LATAR BELAKANG Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan merupakan materi menarik yang diatur dalam ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas ini. Latar belakang dimasukannya ketentuan tersebut adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan dan keadaan masyrakat disekitar tempat usaha perseroan. Ketentuan ini bersifat menyeluruh akan tetapi. Ketentuan ini memiliki batasan dan keadaan tertentu yang peraturan pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Selain itu, ketentuan ini juga bertujuan menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. 1 Masyrakat dan lingkungan hidup merupakan sumber utama faktor produksi penting bagi kegiatan dan eksistensi perusahaan, tanpa masyarakat alam dan lingkungan hidup,maka perusahaan tidak akan pernah eksis dan mampu berkembang, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang karena memiliki faktor produksi tersebut. Karena itulah perusahaan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility CSR masyarakat akan menerima pengaruh positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh kegiatan perusahaan serta eksistensi perusahaan. Sebab masyarakat merupakan penyedia tenaga kerja sekaligus sebagai pasar bagi hasil produksi dari perusahaan. 2 1 Jamin Ginting ,2007 Hukum Perseroan Terbatas UU No.40 2007, PT Citra Aditya Bakti, Bandung hal 93 2 Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan,2008, hal 10 Universitas Sumatera Utara mampu menyediakan tenaga kerja yang berkualitas dalam jumlah yang mencukupi. Pada saat yang sama kesejahteraan sosial ekonomi akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Demikian pula halnya dengan kelestarian alam dan lingkungan hidup. Lingkungan alam yang terjaga kelestariannya merupakan prasyarat utama keberlangsungan oprasional suatu perusahaan. Sebab perusahaan tidak pernah bisa melepaskan dirinya dari alam dan lingkungan hidup, terutama lingkungan hidup termasuk masyarakat lokal disekitar tempatnya berada. Alam lingkungannya yang terjaga keharmonisan dan kelestariaanya menjamin kelancaran proses produksi, termasuk kepastian penyedian bahan baku. Lingkungan yang rusak membawa konsekuensi biaya ekonomi yang sangat tinggi, serta memerlukan waktu panjang untuk proses pemulihannya. 3 Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan ketentuan yang baik diatur dalam ketentuan undang-undang ini. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang sering disebut Corporate Sosial Responsibilty CSR. Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend global seiring dengan maraknya kepedulian mengutamakan stakeholders. Persolan CSR merupakan “trend global” seiring dengan semakin maraknya kepedulian mengutamakan stakeholders. Persoalan CSR ini juga tidak terlepas dengan prinsip Good Corporate Governance GCG yang menerapkan prinsip fairness, transparency dan accountability 4 Kebijakasanaan internal perusahaan yang jelas dan tegas dalam Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan, menyebabkan perlunya diambil keputusan sekurang-kurangnya tentang bagaimana dapat dijamin pematuhan hukum. Hal 3 Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan,2008, hal 10 4 Jamin Ginting ,2007 Hukum Perseroan Terbatas UU No.40 2007, PT Citra Aditya Bakti, Bandung hal 94 Universitas Sumatera Utara akan diampuni dan persiapan untuk memberlakukannya akan dimulai dengan tindakan perusahaan. Strategi perusahaan pada masa kini harus diperluas dan diperdalam untuk mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, sehingga kebijaksanaan perusahaan yang dirancang untuk mengatasi permasalahan organisasi yang sulit unyuk mencapai pematuhan hukum. Pada masa kini banyak perusahaan yang menganggap dirinya bertanggung jawab secara sosial. Di beberapa negara kegiatan CSR sudah lazim dilakukan oleh suatu korporasi. Bukan karena diatur oleh pemerintahnya, melainkan untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholders. Di Indonesia, setiap perusahaan terbatas harus melakukan CSR yang sebenarnya merupakan kegiatan sukarela. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty CSR masih salah presepsi dikalangan pebisnis nasional. Namun, bagi pelaku usaha asing. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty CSR dilakukan secara sukarela , sudah biasa dilakoni oleh perusahaan Multinasional . Di beberapa negara kegiatan CSR sudah lazim dilakukan oleh suatu korporasi. Bukan karena diatur oleh pemerintahnya, melainkan untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholders. Di Indonesia, setiap perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam harus melakukan CSR yang sebenarnya merupakan kegiatan sukarela. 5 Di Indonesia kegiatan CSR baru disahkan ketika Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal . Pada Pasal 74 UU Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan 5 http:www.hukumonline.comberitabacahol18664csr-kegiatan-sukarela-yang-wajib-diatur-di akses 2014-09-22 Universitas Sumatera Utara tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Aturan yang lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di Undang-Undang Penanaman Modal. Dalam Pasal 15 huruf b disebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika tidak, maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal Pasal 34 ayat 1 Undang- Undang Penanaman Modal. Ketentuan tersebut munculah suatu pemikiran : Pertamasebagai sebuah tanggung jawab sosial, pasal 74 dan pasal 34 1memungkinkan terwujudnya makna dasar CSR, yakni sebagai pilihan sadardan kemauan bertindak melaksanakan CSR. Keduadengan kewajiban itu, konsekuensinya CSR akan bermakna parsial sebatas upaya pencegahan dan penanggulangan dampak sosial dan lingkungan dari kehadiran sebuah perusahaan. Dengan demikian, bentuk program CSR hanya terkait langsung dengan bisnis utama perusahaan, sebatas jangkauan masyarakat sekitarnya.Ketigatanggung jawab setiap subjek hukum termasuk perusahaan. Jika terjadi kerusakan lingkungan akibat aktivitas usahanya, hal tersebut jelas masuk dalam ranah hukum. Menempatkan kewajiban proteksi dan rehabilitasi lingkungan dalam domain tanggung jawab sosial. Keempat, dari sisi keterkaitan peran, kewajiban yang digariskan UU PT dan UU PM menempatkan perusahaan sebagai pelaku dan penanggung jawab tunggal program CSR..Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Resposibility CSR.CSR adalah kegiatan yang meliputi aspek lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Corporate Social Responsibility memerlukan komitmen yang kuat dari subjek yang dianggap penting di perusahaan, seperti Komisaris ,Direksi dan RUPS oleh karena itu CSR membutuhkan audit sebagai bentuk laporannya. Audit Universitas Sumatera Utara Biasanya yang melakukan audit semacam ini adalah pekerja sosial dan konsultan atau analis kebijakan sosial. Disamping itu audit juga memerlukan keterlibaan stakeholder, termasuk pekerja, klien, relawan, pendiri, kontraktor, supplier dan penduduk setempat. Di beberapa negara sudah menetapkan keharusan perusahaan untuk mempublikasikan laporan CSR. Corporate Social Responsibilty lahir dari desakan masyarakat atas prilaku perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial, seperti, perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, dan ketidak seimbangan antara kewajiban serta hak pegawai perusahaan, oleh karena itu perlu dibuatnya suatu pengaturan. Apabila tanggung jawab perusahaan yang semula adalah tanggung jawab non hukum responsibility akan berubah menjadi tanggung jawab hukum liability dengan begitu Otomatis perusahaan yang tidak memenuhi perundang- undangan dapat diberi sanksi. Dengan begitu perusahaan akan menjadi sangat bermanfaat, sehingga dapat menjalankan tujuannya untuk meraih optimalisasi profit, sekaligus dapat menjalankan misi sosialnya untuk kepentingan masyarakat. CSR tidak hanya sekadar kedermawanan sebuah perusahaan CSR sudah menjadi kewajiban. Namun, kalangan pengusaha masih mempermasalahkanPasal 74. Pasal 74 mengandung beberapa makna, yaitu mewajibkan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang mencakup pemenuhan peraturan perundang- undangan, penyediaan anggaran untuk program CSR, dan kewajiban untuk melaporkannya kepada pemerintah. Permasalahannya bagaimana dengan perusahaan sumber daya alam dengan skala kecil dan masih merugi Apakah mereka wajib menyelenggarakan CSR. 6 6 http:www.hukumonline.comberitabacahol18664csr-kegiatan-sukarela-yang-wajib-diatur- di akses 2014-09-22 Universitas Sumatera Utara legal dan bersifat wajib, dan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL Perseroan Terbatas. Merupakan amanat langsung dari Undang Undang. Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 tentang Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan, seharusnya dapat mengakomodir ataupun suatu kepastian hukum dalam pelaksanaan CSR . Kepastian hukum dan kejelasan merupakan sesuatu yang harus ada didalam Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012, namun Peraturan Pemerintah tersebut belum dirasa memberikan kepastian hukum dan kejelasan bagi Perseroan Terbatas dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Dari latar belakang dan pemaparan tersebutlah kenapa penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Oleh Bank BUMN Studi Pada PT. Bank XXX Medan B. RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah : 1. Prosedur pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Sosial Responsibility berdasarkan hukum positif yang berlaku di Indonesia Pada PT.Bank XXX Medan. 2. Hal-hal yang menjadi pertimbangan pihak Perusahaan dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berdasarkan hukum positif yang berlaku di Indonesia Corporate Sosial Responsibility Pada PT.Bank XXX Medan. 3. Bagaimana pengawasan dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Sosial Responsibility secara internal dan external berdasarkan hukum positif yang berlaku di Indonesia Pada PT.Bank XXX Medan C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan dalam skripsi ini antara lain adalah : Universitas Sumatera Utara CSR di bidang perbankan 2. Untuk mengetahui prosedur dalam pengaplikasian, pengawasan dan penganggaranCorporate Social Responsibility CSR 3. Untuk mengetahu faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR D. MANFAAT PENULISAN Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Secara Teoritis Secara Teoritis, pembahasan yang terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan dalam skripsi ini akan memberikan atau membuka wawasan serta pemahaman dan pemikiran baru tentang Corporate Social Responsibility CSR pada masa yang akan datang. 2. Secara Praktis Skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siapapun yang membacanya, khususnya bagi para pihak yang berhubungan langsung dalam penerapan Corporate Social Responsibility CSR, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan yang bersangkutan, pemerintah, masyrakat dan lingkungan sekitar. E. METODE PENELITIAN Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan agar skripsi ini dapat lebih terarah serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka penulisan skripsi ini menggunakan metode seperti berikut : 1. Jenis Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Peneletian hukum normatif adalah jenis penelitan yang menggunakan data-data sekunder sebagai sumbernya. Universitas Sumatera Utara cara turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi dengan tujuan mendukung teori yang sudah ada. 2. Sumber Data a. Data Primer Yaitu data yang bersumber langsung PT.Bank XXX Medan melalui wawancara dengan Pihak PT. Bank XXX Medan, di jalan Pemuda, Medan, Sumatera Utara serta pihak-pihak yang terkait lainnya. b. Data Sekunder Data-data sekunder, yaitu meliputi 7 1. Bahan hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari : : a. Norma atau kaidah dasar, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 b. Peraturan Dasar : 1. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 2. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawarahan Rakyat MPR c. Peraturan Perundang-undangan : 1. Undang-undang atau perpu 2. Peraturan Pemerintah 3. Keputusan Presiden 4. Keputusan Mentri 5. Perturan-peraturan daerah d. Peraturan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti hukum adat, e. Yurispudensi f. Trakat 7 Bambang Sunggono, 2005, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Universitas Sumatera Utara berlaku misalnya KUHP WvS dan KUHPerdata BW 2. Bahan Hukum Sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer misalnya Rancangan Undang-Undang RUU, Rancangan Peraturan Pemerintah RPP, hasil penelitian hukum, hasil karya ilmiah dari kalangan hukum dan sebagainya. 3. Bahan hukum Tertier,yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya : kamus-kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif dan sebagainya. 3 . Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara 1. Penelitian Kepustakaan Library Research , yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain adalah berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun kepunyaan perpustakaan, ataupun artikel atau wacana yang didapat di media elektronik 2. Penelitian Lapangan Field Reseacrch, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk memperoleh data-data. Untik medapatkan data-data, penelitian dilakukan dengan cara wawancara Interview dengan cara langsung saling bertatap muka Face to face . Pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seorang responden. 3. Analisis Data Data yang telah didapat baik dari Penelitian Kepustakaan Library Research , dan Penelitian Lapangan Field Reseacrch, kemudian Universitas Sumatera Utara Deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan dan membandingkan sedangkan induktif dilakukan dengan cara menerjemahkan semua sumber bahan yang berhubungan dengan skripsi ini sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. F. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan suatu penulisan karya ilmiah, pembahasannya harus diuraikan dan dibagi dalam bab per bab secara teratur agar mudah untuk dipahami. Dimana setiap bab saling berangkai satu sama lain. Adapun rangkaian bab, yaitu sebagai berikut : BAB I : Merupakan suatu pengantar dalam skripsi ini yang di dalamnya menjelaskan tentang latar belakang kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah dilanjutkan dengan tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan dan yang terakhir adalah keaslian penulisan. BAB II : Merupakan Bab yang membahas tentang Perseroan Terbatas secara umum dimana Perseroan Terbatas adalah pemegang kewajiban bagi Corporate Social Responsibility CSR. Yang membahas tentang pengertian Perseroan Terbatas, Organ yang ada didalam Perseroan Terbatas dan Pengertian tentang Corporate Social Responsibility CSR beserta dengan dasar hukumnya. BAB III : Merupakan bab yang membahas tentang bagaimanan peranan PT. Bank XXX Medan dalam menjalankan Corporate Social Responsibility CSR baik dari segi ruang lingkup dan anggaran Perseroan Terbatas tersebut dalam Universitas Sumatera Utara segi ilmu Manajemen dan Ilmu Hukum. BAB IV : Merupakan bab yang membahas bagaimana pelaksanaan PT. Bank XXX Medan dalam menjalankan Corporate Social Responsibility CSR ditinjau dari Undang-Undang 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Pembahasan pada bab ini juga meliputi tentang prosedur pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR, hal-hal yang menjadi pertimbangan pihak Perseroan dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR serta pengawasan dari segi internal maupun eksternal dalan pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR. BAB V : Bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan berisikan saran-saran yang mungkin bisa berguna di masa yang akan datang dalam penerapan Corporate Social Responsibility CSR di Indonesia. G. KEASLIAN PENULISAN Skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggug Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility oleh Bank BUMN Studi pada PT.Bank XXX Medan” . Belum pernah diangkat menjadi judul skripsi belum pernah di tulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Apabila ada judul yang sama atau mirip judul dengan yang penulis buat tentunya substansi pembahasannya berbeda. Hal itu dikarenakan penulis membuat dan mengumpulkan sumber bahan sebagai referensi dari berbagai buku-buku, media elektronik serta dari berbagai pihak oleh karena itu keasilaan dari skripsi ini bisa Universitas Sumatera Utara tempat penelitian hal ini dikarenakan kebijakan internal Perusahaan untuk tidak menuliskan nama Perusahaan dalam penulisan skripsi. Disamping itu penulis sudah terikat perjanjian oleh pihak Perusahaan untuk tidak menuliskan nama Perusahaan. Ada pun skripsi-skripsi yang mirip sbb : 1. Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan,2008. 2. Sembiring Muhsin Fahreza, Peranan Sistem Grameen Bank Terhadap Perbankan dalam Rangka Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, 2011 3. Iqbal Muhammad :Pengawasan Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT.Inalum terhadap Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Perusahaan,2009 Universitas Sumatera Utara TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS A.PENGERTIAN PERSEROAN TERBATAS DAN SYARAT PERSEROAN TERBATAS Secara normatif pengertian Perseroan Terbatas PT dijabarkan dalam pasal 1 butir 1 UUPT yang mengemukakan : “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,didirikan berdasarkan perjanjian,melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditettapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya” 8 Dari pengertian PT sebagaimana yang dijabarkan di atas dapat, dapat diketahui bahwa PT sebagaimana kumpulan modal. Artinya, dalam badan usaha PT yang utama adalah modal. Modal dibagi dalam bentuk saham.Oleh karena itu siapa yang menguasai saham paling banyak dalam suatu PT dialah yang menentukan dan ataupun lewat keputusan rapat umum pemegang saham. 9 Ketentuan ini menambahkan bahwa perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal. Selain sebagai badan hukum perseroan, juga merupakan persekutuan modal. Selain sebagai badan hukum perseroan, juga merupakan tempat para pihak melakukan kerja sama, yaitu melakukan hubungan kontraktual. Kerja sama ini menciptakan badan hukum yang sengaja diciptakan, yaitu perseroan suatu “artifical person” 10 8 UU 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas 9 Sentosa Sembiring,2008, Hukum Dagang, PT Citra Aditya Bakti,Bandung.hal.50 10 Jamin,Ginting ,2007 Hukum Perseroan Terbatas UU No.40 2007, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Hal 13 Universitas Sumatera Utara dalam saham sedangkan istilah “terbatas” menunjuk pada batas tanggung jawab pemegang saham, yaitu sebatas jumlah nominal saham yang dimiliki. Perseroan Terbatas adalah perusahaan persekutuan badan hukum. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas bahwa : “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditettapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya” 11 Landasan yuridis Perseroan Terbatas PT sebagai badan usaha diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 47556 untuk selanjutnya disebut UUPT. Sebelum munculnya UUPT landasan yuridis keberadaan PT sebagai badan usaha mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD. Pengaturan PT dalam KUHD dijabarkan dalam Pasal 36-56. Untuk pembahasan selanjutnya tentang PT sebagai badan usaha difokuskan pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. 12 a. Badan Hukum Berdasarkan definisi perseroan yang telah dikemukakan diatas, maka sebagai perusahaan badan hukum, perseroan memenuhi unsur-unsur yang diuraikan berikut ini : 11 Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia,PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Hal 105 12 SentosaSembiring Op.cit, hlm.50 Universitas Sumatera Utara syarat keilmuan sebagai pendukung hak dan kewajiban yang telah diuraikan sebelumnya, antara lain, memiliki harta kekayaan pendiri atau pengurusnya. Dalam KUHD tidak satu pasal pun yang menyatakan perseroan sebagai badan hukum. b. Persekutuan Modal Pengaturan terhadap ketentuan struktur modal perseroan tetap sama, yaitu terdiri atas modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Besarnya modal dasar dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ditentukan paling sedikit Rp. 20.000.000,00 Namun, dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas modal dasar perseroan diubah jadi paling sedikit Rp 50.000.000,00, Pasal 32 1. Mengenai kewajiban penyetoran modal dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ditentukan 50 dari modal ditempatkan pada saat pendirian. Ketentuan tersebut dalam Undang-Undang 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dihapus sehingga seluruh modal yang tempat harus disetor penuh Pasal 35. 13 c. Didirikan Berdasarkan Perjanjian Setiap perseroan didirikan berdasarkan perjanjian. Artinya, harus ada sekurang-kurangnya dua orang yang berserpakat, mendirikan perseroan yang dibuktikan secara tertulis yang tersusun dalam bentuk anggaran dasar, kemudian dimuat dalam akta pendirian yang dibuat di muka notaris. Setiap pendirik wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Ketentuan ini adalah asas dalam perseroan. d. Melakukan Kegiatan Usaha Jamin Ginting ,Oopcit, hal 8 Universitas Sumatera Utara perekonomian perindustrian, perdagangan, perjasaan dan pembiayaan yan bertujuan untuk mendapat keuntungan dan atau laba. Melakukan kegiatan usaha artinya menjalankan perusahaan. Supaya kegiatan usaha itu sah harus mendapat izin usaha dari pihak yang berwenang dan didaftarkan dalam daftar perusahaan menurut undang-undang yang berlaku. e. Memenuhi persyaratan undang-undang Setiap perseroan harus memenuhi persyaratan undang-undang perseroan dan peraturan pelaksanaanya. Unsur ini menunjukan bahwa perseroan menganut sistem tertuttup closed system. Pendirian perseroan Terbatas, terbagi atas dua syarat yaitu, syarat formal dan syarat materil. Yang dimaksud dengan syarat formal disini adalah untuk mendirikan badan usaha PT, harus memenuhi syarat formatlitas yang ditentukan dalam UUPT. Jelasnya dalam Pasal 7 ayat 1 UUPT dikemukakan : “Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia” Untuk itu, jika suatu PT tidak didirikan dengan akta notaris, secara yuridis formal tidak sah. Hal lain yang menarik untuk dikaji lebih dalam dari apa yang dijelaskan dalam pasal ini, yakni pendirian PT, paling tidak harus ada dua orang. Hal ini tampaknya ada kaitannya dengan pengertian PT, seperti yang telah dikutip di atas, yakni suatu perjanjian. Sebagaimana diketahui untuk membuat suatu perjanjian harus ada dua pihak atau lebih saling mengikatkan diri. 14 14 SentosaSembiring Op.cit, hlm.50 Oleh karena itu, sebagai konsekuensi logis pendirian PT sebagai suatu perjanjian harus ada paling tidak dua orang. Selanjutnya dalam Pasal 7 ayat 2 UUPT disebutkan : “Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan” Universitas Sumatera Utara oleh undang-undang bahwa perseroan sebagai badan hukum dibentuk berdasarkan perjanjian. Oleh karena itu, perseroan harus mempunyai lebih dari satu orang pemegang saham sebagai pendiri. Sebagai bukti bahwa telah mengambil bagian saham, nama pengambil saham dicatat dalam Daftar Buku Pemegang Saham. Menurut ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Perseroaan Terbatas, perjanjian pendirian perseroan harus dibuat dengan akta otentik dimuka notaris mengingat perseroan terbatas adalah badan hukum. Akta otentik tersebut merupakan akta pendirian yang membuat anggaran dasar perseroan. Syarat Materil dalam pendirian PT adalah modal. Artinya, bagaimana wujud modal dalam PT, berapa harus ada modal jika ingin medirikan PT. Dalam UUPT masalah modal telah dijabarkan secara rinci. Jelasnya dalam pasal 31 UUPT dikemukaan : 1 Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak menurtup kemungkinan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal mengatur perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal Dari ketentuan diatas, dapat diketahui modal dalam PT dibagi dalam pecahan saham dengan nilai nominal tertentu. Sedangkan jumlah minimal modal yang harus ada jika mendirikan PT, dijelaskan dalam pasal 32 UUPT sebagai berikut : 1 Modal dasar perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah Universitas Sumatera Utara menetukan jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 3 Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya, dalam Pasal 33 UPT , disebutkan : 1 Paling sedikit 25 dua puluh lima persen dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh. 2 Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 dibuktikan dengan buktikan dengan bukti penyetoran yang sah. 3 Penegeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh. Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham, tetapi tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal mengatur modal perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal Pasal 31. Modal dasar perseroan paling sedikit berjumlah Rp 50.000.000,00 tetap dalam undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minumum modal perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar tersebut sehingga pengaturan minimum modal perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar tersebut sehingga pengaturan minimum dalam Undang-Undang Perseroan ini.merupakan bagian modal yang harus dimiliki oleh para pendiri. Yang dimaksud dengan “kegiatan usaha tertentu”, antara lain, usaha perbankan, asuransi atau freight forwading. Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud tersebut, ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Universitas Sumatera Utara perekonomian Pasal 32. Modal dasar authorized capital atau equality adalah jumlah saham maksimum yang dapat dikeluarkan oleh perseroan sehingga modal dasar terdiri atas sepuluh nominal saham.Modal dasar inilah yang sering dipaki sebagai kriteria agar suatu perseroan dapat digolongkan ke dalam kategori tertentu, yaitu apakah perseroan tersebut tergolong kedalam perusahaan kecil, menangah atau besar 15 Pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh. Ketentuan ini Modal yang ditempatkan issued capital dikeluarkan adalah saham yang telah diambil dan sebenarnya telah terjual, baik kepada para pendiri maupun pemegang saham perseroaan. Para pendiri telah menyanggupi untuk mengambil bagian sebesar atau sejumlah tertentu dari saham perseroan dan karena itu mempunyai kewajiban dana untuk membayar. Modal yang disetor paid up capital adalah saham yang telah dibayar penuh kepada perseroan yang menjadi pernyataan atau penyetoran saham riil yang telah dilakukan, baik oleh pendiri maupun para pemegang saham perseroan. Paling sedikit 25 dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 32, harus ditempatakan dan disetor penuh Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah. Yang dimaksud dengan “bukti penyetoran yang sah” antara lain. Bukti setoran pemegang saham kedalam rekening bank atas nama perseroan, data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan, atau secara neraca perseroan yang ditanda tangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris 15 SentosaSembiring Op.cit, hlm 55 Universitas Sumatera Utara mengangsur. B.ORGAN DALAM PERSEROAN TERBATAS DAN TANGGUNG JAWABNYA Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 UUPT disebutkan : “Organ perseroan adalah rapat umum pemegang saham, direksi dan komisaris” Sebagai suatu badan hukum, pada prinsipnya perseroan terbatas dapat memiliki segala hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh setiap orang- perorangan, dengan pengecualian hal-hal yang bersifat seperti yang diatur dalam buku pertama Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan sebagian dari buku kedua kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang kewarisan. Guna melaksanakan segala hak dan kewajiban yang dimilikinya tersebut. Ilmu hukum telah merumuskan fungsi dan tugas dari masing-masing organ perseroan tersebut, yang berbeda satu dengan yang lainnya 16 16 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja,2000, Seri Hukum Bisnis : Perseroan Terbatas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.77 . Organ-organ tersebut terdiri dari, yaitu : Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris. Direksi bekewajiban untuk mengelola jalannya perusahaan dengan sebaik mungkin. Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi jalnnya pengelolaan perseroan oleh Direksi, serta pada kesempatan tertentu turut membantu Direksi dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya Rapat Umum Pemegang Saham perseroan berfungsi untuk melaksanakan kontrol secara menyeluruh atas setiap pemenuhan kewajiban dari Direksi dan Dewan Komisaris perseroan atas aturan main yang telah ditetapkan. Selama masing-masing organ dapat berperan dengan baik, maka perseroan akan berjalan dengan baik dan para pemegang saham perseroan akan terjamin kepentingannya dalam perseroan. Universitas Sumatera Utara umum pemegang saham RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan. Tepatnya dalam Pasal 1 butir 4 UUPT disebutkan : “Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini danatau anggaran dasar” Kewenangan tersebut merupakan kewenangan eksklusif yang tidak dapat diserahkan kepada organ lain telah ditetapkan dalam UUPT dan Anggaran dasar. Wewenang eksklusif yang ditetapkan dalam UUPT akan ada selama UUPT belum diubah. Sedangkan wewenang eksklusif dalam anggaran dasar yang disahkan disetujui Mentri Hukum dan HAM dapat diubah melalui perubahan Annggaran Dasar sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan UUPT. Dalam forum RUPS 17 Indonesia sebagaimana negara-negara yang menganut sisten hukum sipil civil law system menganut two-tiermanagementsystem dimana terdapat lembaga Direksi yang menjalankan manajemen perusahaan dan Dewan Komisaris yang bertugas mengawasi jalannya manajemen pengurusan perusahaan oleh direksi. Ini berbeda dengan negara-negara common law yang menegenal single-tier . Pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan perseroan dari direksi danatau dewan komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan perseroan. Ketentuan ini dimaksudkan berkenaan dengan hak pemegang saham untuk memperoleh keterangan berkaitan dengan hak pemegang saham untuk mendapatkan keterangan lainnya. 17 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja Op.cit, hlm 77 Universitas Sumatera Utara Direksi berada ditangan para pemegang saham. 18 Alasan menempatkan RUPS sebagai organ perseroan yang utama tidak terlepas dari esensi pendirian suatu perseroan terbatas yang berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUPT merupakan persekutuan modal dari para pendiri PT tersebut. Sebagian pendiri PT dan sekaligus pemegang saham PT yang telah memberikan kontribusi modal kapital awal initial capital untuk menjalankan kegiatan usaha, sudah seharusnya setiap keputusan yang menyangkut tujuan awal original objective para pendiri dalam mendirikan PT berada ditangan mereka melalui lembaga RUPS. Alasan lainnya adalah landasan pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat bukan dari rapat Direksi atau dewan Komisaris, namun diangkat dan diberhentikan oleh RUPS namun diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dan ini memperlihatkan kekuasaan yang besar yang tidak dipunyai oleh organ PT yang lain yaitu Direksi dan Dewan Komisaris. UUPT dengan tepat menggambarkan kedudukan tersebut pada Pasal 1 angka 4 UUPT. Badan pembentuk undang-undang, para kreditur perseroan dan pihak lainnya yang memiliki kepentingan. Sistem common law tersebut tidak meneganal lembaga Dewan Komisaris. Pembentuk undang-undang sama sekali tidak bermaksud untuk memberikan peringkat terhadap lembaga RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris dalam pengertian lembaga yang satu lebih superior dan lembaga yang lain yang karena inferior, namun penulis berpandangan bahwa defenisi organ perseroan dalam UUPT tersebut tetap menampilkan suatu “pemeringkatan” dimana RUPS tampil sebagai organ perseroan pertama dan utama. 19 18 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia,2009, Organ Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta. Hal 1 19 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 2 Universitas Sumatera Utara diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, adapun beberapa kewenangan RUPS yang tercantum dalam UUPT, yaitu : 1. Menyetujui perbuatan hukum yang dilakukan calon pendiri untuk kepentingan perseroan yang belum didirikan sehingga perbuatan hukum calon pendiri tersebut mengikat perseroan setelah perseroan menjadi badan hukum Pasal 13 ayat 1 UUPT 2. Menyetujui perbuatan hukum yang dilakukan pendiri setelah pendirian PT namun sebelum PT memperoleh status badan hukum Pasal 14 UUPT 3. Menyetujui usulan perubahan anggaran dasar perseroan Pasal 19-28 UUPT 4. Menyetujui penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak Pasal 34 3 UUPT 5. Menyetujui hak tagih pemegang saham atau kreditor terhadap perseroan sebagai kompensasi penyetoran saham dalam permodalan perseroan Pasal 35 UUPT 6. Menyetujui maksud Perseroan untuk membeli kembali saham buy back yang telah dikeluarkan Pasal 38 UUPT 7. Menyerahkan kewenangan untuk memberikan persetujuan atas maksud perseroan untuk untuk membeli kembali saham buy back yang telah dikeluarkan kepada Dewan Komisaris Pasal 39 UUPT 8. Menyetujui penambahan modal perseroan yaitu modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Pasal 41 ayat 1 UUPT 9. Menyerahkan kewenangan untuk memberikan persetujuan pelaksanaan keputusan RUPS tentang penambahan modal perseroan kepada Dewan Komisaris Pasal 41 ayat 2 UUPT Universitas Sumatera Utara ditempatkan dan modal disetor Pasal 44 UUPT 20 11. Menyetujui pemindahan hak atas saham apabila sisyaratkan oleh anggaran dasar perseroan Pasal 57 ayat 1 huruf b UUPT 12. Menyetujui rencana kerja tahunan yang disusun Direksi apabila diisyratkan oleh anggran dasar perseroan Pasal 64 ayat 2 dan 3 UUPT 13. Menolak untuk mengesahkan laporan keungan peseroan yang termask dalam kualifikasi perseroan yang bergerak di bidang pengerahan dana masyrakat atau perseroan yang mengeluarkan surat pengakuan utang atau perseroan terbuka atau perseroan yang mempunyai aset danatau jumlah peredaran usaha paling sedikit Rp.50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah atau perseroan yang laporan keuangannya wajib diaudit Akuntan Publik sebagaimana diisyratkan oleh peraturan perundang-undangan, yang mana Direksi perseroan tersebut ternyata tidak menyerahkan laporan keuangan perseroan tersebut kepada akuntan publik untuk diaudit Pasa 68 ayat 1 dan 2 UUPT 14. Menyetujui laporan tahunan perseroan dan mengesahkan perhitungan tahunan perseroan Pasal 69 ayat 1 UUPT 15. Menyetujui penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihaan untuk cadangan Pasal 71 ayat 1 UUPT 16. Mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukan ke dalam cadangan khusus Pasal 73 ayat 2 UUPT 17. Menyetujui penggabungan merger , peleburan, pengambilan atau pemisahaan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, 20 CorneliusSimanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 4 Universitas Sumatera Utara Pasal 89 auat 1 UUPT 18. Menetapkan pembagian tugas dan wewenang pengurusan Perseroan diantara anggota Direksi Pasal 92 ayat 5 UUPT 19. Menetapkan pembagian tugas dan wewenang pengurusan Perseroan di antara anggota Dewan Komisaris Pasal 111 ayat 1 UUPT 20. Memberhentikan anggota Direksi Pasal 94 ayat 5 juncto Pasal 105 ayat 1 UUPT dan anggota Dewan Komisaris Pasal 115 ayat 5 dan Pasal 119 UUPT 21. Menetapkan besaran gaji dan tunjangan anggota Direksi Pasal 96 ayat 1 UUPT dan besaran gaji atau honorarium dan tunjangan anggota Dewan Komisaris Pasal 113 UUPT 22. Menetapkan pembatasan atau persyratan kewenangan Direksi Pasal 98 ayat 3 UUPT 23. Menunjuk pihak di luar direksi dan dewan komisaris Perseroan untuk mewakili Perseroan dalam hal terdapat seluruh anggota direksi dan dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan conflict of interest dengan perseroan Pasal 99 ayat 2 huruf c UUPT 24. Menyetujui maksud Direksi untuk mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan utang kekayaan perseroaan yang merupakan lebih dari 50 lima puluh persen dari kekayaan bersih Perseroaan Pasal 102 ayat 1 UUPT 25. Menyetujui atau menolak rencanamaksud Direksi untuk mengajukan permohonan pailit atas Perseroan Pasal 104 ayat 1 UUPT 21 21 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 6 Universitas Sumatera Utara memberhentikan sementara anggota Direksi Pasal 106 ayat 6 UUPT 27. Meminta laporan Dewan Komisaris tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau Pasal 116 huruf c UUPT 28. Memberikan kewenangkan kepada Dewan Komisaris untuk melakukan tindakan pengurusan Perseroan apabila Direksi tidak ada atau apabila seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan Pasal 118 ayat 10 UUPT 29. Mengaangkat Komisaris Independen Pasal 120 ayat 2 UUPT 30. Menyetujui rancangan penggabungan yang disusun Direksi dan sebelumnya telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan Pasal 123 ayat 3 UUPT 31. Menyetujui pengambilalihan Pasal 125 ayat 4 juncto pasal 126 ayat 2 dan pasal 127 ayat 127 1 UUPT dan rancangan pengambilaalihan Pasal 128 ayat 1 UUPT 32. Menyetujui pembubaran Perseroan Pasal 142 ayat 1 huruf a UUPT 33. Menunjukan likuidator Pasal 142 ayat 3 juncto Pasal 145 ayat 2 UUPT 34. Menyetujui laporan pertanggung jawaban likuidator atas likuidasi Perseroan yang dilakukan Pasal 152 ayat 1 UUPT 22 Sebagai badan hukum, maka pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertnaggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya, Dengan demikian dalam perseroan, pemegang saham hanya 22 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 6 Universitas Sumatera Utara kekayaan pribadinya. Inilah ciri dari perseroan terbatas. Walaupun demikian, dalam hal-hal tertentu tidak tertutup kemungkinan hapusnya tanggung jawab terbatas tersebut. Dalam hal-hal tertentu tidak tertutup kemungkinan hapusnya tanggung jawab terbatas tersebut, di dalam pasal 3 ayat 2 UUPT, yaitu : 1. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi. 2. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawn hukum yang dilakukan oleh perseroan ; atau 3. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsuing secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup melunasi hutang perseroan 23 Pada pokoknya RUPS harus diselenggarakan ditempat perseroan berkedudukan atau tempat-tempat lain sebagaimana dimungkinkan dalam anggaran dasar perseroan, selama sepanjang tempat tersebut masih berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam tiap-tiap Rapat Umum Pemegang Saham, yang harus dilaksanakan minimum setahun sekali, setiap lembar saham dalam perseroan dengan nilai nominal terkecil yang ditentukan dalam anggaran dasar, kecuali untuk saham-saham yang diberikan perlakuan khusus, termasuk saham-saham tanpa suara, berhak mewakilimengeluarkan satu suara dalam rapat. Pelaksanaan suara dari hak ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilakukan sendiri oleh pemegang saham atau diwakilkan pada seorang pihak ketiga selaku kuasa pemegang saham, Namun demikian kuasa yang diberikan oleh pemegang saham kepada : . 23 Rachmad Usman ,2000, Hukum Ekonomi dalam Dinamika,Djambatan,Jakarta hal.46 Universitas Sumatera Utara 2. Komisaris, danatau 3. Karyawan Perseroan 24 RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. Yangdimaksud dengan RUPS lainnya adalah RUPS yang diadakan selain dari RUPS tahunan., biasa dalam keadaan kegentingan yang memaksa dan diatur dalam anggaran dasar pemegang saham dapat melakukan RUPS luar bisa yang dilakukan pada saat tertentu berdasarkan ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat enam bulan setelah tahun buku terakhir.Dalam hal direksi atau dewan komisaris tidak melakukan panggilan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana tersebut diatas, yaitu lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melaukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut. Penetapan Ketua pengadilan negri menolak permohonan dalam hal pemohon tidak dapat membuktikan secara sumir bahwa persyratan telah dipenuhi dan pemohon mempunyai kepentingan yang wajar untuk diselenggarakannya RUPS 25 RUPS dalam kedudukan sebagai salah satu organ PT memiliki peran yang sangat penting sejak kelaihiran PT terserbut sehingga bubarnya PT dimana UUPT memberikan begitu banyak hak dan kewenangan kepada lembaga RUPS ini. Namun demikian, adakalanya terjadi suatu keadaan dimana kepentingan PT tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham yang dibuktikan dari tidak terbentuknya kuorum RUPS yang persyaratakan anggaran dasar hingga RUPS yang kedua dan UUPT memberikan jalan keluar dengan “meminjam tangan” 24 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja Op.cit, hlm 79 25 Jamin Ginting Jamin,opcit hal 103 Universitas Sumatera Utara yang akan menetapkan kuorum RUPS yang ketiga. Kewenangan pengadilan ini memperlihatkan bahwa kewenangan RUPS ynag demikian banyak bukanlah merupakan kewenangan yang absolut. 26 1. Melakukan pengawasan secara umum danatau khusus, fungsi pengawasan supervisi Komisaris merupakan organ dari PT yang tidak kalah pentingnya. Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan kepada direksi dalam menjalankan perseroan. Tepatnya dalam Pasal 1 butir 4 UUPT disebutkan : “Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi” Apabila defiinisi Dewan Komisaris tersebut diteliti secara seksama, maka akan terlihat adanya 2 dua tugas pokok Dewan Komisaris, yaitu : 2. Memberikan penasihat, fungsi penasihat advisory 27 Pasal 1 angka 6 UUPT telah menegaskan tugas dewan komisaris yaitu melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggran dasar dan penjabaran dari fungsi pengawasan yang diemban dewan komisaris diatur dalam pasal 108 ayat 1 dan ayat 2 UUPT . Ayat 1 “Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi” Ayat 2 26 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 26 27 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 74 Universitas Sumatera Utara dilakukan untuk kepentingan Perseroaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan” Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan dan memberi nasihat kepada direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat ini dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dangan maksud dan tujuan perseroan. Dewan komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Dewan komisaris yang terdiri atas lebih dari satu orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota dewan komisaris todak dapat bertindak sendiri-sendiri tetapi beerdasarkan keputusan dewan komisaris. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan atau mengelola dana masyrakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyrakat atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit dua orang anggota dewan komisaris Pasal 108. Yang dimaksud “untuk kepentingan dan sesuai dengan melakukan tujuan perseroan” adalah bahwa pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh dewan komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu, tetapi untuk kepentingan perseroan secara menyeluruh dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Berbeda dari direksi yang memungkinkan setiap anggota direksi bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas direksi, setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas dewan komisaris, kecuali berdasarkan keputusan dewan komisaris. 28 Perseroan yang kegiatan usahanya menghimpun danatau mengelola dana masyrakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat atau perseroan terbuka memerlukan pengawasan dengan jumlah anggota dewan 28 JaminGinting ,Oopcit, hal 75 Universitas Sumatera Utara dapat diangkat menjadi anggota dewan komisaris adalah orang perserorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu lima tahun sebelum pengangkatannya pernah : 1. Dinyatakan pailit 2. Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan pailit ; atau 3. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Yag dikatakan dimaksud dengan “sektor keuangan” , antara lain, lembaga keuangan bank dan non bank, pasar modal dan sektor ain yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana masyrakat. Ketentuan persyratan sebagaimana dimaksud tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 29 Yang dimaksud dengan “memberi persetujuan” adalah memberikan persetujuan secara tertulis dari dewan komisaris. Yang dimaksud dengan “bantuan” adalah tindakan dewan komisaris mendampingi direksi dalam Dalam anggaran dasar, dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada dewan komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. Dalam hal anggaran dasar menetapkan persyratan pemberian persetujuan atau bantuan sebagaimana dimaksud tanpa persetujuan atau bantuan dewan komsaris perbuatan hukum tetap mengikat perseroan sepanjang pihak lainnya dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik Pasal 117. 29 JaminGinting,Oopcit, hal 131 Universitas Sumatera Utara dewan komisaris kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang dimaksud ayat ini bukan merupakan tindakan pengurusan. Yang dimaksud dengan “perbuatan hukum tetap mengikat perseroan” adalah perbuatan hukum yang dilakukan tanpa persetujuan dewan komisaris sesuai dengan ketentuan anggran dasar tetap mengikat tetap mengikat perseroan, kecuali dapat dibuktikan pihak lainnya tidak beritikat baik. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ini dapat mengakibatkan tanggung jawab pribadi anggota direksi sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, dewan komisaris dapat melakukan tindakan kepengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu. Dewan komisaris yang dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu yang tertentu melakukan tindakan pengurusan sebagaimana yang dimaksud berlaku ketentuan mengenai hak, wewenang, dan kewajiban direksi terhadap perseroan dan pihak ketiga Pasal 118 30 Disamping fungsi pengawasan dan pemberian nasihat yang melekat pada organ perseroan yang bernama dewan komisaris, kepada dewan komisaris juga dapat memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. Wewenang tersebut sangat jelas diatur dalam Pasal 117 UUPT yang penulisan kutip sebagai berikut 31 1. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya : “Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberiqan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu” Dewan komisaris wajib : 30 Jamin Ginting,Oopcit, hal 137 31 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 82 Universitas Sumatera Utara keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan tersebut dan perseroan lai; dan 3. Yang Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang tealh dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS Pasal 116 Risalah dewan komisaris memuat segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat tersebut. Yang dimaksud dengan “salinannya” adalah salinan risalah rapat dewan komisaris karena asli risalah tesebuut dipelihara direksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 UUPT bahwa setiap perubahan dalam kepemilikan saham wajib juga dilaporkan. Indonesia yang menganut two-tiermanagement system mengatur lembaga Dewan Komisaris dalam UUPT yang bertugas mengawasi jalannya manajemen kepengurusan perusahaan. Selain fungsi pengawasan. Dewan Komisaris juga mengemban kewajiban untuk memberikan nasihat kepada Direksi, memberikan bantuan dan persetujuan terhadap perbuatan-perbuatan hukum tertentu yang akan dijalankan Direksi dan ambil alih perseroan dalam keadaan darurat. UUPT tidak secara langsung mengatur secara spesifik kualifikasi anggota dewan komisaris kecuali anggota dewan komisaris yang bernama Komisaris Independen yang jauh sebelumnya telah diatur dan dilembagakan dalam peraturan pasar modal, kiranya syarat kualifikasi Komisaris Independen yang diatur dalam peraturan pasar modal menjadi acuan dalam melakukan pemilihan seleksi anggota dewan komisaris. 32 Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili 32 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 94 Universitas Sumatera Utara anggaran dasar perseroan terbatas. Dalam Pasal 1 butir 5 UUPT di sebutkan : “Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksuda dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar” Dengan demikian, direksi PT adalah : 1. Wakil PT dalam dan diluar pengadilan 2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tujuan PT 3. Wajib membuat daftar pemegang saham 33 Tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan oleh direksi, hal ini dijelaskan dalam pasal 92-107 UUPT. Direksi perseroan terdiri atas 1 orang anggota direksi atau lebih. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun danatau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyrakat atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 orang anggota direksi. Dalam hal ini direksi terdiri atas 2 anggota direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara anggota direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara anggota direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Jika tidak ditetapkan RUPS tersebut, pembagian tugas dan wewenang anggota direksi ditetapkan berdasarkan keputusan direksi. 34 33 SentosaSembiring Op.cit, hlm. 50 34 Jamin Ginting ,Oopcit, hlm.113 Direksi sebagai organ perseroan yang melakukann pengurusan perseroan memagami dengan jeas kebutuhan pengurusan perseroan. Oleh karena itu, jika RUPS tidak menetapkan pembagian. Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh direksi sendiri Pasal 92. Yang dapat diangkat menjadi anggota direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu lima tahun sebelum pengangkatannya pernah : 1. Dinyatakan pailit 2. Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau\ 3. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Yang dimaksud dengan “sektor keuangan”, antara lain, lembaga keuangan, bank dan nonbank, pasar modal dan sektor lain yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana masyrakat Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tidak ada suatu pembatasan mengenai keanggotaan direksi dalam perseroan. Tidak hanya warga negara Indonesia, melainkan juga warga negara asing yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh departemen tenaga kerja dapat menjadi anggota direksi perseroan undang-undang Perseroan Terbatas menisyaratkan bahwa anggota Direksi haruslah orang perseroangan.Ini berarti dalam sistem hukum perseroan Indonesia tidak dikenal adanya pengurusan perseroan oleh badan hukum perseroan lainnya maupun oleh badan usaha lain, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Selanjutnya orang perserorangan tersebut adalah mereka yang cakap untuk bertindak dalam hukum, tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan. 35 Maupun yang menjadi anngota direksi atau komisaris perseroan lain yang pernah dinyatakan bersalah telah menyebabkan pailitnya rsebut dan belum pernah 35 Ahmad Yani Ahmad dan Gunawan Widjajahlm 98 Op.cit, Universitas Sumatera Utara dalam jangka waktu 5 lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatannya. Setiap anggota direksi yang bersalah atau lalai dalam menjalankan kepengurusan perseroan akan bertanggung jawab secara penuh kekayaan. Meskipun masa jabatan keanggotaan masing-masing anggota direksi telah ditentukan dalam anggaran dasar perseroan, namun ketentuan tersebut tidaklah membatasi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk setiap saat memberhentikan salah satu atau lebih anggota direksi Pasal 91 sebelum berakhirnya masa jabatan yang ditentukan dalam anggaran dasar.Selain “pemberhentian permanen” oleh Rapat Umum Pemegang Saham tersebut diatas, Undang-undang perseroan terbatas memungkinkan juga dilakukannya “skorsing” atau “pemberhentian sementara” anggota direksi, baik oleh Rapat Umun Pemegang Saham maupun oleh komisaris perseroan. Pemberitahuan mengenai pemberhentian sementara wajib disampaikan secara tertulis kepada anggota direksi yang bersangkutan. Dalam jangka waktu memberhentikan secara tetap tersebut atau secara formil anggota direksi tersebut. 36 Direksi mewakili perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan hal anggota direksi terdiri atas lebih satu orang, yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. Kewenangan direksi untuk mewakili perseroan sebagaimana dimaksud adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, anggaran dasar atau keputusan RUPS sebagaimana dimaksud tidak boleh bertentangan dengan ketentuan undang-undang danatau anggaran dasar perseroan Pasal 98 37 Undang-undang ini pada dasarnya menganut sistem perwakilan kolegial yang berarti tiap-tiap anggota direksi berwenang mewakili perseroan. Namun, 36 Jamin Ginting ,Oopcit, hlm. 123Ibid 37 Ibid Universitas Sumatera Utara diwakili oleh anggota direksi tertentu.. Yang dimaksud “tidak boleh bertentangan dengan undang-undang”, misalnya, RUPS tidak berwenang memutuskan bahwa direksi didalam mengagumkan atau mengalihkan sebagaian besar aset perseroan cukup dengan persetujuan dewan komisaris atau persetujuan RUPS dengan kuorum kurang dari tiga perempat. Yang dimaksud “tidak boleh bertentangan dengan anggaran dasar”, misalnya, anggaran dasar menentukan bahwa untuk peminjaman uang diatas Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah direksi harus mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris. Anggota direksi tidak berwenang mewakilili perseroan apabila : 1. Terjadi perkara dipengadilan antara perseroan dan anggota direksi yang bersangkutan 2. Anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan Dalam direksi tidak berwenang mewakili perseroan tersebut, yang berhak mewakili perseroan adalah : 1. Anggota direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. 2. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. 3. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan Pasal 99 38 Direksi wajib : 1. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat direksi. Daftar pemegang saham dan daftar khusus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50. Risalah RUPS dan 3838 JaminGinting ,Oopcit, hlm. 124 Universitas Sumatera Utara diputuskan dalam setiap rapat. 2. Membuat dokumen laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksdu dalam Undang-undang tentang dokumen perusahaan. 3. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b dan dokumen perseroan lainnya. Yang dimaksud dengan “dokumen perseroan lainnya”, antara lain risalah rapat dewan komisaris dan perizinan perseroan. Anggota direksi wajib melporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimilliki anggota direkisi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut dan menimbulkan kerugian bagi perseroan. Direksi wajib memninta persetujuan RUPS untuk 39 1. Mengalihkan kekayaan perseroan atau : 2. Menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan Yang merupakan lebih dari 50 jumlah kekayaan bersih perseroaan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Yang dimaksud dengan “kekayaan perseroan” adalah semua barang, baik bergerak maupun tidak bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud maupun tidak berwujud milik perseroan Yang dimaksud dengan “dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak” adalah satu transaksi atau lebih yang secara kumulatif mengakibatkan dilampauinya ambnag 50. Penilaian lebih dari 50 kekayaan bersih didasarkan pada nilai buku sesuai neraca yang terakhir disahkan RUPS. Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada 39 Ibid Universitas Sumatera Utara nama perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa Pasal 103. Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan jika yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dengan tidak bertanggung jawab dan tidak beritikad baik. Dalam hal direksi terdiri atas dua anggota direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. Anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan apabila dapat membuktikan : 1. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya 2. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan 3. Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian dan ; 4. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Yang dimaksud dengan “mengambil tindakan untuk mencegah timbul dan berlanjutnya kerugian” termasuk juga langkah- langkah untuk memperoleh informasi mengenai tindakan pengurusan yang dapat mengakibatkan kerugian, antara lain, melalui forum rapat direksi 40 Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit satu persepuluh bagian bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota direksi karena kesalahan atau kelalaianya menimbulkan kerugian pada perseroan. Ketentuan anggota direksi tidak dapat diminta pertanggungjawaban tersebut, tidak . 40 JaminGinting,Oopcit, hlm. 118 Universitas Sumatera Utara mengajukan gugatan ata nama perseroan Pasal 97. Dalam hal tindakan direski merugikan perseroan, pemegang saham yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapka ketentuan undang-undang perseroan terbatas , dapat mewakili perseroan untuk melakukan tuntutan atau gugatan terhadap direksi melalui pengadilan. Saat ini di dunia hukum perusahaan yang ada teori yang disebut dengan teori Business Judgement Rule suatu doktrin yang menetapkan bahwa direksi suatu perusahaan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari suatu tindakan pengambilan keputusan apabila tindakan direksi tersebut didasari itikad baik dan sifat hati-hati. Dengan prinsip ini, direksi mendapatkan perlindungan sehingga tidak perlu memperoleh justifikasi dari pemegang saham atau pengadilan atas keputusan mereka dalam pengelolaan perusahaan. Business Judgement Rule pada pokoknya megasumsikan bahwa dalam membuat suatu keputusan bisnis, direksi dari suatu perusahaan bertindak atas dasar informasi yang dimilikinya beritikad baik dan dengan keyakinan bahwa tindakan yang diambil adalah semata-mata untuk kepentingan perusahaan. 41 Direksi tidak berwenang mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri kepada pengadilan niaga sebelum memperolah persetujuan RUPS, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Permohonan pengajuan kepailitan dilakukan pada pengadilan niaga. Dalam hal kepailitan terjadi kepailitan dilakukan pada pengadilan niaga. Dalam hal kepailitan terjadi kepailitan terhadap perseroan karena kesalahan dan kelalaian direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban dalam kepailitan tersebut, setiap anggota direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh 41 Jamin Ginting ,Oopcit, hlm 120 Universitas Sumatera Utara berlaku yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota direksi dalam jangka waktu lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Anggota direksi tidak bertanggung jawab atas kepailitan perseroan apa bila dapat membuktikan: a. Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan c. Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan 42 Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan PT yang dalam menjalankan perannya tersebut semata-mata untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan kegiatan usaha Perseroan. Direksi merupakan satu-satunta organ PT yang mewakili Perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan. Tugas dan tanggung jawab melakukan pengurusan sehari-hari Perseroan PT untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan tersebut, Dalam sistem common law dikenal dengan prinsip fiduciary duties. Jadi, seorang direktur memiliki hubungan fidusia dengan atau kepada perseroan untuk bertindak dengan itikad baik bonafide untuk kemanfaatan atau keuntungan perseroan. Apabila anggota direksi terbukti bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab tersebut yang menyebabkan Perseroan PT menderita kerugian, maka 4242 Jamin Ginting ,Oopcit, hlm 120 Universitas Sumatera Utara atas kerugian yang diderita perseroaan. C. TANGGUNG JAWAB SOSIAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DASAR HUKUMNYA Bahwa dalam menajalankan aktivitas bisnis yang sehat, dibutuhkan suatu norma yang dapat dijadikan panduan bagi pelaku bisnis yang sehat, dibutuhkan suatu norma yang dpat dijadikan panduan bagi pelaku bisnis. Panduan tersebut dikenal dengan etika bisnis. Hanya saja, jika digantungkan pada etika bisnis semata, daya memaksa nya masih terbatas diantara para pelaku bisnis. Jika terjadi pelanggaran sulit memaksa agar dipatuhi. Dalam suasana seperti ini, dirasa perl adanya daya memaksa agar dipatuhi. Dalam suasana seperti ini, dirasakan perlu adanya daya pemaksa dari luar komunias pebisnis kepada pelanggar norma-norma dalam berbisnis. 43 Sebagaimana yang dikemukakan A.Sony Keraf dan Robert Haryono Imam 1995. Prinsip-prinsip etika bisnis tidak akan memadai, kalau hanya dibiarkan menjadi sekedar imabauan moral belaka. Yang palinh mendapat tempat utama sebagai prinsip etika bisnis adalah keadilan, baik dalam penegertian nonmalefiecence tidak berbuar jaha atau tidak melangagr hak orang lain. Tanggung jawab sosial adalah salah satu dari prinsip keadilan. Oleh karena itu, negara berhak menuntut agar pelaku bisnis tidak merugikan pihak lain, termasuk pihak ketiga berupa masyrakat atau negara, Konsekuensi nya, sejauh pelaku bisnis tertentu merugikan pihak tertentu, negara wajib menindaknya.Ditengah kuatnya arus globalisasi, juga membawa implikasi dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Implikasi yang cukup mencolok adalah adanya tuntutan agar dalam menjalankan bisnis harus mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate 43 SentosaSembiring Op.cit, hlm 218 Universitas Sumatera Utara akuntabilitas. Oleh karena itu, tindakan monopoli, oligipoli dan kemungkinan terjadinya persainagan usaha tiak sehat harus dicegah sedini mungkin. 44 Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan materi yang baru diatur dalam ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas ini. Latar belakang dimasukannya ketentuan tersebut adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan masyrakat disekitar tempat usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat keadaan tertentu yang peraturan pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Selain itu, ketentuan ini juga bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai denganlingkungan, nilai, norma dan budaya masyrakat setempat. 45 Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Berdasarkan pasal 74 Undang- Undang Perseroan Terbatas yang dimaksud dengan “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. 46 44 SentosaSembiring Op.cit, hlm 220 45 Jamin Ginting,Op.cit, hlm 93 46 Ibid Universitas Sumatera Utara diatur dalam ketentuan undang-undang ini. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang sering disebut Corporate Social Responsibility CSR. Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend global seiiring dengan semakin maraknya kepedulian mengutamakan stakeholders. Persoalan CSR ini juga tidak terlepas dengan prinsip Good Corporate Governance GCG, yang menerapkan prinsip fairness, transparency dan accountability. Prinsip accountability penekanannya yang signifikan diberikan pada kepentingan stakeholders perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan kepentingan dari stakeholders, menciptakan nilai tambah value added dari produk atau jasa bagi stakeholders dan memelihara nilai tambahnya yang diciptakan. Gagasan CSR diharapkan bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan tanggung jawab yang berpihak pada singel bottom line, yaitu nilai perusahaan corporate value yang direfleksikan dalam kondisi keuangan financial saja, tetapi juga perusahaan memerhatikan dampak sosial dan lingkungan triple bottom line. 47 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang berlaku pada masa sekarang ini membawa satu hal yang sama sekali baru yang sebelumnya, belum diatur dalam undang-undang perseroan terbatas yang lama, yaitu tanggung jawab sosial dan lingkungan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Corporate Social Responsibility CSR yang diatur dalam pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas 40 Tahun 2007 48 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. . Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas 47 Cornelius Simanjuntak Cornelius dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 96 48 Ibid Universitas Sumatera Utara Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang diaggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuttan dan kewajiban. Penempatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Bab tersendiri, yaitu Bab 5 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang sejajar dengan organ PT yang mendapatkan pengaturan dalam bab tersendiri yaitu Bab 6 tentang RUPS dan Bab 7 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris menurut penulis memperlihatkan pertamapentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan ini direalisasikan oleh perseroan dan kedua sebagai landasan atau pijakan bagi peraturan perundang-undangan lainnya yang bersentuhan dengan perseroan terbatas sebagai pelaku usaha, peraturan perundang-undangan yang mengatur perbankan, perasuransian, pembiayaan, pertambangan dan energi dan lain-lain. 49 Yang kesemuanya dijalankan oleh badan usaha yang bernama PT. Kewajiban untuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan oleh Perseroan Terbatas dan menurut penulis juga seharusnya menampilkan sisi manusiawi atau sosial dan peka serta peduliu lingkungan dari PT yang cenderung diberi label sebagai badan usaha yang senantiasa bertujuan untuk mendapatkan laba Keuntungan. Sisi peduli sosial dan lingkungan tersebut tergambar dengan jelas dalam penjelasan Pasal 74 ayat 1 UUPT yang mengatakan 50 49 Ibid 50 Ibid : Universitas Sumatera Utara yang serasi, seimbang dan sesuai dengan ligkungannya, nilai, norma dan budaya masyrakat setempat. 51 1. Lingkungan Bagian penjelasan Pasal 74 ayat 1 UUPT sangat jelas mengganbarkan latar belakang dan tujuan pembentukan CSR bagi PT, yaitu penciptaan suatu hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan : 2. Nilai masyarakat lokal 3. Norma masyarakat lokal 4. Budaya masyarakat lokal Jelas bahwa tujuan CSR yang diatur dalam Pasal 74 UUPT terssebut mengadopsi Pasal 15 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 yang menegaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi , seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. 52 Disamping itu ada beberapa perundang-undangan yang menjadi dasar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas PP 472012. Dalam Pasal 4 Peraturan PemerintahNo 47 Tahun 2012, dikatakan bahwa TJSL dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham RUPS sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Rencana kerja tahunan perseroan tersebut memuat rencana kegiatan dan anggaran yang 51 Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007, Op Cit 52 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op Cit Universitas Sumatera Utara Tanggung Jawab Sosial Lingkungan tersebut dimuat dalam laporan tahunan perseroan dan dipertanggungjawabkan kepada RUPS Pasal 6 PP 472012. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup “UU 322009” Berdasarkan Pasal 68 UU 322009, setiap orang yang melakukan usaha danatau kegiatan berkewajiban: a. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu; b. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan c. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup danatau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup 53 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya namun bukan hanya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek oprasional perusahan . CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksankan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan belaka, seperti halnya keuntungan atau deviden, tetapi juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan, baik untuk saat ini maupun untuk jangka panjang . 54 “Corporate Social Responsibility CSR is concept which encourages organizations to consider the interst of society by taking responsibility for the impact of the organization’s activities on costumers, employees, shareholders, communities and the einviroments in all aspects of its . 53 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt52716870e6a0faturan-aturan-hukum-corporate- social-responsibility 2014-09-22 54 JaminGinting ,Oopcit, hlm 95 Universitas Sumatera Utara to comply with legislation and sees organization voluntary taking further steps to improve the quality of life for employees and thei families as well as for the local community and society at large” wikipedia.org “CSR is the continuig commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of live of the workface and their families as weel as of the local community and society at large” World Bussines Council for Sustainble Development States Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 memuat limitasi terhadap perusahaan yang harus menerapkan, yaitu perusahaan yang kegiatan usahanya dibidang sumber daya alam atau perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Tanggung jawab CSR ini mestinya tiak hanya pada perusahaan industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyrakat, tetapi juga sektor keuangan atau finansial, seperti lembaga keuntungan bank dan bukan, ini berpengaruh terhadap brand imager masyrakat, untuk lebih memilih perusahaan yang lebi berperan aktifberkepedulian terhadap lingkungan. Dilihat dari prespektif perseroan, maka penerapan CSR ini berganting pada jenis-jenis perusahaan yang dilihat dari sudut besar kecilnya besar kecilnya perusahaan size, pembagian tingkatan spesifikasi perusahaan level of diversification, penelitian dan pengembangan reseacrh and development, pengingklanan advertising, kemampuan pembeli consumer income, kondisi ketenagakerjaan perusahaan labor market coditions dan kesinambungan perusahaan the industry life cycle. Kriteria tersebut paling “ideal” untuk menentukan apakah suatu perseroan berkewajiban untuk melakukan CSR. 55 Penerapan kewajiban CSR sebabagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal , Pasal 15 huruf b menyebutkan ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Jika 55 Jamin Ginting ,Oopcit, hlm 97 Universitas Sumatera Utara tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan, hingga pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal Pasal 34 ayat 1 UU No. 25 Tahun 2007. Sedangkan yang dimaksud “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat 56 CSR dalam konteks penanaman modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis yang tidak etis. Oleh karena itu harus dibantah pendapat yang menyatakan CSR identik dengan kegiatan sukarela, dan menghambat iklim investasi. CSR merupakan sarana untuk meminimalisir dampak negatif dari proses produksi bisnis terhadap publik, khususnya dengan para stakeholdernya. Maka dari itu, sangat tepat apabila CSR diberlakukan sebagai kewajiban yang sifatnya mandatory dan harus dijalankan oleh pihak perseroan selama masih beroperasi. Demikian pula pemerintah sebagai agen yang mewakili kepentingan publik. Sudah sepatutnya mereka pemerintah memiliki otoritas untuk melakukan penataan atau meregulasi CSR.Dengan demikian, keberadaan perusahaan akan menjadi sangat bermanfaat, sehingga dapat menjalankan misinya untuk meraih optimalisasi profit, sekaligus dapat menjalankan misi sosialnya untuk kepentingan masyarakat. Pengaturan mengenai tanggung jawab penanam modal diperlukan untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban serta upaya mendorong ketaatan penanam modal terhadap peraturan perundang-undangan. 57 56 Jamin Ginting Oopcit, hlm 98 57 Ibid Universitas Sumatera Utara menciptakan iklim investasi penanaman modal. Anggapan yang mengatakan bahwa CSR akan menghambat iklim investasi patut ditolak. Ada kewajiban bagi setiap penanam modal yang datang ke Indonesia wajib mentaati aturan atau hukum yang berlaku di Indonesia, apapun bentuknya. Indonesia masih menjanjikan bagi investor dalam maupun asing. Kondisi tersebut dapat terwujud apabila diimbangi dengan manfaat dari kesiapan peningkatan mutu infrastruktur, manusia, pengetahuan dan fisik 58 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan telah menjadi isu yang penting dalam beberapa dekade belakangan ini. Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan- perusahaan harus berusaha untuk menghilangkan efek buruk kepada masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat di sekeliling dari pekerja-pekerja mereka sendiri, perusahaan-perusahaan lain, pelanggan-pelanggan, pemasok-pemasok, investor dan masyarakat atau penduduk sekitar. Tanggung Jawab Sosial juga boleh dikatakan sebagai suatu kepercayaan bahwa para manajer, dalam menjalankan fungsi mengorganisasi dan mengelola usaha akan membuat keputusan yang didasarkan kepada pemaksimumamn sosial dan ekonomi . 59 Perusahaan-perusahaan asing yang sudah bertahun-tahun beroprasi di Indonesia, sudah mengumpulkan berpuluh milyar rupiah keuntungan hasil jerih payah pekerja setempat akan dianggap tiada perasaan tanggung jawab sosial sekiranya tiba-tiba saja ingin memindah keluar investasinya. Itu hanya karena negara lain menawarkan biaya buruh yang lebih murah dan insentif pemerintah yang lebih menarik. Tindakan yang sedemikian akan mengakibatkan banyak pekerja kehilangan mereka. Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah persoalan yang harus diperhatikan sebagai suatu tantangan kepada masyarakat pengusaha. . 58 Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Prenadan Media, Jakarta. Hal 351 59 Ibid Universitas Sumatera Utara apabila dilaksanakan dengan baik dapat membantu pertumbuhan dan keuntungan perusahan dalam jangka panjang. Tanggung Jawab Sosial membawa ide bahwa perusahaan-perusahaan wajib membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial berbarengan dengan usaha menuju ke arah pencapaian tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan keefektifan oprasi perusahaan. Sejarah ide yang sedemikian yang menekankan perlunya perusahaan memperhatikan Tanggung Jawab Sosial bermula di Amerika Serikat. Perkembangan pemikiran mengenai Tanggung Jawab Sosial dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu 60 60 Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Opcit : Tahap Pertama, perkembangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika Serikat, yaitu didalam zaman permulaan perkembangan perusahaan besar diakhir abad ke-19. Pada ketika itu perusahaan- perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka didalam soal-soal diskriminasi harga, menahan buruh dan lain-lain perilaku yang menyalahi moral kemanusisaan. Ini telah menyebabkan kepada protes masyarakat dan sebagai akibatnya perubahan peraturan perusahaan dibuat pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Tahap Kedua, fase kedua evolusi Tanggung Jawab Sosial tercetus di dalam tahun-tahun 1930-an yang diikuti dengan gelombang resesi kemelesetan dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan banysk perusahaan bangkrut.. Pada waktu ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya sedangkan pabrik-pabrik membutuhkannya. Buruh terpaksa berhenti kerja. Pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerja. Pada masa itu timbul ketidakpuasaan terhadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap para pekerjanya. Universitas Sumatera Utara sekali lagi memuncak di tahun 1960-an dan 1970-an yang melibatkan perjuangan konsumen yang dipimpin oleh seorang tokoh yang karismatik bernama Ralph Nader. Periode ini adalah tahap ketiga perkembangan Tanggung Jawab Sosial di Amerika Serikat. Kesadaran secara meluas tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih di Amerika Serikat mulai dirasakan sejak awal tahun 1980-an. Di Malaysia, diantara lembaga-lembaga bukan pemerintah yang memperjuangkan isu-isu lingkungan ialah SAM dan WWF selain dari persatuan-persatuan konsumen. Sementara di Indonesia terdapat pula lembaga swadaya masyarakat LSM seperti WALHI yang memperjuangkan kesejahteraan alam sekeliling lingkungan dan YLKI yang memperjuangkan kepentingan konsumen. Universitas Sumatera Utara BANK XXX SEBAGAI PEMEGANG KEWAJIBAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY A.PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN PRINSIP-PRINSIP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Berdiri sejak 1946, Bank XXXmerupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank XXX mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia. pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank XXX sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank XXX lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank XXX diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank XXX 1946 resmi digunakan mulai akhir Universitas Sumatera Utara Bank XXX diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. 61 Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional Tahun 1992, status hukum dan nama Bank XXX berubah menjadi PT Bank XXX Persero Tbk, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60 saham Bank XXX, sementara sisanya 40 dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing 62 . Sebagai badan hukum Bank XXX dikategorikan sebagai Subjek Hukum dimana Bank XXX merupakan pendukang hak dan kewajiban dalam hukum. Pengaturan tentang Perseroan Terbatas sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 1 Tahun 1995 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Penyempurnaan Undang-Undang Perseroan ini juga tidak terlepas dari pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 63 Substansi Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 seharusnya mengatur secara jelas dan tegas beberapa hal tentang anggaran untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, pengawasan suatu Tanggung Jawab Sosial baik secara internal Perusahaan maupun eksternal Perusahaa, bentuk pengaplikasian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan serta sanksi yang jelas terhadap Perusahaan yang tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Beberapa hal tersebut 61 http:www.bni.co.idid-idtentangkamisejarah.aspx di akses 2014-09-22 62 Ibid 63 JaminGinting,Op.cit, hal 1 Universitas Sumatera Utara Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang hukumnya wajib dapat terlaksana dengan efektif. Ketentuan CSR sebagai sebuah kewajiban dapat merubah pandangan maupun perilaku dari pelaku usaha, sehingga CSR tidak lagi dimaknai sekedar tuntutan moral ,tetapi diyakinkan sebagai kewajiban perusahaan yang harus dilaksanakan.Kesadaran ini memberikan makna bahwa perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang mementingkan diri sendiri, alienasi dan atau eksklusifitas dari lingkungan masyarakat, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosial. Sehingga tidak berkelebihan jika ke depan CSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus dilakukan sebagai mandatory dalam makna liability karena disertai dengan sanksi. Menyikapi kondisi yang ada tersebut, bahwa hukum sebagai produk kebijakan politik tidak selamanya merupakan conditio sine qua non bagi tujuan yang hendak dicapai. Hal ini menunjukkan hukum mempunyai batas-batas kemampuan tertentu untuk mengakomodasi nilai-nilai yang tumbuh dan hidup dalam komunitas masyarakat, Oleh karena itu Roscoe Pound menyatakan bahwa tugas hukum yang utama dalah ”social engineering”. Dalam doktrin ini dikatakan bahwa hukum harus dikembangkan sesuai dengan perubahan-perubahan nilai sosial.Dengan demikian hukum bagi Roscoe Pound merupakan alat untuk membangun masyarakat law is a tool of social engineering. Sehingga hukum bukan saja Universitas Sumatera Utara pengalaman yang dikembangkan oleh akal. 64 Konteks Tanggung Jawab Sosial Perusahan CSR dalam hal ini ada kewajiban bertanggung jawab atas perintah undang-undang, dan memperbaiki atau sebaliknya memberi ganti rugi atas kerusakan apa pun yang telah ditimbulkan. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berada pada ranah moral, sehingga posisinya tidak sama dengan hukum. Moral dalam tanggung jawab sosial lebih mengarah pada tindakan lahiriah yang didasarkan sepenuhnya dari sikap batiniah.Sikap inilah yang dikenal dengan “moralitas” yaitu sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Sedangkan tanggung jawab hukum lebih menekankan pada kesesuaian sikap lahiriah dengan aturan, meskipun tindakan tersbeut secara obyektif tidak salah, barangkali baik dan sesuai dengan pandanan moral, hukum, dan nilai-nilai budaya masyarakat. Namun demikian kesesuaian saja tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik suatu kesimpulan karena tidak tahu motivasi atau maksud yang mendasarinyaBila dikaitkan dengan teori tanggung jawab sosial dengan aktivitas perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa tanggung jawab sosial lebih menekankan pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan stakeholders dalam arti luas dari pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan perusahaan belaka.Dengan demikian konsep tanggung jawab sosial lebih menekankan pada tanggung jawab perusahaan atas tindakan dan kegiatan usahanya yang berdampak pada orang-orang tertentu, masyarakat dan lingkungan di mana perusahaan- perusahaan melakukan aktivitas usahanya sedemikian rupa, sehingga tidak berdampak negatif pada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat. Sedangkan secara positif hal ini mengandung makna 64 http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22 Universitas Sumatera Utara dapat mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera. 65 Pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan perannya dalam mendukung tumbuh kembangnya Corporate Social Responsibility CSR ditanah air. Setidaknya pemerintah diharapkan mampu menyediakan iklim yang kondusif, dapat memberikan jaminan keamanan, menunjukan keseriusannya dalam praktik Good Corporate Governance GCG atau bahkan dapat memberi apresiasi kepada pelaku Corporate Social Responsibility CSR. Peran masyarakat, terutama komunitas lokal juga sangat menentukan dalam upaya perusahan untuk memperoleh rasa aman dan kelancaran dalam berusaha. Karena upaya-upaya Kondisi Indonesia masih menghendaki adanya CSR sebagai suatu kewajiban hukum. Kesadaran akan adanya CSR masih rendah, kondisinya yang terjadi adalah belum adanya kesadaran moral yang cukup dan bahkan seringkali terjadi suatu yang diatur masih tidak dipatuhi, apalagi jika tidak diatur. Ketaatan orang terhadap hukum masih sangat rendah. CSR lahir dari desakan masyarakat atas perilaku perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial, seperti , perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, “ngemplang” pajak, dan menindas buruh. Lalu, kebanyakan perusahaan juga cenderung membuat jarak dengan masyarakat sekitar. Makna Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 dapat, membuat suatu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan menjadi tidak jelas bagi perseroan di Indonesia dan dalam praktiknya kelak aturan baru ini akan berpotensi menjadi penghambat bagi pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. 65 http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22, Oopcit, Universitas Sumatera Utara semestinya. 66 Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility CSR yang sering dianggap dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal artinya kepada pemegang saham atau shareholder tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan stakeholders yang jangkauannya melebihi kewajiban diatas. Penerapan Corporate Social Responsibility CSR seharusnya tidak dianggap sebagai cost semata, melainkan juga sebagai investasi jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan mesti yakin, bahwa ada korelasi positif antara pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR dengan meningkatnya aprsesiasi dunia internasional maupun domestik terhadap perusahaan bersangkutan. 67 Ada berbagai penafsiran tentang Corporate Social Responsibility CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling diterima banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah sifatnya melebihi beyond laba, melebihi hal-hal yang diharuskan peraturan dan melebihi sekedar public relation. 68 Jelaslah perusahaan mempunyai tanggung jawab legal, karena sebagai badan hukum memiliki status legal. Merupakan badan hukum, perusahaan 66 Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan,2008, oopcit hal 15 67 http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22, Oopcit, 68 Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan,, oopcit, hal 16 Universitas Sumatera Utara perorangan dewasa. Perusahaan juga harus menaati peraturan hukum dan harus bisa memenuhi, bila terjadi pelanggaran, dikarenakan mempunyai tanggung jawab. Meningkatnya tuntutan masyrakat akan layanan yang cepat, kepastian hukum serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik Good Corporate Governance menuntut penyempurnaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas. Penambahan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas yang baru yaitu. Terhadap tanggung jawab perseroan diatur mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroaan itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendukung terjalinya hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat, maka ditentukan bahwa perseroan yang kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tangung jawab sosial dan lingkungan. Untuk melaksanakan kewajiban perseroan tersebut, kegiatan tangung jawab sosial dan lingkungan harus diselenggarakan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Kegiatan tersebut dimuat dalam laporan tahunan perseroan. Dalam hal perseroan tidak melaksankan tanggung jawab sosial dan lingkungan, maka perseroan yang bersangkutan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuang peraturan perundang-undangan. 69 69 Jamin Ginting ,Oopcit, hal 4 Universitas Sumatera Utara atur dalam ketentuang Undang-Undang Perseroan Terbatas ini, Latar belakang dimasukannya ketentuan tersebut adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan masyarakat disekitar tempat usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat menyeluruh. Akan, tetapi ketentuan ini memiliki batasan dan keadaan tertentu yang peraturan dan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Selain itu, ketentuan ini juga bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan ingkungan, nilai, norma dan budaya masyarkat setempat. 70 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang berlaku pada masa sekarang ini membawa satu hal yang sama sekali baru yang sebelumnya, belum diatur dalam undang-undang perseroan terbatas yang lama, yaitu tanggung jawab sosial dan lingkungan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Corporate Social Responsibility CSR yang diatur dalam pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas 40 Tahun 2007 71 “Corporate Social Responsibility CSR is concept which encourages organizations to consider the interst of society by taking responsibility for the impact of the organization’s activities on costumers, employees, shareholders, communities and the einviroments in all aspects of its . Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”. 70 Jamin Ginting ,Oopcit, hal 4 71 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 96 Universitas Sumatera Utara to comply with legislation and sees organization voluntary taking further steps to improve the quality of life for employees and thei families as well as for the local community and society at large” wikipedia.org “CSR is the continuig commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of live of the workface and their families as weel as of the local community and society at large” World Bussines Council for Sustainble Development States 72 Konsep CSR berbentuk self-control pengendalian diri daripada pemaksaan tipe perilaku tertentu dari sumber-sumber luar. Ia ditujukan untuk membuat kepentinganpribadi perseroan itu tanggap terhadap kebutuhan sosial. Dalam satu hal, ia merupakan suatu alternatif bagi bentuk-bentuk lain kontrol sosial seperti pasar, peraturan pemerintah, aktivitas serikat buruh dan tekanan- tekanan yang berkepentingan sebagai salah satu bentuk self-control, CSR membutukan kendali tertentu terhdap perilaku perusahaan dan juga pendekatan yang altruistis dan kemutlakan moral moral imperatives. 73 CSR adalah paham yang menyatakan bahwa perseroan mempunyai kewajiban pada kelompok-kelompok pemilih constiquent grup dalam masyrakat selain dari para persero dan diluar yang ditentukan oleh undang-undang dan perjanjian serikat buruh union contract. Duan segi dari defenisi adalah bersifat menentukan. Pertama, kewajiban haruslah diambil dengan sukarela;perilaku yang dipengaruhi kekuatan memaksa dari undang-undang atau perjanjian serikat buruh tidaklah bersifat sukarela. Kedua, kewajiban ini adalah luas, melampaui 72 JaminGinting ,Op.cit, hlm 95 73 Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen,2002, Bumi Aksara, Jakarta Universitas Sumatera Utara lain seperti langganan, pegaiwai suplier dan masyarakat yang berdekatan. Inti dari aspek konsepsional ini adalah pertanyaan, apakah perseroan mempunyai kewajiban terhadap kelompok-kelompok lain selain dari para persero. Ciri-ciri pokok dari definisi ini adalah bahwa CSR haruslah sukarela dan membutuhkan kewenangan discretion dari para manager untuk bertindak dengan satu atau lain cara. Carrol 2002 mencatat berbagai jenis harapan masyarakat terhadap perusahaan. “Tanggung jawab sosial perusahaan itu meliputi harapan-harapan ekonomis, hukum, etika dan kebijaksanaan dari masyarakat terhadap organisasi pada suatu waktu tertentu” Definisi ini menunjukan bahwa ada 4 kategori tanggung jawab sosial. Mencakup lebih daripada tanggung jawab ekonomi dan hukum saja dan meliputi tanggung jawab etika dan kebijaksanaan discretionery. Proporsi yang tampak untuk masing-masing dari keempat tipe tanggung jawab ini merupakan penafsiran carrol yang menunjukan besar relatif dari masing-masing tanggung jawab ini.Yang pertama dan terpenting dari CSR adalah fungsi ekonominya. Organisasi bisnis adalah unit dasar ekonomi dalam masyarakat dan harus efektif menghasilkan barang dan jasa. Masyarakat telah merumuskan aturan-aturan dasar undang-undang dan peraturan dimana perusahaan diharapkan akan beroprasi. Masyarakat mengharapkan perusahaan akan melaksanakan misi ekonomis dala, kerangka persyaratan hukum. Masyrakat juga mengharapkan perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab etika, Ini adalah bentuk perilaku yang tidak dikodifikasikan kedalam undang-undang, tetapi diharpkan dari Perusahaan. 74 Perlakuan wajar fairness terhadap langganan dan pegawai dan kejujuran dalam pengurusannya dealings adalah tanggung jawab etika. Tanggung jawwab 74 Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, Opcit hlm 217 Universitas Sumatera Utara mengharapkan perusahaan akan memikul sebagian tanggung jawab sosial. Contohnya adalah penyediaan program latihan untuk para penganggur, menunjang proram kemanusiaan mastarakat, membantu mencegah dan membetulkan kerusakan lingkungan dan menyokong pembaharuan kota. 75 John Elkingston’s menegaskan 76 Jamin Ginting 2007, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya namun bukan hanya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab “Corporate Social Responsibility is a concept that organisation especially but not only corporations, have an obligation to consider the interestts of costomers, employees, shareholders, communities, and ecological considerations in all aspectr of theiroperations. This obligation is been to extend beyond their statutory obligation to comply with legislation” Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu : adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Pasal 1 angka 3 UUPT, menegaskan : Tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya. 75 Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, Opcit 76 http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22, Oopcit, Universitas Sumatera Utara lingkungan dalam segala aspek oprasional perusahaan. 77 Yang dimaksudkan disini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah adalah tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyrakat. Tanggung jawab moral perusahaan tentu bisa diarahkan kepada banyak hal : Kepada dirinya sendiri, kepada karyawan, kepada perusahaan lain dan seterusnya. Jadi kita berbicara tentang tanggung jawab sosial, yang disoroti adalah tanggung jawab moral terhadap masyarakat dimana perusahaan menjalankan kegiatannya, entah masyrakat dalam arti sempit seperti lingkungan di sekitar sebuah pabrik atau masyarakat luas. 78 Tanggung jawab sosial perusahaan, memasukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi satu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara : positif dan negatif. Secara positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok didalamnya. Contohnya adalah menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk penganggur atau mendirikan panti asuan untuk anak-anak yatim piatu. Jika perusahaan melibatkan diri dalam kegiatan serupa itu, ia hanya mengeluarkan dana dan tidak mendapatkan sesuatu kembali. Secara negatif, perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu bisa membawa keutungan ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya. Misalnya, bagi suatu pabrik kertas yang paling menguntungkan dari segi ekonomis adalah membuang limbah industrinya ke 77 Jamin Ginting ,Oopcit, 78 Ibid Universitas Sumatera Utara sehingga dari segi ekonomis. 79 Organisasi, termasuk perusahaaan, merupakan kumpulan dari individu- individu. Dengan demikian kegiatan dalam organisasi atau perusahaan yang dijalankan individu dalam perusahaan, perusahaan itu sendiri, perusahaan lain dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks ini, yang dimaksudkan dengan tanggung jawab sosial atau social responsobility ,Sadono Sukirno 2004 adalah tindakan perusahaan yang bukan sepenuhnya tertumpu kepada tujuan memperoleh keuntungan tetapi juga didasarkan kepada tujuan untuk menjaga kepentingan masyarakat dan kesejahteraan mereka. Tindakan sebagian dalam melakukan kegiatan perusahaan telah melampaui batas-batas moral dan perikemanusiaan serta melanggar peraturan negara. Hal ini menyebabkan masyarakat merasa tidak puas dan menuntut pemerintah agar melakukan tindakan yang tegas untuk menindak dan menuntut mereka. Di Amerika Serikat beberapa pengusaha yang tidak beretika dan melanggar undang-undang, di Indonesia pelaksanaan hukum belumlah sebaik di Amerika Serikat. Oleh Sebab itu masih banyak pengusaha yang dapat berleluasa melakukan kegiatan yang tidak beretika dan bermasyarakat. 80 Tujuan akhir adalah untuk meningkatkan perkembangan kegiatan perusahaan serta dunia bisnis dan pada waktu yang sama meningkat kan Menyadari tentang pentingnya memperhatikan isu etika dan tanggung jawab sosial dalam mengelolala perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran bukan untuk membatasi kegiatan usaha dan menghukum usaha, tetapi untuk mendorong mereka mengelola perusahaannya dengan lebih dinamis dan bertanggung jawab. 79 K Bertens.,2000 Pengantar Etika Bisnis,Kanisius,Yogyakarta. Hal 297 80 Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, oopcit Universitas Sumatera Utara adalah sangat relatif. Keadaan ini menyebabkan kemunculan berbagai aliran pemikiran etika yang berbeda. Menurut Schermerhon 1993 defenisi Corporate Social Responsibility CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Corporate Social Responsibility adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam oprasi bisnis mereka dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Versi lain mengenai Corporate Social Responsibility dikemukakan oleh World Bank. Lembaga keungan ini memandang Corporate Social Responsibility CSR sebagai “The commitment of bussines to contribute suinstable economic develpoment working with employees and their resprentative the local community and society to improve quality of life, in ways that are both good for business and good development”. Yang artinya adalah komitmen bisnis untuk berprilaku etis dan dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan semua pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis, agenda yang berkelanjutan maupun masyarakat umum. 81 81 Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan,2008 oopcit hlm 30 Konsep CSR Corporate Social Responsibility =Tanggung jawab sosial Perseroan lahir dari perubahan model perusahaan yang dominan ekonomis ke model sosio-ekonomis yang lebih luas. Model ekonomi terutama menekankan produksi, eksploitasi sumber daya, kepentingan individual, sedikit peranan pemerintah dan pandangan umum perusahaan sebagai sistem yang tertutup. Universitas Sumatera Utara keseluruhannya, kelestarian sumber-daya,kepentingan masyarakat, keterlibatan aktif menimbulkan perdebatan yang terus menerus mengenai isu tanggung jawab sosial perusahaan. Berbagai pemerintah dan pandangan sistem terbuka dari perusahaan. 82 1. Hubungan Konsumen : Informasi produk iklan dan kemasan yang fair, keamanan dan mutu produk, pelayanan, jaminan dan garansi. Perubahan-perubahan ini telah menimbulkan perdebatan yang terus menerus enenai isu tanggung jawab sosial perseroan. Berbagai kelompok masyarat menekan perusahaan untuk lebih terlibat dalam sejumlah issu sosial seperti berikut : 2. Lingkungan: Kontrol terhadap pencemaran udara, air dan sampah keras solid waste. Konservasi energi dan sumber daya sumber daya yang lain. Meminimumkan kebisingkan, bau dan pencemaran pandangan. 3. Perserorangan : Lowongan kerja yang fair dan praktek yang tidak diskrimibatif. Tindakan yang positif. Hak-hak pegawai untuk berbicara, proses yang wajar, kebebasan pribadi privacy dan keselamatankeamanan safety. 4. Masyrakat : Pemberian perseroan dan keterlibatannya dalam masyrakat. Pengembangan kota latihan kerja, tunjangan untuk pendidikan dan kesenian, kerjasama dengan pemerintah daerah. 5. Pemerintah: Mematuhi undang-undang dan peraturan-peraturan. Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan pusat untuk mengatasi masalah-masalah sosial. 82 Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, oopcit, Universitas Sumatera Utara Komisaris terhadap para pemegang saham dan kelompok- kelompok berkepentingan lainnya. Sikap dalam masalah-masalah nasional dan internasional. Pemilharaan legitimacy perusahaan sebagai suatu lembaga 83 Secara historis, tanggung jawab perusahaan itu adalah seperti ditentukan oleh lingkaran-dalam : penyelenggaraan fungsi ekonomisnya secara efisien. Selama beberapa dekade yang lampau, lebih banyak penekanan pada lingkaran- tengah dalam perlindungan lingkungan, pelestarian sumber daya, dam hubungan dengan pegwai dan langganan. Berbagai poll pendapat umum menunjukan bahwa publik semakin mengharapkan keterlibatan yang lebih besar dari perusahaan dalam lingkaran luar untuk bidang-bidang seperti penuruan inflasi dan pengangguran, mengatasi kelaparan dan kemiskinan dan tunjangan untuk pendidikan dan kesenian. Walaupun bisni tidak dapat diharapkan mengambil seluruh tanggung jawab untuk masalah-masalah sosial yang luas ini, namun mereka tidak daoat diharapkan mengambil seluruh tanggung jawab untuk masalah-masalah sosial yang luas ini, namun mereka tidak dapat diharapkan mengambil seluruh tanggung jawab untuk masalah-masalah sosial yang luas ini, namun mereka tidak dapat menutup mata terhadap perlunya perubahan sosial dan jangan menolak program-program yang ditujukan untuk perbaikan sosial. Kerjasama yang aktif dengan instansi-instansi pemerintah dalam mengatasi isu-isu sosial ini merupakan salah satu harapan umum dan bagian dari tanggung jawan bisnis yang baru muncul . 84 Prinsip-prinsip utama tanggung jawab sosial yang berkembang di Amerika Serikat ialah prinsip Charity dan prinsip Stewardship. Prinsip ini digunakan untuk . 83 Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, Oopcit 84 Ibid Universitas Sumatera Utara yaitu: 1. Prinsip “Charity”, Prinsip Charity membawa ide bahwa anggota masyarakat yang lebih kaya seharusnya menolong anggota masyarakat yang kurang bernasib baik seperti orang cacat, orang tua dan orang sakit. Pada masa kini kita dapat melihat suatu tren perubahan telah berlaku pada konsep ini apabila pihak korporat mulai memberi perhatian dan sumbangan kepada charity berbanding dengan masa lalu dimana ia dibuat oleh individu-individu tertentu 2. Prinsip “Stewardship”adalah suatu konsep yang diambil dari ajaran yang menghendaki individu yang kaya menganggap diri mereka sebagai pemegang amanah terhadap harta benda mereka untuk kebajikan seluruh masyarakat. Ini termasuk melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat awam, kepada lingkungan, pekerja konsumen dan investor. 85 Corporate Social Responsibility dipahami sebagai perwujudan komitmen kepada keberlajutan sustainability perusahaan yang dicerminkan ke dalam triple bottom line “3P” yaitu profit, planet dan people. Bahwa keberlangsungan hidup perusahaan hanya akan terjadi apabila perusahaan menaruh kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap pengembangan lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan sosial. Searah dengan perkembangan, perusahaan bisnis harus memberikan konstribusi terhadap tiga hal tersebut. Pada dasarnya keberlanjutan sustainability adalah keseimbangan antara kepentingan- kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Konsep triple bottom line 3P kemudian berkembang dengan adanya ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility. Standar ini juga secara 85 Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit Universitas Sumatera Utara CSR. Meskipun pedoman CSR standard internasional ini baru akan ditetapkan tahun 2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000 86 CSR sangat berkait dengan tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.Jika melihat rujukan tersebut maka konsep CSR yang telah dicanangkan dan diimplementasikan akan menjadi semakin kompleks karena akan mencakup tujuh prinsip CSR yang menjadi komponen utama, yaitu : the environment, social development, human rights, organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer issues . 87 Tanggung jawab sosial kepada masyarakat social development, Tanggung jawab masyarakat pengusaha kepada masyarakat umum berkisar kepada beberapa isu seperti kesehatan masyarakat, menjaga lingkungan dan membina satu sumber pekerja yang tinggi kualitasnya. Masalah-masalah kesehatan rakyat bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi sebagai pendukung usaha pemerintah kepada pembentukan masyarakat sejahtera,m pihak swasta patut menyumbang, kearah menyediakan dana kesejahteraan kesehatan seperti dana penelitian AIDS, kampanye melarang merokok jangan mengemudi kalau minum arak dan sebagainya 88 Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan the environment, Ini merupakan tanggung jawab yang sangat penting. Kerusakan lingkungan akan . 86 http:www.mediaqitafoundation.orgCSR.html 87 Ibid 88 Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit Universitas Sumatera Utara oleh kegiatan perusahaan harus dihindari. Perusahaan juga harus memperhatikan soal-soal perlindungan lingkungan melalui kampanye reycle bahan buangan, kampanye mengurangi mengemudigunakan pengangkutan umum untuk menghindari polusi udara dan juga kampanye tidak merusak lingkungan dengan menebang pohon-pohon secara liar. 89 89 Ibid Pembinaan tenaga kerja fair operating practices, Pihak swasta juga harus bekerja sama dengan pemerintah dalam usaha-usaha membina tenaga kerja yang berkualitas dan berkeahlian dengan memberi ruang pelajarsiswa mengikuti latihan praktikal ditempatnya, juga menyertai usaha-usaha meningkatkan keterampilan dengan memberi smbangan derma atau iuran. Tanggung jawab terhadap konsumen consumer issues.Pengusaha juga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap konsumen. Walupun suatu perusahaan itu memerlukan keuntungan tetapi ia tidak boleh mengabaikan soal- soal kabajikan dan kepentingan konsumen. Mereka tidak boleh menjual produk yang membahayakan pengguna, menipu kandungan suatu produk dan enjual barangnya pada tingkat harga yang terlalu tinggi Tanggung jawab kepada pekerja labor practices.Di antara tanggung jawab utama majikan terhadap pekerja-pekerja ialah membayar gaji, menjaga kebaikan pekerja melalui program meningkatkan kesejahteraan pekerja seperti potogan untuk dana pensiun pekerja. Langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai seperti memberi kelonggaran cuti kepada pekerja untuk memenuhi tugas keluarga, kesempatan yang sama rata kepada pegawai telah menjadi lebih penting pada masa ini. Universitas Sumatera Utara Tanggung jawab kepada investor organizational governance fair operating practices.Selain itu manajemen juga harus menjaga hak-hak investor perusahaan yang diurusnya. Amanah yang diberikan harus dilaksanakan denagn sebaik mungkin, Kekeliruaan manajemen dalam mengelola perusahaan melibatkan kesengsaraan kepada banayk investor dan masyarakat. Manajemen keuangan adalah diantara aspek fungsi manajemen dalam sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan akan menggambarkan apakah suatu perusahaan itu stabil apa tidak. 90 Tanggung jawab sosial boleh dikatakan sebagai suatu kepercayaan bahwa para manajer, dalam menjalan fungsi mengorganisasi dan mengelola usaha akan membuat keputusan yang didasarkan kepada pemaksimuman kepentingan sosaial dan ekonomi.Perusahaan-perusahaan asing yang sudah bertahun-bertahun beroprasi di Indonesia, sudah mengumpulkan berpuluh miliyar rupiah keuntungan B.RUANG LINGKUP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN BENTUK PELAKSANAANYA Tanggung jawab sosial perusahaan telah perusahaan menjadi yang penting dalam beberapa dekade belakangan ini. Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan-perusahaan harus berusaha untuk menghindari efek buruk kepada masyarakat disekelilingnya. Masyarakat disekeliling terdiri dari pekerja-pekerja mereka sendiri, perusahaan-perusahaan lain, pelanggan-pelanggan, pemasok- pemasok, investor-investor dari masyarakat dari masyarakat atau penduduk disekitarnya. 90 Sukirno Sardono dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit Universitas Sumatera Utara sosial sekuran nya tiba-tiba saja ingin memindah keluar investasinya. 91 Itu hanyalah karena negara lain menawarkan biaya buruh lebih murah dan insentif pemerintah yang lebih menarik. Tindakan yang sedemikian akan mengakibatkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan mereka. Konsep tanggung jawab sosial adalah persoalan yang harus diperhatikan sebagai satu tantangan kepada masyarakat pengusaha. Tanggung jawab sosial harus dipandang sebagai sebagian dari kegiatan perusahaan dan apabila dilaksanakan dengan baik dapat membantu pertumbuhan dan keuntungan dalam jangka panjang. Tanggung jawab sosial membawa ide bahwa perusahaan-perusahaan wajib membantu menyelesaikan sosial berbarengan dengan usaha menuju arah pencapaian tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan keefektifaan oprasi perusahaan. 92 Searah dengan perkembangan, perusahaan bisnis harus memberikan konstribusi terhadap tiga hal tersebut. Pada dasarnya keberlanjutan sustainability adalah keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Konsep triple bottom line 3P kemudian berkembang dengan adanya ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility. Standar ini juga secara langsung akan memberikan warna baru dalam definisi dan implementasi bentuk Corpotae Social Responsibility dipahami sebagai perwujudan komitmen kepada keberlajutan sustainability perusahaan yang dicerminkan ke dalam triple bottom line “3P” yaitu profit, planet dan people. Bahwa keberlangsungan hidup perusahaan hanya akan terjadi apabila perusahaan menaruh kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap pengembangan lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan sosial. 91 Sukirno Sardono dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit 92 Ibid Universitas Sumatera Utara tahun 2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan 93 Menurut ISO 26000. CSR sangat berkait dengan tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak dari keputusan dan kegiatan pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Jika melihat rujukan tersebut maka konsep CSR yang telah dicanangkan dan diimplementasikan akan menjadi semakin kompleks karena akan mencakup tujuh prinsip CSR yang menjadi komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights, organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer issues . 94 Polusi Udara, beberapa produksi menimbulkan polusi udara, yang berbahaya bagi masyarakat karena polusi udara mengahmbat pernapasan. Misalnya saja, produksi bahan bakar dan baja, serta penggunaan kendaraan, telah meningkatkan kadar karbon dioksida dalam udara. Perusahaan otomotif dan baja telah mengurangi polusi udara dengan mengubah proses produksinya sehingga lebih sedikit karbon dioksida yang dilepaskan ke udara. Misalnya saja, perusahaan seperti Honeywell dan Inland Steel mengahbiskan dana yang cukup besar untuk mengurangi polusi.Ford Motor Company telah memformulasikan janji lingkungan yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki dedikasi. . Tanggung jawab sosial kepada masyarakat social development, proses produksi yang digunakan oleh perusahaan, maupun produk yang dihasilkan, dapat berbahaya bagi lingkungan. Penyalahgunaan`paling umum dari lingkungan. 95 93 http:www.mediaqitafoundation.orgCSR.htmloopcit 94 Ibid 95 Jeff, Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , oopcit Universitas Sumatera Utara melestarikan lingkungan dimasa depan. Pemerintah federal juga telah terlibat dalam memberlakukan pedoman tertentu yang menghasruskan perusahaan untuk membatasi jumlah karbondioksida yang ditimbulkan oleh proses produksi. Pada tahun 1979, Einviroment Protection Agency EPA diciptakkan untuk mengembangkan dan memberlakukan standar polusi. Polusi Tanah, tanag telah terpolusi oleh limbah beracun yang dihasilkan dari beberapa proses produksi, bentuk polusi tanah yang terkait adalah limbah padat yang tidak dapat membusuk. Bagaimana Perusahaan mencegah polusi tanah. Perusahaan telah merevisi proses produksi dan pengemasannya guna mengurangi jumlah limbah. Perusahaan saat ini menyimpan limbah beracun dan mengirim ke tempat penyimpanan khusus untuk limbah beracun. Perusahaan juga mendau ulang plastik dan membatasi penggunaan bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi limbah padat. 96 Ketika perusahaan mendirikan basisnya di suatu komunitas masyarakat, maka perusahaan tersebut menjadi bagian ari komunitas itu dan mengandalkan komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Perusahaan mendemonstrasikan keprihatinanya terhadap komunitas tersebut dengan mensponsori acara-acara lokal atau memberikan sumbangan ke yayasan lokal. Misalnya saja, SunTrust Bank, IBM dan banyak perusahaan lain telah mendominasikan dana ke universitas-universitas, Bank of America telah menyediakan pinjaman bagi orang-orang berpenghasilan rendah dan komunitas minoritas. The Cheesecake factory, suatu ranati restoran yang terkenal, mendirikan yayasan yang tidak hanya menggalang dana untuk kegiatan amal tetapi juga mendemonsrasikan keprihatinan perusahaan kepada pelanggan dan komunitasnya. 97 96 Jeff, Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , oopcit 97 Ibid Universitas Sumatera Utara pekerja guna memastikan keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan dan peluang yang setara. Keselamatan karyawan, perusahaan memastikan bahwa tempat kerja aman bagi karyawan dengan memantau secara ketat proses produksi. Beberapa tindakan pencegahan adalah memeriksa mesin dan peralatan guna memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata keselamatan atau peralatan lainnya yang dapat mencegah terjadinya cedera dan menekan tindakan pencegahan khusus dalam seminar-seminar pelatihan. Perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang aman mencegah terjadinya cedera dan meningkatkan moral karyawan. 98 Dua masalah utama berkaitan dengan perlakuan karyawan adalah keragaman dan pencegahan terjadinya pelecehan seksual. Keragaman, dalam beberapa tahun belakangan ini, tenaga kerja telah menjadi semakin beragam. Lebih banyak wanita yang memasuki bursa kerja, dan lebih banyak kaum minoritas sekarang memiliki keterampilan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk memperoleh pekerjaan tingkat tinggi. Banyak perusahaan mencoba untuk mengintegrasikan karyawannya dengan latar belakang yang berbeda agar mereka belajar bekerja sama guna mencapai tujuan bersama guna mencapai tujuan bersama perusahaan. Banyak perusahaan merespon terhadap meningkatnya keragaman antarkaryawan dengan menawarkan seminar mengenai keragaman yang menginformasikan kepada karyawan mengenai bahwa pernyataan atau perilaku tertentu dapat bersifat ofensih bagi orang lain. Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan semestinya oleh karyawan lain. 99 Karyawan yang melamar untu suatu posisi diperusahaan sebaiknya tidak diskriminasi karena asal negara, suku, gender atau agama. Undang-undang Hak 98 Jeff, Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , oopcit 99 Ibid Universitas Sumatera Utara Banyak perusahaan dan badan sekelompok tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan peluang bagi kaum minoritas dan wanita. Denny’s sebuah bisnis restoran dikenakan tuduhan melakukan diskriminasi rasial pada thaun 1993. Pada tahun yang sama, bisnis tersebut menerapkan program untuk mendorong keragaman. Dalam tahun-tahun belakangan ini Denny’s telah meningkatkan baik manajemen minoritas maupun jumlah waralaba yang dimiliki oleh orang Amerika keturunan Afrika. 100 Tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan jauh melampaui provinsi dari produk atau jasa. Perusahaan memeiliki tanggung jawab social responsibility ketika menghasilkan produk dan menjual produknya.Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin keselamatan pelanggan. Produk sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan yang salah 101 .Pengusaha juga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap konsumen. Walupun suatu perusahaan itu memerlukan keuntungan tetapi ia tidak boleh mengabaikan soal- soal kabajikan dan kepentingan konsumen. Mereka tidak boleh menjual produk yang membahayakan pengguna, .menipu kandungan suatu produk dan enjual barangnya pada tingkat harga yang terlalu tinggi 102 Misalnya saja, beberapa karyawan menggunakan uang perusahaan untuk membeli komputer demi kepentingan mereka pribadi dan bukan kepentingan perusahaan. Manajer Direksi dari suatu perusahaan memantau keputusan . Perusahaan bertangugung jawab untuk memuaskan pemiliknya para pemegang saham. Karyawan dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan kepentingan sendiri dan bukannya kepentingan pemilik saham. 100 Jeff Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , Opcit Universitas Sumatera Utara kepentingan pemilik 103 . Selain itu manajemen juga harus menjaga hak-hak investor perusahaan yang diurusnya. Amanah yang diberikan harus dilaksanakan denagn sebaik mungkin, Kekeliruaan manajemen dalam mengelola perusahaan melibatkan kesengsaraan kepada banyak investor dan masyarakat. Manajemen keuangan adalah diantara aspek fungsi manajemen dalam sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan akan menggambarkan apakah suatu perusahaan itu stabil apa tidak 104 Timbul kritik terhadap cara mereka mengelola perusahaan dan pada masa ini telah menimbulkan berbagai macam kerugian kepada masyarakat. Timbul kritik terhadap cara mereka mengelola perusahaan dan pada masa ini manajer digalakan untuk memperhatikan tanggung jawab sosial mereka. Hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam melaksankan tanggung jawab sosialnya adalah . Usahanya untuk mencari keuntungan sering sekali perusahaan melupakan efek dari tindakannya kepada pihak lain dan kepada masyarakat pada keseluruhannya. Pada masa lalu tindakan seperti ini telah menimbulkan berbagai macam kerugian kepada masyarakat. 105 1. Memperhatikan kepentingan masyarakat umum. : 2. Menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar 3. Menjaga kepentingan dan kesejahteraan pekerja 4. Menjaga kepentingan konsumen 5. Menjaga kepentingan pemegang saham 6. Menjaga agar setiap tindakan tidak menyalahi undang-undang 103 Jeff Madura , Introduction To Business Pengantar Bisnis ,2011, Salemba Empat, Jakarta, Oopcit 104 Ibid 105 Ibid Universitas Sumatera Utara PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN TUJUANTANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa anggaran merupakan hail kerja output terutama berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan masa mendatang. Karena anggaran merupakan hasil kerja output, maka anggaran dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis. Sedangkan yang dimaksudkan dengan pengganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksankan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi- fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. 106 Jika suatu perusahaan menetapkan tujuan untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, meningkatkan laba dan memperbaiki citra perusahaan diantara pelanggan, maka anggaran perusahaan tersebut seharusnya membuat komitmen atas sumber daya yang perlukan dan promosi yang diperlukan untuk Anggaran merupakan perncanaan manjerial untuk tindakan yang dinyatakan dalam istilah-keuangan. Anggaran merupakan rencana laba jangka pendek yang komperhensif, yang merupakam rencana laba jangka pendek yang komperhensif, yang membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan. 106 Ida Bagus Agung Dharmanegara,2010, Penganggaraan Perusahaan Teori dan Aplikasi , Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm 3 Universitas Sumatera Utara anggaran, yaitu : 1. Anggaran merupakan haswil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil negosiasi antar anggaran mencerminkan konsesus organisasional mengenai tujuan oprasi untuk masa depan. 2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi. Anggaran menunjukan bagaimana beragam subunit organiasasi harus bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam departemen atau divisi organiasi anatara yang satu dengan yang lainnya dan dengan menajemen puncak. Arus informasi dari departemen ke departemen berfungsi untuk mengkooordinasikan dan memfasilitasi aktivitas organisasi secara keseluruhan. Arus informasidari manajemen puncak ke tingkatan organisasi yang lebih rendah mengandung penjelasan oprasional mengenai pencapaian atau deviasi anggaran. 4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil oprasi aktual dapat dibandingkan.. Hal ini merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja dari manajer pusat biaya dan laba. 5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan manajemen untuk menentukan tindakan korektif yang tepat. Universitas Sumatera Utara maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan oprasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi 107 Penganggaran adalah salah satu perncanaan dan sistem kendali. Hubungan ini berlaku bagi semua angota organisasi dimana mereka diharapkan. Perncanaan menentukan seluruh aktivitas untuk mencapai tujuan dan sasaran. . Perencanaan diperlukan agar perusahaan dapat mengoprasikan departemen dan mencapai dan mencapai keberhasilan segmen. Ini melihatkan kepada apa yang harus dilakukan dan oleh siapa. Perencanaan melibatkan penentuan dari tujuan, mengevaluasi kursus alternatif dari tindakan dan otorisasi memilih program.. Anggaran adalah cetak biru untuk gambaran tindakan dan formalitas dari proses perencanaan. Rencana diungkapkan pada kondisi kuanttatif dan moneter. Perencanaan mengambil satu tindakan berlandaskan investigasi, analisa dan riset. Masalah potensial dicari sampai ketemu. Penganggaran mempengaruhi perencanaan pada masing-masing tahap dari oprasi perusahaan. 108 Agar dapat dilakukan secara efektif dan efisien, program CSR membutuhkan suatu alat atau teknik yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi manajemen. Salah satu alat tersebut adalah penganggaran yang merupakan proses untuk menyusun anggaran perusahaan pada periode tertentu. 109 Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Dalam mengalokasikan dana untuk 107 Ida Bagus Agung Dharmanegara,2010, Penganggaraan Perusahaan Teori dan Aplikasi, oopcit hlm 4 108 Ibid 109 journal.perbanas.ac.idindex.phptiararticle...9471CSR pada Unit Pengolahan II PT Pertamina Persero Universitas Sumatera Utara serta meminimalkan kebocoran anggaran untuk sistem CSR sehingga tidak terjadi penganggaran dana yang berlebihan yang berakibat pada penurunan tingkat keuntungan perusahaan. perencanaan terhadap program CorporateSocial Responsibility CSR dan memasukkan anggaran keuangan program CSR ke dalam Rencana Kerja RK perusahaan baik secara korporat maupunpada masing- masing bagian yang terkait. Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran”. PT yang tidak melakukan CSR dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. ini menunjukkan bahwa CSR di sini dimaknai sebagai sekadar dana yang dikeluarkan oleh perusahaan atau CSR bukan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, yaitu tanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan. Dengan pendirian tersebut, memang tidak ada sanksi untuk pelanggaran, karena tak ada batasan mengenai anggaran di dalam regulasi manapun, untuk pengelolaan dampak. Kalau CSR mau dipergunakan definisi arus utamanya yang benar, maka besaran biaya untuk itu akan sangat tergantung dari dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan, dan hal itu sangat tergantung dari jenis industri, skala perusahaan, dan kemampuan masing-masing perusahaan dalam mengelola dampak operasionalnya 110 Jika dicermati, peraturan tentang CSR yang relatif lebih terperinci adalah Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Undang-Undang ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan CSR. yaitu UU BUMN, sebetulnya hanya menyebutkan . 110 http:csrindonesia.comperlukah-csr-diatur-dalam-sebuah-undang-undang Universitas Sumatera Utara Sementara, Permen BUMN yang dimaksud adalah Permen tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL, yang menyatakan bahwa dana untuk pelaksanaan Program Kemitraan pada dasarnya adalah kredit mikro dan Bina Lingkungan donasi untuk beberapa jenis community project. PKBL adalah perwujudan dari fungsi sosial BUMN. 111 “Sedangkan yang dimaksud dengan cadangan lainnya adalah cadangan diluar cadangan wajib yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan Perseroan, misalnya untuk perluasan usaha pembagian dividen, untuk tujuan sosial dan lain sebagianya” Pada pasal 74 ayat 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa CSR dperhitungkan sebagai biaya perseroan, yang sebelumntya harus dianggarkan terebih dahulu. . Menilik rangkaian kalimat “dianggarkan” dan “biaya” tersebut, sangat jelas berarti direksi apakah melalui keputusan RUPS atau keputusan Rapat Direksi harus menentukan jumlah dana yang disisihkan atau dialokasikan untuk program CSR. Pertanyaan yang logis timbul adalah apakah dana yang dianggarkan untuk CSR tersebut tergolong atau dapat digolongkan sebagai “cadangan lain” sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 ayat 4 UUPT yang menyebut cadangan lain dipergunakan antara lain untuk keperluan atau tujuan sosial. Bagian penjelasan Pasal 70 ayat 40 UUPT, berbunyi sebagi berikut : 112 Jawaban terhadap pertanyaan tersebut secara kategoris bisa berupa pertama dana CSR termasuk dalam konteks “cadangan lain” yang berakibat dana khusus CSR yang dianggarkan perseroan untuk tahun yang berjalan dapat menambah cadangan dana untuk tujuan sosial dan kedua sama sekali terpisah 111 http:csrindonesia.comperlukah-csr-diatur-dalam-sebuah-undang-undang 112 Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, Universitas Sumatera Utara sosial. Kalangan ahli pembukuan atau akuntan tentu punya pendapat sendiri tentang perlakuan treatmen dari pos biaya CSR tersebut apakah digolongkan sebagai “cadangan lain” atau bukan. Terlepas dari pendapat ahli pembukuan atau akuntan, menurutut penulis apabila ditinjau dari sisi hukum yang berlandaskan pada latar belakang pembentukan pasal 74 UUPT. Anggaran CSR tidak termasuk dalam lingkup cadangan lain, tapi merupakan dana khusus dengan penempatan yang khusus dan pertanggungjawaban oleh Direksi yang khusus pula.UUPT yang berlaku sekarang ini membawa satu hal yang sama sekali baru yang sebelumnya belum diatur dalam undang-undang perseroan terbatas yang lama, yaitu tanggung jawab sosial dan lingkungan atau dalam bahasa Inggris dikenal Corporate Social Responsibility CSR. Penjelasan pasal 74 ayat 1 UUPT : Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. Maksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampa pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Kewajiban untuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan oleh perseroan terbatas juga sebaiknya menampilkan sisi manusiawi atau sosial dan peka serta peduli lingkungan dari Perseroan Terbatas yang cenderung diberi label sebagai badan usaha yang senantiasa bertujuan untuk mendapatkan laba Universitas Sumatera Utara mengadopsi Pasal 15 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penannaman Modal. Menegaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilia, norma dan budaya masyarakat setempat. Tujuan CSR dalam UUPT yang menitikberatkan pada aspek lingkungan dan kultur masyarakat setempat lokal adalah lebih sempit dibandingkan praktik yang berlaku dinegara-negara common law, sebagaimana diutarakan oleh James Cvan Horne dan John M Wachowicz Jr, yang mengatakan bahwa upaya memaksimalkan kemakmuran pemegang saham bukan berarti pengabdian oleh manajemen atas tanggung jawa sosial seperti : 1. Perlindungan konsumen 2. Pembayaran upah yang layak kepada pegawai perseroan 3. Pemeliharaan praktik penyewaan yang wajar fair hiring practices dan kondisi kerja yang aman 4. Pemberian dukungan bagi dunia pendidikan dan keterlibatan diri pada lingkungan seperti masalah-masalah penyedian air yang bersih dan kualitas udara yang bersih Selanjutnya ditambahkan bahwa manajemen sudah sewajarnya mempertimbangkan kepetningan para pemangku kepentingan stakeholders seperti para kreditor, pegawai perusahaan, nasabah, para penyalur dan komunitas dimana perushaan menjalankan kegiatan oprasional usahanya. Dengan memperhatikan beragamnya permasalahn para pemangku kepentingan perseroan tersebut, perseroan akan dapaty mencapai tujuan akhirnya dalam memaksimalkan kemakmukran pemegang sahamnya. Universitas Sumatera Utara inheren dalam perusahaan untuk meningkatkan daya saing melalui reputasi kesetian merek produk loyalitas atau citra perusahaan.Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit ditiru oleh para pesaing. Dilain, pihak adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen dimasa mendatang. Implementasi kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak. Universitas Sumatera Utara TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY OLEH BANK BUMN Studi Pada PT.Bank XXX Medan A. PROSEDUR PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN HUKUM POSITIF YANGBERLAKU DI INDONESIA PADA PT. BANK XXX MEDAN. Pembangunan hukum itu perlu dilakukan sedemikian rupa, sehingga mampu menciptakan suatu sistem hukum pembangunan nasional. Adapun yang menjadi landasan hukum bagi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam industri perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Pengaturan tanggung jawab sosial dapat dilihat dari : 1. Menimbang butir 1 Perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat, memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunnan nasional. Dalam rangka meningkatkan pemerataan dan pembangunan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah taraf peningkatan masyarakat banyak. 113 113 Muhsin Fahreza Sembiring, Peranan Sistem Grameen Bank Terhadap Perbankan dalam Rangka Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, 2011 Universitas Sumatera Utara Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 3. Pasal 4 Perbankan Indonesia bertujian menunjang, pembangunan nasional dalam rangka meningkatakan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilihat pada pasal 1 butir 2. Bank adalah badan usaha yang menghipun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat. Pada masa kini Pengaturan secara jelas tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terdapat dalam beberapa perturan Perundang-Undangan yaitu seperti dalam Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang terdapat pada pasal 74 yang berbunyi “bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang- undangan.” Pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan juga diatur dalam Undang-Undang Penanaman Modal pada pasal 15 huruf b yang berbunyi “setiap penanam modal berkewajiban melaksankan tanggung jawab sosial perusahaan” didalam perundang-undangan tersebut ditambahkan juga sanksi bagi Perusahaan yang tidak menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan hal tersebut Universitas Sumatera Utara pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal” Pada tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Peraturan Pemerintah ini dikeluarkan dengan berasaskan pasal 74 Undang-Undang 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 yang dimana keluarnya aturan ini semakin mempertegas bahwa Tanggung Jawab Sosial merupakan kewajiban Perseroan Terbatas yang harus dilaksanakan. Pengaturan dalam Hukum Positif yang berlaku mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, maka hal itu menimbulkan suatu akibat adanya suatu kewajiban bagi setiap Perseroan Terbatas. Dalam hal ini PT. Bank XXX Medan memaknai bahwa suatu Tanggung Jawab Sosial merupakan kewajiban bagi setiap Perseroan Terbatas yang sudah diatur oleh hukum positif yang berlaku di Indonesia yang harus dilaksanakan. Suatu pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial telah diatur oleh perturan perundang-undangan namun pihak PT. Bank XXX Medan mengakui belum sepenuhnya memberi kejelasan tentang pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas. Meskipun dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan masih belum memberikan kejelasan dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Pihak PT. Bank XXX Medan mengakui bahwa masih terdapat beberapa kelemahan seperti halnya dalam masalah pengaturan dalam penganggaran dana Universitas Sumatera Utara Medan menganggap perlu adanya suatu perubahan dalam pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial di Indonesia hal itu seperti Perseroan Terbatas mana saja yang perlu menjalankan Tanggung Jawab Sosial, dalam bidang apa saja Tanggung Jawab Sosial diterapkan, batasan anggaran dalam suatu kegiatan Tanggung Jawab Sosial. Sejauh ini Pihak PT. Bank XXX Medan telah mempunyai prosedur pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Pihak Bank XXX Medan mengatakan bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan suatu kegiatan, itu berarti segala kegiatan yang ada dalam suatu Perseroan Terbatas haruslah dimasukan kedalam Rencana Kerja Tahunan RKT suatu Perseroan. hal itu sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas 40 Tahun 2007 pada pasal 63, 64 dan 65 serta Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang diatur dalam pasal 4 dan 6. PelaksanaannyaPT. Bank XXX Pusat di Jakarta menyusun kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan melalui suatu rapat yang dilaksanakan pada akhir tahun dimana rapat itu diikuti oleh organ Perseroan Terbatas, yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham yang kemudian setelah disepakati dibuat kegiatan dalam suatu Rencana Kerja Tahunan RKT. Setelah suatu program kegiatan Tanggung Jawab Sosial sudah disepakati dan dimasukan dalam suatu Rencana Kerja Tahunan RKT maka program kegiatan yang sudah disusun dibalikan kepada masing-masing kantor wilayah yang ada di setiap provinsi. Pada tahun 2013, PT. Bank XXX pusat di Jakarta memberikan hak pada PT. Bank XXX Medan untuk menyusun program CSR, dengan kata lain pihak . Bank XXX pusat di Jakarta memberikan hak kepada Bank XXX disetiap wilayah untuk mengkreasikan program CSR nya sendiri. Pada Bank XXX Medan kegiatan Universitas Sumatera Utara Management Region PCR yang salah satu tugasnya untuk menjalankan program Tanggung Jawab Sosial. Dalam hal anggaran Tanggung Jawab Sosial PT. Bank XXX Medan memiliki prosedur tersendiri. Pada pelaksanaan CSR, PT. Bank XXX Medan memiliki cara tersendiri, Pihak PT. Bank XXX Medan menyebut program CSR dengan sebutan Program Bina Lingkungan Program Bina Lingkungan untuk tahun 2015 meliputi 7 bidang, yaitu : 1. Pelestarian Lingkungan 2. Rumah Ibadah 3. Pendidikan 4. Sarana dan Prasarana 5. Pengentas Kemiskinan 6. Bencana Alam 7. Kesehatan Kegiatan CSR Pihak PT. Bank XXX Medan mempunyai penganggaran dana untuk program kegiatan Tanggung Jawab Sosial, pembuatan penganggaran dana hampir mirip dengan pembuatan program kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan dimasukan didalam Rencana Kerja Tahunan RKT. Anggaran PT. Bank XXX Medan tidak diberi hak untuk menyusun sendiri anggaran untuk program kegiatan Tanggung Jawab Sosial namun untuk anggaran kegiatan CSR pihak Bank XXX pusat di Jakarta yang menyusunnya yang kemudian dibagikan ke setiap kantor wilayah yang ada di Indonesia. Anggaran untuk Corporate Social Responsibility, pihak PT. Bank XXX Medan menjelaskan bahwa anggaran untuk kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan tidak memiliki memiliki patokan tertentu dengan kata lain anggaran itu anggaran CSR ditentukan sendiri oleh pihak PT. Bank XXX pusat Jakarta Universitas Sumatera Utara juga bahwa anggaran CSR diambil dari keuntungan perusahaan atau laba seindonesia. Ketika anggaran CSR disusun, anggaran tersebut dimasukan kedalam anggaran oprasional hal itu dikarenakan kegiatan CSR merupakan kegiatan oprasional perusahaan lalu kemudian dicatatat dalam Rencana Kerja Tahunan RKT meskipun anggaran CSR dimasukan dalam anggaran oprsaional, anggaran CSR memiliki nama tersendiri yaitu anggaran CSR. Selama dua tahun belakangan PT. Bank XXX Medan telah melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan nama “Bina Lingkungan”. Program Bina Lingkungan merupakan kegiatan yang disusun dalam RKT dibuat oleh Bank XXX pusat di Jakarta yang dibawahi oleh unit Corporate Comunity Responsibility CCR yang khusus menangani Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Bank XXX Medan merupakan perpanjangan tangan program Bina Lingkungan yang dibuat oleh Bank XXX pusat di Jakarta yang pada sekarang Bank XXX pusat di Jakarta memberikan kewenangan untuk membuat program Bina Lingkungan untuk wilayah Medan dan Aceh serta mengawasi dan memberi persetujuan kegiatan Bina Lingkungan oleh Bank XXX cabang Medan dan Aceh. B.HAL-HAL YANG MENJADI PERTIMBANGAN PIHAK PERUSAHAAN DALAM MENJALANKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANBERDASARKAN HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA DAN PERBANDINGAN DENGAN PELAKSANAAN CSR DI LUAR NEGRI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT.BANK XXX MEDAN. Selama betahun-tahun terdapat banyak argumen yang pro dan kontra CSR. Argumen ini berkisar pada apakah kita memandang perusahaan itu terutama sebagai suatu sistem ekonomi yang hanya bertanggung jawab kepada pemiliknya, Universitas Sumatera Utara berbagai kelompok yang berkepentingan. Pandangan yang pro CSR melihat kepentingan ekonomis dari organisasi itu sesuai dengan tanggung jawab sosialnya yang lebih besar, sedangkan yang anti CSR melihat kepentingan-kepentingan ini bertentangan. Para penyokong anti CSR menganggap perseroan semata-mata sebagai suatu sistem ekonomi yang hanya bertanggug jawab kepada para persero. Beberapa argumen yang menentang CSR meliputi : 1. Sistem pasar yang kompetitif hanya dapat bekerja efektif jika perseroan memusatkan perhatian pada penyelengaraan ekonomis dan mengutamkakan kepentingan persero. Model ini menjamin pemakaian yang optimal dari sumber daya masyarakat 2. Sebagai lembaga ekonomi, perseroan itu hendaklah menspesialisasikan diri dalam bidag terbaik yang dapat mereka laksanakan –produksi barang dan jasa-jasa yang efisien. Laba adalah imbalan untuk penyelenggaraan sosial yang efektif 3. Perusahaan bukan dibutuhkan untuk mengejar sasaran-sasaran sosial. Fungsi ini hendaklah diserahkan kepada lembaga-lembaga lain dalam masyarakat. 4. Setiap usaha alrustic mengutamkan kepentingan orang lain pada CSR akan merupakan perampasan terhadap sumber daya perseroan yang seharusnya dikembalikan kepada laba. 5. Perushaan menjalankan kekuatan ekonomi yang besar, CSR akan menyeabakan perseroan memiliki pengaruh yang tidak semestinya terhdap banyak kegiatan yang lain 114 Paham stakeholders ini membantu kita memhami cara berbagai kelompok yang berlainan ini dapat mempengaruhi perseroan. Sebuat tema pokok dari . 114 E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, op cit Universitas Sumatera Utara tanggap terhadap masyarakat pada pihak manajemen yang berdasarkan proyeksi biaya dan pengahsilan dan laba jangka pendek garis bawah saja tidak dapat dibenearkan. Tindaka ini di tampaknya bersika pro CSR bertujuan pada isu yang lebih luas dan berjangka panjang sedangkan pandangan anti CSR lebih memperhatikan daya-laba profitability yang segera. Tampaknya makin lebih banyak, perseroan yang memperhatikan isu tanggung jawab sosial ini dan argumen pro CSR semakin kuat. Para penyokong CSR mengemukakan alasan sebagai berikut : 1. Situasi persaingan murni itu tidak ada dan lingkungan ekonomi sekarang tidak otomatis menjamin lokasi optimal sumber daya tidak menjamin persamaan equality 2. Perusahaan itu bukan instrumen ekonomi saja aktivitasnya mempunyai pengaruh sosial yang besar, laba buka satu-satunya indikator prestasi performance = penyelenggaraan sosial. 3. Para manager biasanya memang tidak dilatih untuk menghadapi CSR, tetapi dampak sosial dari tindakan mereka tidak dapat dielakan.Banyak perseroan memiliki sumber daya yang sangat besar, sebagian daripaa sumber daya itu hendaklah disalurkan kedalam aktivitas yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial. 4. CSR tidak mesti merugikan kepentingan persero. Dalam jangka panjang, pertimbangan terhadap tanggung jawab sosial akan meningkatkan kepentingan persero. 5. Masyarakat yang bertambah baik akan memberikan kesempatan untuk keadaan masa depan yang lebih baik. Investasi dalam perbaikan jaringan sosial akan memberikan iklim usaha yang menguntungkan Universitas Sumatera Utara discourage kelompok-kelompok 115 Sebagai pihak yang menjalankan program CSR dan berbentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN PT. Bank XXX Medan menjelaskan bahwa pengaturan tentang CSR sudah ada di Indonesia , pengaturan tentang CSR itu terdapat dalam beberapa peraturan perundang-undangan seperti halnya pada dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN pada pasal 88 yaitu “BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecilkoprasi pembinaan masyarakat sekitar BUMN”. Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang terdapat pada pasal 74 yang berbunyi “bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan”. Undang-Undang Penanaman Modal pada pasal 15 huruf b yang berbunyi “setiap penanam modal berkewajiban melaksankan tanggung jawab sosial perusahaan” didalam perundang-undangan tersebut ditambahkan juga sanksi bagi Perusahaan yang tidak menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan hal tersebut tercantum pada pasal “maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal” Dari ketiga undang-undang tersebut dapat diketahui bahwa suatu kegiatan CSR merupakan kegiatan yang hukumnya adalah wajib. 115 E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, op cit Universitas Sumatera Utara 2013 dan 2014 sudah melaksanakan program Bina Lingkungan : TAHUN NO JENIS KEGIATAN NOMINAL 2013 1 BENCANA ALAM Rp.140.000.000 2 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Rp.250.000.000 3 SARANA IBADAH Rp 120.000.000 4 PELESTARIAN ALAM Rp 70.000.000 TOTAL Rp 580.000.000 Pada tahun 2013 PT. Bank XXX Medan sudah melakukan program Bina Lingkungan. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa program Bina Lingkungan terbagi menjadi empat jenis kegiatan, yaitu : 1. Bencana Alam : Pada tahun 2013, terdapat bencana yang terjadi di daerah Bireun, Aceh, dimana daerah Aceh merupakan daerah yang merupakan bagian dari kewenangan PT.Bank XXX Medan. Oleh karena Bencana Alam merupakan salah satu program Bina Lingkungan maka pada saat itu Bank XXX mengeluarkan uang senilai Rp.140.000.000 seratus empat puluh juta rupiah yang dilakukan secara bertahap untuk membantu korban bencana gempa bumi di Bireun,Aceh. 2. Pendidikan dan Pelatihan : Pada tahun 2013, bidang pendidikan dan pelatihan menjadi fokus utama progam Bina Lingkungan PT.Bank XXX Medan. Hal iu terlihat dari besaran anggarannya yaitu sebesar Rp 250.000.000 dua ratus lima puluh juta rupiah. Progaram ini disalurkan melalui beasiswa, pembelian sarana dan prasarana disetiap sekolah di beberapa daerah di Medan dan Aceh dari tingkatan SD, SMP dan SMA. Universitas Sumatera Utara satu program Bina Lingkungan PT. Bank XXX Medan dengan anggaran sebesar Rp.120.000.000 seratus dua puluh juta rupiah. Bentuk pengaplikasiannya adalah bantuan Mesjid di Singli, Aceh, Mesjid Istiqomah, Medan serta Gereja di Balige. 4. Pelestrian Lingkungan : Pada tahun 2013, bidang pelestarian alam merupakan salah satu program Bina Lingkungan PT. Bank XXX Medan dengan anggaran sebesar Rp.70.000.000 tujuh puluh juta rupiah.. Bentuk pengaplikasian dari program pelestarian lingkungan adalah pembelian dan penanaman biji pohon untuk penghijauan di Sabang dan Medan. TAHUN NO JENIS KEGIATAN NOMINAL 2014 1 BENCANA ALAM Rp 210.000.000 2 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Rp 80.000.000 3 SARANA IBADAH Rp. 100.000.000 4 SARANA DAN PRASARANA PUBLIK Rp.30.000.000 TOTAL Rp.420.000.000 Pada tahun 2014 PT.Bank XXX Medan sudah melakukan program Bina Lingkungan. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa program Bina Lingkungan terbagi menjadi empat jenis kegiatan, yaitu : 1. Bencana Alam : Pada tahun 2014, Bencana Alam masih menjadi kegiatan dari Bina Lingkungan PT. Bank XXX Medan dengan anggaran sebesar Rp 210.000.000 dua ratus sepuluh juta rupiah. Yang dimana bentuk pengaplikasiannya diberikan pada korban bencana alam Gunung Sinabung secara bertahap. Universitas Sumatera Utara masih menjadi kegiatan Bina Lingkungan PT.Bank XXX Medan. Berbeda dengan tahun lalu dimana anggaran Pendidikan dan Pelatihan sangat besar di tahun 2014 anggaran pendidikan dan pelatihan dikurangi dikarenakan pemerintah banyak menyediakan bantuan pendidikan dan pelatihan. 3. Sarana Ibadah : Pada tahun 2014, Sarana Ibadah masih menjadi kegiatan Bina Lingkungan PT.Bank XXX Medan. Dengan anggran sebesar Rp 100.000.000 seratus juta rupiah. Bentuk dari pengaplikasiannya adalah bantuan untuk Mesjid Al-Fitrah di Banda Aceh, Gereja Paroki di Lubuk Pakam serta bantuan Mesjid dan Gereja di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Sarana dan Prasarana Publik, Pada tahun 2014, Sarana dan Prasarana Publik merupakan kegiatan baru Bina Lingkungan oleh PT. Bank XXX Medan menggantikan kegiatan Pelestarian Alam. Dengan anggaran sebesar Rp 30.000.000 tiga puluh juta rupiah. Bentuk pengaplikasianya adalah mempuat kegiatan “program lentera” yaitu memberi penerangan didaerah Kabupaten Karo bersama Bank Indonesia sebagai ketua Badan Musyawarahan Perbankan Daerah BMPD dan Kodam IBB. Dengan keluarnya Peraturan Mentri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05MBU2007 tentang Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan sebagai Ketentuan Pelaksanan Pasal 88 ayat 2 UU No 19 2003 disebutkan bahwa BUMN hanya dapat menyalurkan sebagian labanya untuk kemitraan badan usaha dan pembinaan lingkungan masyarakat. Dengan keluarnya Permen BUMN ini menjadi salah satu pertimbangan Bank XXX Medan dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Menurut pihak Bank XXX Medan suatu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan haruslah berhubungan dengan bentuk usaha Perseroan Terbatas, Bank Universitas Sumatera Utara memberikan bantuan dana berupa kredit kepada masyarakat yang mempunyai usaha kelas menengah ataupun kelas kecil. Di beberapa negara kegiatan CSR sudah lazim dilakukan oleh suatu korporasi. Bukan karena diatur oleh pemerintahnya, melainkan untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholders. Di Indonesia, setiap perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam harus melakukan CSR yang sebenarnya merupakan kegiatan sukarela.Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty CSR mungkin masih kurang populer dikalangan pebisnis nasional. Namun, tidak bagi pelaku usaha asing. Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan secara sukarela itu, sudah biasa dilakoni oleh perusahaan-perusahaan multinasional ratusan tahun lalu. regulasi mengenai CSR mungkin saja dibuat. Sebagian besar negara maju memiliki aturan mengenai transparensi dan akuntabilitas perusahaan, terutama dikaitkan dengan pelaporan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan. Aturan ini disertai dengan sanksi yang tegas, apabila perusahaan ternyata terbukti melakukan pembohongan terhadap publik dalam laporannya, baik itu kebohongan dalam input, proses, maupun kinerjanya. Hal lain yang penting ditegaskan adalah detail regulasi apa saja yang harus diikuti oleh perusahaan. Peraturan Peemerintah Tanggung Jawab Sosial Lingkungan memberikan petunjuk soal beberapa regulasi yang perlu diikuti, namun itu sama sekali tidak memadai Adapun beberapa pertimbangan perusahaan di luar negri dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,yaitu: Dunia, masalah-masalah yang mempengaruhi mutu hidup dalam masyarakat ingkungan tempat perusahaan biasanya dapat dianggap sebagai perluasan tatanan lingkungan-lingkungan yang berpopulasi padat dari perusahaan itu sendiri ke masyarakat dunia terlebih dahulu, akan menemukan dalam Universitas Sumatera Utara berkembang kebutuhan untuk mengukur apa keuntungannya sebelum ia dapat menilai tanggung jawab partisipasinya. Kesediaan untuk melaksanakan usaha patungan, lebih daripada mendesak untuk peilikan sepenuhnya, untuk membagi manajemen dan keuntungan dalam arti yang tak berhubungan langsung dengan sumbangan yang sebenarnya dan partner-partnernya lain dengan pemerintah yang mencari alternatif untuk kapitalisme, untuk melatih orang-orang pribumi untuk posisi manajemen dan pekerjaan yang memerlukan ketermapilan, mempertemukan bermacam-macam praktek etis dalam hal pajak dan sogokan – semua menggambarkan kesempatan untuk menggambunkan kewiraswastaan dengan tanggung jawab dan syarat-syarat untuk dapat menyatakan strategi 116 Bangsa, di Amerika Serikat, bagi perusahaan dengan jangkauan nasional, masalah yang rentan terhadap perhatian konstruktif dari bisnis, terjadi dalam hampir setiap perjalanan hidup. Untuk menyempitkan pilihan yang terlalu luas, sebuah perusahaan akan dapat sendirinya mulai dengan konsekuensi lingkungan dari proses-proses pemabrikan, atau dampak produknya terhadap umum. Mungkin sebuah perusahaan akan membereskan dulu kedalam atau mulai dengan program yang panjang untuk itu. Lalu baru ada perhatian untuk masalah-masalah lain, apakah melalui usaha bisnis, mencari kesempatan ekonomi dalam kebutuhan sosial – misalnya, pembuangan sampah atau pemeliharaan kesehatan. Pendidikan, seni, hubungan antar-ras, kesempatatan yang sama bagi wanita atau bahkan pokok-pokok yang demikian besar seperti dampak terhadap masyarakat atau perubahan teknologi saling berebut menarik perhatian. Agenda masalah nasional kita sangat luas. Tidaklah sukar untuk menemukan kesempatan. . 117 Masyarakat Setempat Lebih dekat adalah masalah masyarakat tempat beroprasinya perusahaan masalah ini merupakan perwujudan daerah perkotaan 116 R Andrews Kenneth , Konsep Straregi Perusahaan, 2000,, oopcit 117 Ibid Universitas Sumatera Utara Pengangguran dalam kemiskinan biaya, pemeliharaan kesehatan yang memprihatinkan dan sebagainya. Perkataan, fokus khusus kebobrokan dan kerawanan nasional dan rentan terhadap penyelewengan manajemen keuangan dan lain-lain bentuk manaemen yang tidak benar, adalah pokok strategi sosial yang menarik, karena kedekatannya dan kekompakannya. Masyarakat yang dekat membenarkan perkembangan proyek-proyek perusahaan yang bermanffat untuk semua pihak seperti latihan kejuruan. Bisnis tidak dapat tetap sehat dalam masyarakat yang sakit. 118 Tiap industri, seperti tiap profesi, mempunyai masalah yang timbul dari perbedaan keabsahan hukum, tekanan persaingan, ketidakmurnian kerjasama antara perusahaan yang sungguh-sungguh atau yang ibayangkan dibawah undang- undang anti-trust anti-gabungan. Tiap industri mempunyai masalahnya sendiri yang kronis, seperti keselamatan, mutu produk, pemberian harga dan pencemaran yang hanya dapat ditangani secara efektif oleh tindakan kerjasama ditempat tidak adanya peraturan, atau yang menjadikan peraturan selanjutnya tidak perlu Industri, melangkah dari dunia ke negri dan kota, membawa yang mengikat perhatian nilai-nilai strategi perusahaan yang ingin memasukan faktor tanggung jawab sosial kedalam perencanaan mereka. Dua kesempatan kegiatan lainnya yang kurang nyata, tetapi bahkan lebih relevan, seharusnya dipertimbangkan juga industri dan industri-industri yang menjadi tempat bergeraknya perusahaan dan kualitas hidup didalam perusahaan itu sendiri. 119 Perusahaan, didalam perusahaan itu sendiri, terbuka kesempatan untuk memuaskan aspirasinya terhadap tanggungjawab. Mutu strategi tiap perusahaan sekarang ini, misalnya mungkin selalu menjadi sasaran peningkatan, selama teknologi baru dan aspirasi-aspirasi yang lebih tinggi bekerja sama. Tetapi . 118 Ibid 119 R Andrews Kenneth , Konsep Straregi Perusahaan, 2000,, Op Cit Universitas Sumatera Utara ditawarkan pada masyarakat dan pemeliharaan dan peningkatan kerajinan tangan biasanya, ada tiga daerah lain yang dalam masa mendatang akan menjadi jauh lebih penting daripada yang tampak sekarang. Yang pertama diantaranya adalah proses tinjauan yang diadakan untuk memperkirakan mutu keputusan manajemen tertinggi. Yang kedua adalah dampak sistem pengawasan terhadap perorangan dan lain-lain proses organisasi yang didirikan untuk menjamin hasil.Yang ketiga adalah peran pengakuan peran perorangan dalam perusahaan. 120 Undang-Undang 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada pasal 1 dan 4. Namun dengan keluar nya Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan membuat ketidakjelasan dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, hal itu diakui oleh PihakPT. Bank XXX Medan sendiri. Hal itu dikarenakan didalam Peraturan Pemerintah tersebut hanya ada cara dalam penyusunan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang diatur oleh pasal 4 dan 6 namun selebihnya dalam perihal kejelasan dalam hal anggaran, pengawasan, sanksi serta, bentuk Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Hasil wawancara dilapangan, dapat diketahui bahwa PT. Bank XXX Medan melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Corporate Social Responsibility dengan nama “Bina Lingkungan” dan “Program Kemitraan”. Secara praktik pelaksanaan CSR PT. Bank XXX Medan masih mengacu pada Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 74, Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pada pasal 15 serta Peraturan Mentri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 05MBU2007 tentang Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil. Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. 120 Ibid Universitas Sumatera Utara dalam pelaksanaan CSR itu sendiri. C. PENGAWASAN DALAM MENJALANKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SECARA INTERNAL DAN EXTERNAL BERDASARKAN HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA PADA PT.BANK XXX MEDAN. Optimalisasi peran perbankan dalam pembiayaan pembangunan. Optimalisasi peran perbankan dalam pembiayaan pembangunan. Bank Indonesia berpandangan bahwa bisnis perbankan akan berkesinambungan dalam jangka panjang jika insan perbankan memegang prinsip “bank leading the development”. Berpegangan pada pandangan tersebut terdapat 4 program kebijakan dalam menjawab berbagai tentangan pebiayaan pembanguan ekonomi yang dihadpi saat ini, yaitu sebagai berikut : 1. Kewajiban dari setiap bank untuk melakukan pembinaan kepada pelaku usaha produktif di suatu wilayah yang progresif ataupun sektor tertentu yang selama ini memilik potensi namun belum dikembangkan secara baik 2. Bank Indonesia akan segera menuntaskan kajian mengenai kemungkinan penurunan perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR bagi Kredit Usaha Rakyat KUR 3. Mengarahkan penyaluran kredit perbankan kepada sektor UMKM produktif dalam suatu resio atau porsi tertentu terhadap total kredit yang disalurkan masing-masing bank. 4. Kewajiban untuk menerapkan program Corporate Social Responsibility bagi setiap bank. 121 121 Booklet Bank Indonesia Universitas Sumatera Utara undangan telah banyak diatur yang dimana menjadi suatu kewajiban bagi setiap Perseroan Terbatas baik yang usahanya berhubungan dengan lingkungan ataupun secara tidak langsung berhubungan dengan lingkungan. Pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility menimbulkan akibat hukum suatu keharusan melakukannya, dalam hal ini agar suatu Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility berjalan sesuai dengan yang diharapkan perlu adanya suatu pengawasan. Pengawasan dilaksanakan oleh pihak yang terkait dengan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility baik secara internal ataupun eksternal. Mudah untuk diucapkan, tapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Begitulah praktek Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility di Indonesia. Begitu banyak orang yang berbicara mengenai Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility tetapi belum banyak hasil yang dapat diungkapkan. Apalagi dihubungkan dengan pelaksanaan pengawasan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility di Indonesia dimana regulasi dan sanksi yang belum jelas dan tidak ada kepastian hukum. Kesadaran tentang pentingnya mempraktekan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility ini menjadi trend seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan. Disamping itu terjadi bencana yang masif dan beruntun di Indonesia yang membawa dampak negatif terhadap tingkat kesejahteraan dan kesenjangan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan berperan serta dan berkontribusi untuk membantu menjawab semua kebutuhan atau permasalahan masyarakat yang tidak bisa hanya dilakukan pemerintah saja 122 122 Muhammad Iqbal, Pengawasan Implementasi Corporate Social ResponsibilityCSR PT. Inalum Terhadap Masyarakat Sekitar dan Lingkungan Sekitar Perusahaan. 2009 . Universitas Sumatera Utara Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility melibatkan beberapa pihak yaitu pemerintah pusat atau daerah serta masyarakat. Pada wawancara yang penulis lakukan di PT.Bank XXX Medan, pihak PT.Bank XXX Medan sendiri mengatakan bahwa pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility diatur didalam peraturan perundang-undangan di indonesia. Namun pengaturan tersebut belum dianggap bisa mengawasi sepenuhnya kegiatan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility terutama dalam hal pengawasan. Seperti yang diketahui bahwa pengaturan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility diatura dalam Undang- Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 74. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dilaksanakan untuk membuat Perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan nilai, norma dan budaya setempat. Didalam Undang-Undang tersebut tidak terdapat wewenang pemerintah untuk mengawasi Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility namun pengawasan hanya diberikan kepada Dewan Komisaris itu bermakna Undang- Undang Perseroan Terbatas meyerahkan pengawasan pada Dewan Komisaris Namun untuk pengawasan BUMN pada PT. Bank XXX Medan dilakukan oleh Kementrian Badan Usaha Milik Negara di bawah naungan Mentri Badan Usaha Milik Negara BUMN. Hal ini mengingat bahwa PT. Bank XXX Medan merupakan Bank BUMN maka pengawasan terhadap PT. Bank XXX Medan dilakukan oleh Mentri BUMN. Oleh karena itu apabila PT.Bank XXX Medan tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat dikenai sanksi oleh Mentri BUMN dikarenakan PT. Bank XXX Medan merupakan BUMN yang pengawasannya di lakukan oleh Mentri BUMN. Badan Pemeriksa Keuangan BPK juga berhak melakukan pengawasan hal itu sesuai dengan Undang-Undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN pada pasal 70 ayat 2 “Badan Pemeriksa Universitas Sumatera Utara dengan peraturan perundang-undangan” Pengawasan Perseroan Terbatas yang berbentuk swasta masih ada kekosongan hukum. Hal itu dikarenakan untuk pengawasan Perseroan Terbatas belum ada aturan yang jelas pihak mana yang memlakukan pengawasan terhadap Perseroan Terbatas Non-BUMN yang tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Pengawasan terhadap Perseroan Terbatas Non-BUMN bisa dilakukan oleh kementrian yang terkait melalui kegiatan apa yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas tersebut, misalkan Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang lingkungan seperti perkebunan kelapa sawit tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat diawasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup dikarenakan kegiatannya berhubungan dengan lingkungan. Menurut Pihak PT. Bank XXX Medan sejauh ini peranan masyarakat dalam pengawasan secara external dalam hal Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility masih sangat minim. Hal itu diakui pihak Bank XXX Medan hanya sedikit masyarakat yang mempertanyakan apakah Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility sudah dilakukan oleh pihak Bank XXX Medan. Hal ini dianggap oleh Pihak PT. Bank XXX Medan pengetahuan masyarakat tentang Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility masih sangat minim. Hal itu sangat disayangkan karena peranan masyarakat sebagi pengawas eksternal sangat berperan besar dalam mengawasi apakah Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas sudah dilakukan atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi oleh pemerintah ataupun pihak PT.Bank XXX tentang Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility dengan tujuan dikemudian hari masyrakat bisa ikut serta mengawasi Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility oleh setiap Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara berdasarkan Undang-Undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN pada pasal 67 yang berbunyi “Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan aparat pengawas intern perusahaan”. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap Bank XXX Medan dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dapat diketahui bahwa kegiatan Tanggung Jawab Sosial di Bank XXX Medan terdapat dua macam unit pengawasan, yaitu oleh SPI dan QA. Dua macam unit pengawasan ini adalah yang mengawasi bagaimana suatu Tanggung Jawab Sosial berjalan. Satuan Pengawas Internal SPI adalah suatu unit pengawas yang tugasnya adalah mengawasi suatu kegiatan yang sudah disusun dalam RKT suatu Perseroan Terbatas salah satunya dalam kegiatan Tanggung Jawab Sosial, SPI merupakan unit pengawas yang dikirim dari Bank XXX pusat yang berada di Jakarta guna mengawasi kegiatan Tanggung Jawab Sosial yang ada di setiap Kantor Wilayah yang ada di setiap provinsi di Indonesia. Quality Asurance QA yaitu suatu unit pengawasan kegiatan dalam PT. Bank XXX Medan yang mana tugasnya untuk mengawasi kegiatannya sudah di susun dalam RKT yang salah satunya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. QA merupakan satuan pengawas yang salah satu tugasnya adalah mengawasi kegiatan Tanggung Jawab Sosial yang ada disetiap cabang yang ada didalam wilayah kewenangan PT.Bank XXX Medan yaitu meliputi daerah Medan dan Aceh. Keterangan yang didapat penulis dapat diketahui sejauh ini pengawasan internal terhadap kegiatan Tanggung Jawab Sosial sudah cukup memberikan kepastian hukum bahwa suatu kegiatan Tanggung Jawab Sosial sudah dilaksanakan dan diawasi sebagai bentuk keikutsertaan PT. Bank XXX Medan terhadap kewajiban Tanggung Jawab Sosial yang sudah diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan di Indonesia. Universitas Sumatera Utara PENUTUP A.KESIMPULAN 1. PT. Bank XXX Medan sudah melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyaitu berupa Bina Lingkungan dan Program Kemitraan Badan Usaha Kecilmerupakan suatu bentuk kegiatan yang wajib dilakukan setiap Perseroan Terbatas yang berbentuk BUMN baik itu kegiatan ya berhubungan langsung dengan alam ataupun tidak berhubungan langsung dikarenakan pengaturan tentang Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan merupakan kegiatan yang sudah diatur oleh peraturan perundang-perundangan yang berlaku yang sifat nya adalah merupakan kewajiban mandatory bukanlah kesukarelaan voluntary. 2. Suatu kegiatan Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganmerupakan kegiatan yang memang seharusnya wajib untuk dilakukan oleh setiap Perseroan Terbatas hal itu dikarenakan secara filosofis Perseroan Terbatas mengambil untung atau laba dari masyarakat sekitar oleh karena itu dari untung yang diperoleh Perseroan Terbatas ada hak yang dimiliki oleh masyarakat atas untung atau laba yang diperoleh Perseroan Terbatas. Kegiatan Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan berguna bagi masyarkat sekitar dan merupakan suatu kegiatan yang membantu pekerjaan pihak Pemerintah guna mengurangi kemiskinan, mencerdaskan masyarakat dan juga turut serta membantu mensejahterakn kehidupan masyarat setempat terutama masyarakat Republik Indonesia Universitas Sumatera Utara Lingkungan nerupakan kegiatan yang ada pengaturannya dari luar external disaping itu memerlukan suatu pengaruh dari dalam internal Perseroan Terbatas itu sendiri. Pengaruh dari luar eksternal tidak akan berjalan dengan efektif jika tidak ada pengaruh atau keinginan dari dalam internal. Pengaruh dari dalam internal Perseroan Terbatas yaitu Organ Perseroan Terbatas seperti Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Peranan Kementrian BUMN, Pengawasan Internal dan Badan Pemeriksa Keuangan merupakan suatu seperangkat pihak yang mengawasi Perseroan Terbatas yang berbentuk BUMN sedangka. Dewan Komisaris serta Direksi memiliki peranan penting dalam pengawsan agar terlaksananya suatu Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganbagi suatu Perseroan Terbatas yang berbentuk swasta namun belum ada lembaga dari Negara yang khusus untuk menjalankan suatu Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan. B.SARAN 1. Seharusnya pemerintah memperbaiki atau merevisi Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkunganataupun membuat peraturan perundang-undangan yang baru. Hal ini dikarenakan Peraturan Pemerintah masih dianggap tidak memberi kejelasan dalam suatu prosedur pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility serta tidak memberikan kepastian hukum didalamnya seperti didalam masalah anggaran, bentuk pengaplikasian Corporate Social Responsibility, syarat perseroan yang Universitas Sumatera Utara yang tidak melakukan Corporate Social Responsibility. 2. Agar pemerintah juga bekerja sama dengan pihak Perseroan Terbatas untuk mensosialisasikan program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyang bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pengertian Corporate Social Responsibility kepada masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti apa itu Corporate Social Responsibility sehingga masyarakat bisa mendapatkan haknya dan dapat berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap Corporate Social Responsibility. Sehingga Corporate Social Responsibility bisa berjalan sesuai dengan apa yang targetkan dan dapat berjalan dengan efektif dikemudian hari. Pemerintah juga memperjelas dan mempertegas lembaga negara mana yang dapat wewenang khusus dalam mengawasi suatu kegiatan Corporate Social Responsibilityserta memberikan sanksi kepada Perseroan Terbatas yang tidak melaksanakan Corporate Social Responsibility karena selama ini pengawasan dan pemberian sanksi terhadap Corporate Social Responsibility masih belum jelas. 3. Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat turut aktif dan ikut serta dalam mengawasi berjalannya Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyang dilakukan oleh Perseroan Terbatas hal ini dikarenakan selama ini peranan pemerintah serta masyarakat sebagai pengawas eksternal masih kurang dalam keikutsertaannya mengawasi berjalannya Corporate Social Responsibility yang berakibat tidak efektifnya Corporate Social Responsibility. Agar Perseroan Terbatas yang memiliki laba yang Universitas Sumatera Utara disesuaikan dengan labanya. Universitas Sumatera Utara

A. BUKU-BUKU

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/2008)

0 54 155

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kesejahteraan Karyawan Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.

1 58 88

Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

2 52 161

Efektivitas Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Kepada Perusahaan BUMN

6 57 101

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Corporate Social Responsibility PRODUK

0 0 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

0 1 40

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

0 0 12