PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan merupakan materi menarik yang diatur dalam ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas ini. Latar belakang
dimasukannya ketentuan tersebut adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan dan keadaan masyrakat disekitar tempat
usaha perseroan. Ketentuan ini bersifat menyeluruh akan tetapi. Ketentuan ini memiliki batasan dan keadaan tertentu yang peraturan pelaksanaanya akan diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Selain itu, ketentuan ini juga bertujuan menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.
1
Masyrakat dan lingkungan hidup merupakan sumber utama faktor produksi penting bagi kegiatan dan eksistensi perusahaan, tanpa masyarakat alam
dan lingkungan hidup,maka perusahaan tidak akan pernah eksis dan mampu berkembang, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang karena memiliki faktor
produksi tersebut. Karena itulah perusahaan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility CSR masyarakat akan
menerima pengaruh positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh kegiatan perusahaan serta eksistensi perusahaan. Sebab masyarakat
merupakan penyedia tenaga kerja sekaligus sebagai pasar bagi hasil produksi dari perusahaan.
2
1
Jamin Ginting ,2007 Hukum Perseroan Terbatas UU No.40 2007, PT Citra Aditya Bakti, Bandung hal 93
2
Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol
No.18 Medan,2008, hal 10
Universitas Sumatera Utara
mampu menyediakan tenaga kerja yang berkualitas dalam jumlah yang mencukupi. Pada saat yang sama kesejahteraan sosial ekonomi akan
meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Demikian pula halnya dengan kelestarian alam dan lingkungan hidup.
Lingkungan alam yang terjaga kelestariannya merupakan prasyarat utama keberlangsungan oprasional suatu perusahaan. Sebab perusahaan tidak pernah
bisa melepaskan dirinya dari alam dan lingkungan hidup, terutama lingkungan hidup termasuk masyarakat lokal disekitar tempatnya berada. Alam
lingkungannya yang terjaga keharmonisan dan kelestariaanya menjamin kelancaran proses produksi, termasuk kepastian penyedian bahan baku.
Lingkungan yang rusak membawa konsekuensi biaya ekonomi yang sangat tinggi, serta memerlukan waktu panjang untuk proses pemulihannya.
3
Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan ketentuan yang baik diatur dalam ketentuan undang-undang ini. Tanggung jawab sosial perusahaan
atau yang sering disebut Corporate Sosial Responsibilty CSR. Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend global seiring dengan maraknya
kepedulian mengutamakan stakeholders. Persolan CSR merupakan “trend global” seiring dengan semakin maraknya kepedulian mengutamakan stakeholders.
Persoalan CSR ini juga tidak terlepas dengan prinsip Good Corporate Governance GCG yang menerapkan prinsip fairness, transparency dan
accountability
4
Kebijakasanaan internal perusahaan yang jelas dan tegas dalam Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan, menyebabkan perlunya diambil keputusan
sekurang-kurangnya tentang bagaimana dapat dijamin pematuhan hukum. Hal
3
Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol
No.18 Medan,2008, hal 10
4
Jamin Ginting ,2007 Hukum Perseroan Terbatas UU No.40 2007, PT Citra Aditya Bakti, Bandung hal 94
Universitas Sumatera Utara
akan diampuni dan persiapan untuk memberlakukannya akan dimulai dengan tindakan perusahaan.
Strategi perusahaan pada masa kini harus diperluas dan diperdalam untuk mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, sehingga kebijaksanaan perusahaan
yang dirancang untuk mengatasi permasalahan organisasi yang sulit unyuk mencapai pematuhan hukum. Pada masa kini banyak perusahaan yang
menganggap dirinya bertanggung jawab secara sosial. Di beberapa negara kegiatan CSR sudah lazim dilakukan oleh suatu korporasi. Bukan karena diatur
oleh pemerintahnya, melainkan untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholders. Di Indonesia, setiap perusahaan terbatas harus melakukan CSR yang
sebenarnya merupakan kegiatan sukarela. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty CSR masih salah presepsi dikalangan pebisnis
nasional. Namun, bagi pelaku usaha asing. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty CSR dilakukan secara sukarela , sudah
biasa dilakoni oleh perusahaan Multinasional . Di beberapa negara kegiatan CSR sudah lazim dilakukan oleh suatu korporasi. Bukan karena diatur oleh
pemerintahnya, melainkan untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholders. Di Indonesia, setiap perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam harus
melakukan CSR yang sebenarnya merupakan kegiatan sukarela.
5
Di Indonesia kegiatan CSR baru disahkan ketika Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal . Pada Pasal 74 UU Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
5
http:www.hukumonline.comberitabacahol18664csr-kegiatan-sukarela-yang-wajib-diatur-di akses 2014-09-22
Universitas Sumatera Utara
tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Aturan yang lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di Undang-Undang
Penanaman Modal. Dalam Pasal 15 huruf b disebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika tidak, maka
dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan
kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal Pasal 34 ayat 1 Undang- Undang Penanaman Modal. Ketentuan tersebut munculah suatu pemikiran :
Pertamasebagai sebuah tanggung jawab sosial, pasal 74 dan pasal 34 1memungkinkan terwujudnya makna dasar CSR, yakni sebagai pilihan sadardan
kemauan bertindak
melaksanakan CSR. Keduadengan kewajiban itu, konsekuensinya CSR akan bermakna parsial sebatas upaya pencegahan dan
penanggulangan dampak sosial dan lingkungan dari kehadiran sebuah perusahaan. Dengan demikian, bentuk program CSR hanya terkait langsung dengan bisnis
utama perusahaan, sebatas jangkauan masyarakat sekitarnya.Ketigatanggung jawab setiap subjek hukum termasuk perusahaan. Jika terjadi kerusakan
lingkungan akibat aktivitas usahanya, hal tersebut jelas masuk dalam ranah hukum. Menempatkan kewajiban proteksi dan rehabilitasi lingkungan dalam
domain tanggung jawab sosial. Keempat, dari sisi keterkaitan peran, kewajiban yang digariskan UU PT dan UU PM menempatkan perusahaan sebagai pelaku dan
penanggung jawab tunggal program CSR..Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Resposibility CSR.CSR adalah kegiatan yang meliputi aspek lingkungan
dan sosial ekonomi masyarakat. Corporate Social Responsibility memerlukan komitmen yang kuat dari
subjek yang dianggap penting di perusahaan, seperti Komisaris ,Direksi dan RUPS oleh karena itu CSR membutuhkan audit sebagai bentuk laporannya. Audit
Universitas Sumatera Utara
Biasanya yang melakukan audit semacam ini adalah pekerja sosial dan konsultan atau analis kebijakan sosial. Disamping itu audit juga memerlukan keterlibaan
stakeholder, termasuk pekerja, klien, relawan, pendiri, kontraktor, supplier dan penduduk setempat. Di beberapa negara sudah menetapkan keharusan perusahaan
untuk mempublikasikan laporan CSR. Corporate Social Responsibilty lahir dari desakan masyarakat atas prilaku
perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial, seperti, perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, dan ketidak seimbangan antara
kewajiban serta hak pegawai perusahaan, oleh karena itu perlu dibuatnya suatu pengaturan. Apabila tanggung jawab perusahaan yang semula adalah tanggung
jawab non hukum responsibility akan berubah menjadi tanggung jawab hukum liability dengan begitu Otomatis perusahaan yang tidak memenuhi perundang-
undangan dapat diberi sanksi. Dengan begitu perusahaan akan menjadi sangat bermanfaat, sehingga dapat menjalankan tujuannya untuk meraih optimalisasi
profit, sekaligus dapat menjalankan misi sosialnya untuk kepentingan masyarakat. CSR tidak hanya sekadar kedermawanan sebuah perusahaan CSR sudah menjadi
kewajiban. Namun, kalangan pengusaha masih mempermasalahkanPasal 74. Pasal 74 mengandung beberapa makna, yaitu mewajibkan tanggung jawab
sosial dan lingkungan yang mencakup pemenuhan peraturan perundang- undangan, penyediaan anggaran untuk program CSR, dan kewajiban untuk
melaporkannya kepada pemerintah. Permasalahannya bagaimana dengan perusahaan sumber daya alam dengan skala kecil dan masih merugi Apakah
mereka wajib menyelenggarakan CSR.
6
6
http:www.hukumonline.comberitabacahol18664csr-kegiatan-sukarela-yang-wajib-diatur- di akses 2014-09-22
Universitas Sumatera Utara
legal dan bersifat wajib, dan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan TJSL Perseroan
Terbatas. Merupakan amanat langsung dari Undang Undang. Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 tentang Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan,
seharusnya dapat mengakomodir ataupun suatu kepastian hukum dalam pelaksanaan CSR . Kepastian hukum dan kejelasan merupakan sesuatu yang harus
ada didalam Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012, namun Peraturan Pemerintah tersebut belum dirasa memberikan kepastian hukum dan kejelasan
bagi Perseroan Terbatas dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Dari latar belakang dan pemaparan tersebutlah kenapa penulis tertarik
untuk mengangkat judul skripsi Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Oleh Bank
BUMN Studi Pada PT. Bank XXX Medan
B. RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah :
1. Prosedur pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate
Sosial Responsibility berdasarkan hukum positif yang berlaku di Indonesia Pada PT.Bank XXX Medan.
2. Hal-hal yang menjadi pertimbangan pihak Perusahaan dalam menjalankan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berdasarkan hukum positif yang berlaku di Indonesia Corporate Sosial Responsibility Pada PT.Bank
XXX Medan. 3.
Bagaimana pengawasan dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Sosial Responsibility secara internal dan external
berdasarkan hukum positif yang berlaku di Indonesia Pada PT.Bank XXX
Medan
C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan dalam skripsi ini antara lain adalah :
Universitas Sumatera Utara
CSR di bidang perbankan 2.
Untuk mengetahui prosedur dalam pengaplikasian, pengawasan dan penganggaranCorporate Social Responsibility CSR
3. Untuk mengetahu faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat
pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1.
Secara Teoritis Secara Teoritis, pembahasan yang terhadap permasalahan yang sudah
dirumuskan dalam skripsi ini akan memberikan atau membuka wawasan serta pemahaman dan pemikiran baru tentang Corporate Social
Responsibility CSR pada masa yang akan datang. 2.
Secara Praktis Skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siapapun yang
membacanya, khususnya bagi para pihak yang berhubungan langsung dalam penerapan Corporate Social Responsibility CSR, sehingga dapat
memberikan dampak positif bagi perusahaan yang bersangkutan, pemerintah, masyrakat dan lingkungan sekitar.
E. METODE PENELITIAN Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan agar skripsi ini
dapat lebih terarah serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka penulisan skripsi ini menggunakan metode seperti berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Peneletian hukum normatif adalah jenis
penelitan yang menggunakan data-data sekunder sebagai sumbernya.
Universitas Sumatera Utara
cara turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi dengan tujuan mendukung teori yang sudah ada.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang bersumber langsung PT.Bank XXX Medan melalui wawancara dengan Pihak PT. Bank XXX Medan, di jalan Pemuda,
Medan, Sumatera Utara serta pihak-pihak yang terkait lainnya. b.
Data Sekunder Data-data sekunder, yaitu meliputi
7
1. Bahan hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan
terdiri dari : :
a. Norma atau kaidah dasar, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 b.
Peraturan Dasar : 1.
Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 2.
Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawarahan Rakyat MPR c.
Peraturan Perundang-undangan : 1.
Undang-undang atau perpu 2.
Peraturan Pemerintah 3.
Keputusan Presiden 4.
Keputusan Mentri 5.
Perturan-peraturan daerah d.
Peraturan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti hukum adat, e.
Yurispudensi f.
Trakat
7
Bambang Sunggono, 2005, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
berlaku misalnya KUHP WvS dan KUHPerdata BW 2.
Bahan Hukum Sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer misalnya Rancangan Undang-Undang RUU,
Rancangan Peraturan Pemerintah RPP, hasil penelitian hukum, hasil karya ilmiah dari kalangan hukum dan sebagainya.
3. Bahan hukum Tertier,yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya : kamus-kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif dan
sebagainya.
3 . Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara 1.
Penelitian Kepustakaan Library Research , yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka. Adapun data sekunder
yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain adalah berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun kepunyaan perpustakaan,
ataupun artikel atau wacana yang didapat di media elektronik 2.
Penelitian Lapangan Field Reseacrch, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk memperoleh data-data.
Untik medapatkan data-data, penelitian dilakukan dengan cara wawancara Interview dengan cara langsung saling bertatap muka
Face to face . Pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seorang responden.
3. Analisis Data
Data yang telah didapat baik dari Penelitian Kepustakaan Library Research , dan Penelitian Lapangan Field Reseacrch, kemudian
Universitas Sumatera Utara
Deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan dan membandingkan sedangkan induktif dilakukan dengan cara
menerjemahkan semua sumber bahan yang berhubungan dengan skripsi ini sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan suatu penulisan karya ilmiah, pembahasannya harus
diuraikan dan dibagi dalam bab per bab secara teratur agar mudah untuk dipahami. Dimana setiap bab saling berangkai satu sama lain. Adapun rangkaian
bab, yaitu sebagai berikut : BAB I
: Merupakan suatu pengantar dalam skripsi ini yang di dalamnya menjelaskan tentang latar belakang kemudian
dilanjutkan dengan rumusan masalah dilanjutkan dengan tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian,
sistematika penulisan dan yang terakhir adalah keaslian penulisan.
BAB II : Merupakan Bab yang membahas tentang Perseroan
Terbatas secara umum dimana Perseroan Terbatas adalah pemegang kewajiban bagi Corporate Social Responsibility
CSR. Yang membahas tentang pengertian Perseroan Terbatas, Organ yang ada didalam Perseroan Terbatas dan
Pengertian tentang Corporate Social Responsibility CSR beserta dengan dasar hukumnya.
BAB III : Merupakan bab yang membahas tentang bagaimanan
peranan PT. Bank XXX Medan dalam menjalankan Corporate Social Responsibility CSR baik dari segi ruang
lingkup dan anggaran Perseroan Terbatas tersebut dalam
Universitas Sumatera Utara
segi ilmu Manajemen dan Ilmu Hukum. BAB IV
: Merupakan bab yang membahas bagaimana pelaksanaan PT. Bank XXX Medan dalam menjalankan Corporate
Social Responsibility CSR ditinjau dari Undang-Undang 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan
Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Pembahasan pada bab
ini juga meliputi tentang prosedur pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR, hal-hal yang menjadi
pertimbangan pihak Perseroan dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR serta pengawasan
dari segi internal maupun eksternal dalan pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR.
BAB V : Bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan
berisikan saran-saran yang mungkin bisa berguna di masa yang akan datang dalam penerapan Corporate Social
Responsibility CSR di Indonesia. G. KEASLIAN PENULISAN
Skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggug Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility oleh Bank BUMN
Studi pada PT.Bank XXX Medan” . Belum pernah diangkat menjadi judul skripsi belum pernah di tulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Apabila ada judul yang sama atau mirip judul dengan yang penulis buat tentunya substansi pembahasannya berbeda. Hal itu dikarenakan penulis membuat dan
mengumpulkan sumber bahan sebagai referensi dari berbagai buku-buku, media elektronik serta dari berbagai pihak oleh karena itu keasilaan dari skripsi ini bisa
Universitas Sumatera Utara
tempat penelitian hal ini dikarenakan kebijakan internal Perusahaan untuk tidak menuliskan nama Perusahaan dalam penulisan skripsi. Disamping itu penulis
sudah terikat perjanjian oleh pihak Perusahaan untuk tidak menuliskan nama Perusahaan. Ada pun skripsi-skripsi yang mirip sbb :
1. Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang
Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan,2008.
2. Sembiring Muhsin Fahreza, Peranan Sistem Grameen Bank Terhadap
Perbankan dalam Rangka Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, 2011 3.
Iqbal Muhammad :Pengawasan Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT.Inalum terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Sekitar Perusahaan,2009
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS
A.PENGERTIAN PERSEROAN TERBATAS DAN SYARAT PERSEROAN TERBATAS
Secara normatif pengertian Perseroan Terbatas PT dijabarkan dalam pasal 1 butir 1 UUPT yang mengemukakan :
“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,didirikan berdasarkan
perjanjian,melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditettapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”
8
Dari pengertian PT sebagaimana yang dijabarkan di atas dapat, dapat diketahui bahwa PT sebagaimana kumpulan modal. Artinya, dalam badan usaha
PT yang utama adalah modal. Modal dibagi dalam bentuk saham.Oleh karena itu siapa yang menguasai saham paling banyak dalam suatu PT dialah yang
menentukan dan ataupun lewat keputusan rapat umum pemegang saham.
9
Ketentuan ini menambahkan bahwa perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal. Selain sebagai badan hukum perseroan, juga
merupakan persekutuan modal. Selain sebagai badan hukum perseroan, juga merupakan tempat para pihak melakukan kerja sama, yaitu melakukan hubungan
kontraktual. Kerja sama ini menciptakan badan hukum yang sengaja diciptakan, yaitu perseroan suatu “artifical person”
10
8
UU 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
9
Sentosa Sembiring,2008, Hukum Dagang, PT Citra Aditya Bakti,Bandung.hal.50
10
Jamin,Ginting ,2007 Hukum Perseroan Terbatas UU No.40 2007, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Hal 13
Universitas Sumatera Utara
dalam saham sedangkan istilah “terbatas” menunjuk pada batas tanggung jawab pemegang saham, yaitu sebatas jumlah nominal saham yang dimiliki. Perseroan
Terbatas adalah perusahaan persekutuan badan hukum. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
bahwa : “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditettapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”
11
Landasan yuridis Perseroan Terbatas PT sebagai badan usaha diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 47556 untuk selanjutnya disebut UUPT. Sebelum
munculnya UUPT landasan yuridis keberadaan PT sebagai badan usaha mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD. Pengaturan PT dalam
KUHD dijabarkan dalam Pasal 36-56. Untuk pembahasan selanjutnya tentang PT sebagai badan usaha difokuskan pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.
12
a. Badan Hukum
Berdasarkan definisi perseroan yang telah dikemukakan diatas, maka sebagai perusahaan badan hukum, perseroan memenuhi unsur-unsur yang
diuraikan berikut ini :
11
Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia,PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Hal 105
12
SentosaSembiring Op.cit, hlm.50
Universitas Sumatera Utara
syarat keilmuan sebagai pendukung hak dan kewajiban yang telah diuraikan sebelumnya, antara lain, memiliki harta kekayaan pendiri atau
pengurusnya. Dalam KUHD tidak satu pasal pun yang menyatakan perseroan sebagai badan hukum.
b. Persekutuan Modal
Pengaturan terhadap ketentuan struktur modal perseroan tetap sama, yaitu terdiri atas modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Besarnya
modal dasar dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ditentukan paling sedikit Rp. 20.000.000,00 Namun,
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas modal dasar perseroan diubah jadi paling sedikit Rp 50.000.000,00, Pasal
32 1. Mengenai kewajiban penyetoran modal dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ditentukan 50 dari
modal ditempatkan pada saat pendirian. Ketentuan tersebut dalam Undang-Undang 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dihapus
sehingga seluruh modal yang tempat harus disetor penuh Pasal 35.
13
c. Didirikan Berdasarkan Perjanjian
Setiap perseroan didirikan berdasarkan perjanjian. Artinya, harus ada sekurang-kurangnya dua orang yang berserpakat, mendirikan perseroan
yang dibuktikan secara tertulis yang tersusun dalam bentuk anggaran dasar, kemudian dimuat dalam akta pendirian yang dibuat di muka notaris.
Setiap pendirik wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Ketentuan ini adalah asas dalam perseroan.
d. Melakukan Kegiatan Usaha
Jamin Ginting ,Oopcit, hal 8
Universitas Sumatera Utara
perekonomian perindustrian, perdagangan, perjasaan dan pembiayaan yan bertujuan untuk mendapat keuntungan dan atau laba. Melakukan
kegiatan usaha artinya menjalankan perusahaan. Supaya kegiatan usaha itu sah harus mendapat izin usaha dari pihak yang berwenang dan didaftarkan
dalam daftar perusahaan menurut undang-undang yang berlaku. e.
Memenuhi persyaratan undang-undang Setiap perseroan harus memenuhi persyaratan undang-undang perseroan
dan peraturan pelaksanaanya. Unsur ini menunjukan bahwa perseroan
menganut sistem tertuttup closed system.
Pendirian perseroan Terbatas, terbagi atas dua syarat yaitu, syarat formal dan syarat materil. Yang dimaksud dengan syarat formal disini adalah untuk
mendirikan badan usaha PT, harus memenuhi syarat formatlitas yang ditentukan dalam UUPT. Jelasnya dalam Pasal 7 ayat 1 UUPT dikemukakan :
“Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”
Untuk itu, jika suatu PT tidak didirikan dengan akta notaris, secara yuridis formal tidak sah. Hal lain yang menarik untuk dikaji lebih dalam dari apa yang
dijelaskan dalam pasal ini, yakni pendirian PT, paling tidak harus ada dua orang. Hal ini tampaknya ada kaitannya dengan pengertian PT, seperti yang telah dikutip
di atas, yakni suatu perjanjian. Sebagaimana diketahui untuk membuat suatu perjanjian harus ada dua pihak atau lebih saling mengikatkan diri.
14
14
SentosaSembiring Op.cit, hlm.50
Oleh karena itu, sebagai konsekuensi logis pendirian PT sebagai suatu perjanjian harus ada
paling tidak dua orang. Selanjutnya dalam Pasal 7 ayat 2 UUPT disebutkan : “Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat
perseroan didirikan”
Universitas Sumatera Utara
oleh undang-undang bahwa perseroan sebagai badan hukum dibentuk berdasarkan perjanjian.
Oleh karena itu, perseroan harus mempunyai lebih dari satu orang pemegang saham sebagai pendiri. Sebagai bukti bahwa telah mengambil bagian
saham, nama pengambil saham dicatat dalam Daftar Buku Pemegang Saham. Menurut ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Perseroaan Terbatas,
perjanjian pendirian perseroan harus dibuat dengan akta otentik dimuka notaris mengingat perseroan terbatas adalah badan hukum. Akta otentik tersebut
merupakan akta pendirian yang membuat anggaran dasar perseroan.
Syarat Materil dalam pendirian PT adalah modal. Artinya, bagaimana wujud modal dalam PT, berapa harus ada modal jika ingin medirikan PT. Dalam
UUPT masalah modal telah dijabarkan secara rinci. Jelasnya dalam pasal 31 UUPT dikemukaan :
1 Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham
2 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak menurtup
kemungkinan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal mengatur perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal
Dari ketentuan diatas, dapat diketahui modal dalam PT dibagi dalam pecahan saham dengan nilai nominal tertentu. Sedangkan jumlah minimal modal
yang harus ada jika mendirikan PT, dijelaskan dalam pasal 32 UUPT sebagai berikut :
1 Modal dasar perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,00 lima puluh
juta rupiah
Universitas Sumatera Utara
menetukan jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1
3 Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1
ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya, dalam Pasal 33 UPT , disebutkan :
1 Paling sedikit 25 dua puluh lima persen dari modal dasar
sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh.
2 Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksudkan pada
ayat 1 dibuktikan dengan buktikan dengan bukti penyetoran yang sah.
3 Penegeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk
menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh.
Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham, tetapi tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal
mengatur modal perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal Pasal 31. Modal dasar perseroan paling sedikit berjumlah Rp 50.000.000,00 tetap dalam
undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minumum modal perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar
tersebut sehingga pengaturan minimum modal perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar tersebut sehingga pengaturan minimum dalam
Undang-Undang Perseroan ini.merupakan bagian modal yang harus dimiliki oleh para pendiri. Yang dimaksud dengan “kegiatan usaha tertentu”, antara lain, usaha
perbankan, asuransi atau freight forwading. Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud tersebut, ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
perekonomian Pasal 32. Modal dasar authorized capital atau equality adalah jumlah saham maksimum yang dapat dikeluarkan oleh perseroan sehingga modal
dasar terdiri atas sepuluh nominal saham.Modal dasar inilah yang sering dipaki sebagai kriteria agar suatu perseroan dapat digolongkan ke dalam kategori
tertentu, yaitu apakah perseroan tersebut tergolong kedalam perusahaan kecil, menangah atau besar
15
Pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh. Ketentuan ini
Modal yang ditempatkan issued capital dikeluarkan adalah saham yang telah diambil dan sebenarnya telah terjual, baik kepada para pendiri maupun
pemegang saham perseroaan. Para pendiri telah menyanggupi untuk mengambil bagian sebesar atau sejumlah tertentu dari saham perseroan dan karena itu
mempunyai kewajiban dana untuk membayar. Modal yang disetor paid up capital adalah saham yang telah dibayar
penuh kepada perseroan yang menjadi pernyataan atau penyetoran saham riil yang telah dilakukan, baik oleh pendiri maupun para pemegang saham perseroan.
Paling sedikit 25 dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 32, harus ditempatakan dan disetor penuh
Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah. Yang dimaksud dengan “bukti
penyetoran yang sah” antara lain. Bukti setoran pemegang saham kedalam rekening bank atas nama perseroan, data dari laporan keuangan yang telah diaudit
oleh akuntan, atau secara neraca perseroan yang ditanda tangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris
15
SentosaSembiring Op.cit, hlm 55
Universitas Sumatera Utara
mengangsur. B.ORGAN DALAM PERSEROAN TERBATAS DAN TANGGUNG
JAWABNYA Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 UUPT disebutkan :
“Organ perseroan adalah rapat umum pemegang saham, direksi dan komisaris”
Sebagai suatu badan hukum, pada prinsipnya perseroan terbatas dapat memiliki segala hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh setiap orang-
perorangan, dengan pengecualian hal-hal yang bersifat seperti yang diatur dalam buku pertama Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan sebagian dari buku
kedua kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang kewarisan. Guna melaksanakan segala hak dan kewajiban yang dimilikinya tersebut. Ilmu hukum
telah merumuskan fungsi dan tugas dari masing-masing organ perseroan tersebut, yang berbeda satu dengan yang lainnya
16
16
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja,2000, Seri Hukum Bisnis : Perseroan Terbatas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.77
. Organ-organ tersebut terdiri dari, yaitu : Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris.
Direksi bekewajiban untuk mengelola jalannya perusahaan dengan sebaik mungkin. Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi jalnnya pengelolaan
perseroan oleh Direksi, serta pada kesempatan tertentu turut membantu Direksi dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya Rapat Umum Pemegang Saham
perseroan berfungsi untuk melaksanakan kontrol secara menyeluruh atas setiap pemenuhan kewajiban dari Direksi dan Dewan Komisaris perseroan atas aturan
main yang telah ditetapkan. Selama masing-masing organ dapat berperan dengan baik, maka perseroan akan berjalan dengan baik dan para pemegang saham
perseroan akan terjamin kepentingannya dalam perseroan.
Universitas Sumatera Utara
umum pemegang saham RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan. Tepatnya dalam Pasal 1 butir 4 UUPT
disebutkan : “Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS adalah
organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas dalam batas yang ditentukan
dalam undang-undang ini danatau anggaran dasar”
Kewenangan tersebut merupakan kewenangan eksklusif yang tidak dapat diserahkan kepada organ lain telah ditetapkan dalam UUPT dan Anggaran dasar.
Wewenang eksklusif yang ditetapkan dalam UUPT akan ada selama UUPT belum diubah. Sedangkan wewenang eksklusif dalam anggaran dasar yang disahkan
disetujui Mentri Hukum dan HAM dapat diubah melalui perubahan Annggaran Dasar sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan UUPT. Dalam forum
RUPS
17
Indonesia sebagaimana negara-negara yang menganut sisten hukum sipil civil law system menganut two-tiermanagementsystem dimana terdapat lembaga
Direksi yang menjalankan manajemen perusahaan dan Dewan Komisaris yang bertugas mengawasi jalannya manajemen pengurusan perusahaan oleh direksi.
Ini berbeda dengan negara-negara common law yang menegenal single-tier . Pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan
perseroan dari direksi danatau dewan komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan perseroan. Ketentuan
ini dimaksudkan berkenaan dengan hak pemegang saham untuk memperoleh keterangan berkaitan dengan hak pemegang saham untuk mendapatkan
keterangan lainnya.
17
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja Op.cit, hlm 77
Universitas Sumatera Utara
Direksi berada ditangan para pemegang saham.
18
Alasan menempatkan RUPS sebagai organ perseroan yang utama tidak terlepas dari esensi pendirian suatu perseroan terbatas yang berdasarkan Pasal 1
angka 1 UUPT merupakan persekutuan modal dari para pendiri PT tersebut. Sebagian pendiri PT dan sekaligus pemegang saham PT yang telah memberikan
kontribusi modal kapital awal initial capital untuk menjalankan kegiatan usaha, sudah seharusnya setiap keputusan yang menyangkut tujuan awal original
objective para pendiri dalam mendirikan PT berada ditangan mereka melalui lembaga RUPS. Alasan lainnya adalah landasan pengangkatan dan pemberhentian
anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat bukan dari rapat Direksi atau dewan Komisaris, namun diangkat dan diberhentikan oleh RUPS namun diangkat
dan diberhentikan oleh RUPS dan ini memperlihatkan kekuasaan yang besar yang tidak dipunyai oleh organ PT yang lain yaitu Direksi dan Dewan Komisaris.
UUPT dengan tepat menggambarkan kedudukan tersebut pada Pasal 1 angka 4 UUPT.
Badan pembentuk undang-undang, para kreditur perseroan dan pihak lainnya yang memiliki kepentingan. Sistem common law tersebut tidak meneganal
lembaga Dewan Komisaris. Pembentuk undang-undang sama sekali tidak bermaksud untuk memberikan peringkat terhadap lembaga RUPS, Direksi dan
Dewan Komisaris dalam pengertian lembaga yang satu lebih superior dan lembaga yang lain yang karena inferior, namun penulis berpandangan bahwa
defenisi organ perseroan dalam UUPT tersebut tetap menampilkan suatu “pemeringkatan” dimana RUPS tampil sebagai organ perseroan pertama dan
utama.
19
18
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia,2009, Organ Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta. Hal 1
19
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 2
Universitas Sumatera Utara
diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, adapun beberapa kewenangan RUPS yang tercantum dalam UUPT, yaitu :
1. Menyetujui perbuatan hukum yang dilakukan calon pendiri untuk
kepentingan perseroan yang belum didirikan sehingga perbuatan hukum calon pendiri tersebut mengikat perseroan setelah perseroan
menjadi badan hukum Pasal 13 ayat 1 UUPT 2.
Menyetujui perbuatan hukum yang dilakukan pendiri setelah pendirian PT namun sebelum PT memperoleh status badan hukum Pasal 14
UUPT 3.
Menyetujui usulan perubahan anggaran dasar perseroan Pasal 19-28 UUPT
4. Menyetujui penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak
Pasal 34 3 UUPT 5.
Menyetujui hak tagih pemegang saham atau kreditor terhadap perseroan sebagai kompensasi penyetoran saham dalam permodalan
perseroan Pasal 35 UUPT 6.
Menyetujui maksud Perseroan untuk membeli kembali saham buy back yang telah dikeluarkan Pasal 38 UUPT
7. Menyerahkan kewenangan untuk memberikan persetujuan atas maksud
perseroan untuk untuk membeli kembali saham buy back yang telah dikeluarkan kepada Dewan Komisaris Pasal 39 UUPT
8. Menyetujui penambahan modal perseroan yaitu modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor Pasal 41 ayat 1 UUPT 9.
Menyerahkan kewenangan untuk memberikan persetujuan pelaksanaan keputusan RUPS tentang penambahan modal perseroan kepada Dewan
Komisaris Pasal 41 ayat 2 UUPT
Universitas Sumatera Utara
ditempatkan dan modal disetor Pasal 44 UUPT
20
11. Menyetujui pemindahan hak atas saham apabila sisyaratkan oleh
anggaran dasar perseroan Pasal 57 ayat 1 huruf b UUPT 12.
Menyetujui rencana kerja tahunan yang disusun Direksi apabila diisyratkan oleh anggran dasar perseroan Pasal 64 ayat 2 dan 3
UUPT 13.
Menolak untuk mengesahkan laporan keungan peseroan yang termask dalam kualifikasi perseroan yang bergerak di bidang pengerahan dana
masyrakat atau perseroan yang mengeluarkan surat pengakuan utang atau perseroan terbuka atau perseroan yang mempunyai aset danatau
jumlah peredaran usaha paling sedikit Rp.50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah atau perseroan yang laporan keuangannya wajib
diaudit Akuntan Publik sebagaimana diisyratkan oleh peraturan perundang-undangan, yang mana Direksi perseroan tersebut ternyata
tidak menyerahkan laporan keuangan perseroan tersebut kepada akuntan publik untuk diaudit Pasa 68 ayat 1 dan 2 UUPT
14. Menyetujui laporan tahunan perseroan dan mengesahkan perhitungan
tahunan perseroan Pasal 69 ayat 1 UUPT 15.
Menyetujui penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihaan untuk cadangan Pasal 71 ayat 1 UUPT
16. Mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukan ke
dalam cadangan khusus Pasal 73 ayat 2 UUPT 17.
Menyetujui penggabungan merger , peleburan, pengambilan atau pemisahaan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit,
20
CorneliusSimanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 4
Universitas Sumatera Utara
Pasal 89 auat 1 UUPT 18.
Menetapkan pembagian tugas dan wewenang pengurusan Perseroan diantara anggota Direksi Pasal 92 ayat 5 UUPT
19. Menetapkan pembagian tugas dan wewenang pengurusan Perseroan di
antara anggota Dewan Komisaris Pasal 111 ayat 1 UUPT 20.
Memberhentikan anggota Direksi Pasal 94 ayat 5 juncto Pasal 105 ayat 1 UUPT dan anggota Dewan Komisaris Pasal 115 ayat 5 dan
Pasal 119 UUPT 21.
Menetapkan besaran gaji dan tunjangan anggota Direksi Pasal 96 ayat 1 UUPT dan besaran gaji atau honorarium dan tunjangan anggota
Dewan Komisaris Pasal 113 UUPT 22.
Menetapkan pembatasan atau persyratan kewenangan Direksi Pasal 98 ayat 3 UUPT
23. Menunjuk pihak di luar direksi dan dewan komisaris Perseroan untuk
mewakili Perseroan dalam hal terdapat seluruh anggota direksi dan dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan conflict of
interest dengan perseroan Pasal 99 ayat 2 huruf c UUPT 24.
Menyetujui maksud Direksi untuk mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan utang kekayaan perseroaan yang merupakan lebih
dari 50 lima puluh persen dari kekayaan bersih Perseroaan Pasal 102 ayat 1 UUPT
25. Menyetujui atau menolak rencanamaksud Direksi untuk mengajukan
permohonan pailit atas Perseroan Pasal 104 ayat 1 UUPT
21
21
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 6
Universitas Sumatera Utara
memberhentikan sementara anggota Direksi Pasal 106 ayat 6 UUPT
27. Meminta laporan Dewan Komisaris tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau Pasal 116 huruf c UUPT
28. Memberikan kewenangkan kepada Dewan Komisaris untuk melakukan
tindakan pengurusan Perseroan apabila Direksi tidak ada atau apabila seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan Pasal 118 ayat 10 UUPT 29.
Mengaangkat Komisaris Independen Pasal 120 ayat 2 UUPT 30.
Menyetujui rancangan penggabungan yang disusun Direksi dan sebelumnya telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris
Perseroan Pasal 123 ayat 3 UUPT 31.
Menyetujui pengambilalihan Pasal 125 ayat 4 juncto pasal 126 ayat 2 dan pasal 127 ayat 127 1 UUPT dan rancangan
pengambilaalihan Pasal 128 ayat 1 UUPT 32.
Menyetujui pembubaran Perseroan Pasal 142 ayat 1 huruf a UUPT 33.
Menunjukan likuidator Pasal 142 ayat 3 juncto Pasal 145 ayat 2 UUPT
34. Menyetujui laporan pertanggung jawaban likuidator atas likuidasi
Perseroan yang dilakukan Pasal 152 ayat 1 UUPT
22
Sebagai badan hukum, maka pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan
dan tidak bertnaggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya, Dengan demikian dalam perseroan, pemegang saham hanya
22
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 6
Universitas Sumatera Utara
kekayaan pribadinya. Inilah ciri dari perseroan terbatas. Walaupun demikian, dalam hal-hal tertentu tidak tertutup kemungkinan hapusnya tanggung jawab
terbatas tersebut. Dalam hal-hal tertentu tidak tertutup kemungkinan hapusnya tanggung jawab terbatas tersebut, di dalam pasal 3 ayat 2 UUPT, yaitu :
1. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak
langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi.
2. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawn
hukum yang dilakukan oleh perseroan ; atau 3.
Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsuing secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan,
yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup melunasi hutang perseroan
23
Pada pokoknya RUPS harus diselenggarakan ditempat perseroan berkedudukan atau tempat-tempat lain sebagaimana dimungkinkan dalam
anggaran dasar perseroan, selama sepanjang tempat tersebut masih berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam tiap-tiap Rapat Umum Pemegang
Saham, yang harus dilaksanakan minimum setahun sekali, setiap lembar saham dalam perseroan dengan nilai nominal terkecil yang ditentukan dalam anggaran
dasar, kecuali untuk saham-saham yang diberikan perlakuan khusus, termasuk saham-saham tanpa suara, berhak mewakilimengeluarkan satu suara dalam rapat.
Pelaksanaan suara dari hak ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilakukan sendiri oleh pemegang saham atau diwakilkan pada seorang pihak
ketiga selaku kuasa pemegang saham, Namun demikian kuasa yang diberikan oleh pemegang saham kepada :
.
23
Rachmad Usman ,2000, Hukum Ekonomi dalam Dinamika,Djambatan,Jakarta hal.46
Universitas Sumatera Utara
2. Komisaris, danatau
3. Karyawan Perseroan
24
RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. Yangdimaksud dengan RUPS lainnya adalah RUPS yang diadakan selain dari RUPS tahunan.,
biasa dalam keadaan kegentingan yang memaksa dan diatur dalam anggaran dasar pemegang saham dapat melakukan RUPS luar bisa yang dilakukan pada saat
tertentu berdasarkan ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat enam bulan setelah tahun buku
terakhir.Dalam hal direksi atau dewan komisaris tidak melakukan panggilan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana tersebut diatas, yaitu lima belas hari
terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melaukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut. Penetapan Ketua pengadilan negri
menolak permohonan dalam hal pemohon tidak dapat membuktikan secara sumir bahwa persyratan telah dipenuhi dan pemohon mempunyai kepentingan yang
wajar untuk diselenggarakannya RUPS
25
RUPS dalam kedudukan sebagai salah satu organ PT memiliki peran yang sangat penting sejak kelaihiran PT terserbut sehingga bubarnya PT dimana UUPT
memberikan begitu banyak hak dan kewenangan kepada lembaga RUPS ini. Namun demikian, adakalanya terjadi suatu keadaan dimana kepentingan PT tidak
sejalan dengan kepentingan pemegang saham yang dibuktikan dari tidak terbentuknya kuorum RUPS yang persyaratakan anggaran dasar hingga RUPS
yang kedua dan UUPT memberikan jalan keluar dengan “meminjam tangan”
24
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja Op.cit, hlm 79
25
Jamin Ginting Jamin,opcit hal 103
Universitas Sumatera Utara
yang akan menetapkan kuorum RUPS yang ketiga. Kewenangan pengadilan ini memperlihatkan bahwa kewenangan RUPS ynag demikian banyak bukanlah
merupakan kewenangan yang absolut.
26
1. Melakukan pengawasan secara umum danatau khusus, fungsi pengawasan
supervisi Komisaris merupakan organ dari PT yang tidak kalah pentingnya.
Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan kepada direksi dalam menjalankan perseroan. Tepatnya dalam Pasal 1 butir 4 UUPT
disebutkan : “Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi”
Apabila defiinisi Dewan Komisaris tersebut diteliti secara seksama, maka akan terlihat adanya 2 dua tugas pokok Dewan Komisaris, yaitu :
2. Memberikan penasihat, fungsi penasihat advisory
27
Pasal 1 angka 6 UUPT telah menegaskan tugas dewan komisaris yaitu melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggran
dasar dan penjabaran dari fungsi pengawasan yang diemban dewan komisaris diatur dalam pasal 108 ayat 1 dan ayat 2 UUPT .
Ayat 1 “Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi”
Ayat 2
26
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 26
27
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 74
Universitas Sumatera Utara
dilakukan untuk kepentingan Perseroaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan”
Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha
perseroan dan memberi nasihat kepada direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat ini dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dangan maksud dan
tujuan perseroan. Dewan komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Dewan komisaris yang terdiri atas lebih dari satu orang anggota merupakan
majelis dan setiap anggota dewan komisaris todak dapat bertindak sendiri-sendiri tetapi beerdasarkan keputusan dewan komisaris.
Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan atau mengelola dana masyrakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang
kepada masyrakat atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit dua orang anggota dewan komisaris Pasal 108. Yang dimaksud “untuk kepentingan
dan sesuai dengan melakukan tujuan perseroan” adalah bahwa pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh dewan komisaris tidak untuk kepentingan
pihak atau golongan tertentu, tetapi untuk kepentingan perseroan secara menyeluruh dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Berbeda dari
direksi yang memungkinkan setiap anggota direksi bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas direksi, setiap anggota dewan komisaris tidak dapat
bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas dewan komisaris, kecuali berdasarkan keputusan dewan komisaris.
28
Perseroan yang kegiatan usahanya menghimpun danatau mengelola dana masyrakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat
atau perseroan terbuka memerlukan pengawasan dengan jumlah anggota dewan
28
JaminGinting ,Oopcit, hal 75
Universitas Sumatera Utara
dapat diangkat menjadi anggota dewan komisaris adalah orang perserorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu lima tahun
sebelum pengangkatannya pernah : 1.
Dinyatakan pailit 2.
Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan pailit ; atau
3. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Yag dikatakan dimaksud dengan “sektor keuangan” , antara lain,
lembaga keuangan bank dan non bank, pasar modal dan sektor ain yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana
masyrakat. Ketentuan persyratan sebagaimana dimaksud tidak mengurangi
kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
29
Yang dimaksud dengan “memberi persetujuan” adalah memberikan persetujuan secara tertulis dari dewan komisaris. Yang dimaksud dengan
“bantuan” adalah tindakan dewan komisaris mendampingi direksi dalam Dalam anggaran dasar, dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada
dewan komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. Dalam hal anggaran dasar
menetapkan persyratan pemberian persetujuan atau bantuan sebagaimana dimaksud tanpa persetujuan atau bantuan dewan komsaris perbuatan hukum tetap
mengikat perseroan sepanjang pihak lainnya dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik Pasal 117.
29
JaminGinting,Oopcit, hal 131
Universitas Sumatera Utara
dewan komisaris kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang dimaksud ayat ini bukan merupakan tindakan pengurusan. Yang dimaksud dengan
“perbuatan hukum tetap mengikat perseroan” adalah perbuatan hukum yang dilakukan tanpa persetujuan dewan komisaris sesuai dengan ketentuan anggran
dasar tetap mengikat tetap mengikat perseroan, kecuali dapat dibuktikan pihak lainnya tidak beritikat baik. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ini dapat
mengakibatkan tanggung jawab pribadi anggota direksi sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, dewan komisaris dapat melakukan tindakan kepengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka
waktu tertentu. Dewan komisaris yang dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu yang tertentu melakukan tindakan pengurusan sebagaimana yang dimaksud
berlaku ketentuan mengenai hak, wewenang, dan kewajiban direksi terhadap perseroan dan pihak ketiga Pasal 118
30
Disamping fungsi pengawasan dan pemberian nasihat yang melekat pada organ perseroan yang bernama dewan komisaris, kepada dewan komisaris juga
dapat memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. Wewenang tersebut sangat jelas diatur dalam Pasal 117
UUPT yang penulisan kutip sebagai berikut
31
1. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya
: “Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberiqan wewenang kepada
Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu”
Dewan komisaris wajib :
30
Jamin Ginting,Oopcit, hal 137
31
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 82
Universitas Sumatera Utara
keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan tersebut dan perseroan lai; dan
3. Yang Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang tealh dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS Pasal 116
Risalah dewan komisaris memuat segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat tersebut. Yang dimaksud dengan “salinannya” adalah
salinan risalah rapat dewan komisaris karena asli risalah tesebuut dipelihara direksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 UUPT bahwa setiap perubahan
dalam kepemilikan saham wajib juga dilaporkan. Indonesia yang menganut two-tiermanagement system mengatur lembaga
Dewan Komisaris dalam UUPT yang bertugas mengawasi jalannya manajemen kepengurusan perusahaan. Selain fungsi pengawasan. Dewan Komisaris juga
mengemban kewajiban untuk memberikan nasihat kepada Direksi, memberikan bantuan dan persetujuan terhadap perbuatan-perbuatan hukum tertentu yang akan
dijalankan Direksi dan ambil alih perseroan dalam keadaan darurat. UUPT tidak secara langsung mengatur secara spesifik kualifikasi anggota dewan komisaris
kecuali anggota dewan komisaris yang bernama Komisaris Independen yang jauh sebelumnya telah diatur dan dilembagakan dalam peraturan pasar modal, kiranya
syarat kualifikasi Komisaris Independen yang diatur dalam peraturan pasar modal menjadi acuan dalam melakukan pemilihan seleksi anggota dewan komisaris.
32
Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili
32
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 94
Universitas Sumatera Utara
anggaran dasar perseroan terbatas. Dalam Pasal 1 butir 5 UUPT di sebutkan : “Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksuda dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik
didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar”
Dengan demikian, direksi PT adalah : 1.
Wakil PT dalam dan diluar pengadilan 2.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tujuan PT 3.
Wajib membuat daftar pemegang saham
33
Tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan oleh direksi, hal ini dijelaskan dalam pasal 92-107 UUPT. Direksi perseroan terdiri atas 1 orang anggota direksi
atau lebih. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun danatau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat
pengakuan utang kepada masyrakat atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 orang anggota direksi. Dalam hal ini direksi terdiri atas 2 anggota
direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara anggota direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara anggota
direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Jika tidak ditetapkan RUPS tersebut, pembagian tugas dan wewenang anggota direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan direksi.
34
33
SentosaSembiring Op.cit, hlm. 50
34
Jamin Ginting ,Oopcit, hlm.113
Direksi sebagai organ perseroan yang melakukann pengurusan perseroan memagami dengan jeas kebutuhan pengurusan perseroan.
Oleh karena itu, jika RUPS tidak menetapkan pembagian.
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh direksi sendiri Pasal 92. Yang dapat diangkat menjadi anggota direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum,
kecuali dalam waktu lima tahun sebelum pengangkatannya pernah : 1.
Dinyatakan pailit 2.
Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau\
3. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Yang dimaksud dengan “sektor keuangan”, antara lain, lembaga keuangan, bank dan
nonbank, pasar modal dan sektor lain yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana masyrakat
Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyratan tambahan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Tidak ada suatu pembatasan mengenai keanggotaan direksi dalam perseroan. Tidak hanya warga negara Indonesia,
melainkan juga warga negara asing yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh departemen tenaga kerja dapat menjadi anggota direksi perseroan undang-undang
Perseroan Terbatas menisyaratkan bahwa anggota Direksi haruslah orang perseroangan.Ini berarti dalam sistem hukum perseroan Indonesia tidak dikenal
adanya pengurusan perseroan oleh badan hukum perseroan lainnya maupun oleh badan usaha lain, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum. Selanjutnya orang perserorangan tersebut adalah mereka yang cakap untuk bertindak dalam hukum, tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan.
35
Maupun yang menjadi anngota direksi atau komisaris perseroan lain yang pernah dinyatakan bersalah telah menyebabkan pailitnya rsebut dan belum pernah
35
Ahmad Yani Ahmad dan Gunawan Widjajahlm 98 Op.cit,
Universitas Sumatera Utara
dalam jangka waktu 5 lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatannya. Setiap anggota direksi yang bersalah atau lalai dalam menjalankan kepengurusan
perseroan akan bertanggung jawab secara penuh kekayaan. Meskipun masa jabatan keanggotaan masing-masing anggota direksi telah ditentukan dalam
anggaran dasar perseroan, namun ketentuan tersebut tidaklah membatasi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk setiap saat memberhentikan salah satu atau
lebih anggota direksi Pasal 91 sebelum berakhirnya masa jabatan yang ditentukan dalam anggaran dasar.Selain “pemberhentian permanen” oleh Rapat
Umum Pemegang Saham tersebut diatas, Undang-undang perseroan terbatas memungkinkan juga dilakukannya “skorsing” atau “pemberhentian sementara”
anggota direksi, baik oleh Rapat Umun Pemegang Saham maupun oleh komisaris perseroan. Pemberitahuan mengenai pemberhentian sementara wajib disampaikan
secara tertulis kepada anggota direksi yang bersangkutan. Dalam jangka waktu memberhentikan secara tetap tersebut atau secara formil anggota direksi
tersebut.
36
Direksi mewakili perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan hal anggota direksi terdiri atas lebih satu orang, yang berwenang mewakili perseroan
adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. Kewenangan direksi untuk mewakili perseroan sebagaimana dimaksud adalah
tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, anggaran dasar atau keputusan RUPS sebagaimana dimaksud tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan undang-undang danatau anggaran dasar perseroan Pasal 98
37
Undang-undang ini pada dasarnya menganut sistem perwakilan kolegial yang berarti tiap-tiap anggota direksi berwenang mewakili perseroan. Namun,
36
Jamin Ginting ,Oopcit, hlm. 123Ibid
37
Ibid
Universitas Sumatera Utara
diwakili oleh anggota direksi tertentu.. Yang dimaksud “tidak boleh bertentangan dengan undang-undang”, misalnya, RUPS tidak berwenang memutuskan bahwa
direksi didalam mengagumkan atau mengalihkan sebagaian besar aset perseroan cukup dengan persetujuan dewan komisaris atau persetujuan RUPS dengan
kuorum kurang dari tiga perempat. Yang dimaksud “tidak boleh bertentangan dengan anggaran dasar”, misalnya, anggaran dasar menentukan bahwa untuk
peminjaman uang diatas Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah direksi harus mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris. Anggota direksi tidak berwenang
mewakilili perseroan apabila : 1.
Terjadi perkara dipengadilan antara perseroan dan anggota direksi yang bersangkutan
2. Anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan
dengan perseroan Dalam direksi tidak berwenang mewakili perseroan tersebut, yang berhak
mewakili perseroan adalah : 1.
Anggota direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan.
2. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan
kepentingan dengan perseroan. 3.
Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan Pasal 99
38
Direksi wajib : 1.
Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat direksi. Daftar pemegang saham dan daftar khusus sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50. Risalah RUPS dan
3838
JaminGinting ,Oopcit, hlm. 124
Universitas Sumatera Utara
diputuskan dalam setiap rapat. 2.
Membuat dokumen laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksdu dalam
Undang-undang tentang dokumen perusahaan. 3.
Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b dan dokumen perseroan
lainnya. Yang dimaksud dengan “dokumen perseroan lainnya”, antara lain risalah rapat dewan komisaris dan perizinan perseroan.
Anggota direksi wajib melporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimilliki anggota direkisi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam
perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut dan menimbulkan
kerugian bagi perseroan. Direksi wajib memninta persetujuan RUPS untuk
39
1. Mengalihkan kekayaan perseroan atau
:
2. Menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan
Yang merupakan lebih dari 50 jumlah kekayaan bersih perseroaan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.
Yang dimaksud dengan “kekayaan perseroan” adalah semua barang, baik bergerak maupun tidak bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud maupun
tidak berwujud milik perseroan Yang dimaksud dengan “dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak” adalah satu transaksi
atau lebih yang secara kumulatif mengakibatkan dilampauinya ambnag 50. Penilaian lebih dari 50 kekayaan bersih didasarkan pada nilai buku sesuai
neraca yang terakhir disahkan RUPS. Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada
39
Ibid
Universitas Sumatera Utara
nama perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa Pasal 103.
Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan jika yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya dengan tidak bertanggung jawab dan tidak beritikad baik. Dalam hal direksi terdiri atas dua anggota direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana
dimaksud, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. Anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan apabila dapat
membuktikan : 1.
Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya 2.
Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan
3. Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian dan ;
4. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut. Yang dimaksud dengan “mengambil tindakan untuk mencegah timbul dan berlanjutnya kerugian” termasuk juga langkah-
langkah untuk memperoleh informasi mengenai tindakan pengurusan yang dapat mengakibatkan kerugian, antara lain, melalui forum rapat direksi
40
Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit satu persepuluh bagian bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat
mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota direksi karena kesalahan atau kelalaianya menimbulkan kerugian pada perseroan. Ketentuan
anggota direksi tidak dapat diminta pertanggungjawaban tersebut, tidak .
40
JaminGinting,Oopcit, hlm. 118
Universitas Sumatera Utara
mengajukan gugatan ata nama perseroan Pasal 97. Dalam hal tindakan direski merugikan perseroan, pemegang saham yang memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapka ketentuan undang-undang perseroan terbatas , dapat mewakili perseroan untuk melakukan tuntutan atau gugatan terhadap direksi melalui pengadilan. Saat
ini di dunia hukum perusahaan yang ada teori yang disebut dengan teori Business Judgement Rule suatu doktrin yang menetapkan bahwa direksi suatu perusahaan
tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari suatu tindakan pengambilan keputusan apabila tindakan direksi tersebut didasari itikad baik dan
sifat hati-hati. Dengan prinsip ini, direksi mendapatkan perlindungan sehingga tidak
perlu memperoleh justifikasi dari pemegang saham atau pengadilan atas keputusan mereka dalam pengelolaan perusahaan. Business Judgement Rule pada
pokoknya megasumsikan bahwa dalam membuat suatu keputusan bisnis, direksi dari suatu perusahaan bertindak atas dasar informasi yang dimilikinya beritikad
baik dan dengan keyakinan bahwa tindakan yang diambil adalah semata-mata untuk kepentingan perusahaan.
41
Direksi tidak berwenang mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri kepada pengadilan niaga sebelum memperolah persetujuan RUPS, dengan
tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Permohonan pengajuan
kepailitan dilakukan pada pengadilan niaga. Dalam hal kepailitan terjadi kepailitan dilakukan pada pengadilan niaga. Dalam hal kepailitan terjadi
kepailitan terhadap perseroan karena kesalahan dan kelalaian direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban dalam kepailitan tersebut,
setiap anggota direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh
41
Jamin Ginting ,Oopcit, hlm 120
Universitas Sumatera Utara
berlaku yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat
sebagai anggota direksi dalam jangka waktu lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Anggota direksi tidak bertanggung jawab atas
kepailitan perseroan apa bila dapat membuktikan: a.
Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya b.
Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan c.
Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan
42
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan PT yang dalam menjalankan perannya tersebut
semata-mata untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan kegiatan usaha Perseroan. Direksi merupakan satu-satunta organ PT yang mewakili Perseroan,
baik didalam maupun diluar pengadilan. Tugas dan tanggung jawab melakukan pengurusan sehari-hari Perseroan PT untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan tersebut, Dalam sistem common law dikenal dengan prinsip fiduciary duties. Jadi, seorang direktur memiliki hubungan fidusia
dengan atau kepada perseroan untuk bertindak dengan itikad baik bonafide untuk kemanfaatan atau keuntungan perseroan. Apabila anggota direksi terbukti
bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab tersebut yang menyebabkan Perseroan PT menderita kerugian, maka
4242
Jamin Ginting ,Oopcit, hlm 120
Universitas Sumatera Utara
atas kerugian yang diderita perseroaan. C. TANGGUNG JAWAB SOSIAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DAN DASAR HUKUMNYA Bahwa dalam menajalankan aktivitas bisnis yang sehat, dibutuhkan suatu
norma yang dapat dijadikan panduan bagi pelaku bisnis yang sehat, dibutuhkan suatu norma yang dpat dijadikan panduan bagi pelaku bisnis. Panduan tersebut
dikenal dengan etika bisnis. Hanya saja, jika digantungkan pada etika bisnis semata, daya memaksa nya masih terbatas diantara para pelaku bisnis. Jika terjadi
pelanggaran sulit memaksa agar dipatuhi. Dalam suasana seperti ini, dirasa perl adanya daya memaksa agar dipatuhi. Dalam suasana seperti ini, dirasakan perlu
adanya daya pemaksa dari luar komunias pebisnis kepada pelanggar norma-norma dalam berbisnis.
43
Sebagaimana yang dikemukakan A.Sony Keraf dan Robert Haryono Imam 1995. Prinsip-prinsip etika bisnis tidak akan memadai, kalau hanya dibiarkan
menjadi sekedar imabauan moral belaka. Yang palinh mendapat tempat utama sebagai prinsip etika bisnis adalah keadilan, baik dalam penegertian
nonmalefiecence tidak berbuar jaha atau tidak melangagr hak orang lain. Tanggung jawab sosial adalah salah satu dari prinsip keadilan. Oleh karena itu,
negara berhak menuntut agar pelaku bisnis tidak merugikan pihak lain, termasuk pihak ketiga berupa masyrakat atau negara, Konsekuensi nya, sejauh pelaku bisnis
tertentu merugikan pihak tertentu, negara wajib menindaknya.Ditengah kuatnya arus globalisasi, juga membawa implikasi dalam menjalankan kegiatan berbisnis.
Implikasi yang cukup mencolok adalah adanya tuntutan agar dalam menjalankan bisnis harus mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate
43
SentosaSembiring Op.cit, hlm 218
Universitas Sumatera Utara
akuntabilitas. Oleh karena itu, tindakan monopoli, oligipoli dan kemungkinan terjadinya persainagan usaha tiak sehat harus dicegah sedini mungkin.
44
Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan materi yang baru diatur dalam ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas ini. Latar belakang
dimasukannya ketentuan tersebut adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan masyrakat disekitar tempat
usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat keadaan tertentu yang peraturan pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Selain itu,
ketentuan ini juga bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai denganlingkungan, nilai, norma dan budaya
masyrakat setempat.
45
Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Berdasarkan pasal 74 Undang-
Undang Perseroan Terbatas yang dimaksud dengan “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiatan
usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan
sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada
fungsi kemampuan sumber daya alam.
46
44
SentosaSembiring Op.cit, hlm 220
45
Jamin Ginting,Op.cit, hlm 93
46
Ibid
Universitas Sumatera Utara
diatur dalam ketentuan undang-undang ini. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang sering disebut Corporate Social Responsibility CSR. Kesadaran
pentingnya melakukan CSR merupakan trend global seiiring dengan semakin maraknya kepedulian mengutamakan stakeholders. Persoalan CSR ini juga tidak
terlepas dengan prinsip Good Corporate Governance GCG, yang menerapkan prinsip fairness, transparency dan accountability. Prinsip accountability
penekanannya yang signifikan diberikan pada kepentingan stakeholders perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan kepentingan dari stakeholders,
menciptakan nilai tambah value added dari produk atau jasa bagi stakeholders dan memelihara nilai tambahnya yang diciptakan. Gagasan CSR diharapkan
bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan tanggung jawab yang berpihak pada singel bottom line, yaitu nilai perusahaan corporate value yang direfleksikan
dalam kondisi keuangan financial saja, tetapi juga perusahaan memerhatikan dampak sosial dan lingkungan triple bottom line.
47
Undang-Undang Perseroan Terbatas yang berlaku pada masa sekarang ini membawa satu hal yang sama sekali baru yang sebelumnya, belum diatur dalam
undang-undang perseroan terbatas yang lama, yaitu tanggung jawab sosial dan lingkungan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Corporate Social
Responsibility CSR yang diatur dalam pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas 40 Tahun 2007
48
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan. .
Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas
47
Cornelius Simanjuntak Cornelius dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 96
48
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang diaggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya Perseroan pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuttan dan kewajiban.
Penempatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Bab tersendiri, yaitu Bab 5 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang sejajar dengan
organ PT yang mendapatkan pengaturan dalam bab tersendiri yaitu Bab 6 tentang RUPS dan Bab 7 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris menurut penulis
memperlihatkan pertamapentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan ini direalisasikan oleh perseroan dan kedua sebagai landasan atau pijakan bagi
peraturan perundang-undangan lainnya yang bersentuhan dengan perseroan terbatas sebagai pelaku usaha, peraturan perundang-undangan yang mengatur
perbankan, perasuransian, pembiayaan, pertambangan dan energi dan lain-lain.
49
Yang kesemuanya dijalankan oleh badan usaha yang bernama PT. Kewajiban untuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan oleh
Perseroan Terbatas dan menurut penulis juga seharusnya menampilkan sisi manusiawi atau sosial dan peka serta peduliu lingkungan dari PT yang cenderung
diberi label sebagai badan usaha yang senantiasa bertujuan untuk mendapatkan laba Keuntungan. Sisi peduli sosial dan lingkungan tersebut tergambar dengan
jelas dalam penjelasan Pasal 74 ayat 1 UUPT yang mengatakan
50
49
Ibid
50
Ibid
:
Universitas Sumatera Utara
yang serasi, seimbang dan sesuai dengan ligkungannya, nilai, norma dan budaya masyrakat setempat.
51
1. Lingkungan
Bagian penjelasan Pasal 74 ayat 1 UUPT sangat jelas mengganbarkan latar belakang dan tujuan pembentukan CSR bagi PT, yaitu penciptaan suatu
hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan :
2. Nilai masyarakat lokal
3. Norma masyarakat lokal
4. Budaya masyarakat lokal
Jelas bahwa tujuan CSR yang diatur dalam Pasal 74 UUPT terssebut mengadopsi Pasal 15 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 yang menegaskan
bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan
yang serasi , seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.
52
Disamping itu ada beberapa perundang-undangan yang menjadi dasar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas PP
472012. Dalam Pasal 4 Peraturan PemerintahNo 47 Tahun 2012, dikatakan bahwa TJSL dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan
perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham RUPS sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Rencana kerja
tahunan perseroan tersebut memuat rencana kegiatan dan anggaran yang
51
Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007, Op Cit
52
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op Cit
Universitas Sumatera Utara
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan tersebut dimuat dalam laporan tahunan perseroan dan dipertanggungjawabkan kepada RUPS Pasal 6 PP 472012.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup “UU 322009” Berdasarkan Pasal 68 UU 322009, setiap
orang yang melakukan usaha danatau kegiatan berkewajiban:
a. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu;
b. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
c. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup danatau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
53
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya namun bukan hanya
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek oprasional
perusahan . CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksankan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan belaka, seperti halnya keuntungan atau deviden, tetapi juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan, baik untuk saat ini maupun untuk jangka panjang
.
54
“Corporate Social Responsibility CSR is concept which encourages organizations to consider the interst of society by taking responsibility for
the impact of the organization’s activities on costumers, employees, shareholders, communities and the einviroments in all aspects of its
.
53
http:www.hukumonline.comklinikdetaillt52716870e6a0faturan-aturan-hukum-corporate- social-responsibility 2014-09-22
54
JaminGinting ,Oopcit, hlm 95
Universitas Sumatera Utara
to comply with legislation and sees organization voluntary taking further steps to improve the quality of life for employees and thei families as well
as for the local community and society at large” wikipedia.org “CSR is the continuig commitment by business to behave ethically and
contribute to economic development while improving the quality of live of the workface and their families as weel as of the local community and
society at large” World Bussines Council for Sustainble Development States
Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 memuat limitasi terhadap perusahaan yang harus menerapkan, yaitu perusahaan yang kegiatan
usahanya dibidang sumber daya alam atau perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Tanggung jawab CSR ini mestinya tiak hanya pada perusahaan
industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyrakat, tetapi juga sektor keuangan atau finansial, seperti lembaga keuntungan bank dan
bukan, ini berpengaruh terhadap brand imager masyrakat, untuk lebih memilih perusahaan yang lebi berperan aktifberkepedulian terhadap lingkungan. Dilihat
dari prespektif perseroan, maka penerapan CSR ini berganting pada jenis-jenis perusahaan yang dilihat dari sudut besar kecilnya besar kecilnya perusahaan
size, pembagian tingkatan spesifikasi perusahaan level of diversification, penelitian dan pengembangan reseacrh and development, pengingklanan
advertising, kemampuan pembeli consumer income, kondisi ketenagakerjaan perusahaan labor market coditions dan kesinambungan perusahaan the industry
life cycle. Kriteria tersebut paling “ideal” untuk menentukan apakah suatu perseroan berkewajiban untuk melakukan CSR.
55
Penerapan kewajiban CSR sebabagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal , Pasal 15 huruf b menyebutkan ”Setiap penanam
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Jika
55
Jamin Ginting ,Oopcit, hlm 97
Universitas Sumatera Utara
tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan, hingga pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal Pasal 34 ayat 1 UU No. 25 Tahun
2007. Sedangkan yang dimaksud “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk
tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat
56
CSR dalam konteks penanaman modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis yang tidak etis. Oleh karena itu harus dibantah
pendapat yang menyatakan CSR identik dengan kegiatan sukarela, dan menghambat iklim investasi. CSR merupakan sarana untuk meminimalisir
dampak negatif dari proses produksi bisnis terhadap publik, khususnya dengan para stakeholdernya. Maka dari itu, sangat tepat apabila CSR diberlakukan
sebagai kewajiban yang sifatnya mandatory dan harus dijalankan oleh pihak perseroan selama masih beroperasi. Demikian pula pemerintah sebagai agen yang
mewakili kepentingan publik. Sudah sepatutnya mereka pemerintah memiliki otoritas untuk melakukan penataan atau meregulasi CSR.Dengan demikian,
keberadaan perusahaan akan menjadi sangat bermanfaat, sehingga dapat menjalankan misinya untuk meraih optimalisasi profit, sekaligus dapat
menjalankan misi sosialnya untuk kepentingan masyarakat. Pengaturan mengenai tanggung jawab penanam modal diperlukan untuk mendorong iklim persaingan
usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban serta upaya mendorong ketaatan penanam modal terhadap
peraturan perundang-undangan.
57
56
Jamin Ginting Oopcit, hlm 98
57
Ibid
Universitas Sumatera Utara
menciptakan iklim investasi penanaman modal. Anggapan yang mengatakan bahwa CSR akan menghambat iklim investasi patut ditolak. Ada kewajiban bagi
setiap penanam modal yang datang ke Indonesia wajib mentaati aturan atau hukum yang berlaku di Indonesia, apapun bentuknya. Indonesia masih
menjanjikan bagi investor dalam maupun asing. Kondisi tersebut dapat terwujud apabila diimbangi dengan manfaat dari kesiapan peningkatan mutu infrastruktur,
manusia, pengetahuan dan fisik
58
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan telah menjadi isu yang penting dalam beberapa dekade belakangan ini. Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan-
perusahaan harus berusaha untuk menghilangkan efek buruk kepada masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat di sekeliling dari pekerja-pekerja mereka sendiri,
perusahaan-perusahaan lain, pelanggan-pelanggan, pemasok-pemasok, investor dan masyarakat atau penduduk sekitar. Tanggung Jawab Sosial juga boleh
dikatakan sebagai suatu kepercayaan bahwa para manajer, dalam menjalankan fungsi mengorganisasi dan mengelola usaha akan membuat keputusan yang
didasarkan kepada pemaksimumamn sosial dan ekonomi .
59
Perusahaan-perusahaan asing yang sudah bertahun-tahun beroprasi di Indonesia, sudah mengumpulkan berpuluh milyar rupiah keuntungan hasil jerih
payah pekerja setempat akan dianggap tiada perasaan tanggung jawab sosial sekiranya tiba-tiba saja ingin memindah keluar investasinya. Itu hanya karena
negara lain menawarkan biaya buruh yang lebih murah dan insentif pemerintah yang lebih menarik. Tindakan yang sedemikian akan mengakibatkan banyak
pekerja kehilangan mereka. Konsep Tanggung Jawab Sosial adalah persoalan yang harus diperhatikan sebagai suatu tantangan kepada masyarakat pengusaha.
.
58
Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Prenadan Media, Jakarta. Hal 351
59
Ibid
Universitas Sumatera Utara
apabila dilaksanakan dengan baik dapat membantu pertumbuhan dan keuntungan perusahan dalam jangka panjang. Tanggung Jawab Sosial membawa ide bahwa
perusahaan-perusahaan wajib membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial berbarengan dengan usaha menuju ke arah pencapaian tujuan perusahaan, yaitu
memaksimumkan keefektifan oprasi perusahaan. Sejarah ide yang sedemikian yang menekankan perlunya perusahaan memperhatikan Tanggung Jawab Sosial
bermula di Amerika Serikat. Perkembangan pemikiran mengenai Tanggung Jawab Sosial dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu
60
60
Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Opcit
: Tahap Pertama, perkembangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada
masyarakat bermula di Amerika Serikat, yaitu didalam zaman permulaan perkembangan perusahaan besar diakhir abad ke-19. Pada ketika itu perusahaan-
perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka didalam soal-soal diskriminasi harga, menahan buruh dan lain-lain perilaku yang menyalahi moral kemanusisaan.
Ini telah menyebabkan kepada protes masyarakat dan sebagai akibatnya perubahan peraturan perusahaan dibuat pemerintah untuk mengatasi masalah
tersebut. Tahap Kedua, fase kedua evolusi Tanggung Jawab Sosial tercetus di
dalam tahun-tahun 1930-an yang diikuti dengan gelombang resesi kemelesetan dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan banysk
perusahaan bangkrut.. Pada waktu ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya sedangkan pabrik-pabrik membutuhkannya.
Buruh terpaksa berhenti kerja. Pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerja. Pada masa itu timbul ketidakpuasaan terhadap sikap perusahaan yang
tidak bertanggung jawab terhadap para pekerjanya.
Universitas Sumatera Utara
sekali lagi memuncak di tahun 1960-an dan 1970-an yang melibatkan perjuangan konsumen yang dipimpin oleh seorang tokoh yang karismatik bernama Ralph
Nader. Periode ini adalah tahap ketiga perkembangan Tanggung Jawab Sosial di Amerika Serikat.
Kesadaran secara meluas tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih di Amerika Serikat mulai dirasakan sejak awal tahun 1980-an. Di Malaysia,
diantara lembaga-lembaga bukan pemerintah yang memperjuangkan isu-isu lingkungan ialah SAM dan WWF selain dari persatuan-persatuan konsumen.
Sementara di Indonesia terdapat pula lembaga swadaya masyarakat LSM seperti WALHI yang memperjuangkan kesejahteraan alam sekeliling lingkungan dan
YLKI yang memperjuangkan kepentingan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
BANK XXX SEBAGAI PEMEGANG KEWAJIBAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY
A.PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN PRINSIP-PRINSIP
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Berdiri sejak 1946, Bank XXXmerupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank XXX mulai mengedarkan alat
pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia. pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946,
hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang
jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda
sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank XXX sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank XXX lalu ditetapkan sebagai
bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan
penambahan modal pada tahun 1955, status Bank XXX diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik
dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian
dari identitas perusahaan, nama Bank XXX 1946 resmi digunakan mulai akhir
Universitas Sumatera Utara
Bank XXX diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.
61
Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional Tahun 1992, status hukum dan nama Bank XXX berubah menjadi
PT Bank XXX Persero Tbk, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun
1996. Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60 saham Bank XXX, sementara sisanya 40 dimiliki oleh pemegang saham publik
baik individu maupun institusi, domestik dan asing
62
. Sebagai badan hukum Bank XXX dikategorikan sebagai Subjek Hukum dimana Bank XXX merupakan
pendukang hak dan kewajiban dalam hukum. Pengaturan tentang Perseroan Terbatas sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 1
Tahun 1995 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Penyempurnaan Undang-Undang Perseroan ini juga tidak terlepas dari
pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional bertujuan mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
63
Substansi Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 seharusnya mengatur secara jelas dan tegas beberapa hal tentang anggaran untuk Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan, pengawasan suatu Tanggung Jawab Sosial baik secara internal Perusahaan maupun eksternal Perusahaa, bentuk pengaplikasian Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan serta sanksi yang jelas terhadap Perusahaan yang tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Beberapa hal tersebut
61
http:www.bni.co.idid-idtentangkamisejarah.aspx di akses 2014-09-22
62
Ibid
63
JaminGinting,Op.cit, hal 1
Universitas Sumatera Utara
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang hukumnya wajib dapat terlaksana dengan efektif.
Ketentuan CSR sebagai sebuah kewajiban dapat merubah pandangan maupun perilaku dari pelaku usaha, sehingga CSR tidak lagi dimaknai sekedar
tuntutan moral ,tetapi diyakinkan sebagai kewajiban perusahaan yang harus dilaksanakan.Kesadaran ini memberikan makna bahwa perusahaan bukan lagi
sebagai entitas yang mementingkan diri sendiri, alienasi dan atau eksklusifitas dari lingkungan masyarakat, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib
melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosial. Sehingga tidak berkelebihan jika ke depan CSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar
responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus dilakukan sebagai mandatory dalam makna liability karena disertai dengan sanksi.
Menyikapi kondisi yang ada tersebut, bahwa hukum sebagai produk kebijakan politik tidak selamanya merupakan conditio sine qua non bagi tujuan
yang hendak dicapai. Hal ini menunjukkan hukum mempunyai batas-batas kemampuan tertentu untuk mengakomodasi nilai-nilai yang tumbuh dan hidup
dalam komunitas masyarakat,
Oleh karena itu Roscoe Pound menyatakan bahwa tugas hukum yang utama dalah ”social engineering”. Dalam doktrin ini dikatakan bahwa hukum
harus dikembangkan sesuai dengan perubahan-perubahan nilai sosial.Dengan demikian hukum bagi Roscoe Pound merupakan alat untuk membangun
masyarakat law is a tool of social engineering. Sehingga hukum bukan saja
Universitas Sumatera Utara
pengalaman yang dikembangkan oleh akal.
64
Konteks Tanggung Jawab Sosial Perusahan CSR dalam hal ini ada kewajiban bertanggung jawab atas perintah undang-undang, dan memperbaiki
atau sebaliknya memberi ganti rugi atas kerusakan apa pun yang telah ditimbulkan. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berada pada ranah moral,
sehingga posisinya tidak sama dengan hukum. Moral dalam tanggung jawab sosial lebih mengarah pada tindakan lahiriah yang didasarkan sepenuhnya dari
sikap batiniah.Sikap inilah yang dikenal dengan “moralitas” yaitu sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Sedangkan tanggung jawab hukum
lebih menekankan pada kesesuaian sikap lahiriah dengan aturan, meskipun tindakan tersbeut secara obyektif tidak salah, barangkali baik dan sesuai dengan
pandanan moral, hukum, dan nilai-nilai budaya masyarakat. Namun demikian kesesuaian saja tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik suatu kesimpulan
karena tidak tahu motivasi atau maksud yang mendasarinyaBila dikaitkan dengan teori tanggung jawab sosial dengan aktivitas perusahaan, maka dapat dikatakan
bahwa tanggung jawab sosial lebih menekankan pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan stakeholders dalam arti luas dari pada kepedulian
perusahaan terhadap kepentingan perusahaan belaka.Dengan demikian konsep tanggung jawab sosial lebih menekankan pada tanggung jawab perusahaan atas
tindakan dan kegiatan usahanya yang berdampak pada orang-orang tertentu, masyarakat dan lingkungan di mana perusahaan- perusahaan melakukan aktivitas
usahanya sedemikian rupa, sehingga tidak berdampak negatif pada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat. Sedangkan secara positif hal ini mengandung makna
64
http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22
Universitas Sumatera Utara
dapat mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
65
Pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan perannya dalam mendukung tumbuh kembangnya Corporate Social Responsibility CSR ditanah
air. Setidaknya pemerintah diharapkan mampu menyediakan iklim yang kondusif, dapat memberikan jaminan keamanan, menunjukan keseriusannya dalam praktik
Good Corporate Governance GCG atau bahkan dapat memberi apresiasi kepada pelaku Corporate Social Responsibility CSR. Peran masyarakat, terutama
komunitas lokal juga sangat menentukan dalam upaya perusahan untuk memperoleh rasa aman dan kelancaran dalam berusaha. Karena upaya-upaya
Kondisi Indonesia masih menghendaki adanya CSR sebagai suatu kewajiban hukum. Kesadaran akan adanya CSR masih rendah, kondisinya yang
terjadi adalah belum adanya kesadaran moral yang cukup dan bahkan seringkali terjadi suatu yang diatur masih tidak dipatuhi, apalagi jika tidak diatur. Ketaatan
orang terhadap hukum masih sangat rendah. CSR lahir dari desakan masyarakat atas perilaku perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial, seperti ,
perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, “ngemplang” pajak, dan menindas buruh. Lalu, kebanyakan perusahaan juga cenderung membuat jarak
dengan masyarakat sekitar.
Makna Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 dapat, membuat suatu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan menjadi tidak jelas bagi perseroan di
Indonesia dan dalam praktiknya kelak aturan baru ini akan berpotensi menjadi penghambat bagi pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
65
http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22, Oopcit,
Universitas Sumatera Utara
semestinya.
66
Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility CSR yang sering dianggap dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya
mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal artinya kepada pemegang saham atau shareholder tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain
yang berkepentingan stakeholders yang jangkauannya melebihi kewajiban diatas.
Penerapan Corporate Social Responsibility CSR seharusnya tidak dianggap sebagai cost semata, melainkan juga sebagai investasi jangka panjang
bagi perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan mesti yakin, bahwa ada korelasi positif antara pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR dengan
meningkatnya aprsesiasi dunia internasional maupun domestik terhadap perusahaan bersangkutan.
67
Ada berbagai penafsiran tentang Corporate Social Responsibility CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling
diterima banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah sifatnya melebihi beyond laba, melebihi hal-hal yang diharuskan
peraturan dan melebihi sekedar public relation.
68
Jelaslah perusahaan mempunyai tanggung jawab legal, karena sebagai badan hukum memiliki status legal. Merupakan badan hukum, perusahaan
66
Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol
No.18 Medan,2008, oopcit hal 15
67
http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22, Oopcit,
68
Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol
No.18 Medan,, oopcit, hal 16
Universitas Sumatera Utara
perorangan dewasa. Perusahaan juga harus menaati peraturan hukum dan harus bisa memenuhi, bila terjadi pelanggaran, dikarenakan mempunyai tanggung
jawab. Meningkatnya tuntutan masyrakat akan layanan yang cepat, kepastian
hukum serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik Good Corporate Governance menuntut
penyempurnaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas. Penambahan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas yang baru
yaitu. Terhadap tanggung jawab perseroan diatur mengenai Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat bagi perseroaan itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendukung terjalinya hubungan
perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat, maka ditentukan bahwa perseroan yang kegiatan
usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tangung jawab sosial dan lingkungan. Untuk melaksanakan
kewajiban perseroan tersebut, kegiatan tangung jawab sosial dan lingkungan harus diselenggarakan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dilaksanakan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Kegiatan tersebut dimuat dalam laporan tahunan perseroan. Dalam hal perseroan tidak melaksankan tanggung
jawab sosial dan lingkungan, maka perseroan yang bersangkutan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuang peraturan perundang-undangan.
69
69
Jamin Ginting ,Oopcit, hal 4
Universitas Sumatera Utara
atur dalam ketentuang Undang-Undang Perseroan Terbatas ini, Latar belakang dimasukannya ketentuan tersebut adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban
sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan masyarakat disekitar tempat usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat menyeluruh. Akan, tetapi ketentuan
ini memiliki batasan dan keadaan tertentu yang peraturan dan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Selain itu, ketentuan ini
juga bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan ingkungan, nilai, norma dan budaya masyarkat
setempat.
70
Undang-Undang Perseroan Terbatas yang berlaku pada masa sekarang ini membawa satu hal yang sama sekali baru yang sebelumnya, belum diatur dalam
undang-undang perseroan terbatas yang lama, yaitu tanggung jawab sosial dan lingkungan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Corporate Social
Responsibility CSR yang diatur dalam pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas 40 Tahun 2007
71
“Corporate Social Responsibility CSR is concept which encourages organizations to consider the interst of society by taking responsibility for
the impact of the organization’s activities on costumers, employees, shareholders, communities and the einviroments in all aspects of its
. Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas
“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan”.
70
Jamin Ginting ,Oopcit, hal 4
71
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit, hlm 96
Universitas Sumatera Utara
to comply with legislation and sees organization voluntary taking further steps to improve the quality of life for employees and thei families as well
as for the local community and society at large” wikipedia.org “CSR is the continuig commitment by business to behave ethically and
contribute to economic development while improving the quality of live of the workface and their families as weel as of the local community and
society at large” World Bussines Council for Sustainble Development States
72
Konsep CSR berbentuk self-control pengendalian diri daripada pemaksaan tipe perilaku tertentu dari sumber-sumber luar. Ia ditujukan untuk
membuat kepentinganpribadi perseroan itu tanggap terhadap kebutuhan sosial. Dalam satu hal, ia merupakan suatu alternatif bagi bentuk-bentuk lain kontrol
sosial seperti pasar, peraturan pemerintah, aktivitas serikat buruh dan tekanan- tekanan yang berkepentingan sebagai salah satu bentuk self-control, CSR
membutukan kendali tertentu terhdap perilaku perusahaan dan juga pendekatan yang altruistis dan kemutlakan moral moral imperatives.
73
CSR adalah paham yang menyatakan bahwa perseroan mempunyai kewajiban pada kelompok-kelompok pemilih constiquent grup dalam masyrakat
selain dari para persero dan diluar yang ditentukan oleh undang-undang dan perjanjian serikat buruh union contract. Duan segi dari defenisi adalah bersifat
menentukan. Pertama, kewajiban haruslah diambil dengan sukarela;perilaku yang dipengaruhi kekuatan memaksa dari undang-undang atau perjanjian serikat buruh
tidaklah bersifat sukarela. Kedua, kewajiban ini adalah luas, melampaui
72
JaminGinting ,Op.cit, hlm 95
73
Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen,2002, Bumi Aksara, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
lain seperti langganan, pegaiwai suplier dan masyarakat yang berdekatan. Inti dari aspek konsepsional ini adalah pertanyaan, apakah perseroan mempunyai
kewajiban terhadap kelompok-kelompok lain selain dari para persero. Ciri-ciri pokok dari definisi ini adalah bahwa CSR haruslah sukarela dan
membutuhkan kewenangan discretion dari para manager untuk bertindak dengan satu atau lain cara.
Carrol 2002 mencatat berbagai jenis harapan masyarakat terhadap perusahaan. “Tanggung jawab sosial perusahaan itu meliputi harapan-harapan
ekonomis, hukum, etika dan kebijaksanaan dari masyarakat terhadap organisasi pada suatu waktu tertentu” Definisi ini menunjukan bahwa ada 4 kategori
tanggung jawab sosial. Mencakup lebih daripada tanggung jawab ekonomi dan hukum saja dan meliputi tanggung jawab etika dan kebijaksanaan discretionery.
Proporsi yang tampak untuk masing-masing dari keempat tipe tanggung jawab ini merupakan penafsiran carrol yang menunjukan besar relatif dari masing-masing
tanggung jawab ini.Yang pertama dan terpenting dari CSR adalah fungsi ekonominya. Organisasi bisnis adalah unit dasar ekonomi dalam masyarakat dan
harus efektif menghasilkan barang dan jasa. Masyarakat telah merumuskan aturan-aturan dasar undang-undang dan peraturan dimana perusahaan
diharapkan akan beroprasi. Masyarakat mengharapkan perusahaan akan melaksanakan misi ekonomis dala, kerangka persyaratan hukum. Masyrakat juga
mengharapkan perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab etika, Ini adalah bentuk perilaku yang tidak dikodifikasikan kedalam undang-undang, tetapi
diharpkan dari Perusahaan.
74
Perlakuan wajar fairness terhadap langganan dan pegawai dan kejujuran dalam pengurusannya dealings adalah tanggung jawab etika. Tanggung jawwab
74
Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, Opcit hlm 217
Universitas Sumatera Utara
mengharapkan perusahaan akan memikul sebagian tanggung jawab sosial. Contohnya adalah penyediaan program latihan untuk para penganggur,
menunjang proram kemanusiaan mastarakat, membantu mencegah dan membetulkan kerusakan lingkungan dan menyokong pembaharuan kota.
75
John Elkingston’s menegaskan
76
Jamin Ginting 2007, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya
namun bukan hanya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab “Corporate Social Responsibility is a
concept that organisation especially but not only corporations, have an obligation to consider the interestts of costomers, employees,
shareholders, communities, and ecological considerations in all aspectr of theiroperations. This obligation is been to extend beyond their statutory
obligation to comply with legislation” Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa
yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu : adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman
modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Pasal 1 angka 3 UUPT, menegaskan : Tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik
bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
75
Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, Opcit
76
http:ditjenpp.kemenkumham.go.idhukum-bisnis84-tanggung-jawab-sosial-perusahaan- corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html di akses 2014-09-22, Oopcit,
Universitas Sumatera Utara
lingkungan dalam segala aspek oprasional perusahaan.
77
Yang dimaksudkan disini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah adalah tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyrakat. Tanggung
jawab moral perusahaan tentu bisa diarahkan kepada banyak hal : Kepada dirinya sendiri, kepada karyawan, kepada perusahaan lain dan seterusnya. Jadi kita
berbicara tentang tanggung jawab sosial, yang disoroti adalah tanggung jawab moral terhadap masyarakat dimana perusahaan menjalankan kegiatannya, entah
masyrakat dalam arti sempit seperti lingkungan di sekitar sebuah pabrik atau masyarakat luas.
78
Tanggung jawab sosial perusahaan, memasukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi satu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan
untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara : positif dan negatif. Secara positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa
keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok didalamnya. Contohnya adalah
menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk penganggur atau mendirikan panti asuan untuk anak-anak yatim piatu. Jika perusahaan melibatkan diri dalam
kegiatan serupa itu, ia hanya mengeluarkan dana dan tidak mendapatkan sesuatu kembali. Secara negatif, perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan
itu bisa membawa keutungan ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya. Misalnya, bagi suatu pabrik kertas yang paling
menguntungkan dari segi ekonomis adalah membuang limbah industrinya ke
77
Jamin Ginting ,Oopcit,
78
Ibid
Universitas Sumatera Utara
sehingga dari segi ekonomis.
79
Organisasi, termasuk perusahaaan, merupakan kumpulan dari individu- individu. Dengan demikian kegiatan dalam organisasi atau perusahaan yang
dijalankan individu dalam perusahaan, perusahaan itu sendiri, perusahaan lain dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks ini, yang dimaksudkan dengan
tanggung jawab sosial atau social responsobility ,Sadono Sukirno 2004 adalah tindakan perusahaan yang bukan sepenuhnya tertumpu kepada tujuan memperoleh
keuntungan tetapi juga didasarkan kepada tujuan untuk menjaga kepentingan masyarakat dan kesejahteraan mereka. Tindakan sebagian dalam melakukan
kegiatan perusahaan telah melampaui batas-batas moral dan perikemanusiaan serta melanggar peraturan negara. Hal ini menyebabkan masyarakat merasa tidak
puas dan menuntut pemerintah agar melakukan tindakan yang tegas untuk menindak dan menuntut mereka. Di Amerika Serikat beberapa pengusaha yang
tidak beretika dan melanggar undang-undang, di Indonesia pelaksanaan hukum belumlah sebaik di Amerika Serikat. Oleh Sebab itu masih banyak pengusaha
yang dapat berleluasa melakukan kegiatan yang tidak beretika dan bermasyarakat.
80
Tujuan akhir adalah untuk meningkatkan perkembangan kegiatan perusahaan serta dunia bisnis dan pada waktu yang sama meningkat kan
Menyadari tentang pentingnya memperhatikan isu etika dan tanggung jawab sosial dalam mengelolala perusahaan. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan pemikiran bukan untuk membatasi kegiatan usaha dan menghukum usaha, tetapi untuk mendorong mereka mengelola perusahaannya
dengan lebih dinamis dan bertanggung jawab.
79
K Bertens.,2000 Pengantar Etika Bisnis,Kanisius,Yogyakarta. Hal 297
80
Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, oopcit
Universitas Sumatera Utara
adalah sangat relatif. Keadaan ini menyebabkan kemunculan berbagai aliran pemikiran etika yang berbeda.
Menurut Schermerhon 1993 defenisi Corporate Social Responsibility CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara
mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Corporate Social Responsibility adalah sebuah pendekatan dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam oprasi bisnis mereka dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan
prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Versi lain mengenai Corporate Social Responsibility dikemukakan oleh World Bank. Lembaga keungan ini memandang
Corporate Social Responsibility CSR sebagai “The commitment of bussines to contribute suinstable economic develpoment working with employees and their
resprentative the local community and society to improve quality of life, in ways that are both good for business and good development”. Yang artinya adalah
komitmen bisnis untuk berprilaku etis dan dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan semua
pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis, agenda yang berkelanjutan maupun masyarakat umum.
81
81
Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol
No.18 Medan,2008 oopcit hlm 30
Konsep CSR Corporate Social Responsibility =Tanggung jawab sosial Perseroan lahir dari perubahan model perusahaan yang dominan ekonomis ke
model sosio-ekonomis yang lebih luas. Model ekonomi terutama menekankan produksi, eksploitasi sumber daya, kepentingan individual, sedikit peranan
pemerintah dan pandangan umum perusahaan sebagai sistem yang tertutup.
Universitas Sumatera Utara
keseluruhannya, kelestarian sumber-daya,kepentingan masyarakat, keterlibatan aktif menimbulkan perdebatan yang terus menerus mengenai isu tanggung jawab
sosial perusahaan. Berbagai pemerintah dan pandangan sistem terbuka dari perusahaan.
82
1. Hubungan Konsumen : Informasi produk iklan dan kemasan yang
fair, keamanan dan mutu produk, pelayanan, jaminan dan garansi. Perubahan-perubahan ini telah menimbulkan perdebatan yang terus
menerus enenai isu tanggung jawab sosial perseroan. Berbagai kelompok masyarat menekan perusahaan untuk lebih terlibat dalam sejumlah issu sosial
seperti berikut :
2. Lingkungan: Kontrol terhadap pencemaran udara, air dan sampah
keras solid waste. Konservasi energi dan sumber daya sumber daya yang lain. Meminimumkan kebisingkan, bau dan pencemaran
pandangan. 3.
Perserorangan : Lowongan kerja yang fair dan praktek yang tidak diskrimibatif. Tindakan yang positif. Hak-hak pegawai untuk
berbicara, proses yang wajar, kebebasan pribadi privacy dan keselamatankeamanan safety.
4. Masyrakat : Pemberian perseroan dan keterlibatannya dalam
masyrakat. Pengembangan kota latihan kerja, tunjangan untuk pendidikan dan kesenian, kerjasama dengan pemerintah daerah.
5. Pemerintah: Mematuhi undang-undang dan peraturan-peraturan.
Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan pusat untuk mengatasi masalah-masalah sosial.
82
Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, oopcit,
Universitas Sumatera Utara
Komisaris terhadap para pemegang saham dan kelompok- kelompok berkepentingan lainnya. Sikap dalam masalah-masalah
nasional dan internasional. Pemilharaan legitimacy perusahaan sebagai suatu lembaga
83
Secara historis, tanggung jawab perusahaan itu adalah seperti ditentukan oleh lingkaran-dalam : penyelenggaraan fungsi ekonomisnya secara efisien.
Selama beberapa dekade yang lampau, lebih banyak penekanan pada lingkaran- tengah dalam perlindungan lingkungan, pelestarian sumber daya, dam hubungan
dengan pegwai dan langganan. Berbagai poll pendapat umum menunjukan bahwa publik semakin mengharapkan keterlibatan yang lebih besar dari perusahaan
dalam lingkaran luar untuk bidang-bidang seperti penuruan inflasi dan pengangguran, mengatasi kelaparan dan kemiskinan dan tunjangan untuk
pendidikan dan kesenian. Walaupun bisni tidak dapat diharapkan mengambil seluruh tanggung jawab untuk masalah-masalah sosial yang luas ini, namun
mereka tidak daoat diharapkan mengambil seluruh tanggung jawab untuk masalah-masalah sosial yang luas ini, namun mereka tidak dapat diharapkan
mengambil seluruh tanggung jawab untuk masalah-masalah sosial yang luas ini, namun mereka tidak dapat menutup mata terhadap perlunya perubahan sosial dan
jangan menolak program-program yang ditujukan untuk perbaikan sosial. Kerjasama yang aktif dengan instansi-instansi pemerintah dalam mengatasi isu-isu
sosial ini merupakan salah satu harapan umum dan bagian dari tanggung jawan bisnis yang baru muncul
.
84
Prinsip-prinsip utama tanggung jawab sosial yang berkembang di Amerika Serikat ialah prinsip Charity dan prinsip Stewardship. Prinsip ini digunakan untuk
.
83
Kast E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, Oopcit
84
Ibid
Universitas Sumatera Utara
yaitu: 1.
Prinsip “Charity”, Prinsip Charity membawa ide bahwa anggota masyarakat yang lebih kaya seharusnya menolong anggota
masyarakat yang kurang bernasib baik seperti orang cacat, orang tua dan orang sakit. Pada masa kini kita dapat melihat suatu tren
perubahan telah berlaku pada konsep ini apabila pihak korporat mulai memberi perhatian dan sumbangan kepada charity berbanding
dengan masa lalu dimana ia dibuat oleh individu-individu tertentu 2.
Prinsip “Stewardship”adalah suatu konsep yang diambil dari ajaran yang menghendaki individu yang kaya menganggap diri mereka
sebagai pemegang amanah terhadap harta benda mereka untuk kebajikan seluruh masyarakat. Ini termasuk melaksanakan tanggung
jawab sosial kepada masyarakat awam, kepada lingkungan, pekerja konsumen dan investor.
85
Corporate Social Responsibility dipahami sebagai perwujudan komitmen kepada keberlajutan sustainability perusahaan yang dicerminkan ke dalam triple
bottom line “3P” yaitu profit, planet dan people. Bahwa keberlangsungan hidup perusahaan hanya akan terjadi apabila perusahaan menaruh kepedulian terhadap
pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap pengembangan lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan sosial. Searah dengan perkembangan,
perusahaan bisnis harus memberikan konstribusi terhadap tiga hal tersebut. Pada dasarnya keberlanjutan sustainability adalah keseimbangan antara kepentingan-
kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Konsep triple bottom line 3P kemudian berkembang dengan adanya ISO
26000 mengenai Guidance on Social Responsibility. Standar ini juga secara
85
Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit
Universitas Sumatera Utara
CSR. Meskipun pedoman CSR standard internasional ini baru akan ditetapkan tahun 2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000
86
CSR sangat berkait dengan tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada
masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi
dengan organisasi secara menyeluruh.Jika melihat rujukan tersebut maka konsep CSR yang telah dicanangkan dan diimplementasikan akan menjadi semakin
kompleks karena akan mencakup tujuh prinsip CSR yang menjadi komponen utama, yaitu : the environment, social development, human rights, organizational
governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer issues .
87
Tanggung jawab sosial kepada masyarakat social development, Tanggung jawab masyarakat pengusaha kepada masyarakat umum berkisar
kepada beberapa isu seperti kesehatan masyarakat, menjaga lingkungan dan membina satu sumber pekerja yang tinggi kualitasnya. Masalah-masalah
kesehatan rakyat bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi sebagai pendukung usaha pemerintah kepada pembentukan masyarakat sejahtera,m pihak
swasta patut menyumbang, kearah menyediakan dana kesejahteraan kesehatan seperti dana penelitian AIDS, kampanye melarang merokok jangan mengemudi
kalau minum arak dan sebagainya
88
Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan the environment, Ini merupakan tanggung jawab yang sangat penting. Kerusakan lingkungan akan
.
86
http:www.mediaqitafoundation.orgCSR.html
87
Ibid
88
Sardono Sukirno dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit
Universitas Sumatera Utara
oleh kegiatan perusahaan harus dihindari. Perusahaan juga harus memperhatikan soal-soal perlindungan lingkungan melalui kampanye reycle bahan buangan,
kampanye mengurangi mengemudigunakan pengangkutan umum untuk menghindari polusi udara dan juga kampanye tidak merusak lingkungan dengan
menebang pohon-pohon secara liar.
89
89
Ibid
Pembinaan tenaga kerja fair operating practices, Pihak swasta juga harus bekerja sama dengan pemerintah dalam usaha-usaha membina tenaga kerja yang
berkualitas dan berkeahlian dengan memberi ruang pelajarsiswa mengikuti latihan praktikal ditempatnya, juga menyertai usaha-usaha meningkatkan
keterampilan dengan memberi smbangan derma atau iuran.
Tanggung jawab terhadap konsumen consumer issues.Pengusaha juga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap konsumen. Walupun suatu
perusahaan itu memerlukan keuntungan tetapi ia tidak boleh mengabaikan soal- soal kabajikan dan kepentingan konsumen. Mereka tidak boleh menjual produk
yang membahayakan pengguna, menipu kandungan suatu produk dan enjual barangnya pada tingkat harga yang terlalu tinggi
Tanggung jawab kepada pekerja labor practices.Di antara tanggung jawab utama majikan terhadap pekerja-pekerja ialah membayar gaji, menjaga
kebaikan pekerja melalui program meningkatkan kesejahteraan pekerja seperti potogan untuk dana pensiun pekerja. Langkah-langkah untuk meningkatkan
kesejahteraan pegawai seperti memberi kelonggaran cuti kepada pekerja untuk memenuhi tugas keluarga, kesempatan yang sama rata kepada pegawai telah
menjadi lebih penting pada masa ini.
Universitas Sumatera Utara
Tanggung jawab kepada investor organizational governance fair operating practices.Selain itu manajemen juga harus menjaga hak-hak investor
perusahaan yang diurusnya. Amanah yang diberikan harus dilaksanakan denagn sebaik mungkin, Kekeliruaan manajemen dalam mengelola perusahaan
melibatkan kesengsaraan kepada banayk investor dan masyarakat. Manajemen keuangan adalah diantara aspek fungsi manajemen dalam sebuah organisasi.
Laporan keuangan yang diterbitkan akan menggambarkan apakah suatu perusahaan itu stabil apa tidak.
90
Tanggung jawab sosial boleh dikatakan sebagai suatu kepercayaan bahwa para manajer, dalam menjalan fungsi mengorganisasi dan mengelola usaha akan
membuat keputusan yang didasarkan kepada pemaksimuman kepentingan sosaial dan ekonomi.Perusahaan-perusahaan asing yang sudah bertahun-bertahun
beroprasi di Indonesia, sudah mengumpulkan berpuluh miliyar rupiah keuntungan B.RUANG LINGKUP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN BENTUK
PELAKSANAANYA
Tanggung jawab sosial perusahaan telah perusahaan menjadi yang penting dalam beberapa dekade belakangan ini. Dalam menjalankan kegiatannya
perusahaan-perusahaan harus berusaha untuk menghindari efek buruk kepada masyarakat disekelilingnya. Masyarakat disekeliling terdiri dari pekerja-pekerja
mereka sendiri, perusahaan-perusahaan lain, pelanggan-pelanggan, pemasok- pemasok, investor-investor dari masyarakat dari masyarakat atau penduduk
disekitarnya.
90
Sukirno Sardono dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit
Universitas Sumatera Utara
sosial sekuran nya tiba-tiba saja ingin memindah keluar investasinya.
91
Itu hanyalah karena negara lain menawarkan biaya buruh lebih murah dan insentif pemerintah yang lebih menarik. Tindakan yang sedemikian akan
mengakibatkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan mereka. Konsep tanggung jawab sosial adalah persoalan yang harus diperhatikan sebagai satu tantangan
kepada masyarakat pengusaha. Tanggung jawab sosial harus dipandang sebagai sebagian dari kegiatan perusahaan dan apabila dilaksanakan dengan baik dapat
membantu pertumbuhan dan keuntungan dalam jangka panjang. Tanggung jawab sosial membawa ide bahwa perusahaan-perusahaan wajib membantu
menyelesaikan sosial berbarengan dengan usaha menuju arah pencapaian tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan keefektifaan oprasi perusahaan.
92
Searah dengan perkembangan, perusahaan bisnis harus memberikan konstribusi terhadap tiga hal tersebut. Pada dasarnya keberlanjutan sustainability
adalah keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Konsep triple bottom line 3P kemudian berkembang dengan adanya
ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility. Standar ini juga secara langsung akan memberikan warna baru dalam definisi dan implementasi bentuk
Corpotae Social Responsibility dipahami sebagai perwujudan komitmen kepada keberlajutan sustainability perusahaan yang dicerminkan ke dalam triple
bottom line “3P” yaitu profit, planet dan people. Bahwa keberlangsungan hidup perusahaan hanya akan terjadi apabila perusahaan menaruh kepedulian terhadap
pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap pengembangan lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan sosial.
91
Sukirno Sardono dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Oopcit
92
Ibid
Universitas Sumatera Utara
tahun 2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan
93
Menurut ISO 26000. CSR sangat berkait dengan tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak dari keputusan dan kegiatan pada masyarakat dan
lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;
mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan
organisasi secara menyeluruh. Jika melihat rujukan tersebut maka konsep CSR yang telah dicanangkan dan diimplementasikan akan menjadi semakin kompleks
karena akan mencakup tujuh prinsip CSR yang menjadi komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights, organizational
governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer issues .
94
Polusi Udara, beberapa produksi menimbulkan polusi udara, yang berbahaya bagi masyarakat karena polusi udara mengahmbat pernapasan.
Misalnya saja, produksi bahan bakar dan baja, serta penggunaan kendaraan, telah meningkatkan kadar karbon dioksida dalam udara. Perusahaan otomotif dan baja
telah mengurangi polusi udara dengan mengubah proses produksinya sehingga lebih sedikit karbon dioksida yang dilepaskan ke udara. Misalnya saja, perusahaan
seperti Honeywell dan Inland Steel mengahbiskan dana yang cukup besar untuk mengurangi polusi.Ford Motor Company telah memformulasikan janji lingkungan
yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki dedikasi. .
Tanggung jawab sosial kepada masyarakat social development, proses produksi yang digunakan oleh perusahaan, maupun produk yang dihasilkan, dapat
berbahaya bagi lingkungan. Penyalahgunaan`paling umum dari lingkungan.
95
93
http:www.mediaqitafoundation.orgCSR.htmloopcit
94
Ibid
95
Jeff, Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , oopcit
Universitas Sumatera Utara
melestarikan lingkungan dimasa depan. Pemerintah federal juga telah terlibat dalam memberlakukan pedoman tertentu yang menghasruskan perusahaan untuk
membatasi jumlah karbondioksida yang ditimbulkan oleh proses produksi. Pada tahun 1979, Einviroment Protection Agency EPA diciptakkan untuk
mengembangkan dan memberlakukan standar polusi. Polusi Tanah, tanag telah terpolusi oleh limbah beracun yang dihasilkan dari beberapa proses produksi,
bentuk polusi tanah yang terkait adalah limbah padat yang tidak dapat membusuk. Bagaimana Perusahaan mencegah polusi tanah. Perusahaan telah merevisi proses
produksi dan pengemasannya guna mengurangi jumlah limbah. Perusahaan saat ini menyimpan limbah beracun dan mengirim ke tempat penyimpanan khusus
untuk limbah beracun. Perusahaan juga mendau ulang plastik dan membatasi penggunaan bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi limbah padat.
96
Ketika perusahaan mendirikan basisnya di suatu komunitas masyarakat, maka perusahaan tersebut menjadi bagian ari komunitas itu dan mengandalkan
komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Perusahaan mendemonstrasikan keprihatinanya terhadap komunitas tersebut dengan
mensponsori acara-acara lokal atau memberikan sumbangan ke yayasan lokal. Misalnya saja, SunTrust Bank, IBM dan banyak perusahaan lain telah
mendominasikan dana ke universitas-universitas, Bank of America telah menyediakan pinjaman bagi orang-orang berpenghasilan rendah dan komunitas
minoritas. The Cheesecake factory, suatu ranati restoran yang terkenal, mendirikan yayasan yang tidak hanya menggalang dana untuk kegiatan amal
tetapi juga mendemonsrasikan keprihatinan perusahaan kepada pelanggan dan komunitasnya.
97
96
Jeff, Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , oopcit
97
Ibid
Universitas Sumatera Utara
pekerja guna memastikan keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan dan peluang yang setara. Keselamatan karyawan, perusahaan
memastikan bahwa tempat kerja aman bagi karyawan dengan memantau secara ketat proses produksi. Beberapa tindakan pencegahan adalah memeriksa mesin
dan peralatan guna memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata keselamatan atau peralatan lainnya yang
dapat mencegah terjadinya cedera dan menekan tindakan pencegahan khusus dalam seminar-seminar pelatihan. Perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja
yang aman mencegah terjadinya cedera dan meningkatkan moral karyawan.
98
Dua masalah utama berkaitan dengan perlakuan karyawan adalah keragaman dan pencegahan terjadinya pelecehan seksual. Keragaman, dalam
beberapa tahun belakangan ini, tenaga kerja telah menjadi semakin beragam. Lebih banyak wanita yang memasuki bursa kerja, dan lebih banyak kaum
minoritas sekarang memiliki keterampilan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk memperoleh pekerjaan tingkat tinggi. Banyak perusahaan mencoba untuk
mengintegrasikan karyawannya dengan latar belakang yang berbeda agar mereka belajar bekerja sama guna mencapai tujuan bersama guna mencapai tujuan
bersama perusahaan. Banyak perusahaan merespon terhadap meningkatnya keragaman antarkaryawan dengan menawarkan seminar mengenai keragaman
yang menginformasikan kepada karyawan mengenai bahwa pernyataan atau perilaku tertentu dapat bersifat ofensih bagi orang lain.
Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan semestinya oleh karyawan lain.
99
Karyawan yang melamar untu suatu posisi diperusahaan sebaiknya tidak diskriminasi karena asal negara, suku, gender atau agama. Undang-undang Hak
98
Jeff, Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , oopcit
99
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Banyak perusahaan dan badan sekelompok tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan peluang bagi kaum minoritas dan wanita. Denny’s sebuah bisnis
restoran dikenakan tuduhan melakukan diskriminasi rasial pada thaun 1993. Pada tahun yang sama, bisnis tersebut menerapkan program untuk mendorong
keragaman. Dalam tahun-tahun belakangan ini Denny’s telah meningkatkan baik manajemen minoritas maupun jumlah waralaba yang dimiliki oleh orang Amerika
keturunan Afrika.
100
Tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan jauh melampaui provinsi dari produk atau jasa. Perusahaan memeiliki tanggung jawab social
responsibility ketika menghasilkan produk dan menjual produknya.Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin keselamatan pelanggan. Produk
sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan yang salah
101
.Pengusaha juga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap konsumen. Walupun suatu
perusahaan itu memerlukan keuntungan tetapi ia tidak boleh mengabaikan soal- soal kabajikan dan kepentingan konsumen. Mereka tidak boleh menjual produk
yang membahayakan pengguna, .menipu kandungan suatu produk dan enjual barangnya pada tingkat harga yang terlalu tinggi
102
Misalnya saja, beberapa karyawan menggunakan uang perusahaan untuk membeli komputer demi kepentingan mereka pribadi dan bukan kepentingan
perusahaan. Manajer Direksi dari suatu perusahaan memantau keputusan .
Perusahaan bertangugung jawab untuk memuaskan pemiliknya para pemegang saham. Karyawan dapat tergoda untuk membuat keputusan yang
memuaskan kepentingan sendiri dan bukannya kepentingan pemilik saham.
100
Jeff Madura, Introduction To Business Pengantar Bisnis , Opcit
Universitas Sumatera Utara
kepentingan pemilik
103
. Selain itu manajemen juga harus menjaga hak-hak investor perusahaan yang diurusnya. Amanah yang diberikan harus dilaksanakan
denagn sebaik mungkin, Kekeliruaan manajemen dalam mengelola perusahaan melibatkan kesengsaraan kepada banyak investor dan masyarakat. Manajemen
keuangan adalah diantara aspek fungsi manajemen dalam sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan akan menggambarkan apakah suatu
perusahaan itu stabil apa tidak
104
Timbul kritik terhadap cara mereka mengelola perusahaan dan pada masa ini telah menimbulkan berbagai macam kerugian kepada masyarakat. Timbul
kritik terhadap cara mereka mengelola perusahaan dan pada masa ini manajer digalakan untuk memperhatikan tanggung jawab sosial mereka. Hal-hal yang
perlu diperhatikan perusahaan dalam melaksankan tanggung jawab sosialnya adalah
. Usahanya untuk mencari keuntungan sering sekali perusahaan melupakan
efek dari tindakannya kepada pihak lain dan kepada masyarakat pada keseluruhannya. Pada masa lalu tindakan seperti ini telah menimbulkan berbagai
macam kerugian kepada masyarakat.
105
1. Memperhatikan kepentingan masyarakat umum.
:
2. Menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar
3. Menjaga kepentingan dan kesejahteraan pekerja
4. Menjaga kepentingan konsumen
5. Menjaga kepentingan pemegang saham
6. Menjaga agar setiap tindakan tidak menyalahi undang-undang
103
Jeff Madura , Introduction To Business Pengantar Bisnis ,2011, Salemba Empat, Jakarta, Oopcit
104
Ibid
105
Ibid
Universitas Sumatera Utara
PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DAN TUJUANTANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSHAAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis,
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa anggaran merupakan hail kerja output terutama berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan masa
mendatang. Karena anggaran merupakan hasil kerja output, maka anggaran dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan pengganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses
kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksankan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi-
fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.
106
Jika suatu perusahaan menetapkan tujuan untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, meningkatkan laba dan memperbaiki citra perusahaan diantara
pelanggan, maka anggaran perusahaan tersebut seharusnya membuat komitmen atas sumber daya yang perlukan dan promosi yang diperlukan untuk
Anggaran merupakan perncanaan manjerial untuk tindakan yang dinyatakan dalam istilah-keuangan. Anggaran merupakan rencana laba jangka
pendek yang komperhensif, yang merupakam rencana laba jangka pendek yang komperhensif, yang membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan.
106
Ida Bagus Agung Dharmanegara,2010, Penganggaraan Perusahaan Teori dan Aplikasi , Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm 3
Universitas Sumatera Utara
anggaran, yaitu : 1.
Anggaran merupakan haswil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil negosiasi antar anggaran mencerminkan
konsesus organisasional mengenai tujuan oprasi untuk masa depan.
2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang
mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi. Anggaran menunjukan bagaimana beragam subunit
organiasasi harus bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang
menghubungkan beragam departemen atau divisi organiasi anatara yang satu dengan yang lainnya dan dengan menajemen puncak. Arus
informasi dari departemen ke departemen berfungsi untuk mengkooordinasikan dan memfasilitasi aktivitas organisasi secara
keseluruhan. Arus informasidari manajemen puncak ke tingkatan organisasi yang lebih rendah mengandung penjelasan oprasional
mengenai pencapaian atau deviasi anggaran.
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur,
anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil oprasi aktual dapat dibandingkan.. Hal ini merupakan dasar untuk mengevaluasi
kinerja dari manajer pusat biaya dan laba.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan manajemen untuk
menentukan tindakan korektif yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan oprasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan
organisasi
107
Penganggaran adalah salah satu perncanaan dan sistem kendali. Hubungan ini berlaku bagi semua angota organisasi dimana mereka diharapkan.
Perncanaan menentukan seluruh aktivitas untuk mencapai tujuan dan sasaran.
.
Perencanaan diperlukan agar perusahaan dapat mengoprasikan departemen dan mencapai dan mencapai keberhasilan segmen. Ini melihatkan
kepada apa yang harus dilakukan dan oleh siapa. Perencanaan melibatkan penentuan dari tujuan, mengevaluasi kursus alternatif dari tindakan dan otorisasi
memilih program.. Anggaran adalah cetak biru untuk gambaran tindakan dan formalitas dari proses perencanaan. Rencana diungkapkan pada kondisi kuanttatif
dan moneter. Perencanaan mengambil satu tindakan berlandaskan investigasi, analisa dan riset. Masalah potensial dicari sampai ketemu. Penganggaran
mempengaruhi perencanaan pada masing-masing tahap dari oprasi perusahaan.
108
Agar dapat dilakukan secara efektif dan efisien, program CSR membutuhkan suatu alat atau teknik yang digunakan dalam perencanaan dan
pengendalian fungsi-fungsi manajemen. Salah satu alat tersebut adalah penganggaran yang merupakan proses untuk menyusun anggaran perusahaan pada
periode tertentu.
109
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain,
yang mencakup jangka waktu satu tahun. Dalam mengalokasikan dana untuk
107
Ida Bagus Agung Dharmanegara,2010, Penganggaraan Perusahaan Teori dan Aplikasi, oopcit hlm 4
108
Ibid
109
journal.perbanas.ac.idindex.phptiararticle...9471CSR pada Unit Pengolahan II PT Pertamina Persero
Universitas Sumatera Utara
serta meminimalkan kebocoran anggaran untuk sistem CSR sehingga tidak terjadi penganggaran dana yang berlebihan yang berakibat pada penurunan tingkat
keuntungan perusahaan. perencanaan terhadap program CorporateSocial Responsibility CSR dan memasukkan anggaran keuangan program CSR ke
dalam Rencana Kerja RK perusahaan baik secara korporat maupunpada masing- masing bagian yang terkait.
Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran”. PT yang tidak melakukan CSR dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan. ini menunjukkan bahwa CSR di sini dimaknai sebagai sekadar dana yang dikeluarkan oleh perusahaan atau CSR bukan
sebagaimana yang telah diuraikan di atas, yaitu tanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan. Dengan pendirian tersebut, memang tidak ada
sanksi untuk pelanggaran, karena tak ada batasan mengenai anggaran di dalam regulasi manapun, untuk pengelolaan dampak. Kalau CSR mau dipergunakan
definisi arus utamanya yang benar, maka besaran biaya untuk itu akan sangat tergantung dari dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan, dan hal itu sangat
tergantung dari jenis industri, skala perusahaan, dan kemampuan masing-masing perusahaan dalam mengelola dampak operasionalnya
110
Jika dicermati, peraturan tentang CSR yang relatif lebih terperinci adalah Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Undang-Undang ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga
tatacara pelaksanaan CSR. yaitu UU BUMN, sebetulnya hanya menyebutkan .
110
http:csrindonesia.comperlukah-csr-diatur-dalam-sebuah-undang-undang
Universitas Sumatera Utara
Sementara, Permen BUMN yang dimaksud adalah Permen tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL, yang menyatakan bahwa dana untuk
pelaksanaan Program Kemitraan pada dasarnya adalah kredit mikro dan Bina Lingkungan donasi untuk beberapa jenis community project. PKBL adalah
perwujudan dari fungsi sosial BUMN.
111
“Sedangkan yang dimaksud dengan cadangan lainnya adalah cadangan diluar cadangan wajib yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan
Perseroan, misalnya untuk perluasan usaha pembagian dividen, untuk tujuan sosial dan lain sebagianya”
Pada pasal 74 ayat 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa CSR dperhitungkan sebagai biaya perseroan, yang sebelumntya harus
dianggarkan terebih dahulu. . Menilik rangkaian kalimat “dianggarkan” dan “biaya” tersebut, sangat jelas berarti direksi apakah melalui keputusan RUPS
atau keputusan Rapat Direksi harus menentukan jumlah dana yang disisihkan atau dialokasikan untuk program CSR. Pertanyaan yang logis timbul adalah
apakah dana yang dianggarkan untuk CSR tersebut tergolong atau dapat digolongkan sebagai “cadangan lain” sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 ayat
4 UUPT yang menyebut cadangan lain dipergunakan antara lain untuk keperluan atau tujuan sosial. Bagian penjelasan Pasal 70 ayat 40 UUPT, berbunyi sebagi
berikut :
112
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut secara kategoris bisa berupa pertama dana CSR termasuk dalam konteks “cadangan lain” yang berakibat dana
khusus CSR yang dianggarkan perseroan untuk tahun yang berjalan dapat menambah cadangan dana untuk tujuan sosial dan kedua sama sekali terpisah
111
http:csrindonesia.comperlukah-csr-diatur-dalam-sebuah-undang-undang
112
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Op.cit,
Universitas Sumatera Utara
sosial. Kalangan ahli pembukuan atau akuntan tentu punya pendapat sendiri tentang perlakuan treatmen dari pos biaya CSR tersebut apakah digolongkan
sebagai “cadangan lain” atau bukan. Terlepas dari pendapat ahli pembukuan atau akuntan, menurutut penulis apabila ditinjau dari sisi hukum yang berlandaskan
pada latar belakang pembentukan pasal 74 UUPT. Anggaran CSR tidak termasuk dalam lingkup cadangan lain, tapi
merupakan dana khusus dengan penempatan yang khusus dan pertanggungjawaban oleh Direksi yang khusus pula.UUPT yang berlaku
sekarang ini membawa satu hal yang sama sekali baru yang sebelumnya belum diatur dalam undang-undang perseroan terbatas yang lama, yaitu tanggung jawab
sosial dan lingkungan atau dalam bahasa Inggris dikenal Corporate Social Responsibility CSR. Penjelasan pasal 74 ayat 1 UUPT :
Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya
masyarakat setempat. Maksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiatan usahanya
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber
daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampa pada fungsi kemampuan
sumber daya alam. Kewajiban untuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
oleh perseroan terbatas juga sebaiknya menampilkan sisi manusiawi atau sosial dan peka serta peduli lingkungan dari Perseroan Terbatas yang cenderung diberi
label sebagai badan usaha yang senantiasa bertujuan untuk mendapatkan laba
Universitas Sumatera Utara
mengadopsi Pasal 15 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penannaman Modal.
Menegaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilia, norma dan budaya masyarakat setempat. Tujuan CSR dalam UUPT yang
menitikberatkan pada aspek lingkungan dan kultur masyarakat setempat lokal adalah lebih sempit dibandingkan praktik yang berlaku dinegara-negara common
law, sebagaimana diutarakan oleh James Cvan Horne dan John M Wachowicz Jr, yang mengatakan bahwa upaya memaksimalkan kemakmuran pemegang saham
bukan berarti pengabdian oleh manajemen atas tanggung jawa sosial seperti : 1.
Perlindungan konsumen 2.
Pembayaran upah yang layak kepada pegawai perseroan 3.
Pemeliharaan praktik penyewaan yang wajar fair hiring practices dan kondisi kerja yang aman
4. Pemberian dukungan bagi dunia pendidikan dan keterlibatan diri
pada lingkungan seperti masalah-masalah penyedian air yang bersih dan kualitas udara yang bersih
Selanjutnya ditambahkan bahwa manajemen sudah sewajarnya mempertimbangkan kepetningan para pemangku kepentingan stakeholders
seperti para kreditor, pegawai perusahaan, nasabah, para penyalur dan komunitas dimana perushaan menjalankan kegiatan oprasional usahanya. Dengan
memperhatikan beragamnya permasalahn para pemangku kepentingan perseroan tersebut, perseroan akan dapaty mencapai tujuan akhirnya dalam memaksimalkan
kemakmukran pemegang sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
inheren dalam perusahaan untuk meningkatkan daya saing melalui reputasi kesetian merek produk loyalitas atau citra perusahaan.Kedua hal tersebut akan
menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit ditiru oleh para pesaing. Dilain, pihak adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli
produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen dimasa mendatang. Implementasi kebijakan tanggung jawab
sosial perusahaan adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILTY OLEH BANK BUMN
Studi Pada PT.Bank XXX Medan
A. PROSEDUR PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
BERDASARKAN HUKUM POSITIF YANGBERLAKU DI INDONESIA PADA PT. BANK XXX MEDAN.
Pembangunan hukum itu perlu dilakukan sedemikian rupa, sehingga mampu menciptakan suatu sistem hukum pembangunan nasional. Adapun yang
menjadi landasan hukum bagi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam industri perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Pengaturan tanggung jawab sosial dapat dilihat dari :
1. Menimbang butir 1
Perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat, memiliki peranan yang strategis
untuk menunjang pelaksanaan pembangunnan nasional. Dalam rangka meningkatkan pemerataan dan pembangunan hasil-hasilnya, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional, kearah taraf peningkatan masyarakat banyak.
113
113
Muhsin Fahreza Sembiring, Peranan Sistem Grameen Bank Terhadap Perbankan dalam Rangka Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, 2011
Universitas Sumatera Utara
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 3.
Pasal 4 Perbankan Indonesia bertujian menunjang, pembangunan nasional dalam
rangka meningkatakan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pengaturan tanggung
jawab sosial perusahaan dapat dilihat pada pasal 1 butir 2. Bank adalah badan usaha yang menghipun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkanya dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.
Pada masa kini Pengaturan secara jelas tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terdapat dalam beberapa perturan Perundang-Undangan yaitu seperti
dalam Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang terdapat pada pasal 74 yang berbunyi “bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka
perseroan tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang- undangan.”
Pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan juga diatur dalam Undang-Undang Penanaman Modal pada pasal 15 huruf b yang berbunyi “setiap
penanam modal berkewajiban melaksankan tanggung jawab sosial perusahaan” didalam perundang-undangan tersebut ditambahkan juga sanksi bagi Perusahaan
yang tidak menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman
modal” Pada tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan
Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Peraturan Pemerintah ini dikeluarkan dengan berasaskan
pasal 74 Undang-Undang 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 yang dimana keluarnya aturan ini semakin
mempertegas bahwa Tanggung Jawab Sosial merupakan kewajiban Perseroan Terbatas yang harus dilaksanakan.
Pengaturan dalam Hukum Positif yang berlaku mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, maka hal itu menimbulkan suatu akibat
adanya suatu kewajiban bagi setiap Perseroan Terbatas. Dalam hal ini PT. Bank XXX Medan memaknai bahwa suatu Tanggung Jawab Sosial merupakan
kewajiban bagi setiap Perseroan Terbatas yang sudah diatur oleh hukum positif yang berlaku di Indonesia yang harus dilaksanakan.
Suatu pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial telah diatur oleh perturan perundang-undangan namun pihak PT. Bank XXX Medan mengakui
belum sepenuhnya memberi kejelasan tentang pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas. Meskipun dengan diterbitkannya
Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan masih belum memberikan kejelasan dalam pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
Pihak PT. Bank XXX Medan mengakui bahwa masih terdapat beberapa kelemahan seperti halnya dalam masalah pengaturan dalam penganggaran dana
Universitas Sumatera Utara
Medan menganggap perlu adanya suatu perubahan dalam pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial di Indonesia hal itu seperti Perseroan Terbatas mana saja
yang perlu menjalankan Tanggung Jawab Sosial, dalam bidang apa saja Tanggung Jawab Sosial diterapkan, batasan anggaran dalam suatu kegiatan Tanggung Jawab
Sosial. Sejauh ini Pihak PT. Bank XXX Medan telah mempunyai prosedur
pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Pihak Bank XXX Medan mengatakan bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan suatu
kegiatan, itu berarti segala kegiatan yang ada dalam suatu Perseroan Terbatas haruslah dimasukan kedalam Rencana Kerja Tahunan RKT suatu Perseroan. hal
itu sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas 40 Tahun 2007 pada pasal 63, 64 dan 65 serta Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung
Jawab Sosial Lingkungan yang diatur dalam pasal 4 dan 6. PelaksanaannyaPT. Bank XXX Pusat di Jakarta menyusun kegiatan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan melalui suatu rapat yang dilaksanakan pada akhir tahun dimana rapat itu diikuti oleh organ Perseroan Terbatas, yaitu Direksi,
Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham yang kemudian setelah disepakati dibuat kegiatan dalam suatu Rencana Kerja Tahunan RKT. Setelah
suatu program kegiatan Tanggung Jawab Sosial sudah disepakati dan dimasukan dalam suatu Rencana Kerja Tahunan RKT maka program kegiatan yang sudah
disusun dibalikan kepada masing-masing kantor wilayah yang ada di setiap provinsi.
Pada tahun 2013, PT. Bank XXX pusat di Jakarta memberikan hak pada PT. Bank XXX Medan untuk menyusun program CSR, dengan kata lain pihak .
Bank XXX pusat di Jakarta memberikan hak kepada Bank XXX disetiap wilayah untuk mengkreasikan program CSR nya sendiri. Pada Bank XXX Medan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
Management Region PCR yang salah satu tugasnya untuk menjalankan program Tanggung Jawab Sosial. Dalam hal anggaran Tanggung Jawab Sosial PT. Bank
XXX Medan memiliki prosedur tersendiri. Pada pelaksanaan CSR, PT. Bank XXX Medan memiliki cara tersendiri, Pihak PT. Bank XXX Medan menyebut
program CSR dengan sebutan Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan untuk tahun 2015 meliputi 7 bidang, yaitu : 1.
Pelestarian Lingkungan 2.
Rumah Ibadah 3.
Pendidikan 4.
Sarana dan Prasarana 5.
Pengentas Kemiskinan 6.
Bencana Alam 7.
Kesehatan Kegiatan CSR Pihak PT. Bank XXX Medan mempunyai penganggaran
dana untuk program kegiatan Tanggung Jawab Sosial, pembuatan penganggaran dana hampir mirip dengan pembuatan program kegiatan Tanggung Jawab Sosial
dan dimasukan didalam Rencana Kerja Tahunan RKT. Anggaran PT. Bank XXX Medan tidak diberi hak untuk menyusun sendiri anggaran untuk program
kegiatan Tanggung Jawab Sosial namun untuk anggaran kegiatan CSR pihak Bank XXX pusat di Jakarta yang menyusunnya yang kemudian dibagikan ke
setiap kantor wilayah yang ada di Indonesia. Anggaran untuk Corporate Social Responsibility, pihak PT. Bank XXX
Medan menjelaskan bahwa anggaran untuk kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan tidak memiliki memiliki patokan tertentu dengan kata lain anggaran
itu anggaran CSR ditentukan sendiri oleh pihak PT. Bank XXX pusat Jakarta
Universitas Sumatera Utara
juga bahwa anggaran CSR diambil dari keuntungan perusahaan atau laba seindonesia. Ketika anggaran CSR disusun, anggaran tersebut dimasukan kedalam
anggaran oprasional hal itu dikarenakan kegiatan CSR merupakan kegiatan oprasional perusahaan lalu kemudian dicatatat dalam Rencana Kerja Tahunan
RKT meskipun anggaran CSR dimasukan dalam anggaran oprsaional, anggaran CSR memiliki nama tersendiri yaitu anggaran CSR.
Selama dua tahun belakangan PT. Bank XXX Medan telah melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan nama “Bina Lingkungan”.
Program Bina Lingkungan merupakan kegiatan yang disusun dalam RKT dibuat oleh Bank XXX pusat di Jakarta yang dibawahi oleh unit Corporate Comunity
Responsibility CCR yang khusus menangani Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Bank XXX Medan merupakan perpanjangan tangan program Bina
Lingkungan yang dibuat oleh Bank XXX pusat di Jakarta yang pada sekarang Bank XXX pusat di Jakarta memberikan kewenangan untuk membuat program
Bina Lingkungan untuk wilayah Medan dan Aceh serta mengawasi dan memberi persetujuan kegiatan Bina Lingkungan oleh Bank XXX cabang Medan dan Aceh.
B.HAL-HAL YANG MENJADI PERTIMBANGAN PIHAK PERUSAHAAN DALAM MENJALANKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAANBERDASARKAN HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA DAN PERBANDINGAN DENGAN PELAKSANAAN
CSR DI LUAR NEGRI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT.BANK XXX MEDAN.
Selama betahun-tahun terdapat banyak argumen yang pro dan kontra CSR. Argumen ini berkisar pada apakah kita memandang perusahaan itu terutama
sebagai suatu sistem ekonomi yang hanya bertanggung jawab kepada pemiliknya,
Universitas Sumatera Utara
berbagai kelompok yang berkepentingan. Pandangan yang pro CSR melihat kepentingan ekonomis dari organisasi itu sesuai dengan tanggung jawab sosialnya
yang lebih besar, sedangkan yang anti CSR melihat kepentingan-kepentingan ini bertentangan. Para penyokong anti CSR menganggap perseroan semata-mata
sebagai suatu sistem ekonomi yang hanya bertanggug jawab kepada para persero. Beberapa argumen yang menentang CSR meliputi :
1. Sistem pasar yang kompetitif hanya dapat bekerja efektif jika perseroan
memusatkan perhatian pada penyelengaraan ekonomis dan
mengutamkakan kepentingan persero. Model ini menjamin pemakaian yang optimal dari sumber daya masyarakat
2. Sebagai lembaga ekonomi, perseroan itu hendaklah menspesialisasikan
diri dalam bidag terbaik yang dapat mereka laksanakan –produksi barang dan jasa-jasa yang efisien. Laba adalah imbalan untuk penyelenggaraan
sosial yang efektif 3.
Perusahaan bukan dibutuhkan untuk mengejar sasaran-sasaran sosial. Fungsi ini hendaklah diserahkan kepada lembaga-lembaga lain dalam
masyarakat. 4.
Setiap usaha alrustic mengutamkan kepentingan orang lain pada CSR akan merupakan perampasan terhadap sumber daya perseroan yang
seharusnya dikembalikan kepada laba. 5.
Perushaan menjalankan kekuatan ekonomi yang besar, CSR akan menyeabakan perseroan memiliki pengaruh yang tidak semestinya terhdap
banyak kegiatan yang lain
114
Paham stakeholders ini membantu kita memhami cara berbagai kelompok yang berlainan ini dapat mempengaruhi perseroan. Sebuat tema pokok dari
.
114
E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, op cit
Universitas Sumatera Utara
tanggap terhadap masyarakat pada pihak manajemen yang berdasarkan proyeksi biaya dan pengahsilan dan laba jangka pendek garis bawah saja tidak dapat
dibenearkan. Tindaka ini di tampaknya bersika pro CSR bertujuan pada isu yang lebih luas dan berjangka panjang sedangkan pandangan anti CSR lebih
memperhatikan daya-laba profitability yang segera. Tampaknya makin lebih banyak, perseroan yang memperhatikan isu tanggung jawab sosial ini dan
argumen pro CSR semakin kuat. Para penyokong CSR mengemukakan alasan sebagai berikut :
1. Situasi persaingan murni itu tidak ada dan lingkungan ekonomi sekarang
tidak otomatis menjamin lokasi optimal sumber daya tidak menjamin persamaan equality
2. Perusahaan itu bukan instrumen ekonomi saja aktivitasnya mempunyai
pengaruh sosial yang besar, laba buka satu-satunya indikator prestasi performance = penyelenggaraan sosial.
3. Para manager biasanya memang tidak dilatih untuk menghadapi CSR,
tetapi dampak sosial dari tindakan mereka tidak dapat dielakan.Banyak perseroan memiliki sumber daya yang sangat besar, sebagian daripaa
sumber daya itu hendaklah disalurkan kedalam aktivitas yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial.
4. CSR tidak mesti merugikan kepentingan persero. Dalam jangka panjang,
pertimbangan terhadap tanggung jawab sosial akan meningkatkan kepentingan persero.
5. Masyarakat yang bertambah baik akan memberikan kesempatan untuk
keadaan masa depan yang lebih baik. Investasi dalam perbaikan jaringan sosial akan memberikan iklim usaha yang menguntungkan
Universitas Sumatera Utara
discourage kelompok-kelompok
115
Sebagai pihak yang menjalankan program CSR dan berbentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN PT. Bank XXX Medan menjelaskan bahwa
pengaturan tentang CSR sudah ada di Indonesia , pengaturan tentang CSR itu terdapat dalam beberapa peraturan perundang-undangan seperti halnya pada
dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN pada pasal 88 yaitu “BUMN dapat menyisihkan sebagian laba
bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecilkoprasi pembinaan masyarakat sekitar BUMN”. Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
yang terdapat pada pasal 74 yang berbunyi “bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan”. Undang-Undang Penanaman Modal pada pasal 15 huruf b yang berbunyi
“setiap penanam modal berkewajiban melaksankan tanggung jawab sosial perusahaan” didalam perundang-undangan tersebut ditambahkan juga sanksi bagi
Perusahaan yang tidak menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan hal tersebut tercantum pada pasal “maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan
tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman
modal” Dari ketiga undang-undang tersebut dapat diketahui bahwa suatu kegiatan
CSR merupakan kegiatan yang hukumnya adalah wajib.
115
E, Freemont James E. Rosenzweig, Organisasi Manajemen, op cit
Universitas Sumatera Utara
2013 dan 2014 sudah melaksanakan program Bina Lingkungan :
TAHUN NO
JENIS KEGIATAN NOMINAL
2013
1 BENCANA ALAM
Rp.140.000.000 2
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Rp.250.000.000
3 SARANA IBADAH
Rp 120.000.000 4
PELESTARIAN ALAM Rp 70.000.000
TOTAL Rp 580.000.000
Pada tahun 2013 PT. Bank XXX Medan sudah melakukan program Bina Lingkungan. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa program Bina Lingkungan
terbagi menjadi empat jenis kegiatan, yaitu : 1.
Bencana Alam : Pada tahun 2013, terdapat bencana yang terjadi di daerah Bireun, Aceh, dimana daerah Aceh merupakan daerah yang merupakan
bagian dari kewenangan PT.Bank XXX Medan. Oleh karena Bencana Alam merupakan salah satu program Bina Lingkungan maka pada saat itu
Bank XXX mengeluarkan uang senilai Rp.140.000.000 seratus empat puluh juta rupiah yang dilakukan secara bertahap untuk membantu korban
bencana gempa bumi di Bireun,Aceh. 2.
Pendidikan dan Pelatihan : Pada tahun 2013, bidang pendidikan dan pelatihan menjadi fokus utama progam Bina Lingkungan PT.Bank XXX
Medan. Hal iu terlihat dari besaran anggarannya yaitu sebesar Rp 250.000.000 dua ratus lima puluh juta rupiah. Progaram ini disalurkan
melalui beasiswa, pembelian sarana dan prasarana disetiap sekolah di beberapa daerah di Medan dan Aceh dari tingkatan SD, SMP dan SMA.
Universitas Sumatera Utara
satu program Bina Lingkungan PT. Bank XXX Medan dengan anggaran sebesar Rp.120.000.000 seratus dua puluh juta rupiah. Bentuk
pengaplikasiannya adalah bantuan Mesjid di Singli, Aceh, Mesjid Istiqomah, Medan serta Gereja di Balige.
4. Pelestrian Lingkungan : Pada tahun 2013, bidang pelestarian alam
merupakan salah satu program Bina Lingkungan PT. Bank XXX Medan dengan anggaran sebesar Rp.70.000.000 tujuh puluh juta rupiah.. Bentuk
pengaplikasian dari program pelestarian lingkungan adalah pembelian dan penanaman biji pohon untuk penghijauan di Sabang dan Medan.
TAHUN NO
JENIS KEGIATAN NOMINAL
2014
1 BENCANA ALAM
Rp 210.000.000 2
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Rp 80.000.000
3 SARANA IBADAH
Rp. 100.000.000 4
SARANA DAN PRASARANA PUBLIK
Rp.30.000.000
TOTAL Rp.420.000.000
Pada tahun 2014 PT.Bank XXX Medan sudah melakukan program Bina Lingkungan. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa program Bina Lingkungan
terbagi menjadi empat jenis kegiatan, yaitu : 1.
Bencana Alam : Pada tahun 2014, Bencana Alam masih menjadi kegiatan dari Bina Lingkungan PT. Bank XXX Medan dengan anggaran sebesar Rp
210.000.000 dua ratus sepuluh juta rupiah. Yang dimana bentuk pengaplikasiannya diberikan pada korban bencana alam Gunung Sinabung
secara bertahap.
Universitas Sumatera Utara
masih menjadi kegiatan Bina Lingkungan PT.Bank XXX Medan. Berbeda dengan tahun lalu dimana anggaran Pendidikan dan Pelatihan sangat besar
di tahun 2014 anggaran pendidikan dan pelatihan dikurangi dikarenakan pemerintah banyak menyediakan bantuan pendidikan dan pelatihan.
3. Sarana Ibadah : Pada tahun 2014, Sarana Ibadah masih menjadi kegiatan
Bina Lingkungan PT.Bank XXX Medan. Dengan anggran sebesar Rp 100.000.000 seratus juta rupiah. Bentuk dari pengaplikasiannya adalah
bantuan untuk Mesjid Al-Fitrah di Banda Aceh, Gereja Paroki di Lubuk Pakam serta bantuan Mesjid dan Gereja di Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Sarana dan Prasarana Publik, Pada tahun 2014, Sarana dan Prasarana Publik merupakan kegiatan baru Bina Lingkungan oleh PT. Bank XXX Medan
menggantikan kegiatan Pelestarian Alam. Dengan anggaran sebesar Rp 30.000.000 tiga puluh juta rupiah. Bentuk pengaplikasianya adalah mempuat
kegiatan “program lentera” yaitu memberi penerangan didaerah Kabupaten Karo bersama Bank Indonesia sebagai ketua Badan Musyawarahan Perbankan Daerah
BMPD dan Kodam IBB. Dengan keluarnya Peraturan Mentri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor PER-05MBU2007 tentang Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan sebagai Ketentuan Pelaksanan Pasal 88 ayat 2 UU No 19 2003 disebutkan bahwa BUMN hanya dapat menyalurkan
sebagian labanya untuk kemitraan badan usaha dan pembinaan lingkungan masyarakat. Dengan keluarnya Permen BUMN ini menjadi salah satu
pertimbangan Bank XXX Medan dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Menurut pihak Bank XXX Medan suatu Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan haruslah berhubungan dengan bentuk usaha Perseroan Terbatas, Bank
Universitas Sumatera Utara
memberikan bantuan dana berupa kredit kepada masyarakat yang mempunyai usaha kelas menengah ataupun kelas kecil.
Di beberapa negara kegiatan CSR sudah lazim dilakukan oleh suatu korporasi. Bukan karena diatur oleh pemerintahnya, melainkan untuk menjaga
hubungan baik dengan stakeholders. Di Indonesia, setiap perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam harus melakukan CSR yang sebenarnya
merupakan kegiatan sukarela.Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty CSR mungkin masih kurang populer dikalangan pebisnis
nasional. Namun, tidak bagi pelaku usaha asing. Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan secara sukarela itu, sudah biasa dilakoni oleh perusahaan-perusahaan
multinasional ratusan tahun lalu. regulasi mengenai CSR mungkin saja dibuat. Sebagian besar negara maju memiliki aturan mengenai transparensi dan
akuntabilitas perusahaan, terutama dikaitkan dengan pelaporan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan. Aturan ini disertai dengan sanksi yang tegas, apabila
perusahaan ternyata terbukti melakukan pembohongan terhadap publik dalam laporannya, baik itu kebohongan dalam input, proses, maupun kinerjanya. Hal lain
yang penting ditegaskan adalah detail regulasi apa saja yang harus diikuti oleh perusahaan. Peraturan Peemerintah Tanggung Jawab Sosial Lingkungan
memberikan petunjuk soal beberapa regulasi yang perlu diikuti, namun itu sama sekali tidak memadai
Adapun beberapa pertimbangan perusahaan di luar negri dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,yaitu:
Dunia, masalah-masalah yang mempengaruhi mutu hidup dalam masyarakat ingkungan tempat perusahaan biasanya dapat dianggap sebagai
perluasan tatanan lingkungan-lingkungan yang berpopulasi padat dari perusahaan itu sendiri ke masyarakat dunia terlebih dahulu, akan menemukan dalam
Universitas Sumatera Utara
berkembang kebutuhan untuk mengukur apa keuntungannya sebelum ia dapat menilai tanggung jawab partisipasinya. Kesediaan untuk melaksanakan usaha
patungan, lebih daripada mendesak untuk peilikan sepenuhnya, untuk membagi manajemen dan keuntungan dalam arti yang tak berhubungan langsung dengan
sumbangan yang sebenarnya dan partner-partnernya lain dengan pemerintah yang mencari alternatif untuk kapitalisme, untuk melatih orang-orang pribumi untuk
posisi manajemen dan pekerjaan yang memerlukan ketermapilan, mempertemukan bermacam-macam praktek etis dalam hal pajak dan sogokan –
semua menggambarkan kesempatan untuk menggambunkan kewiraswastaan dengan tanggung jawab dan syarat-syarat untuk dapat menyatakan strategi
116
Bangsa, di Amerika Serikat, bagi perusahaan dengan jangkauan nasional, masalah yang rentan terhadap perhatian konstruktif dari bisnis, terjadi dalam
hampir setiap perjalanan hidup. Untuk menyempitkan pilihan yang terlalu luas, sebuah perusahaan akan dapat sendirinya mulai dengan konsekuensi lingkungan
dari proses-proses pemabrikan, atau dampak produknya terhadap umum. Mungkin sebuah perusahaan akan membereskan dulu kedalam atau mulai dengan program
yang panjang untuk itu. Lalu baru ada perhatian untuk masalah-masalah lain, apakah melalui usaha bisnis, mencari kesempatan ekonomi dalam kebutuhan
sosial – misalnya, pembuangan sampah atau pemeliharaan kesehatan. Pendidikan, seni, hubungan antar-ras, kesempatatan yang sama bagi wanita atau bahkan
pokok-pokok yang demikian besar seperti dampak terhadap masyarakat atau perubahan teknologi saling berebut menarik perhatian. Agenda masalah nasional
kita sangat luas. Tidaklah sukar untuk menemukan kesempatan. .
117
Masyarakat Setempat Lebih dekat adalah masalah masyarakat tempat beroprasinya perusahaan masalah ini merupakan perwujudan daerah perkotaan
116
R Andrews Kenneth , Konsep Straregi Perusahaan, 2000,, oopcit
117
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Pengangguran dalam kemiskinan biaya, pemeliharaan kesehatan yang memprihatinkan dan sebagainya. Perkataan, fokus khusus kebobrokan dan
kerawanan nasional dan rentan terhadap penyelewengan manajemen keuangan dan lain-lain bentuk manaemen yang tidak benar, adalah pokok strategi sosial
yang menarik, karena kedekatannya dan kekompakannya. Masyarakat yang dekat membenarkan perkembangan proyek-proyek perusahaan yang bermanffat untuk
semua pihak seperti latihan kejuruan. Bisnis tidak dapat tetap sehat dalam masyarakat yang sakit.
118
Tiap industri, seperti tiap profesi, mempunyai masalah yang timbul dari perbedaan keabsahan hukum, tekanan persaingan, ketidakmurnian kerjasama
antara perusahaan yang sungguh-sungguh atau yang ibayangkan dibawah undang- undang anti-trust anti-gabungan. Tiap industri mempunyai masalahnya sendiri
yang kronis, seperti keselamatan, mutu produk, pemberian harga dan pencemaran yang hanya dapat ditangani secara efektif oleh tindakan kerjasama ditempat tidak
adanya peraturan, atau yang menjadikan peraturan selanjutnya tidak perlu Industri, melangkah dari dunia ke negri dan kota, membawa yang
mengikat perhatian nilai-nilai strategi perusahaan yang ingin memasukan faktor tanggung jawab sosial kedalam perencanaan mereka. Dua kesempatan kegiatan
lainnya yang kurang nyata, tetapi bahkan lebih relevan, seharusnya dipertimbangkan juga industri dan industri-industri yang menjadi tempat
bergeraknya perusahaan dan kualitas hidup didalam perusahaan itu sendiri.
119
Perusahaan, didalam perusahaan itu sendiri, terbuka kesempatan untuk memuaskan aspirasinya terhadap tanggungjawab. Mutu strategi tiap perusahaan
sekarang ini, misalnya mungkin selalu menjadi sasaran peningkatan, selama teknologi baru dan aspirasi-aspirasi yang lebih tinggi bekerja sama. Tetapi
.
118
Ibid
119
R Andrews Kenneth , Konsep Straregi Perusahaan, 2000,, Op Cit
Universitas Sumatera Utara
ditawarkan pada masyarakat dan pemeliharaan dan peningkatan kerajinan tangan biasanya, ada tiga daerah lain yang dalam masa mendatang akan menjadi jauh
lebih penting daripada yang tampak sekarang. Yang pertama diantaranya adalah proses tinjauan yang diadakan untuk memperkirakan mutu keputusan manajemen
tertinggi. Yang kedua adalah dampak sistem pengawasan terhadap perorangan dan lain-lain proses organisasi yang didirikan untuk menjamin hasil.Yang ketiga
adalah peran pengakuan peran perorangan dalam perusahaan.
120
Undang-Undang 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada pasal 1 dan 4. Namun dengan keluar nya Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 Tentang
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan membuat ketidakjelasan dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, hal itu diakui oleh PihakPT. Bank XXX
Medan sendiri. Hal itu dikarenakan didalam Peraturan Pemerintah tersebut hanya ada cara dalam penyusunan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang
diatur oleh pasal 4 dan 6 namun selebihnya dalam perihal kejelasan dalam hal anggaran, pengawasan, sanksi serta, bentuk Tanggung Jawab Sosial Lingkungan
Hasil wawancara dilapangan, dapat diketahui bahwa PT. Bank XXX Medan melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Corporate Social
Responsibility dengan nama “Bina Lingkungan” dan “Program Kemitraan”. Secara praktik pelaksanaan CSR PT. Bank XXX Medan masih mengacu pada
Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 74, Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pada pasal 15
serta Peraturan Mentri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 05MBU2007 tentang Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha
Kecil. Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
120
Ibid
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan CSR itu sendiri. C. PENGAWASAN DALAM MENJALANKAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SECARA INTERNAL DAN EXTERNAL BERDASARKAN HUKUM
POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA PADA PT.BANK XXX MEDAN.
Optimalisasi peran perbankan dalam pembiayaan pembangunan. Optimalisasi peran perbankan dalam pembiayaan pembangunan. Bank Indonesia
berpandangan bahwa bisnis perbankan akan berkesinambungan dalam jangka panjang jika insan perbankan memegang prinsip “bank leading the development”.
Berpegangan pada pandangan tersebut terdapat 4 program kebijakan dalam menjawab berbagai tentangan pebiayaan pembanguan ekonomi yang dihadpi saat
ini, yaitu sebagai berikut : 1.
Kewajiban dari setiap bank untuk melakukan pembinaan kepada pelaku usaha produktif di suatu wilayah yang progresif ataupun sektor tertentu
yang selama ini memilik potensi namun belum dikembangkan secara baik 2.
Bank Indonesia akan segera menuntaskan kajian mengenai kemungkinan penurunan perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR bagi
Kredit Usaha Rakyat KUR 3.
Mengarahkan penyaluran kredit perbankan kepada sektor UMKM produktif dalam suatu resio atau porsi tertentu terhadap total kredit yang
disalurkan masing-masing bank. 4.
Kewajiban untuk menerapkan program Corporate Social Responsibility bagi setiap bank.
121
121
Booklet Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
undangan telah banyak diatur yang dimana menjadi suatu kewajiban bagi setiap Perseroan Terbatas baik yang usahanya berhubungan dengan lingkungan ataupun
secara tidak langsung berhubungan dengan lingkungan. Pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility menimbulkan akibat
hukum suatu keharusan melakukannya, dalam hal ini agar suatu Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility berjalan sesuai dengan yang diharapkan
perlu adanya suatu pengawasan. Pengawasan dilaksanakan oleh pihak yang terkait dengan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility baik
secara internal ataupun eksternal. Mudah untuk diucapkan, tapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Begitulah
praktek Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility di Indonesia. Begitu banyak orang yang berbicara mengenai Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility tetapi belum banyak hasil yang dapat diungkapkan. Apalagi dihubungkan dengan pelaksanaan pengawasan Tanggung
Jawab Sosial Corporate Social Responsibility di Indonesia dimana regulasi dan sanksi yang belum jelas dan tidak ada kepastian hukum. Kesadaran tentang
pentingnya mempraktekan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility ini menjadi trend seiring dengan semakin maraknya kepedulian
masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan. Disamping itu terjadi bencana yang masif dan beruntun di Indonesia yang membawa dampak
negatif terhadap tingkat kesejahteraan dan kesenjangan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan berperan serta dan
berkontribusi untuk membantu menjawab semua kebutuhan atau permasalahan masyarakat yang tidak bisa hanya dilakukan pemerintah saja
122
122
Muhammad Iqbal, Pengawasan Implementasi Corporate Social ResponsibilityCSR PT. Inalum Terhadap Masyarakat Sekitar dan Lingkungan Sekitar Perusahaan. 2009
.
Universitas Sumatera Utara
Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility melibatkan beberapa pihak yaitu pemerintah pusat atau daerah serta masyarakat. Pada wawancara yang
penulis lakukan di PT.Bank XXX Medan, pihak PT.Bank XXX Medan sendiri mengatakan bahwa pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility diatur didalam peraturan perundang-undangan di indonesia. Namun pengaturan tersebut belum dianggap bisa mengawasi
sepenuhnya kegiatan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility terutama dalam hal pengawasan. Seperti yang diketahui bahwa pengaturan
Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility diatura dalam Undang- Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 74. Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan dilaksanakan untuk membuat Perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan nilai, norma dan budaya setempat.
Didalam Undang-Undang tersebut tidak terdapat wewenang pemerintah untuk mengawasi Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility namun
pengawasan hanya diberikan kepada Dewan Komisaris itu bermakna Undang- Undang Perseroan Terbatas meyerahkan pengawasan pada Dewan Komisaris
Namun untuk pengawasan BUMN pada PT. Bank XXX Medan dilakukan oleh Kementrian Badan Usaha Milik Negara di bawah naungan Mentri Badan
Usaha Milik Negara BUMN. Hal ini mengingat bahwa PT. Bank XXX Medan merupakan Bank BUMN maka pengawasan terhadap PT. Bank XXX Medan
dilakukan oleh Mentri BUMN. Oleh karena itu apabila PT.Bank XXX Medan tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat dikenai sanksi oleh
Mentri BUMN dikarenakan PT. Bank XXX Medan merupakan BUMN yang pengawasannya di lakukan oleh Mentri BUMN. Badan Pemeriksa Keuangan
BPK juga berhak melakukan pengawasan hal itu sesuai dengan Undang-Undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN pada pasal 70 ayat 2 “Badan Pemeriksa
Universitas Sumatera Utara
dengan peraturan perundang-undangan” Pengawasan Perseroan Terbatas yang berbentuk swasta masih ada
kekosongan hukum. Hal itu dikarenakan untuk pengawasan Perseroan Terbatas belum ada aturan yang jelas pihak mana yang memlakukan pengawasan terhadap
Perseroan Terbatas Non-BUMN yang tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Pengawasan terhadap Perseroan Terbatas Non-BUMN bisa dilakukan
oleh kementrian yang terkait melalui kegiatan apa yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas tersebut, misalkan Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang
lingkungan seperti perkebunan kelapa sawit tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat diawasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup dikarenakan
kegiatannya berhubungan dengan lingkungan. Menurut Pihak PT. Bank XXX Medan sejauh ini peranan masyarakat
dalam pengawasan secara external dalam hal Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility masih sangat minim. Hal itu diakui pihak Bank XXX
Medan hanya sedikit masyarakat yang mempertanyakan apakah Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility sudah dilakukan oleh pihak Bank XXX
Medan. Hal ini dianggap oleh Pihak PT. Bank XXX Medan pengetahuan masyarakat tentang Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility
masih sangat minim. Hal itu sangat disayangkan karena peranan masyarakat sebagi pengawas eksternal sangat berperan besar dalam mengawasi apakah
Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas sudah dilakukan atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan
sosialisasi oleh pemerintah ataupun pihak PT.Bank XXX tentang Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility dengan tujuan dikemudian hari
masyrakat bisa ikut serta mengawasi Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility oleh setiap Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan Undang-Undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN pada pasal 67 yang berbunyi “Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang
merupakan aparat pengawas intern perusahaan”. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap Bank XXX Medan dalam pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial dapat diketahui bahwa kegiatan Tanggung Jawab Sosial di Bank XXX Medan terdapat dua macam unit pengawasan, yaitu oleh SPI dan QA. Dua
macam unit pengawasan ini adalah yang mengawasi bagaimana suatu Tanggung Jawab Sosial berjalan. Satuan Pengawas Internal SPI adalah suatu unit
pengawas yang tugasnya adalah mengawasi suatu kegiatan yang sudah disusun dalam RKT suatu Perseroan Terbatas salah satunya dalam kegiatan Tanggung
Jawab Sosial, SPI merupakan unit pengawas yang dikirim dari Bank XXX pusat yang berada di Jakarta guna mengawasi kegiatan Tanggung Jawab Sosial yang
ada di setiap Kantor Wilayah yang ada di setiap provinsi di Indonesia. Quality Asurance QA yaitu suatu unit pengawasan kegiatan dalam PT.
Bank XXX Medan yang mana tugasnya untuk mengawasi kegiatannya sudah di susun dalam RKT yang salah satunya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. QA
merupakan satuan pengawas yang salah satu tugasnya adalah mengawasi kegiatan Tanggung Jawab Sosial yang ada disetiap cabang yang ada didalam wilayah
kewenangan PT.Bank XXX Medan yaitu meliputi daerah Medan dan Aceh. Keterangan yang didapat penulis dapat diketahui sejauh ini pengawasan
internal terhadap kegiatan Tanggung Jawab Sosial sudah cukup memberikan kepastian hukum bahwa suatu kegiatan Tanggung Jawab Sosial sudah
dilaksanakan dan diawasi sebagai bentuk keikutsertaan PT. Bank XXX Medan terhadap kewajiban Tanggung Jawab Sosial yang sudah diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
PENUTUP
A.KESIMPULAN 1.
PT. Bank XXX Medan sudah melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyaitu berupa Bina
Lingkungan dan Program Kemitraan Badan Usaha Kecilmerupakan suatu bentuk kegiatan yang wajib dilakukan setiap Perseroan Terbatas yang
berbentuk BUMN baik itu kegiatan ya berhubungan langsung dengan alam ataupun tidak berhubungan langsung dikarenakan pengaturan
tentang Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan merupakan kegiatan yang sudah diatur oleh peraturan
perundang-perundangan yang berlaku yang sifat nya adalah merupakan kewajiban mandatory bukanlah kesukarelaan voluntary.
2. Suatu kegiatan Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab
Sosial Lingkunganmerupakan kegiatan yang memang seharusnya wajib untuk dilakukan oleh setiap Perseroan Terbatas hal itu dikarenakan secara
filosofis Perseroan Terbatas mengambil untung atau laba dari masyarakat sekitar oleh karena itu dari untung yang diperoleh Perseroan Terbatas ada
hak yang dimiliki oleh masyarakat atas untung atau laba yang diperoleh Perseroan Terbatas. Kegiatan Corporate Social Responsibility atau
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan berguna bagi masyarkat sekitar dan merupakan suatu kegiatan yang membantu pekerjaan pihak Pemerintah
guna mengurangi kemiskinan, mencerdaskan masyarakat dan juga turut serta membantu mensejahterakn kehidupan masyarat setempat terutama
masyarakat Republik Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan nerupakan kegiatan yang ada pengaturannya dari luar external disaping itu memerlukan suatu pengaruh dari dalam internal
Perseroan Terbatas itu sendiri. Pengaruh dari luar eksternal tidak akan berjalan dengan efektif jika tidak ada pengaruh atau keinginan dari dalam
internal. Pengaruh dari dalam internal Perseroan Terbatas yaitu Organ Perseroan Terbatas seperti Rapat Umum Pemegang Saham RUPS,
Peranan Kementrian BUMN, Pengawasan Internal dan Badan Pemeriksa Keuangan merupakan suatu seperangkat pihak yang mengawasi Perseroan
Terbatas yang berbentuk BUMN sedangka. Dewan Komisaris serta Direksi memiliki peranan penting dalam pengawsan agar terlaksananya
suatu Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganbagi suatu Perseroan Terbatas yang berbentuk swasta namun
belum ada lembaga dari Negara yang khusus untuk menjalankan suatu Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan.
B.SARAN 1.
Seharusnya pemerintah memperbaiki atau merevisi Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial
Lingkunganataupun membuat peraturan perundang-undangan yang baru. Hal ini dikarenakan Peraturan Pemerintah masih dianggap tidak
memberi kejelasan dalam suatu prosedur pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility serta tidak memberikan kepastian
hukum didalamnya seperti didalam masalah anggaran, bentuk pengaplikasian Corporate Social Responsibility, syarat perseroan yang
Universitas Sumatera Utara
yang tidak melakukan Corporate Social Responsibility.
2. Agar pemerintah juga bekerja sama dengan pihak Perseroan Terbatas
untuk mensosialisasikan program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyang bertujuan untuk
memperkenalkan dan memberikan pengertian Corporate Social Responsibility kepada masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti
apa itu Corporate Social Responsibility sehingga masyarakat bisa mendapatkan haknya dan dapat berperan aktif dalam melakukan
pengawasan terhadap Corporate Social Responsibility. Sehingga Corporate Social Responsibility bisa berjalan sesuai dengan apa yang
targetkan dan dapat berjalan dengan efektif dikemudian hari. Pemerintah juga memperjelas dan mempertegas lembaga negara mana
yang dapat wewenang khusus dalam mengawasi suatu kegiatan Corporate Social Responsibilityserta memberikan sanksi kepada
Perseroan Terbatas yang tidak melaksanakan Corporate Social Responsibility karena selama ini pengawasan dan pemberian sanksi
terhadap Corporate Social Responsibility masih belum jelas.
3. Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat turut aktif dan
ikut serta dalam mengawasi berjalannya Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyang dilakukan
oleh Perseroan Terbatas hal ini dikarenakan selama ini peranan pemerintah serta masyarakat sebagai pengawas eksternal masih kurang
dalam keikutsertaannya mengawasi berjalannya Corporate Social Responsibility yang berakibat tidak efektifnya Corporate Social
Responsibility. Agar Perseroan Terbatas yang memiliki laba yang
Universitas Sumatera Utara
disesuaikan dengan labanya.
Universitas Sumatera Utara
A. BUKU-BUKU