Strategi Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat

adalah ketika merancangkan program-programnya bahwa masyarakat wilayah Narathiwat mempunyai kesempatan untuk memahami ajaran-ajaran Islam dan ini menjadi tanggungjawab besar bagi lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat. Acamannya adalah bahwa Lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat sudah mengira bahwa apa-apa yang mereka rencanakan dalam program-programnya tidak mendapatkan respon baik dari pemerintah Thailand sendiri karena memang mayoritas dari pemerintah Thailand beragama Budha. Tahapan kedua yaitu Implementasi atau Pelaksanaan strategi. Dalam tahapan ini majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat sebagai lembaga sosial yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam syariat Islam, memiliki sebuah strategi untuk mewujudkan sebuah tujuan tersebut. implementasi atau pelaksanaan strategi tersebut digolongkan kepada dua aspek yang dinilai menjadi hal yang sangat penting untuk mengembangkan dakwah Islam di Selatan Thailand. Selain itu, Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat juga meyakini bahwa kedua aspek ini menjadi unsur yang penting untuk mengembangkan dakwah Islam. Keduanya juga tidak bisa dipisah atau di hilangkan. Kedua aspek ini adalah: a Aspek Pendidikan dan Pengajaran Islam 1. Dalam aspek pendidikan dan pengajaran agama, lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat dalam mengembangkan dakwah Islam diterapkan masih dalam lingkup kecil tidak seperti lembaga keagamaan yang ada di Patani yang bernama lembaga Majelis Agama peringkat yang lebih tinggi atau yang setara dengan tingkat perguruan tinggi. Di lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat masih dalam lingkup kecil yaitu pada tingkat SD atau yang disebut dengan TADIKA. TADIKA adalah ringkasan dari kata Taman Didikan Kanak-kanak, bagi masyarakat melayu Patani dikenal dengan sekolah Melayu, dinamakan sekolah Melayu karena semua anak didik yang belajar dalam sekolah TADIKA itu adalah anak-anak yang keturunan Melayu Paatani Melayu Islam bukan anak-anak yang keturunan Siam yang beragama Budha. 52 Setiap hari Sabtu dan Ahad semua anak TADIKA berpakaian muslim, laki-laki berbaju teluk belango baju koko dan peci, perempuan berbaju kurungdan berjilbab. Waktu belajar adalah hari sabtu dan ahad yaitu hari libur sekolah perakthom SD atau sekolah Siam nama yang dipanggil oleh masyarakat Selatan Thailand. Setiap pagi mulai pukul 07:30 setiap anak didik harus berbaris dan bernyanyi lagu barisan menurut setiap TADIKA masing-masing dan berikral yaitu “Allah Tuhan ku, Muhammad Nabi ku, Islam Agama ku, Al- Quranpanduan ku, Muslimin saudarakami”, setelah selesai berbaris barulah mulai belajar yaitu dari pukul 08:00 hingga pukul 11:00 semua anak siswa pulang kerumah masing-masing untuk mandi dan makan siang. Pada pukul 12:30 semua anak didik harus ada di Masjid untuk sholat berjamaah, setelah solat akan lanjut belajar sehingga pukul 52 Naditholabah, Taman Didikan Kanak-Kanak, Tanjongmas:Ibnu Press 2009, h.4 16:00, setelah selesai belajar semua anak didik harus sholat ashar berjamaah baru bisa pulang. TADIKA bertujuan untuk mendidik dan mengajar anak-anak agar anak-anak bisa membaca, menulis dan mengenal ilmu-ilmu agama yang akan menggunakan dalam kehidupan sehari-hari. 53 Lembaga Majelis Agama Islam Wilalah Nathiwat mengatur semua yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang ada di TADIKA tersebut. Lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat menyediakan guru-guru yang diutus langsung dari lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat untuk mengajar di TADIKA tersebut. Guru-guru yang di utus dari lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat ini tidak hanya sekadar disuruh untuk mengajar kemudian dilepass tanpa dikontrol, tetapi guru-guru yang di utus dari lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat di bekali pelatuhan atau kursus bimbingan sebelum terjun menjadi guru di TADIKA tersebut dan setelah mengalami proses mengajar pun telah mereka tetap dibekali pelatihan setiap 6 bulan sekali. Selain mengadakan guru- guru lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat juga mengatur semua kurikulum pengaturan di TADIKA. 54 Sekolah TADIKA tersebar, diseluruh kampung-kampung yang ada di Wilayah Narathiwat. Setiap kampung mempunyai satu sekolah 53 Naditholabah, Taman Didikan Kanak-Kanak,, h.5 54 Wawancara Pribadi melalui telphon dengan Haji Muhammad Sudi Wamea. Jakarta, 15 Mei 2014.. TADIKA yang dipimpin oleh seorang mudir. Mudir dalam sekolah TADIKA ini adalah imam yang bertugas sebagai imam masjid dalam kampung tersebut. Imam masjid ini juga dibekali pelatihan setiap satu tahun sekali. 55 Sekolah TADIKA yang tersebar di seluruh kampung yang ada di Wilayah Narathiwat ini adalah menjadi tanggung jawab dari lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat sebagai lembaga dakwah keagamaan untuk membentuk masyarakat Narathiwat dalam hal keagamaan, oleh karena itu sedari usia dini lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat membekali pelajaran-pelajaran agama dan syariat Islam mulai dari sekolah TADIKA. Tujuan-tujuan dari lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat dalam mengembangkan dakwah Islam di TADIKA di Narathiwat tercantum dalam buku ADART lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat diantaranya sebagai berikut : 1. Mengajurkan supaya masjidimam-imam mengadakan pusat didikan anak-anak TADIKA. 2. Menstatistikan TADIKA dan guru-guru serta pelajar. 3. Mengadakan pembekalan atau krusus cara mengajar bimbingan terhadap guru-guru TADIKA. 4. Membentukkan persatuan diperingkat Raudah anak usia dini supaya dapat menyelaraskan cara pentadbiran dan cara mengajar. 55 Wawancara Pribadi melalui telphon dengan Haji Muhammad Sudi Wamea,…. 5. Menyatukan semua Raudah dan TADIKA kedalam satu kesatuan seluruh Wilayah. 6. Menyelaraskan menyesuaikan kurikulum dan mata pelajaran diperingkat Raudah dan TADIKA. 56 2. Selain pengajaran ditingkat sekolah TADIKA lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat juga melakukan program-program ceramah agama. Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat menilai sangat penting melaksanakan strategi dakwahnya dengan bentuk lisansecara langsung. Dakwah bi al-lisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan ceramahkomunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah. 57 Dakwah yang dilaksanakan oleh lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat dan menyampaikan secara lisan adalah ceramah agama setiap hari jumat. Setiap hari jumat separuh dari ahli jawatan kuasa Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat akan terjun ke lapangan yaitu di masjid-masjid yang ada di seluruh Wilayah Narathiwat semua 630 masjid untuk mennyampaikan ceramah- ceramah agama secara bergiliran. 58 Tujuan ceramah tersebut sebagaimana tercantum juga dalam ADART yaitu: 56 Dokumentasi ADART Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat. 57 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta:Mitra Pustaka,t.t., h.72 58 Wawancara Pribadi dengan Haji Tuan Abdullah Tuan Kecik, Narathiwat, 1 Agustus 2014. 1. Menanam rasa cinta kasih kepada al-makruf dan benci terhadap al-munkar . 2. Menghidupkan pengajian disetiap masjid. 3. Menghidupkan pengajianpengajaran Al-Quran dan para Qori Qoriah di kampung. 4. Mengadakan pengajiankrusus-krusus jangka pendek dan jangka panjang terhadap kaum ibu dan bapa. 59 Materi yang akan di sampaikan dalam ceramah tersebut tidak tercatat secara jadual, akan tetapi akan disampaikan oleh penceramah sesuai dengan perkembangan zaman yang biasanya tentang hukum- hukum agama. 60 Faktor-faktor penyebab keberhasilannya yakni dilihat dari segi materinya sangat menarik karena materi berubah mengikut keadaan zaman dan menceramah juga berganti-ganti sesuai judul yang akan di sampaikan itu sangat mempengaruhi pendengar untuk menghadiri di acara ceramah tersebut. 3. Suara Majelis live online. Kegiatan ini merupakan siaran Radio yang berbentuk ceramah agama oleh ahli jawatan kuasa Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat. dengan media radio ini tentunya akan menjangkau mad’u yang lebih luas dibandingkan dengan ceramah- ceramah dimesjid atau di majlis. oleh karena itu lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat terus menjalankan program ini 59 Dokumentasi ADART Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat. 60 Wawancara Pribadi dengan Haji Tuan Abdullah Tuan Kecik, Narathiwat, 1 Agustus 2014. karena dilihat dari pendengarnya yang sangat antusias mendengarkan siaran radio tersebut terlihat dari banyaknya pendengar yang berpartisipasi dalan siaran tersebut. Siaran radio ceramah agama ini sangat disukai oleh masyarakat Narathiwat. bahkan hampir disetiap kampung peneliti melihat siaran radio ceramah agama ini diletakkan sengaja oleh pejabat kampung di sebuah speaker besar yang biasa digunakan untuk memberi informasi kepada masyarakat. Di speaker itulah siaran radio disambungkan supaya semua masyarakat menikmati ceramah tersebut. Tujuan kegiatan: • Memberi pahaman tetang ajaran agama Islam. • Memberi peluang kepada masyarakat untuk betanya secara langsung live dengan peceramah berbagai masalah yang bersangkutan dengan masalah agama dam memberi kesempatan kepada masyarakat yang tidak bisa hadir dalam kegiatan ceramah agama setiap jumat khusus pada pekerja tetap untuk bertanya masalah tentang agama Islam. 61 Kelompak dan sasaran: • Masyarakat umum dan khusus masyarakat sekitar Wilayah di Selatan Thailand 61 Wawancara Pribadi dengan Haji Ahmad Abduh Haji Mad, Narathiwat, 3 Agustus 2014. Waktu dan nama stasuin radio: • Setiap hari pukul 15.30-17.00 • Oor Sor Mor Tor Narathiwat Materi dan pemateri: • Materi sesuai keahlian penceramah yang tercantum secara jadual. • Pemateri yang telah disusun secara jadual. 62 b Aspek sosial budaya keagamaan Dalam aspek sosial budaya keagamaan lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat juga melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwah agama. Strategi yang digunakan oleh Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat dalam aspek sosial dan keagamaan ini merupakan beberapa kegiatan-kegiatan agama diantaranya: 1. Kegiatan kursus pra nikah, kegiatan ini merupakan pembinaan Pra Nikah sebagai strategi yang di terapkan oleh Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat, untuk memberi ilmu pengetahuan atau materi kepada calon pasangan suami isteri, materi yang dibeerikan adalah yang berkaitan dengan persiapan pernikahan menurut syariat Islam misalnya tujuan pernikahan dalam Islam, upacara pernikahan, tanggungjawab suami terhadap isteri, tanggungjawab isteri terhadap 62 Wawancara Pribadi dengan Haji Ahmad Abduh Haji Mad, …. suami, adab bersetubuh, Keluarga bahagia, mendidik anak menurut Islam dan ilmu kesehatan pembahasan sekilas ilmu fiqih dan lain- lain. Pernikahan adalah asas bagi sebuah masyarakat dimana pasangan suami dan isteri dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab masing- masing dengan penuh kerelaan dan kesadaran dalam melaksanakan aturan Allah SWT dan perjalanan para nabi. Pernikahan merupakan suatu perjanjian yang diamanahkan oleh Allah SWT supaya dijaga oleh setiap pasangan suami istri untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tujuan ini ditujukan bagi setiap orang untuk memahami secara sunggung-sungguh tentang hak dan tanggungjawab masing-masing. 63 Semua masyarakat yang beragama Islam di Narathiwat harus mengikuti kursus tersebut karena hasil dari kursus pra pernikahan yang diadakan oleh lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat ini kedua calon pasangan suami istri akan diberikan sebuah sertifikat 64 sebagai syarat menuju pernikahan dan untuk mendapatkan surat nikah. Pada saat akad nikah itu berlangsung penghulu atau imam akan menanyakan sertifikat tersebut, seandainya kedua calon suami istri tidak mempunyai sertifikat tersebut akad nikah tetap bisa belangsung tetapi kedua calon suami istri akan dikenakan 63 Wawancara pribadi dengan Drs. Ab. Rahman Bulajama, Narathiwat, 1 Agustus 2014. 64 Contoh sertifikat terdapat pada lampiran 6. denda oleh si penghulu berupa uang senilai 1000 Bath Rp300.000 per orang dan tidak mendapatkan surat nikah. 2. Mengadakan kegiatan-kegiatan hari besar Islam. kegiatan ini diadakan oleh lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat di setiap peringatan hari besar Islam seperti peringatan 1 muharram 1436 H kemarin lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat mengadakan acara besar yang terdiri dari lomba-lomba dari grup TADIKA, nasyid, pawah keliling kampung yang banyak dihadiri oleh pejabat daerah dan pejabat kerajaan. Begitu pula setiap masjid yang akan mengadakan peringatan acara-acara yang berkaitan dengan peringatan hari besar Islam maka harus berkoordinasi dengan lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat. selain itu lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat mempunyai tugas misalnya pada sebelum tibanya bulan ramadhan setiap imam yang akan menjadi imam tarawih disetiap masjid kampung maka lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat mengadakan kegiatan semacam pelatihan untuk para imam tarawih dan juga pelatihan bagi imam masjid, khatib dan bilal yang diharuskan untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat. 65 3. Menentukan tibanya awal Ramadhan, tibanya hari raya idul fitri dan idul adha adalah suatu tanggungjawab Majelis Agama Islam Wilayah 65 Contoh jadual acara terdapat pada lampiran 4. Narathiwat untuk memberi informasi kepada masyarakat khusus di Selatan Thailand atau di Indonesia sering kita kenal dengan MUI Majelis Ulama Indonesia yang setiap penetentuan hari-hari penting Islam MUI bertanggungjawab untuk memberi keputusan kepada masyarakat tentang tanggal-yang yang memang harus sesuai dengan kesepakatan para ulama. Pihak Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat akan mengirim wakil tiga orang dari ahli jawatan kuasa untuk kebukit Yawarat di Jaha untuk melihat bulan, apabila sudah terlihat pada malam yang telah ditentukan, pihak yang bersangkutan akan melaporlan ke pihak pejabat dan pihak pejabat akan rapat untuk membuat keputusan hasil sekaligus melaporkan kepada Cula Raj Montri 66 untuk membuat keputusan hasil dari lihat bulan di seluruh wilayah yang ada di Thailand, karena di setiap wilayah yang ada masyarakat Islam, akan mengirim wakil untuk melihat bulan di wilayah masing-masing dan akan mengumpulkan hasil melihat bulan semua kepada Cula Raj Montri. 4. Mengurus dalam hal keberangkatan haji dan umrah masyarakat Narathiwat. Tujuan kegiatan tersebut bisa disimpul sebagaimana tersebut: 66 Suatu Pusat di Bangkok atau di kenal sebagai jabatan kuasa Islam peringkat pusatnegara yang di ketuai oleh Syaikhul Islam. • Akan memberi kemudahan bagi mereka yang akan menunaikan fardhu haji dan umrah. • Bekerjasama dengan wakil-wakil syarikat supaya mengadakan bimbingan serta krusus terhadap calon-calon haji. • Mengajurkan supaya syarikat-syarikat haji membentuk persatuan urusan haji diperingkat wilayah. • Membentuk satu tabung haji atau sebagainya • Mengadakan buku panduan haji untuk calon-calon haji. • Mengadakan seminar dengan syarikat-syarikat haji • Memberi bimbingan serta pengajaran terhadap calon-calon haji yang akan berangkat mengerjakan haji. 67 Jadi, segala yang berkaitan dengan haji dan umroh bagi masyarakat Narathiwat yang ingin menunaikan ibadah tersebut adalah menjadi tanggung jawab dari lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat untuk mengurus keberangkatan tersebut sehingga masyarakat Narathiwat yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umroh dipermudahkan dalam hal keberangkatan. 67 Wawancara Pribadi dengan Haji Tuan Abdullah Tuan Kecik, Narathiwat, 1 Agustus 2014. 5. Sentunan anak yatim kegiatan sentunan anak yatim dan fakitr miskin. kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan sosial yang di adakan oleh lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat. Kegiatan ini sebenranya tidakhanya sekedar santunan anak yatim saja tetapi juga kepada fakir miskin, orang cacat, orang tua yang terlantar dan orang- orang yang terkena musibah. bagi yang terkena musibah lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat menghubungi badan-badan sosial untuk mendapatkan dan menyalurkan bantuan kepada mereka yang terkena musibah. kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk peduli sosial dengan emberi pertolongan dengan sekadar kemampuan kepada mereka yang membutuhkan seperti yang tercantum dalam ADART lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat di pasal bagian badan perkhidmatan atau sosial diantaranya. 1. Mengadakan senarai atau santunan anak yatim , fakir miskin, orang cacat dan orang tua yang terlantar supaya memberi pertolongan dengan sekadar kemampuan. 2. memberi pertolongan terhadap mereka yang kemalangan seperti kebakaran dan sebagainya 3. mengadakan kunjungan ketempat-tempat yang terkena musibah 4. menghubungi badan-badan sosial lain supaya mendapat bantuan untuk menyalurkan kepada mereka yang berhak 5. berusaha meningkatkan taraf ahli jawatan kuasa dan pegawai majelis 6. mengadakan tempat tumpangan orang tua dan mualaf atau anak yatim dan miskin. 68 6. Dalam segi budaya lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat juga ingin mengembang dalam aspek- aspek budaya seperti dari segi bangunan, lukisan, pakaran, seni seperti yang tercantum dalam ADART sebagai berikut: 1. Mempertahankan seni bangunan yang bercorok Islam. 2. Mengawali bangunan supaya sesuai dengan kebudayaan Islam. 3. Berusaha mengembangkan seni budaya baik lukisan maupun bangunan yg bercorok Islam. 4. Menghidupkan seni budaya pergaulan secara Islam. 5. Menghidupkan seni suara yang tidak bertentangan dengan Islam. 6. Menghidupkan seni budaya pakaian melayu yang bercorok Islam tutup aurat. 7. Menghidupkan kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam. 68 Dokumentasi ADART Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat. Tapi menurut peneliti dalam pengembangan aspek budaya ini sebagai masyarakat yang tinggal di Narathiwat bahwa peneliti belum melihat menerapanrealisasi dari apa yang tercantum dalam ADART tersebut. berdasarkan wawancara kepada ketua badan pernikahan di lembaga Majelis Agama Islam wilayah narathiwat bahwa memang dari program aspek budaya ini mereka belum terealisasikan sepenuhnya hanya saja misalnya dalam segi bangunan apa bila wilayah-wilayah kampung di Narthiwat yang ingin membangun masjid maka struktur bangunan dan seni bangunannya ditentukan oleh lembaga Majelis Agama Islam di narathiwat dan untuk pengembangan seni lukisan dan aspek budaya lainnya masih dalam proses diusahakan agar program ini dapat terlaksanakan. 69 Tetapi untuk penerapan budaya masyarakat muslim sudah sangat terlihat misalnya dari budaya pakaian terutama wanita. Dahulu perempuan-perempuan muslimah di Narathiwat sangat minoritas tetapi sekarang sudah sangat terlihat perempuan muslim sudah menutup aurat sesuai dengan syariat Islam walaupun masih ada saja sebagian kecil yang belum menutup auratnya. Ini artinya sebuah bukti keberhasilan lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat dalam upaya menjadikan masyarakat Narathiwat memahami dan mengamalkan syariat Islam. 69 Wawancara pribadi dengan Drs. Ab. Rahman Bulajama, Narathiwat, 1 Agustus 2014 Tahapan ketiga yaitu Evaluasi strategi, Tahap ini adalah tahap akhir dari manajamen strategis. tahapan ini dalam lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat merupakan faktor pendukung dan penghambat adalah menjadi evaluasi bagi lembaga dakwah ini.

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Keberhasilan dakwah Islam sangat ditentukan oleh keberhasilan para muballihg atau sesuatu lembaga yang berperan di bidang dakwah, dalam menggunakan bermacam-macam strategi sebagai petunjuk risalah Islam. Demikian juga sebaliknya setiap dakwah kepada jalan kebajikan pasti mendapat rintangan. Apabila mengikuti usaha Rasullulah melakukan dakwah yang diyakini kebenaran dan kebaikannya pasti ada reaksi, datang bantahan, halangan terhadap seruan itu. Demikian juga dengan lembaga Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat, pasti ada faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan dakwah Islam, merupakan cara yang sistematis untuk mengidentifikasi keberhasilan yang dapat dicapai oleh Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat dalam pelaksanaan dakwahnya. a Faktor pendukung Faktor pendukung lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat dalam merealisasikan segala program-programnya adalah semangat dari masyarakat Narathiwat yang sangat antusias mengikut segala kegiatan- kegiatan yang diadakan oleh lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat. Setiap ada kegiatan yang diadakan misalnya ceramah agama, masyarakat Narathiwat sangat bersemangat berpartisipasi dalam acara tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaa-pertanyaan yang dilontarkan oleh jamaah. 70 Selain itu juga yang membuat lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat bertahan dan menjadi faktor pendukung bagi mereka adalah dengan melihat perubahan dari masyarakat Narathiwat. misalnya perubahan dari remaja-remaja perempuan di Narathiwat yang dulu tidak menutup aurat atau menggunakan kerudung sekarang sudah terlihat menutup aurat. Oleh karena semagat dan antusias itulah yang menjadi kekuatan lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat untuk terus maju dan meningkatkan semangat untuk lebih bekerja keras demi mendidik masyarakat Narathiwat memahami agama Islam. b Faktor Penghambat Dalam suatu lembaga tidak selalu mengalami perjalanan yang mulus, oleh karena itu selain faktor pendukung terdapat pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan, sehingga adakalanya terjadi kekurangan sumber daya yang dimilki oleh suatu lembaga yang menghambat keefektifan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah di programkan. 70 Wawancara Pribadi dengan Haji Tuan Abdullah Tuan Kecik, Narathiwat, 1 Agustus 2014. Hambatan dakwah terjadi karena adanya permasalahan-permasalahan yang ditemukan di lapangan. Masalah sering juga disebut problem, yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu hal yang harus dipecahkan dan dihadapi. 71 Suatu masalah muncul karena adanya suatu peristiwa atau kejadian. Begitu pula dalam pelaksanaan dakwah tidak terlepas dari permasalah yang dapat menghambat tujuan dakwah. Dalam hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatannya adalah dana, politik dan budaya untuk memperlancarkan kegiatan dakwah. Faktor pertama penghambat lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat dalam melaksanakan kegitannya adalah dana. lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat tidak mempunyai masukan dana sama sekali dari pihak kerajaan pemerintah, oleh karena itu sulit sekali untuk mendapat dukungan dari kerajaan pusat terutama dalam hal dana karena kerajaan di Thailand ini mayoritas beragama Budha jadi mereka tidak pernah mengetahui bagaimana pentingnya program-program yang dirancang oleh lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat tersebut. 72 Faktor kedua ialah ada ketidaksetujuan dari warga negara Thailand yang menganut aliran Budha. Warga negara Thailand nonmuslim tidak setuju kepada pemerintahnya untuk mengeluarkan undang-undang tentang agama Islam, dikarenakan timbul sifat fanatisme terhadap umat Islam di Narathiwat dan 71 S.F. Habey, Kamus Populer, Jakarta: Centra, 1993, h.293 72 Wawancara Pribadi dengan Haji Tuan Abdullah Tuan Kecik, Narathiwat, 1 Agustus 2014. khawatir terhadap umat Islam di Selatan Thailand dalam pemisahan diri dari negara Thailand. Demikianlah ada pertentangan dari nonmuslim terhadap umat Islam di Selatan Thailand, hingga menjadi hambatan dalam melaksanakan syariah Islam di Wilayah Narathiwat. 73 Dari pengkajian berita Thairat, melaporkan bahwa demografi Buddhisme di tiga wilayah Selatan Thailand tahun 2014 Pattani, Yala dan Narathuwat, dengan sekitar 7 persen dari jumlah penduduk 2.000.000. 74 Dengan jumlah penduduk Buddhisme sangat sikit dan kurang memahami tentang agama Islam, menjadi hambatan pelaksaan syariah Islam di Selatan Thailand. Timbulnya posisi dipoles terhadap pemerintah Thailand tentang pelaksanaan syariah Islam di Selatan Thailand, karena mereka khawatir terhadap pemisahan bagian tiga wilayah Selatan Thailand dari pusat pemerintah. Faktor ketiga penghambat lembaga Majelis Agama Islam wilayah Narathiwat dalam melaksanakan kegitannya adalah Politik dan budaya. politik dan budaya juga menjadi salah satu faktor penghambat bagi Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat, oleh karena keadaan rakyat Selatan Thailand berada di bawah jajahan Siam Thailand, maka program apa saja yang dilihat paling cocok dan baik bagi rakyat Narathiwat, belum tentu diterima oleh pemerintah Thailand. 73 Wawancara Pribadi dengan Drs. Ab. Rahman Bulajama, Narathiwat, 1 Agustus 2014 74 Thairat New, Only 7 percent, hari sabtu 18 October 2014.