medan, Februari 2013


(5)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Diagram ... vii

Daftar Skema ... viii

BAB 1.Pendahuluan ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB 2.Tinjauan Pustaka ... 2.1 Diabetes Melitus... 7

2.1.1 Pengertian ... 7

2.1.2 Faktor Penyebab Diabetes Melitus ... 8

2.1.3 Klasifikasi Diabetes Melitus ... 8

2.1.4 Patofisiologi Diabetes Melitus ... 10

2.1.5 Gejala ... 12

2.1.6 Diagnosis ... 13

2.1.7 Komplikasi Kronis Diabetes Melitus... 13

2.2 Kadar Gula Darah... 18

2.2.1 Pengertian ... 18

2.2.2 Mekanisme Pengaturan Gula Darah ... 18

2.3 Senam Diabetes ... 19


(6)

2.3.2 Manfaat Senam Diabetes ... 21

2.3.3 Keadaan yang Perlu Diwaspadai Akibat Senam ... 22

2.3.4 Tahapan Dalam Latihan Senam Diabetes ... 22

2.3.5 Hal yang perlu Diperhatikan Ketika Melakukan Senam ... 23

2.3.6 Langkah-Langkah Dalam Senam Diabetes ... 24

BAB 3.Kerangka Penelitian ... 3.1 Kerangka Konsep ... 26

3.2 Defenisi Operasional ... 27

3.3 Uji Hipotesa ... 29

BAB 4. Metodologi Penelitian... 4.1 Desian Penelitian ... 30

4.2 Populasi dan Sampel... 30

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

4.4 Pertimbangan Etik ... 31

4.5 Instrumen Penelitian ... 32

4.6 Metode Pengumpulan Data ... 33

4.7 Analisa Data ... 35

BAB 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... … 5.1 Hasil Penelitian ... 36

5.2 Pembahasan... 46

BAB 6. Kesimpulan dan Rekomendasi ... …. 6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Rekomendasi ... 51

6.2.1 Pendidikan Keperawatan ... 51


(7)

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel . Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan

diagnosis DM ... Tabel . Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... Tabel 1. Deskriptif karakteristik responden berdasarkan umur ...

Tabel 2 Deskriptif Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku,

Agama, Pendidikan dan Pekerjaan ...

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Sebelum Senam

Minggu -1 Sampai Sesudah Senam Minggu- 4 ... Tabel 4. Hasil Uji Paired t-test Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 1... Tabel 5. Hasil Uji Paired t-test Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 2... Tabel 6. Hasil Uji Paired t-test Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 3...

Tabel 7. Kadar Gula Darah Sebelum Senam Minggu 1 dan Sesudah Senam

Minggu 4 ... Tabel 8. Hasil Uji Paired t-test Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 4... Tabel 9. Hasil Uji Paired t-test Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum Senam


(9)

Diagram 1. Kadar gula darah sebelum dan sesudah senam minggu 1……… Diagram 2. Kadar gula darah sebelum dan sesudah senam minggu 2………. Diagram 3. Kadar gula darah sebelum dan sesudah senam minggu 3………. Diagram 4. Kadar gula darah sebelum dan sesudah senam minggu 4……….


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden……… Lampiran 2. Kuisioner penelitian (Data Demografi)………... Lampiran 3. Instrument penelitian ( Lembar Observasi)………. Lampiran 4. Jadwal Defenitif Penelitian………. Lampiran 5. Anggaran Penelitian………. Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup……….. Lampiran 7. Surat Izin Pengambilan Data………


(12)

Judul :”Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang”

Penulis : Widia Wati NIM : 111121072

Jurusan : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun akademik : 2011-2013

ABSTRAK

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus. Senam diabetes yang digunakan yaitu senam aerobic low impact yang bisa meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot aktif sehingga secara langsung dapat menurunkan glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan pada September-Oktober 2012, desain penelitian ini adalah komparatif. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 21 responden yang diperoleh dengan metode pengambilan sampel dengan cara total sample. Data diperoleh melaui kuesioner, wawancara dan pengambilan langsung sampel darah kapiler responden untuk kemudian diukur kadar gula darahnya dengan menggunakan gluko meter. Analisis data dilakukan secara bertahap mencakup analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji paired t-test. Hasil penelititan ini menunjukkan bahwa Sebelum melakukan senam pada minggu pertama rata-rata kadar gula darah responden yaitu 272,4 mg/dl dan setelah melakukan senam pada minggu keempat rata-rata kadar gula darah responden yaitu 257,04 mg/dl, terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 15,36 mg/dl. Hasil analisa dengan menggunakan uji paired t-test secara signifikan terjadi penurunan kadar gula darah pada responden dengan nilai p< 0,05 yaitu 0,041. Hal ini berarti terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar dapat menjadi motivator dan memberikan penyuluhan yang intensif bagi penderita diabetes mellitus untuk malakukan senam diabetes rutin demi menurunkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi diabetes mellitus.

.


(13)

Pasien Diabetes Mellitus di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang”

Penulis : Widia Wati NIM : 111121072

Jurusan : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun akademik : 2011-2013

ABSTRAK

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus. Senam diabetes yang digunakan yaitu senam aerobic low impact yang bisa meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot aktif sehingga secara langsung dapat menurunkan glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan pada September-Oktober 2012, desain penelitian ini adalah komparatif. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 21 responden yang diperoleh dengan metode pengambilan sampel dengan cara total sample. Data diperoleh melaui kuesioner, wawancara dan pengambilan langsung sampel darah kapiler responden untuk kemudian diukur kadar gula darahnya dengan menggunakan gluko meter. Analisis data dilakukan secara bertahap mencakup analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji paired t-test. Hasil penelititan ini menunjukkan bahwa Sebelum melakukan senam pada minggu pertama rata-rata kadar gula darah responden yaitu 272,4 mg/dl dan setelah melakukan senam pada minggu keempat rata-rata kadar gula darah responden yaitu 257,04 mg/dl, terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 15,36 mg/dl. Hasil analisa dengan menggunakan uji paired t-test secara signifikan terjadi penurunan kadar gula darah pada responden dengan nilai p< 0,05 yaitu 0,041. Hal ini berarti terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar dapat menjadi motivator dan memberikan penyuluhan yang intensif bagi penderita diabetes mellitus untuk malakukan senam diabetes rutin demi menurunkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi diabetes mellitus.

.


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Sudoyo, 2006), bersifat kronik dan disertai komplikasi kronik ataupun akut. Sebagian penyandang diabetes mellitus tidak menyadari dan tidak berobat secara teratur sampai saat timbul komplikasi (Suwondo, 2006).

Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan yang tepat dan serius. Penyakit tersebut akan membawa sebagian komplikasi yang serius seperti penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal dan kerusakan sistem syaraf. Menurut estimasi International Diabetes Federation (IDF) terdapat 194 juta penduduk Indonesia menderita Diabetes Melitus pada tahun 2003. WHO memprediksi data Diabetes Melitus akan meningkat menjadi 333 juta dalam 25 tahun mendatang (Soegondo & Sidartawan, 2009).

Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organitation (WHO) menyatakan Indonesia menempati urutan ke 7 di dunia sebagai Negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak setelah India, China, Amerika Serikat, Uni Soviet, Jepang dan Brazil. Tercatat pada tahun 1995 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 5 juta dengan peningkatan sebanyak 230 ribu penderita. International


(15)

Indonesia meningkat 2 kali lipat dari 2.598.000 pada tahun 2003 menjadi 5.210.000 penderita pada tahun 2025. WHO memastikan peningkatan pada penderita Diabetes Melitus terutama tipe II paling banyak dialami oleh negara –negara berkembang termasuk Indonesia (Soyono, 2007). Diabetes Melitus sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21 (Sudoyo, 2007).

Angka prevalensi penderita diabetes tanah air berdasarkan data Departemen Kesehatan (2008) mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Yang mengejutkan, angka prevalensi pre-diabetes mencapai dua kali lipatnya atau 11% dari total penduduk Indonesia. Berarti, jumlah penduduk Indonesia yang terkena diabetes akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa waktu mendatang.

Setyandrian pakar ilmu kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga mengatakan, penderita diabetes melitus di Indonesia sejak 2000 mengalami peningkatan dan pada 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang. Pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta orang, jumlah itu terus meningkat dan pada 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang.

Seiring peningkatan pendapatan perkapita sehingga kemakmuran penduduk di suatu negara meningkat menyebabkan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar. Dengan pendapatan yang meningkat daya beli pun semakin tinggi sehingga pola makan telah tergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran menjadi pola makan kebarat-baratan dengan


(16)

komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam, dan sedikit mengandung serat (Suyono, 2007).

Pengelolaan diabetes melitus meliputi 4 pilar dan aktivitas fisik merupakan salah satu dari empat pilar tersebut. Kegiatan fisik diabetesi dapat mengurangi resiko kardiovaskular dan meningkatkan harapan hidup. Kegiatan fisik akan meningkatkan rasa nyaman baik secara fisik, psikis maupun sosial dan tampak sehat. Pengendalian gula darah salah satunya dengan olahraga, diantaranya senam. Senam diabetes yang digunakan yaitu senam aerobic yang bisa meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot aktif sehingga secara langsung dapat menurunkan glukosa darah (Sudirman, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudirman dkk, di RSU RA Kartini Jepara pada tahun 2008 terhadap 67 responden didapatkan bahwa kadar gula darah sebelum senam yang paling banyak adalah 180 mg/dl sebanyak 25 orang (37,3%), dan kadar gula darah sebelum senam paling sedikit adalah 100-144 mg/dl sebanyak 18 orang (26,9%). Nilai kadar gula darah sesudah senam yang paling banyak adalah 180 mg/dl sebanyak 37 orang (53,2%) dan nilai kadar gula darah sesudah senam yang paling sedikit adalah 100-144 mg/dl sebanyak 13 orang (19,4%), maka di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah (Sudirman, 2009).

Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Indriyani dkk, di wilayah puskesmas Bukateja Purbolinggo terhadap 22 responden didapatkan bahwa sebelum melakukan senam rata-rata kadar gula responden adalah 240,27 mg/dl, dan setelah melakukan senam rata-rata kadar gula responden menjadi 210,14 mg/dl, terjadi


(17)

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Putra (2010) juga menunjukkan perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam, penelitian ini membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan hasil untuk kelompok kontrol p= 0,023 dan kelompok intervensi p= 0,013. Penurunan kadar gula darah pada kelompok intervensi 1,2 kali lebih besar dari pada kelompok kontrol (31,92 mg/dl berbanding 27 mg/dl) .(Dwi Putra, 2010)

Penelitian lain yang tekait dengan senam diabetes antara lain adalah penelitian yang dilakikan oleh Ahmad Baequny dkk (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh senam diabetes mellitus terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus yang menunjukkan hasil ada perubahan yang signifikan pada gula darah setelah melakukan senam (Baequny dkk, 2009)

Senam diabetes yang dilakukan di klinik Tiara Medistra Bandar Setia Deli Serdang dilaksanakan seminggu sekali yaitu setiap hari jumat dengan durasi 45 menit, peserta senam diabetes yang rutin mengikuti senam berkisar 25 orang, sebelum dan sesudah melakukan senam dilakukan pengukuran tekanan darah, sedangkan pengukuran kadar gula darah tidak dilakukan sebelum maupun sesudah senam, pengukuran kadar gula darah dilakukan 1 bulan sekali, sehingga evaluasi keberhasilan senam terhadap penurunan kadar gula darah belum diketahui.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang ditentukan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh Senam Diabetes Terhadap


(18)

Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus di klinik Tiara Medistra, Bandar Setia Deli Serdang ?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus setelah melakukan senam diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus sebelum melakukan senam diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

2) Mengetahui kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus sesudah melakukan senam diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang.

3) Mengidentifikasi perbedaan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus sebelum dan sesudah melakukan senam diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan tentang Pengaruh Senam Diabetes Teahadap Penurunan Kadar Gula Darah.


(19)

b. Bagi Pasien/Penderita

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pasien agar penderita Diabetes Melitus dapat menjaga gaya hidup dan melakukan senam secara rutin untuk menurunkan kadar gula darah.

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi petugas kesehatan khususnya bagi perawat tentang Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diebetes Mellitus.

d. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan menambah pengetahuan baru untuk mata kuliah keperawatan khususnya mata kuliah keperawatan medikal bedah mengenai Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diebetes Mellitus yang akan memperkaya ilmu pengetahuan perawat.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi para peneliti yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut tentang Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diebetes Mellitus.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian

Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati (Sylvia & Lorrain, 2006).

Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi kurang efektif (Sarwono, 2006).

WHO menyatakan Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol dan menurut American Diabetes Association (ADA) Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.


(21)

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus adalah suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan kadar gula dalam darah yang mengakibatkan gangguan metabolisme dan berkembang menjadi gangguan multisistem karena keterbatasan insulin di dalam tubuh seseorang.

2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Diabetes Mellitus

Faktor-faktor penyebab diabetes melitus antara lain genetika, faktor keturunan memegang peranan penting pada kejadian penyakit ini. Apabila orang tua menderita penyakit diabetes mellitus maka kemungkinan anak-anaknya menderita diabetes mellitus lebih besar.

Virus hepatitis B yang menyerang hati dan merusak pankreas sehingga sel beta yang memproduksi insulin menjadi rusak. Selain itu peradangan pada sel beta dapat menyebabkan sel tidak dapat memproduksi insulin.

Faktor lain yang menjadi penyebab diabetes melitus yaitu gaya hidup, orang yang kurang gerak badan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kegememukan dan kesalahan pola makan. Kelainan hormonal, hormon insulin yang kurang jumlahnya atau tidak diproduksi.


(22)

2.1.3 Klasifikasi Diabetes Melitus

American Diabetes Assosiation (2005) dalam Aru Sudoyo (2006) mengklasifikasikan diabetes mellitus menjadi :

1) Diabetes mellitus tipe 1

Dibagi dalam 2 subtipe yaitu autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta dan idiopatik tanpa bukti autoimun dan tidak diketahui sumbernya.

2) Diabetes mellitus tipe 2

Bervariasi mulai yang predominan resisten insulin disertai defisinsi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resisten insulin.

3) Diabetes mellitus Gestasional

Faktor resiko terjadinya diabetes mellitus gestasional yaitu usia tua,etnik, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan riwayat gestasional terdahulu.Karena terjadi peningkatan sekresi beberapa hormone yang mempunyai efek metabolic terhadap toleransi glukosa, maka kehamilan adalah suatu keadaan diabetogenik.

4) Diabetes mellitus tipe lain :

a) Defek genetik fungsi sel beta

b) Defek genetik kerja insulin : resisten insulin tipe A,leprechaunism, sindrom rabson mandenhall, diabetes loproatrofik, dan lainnya.


(23)

c) Penyakit eksokrin pankreas : pankreastitis, trauma / pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, dan lainnya.

d) Endokrinopati : akromegali, sindron cushing, feokromositoma, hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, dan lainnya.

e) Karena obat atau zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid, diazoxic,agonis β adrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa, dan lainnya.

f) Infeksi : rubella konginetal, dan lainnya.

g) Immunologi (jarang) : sindrom “stiff-man” , antibody antireseptor insulin, dan lainnya.

h) Sindroma genetik lain : sindrom down, sindrom klinefilter, sindrom turner, sindrom wolfram’s, ataksia friedriech’s, chorea Huntington, sindrom Laurence/moon/biedl, distrofi miotonik,porfiria, sindrom pradelwilli, dan lainnya (ADA, 2005)

2.1.3 Patofisiologi Diabetes Melitus

Menurut Brunner & Sudddart (2002) patofisiologi terjadinya penyakit diabetes mellitus tergantung kepada tipe diabetes yaitu :

1) Diabetes Tipe I

Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari


(24)

makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).

2) Diabetes Tipe II

Resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin menurunkan kadar gula darah menjadi tumpul. Akibatnya pankreas harus mensekresi insulin lebih banyak untuk mengatasi kadar gula darah. Pada tahap awal ini, kemungkinan individu tersebut akan mengalami gangguan toleransi glukosa, tetapi belum memenuhi kriteria sebagai penyandang diabetes mellitus. Kondisi resistensi insulin akan berlanjut dan semakin bertambah berat, sementara pankreas tidak mampu lagi terus menerus meningkatkan kemampuan sekresi insulin yang cukup untuk mengontrol gula darah. Peningkatan produksi glukosa hati, penurunan pemakaian glukosa oleh otot dan lemak berperan atas terjadinya hiperglikemia kronik saat puasa dan setelah makan. Akhirnya sekresi insulin oleh beta sel pankreas akan menurun dan kenaikan kadar gula darah semakin bertambah berat.


(25)

3) Diabetes Gestasional

Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal. (Brunner & Suddarth, 2002).

2.1.5 Gejala

Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi.Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih.

Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).

Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

Dengan memahami proses terjadinya kelainan pada diabetes melitus tersebut diatas, mudah sekali dimengerti bahwa pada penderita diabetes melitus akan terjadi


(26)

keluhan khas yaitu lemas, banyak makan, (polifagia) , tetapi berat badan menurun, sering buang air kecil (poliuria), haus dan banyak minum (polidipsia). Penyandang diabetes melitus keluhannya sangat bervariasi, dari tanpa keluhan sama sekali, sampai keluhan khas diabetes melitusseperti tersebut diatas. Penyandang diabetes melitus sering pula datang dengan keluhan akibat komplikasi seperti kebas, kesemutan akibat komplikasi saraf, gatal dan keputihan akibat rentan infeksi jamur pada kulit dan daerah khusus, serta adapula yang datang akibat luka yang lama sembuh tidak sembuh (Sarwono, 2006).

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis diabetes dipastikan bila terdapat keluhan khas diabetes ( poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya ) disertai dengan satu nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal ( glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl ).

Selain itu terdapat keluhan khas yang tidak lengkap atau terdapat keluhan tidak khas ( lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulvae) disertai dengan dua nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal ( glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl yang diperiksa pada hari yang berbeda ( Suyono, 2005 ).


(27)

2.1.7 Komplikasi kronis diabetes mellitus antara lain :

1). Kerusakan saraf (Neuropathy)

Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit, dan organ lain, serta susunan saraf otonom yang mengatur otot polos di jantung dan saluran cerna. Hal ini biasanya terjadi setelah glukosa darah terus tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung sampai 10 tahun atau lebih. Apabila glukosa darah berhasil diturunkan menjadi normal, terkadang perbaikan saraf bisa terjadi. Namun bila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik (diabetic neuropathy). Neuropati diabetik dapat mengakibatkan saraf tidak bisa mengirim atau menghantar pesan-pesan rangsangan impuls saraf, salah kirim atau terlambat kirim. Tergantung dari berat ringannya kerusakan saraf dan saraf mana yang terkena.

2). Kerusakan ginjal (Nephropathy)

Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan berjuta-juta pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi sebagai saringan darah. Bahan yang tidak berguna bagi tubuh akan dibuang ke urin atau kencing. Ginjal bekerja 24 jam sehari untuk membersihkan darah dari racun yang masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila ada nefropati atau kerusakan ginjal, racun tidak dapat dikeluarkan, sedangkan protein yang seharusnya dipertahankan ginjal bocor ke luar. Semakin lama


(28)

seseorang terkena diabetes dan makin lama terkena tekanan darah tinggi, maka penderita makin mudah mengalami kerusakan ginjal. Gangguan ginjal pada penderita diabetes juga terkait dengan neuropathy atau kerusakan saraf.

3). Kerusakan mata (Retinopathy)

Penyakit diabetes bisa merusak mata penderitanya dan menjadi penyebab utama kebutaan. Ada tiga penyakit utama pada mata yang disebabkan oleh diabetes, yaitu:

a. retinopati, retina mendapatkn makanan dari banyak pembuluh darah kapiler yang sangat kecil. Glukosa darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah retina.

b. katarak, lensa yang biasanya jernih bening dan transparan menjadi keruh sehingga menghambat masuknya sinar dan makin diperparah dengan adanya glukosa darah yang tinggi.

c. glaukoma, terjadi peningkatan tekanan dalam bola matasehingg merusak saraf mata.

4). Penyakit jantung

Diabetes merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya suplai darah ke otot jantung berkurang dan tekanan darah meningkat, sehingga kematian mendadak bisa terjadi.


(29)

5). Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhan yang dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat hipertensi dapat memicu terjadinya serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Risiko serangan jantung dan stroke menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes juga terkena hipertensi.

6). Penyakit pembuluh darah perifer

Kerusakan pembuluh darah di perifer atau di tangan dan kaki, yang dinamakan Peripheral Vascular Disease (PVD), dapat terjadi lebih dini dan prosesnya lebih cepat pada penderita diabetes daripada orang yang tidak mendertita diabetes. Denyut pembuluh darah di kaki terasa lemah atau tidak terasa sama sekali. Bila diabetes berlangsung selama 10 tahun lebih, sepertiga pria dan wanita dapat mengalami kelainan ini. Dan apabila ditemukan PVD disamping diikuti gangguan saraf atau neuropati dan infeksi atau luka yang sukar sembuh, pasien biasanya sudah mengalami penyempitan pada pembuluh darah jantung.

7). Gangguan pada hati

Banyak orang beranggapan bahwa bila penderita diabetes tidak makan gula bisa bisa mengalami kerusakan hati. Anggapan ini keliru, hati bisa terganggu akibat penyakit diabetes itu sendiri. Dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes, penderita diabetes lebih mudah terserang infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C. Oleh karena itu, penderita diabetes harus menjauhi orang yang sakit hepatitis karena


(30)

mudah tertular dan memerlukan vaksinasi untuk pencegahan hepatitis. Hepatitis kronis dan sirosis hati (liver cirrhosis) juga mudah terjadi karena infeksi tau radang hati yang lama atau berulang. Gangguan hati yang sering ditemukan pada penderita diabetes adalah perlemakan hati atau fatty liver, biasanya (hampir 50%) pada penderita diabetes tipe 2 dan gemuk. Kelainan ini jangan dibiarkan karena bisa merupakan pertanda adanya penimbunan lemak di jaringan tubuh lainnya.

8). Penyakit paru-paru

Pasien diabetes lebih mudah terserang infeksi tuberkulosis paru-paru dibandingkan orang biasa, sekalipun penderita bergizi baik dan secara sosio-ekonomi cukup. Diabetes memperberat infeksi paru-paru, demikian pula sakit paru-paru akan menaikkan glukosa darah.

9). Gangguan saluran makan

Gangguan saluran makan pada penderita diabetes disebabkan karena kontrol glukosa darah yang tidak baik, serta gngguan saraf otonom yang mengenai saluran pencernaan. Gangguan ini dimulai dari rongga mulut yang mudah terkena infeksi, gangguan rasa pengecapan sehingga mengurangi nafsu makan, sampai pada akar gigi yang mudah terserang infeksi, dan gigi menjadi mudah tanggal serta pertumbuhan menjadi tidak rata. Rasa sebah, mual, bahkan muntah dan diare juga bisa terjadi. Ini adalah akibat dari gangguan saraf otonom pada lambung dan usus. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul akibat pemakaian obat-obatan yang diminum.


(31)

10). Infeksi

Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam menghadapi masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah terkena infeksi. Tempat yang mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga mengurangi kepekaan penderita terhadap adanya infeksi.

2.2 Kadar Gula Darah

2.2.1 Pengertian

Kadar gula darah adalah tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh (Wikipedia, 2012).

2.2.2 Mekanisme Pengaturan Gula Darah

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Kadar glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan kadar gula darah. Apabila kadar gula darah meningkat baik karena


(32)

perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen ( proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi kadar gula darah ( Wikipedia, 2012 ).

Tabel 1. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosa DM (mg/dL)

Bukan DM Belum pasti DM

DM

Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL) Plasma vena

Darah kapiler

Kadar glukosa darah puasa (mg/dL) Plasma vena Darah kapiler < 100 < 90 <100 <90 100-199 90-199 100-125 90-99 ≥ 200 ≥ 200 ≥ 126 ≥ 100

2.3. Senam Diabetes ( Latihan Jasmani )

2.3.1 Pengertian

Pengelolaan Diabetes Melitus bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal, dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi


(33)

nonfarmakologis. Pengelolaan nonfarmakologis meliputi pengendalian berat badan, diet, olahraga, sedangkan terapi farmakologisnya yaitu dengan pemberian insulin dan obat anti diabetik oral. Terapi ini diberikan jika terapi nonfarmakologis tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah dan dijalankan dengan tidak meninggalkan terapi nonfarmakologis yang sudah diterapkan (Yunir & Soebardi, 2007).

Latihan jasmani merupakan langkah awal dalam mencegah, mengontrol dan mengatasi diabetes. Latihan jasmani secara langsung dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif dan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor insulin menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh pada penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes (Ilyas, 2007). Latihan olahraga berdasarkan teori keperawatan merupakan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi dalam mengatasi masalah keperawatan yang timbul akibat dari diabetes (Potter & Pery, 2005). Mengatasi masalah keperawatan pasien diabetes dengan latihan jasmani atau olahraga merupakan hal penting. Perawat dalam melakukan perannya dituntut agar latihan jasmani bisa dilakukan pasien dengan baik. Hal ini sesuai dengan peran perawat spesialisasi medikal bedah yaitu sebagai koordinator, pemberi layanan, perencana keperawatan berkelanjutan, edukator, advokat, dan agen perubahan (Ignativicus & Workman).

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (PERSADIA, 2000).Pada waktu latihan jasmani otot-otot tubuh, sistem jantung dan sirkulasi darah serta pernafasan diaktifkan. Oleh sebab itu metabolisme tubuh, keseimbangan cairan


(34)

dan elektrolit serta asam basa harus menyesuaikan diri. Otot –otot akan menggunakan asam lemak bebas dan glukosa sebagaisumber tenaga atau energi. Bila latihan jasmani dimulai glukosa yang berasal dari glikogen di otot-otot pada waktu latihan jasmani mulai dipakai sebagai sumber tenaga. Apabila latihan jasmani terus ditingkatkan maka sumber tenaga dan glikogen otot berkurang, selanjutnya akan terjadi pemakaian glukosa darah dan asam lemak bebas. Makin ditingkatkan porsi olahraga makin meningkat pula pemakaian glukosa yang berasal dari cadangan glikogen hepar. Apabila latihan ditingkatkan lagi, maka sumber tenaga terutama berasal dari asam lemak bebas dan lipolisis jaringan lemak (PERSADIA, 2000).

Pada saat latihan jasmani ringan, pemakaian asam lemak bebas dan glukosa tidak tergantung insulin, apabila olahraga ditingkatkan menjadi berintensitas sedang maka insulin akan menurun dan adrenalin akan meningkat. Selanjutkan bila latihan jasmani dalam intensitas yang lebih berat maka non adrenalin akan meningkat dan menghambat sekresi insulin dan bersaman dengan itu terjadi peningkatan glucagon (PERSADIA, 2000).

Perubahan-perubahan metabolik dan sistem hormonal selama latihan tersebut adalah reaksi fisiologis tubuh untuk penyediaan energi yang dibutuhkan oleh otot-otot dari glukosa dan asam lemak bebas dan penyesuaian sistem kardiovaskular serta sistem respirasi (PERSADIA, 2000).


(35)

2.3.2 Manfaat Senam Diabetes

Manfaat senam diabetes yaitu meningkatkan kepekaan insulin pada otot-otot dan hati yang bisa menyebabkan penurunan pada dosis obat-obat hipoglikemi oral atau insulin yang dibutuhkan orang tersebut, profil lipid juga cendurung diperbaiki. Selain itu kadar kolestrol HDL yang sangat membantu makin bertambah dan mungkin penurunan trigliserida sehingga menurunkan resiko aterosklerosis. Diduga bahwa kurangnya olahraga dapat mengakibatkan resiko langsung bagi perkembangan resistensi terhadap insulin pada diabetes tipe 2, dan kemampuan fisik yang tetap aktif selama hidup merupakan salah satu sarana bagi perlindungan dan pencegahan penyakit (McWright, 2008 dalam Nugrahini, 2010).

Latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Pada tipe ini produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada awal menyandang penyakit ini. Masalah utama adalah kurangnya respon reseptor insulin terhadap insulin sehingga insulin tidak dapat dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh kecuali otak. Otot yang terkontraksi atau aktif tidak memerlukan insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel karena pada otot yang aktif sensitivitas reseptor insulin meningkat. Oleh karena itu latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin eksogen. Selain bermanfaat dalam mengontrol kadar glukosa darah, latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 diharapkan dapat menurunkan berat badan dan ini merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai, bahkan sebagian ahli menganggap bahwa


(36)

manfaat latihan jasmani bagi diabetes mellitus tipe 2 akan lebih jelas bila disertai dengan penurunan berat badan (Ilyas, 2005).

2.3.3 Keadaan Yang Perlu Diwaspadai Akibat Senam

Ada beberapa keadaan yang perlu diwaspadai akibat senam diabetes antara lain berhubungan dengan metabolisme, gula darah malah meninggi dan adanya ketosis, dan terjadinya hipoglikomi pada penderita yang mendapat suntikan insulin atau minum obat oral anti diabetik. Berhubungan dengan mikrovaskular, dapat terjadi perdarahan retina meningkatnya proteinuria, dan perdarahan jaringan lunak setelah latihan.

Keadaan lain yang perlu diwaspadai yaitu berhubungan dengan sistem kardiovaskular, dekompensasi jantung dan aritmia disebabkan oleh PJK, tekanan darah meningkat dalam latihan, hipotensi orthostatik setelah latihan Berhubungan dengan trauma, ulkus pada kaki, penyakit-penyakit sendi terutama pada orang tua, trauma tulang dan otot sehubungan dengan adanya neuropati, osteoporosis, dan osteoarthritis ( Ilyas, 2005 ).

2.3.4 Tahapan dalam latihan senam diabetes

Menurut Ilyas (2005) ada beberapa tahapan (urutan kegiatan) dalam melakukan senam diabetes yang harus diperhatikan setiap kali melakukan kegiatan senam diabetes, tahapan-tahapan tersebut antara lain :


(37)

1) Pemanasan (Warming Up)

Dilakukan sebelum melakukan latihan yang bertujuan untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh sebelum memasuki latihan. Selain itu pemanasan perlu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cedera akibat olahraga lama. Pemanasan biasanya 5-10 menit.

2) Latihan inti (Conditioning)

Pada tahap ini heart rate diusahakan mencapai target heart rate (THR) 3) Pendinginan (Cooling Down)

Pendinginan adalah untuk mencegah terjadinya penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah berolah raga atau pusing karena darah masih terkumpul pada otot yang aktif. Lama pendinginan kurang lebih 5-10 menit.

4) Peregangan (Streching)

Dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih tegang dan lebih elastis.

2.3.5 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Melakukan Senam Diabetes

Pada penyandang diabetes yang mendapat terapi insulin, keadaan hipoglikemia disertai kadar insulin yang berlebihan merupakan keadaan yang perlu mendapat perhatian ketika melakukan latihan jasmani terutama pada waktu tahap pemulihan. Kemungkinan hipoglikemia lebih besar bila insulin disuntikkan pada lengan atau kaki sebelum melakukan latihan jasmani, sebagai akibat meningkatnya hantaran insulin melalui darah karena efek pemompaan otot pada waktu berkontraksi.


(38)

Oleh karena itu dianjurkan agar penyuntikan insulin sebelum melakukan latihan jasmani dilakukan didaerah abdomen, juga dianjurkan agar latihan jasmani dilakukan setelah makan ketika kadar glukosa darah pada puncaknya. Pagi hari merupakan saat yang paling baik untuk melakukan latihan jasm

Latihan jasmani dengan durasi yang lama pada penyandang diabetes yang mengalami defisiensi insulin disertai kadar gula darah yang tidak terkendali akan menyebabkan peningkatan penglepasan bahan berbahaya yaitu benda-benda keton, berbagai hal ini membutuhkan pengawasan yang ketat bila penyandang diabetes melakukan latihan jasmani. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani secara berkelompok (Ilyas, 2005 ).

2.3.6 Langkah –langkah dalam Senam Diabetes

Dalam melaksanakan senam diabetes ada beberapa langkah yang harus dilakukan, menurut Sumarni (2008) langkah-langkah tersebut antara lain:

1) Pemanasan 1

Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke atas seluruh bahu, kedua tangan bertautan, lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh. 2) Pemanasan 2

Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu, kemudian gerakkan kedua jari seperti hendak meremas, lalu buka lebar. Lakukan secara bergantian namun tangan di angkat ke kanan kiri tubuh hingga lurus bahu.


(39)

3) Inti 1

Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan, kaki kiri tetap di tempat. Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu, sedangkan tangan kiri ditekuk sampai telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.

4) Inti 2

Posisi berdiri tegap, kaki kanan diangkat hingga paha dn betis membentuk sudut 900. Kaki kiri tetap di tempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus bahu, sedangkan tangan kanan ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.

5) Pendinginan 1

Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus ke depan selurus bahu, tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.

6) Pendinginan 2

Posisi kaki berbentuk huruf V terbalik, kedua tangan direntangkan ke atas membentuk huruf V.


(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian menurut Setiadi (2007) adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan tujuan dan pemikiran peneliti yaitu mendapatkan gambaran tentang pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes mellitus.

Variable adalah karakteristik yang diamati yang memiliki variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi,2007). Terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel akibat (dependent).

Skema Kerangka Konsep

Kadar Gula Darah .Setelah Senam

(post test) Senam Diabetes

Kadar Gula Darah Sebelum Senam


(41)

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel.

Varibel Defenisi Operasional

Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Senam Diabetes Kadar gula darah Senam dengan-

gerakan-gerakan low impact yang dilakukan secara rutin untuk mengontrol atau menurunkan kadar gula darah pasien diabetes mellitus di klinik Tiara Medistra, Bandar Setia Deli Serdang Tingkat atau kandungan glukosa di dalam darah pasien diabetes mellitus di klinik Tiara Medistra, Bandar Setia Deli Serdang

DVD player & gerakan-gerakan senam diabetes Gluko strip, jarum penusuk, kapas alkohol Nominal Ratio Seluruh peserta mengikuti gerakan-gerakan senam diabetes Hasil pengukuran rata-rata KGD minggu1-4 Sebelum

senam = 272,4 mg/dl

Sesudah senam = 257,04 mg/dl


(42)

3.2Hipotesa

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian Ha : Terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang.


(43)

METODOLOGI PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif yang bertujuan mengidentifikasi pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang.

4.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan penderita diabetes melitus yang mengikuti program senam diabetes di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang yaitu pada bulan September 2012 sebanyak 30 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikonto,2006). Dalam penelitian ini pengambilam sampel dilakukan dengan cara total sampling artinya seluruh penderita diabetes yang ikut program senam diabetes di klinik Tiara Medistra sebanyak 30 orang digunakan sebagai sampel, namun karena


(44)

9 orang yang tidak bersedia hadir setiap minggu dengan alasan tidak ada yang rutin mengantar maka sampel dalam penelitian ini yaitu 21 orang.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik Tiara Medistra Bandar Setia,Deli Serdang yang akan dilaksanakan pada September-Oktober 2012. Lokasi penelitian ini dipilih karena merupakan salah satu klinik yang memiliki program senam diabetes rutin dan merupakan satu-satunya klinik yang menjalankan program tersebut untuk kawasan Deli Serdang.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Pimpinan Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang. Menurut Nursalam (2003), ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan pada penelitian ini, yaitu self determination responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela, ananomity yaitu selama kegiatan penelitian, nama dari responden tidak digunakan. Sebagai gantinya peneliti menggunakan nama inisial responden, informed consent adalah seluruh responden bersedia menandatangani lembar persetujuan setelah peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, dan harapan peneliti terhadap responden, setelah responden memahami semua penjelasan peneliti,


(45)

confidentiality adalah peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian dan protection from discomfort, yaitu responden bebas dari rasa sakit, baik secara fisik dan tekanan psikologis

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data demografi, tabel observasi, glukometer, jarum penusuk, kapas alkohol dan DVD player yang digunakan sebagai panduan melaksanakan senam diabetes. Peneliti mengobservasi langsung berjalannya kegiatan senam mulai dari pemanasan sampai pendinginan.

Langkah- langkah Senam Diabetes

1) Pemanasan 1

Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke atas seluruh bahu, kedua tangan bertautan, lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.

2) Pemanasan 2

Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu, kemudian gerakkan kedua jari seperti hendak meremas, lalu buka lebar. Lakukan secara bergantian namun tangan di angkat ke kanan kiri tubuh hingga lurus bahu.

3) Inti 1

Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan, kaki kiri tetap di tempat. Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu, sedangkan tangan kiri ditekuk sampai telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.


(46)

4) Inti 2

Posisi berdiri tegap, kaki kanan diangkat hingga paha dn betis membentuk sudut 900. Kaki kiri tetap di tempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus bahu, sedangkan tangan kanan ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.

5)Pendinginan 1

Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus ke depan selurus bahu, tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.

6)Pendinginan 2

Posisi kaki berbentuk huruf V terbalik, kedua tangan direntangkan ke atas membentuk huruf V.

4.6 Metode Pengumpulan Data

Cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian yang dilakukan oleh insitusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara kemudian menyerahkan surat izin kepada bagian kepala pimpinan klinik Tiara Medistra Bandar Setia,Deli Serdang, kemudian peneliti mendapat data jumlah pasien yang menderita diabetes mellitus dan aktif mengikuti senam diabetes.

Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri dimana peneliti hadir pada hari kegiatan senam diadakan, kemudian peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan


(47)

prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan. Setelah responden setuju dengan prosedur penelitian yang akan dilakukan, peneliti memberikan informed consent untuk ditandatangani sebagai bukti persetujuan untuk menjadi responden, selanjutnya responden mengisi data demografi.

Peneliti kemudian melakukan pengukuran kadar gula darah responden yaitu dengan cara sebagai berikut :

1) Persiapan alat

2) Ujung salah satu jari tangan responden dibersihkan dengan menggunakan kapas alkohol.

3) Peneliti memastikan alat penusuk yang berisi jarum penusuk sudah dapat digunakan, kemudian alat penusuk ditempelkan pada ujung jari responden kemudian peneliti menekan tombol pada alat penusuk yang secara otomatis akan menusuk ujung jari responden.

4) Darah yang keluar dari ujung jari responden diteteskan pada stik yang sudah terpasang pada gluko meter.

5) Setelah beberapa detik pada layar gluko meter muncul angka yang merupakan kadar gula darah responden tersebut.

6) Selanjutnya peneliti mencatat hasil dari kadar gula darah tersebut.

Setelah dilakukan pengukuran kadar gula darah responden kemudian melakukan senam diabetes dan peneliti melakukan observasi langsung terhadap responden yang melakukan senam diabetes mulai dari kegiatan pemanasan sampai


(48)

pendinginan. Setelah kegiatan senam berakhir sekitar 5-10 menit peneliti melakukan pengukuran kadar gula darah kembali kepada responden satu persatu dan kemudian hasilnya di catat seperti prosedur sebelum responden melakukan senam.

4.7 Analisa Data

Analisa data senam diabetes dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

1) Persiapan yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas data responden dan memastikan semua data telah terisi.

2) Tabulasi yaitu mengklarifikasi data dengan mentabulasikan data yang telah dikumpulkan.

3) Setelah dilakukan pemeriksaan dan tabulasi data, maka dilakukan analisa data yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau per variabel atau disebut juga dari analisis berdistribusi tunggal. Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi (jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku bangsa) dan menggunakan deskriptif (usia untuk melihat mean dan standar deviasi).


(49)

b. Analisis Bivariat

Adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis hubungan dua variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Uji paired t-test digunakan untuk menguji dua sampel berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang berbeda secara signifikan pada data yang bertipe riel. Maka, uji paired t-test (t-test berpasangan) digunakan untuk meneliti pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes dengan melihat nilai P (Probabilitas) diterima atau ditolak. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji wilcoxon non parametric ( Dahlan, 2008).


(50)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pebahasan mengenai pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes mellitus.

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama 5 minggu sejak tanggal 07 september sampai 05 oktober 2012 di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang. Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi responden, dan kadar gula darah responden sebelum dan sesudah melakukan senam diabetes.

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

Table 1. Deskriptif Karakteristik Responden Menurut Umur Responden

Mean Median Modus Min Max SD


(51)

Tabel 2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin, Suku, Agama, Pendidikan, dan Pekerjaan Responden

Karakteristik Frekuensi (n)

Persentase (%) 1. Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan 8 13 38,1 % 61,9 % 2. Suku Jawa Melayu Batak Minang Aceh 10 3 4 1 3 47,6 % 14,3 % 19,0 % 4,8 % 14,3 % 3. Agama Islam Kristen 18 3 85,7 % 14,3 % 4. Pendidikan Perguruan Tinggi SMA SMP SD 17 1 2 1 81,0 % 4,8 % 9,5 % 4,8 % 5. Pekerjaan PNS Wiraswasta 15 6 71,4 % 28,6 %

Dari tabel di atas dapat dilihat deskripsi karakteristik demografi responden terdiri dari usia, jenis kelamin, suku, pendidikan, dan pekerjaan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden sebanyak 21 responden, pada karakteristik umur nilai mean=50, median=50 dan modus= 41, umur terendah yaitu39 tahun dan umur tertinggi 63 tahun dan SD= 6,450. Mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan (61,9%), responden bersuku jawa (47,6%), sebagian besar responden beragama islam (85,7%). Responden kebanyakan berlatar belakang


(52)

pendidikan perguruan tinggi (81,0%), dan sebagian besar responden bekerja sebagai pegawai negeri sipil (71,4%).

5.1.2 Kadar Gula Darah Pasien Sebelum dan Sesudah Senam Diabetes

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Sebelum dan Sesudah Senam Diabetes dari Minggu 1- Minggu 4.

Resp on-den

KGD Minggu ke 1 KDG Minggu ke 2 KGD Minggu ke 3 KGD Minggu ke 4

Sebe-lum senam Sesu-dah Senam Sebe-lum senam Sesu-dah senam Sebe-lum senam Sesu-dah senam Sebe-lum senam Sesu-dah senam

1 225 217 277 271 201 193 237 235

2 179 167 171 166 135 132 146 140

3 187 185 196 194 180 174 178 165

4 326 320 294 282 365 365 338 334

5 246 231 234 227 242 231 194 193

6 165 154 178 177 182 179 184 176

7 326 329 316 312 314 301 349 321

8 186 191 204 207 164 156 155 151

9 190 195 205 209 173 171 167 160

10 298 287 286 281 226 234 274 272

11 194 190 175 161 152 142 178 171

12 523 514 496 498 478 469 461 454

13 157 161 167 166 154 156 151 147

14 264 250 254 266 249 237 177 179

15 304 307 381 363 364 361 377 358

16 317 302 347 351 296 298 304 283

17 445 427 409 391 494 472 436 432

18 262 266 224 228 257 263 278 274

19 304 301 309 301 320 317 307 304

20 283 282 271 271 278 273 279 276

21 341 345 347 349 365 369 370 373

Dari tabel 2. diatas dapat dilihat bahwa 21 responden melakukan senam pada minggu-1 sampai minggu-4. Rata-rata nilai kadar gula darah responden pada minggu pertama sebelum senam =272,5, nilai minimum =157 maximum= 523 dengan standart deviasi 92,7, rata-rata sesudah senam =267,7, nilai minimum = 154,


(53)

senam = 273,4, nilai minimum = 167, maximum =456 dengan standart deviasi =87,8, rata-rata sesudah senam =270,0, minimum= 161, maximum =498 dan standart deviasi = 86,6. Pada minggu ketiga rata-rata sebelum senam =266,1, nilai minimum = 135, maximum = 494 dan standart deviasi 103,7, rata-rata sesudah senam = 261,5 nilai minimum =132, maximum =472 dan standart deviasi = 102,1. Pada minggu keempat rata-rata sebelum senam = 263,8 dengan nilai minimum =146, maximum =461 dan standart deviasi =97,8 dan rata-rata sesudah senam =257,0 dengan nila minimum =140, maximum =454 dan standart deviasi =96,5.

Tabel 4. Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 1 di klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

Variabel Mean of Std. Deviasi t P Value

KGD sebelum dan sesudah

4,810 7,737 2,849 0,010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam pada minggu pertama diperoleh nilai mean = 4,810 dengan Std.deviasi =7,737, t = 2,849 dan nilai p sebesar 0,010. Untuk memperjelas perbandingan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam dapat dilihat diagram di bawah ini.


(54)

Diagram 1. Kadar gula darah sebelum dan sesudah senam mingu pertama

Tabel 5. Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 2 di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

Variabel Mean of Std.Deviasi t P Value

KGD sebelum dan sesudah

3,333 7,696 1,985 0,061

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perubahan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam pada minggu kedua diperoleh nilai mean = 3,333 dengan std. deviasi = 7,696, t = 1,985 dan nilai p sebesar 0,061. Untuk memperjelas perbandingan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam dapat dilihat diagram di bawah ini.

0 100 200 300 400 500 600

sebelum senam sesudah senam


(55)

Diagram 2. Kadar gula darah sebelum dan sesudah senam minggu kedua

Tabel 6. Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 3 di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

Variabel Mean of Std.Deviasi t P Value

KGD sebelum dan sesudah

4,571 7,117 2,943 0,008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perubahan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam minggu 3 diperoleh nilai mean = 4,571 dengan std. deviasi = 7,117, t= 2,943 dan nilai p = 0,008. Untuk memeperjelas perbandingan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam dapat dilihat diagram di bawah ini.

0 100 200 300 400 500 600

sebelum senam sesudah senam


(56)

Tabel 7. Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Sebelum dan Sesudah Senam Minggu 4 di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

Variabel Mean of Std.Deviasi T P Value

KGD sebelum dan sesudah

6,762 7,622 4,066 0,001

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam pada minggu keempat diperoleh nilai mean = 6,762 dengan std. deviasi = 7,622, t = 4,006 dan nilai p =0,001. Untuk memperjelas perbandingan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam dapat dilihat diagram di bawah ini.

Diagram 4. Kadar gula darah sebelum dan sesudah senam minggu keempat

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

500 sebelum senam

sesudah senam


(57)

Tabel 8. Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum Senam Minggu-1 dan Sesudah Senam Minggu-4 di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

Variabel Mean of Std.Deviasi t P Value

KGD Sebelum dan Sesudah Senam

15,429 32,403 2,182 0,041

Pada tabel diatas terlihat perbedaan antara pengukuran sebelum dan sesudah adalah 15,429 dengan Std deviasi = 32,403 dan nilai p = 0,041. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar gula darah sebelum senam (minggu pertama) dan sesudah senam (minggu ke empat) memiliki perbedaan yang signifikan/bermakna (p<0,05). Dari hasil tersebut diketahui bahwa ada pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah. Untuk memperjelas perbandingan kadar gula darah sebelum senam pada minggu pertama dan sesudah senam pada minggu keempat dapat dilihat diagram di bawah ini


(58)

Diagram 5. Kadar gula darah sebelum senam minggu pertama dan sesudah senam minggu keempat.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti dapat menjawab pertanyaan mengenai pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes. Dari hasil pemeriksaan kadar gula darah sebelum melakukan dan setelah melakukan senam setiap minggunya terjadi perubahan kadar gula darah. Pada minggu pertama, dari 21 responden yang melakukan senam 14 responden mengalami penurunan kadar gula darah dengan rata-rata penurunan 9 mg/dl dan 7 responden lainnya mengalami peningkatan kadar gula darah rata-rata 4 mg/dl. Berdasarkan hasil uji paired t-test secara signifikan terdapat penurunan kadar gula darah setelah melakukan senam pada responden dengan nilai p<0,05 yaitu 0,01.

0 100 200 300 400 500

600 sebelum senam minggu 1

sesudah senam minggu 4


(59)

Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit (2011) tentang efek senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 24 responden DM yang telah melakukan senam terdapat 20 responden yang mengalami penurunan kadar gula darah dan hanya 4 responden yang mengalami peningkatan kadar gula darah. Sebelum senam kadar gula darah responden tertinggi =416 mg/dl dan terendah =154 mg/dl, sesudah senam tertinggi = 354 mg/dl dan terendah =109 mg/dl (Wiwit, 2011)

Pada minggu kedua hasil pemeriksaan gula darah responden juga mengalami perubahan setelah melakukan senam, 13 responden mengalami penurunan kadar gula darah dengan rata-rata penurunan 7 mg/dl, dan 7 responden mengalami peningkatan kadar gula darah dengan rata-rata peningkatan 4 mg/dl sedangkan 1 responden lainnya tidak mengalami perubahan kadar gula darah setelah melakukan senam. Berdasarkan hasil uji paired t-test secara signifikan tidak terdapat penurunan kadar gula darah pada responden setelah melakukan senam, hal ini dapat dilihat dengan nilai p= 0,061 ( p>0,05). Hal ini mungkin saja dapat terjadi karena responden mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah 2 jam sebelum pemeriksaan atau responden tidak melakukan/mengikuti instruktur senam dengan benar sehingga tidak terjadi penurunan kadar gula darah secara signifikan/bermakna.

Penelitian yang dilakukan oleh Tanti Indriana (2010) tentang pengaruh latihan (senam diabetes) terhadap Regulasi kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus


(60)

juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah dengan nilai p = 0,477. (Indriana, 2010)

Pada minggu ketiga 15 responden mengalami penurunan kadar gula darah dengan rata-rata penurunan 8 mg/dl, dan 5 responden mengalami peningkatan kadar gula darah dengan rata-rata peningkatan 5 mg/dl sedangkan 1 responden lainnya tidak mengalami perubahan kadar gula darah setelah melakukan senam. Berdasarkan hasil uji paired t-test secara signifikan terdapat penurunan kadar gula darah pada responden setelah melakukan senam pada minggu ketiga. Hal ini dibuktikan dengan nilai p<0,05 yaitu p= 0,008.

Sedangkan pada minggu keempat 19 responden mengalami penurunan kadar gula darah dengan rata-rata penurunan 8 mg/dl dan 2 responden mengalami peningkatan kadar gula darah dengan rata-rata peningkatan 2 mg/dl setelah melakukan senam. Berdasarkan hasil uji paired t-test secara signifikan juga terdapat penurunan kadar gula darah pada responden setelah melakukan senam, hal ini dibuktikan dengan nilai p<0,05 yaitu p= 0,01.

Setelah melakukan senam selama 4 minggu 14 responden mengalami penurunan kadar gula darah dengan rata-rata penurunan 32 mg/dl, 6 responden mengalami peningkatan kadar gula dengan rata-rata peningkatan 21 mg/dl dan 1 responden lainnya tidak mengalami perubahan kadar gula darah.

Sebelum melakukan senam pada minggu pertama rata-rata kadar gula darah responden yaitu 272,4 mg/dl dan setelah melakukan senam pada minggu keempat


(61)

rata-rata kadar gula darah responden yaitu 257,04 mg/dl, terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 15,36 mg/dl.

Dari hasil penelitian yang dianalisa dengan menggunakan uji paired t-test secara signifikan terjadi penurunan kadar gula darah pada responden dengan nilai p< 0,05 yaitu 0,041. Hal ini berarti bahwa dengan melakukan senam secara rutin secara langsung dapat menurunkan kadar gula darah.

Hasil penelitian di atas hampir sama dengan penelitian yang dilakukana oleh Indriyani, dkk di wilayah puskesmas Bukateja Purbolinggo terhadap 22 responden, didapatkan bahwa sebelum melakukan senam rata-rata kadar gula responden adalah 240,27 mg/dl, dan setelah melakukan senam rata-rata kadar gula responden menjadi 210,14 mg/dl, terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 30,14 mg/dl (Indriyani, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Putra (2010) juga menunjukkan perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam, penelitian ini membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan hasil untuk kelompok kontrol p= 0,023 dan kelompok intervensi p= 0,013. Penurunan kadar gula darah pada kelompok intervensi 1,2 kali lebih besar dari pada kelompok kontrol (31,92 mg/dl berbanding 27 mg/dl) .(Dwi Putra, 2010). Penelitian lain yang tekait dengan senam diabetes antara lain adalah penelitian yang dilakikan oleh Ahmad Baequny dkk (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh senam diabetes mellitus terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita


(62)

diabetes mellitus yang menunjukkan hasil ada perubahan yang signifikan pada gula darah setelah melakukan senam (Baequny dkk, 2009).

Penurunan kadar gula darah tersebut sesuai dengan pendapat PERSADIA (2000), yaitu pada saat latihan jasmani otot-otot tubuh, sistem jantung dan sirkulasi darah serta pernafasan diaktifkan. Oleh sebab itu metabolisme tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa harus menyesuaikan diri. Otot-otot akan menggunakan asam lemak bebas dan glukosa sebagai sumber tenaga atau energi. Bila latihan jasmani dimulai glukosa yang berasal dari glikogen di otot-otot pada waktu latihan jasmani mulai dipakai sebagai sumber tenaga. Apabila latihan jasmani terus ditingkatkan maka sumber tenaga dan glikogen otot bekurang, selanjutnya akan terjadi pemakaian glukosa darah dan asam lemak.

PERKENI (2006) juga menekankan bahwa kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes mellitus tipe 2. Sudoyo dkk (2006), latihan jasmani secara teratur penting bagi kesehatan setiap orang, karena akan memberikan banyak tenaga, membuat jantung lebih kuat, meningkatkan sirkulasi, memperkuat otot, meningkatkan kelenturan, meningkatkan kemampuan bernafas, membantu mengatur berat badan, memperlambat proses penuaan, memperbaiki tekanan darah, memperbaiki kolesterol dan lemak tubuh yang lain, mengurangi stress dan melawan akibat-akibat kekurangan aktivitas.


(63)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji paired t-test, setelah melakukan senam pada minggu pertama secara signifikan terdapat penurunan kadar gula darah pada responden dengan nilai p<0,05 yaitu p = 0,01. Sedangkan pada minggu kedua diperoleh nilai p> 0,05 yaitu p= 0,061 yang artinya tidak terdapat penurunan kadar gula darah yang bermakna. Hasil uji paired t-test pada responden setelah melakukan senam pada minggu ketiga menunjukkan nilai p< 0,05 yaitu p= 0,008 yang artinya terdapat penurunan kadar gula darah yang bermakna, sedangkan pada minggu keempat hasil uji paired t-test menunjukkan nilai p< 0,05 yaitu p= 0,001, hal ini berarti juga terdapat penurunan kadar gula darah yang bermakna. Secara keseluruhan hasil uji paired t-test pada pemeriksaan kadar gula darah sebelum senam minggu pertama dan sesudah senam minggu keempat menunjukkan nilai p< 0,05 yaitu p= 0,041, hal ini berarti terdapat penurunan kadar gula darah yang bermakna pada responden yang melakukan senam rutin selama 4 minggu.

Dari kelima hasil uji paired t-test di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa ada pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes mellitus.


(64)

6.2Rekomendasi

1) Dalam pendidikan keperawatan perlu menekankan pada kriteria eksklusi yang perlu dikontrol yaitu tekanan darah dan nadi responden sebelum senam.

2) Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar dapat menjadi motivator dan memberikan penyuluhan yang intensif bagi penderita diabetes mellitus untuk malakukan senam diabetes rutin demi menurunkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi diabetes mellitus.


(65)

American Diabetes Association. (2004).Diagnosis and classification of dibetes mellitus. Diambil dari buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi III Jilid IV Jakarta : Pusat Penerbita Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI

.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi IV. Cetakan 3. Jakarta : Rineka Cipta.

Askandar, T. (2002). Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Diambil dari http:// Hidup-sehat-dan-bahagia/diabetes.pdf pada April 2012

Baequny A, dkk (2009). Pengaruh senam diabetes mellitus terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Jurnal Pendidikan. Surabaya: Yayasan Bhakti Karya.

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Dahlan, MS. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi III. Jakarta : Salemba Medika.

Darmowidjojo, dkk. (2006). Hidup Sehat Dengan Diabetes. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Ilyas, E (2005). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FK UI Indriana, Tanti. (2010). Pengaruh Latihan (Senam Diabetes) Terhadap

Regulasi Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Air Langga.

Indriani, P.dkk. (2007).Pengaruh Latihan Fisik: Senam Aerobic Terhadap Penurunan KGD pada Penderita DM Tipe 2. Penelitian di Wilayah Puskesmes Bukateja, Purbalingga.

Nursalam.(2003) .Konsep & Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan,Jakarta : Salemba Medika

PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia


(66)

Price,S.A & Lorrain M.W. (2003). Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6.Jakarta : EGC

Putra, Dwi (2010). Efek Senam Diabetes Terhadap Glukosa Darah Sewaktu dan Tekanan Darah pada Anggota Persadia Putat Jaya Dengan DM Tipe 2. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Riwidikdo, H (2008). Stastistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Pres

Setiadi. (2007).Konsep & Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta : Graha Ilmu

Sudirman. (2009).Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Ilmu Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang

Sudoyo, A.W.dkk. (2006). Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbita Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI

Sumarni (2008). Prosedur Senam Diabetes, dalam Artikel Nursing

Keperawatan Community.Diunduh Mei 2012 melalui

www.persadia.html

Soegondo, S.dkk. (2005). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FK UI

Suyono, S. (2006). Diabetes mellitus di indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. Jakarta: Pusat penerbit Departemen Penyakit Dalam FK UI

WHO. (2008). Diabetes. Diakses April 2012 dari :

Wiwit (2011). Efek Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RW 2 Krembangan Bhakti Surabaya. Jurnal Poltekes Surabaya

Wikipedia. (2012). Gula Darah. Diakses Mei 2012 dari


(67)

Diabetes di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang

Oleh Widia Wati

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang” sebagai syarat perkuliahan mahasiswa keperawatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes di Klinik Tiara Medistra Bandar Setia, Deli Serdang, untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian ini, informasi dari Bapak/Ibu hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.

Demikianlah permohonan ini disampaikan atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti Medan, September 2012

Responden

Widia Wati ( )


(68)

KUESIONER PENELITIAN

Data Demografi Petunjuk Penelitian

a. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang tersedia

b. Semua pertanyaan harus dijawab

c. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban

d. Bila ada yang kurang mengerti, silahkan tanya pada peneliti.

1. Umur : tahun

2. Jenis kelamin : ( ) Pria

( ) Wanita

3. Suku Bangsa :

( ) Jawa ( ) Batak ( ) Melayu ( ) Padang ( ) Aceh ( ) Nias ( ) Lainnya..

4. Agama :

( ) Islam ( ) Kristen ( ) Budha ( ) Hindu


(69)

( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan :

( ) PNS/TNI/POLRI ( ) Petani/Nelayan ( ) Buruh ( ) Wiraswasta ( ) Lainnya…


(70)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Widia Wati

Tempat / Tanggal lahir : P.Halang, 11 November 1990

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl.Setia Budi Pasar 1 No.10B, Tanjung Sari Nomor Telepon / Hp : 085276468179

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 023 Pulau Halang 2. SMP Cikditiro Pulau Halang 3. SMA Dharma Pancasila Medan 4. D-III Fakultas Keperawatan USU


(71)

(72)

(73)

(1)

KUESIONER PENELITIAN

Data Demografi

Petunjuk Penelitian

a. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang tersedia

b. Semua pertanyaan harus dijawab

c. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban

d. Bila ada yang kurang mengerti, silahkan tanya pada peneliti.

1. Umur : tahun

2. Jenis kelamin : ( ) Pria

( ) Wanita

3. Suku Bangsa :

( ) Jawa ( ) Batak ( ) Melayu ( ) Padang ( ) Aceh ( ) Nias ( ) Lainnya..

4. Agama :

( ) Islam ( ) Kristen ( ) Budha ( ) Hindu


(2)

5. Pendidikan terakhir :

( ) SD ( ) SMA

( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan :

( ) PNS/TNI/POLRI ( ) Petani/Nelayan ( ) Buruh ( ) Wiraswasta ( ) Lainnya…


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Widia Wati

Tempat / Tanggal lahir : P.Halang, 11 November 1990

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl.Setia Budi Pasar 1 No.10B, Tanjung Sari Nomor Telepon / Hp : 085276468179

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 023 Pulau Halang 2. SMP Cikditiro Pulau Halang 3. SMA Dharma Pancasila Medan 4. D-III Fakultas Keperawatan USU


(4)

(5)

(6)