Latar Belakang Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah terhadap Kualitas Air Tambak Ikan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil; dan merata serta memilki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Notoatmodjo, 2005. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan antara lain bahwa : 1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, 2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya, 3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, tanah dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor penyakit serta penyehatan atau pengamanan lainnya Depkes RI, 2003. Menurut Hendrik L.Blum yang dikutip oleh Kusnoputranto, 1986, bahwa derajat kesehatan yang optimal pada dasarnya merupakan hasil interaksi dari empat faktor, yaitu : faktor lingkungan, faktor perilaku manusia, faktor pelayanan kesehatan serta faktor keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan faktor lain : yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental dan populasi Universitas Sumatera Utara sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan sosio kultural. Pembuangan sampah merupakan salah satu masalah yang sedang di hadapi oleh setiap kota disemua negara di dunia. Timbunan sampah yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk adalah suatu hal yang harus ditangani secara serius. Sampah menjadi masalah karena mengotori dan mengganggu keindahan serta kenyamanan manusia dan karena ditimbulkan oleh kegiatan manusia akibatnya sampah akan selalu muncul dalam keseharian hidup manusia. Sampah memang wajar ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketidak wajaran terjadi ketika volume sampah berada di atas batas toleransi, terlebih pada tempat-tempat umum Maramis, 2008. Pencemaran sumber air oleh sampah terjadi karena sampah yang dibuang dengan cara open dumping dan tertimbun di TPA mengalami dekomposisi yang bersama air hujan menghasilkan cairan lindi leachate. Cairan lindi adalah cairan yang mengandung zat terlarut dan tersuspensi yang sangat halus sebagai hasil penguraian oleh mikroba, biasanya terdiri atas kalsium Ca, magnesium Mg, natrium Na, kalium K, besi Fe, khlorida Cl, sulfat SO 4 , seng Zn, nikel Ni, karbon dioksida CO 2 , air H 2 O, air nitrogen N 2 , amoniak NH 3 , asam sulfida H 2 S, asam organik dan gas hidrogen H 2 Soemirat, 1999. Lindi adalah bahan pencemar yang berpotensial mengganggu lingkungan dan kesehatan manusia. Air lindi dapat merembes ke dalam tanah, ataupun mengalir di Universitas Sumatera Utara permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Air lindi selalu menyertai pembuangan akhir sampah padat. Air lindi yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik dengan konsentrasi 5000 kali lebih tinggi dari pada air tanah, masuk dan mencemari air tanah atau air sungai Maramis, 2008. Dalam usaha budi daya ikan yang ada disekitar TPA Terjun-Medan sangat berpotensi terjadinya pencemaran air lindi terhadap tambak masyarakat sekitar TPA. Ikan tambak tersebut pun nantinya akan dikonsumsi oleh penduduk sekitar TPA Terjun, yang tentunya akan berdampak buruk bagi kesehatan. Ditambah lagi jumlah penduduk yang bertempat tinggal disekitar TPA semakin bertambah yang sebagian besar dari mereka adalah pemulung. Bahan anorganik pencemar lingkungan yang telah banyak diteliti pengaruhnya terhadap makhluk hidup ialah unsur logam dan senyawanya. Beberapa jenis logam berat seperti Merkuri Hg, Kadmium Cd, Timbal Pb, Arsen As dan beberapa lainnya merupakan logam yang beracun terhadap makhluk hidup. Bahan kimia anorganik tersebut dapat menyebabkan keracunan akut maupun kronis, bergantung pada jenis logamnya, jumlahnya, spesies hewan, kondisi hewan, dan umurnya Darmono, 2001. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan telah mengeluarkan Surat Keputusan No. 03725BSKVII1989 tentang batas maksimum logam berat dalam makanan yang bersumber dari ikan dan olahannya. Batas maksimum yang dianjurkan adalah arsen Ar = 10 mgkg, Universitas Sumatera Utara Plumbum Pb = 2 mgkg, Cupper Cu = 3 mgkg, Seng Zn = 100 mgkg, Timah Sn = 40 mgkg, Air Raksa Hg = 0,5 mgkg Depkes RI, 1989. Pengelolaan sampah di TPA mulai dari penanganan kegiatan yang menghasilkan sampah sampai tempat pembuangan akhir TPA di Kota Medan telah ditangani oleh Dinas sejak 7 Januari 1993, luas areal 14 Ha, berjarak 100 m dari pemukiman penduduk, 4 km dari Sungai Deli, 6 Km dari garis pantai, dan 14 km dari pusat kota. Jenis tanah lempung dan lapisan dasar tanah liat dengan keadaan topografi yang relatif datar. TPA Terjun menggunakan metode pengolahan sampah secara open dumping dan belum memiliki penampungan air lindi leacheate dengan pengolahan yang baik. Jadi air lindi merupakan hasil sampingan dari pengolahan sampah yang berupa rembesan dari timbunan sampah yang banyak di TPA, sehingga air lindi perlu pengelolaan terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairansungai dan menyebabkan pencemaran yang berdampak buruk pada makhluk hidup TPA Terjun-Marelan, 2007.

1.2. Permasalahan