c. Penyiapan bibit Bibit dipersemaian yang telah berumur 17 – 25 hari tergantung jenis
padinnya, genjah dalam dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Bibit yang berumur 25 kurang baik untuk di jadikan bibit.
d. Penanaman Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, 25 cm x
25 cm, 22 cm x 22 cm atau 30 cm x 20 cm tergantung pada varietas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak
memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat.
e. Pemeliharaan Pemeliharaan pada tanaman padi tadah hujan meliputi penyulaman,
penyiangan, pengairan dan pemupukan. f.
Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan makanan yang
berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk alam
organik, pupuk buatan anorganik. g. Panen
Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah berkualitas rendah yang masih banyak mengandung
butir hijau dan butir kapur. Padi siap panen 95 butir sudah menguning 33-36 hari setelah berbunga, bagian bawah malai masih terdapat sedikit
gabah hijau, kadar air gabah 21 - 26 , butir hijau rendah Hanum, 2008.
2.5 Tanah dan Konsep Lahan
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas, dan mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Benda
alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim i dan jasad renik hidup o terhadap suatu bahan induk b yang dipengaruhi oleh relief tempatnya
terbentuk r dan waktu w. Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamik, maka ciri dan prilaku tanah berbeda dari sutu tempat ke tempat lain, dan berubah
dalam waktu ke waktu Arsyad, 2010.
Pengembangan pertanian pada suatu daerah merupakan salah satu cara meningkatkan produktifitas pertanian, secara umum kegiatan pengembangan
daerah tersebut meliputi juga pengenalan pola pertanian secara tepat dan sesuai dengan potensi lahannya. Potensi lahan perlu dijabarkan secara baik agar dapat
digunakan dengan rencana pengembangannya Abdullah, 1993.
Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna, dan manusia baik di masa lalu maupun sekarang.
Sebagai contoh aktivitas dalam penggunaan lahan pertanian, reklamasi lahan rawa, dan pasang surut, atau tindakan konservasi lahan pertanian akan memberi
karakteristik lahan yang spesifik Djaenuddin dkk., 2003. Lahan merupakan bagian dari bentang alam yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk
iklim, topografi, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan FAO, 1976.
Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materi maupun
spiritual Arsyad, 2010. Penggunaan lahan dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan ganda dan penggunaan majemuk. Penggunaan ganda adalah
penggunaan lahan secara sekaligus lebih dari satu jenis penggunaan, sedangkan penggunaan majemuk adalah penggunaan lahan lebih dari satu jenis penggunaan
Mahi, 2013.
2.6 Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan adalah potensi daya guna sumber daya lahan untuk berbagai altenatif penggunaan lahan, termasuk penggunaan produktif seperti: pertanian,
kehutanan, peternakan, bersamaan penggunaan tersebut disertai pula dengan pelayanan atau keuntungan lain seperti: konservasi daerah aliran air sungai,
daerah wisata, dan perlindungan margasatwa Mahi, 2013. Evaluasi Lahan merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untuk penggunaan
tertentu, baik untuk pertanian maupun untuk non pertanian. Evaluasi lahan melibatkan pelaksanaan surveipenelitian bentuk bentang alam, sifat dan distribusi
tanah, macam dan distribusi vegetasi, aspek-aspek lahan, keseluruhan evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membuat perbandingan dari macam-macam
penggunaan lahan yang memberikan harapan positif Abdullah, 1993.
Untuk memperoleh lahan yang benar-benar sesuai diperlukan suatu kriteria lahan yang dapat dinilai secara objektif, penilaian kesesuaian lahan menggunakan
kriteria klasifikasi kesesuaian lahan yang pada umumnya disusun dalam pembentukkan kelas kesesuaian lahan, sedangkan produksi tanaman hanya berupa