Proses Pembuatan Penelitian Kemasyarakatan

Pemasyarkatan. ini artinya tugas PK tidak hanya membimbinga klien berasal dari Lapas Dewasa maupun Anak.

B. Proses Pembuatan Penelitian Kemasyarakatan

Bimbingan terhadap klien di luar Lapas maupun pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan tidak akan terlepas dari metode apa yang dipakai dalam melaksanakan tugas membimbing klien. Pembimbing Kemasyarakatan dalam membimbing klien maupun melakukan tugas lain yang beragam harus menguasai metode dari berbagai disiplin ilmu sesuai dengan kondisi dan situasi klien. Bagi seorang pekerja social Social Worker yang bekerja pada departemen kesehatan, seharusnya dilengkapi dengan pengetahuan beserta metodenya yang diperlukan guna menunjang tugasnya sebagai pekerja departemen kesehatan, demikian pula PK sebagai pekerja social bidang kehakiman, tanpa adanya metode sebagai landasan kerja pada Bapas tidak akan berhasil baik dalam menjalankan tugasanya. Pembimbing Kemasyarakatan sebagai pekerja social bidang kehakiman Probation Officer telah memiliki pengetahuan pekerja social atau social work yang dilengkapi dengan metode pekerjaan social Social Work Methode, akan tetapi batapapun yang professional dalam tugas membimbing klien. Metode pendekatan akan membuka aspek kehidupan yang tersembunyi, mengetahui factor penyebab terjadinya masalah, menyoroti kejadian dalam kehidupan kelompok. Juga dapat mendiskripsikan secara detailrinci kehidupan keluarga berdasarkan observasi intensif. Undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadialn Anak pasal 38 menyebutkan :”Pembimbing Kemsyarakatan dan pekerja social harus Universitas Sumatera Utara mempunyai keahlian sesuai dengan tugas dan kewajibannya atau mempunyai keahlian sesuai dengan tugasnya dan jiwa pengabdian dibidang kesejahtraan social”. 13 Beberapa syarat bagi PK dalam melaksanakan tugas secara porfesional, kecuali ilmu pengetahuan khusus yang harus dimiliki, perlu menguasai metode dan tehnik bimbingan untuk kliennya : 14 a. Tehnik WawancaraInterview. Tehnik ini terbagi dalam dua bagian : 1. Tehnik wawancara secara bebas. Dalam wawancara ini PK tidak boleh langsung bertanya dalam hal-hal pokok tentang masalah yang dihadapi klien. Terlebih dahulu PK mendapatkan kepercayaan klien, ditanyakan hal-hal keadaannya sehari- hari, kesehatan dan sebagainya dan dapat dilakukan secara terbuka dimana saja. Bagi klien yang ada di Lapas lebih mudah sehingga dapat dilakukan beberapa kali wawancara ini dapat dilakukan secara bertahap. 2. Tehnik wawancara secara mendalam depth interview apabila telah mendapat kepercayaan dengan mudah dilanjutkan secara mendalam mengenai segala permasalahan yang akan dituangkan dalam laporan nanti. Wawancara ini dapat dilakukan dalam rangka tertutup, atau di ruangan konseling, dengan keterampilan khusus pasti dapat diperoleh keterangan yang akurat karena kesabaran dan taktik yang cerdik. b. Cara memanggil untuk lapor diri. 13 Ibid. hlm 53-54 14 Ibid hlm 59-62 Universitas Sumatera Utara Pemanggilan ini dilakukan dalam rangka lapor diri untuk bimbingan klien. Setelah PK mendapat pemberitahuan dari Jaksa PK-3052 disertai vonis atau surat ketetapan yang telah dieksekusi melaluai kepala Bapas, PK memanggil klien untuk datang ke Bapas, baik untuk administrasi maupun bimbingan. Pelaksanaan lapor diri ini dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok dengan melihat kondisi klien yang bersangkutan. Dalam kegiatan ini PK harus melakukan kegiatan kreatif dengan macam-macam cara sebagai PK yang professional. Hanya dengan nasehat-nasehat saja bimbingan klien tidak akan berhasil. Saat lapor diri inilah dapat dilakukan berbagai kegiatan seperti tuntunak kerja, bimbingan rohani secara perorangan maupun permainanolah raga, kesenian, keperpustakaan dan sebagainya. Sehingga dengan kebersamaan ini keakraban dan keharmonisan akan mendukung keberhasilan bimbingan terpadu. c. Tehnik Kunjungan Rumah Home Visit Kunjungan rumah atau Home Visit oleh PK untuk melengkapi tehnik-tehnik lain yaitu : 1. Mencari data dalam rangka pembuatan litmas baik untuk hakim maupun atas permintaan Kalapas ataupun Instansi lain. 2. Dalam rangka bimbingan klien. Untuk memerlukan data yang diperlukan berhubungan langsung denganklien, orang tua atau keluarga dan masyarkat lingkungannya, sehingga dapat diperoleh data yang lengkap dan akurat. Dalam menjalankan tugas tersebut PK dilengkapi surat tugas Ka. Bapas yang Universitas Sumatera Utara diatur dalam tata usaha pemasyarakatan bidang khusus Bapas. Dengan melakukan kunjungan rumah PK akan mendapat gambaran keadaan klien, keluarganya, pendidikan, keadaan social ekonomi keluarga dan masyarakatnya, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan hidup klien yang bersangkutan. Selanjutnya dapat melakukan analisa apa yang perlu dilakukan guna perbaikan yang harus dilakukan klien maupun keluarga. d. Tehnik dengan melakukan Quistioner atau daftar pertanyaan. Tehnik ini juga dapat digunakan untuk diisi oleh klien atau keluarganya, akan tetapi hasilnya kadang-kadang kurang dapat dipercaya dalam mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam daftar pertanyaan tersebut. e. Tehnik dengan memakai dokumentasi Dengan memakai tehnik dokumentasi dapat diperoleh catatan yang berkaitan dengan masalah klien yaitu dengan melihat surat-surat vonis dan ketetapan klien yang bersangkutan, surat-surat resmi lainnya dan buku agenda klien yang bersangkutan. dengan buku agenda atau buku harian dapat diungkap permasalahan yang menyangkut diri klien. f. Tehnik Komunikasi PK dapat melakukan komunikasi dengan klien melalui surat menyurat dan melalui telepon, jika tidak memiliki telepon dapat menggunakan telepon umum. Bahkan saat ini PK atau klien dapat menggunakan telepon seluler. Hubungan seperti ini bermanfaat bagi PK dalam rangka bimbingan klien. g. Observasi Universitas Sumatera Utara Observasi secara langsung maupun secara patisipatif yaitu dengan observasi timbale balik, tidak hanya keadaan klien yang observasi tetapi juga berbagai hal yang berkaitan dengan kliennya. Proses pembuatan Litmas ini, sesuai dengan program Bapas dan juga program kerja Pembimbing Kemasyarakatan proses pembuatan Litmas ini selama 4 empat hari kerja mulai dari Polsek – Kunjungan Rumah Home Visit sampai kepada Penyeleisaian Litmas. Pembuatan Litmas melibatkan bebarapa elemen diantaranya PelakuOrang tua, Korbanorang tua, saksi, penyidik, pihak sekolah bagi klien yang masih sekolah, teman serta masyarakat dan termasuk pemerintah setempat. 15 Kendala yang biasanya dihadapi oleh petugas kemasyarakatan dalam melaksanakan proses pembuatan Litmas ini adalah : 16 1. Keluarga terkadang tidak ada di tempat untuk kunjungan rumah home visit 2. saranaprasarana yang menyangkut pembiayaan, akomodasi, transportasi; 3. jarak tempuh ke lokasi yang akan di tuju mengingat juga di Sumater Utara hanya ada dua Bapas yakni di Medan dan di Sibolga; 4. sulit memperoleh data anak yang akurat terutama anak jalanan, anak terlantar karena terkadang anak tersebut tidak tau baca tulis; 5. kurangnya tenaga Pembimbing Kemasyarakatan baik dari segi jumlah dan juga tenaga tehnik yang mempunyai kemampuan dalam hal mencari data yang sudah dapat turun ke lapangan. 15 Hasil wawancara dengan petugas Pembimbing kemasyarakatan Tanggal 10 Mei 2010 Di BAPAS Klas I Medan 16 Hasil wawancara dengan petugas Pembimbing kemasyarakatan Tanggal 10 Mei 2010 Di BAPAS Klas I Medan Universitas Sumatera Utara

C. Hal-Hal Yang Harus Dimuat Di Dalam Penelitian Kemasyarakatan

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2007/PN.Mdn)

2 47 107

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465/PID.SUS/2010/PN.Psp)

0 68 154

Relevansi Sistem Penjatuhan Pidana Dengan Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Pengadilan Negeri Kota Malang)

1 5 30

Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Putusan No. 622/PID/B(A)/2011/PN.TK)

2 17 70

BAB II RESTORATIVE JUSTICE DAN DIVERSI - Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 1 19

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 0 34

Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2007/PN.Mdn)

0 0 10

BAB II PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PENELITIAN KEMASYARAKATAN DALAM PROSES PERADILAN PIDANA A. Peranan Balai Pemasyarakatan - Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/

0 0 20

BAB III BENTUK PIDANA YANG DIJATUHKAN HAKIM TERHADAP ANAK TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN TEORI PEMIDANAAN A. Jenis Pidana Secara Umum - Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2

0 0 58