Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Produksi pada Unit Produksi” yang dilakukan di PT Hadi Baru

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJADWALAN

PRODUKSI PADA UNIT PRODUKSI DI PT HADI BARU

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

WENDY SUWARJONO

080403121

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Tugas sarjana merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk tugas sarjana ini adalah “Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Produksi pada Unit Produksi” yang dilakukan di PT Hadi Baru.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Januari 2013 Penulis,


(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala L.Napitupulu, DEA selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE dan Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku Dosen Pembanding I dan II atas masukan yang di diberikan kepada penulis dalam penyempurnaan Tugas Sarjana.


(7)

5. Bapak Sofyan selaku Direktur PT Hadi Baru yang telah mengizinkan serta membantu penulis melakukan penelitian dan membantu penulis dalam pengumpulan data.

6. Kedua orangtua saya yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada kedua orang tua tercinta

7. Rekan-rekan stambuk 2008 seperti Willianto, William, Jessica, David Linus, Wilbert, Michelson, David Salim, David Hartanto, Firson, Jestra, Rudi, Hendra, Jeffry, Heryanto, Aini, Melisa dan keseluruhan rekan-rekan stambuk 2008 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas dukungan dan kerjasama yang baik atas bantuan dan masukan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

8. Rekan-rekan asisten Laboratorium Sistem Produksi Bajora, Yogi, Arif, Amanah, Yosi, Hendra, Matius, Lia, Masyarah, Sadikin, Hadi, Niko, Alfin, Arsyad, dan Ridho yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana.

9. Bang Nurmansyah, Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, dan Bang Ridho atas bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian Tugas Sarjana.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu, namun telah memberikan dukungan, bantuan, dan inspirasi yang sangat berharga.


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xviii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-4 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... II-1 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan. ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-2 2.5.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.5.3. Tenaga Kerja Perusahaan ... II-8 2.5.4. Jam Kerja ... II-11 2.5.5. Sistem Pengupahan ... II-12 2.6. Proses Produksi ... II-13 2.6.1. Standar Mutu Produk ... II-13 2.6.2. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-15 2.6.3. Uraian Proses Produksi ... II-16 2.7. Mesin dan Peralatan ... II-20 2.7.1. Mesin Produksi ... II-20 2.7.2. Peralatan ... II-21 2.7.3. Utility ... II-22


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.8. Safety and Fire Protection ... II-22 2.9. Limbah ... II-23

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) ... III-1 3.1.1. Definisi ... III-1 3.1.2. Klasifikasi Sistem Pendukung Keputusan ... III-1 3.1.3. Metode Pengembangan Sistem Aplikasi dengan SADT .... III-5 3.2. Fitur Spreadsheet untuk Pengembangan Sistem Pendukung

Keputusan (Decision Support System) ... III-8 3.2.1. Software Spreadsheet ... III-8 3.3. Pengukuran Waktu (Time Study) ... III-9

3.3.1. Pengukuran Waktu dengan Stopwatch Time Study (Jam

Henti) ... III-12 3.3.2. Penilaian Performance Kerja ... III-15 3.3.3. Penetapan Kelonggaran (Allowance) ... III-17 3.4. Definisi Penjadwalan ... III-19 3.4.1. Aturan Prioritas ... III-20 3.4.2. Algoritma Simulated Annealing ... III-21


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Model Konseptual ... IV-1 4.3.1. Variabel Penelitian ... IV-1 4.4. Prosedur Penelitian ... IV-4 4.5. Pengumpulan Data... IV-4 4.6. Pengolahan Data ... IV-6 4.6.1. Variabel Bebas ... IV-5 4.6.2. Variabel Terikat ... IV-5 4.7. Perancangan Sistem ... IV-10 4.7.1. Instrumen Perancangan ... IV-10 4.7.2. Tahapan Perancangan Sistem ... IV-10 4.8. Kesimpulan dan Saran ... IV-14

V PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Order ... V-1 5.1.2. Data Stasiun Kerja ... V-1


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.1.4. Waktu Set-up ... V-5 5.1.5. Rating Factor Operator ... V-6 5.1.6. Allowance Operator ... V-7 5.2. Pengolahan Data ... V-11 5.2.1. Pengukuran Waktu ... V-11 5.2.1.1. Uji Keseragaman Data ... V-11 5.2.1.2. Uji Kecukupan Data ... V-15 5.2.1.3. Perhitungan Waktu Standar ... V-18 5.2.1.4. Perhitungan Total Waktu Proses ... V-20 5.2.2. Penjadwalan Produksi ... V-22

5.2.2.1. Solusi Awal dengan Metode First Come First Served ... V-22 5.2.2.2. Inisialisasi Parameter Simulated Annealing ... V-23 5.2.2.3. Pembangkitan Solusi Baru ... V-24 5.2.2.4. Pengujian Distribusi Algoritma Simulated

Annealing ... V-30 5.2.2.5. Penentuan Solusi Penjadwalan Terbaik ... V-32

VI PERANCANGAN SISTEM ... VI-1 6.1. Deskripsi Sistem ... VI-1


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 6.1.1. Struktur Sistem ... VI-3 6.1.2. Rancangan Sistem Pendukung Keputusan... VI-6 6.1.2.1. Context Diagrams ... VI-7 6.1.2.2. Data Flow Diagrams ... VI-7 6.1.2.3. Data Dictionary ... VI-10 6.1.2.4. Data Structure Diagrams ... VI-12 6.1.2.5. Data Access Diagrams ... VI-13 6.1.2.6. Minispesifications ... VI-14 6.2. Perancangan Worksheets ... VI-19 6.2.1. Instalasi ... VI-19 6.2.2. Menu ... VI-20 6.3. Penentuan Interface ... VI-27 6.4. Penentuan Prosedur Pemrograman ... VI-27 6.5. Pemutusan Penyelesaian ... VI-29 6.6. Pengujian Worksheet Aplikasi ... VI-29

VII HASIL DAN PEMBAHASAN ... VII-1 7.1. Hasil Pengolahan Data... VII-1


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 7.1.1. Perbandingan Urutan Job pada Algoritma Simulated

Annealing dengan Metode First Come First Served

(FCFS) ... VII-1 7.1.2. Perbandingan Makespan Algoritma Simulated Annealing

dengan Metode First Come First Served (FCFS) ... VII-2 7.1.3. Hasil Perbandingan Antara Aturan-aturan Sequencing

Yang Lain ... VII-4 7.1.3.1. Pembahasan Dengan Aturan Shortest Processing

Time (SPT)... VII-4 7.1.3.2. Pembahasan Dengan Aturan Earliest Due Date ..

(EDD) ... VII-6 7.1.3.3. Pembahasan Dengan Aturan Critical Ratio (CR) . VII-8 7.2. Hasil dari Perancangan Sistem Pendukung Keputusan ... VII-4 7.3.Hasil Perbandingan Pengambilan Keputusan Manual dengan

Pengambilan Keputusan dengan Sistem Pendukung Keputusan ... VII-5 7.4. Tampilan Hasil Perancangan Sistem Pendukung Keputusan ... VII-6 7.5. Hasil Tahap Implementasi pada Rancangan Sistem Pendukung


(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VIII-1

8.1. Kesimpulan ... VIII-1 8.2. Saran ... VIII-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Pesanan dan Keterlambatan Produksi Crumb Rubber ... I-2 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap pada Perusahaan PT Hadi Baru ... II-11 2.2. Jenis SIR Melalui Uji Laboratorium ... II-13 2.3. Daftar Mesin-mesin Produksi pada PT Hadi Baru ... II-21 2.4. Peralatan yang Digunakan dalam Proses Pengolahan Karet ... II-21 3.1. Westinghouse Factor ... III-17 5.1. Data Order pada Produk SIR 5, 10 dan 20 Bulan Oktober 2012 .. V-1 5.2. Data Stasiun Kerja PT Hadi Baru ... V-2 5.3. Waktu Proses SIR 20 ... V-3 5.4. Waktu Proses SIR 10 ... V-3 5.5. Waktu Proses SIR 5 ... V-3 5.6. Waktu Set-up pada Setiap Stasiun Kerja ... V-4 5.7. Penilaian Rating Factor Operator ... V-5 5.8. Perhitungan Allowance Masing-masing Work Center ... V-6 5.9. Uji Keseragaman Data SIR 5 pada WC I ... V-10 5.10. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data ... V-12 5.11. Uji Kecukupan Data SIR 5 pada WC I ... V-13 5.12. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data ... V-14 5.13. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Standar ... V-15 5.14. Rekapitulasi Perhitungan Total Waktu Proses ... V-17 5.15. Waktu Penyelesaian Job pada Setiap Stasiun Kerja ... V-18


(17)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.16. Rekapitulasi Perhitungan Makespan Awal ... V-19 5.17. Perhitungan Makespan Iterasi I ... V-22 5.18. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk Ti = 100 ... V-23

5.19. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk Ti= 95 ... V-24

5.20. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk Ti= 90,25 ... V-26

5.21. Rekapitulasi Nilai Makespan dari Iterasi Suhu 90,25 ... V-28 5.22. Perhitungan Makespan pada Urutan Job Terbaik ... V-29 7.1. Perbandingan Urutan Job dan Makespan Algoritma Simulated

Annealing dengan Metode FCFS pada Karet Remah ... VII-2

7.2. Data Order pada Produk SIR 5, 10 dan 20 ... VII-5 7.3. Perhitungan Data Order dengan Aturan SPT ... VII-5 7.4. Perhitungan Data Order dengan Aturan EDD ... VII-6 7.5. Hasil Perhitungan Aturan EDD Pengurangan Order Ke 3 ... VII-7 7.6. Hasil Perhitungan Aturan EDD Pengurangan Order Ke 4 ... VII-7 7.7. Hasil Perhitungan Aturan EDD Pengurangan Order Ke 6 ... VII-8 7.8. Rekapitulasi Order Aturan EDD ... VII-8 7.9. Hasil Perhitungan dengan Aturan Critical Ratio (CR) ... VII-9 7.10. Hasil Pengurutan Order dari Perhitungan Aturan Critical Ratio .. VII-9 7.11. Hasil Perbandingan Aturan-aturan Sequencing ... VII-10 7.12. Perbandingan Pengambilan Keputusan Manual dengan


(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Hadi Baru. ... II-3 2.2. Blok Diagram Uraian Proses Produksi Crumb Rubber ... II-20 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-1 4.2. Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-3 4.3. Flowchart Perhitungan Waktu Standar ... IV-7 4.4. Flowchart Algoritma Simulated Annealing ... IV-9 4.5. Blok Diagram Perancangan Sistem ... IV-10 4.6. Blok Daigram Sistem Database Terstruktur dengan Tools

SADT ... IV-11 5.1. Peta Kontrol SIR 20 Hankook Tire Co.Ltd pada WC I ... V-11 5.2. Grafik Simulated Annealing pada Setiap Iterasi Suhu 90,25 .... V-27 6.1. Struktur Sistem ... VI-3 6.2. Context Diagrams ... VI-7 6.3. Data Flow Diagrams Level 0 ... VI-8 6.4. Data Flow Diagrams Level1 ... VI-8 6.5. Data Flow Diagrams Level 2 ... VI-9 6.6. Data Dictionary D-1 ... VI-10 6.7. Data Dictionary D-2 ... VI-10 6.8. Data Structure Diagrams Antar Data Store ... VI-11 6.9. Data Access Diagrams Antar Data Store ... VI-12 6.10. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 1.0... VI-13


(19)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

6.11. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 2.0... VI-13 6.12. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.0... VI-14 6.13. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.1... VI-14 6.14. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.2... VI-15 6.15. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.2.1... VI-15 6.16. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.2.2... VI-16 6.17. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.2.3... VI-16 6.18. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.2.4... VI-17 6.19. Dokumentasi Minispesifications untuk Proses 3.2.5... VI-17 6.20. Worksheet Filter Produksi... VI-18 6.21. Worksheet Gantt Chart ... VI-19 6.22. Form Login ... VI-20 6.23. Form Pendahuluan ... VI-20 6.24. Worksheet Penjadwalan Produksi (Penjadwalan Produksi

Simulated Annealing ... VI-21 6.25. Worksheet Penjadwalan Produksi (Penjadwalan Produksi

FCFS) ... VI-22 6.26. Data Produksi dalam Database untuk Faktur ... VI-23 6.27. Data Produksi dalam Database untuk Customer ... VI-23 6.28. Data Produksi dalam Database untuk Pesanan Produksi ... VI-24


(20)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

7.1. Hasil Penjadwalan Produksi Awal ... VII-13 7.2. Hasil Penjadwalan Produksi Algoritma Simulated Annealing .. VII-13 7.3. Hasil Penjadwalan Produksi Aturan Sequencing SPT, EDD

dan CR ... VII-14 7.4. Tampilan Implementasi Rancangan Sistem Pendukung

Keputusan Penjadwalan Produksi ... VII-15 7.5. Tampilan Gantt Chart Tidak Adanya Kedatangan Order ... VII-16 7.6. Tampilan Gantt Chart Adanya Kedatangan Order ... VII-17 7.7. Tampilan Penjadwalan Produksi FCFS pada Kode Customer

C-027 Sampai C-031 ... VII-18 7.8. Tampilan Penjadwalan Produksi Simulated Annealing pada

Kode Customer C-027 Sampai C-031 ... VII-18 7.9. Tampilan Keputusan Pesanan dapat Diolah ... VII-19 7.10. Tampilan Keputusan Pesanan Ditunda ... VII-19


(21)

ABSTRAK

Pada perusahaan yang berbasis job order, jadwal produksi sangat menentukan kepuasan customer dalam mewujudkan penyerahan order yang tepat waktu demikian halnya pada PT Hadi Baru yang bergerak dalam bidang pengelola karet remah (crumb rubber) dari bahan baku koagulum lateks berdasarkan pesanan (job order). Perusahaan selalu menyetujui pesanan tanpa meninjau sumber daya yang tersedia sehingga kadang menimbulkan kegagalan dalam memenuhi pesanan sesuai dengan batas waktu. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan alat bantu analisis dan penjadwalan sebagai pendukung terhadap pengambilan keputusan yang lebih efektif. Alat bantu analisis dan penjadwalan dirancang dalam bentuk worksheet aplikasi Excel 2007. Perancangan aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan SADT (Structured Analysis and Design Technique) untuk pencatatan, perekaman, analisis, dan optimasi dengan Simulated Annealing. Hasil pembuatan worksheet aplikasi sebagai sistem pendukung keputusan ditunjukkan oleh fungsinya memberikan keputusan terhadap pesanan yang datang, yaitu pesanan dapat dipenuhi dan pesanan tidak dapat dipenuhi.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Simulated Annealing, Metode Penjadwalan, First Come First Served, Structured Analysis and Design Technique (SADT)


(22)

ABSTRAK

Pada perusahaan yang berbasis job order, jadwal produksi sangat menentukan kepuasan customer dalam mewujudkan penyerahan order yang tepat waktu demikian halnya pada PT Hadi Baru yang bergerak dalam bidang pengelola karet remah (crumb rubber) dari bahan baku koagulum lateks berdasarkan pesanan (job order). Perusahaan selalu menyetujui pesanan tanpa meninjau sumber daya yang tersedia sehingga kadang menimbulkan kegagalan dalam memenuhi pesanan sesuai dengan batas waktu. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan alat bantu analisis dan penjadwalan sebagai pendukung terhadap pengambilan keputusan yang lebih efektif. Alat bantu analisis dan penjadwalan dirancang dalam bentuk worksheet aplikasi Excel 2007. Perancangan aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan SADT (Structured Analysis and Design Technique) untuk pencatatan, perekaman, analisis, dan optimasi dengan Simulated Annealing. Hasil pembuatan worksheet aplikasi sebagai sistem pendukung keputusan ditunjukkan oleh fungsinya memberikan keputusan terhadap pesanan yang datang, yaitu pesanan dapat dipenuhi dan pesanan tidak dapat dipenuhi.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Simulated Annealing, Metode Penjadwalan, First Come First Served, Structured Analysis and Design Technique (SADT)


(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama dari setiap perusahaan. Untuk itu perusahaan harusnya dapat memberikan kepastian bagi customer bahwa order yang mereka inginkan dapat diselesaikan tepat waktu.

PT Hadi Baru merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan karet remah (crumb rubber). Jenis produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah SIR 5, SIR 10 dan SIR 20 yang masing-masing memiliki kualitas yang berbeda-beda. Kegiatan produksi pada perusahaan ini adalah berdasarkan pesanan (make-to-order).

PT. Hadi Baru menerima pesanan dalam periode dua bulan sekali. Saat pesanan datang, perusahaan biasanya menyetujui transaksi tanpa meninjau terlebih dahulu sumber daya yang tersedia. Perusahaan juga mengerjakan pesanan menurut kebijakan pimpinan bagian produksi tanpa melakukan analisis dan penjadwalan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan pengiriman. Cara ini dapat menimbulkan kegagalan perusahaan dalam memenuhi pesanan sesuai dengan batas waktu yang disepakati, di samping kemungkinan harus mengadakan kerja lembur (overtime) pada saat pekerjaan menumpuk atau mendesak.


(24)

Untuk mencegah terjadinya keterlambatan produksi, kegagalan pemenuhan order dan kerja lembur pada PT Hadi Baru, perlu dirancang suatu sistem pendukung keputusan penjadwalan produksi. Sistem pendukung keputusan ini diharapkan mampu menjawab permasalahan penerimaan pesanan dan penjadwalan yang dihadapi oleh divisi produksi dalam mengambil keputusan menerima atau menolak order yang masuk dengan due date yang ditentukan yang disesuaikan dengan kapasitas aktual mesin pada lantai produksi. Sistem pendukung keputusan yang dimaksud adalah perangkat lunak aplikasi (software) yang berfungsi untuk menyediakan informasi kesanggupan/kelayakan memenuhi pesanan dan alternatip jadwal pelaksanaan order yang optimal.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dan kasus kegagalan pemenuhan pesanan pada PT. Hadi Baru, permasalahan perusahaan yang diangkat pada penelitian ini menyangkut dengan pengambilan keputusan penerimaan pesanan yang tidak berdasarkan analisis dan penjadwalan. Untuk itu maka diperlukan pengembangan sistem pendukung yang efektip terhadap pengambilan keputusan penerimaan pesanan berdasarkan penjadwalan produksi dengan

simulated annealing.


(25)

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan rancangan sistem pendukung keputusan dalam bentuk worksheet aplikasi yang dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan terhadap pesanan yang datang dari konsumen.

Pencapaian tujuan ini diwujudkan dengan tahapan penelitian sebagai berikut :

1. Pengembangan penjadwalan produksi dengan menggunakan algoritma

simulated annealing.

2. Perancangan model sistem pendukung keputusan pemenuhan pesanan. 3. Pembuatan work sheet aplikasi analisis dan penjadwalan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yakni:

1. Manfaat bagi mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah di lapangan dan menambah keterampilan dan pengalaman dalam menganalisis masalah serta memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja.

b. Mahasiswa mempelajari dan menguasai sitem pendukung keputusan yang dirancang dapat bermanfaat sebagai sarana pengambilan keputusan yang efektif dan efisien terhadap transaksi yang dilakukan perusahaan dengan konsumen.


(26)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk memakai software dalam mengambil keputusan keputusan menerima atau menolak order yang masuk.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Menjadi tambahan literatur yang dapat dijadikan referensi bagi semua pihak yang ingin mengetahui aplikasi dari Sistem Pendukung Keputusan untuk menyusun Penjadwalan Produksi.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Perangkat lunak aplikasi (software) analisis dan penjadwalan dirancang dengan menggunakan worksheet Microsoft Office Excel.

2. Hasil rancangan aplikasi ditujukan untuk penggunaan terbatas pada bagian pelayanan pesanan pada bagian penjualan/pemasaran.

3. Perancangan aplikasi terbatas untuk fungsi analisis dan penjadwalan dari segi penggunaan kapasitas dan waktu.

4. Pengolahan data dalam penjadwalan produksi menggunakan metode FCFS dan metode algoritma simulated annealing.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Semua mesin dan peralatan yang digunakan pada proses produksi dalam kondisi tidak rusak.

2. Operator dianggap telah menguasai pekerjaannya dalam proses produksi. 3. Keadaan perusahaan tidak berubah selama penelitian.


(27)

4. Metode kerja yang dilaksanakan di lantai produksi merupakan metode kerja yang telah sesuai dengan standar dari perusahaan.


(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Hadi Baru merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan karet. Perusahaan tersebut berdiri pada tanggal 1 Agustus 1964 dengan akte No.97/HB/1961 tertanggal 17 Januari 1961 dengan nama Perusahaan Dagang dan Perindustrian Hadi disingkat PT. Hadi. Sejak tanggal 3 Oktober 1963 terjadi perubahan pengurusan dari pemegang saham dengan akte No.55. Lalu terjadi lagi perubahan pengurus serta anggaran dasar melalui akte No.29 di hadapan notaris Panusunan Batubara, SH, pada tanggal 18 Januari 1964, nama perusahaan menjadi PT. Hadi Baru dan telah didaftarkan pada departemen kehakiman No. J.A. 5/19/8 tanggal 29 Januari 1964 dan diumumkan dalam lembaran berita Negara Republik Indonesia No.37 tanggal 8 Mei 1964.

Sejak hal tersebut, perusahaan bergerak dalam proses remilling, yaitu pengolahan getah karet menjadi berbentuk lembaran-lembaran (remilled brown

crape). Pada tahun 1972 status perusahaan disahkan menjadi swasta nasional

(PMDN) dan produksinya berubah dari remilling menjadi crumb rubber (karet remah) dengan mutu Standar Indonesia Rubber (SIR), setelah mendapat izin dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia dengan surat keputusan No. 288/Kp/1970 tertanggal 14 september 1970.

PT. Hadi Baru bergerak di bidang ekspor. Negara-negara yang menjadi tujuan pengiriman dari perusahaan tersebut adalah Amerika serikat, China, India


(29)

dan Eropa. Amerika serikat merupakan Negara dengan jumlah pengiriman karet terbesar yaitu sekitar 40 %.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Hadi Baru bergerak di bidang usaha manufaktur penghasil crumb


(30)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) 3.1.1. Definisi1

Little (1970) mendefinisikan Decision Support System (DSS) sebagai “sekumpulan prosedur berbasis model untuk pemrosesan data dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan.”

Bonczek, dkk (1980) mendefinisikan DSS sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi : sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen DSS lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada DSS entah sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).

3.1.2. Klasifikasi Sistem Pendukung Keputusan2

Holsapple dan Whinston (1996) mengklasifikasikan DSS menjadi enam kerangka kerja : DSS berorientasi-teks, DSS berorientasi-database, DSS

1

Burstein, Frada, dan Clyde W, Holsapple. 2008. Handbook on Decision Support System 1. Hal 50-55

2


(31)

berorientasi-spreadsheet, DSS berorientasi-solver, DSS berorientasi-aturan (rule), dan DSS gabungan (compound DSS).

1. DSS Berorientasi-Teks

Informasi (meliputi data dan pengetahuan) sering disimpan dalam format teks dan harus diakses oleh pengambil keputusan. Dengan demikian, adalah penting untuk menyajikan dan memproses dokumen dan fragmen teks secara efektif dan efisien. DSS berorientasi teks mendukung pengambil keputusan dengan secara elektronik melacak informasi yang disajikan secara teks yang dapat memengaruhi keputusan. DSS tersebut memungkinkan dokumen-dokumen dibuat secara elektronik, direvisi, dan dilihat ketika diperlukan. Teknologi informasi seperti imaging dokumen berbasis-web, hypertext, dan agen cerdas dapat digabungkan ke dalam aplikasi DSS berorientas-teks. Ada banyak aplikasi DSS berorientasi-teks, di antaranya adalah sistem manajemen dokumen elektronik, manajemen pengetahuan, content manajemen isi, dan sistem aturan bisnis. Sistem manajemen isi (CMS) digunakan untuk mengelola materi yang dikirim pada situs web. Konsistensi, kontrol versi, akurasi, dan navigasi yang benar ditangani langsung oleh sistem.

2. DSS Berorientasi-Database

Pada DSS ini, database organisasi punya peran penting dalam struktur DSS. Generasi awal dari DSS berorientasi-database terutama menggunakan konfigurasi database relasional. Informasi ditangani oleh database relasional cenderung sangat bervolume, deskriptif, dan sangat terstruktur. DSS berorientasi-database bercirikan pembuatan laporan yang baik dan kapabilitas


(32)

query. Hendricks (2002) menjelaskan bagaimana pemerintah Belanda menyediakan manajemen properti berbasis-web untuk pengambilan keputusan cerdas. Sistem terutama berorientasi-database dan membantu agen pemerintah melalui standar dan database GIS dengan menggunakan properti portofolionya secara efektif.

3. DSS Berorientasi-Spreadsheet

Spreadsheet merupakan sistem pemodelan yang memungkinkan pengguna mengembangkan model-model untuk mengeksekusi analisis DSS. Model ini tidak hanya membuat, melihat, dan memodifikasi pengetahuan prosedural, tetapi juga mengintruksikan sistem untuk mengeksekusi intruksi self-contained mereka (macro). Spreadsheet digunakan secara luas pada DSS yang dikembangkan oleh pengguna akhir. Alat pengguna akhir yang paling populer untuk mengembangkan DSS adalah Microsoft Excel. Excel memasukkan puluhan paket statistik, pake pengembangan linier (solver), dan banyak model ilmu manajemen dan keuangan.

4. DSS Berorientasi-Solver

Solver adalah suatu algoritma atau prosedur yang ditulis sebagai suatu program komputer untuk melakukan komputasi tertentu untuk memecahkan suatu tipe masalah tertentu. Contoh-contoh solver dapat berupa prosedur kuantitas pesanan ekonomis untuk menghitung kuantitas pesanan optimal atau rutin regresi linier untuk menghitung suatu tren. Solver dapat diprogram secara kormesial dalam perangkat lunak pengembangan. Sebagai contoh, Excel, memasukkan beberapa solver powerful – function dan


(33)

procedure – yang memecahkan sejumlah masalah bisnis. Pembangun DSS dapat menggabungkan beberapa solver ketika membuat aplikasi DSS. Solver dapat ditulis dalam suatu bahasa pemrograman seperti C++, solver dapat ditulis secara langsung atau dapat menjadi alat add-in pada sebuah spreadsheet atau dapat di-embedded pada suatu bahasa pemodelan khusus, seperti Lingo. Solver yang lebih kompleks, seperti pemrograman linier, yang digunakan untuk optimisasi, tersedia secara komersil dan dapat digabungkan pada sebuah DSS.

5. DSS Berorientasi-Aturan

Komponen pengetahuan dari DSS yang lebih dijelaskan sebelumnya mencakup aturan prosedural maupun inferensial (reasoning), sering pada suatu format sistem pakar. Aturan ini bisa jadi kualitatif atau kuantitatif, dan komponen seperti itu dapat menggantikan atau diintegrasikan dengan model kualitatif. Sebagai contoh, Bishop (1991) menjelaskan integrasi sebuah implementasi algoritma penugasan (suatu bentuk pemrograman linier) dengan sistem pakar seperti ini untuk mengarahkan kembali pesawat terbang yang sedang terbang, kru pesawat, dan penumpang pada saat hub utama bandar udara ditutup.

6. DSS Gabungan

DSS gabungan (compound DSS) adalah suatu sistem hibrid yang meliputi dua atau lebih dari lima struktur dasar yang telah dijelaskan sebelumnya.


(34)

3.1.3. Metode Pengembangan Sistem Aplikasi dengan SADT3

Pengembangan sistem aplikasi bertujuan untuk menjamin agar sistem yang akan dikembangkan benar-benar mencerminkan kebutuhan pemakai. SADT, singkatan dari Structured Analysis and Design Technique. SADT merupakan metodologi pengembangan sistem terstruktur yang dikembangkan oleh D. T. Ross selama tahun 1969 sampai 1973. SADT kemudian didukung dan dikembangkan lebih lanjut oleh SofTech Corporation sejak tahun 1974.

SADT memandang suatu sistem terdiri dari dua hal sebagai berikut : Benda (objek, dokumen, data) dan Kejadian/Event (kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau perangkat lunak). Di samping itu, SADT menggunakan dua macam diagram, yaitu diagram kegiatan (activity diagram) yang disebut dengan actigrams (juga digunakan dalam pendekatan berorientasi-proses) dan diagram data (data diagram) yang disebut dengan datagrams (juga digunakan dalam pendekatan berorientasi-data/objek).

Sebagai metodologi pengembangan sistem terstruktur, SADT menganut konsep dekomposisi, yaitu menggambarkan terlebih dahulu sistem secara utuh (whole system) sebagai tingkat tertinggi (top level) dan memecahnya menjadi lebih rinci. Pemecahan sistem menjadi lebih rinci menggunakan beberapa tools, yaitu4 :

3

Suryadi, Kadarsah, dan Ali Ramdhani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan, Suatu Wacana

Stuktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Hal 58-70

4

FitzGerald, Jerry, dan Ardra FitzGerald. 1987. Fundamentals of System Analysis, Using


(35)

1. Context Diagrams

Tahap permulaan dari analisis terstruktur adalah Context Diagrams (CD). CD dibangun untuk menunjukkan level tertinggi dari sistem. CD menyediakan sebuah tinjauan dalam daerah studi dan entitas eksternal dengan hubungannya melalui aliran data. Daerah studi ditandai dengan sebuah lingkaran, entitas eksternal ditandai dengan persegi, dan aliran data adalah garis dengan ujung panah yang menunjukkan arah dari aliran data. Aliran data antara entitas eksternal tidak ditunjukkan pada CD karena termasuk eksternal terhadap daerah studi.

2. Data Flow Diagrams

Data Flow Diagrams (DFD) merupakan sebuah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan aliran data ke, dari, dan dalam sistem tersebut, memroses fungsi yang mengubah data dalam beberapa perlakuan, dan penyimpanan data. DFD merupakan sebuah jaringan dari fungsi sistem yang berhubungan (pemrosesan data) yang mengenali darimana informasi (data) diterima (input) dan kemana dikirimkan (output).

3. Data Dictionary

Data Dictionary (DD) adalah dokumentasi yang mendukung DFD. DD berisi semua istilah dan definisinya untuk aliran data dan penyimpanan data yang berhubungan terhadap sebuah sistem yang spesifik. Tujuan dari DD adalah menentukan isi dari aliran data dan penyimpanan data, dengan pengecualian terhadap proses yang ditentukan secara terpisah melalui penggunaan deskripsi


(36)

proses. DD dibutuhkan karena, ketika DFD berguna untuk memahami apa yang terjadi, pemahaman penuh terhadap DFD tidak mungkin hingga diketahui maksud dari beragam istilah (aliran data) yang digunakan. Dan juga, beberapa metode harus dimiliki untuk mencegah pemanggilan aliran data atau penyimpanan data yang sama dengan dua nama yang berbeda (sinonim) ataupun dua aliran data yang berbeda dengan nama yang sama (homonim). Dengan kata lain, DD penting untuk memberikan konsistensi. 4. Data Structure Diagrams

Tahapan selanjutnya adalah mengorganisir struktur data untuk penggunaan. Pengorganisir struktur data ke dalam sebuah model yang menunjukkan objek dan hubungannya terhadap semua data yang tersimpan dalam sistem. Data Structure Diagrams (DSD) menunjukkan bagaimana suatu data simpanan berhubungan dengan data simpanan lainnya. Tujuan DSD adalah menunjukkan hubungan akses data di antara beragam struktur data. Dengan kata lain menunjukkan bagaimana suatu struktur data dapat mengakses elemen data yang terkandung dalam struktur data lainnya.

5. Data Access Diagrams

Data Access Diagrams (DAD) digunakan untuk menggambarkan representasi yang lebih rinci dari masing-masing struktur data, hubungan korespondensi antar struktur data dan jalur akses di antaranya.

6. Minispesifications

Minispesifications menentukan aturan kebijakan yang memerintahkan proses dari transformasi data. Tujuan dalam minispesifications adalah untuk


(37)

mengurangi ambiguitas, memperjelas deskripsi mengenai apa yang diselesaikan, memastikan semua proses memiliki input dan output, menggunakan nama yang valid, dan menggambarkan isi serta transformasi dari input dan output data.

3.2. Fitur Spreadsheet untuk Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)5

3.2.1. Software Spreadsheet

Software spreadsheet elektronik yang pertama, VisiCalc, diperkenalkan pada tahun 1978 untuk Komputer Apple (Power 2006). Fitur dari program awal ini termasuk pemasukan data (data entry) dan kalkulasi akuntansi dasar. Pada tahun 1983, Lotus 1-2-3 diperkenalkan untuk PC IBM, dengan menggunakan Intel. Software ini memperbaiki yang sebelumnya dengan menawarkan penambahan fitur grafik dan database. Kemudian, Microsoft Excel diperkenalkan (untuk Apple pada tahun 1985 dan untuk Windows pada tahun 1987). Pada saat itu, Excel menyediakan interface pengguna yang dikembangkan dibandingkan dengan pendahulunya dan mulai menambah fitur lainnya. Software tersebut secara bertahap diperbaiki untuk meliputi fitur analisis what-if (seperti mencari tujuan). Banyak fitur GUI yang ditambahkan kemudian. Fitur ini termasuk pilihan pemasukan data yang berbeda (seperti alat validasi) dan fitur form dasar dihadirkan dalam toolbar yang sederhana dimana menempatkan kontrol secara langsung pada spreadsheet tanpa pengkodean berlanjut. Kemudian, alat analisis

5


(38)

yang lebih maju dikembangkan seperti solver Sistem Frontline. Setelah itu, alat-alat lain, seperti alat-alat simulasi seperti Crystal Ball dan @RISK, tersedia. Sekarang ini, editor pemrograman tersedia untuk kebanyakan software spreadsheet untuk menyediakan fitur yang lebih maju dan pilihan pengembangan GUI.

Spreadsheet Microsoft Excel telah menjadi salah satu paket software yang paling terkenal dalam dunia bisnis, begitu juga dengan sekolah bisnis dan sekolah insinyur yang telah mengembangkan beberapa pelajaran pemodelan spreadsheet berbasis Excel yang terkenal. Pendidik ilmu manajemen menyatakan “spreadsheet menjadi kendaraan pengiriman dasar untuk teknik pemodelan kuantitatif” (Ragsdale 2001). Sebuah aplikasi spreadsheet memiliki fungsi untuk menyimpan dan mengorganisir data, menjalankan beragam kalkulasi, dan menggunakan paket tambahan, yang disebut add-in, untuk analisis dan pemecahan masalah lebih lanjut. Paket-paket software ini biasanya mudah dipelajari dan menyediakan fitur dasar dan lanjut untuk beragam aplikasi.

3.3. Pengukuran Waktu (Time Study)6

Pengukuran kerja yang dimaksud di sini adalah pengukuran waktu kerja (time

study), adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh

seorang operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Tujuan pokok dari aktivitas ini dengan sendirinya akan berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu baku (standard time). Secara historis dijumpai dua

6


(39)

macam pendekatan di dalam menentukan waktu baku ini, yaitu pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari atas ke bawah (top-down).

Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dimulai dengan mengukur waktu dasar (basic time) dari suatu elemen kerja, kemudian menyesuaikannya dengan tempo kerja (rating performance) dan menambahkannya dengan kelonggaran-kelonggaran waktu (allowances time) seperti halnya dengan kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah, kebutuhan personal, dan antisipasi terhadap delays. Pendekatan dengan model dari atas ke bawah (top-down) banyak digunakan dalam labor-contracts. Sedangkan, pendekatan bottom-up akan lebih sering digunakan untuk menghitung atau menetapkan waktu baku. Untuk menjelaskan prosedur penentuan waktu baku dengan pendekatan bottom-up, maka terlebih dahulu perlu dipahami beberapa definisi seperti berikut:

1. Waktu normal (normal time) ialah waktu yang diperlukan untuk seorang operator yang terlatih dan memiliki keterampilan rata-rata untuk melaksanakan suatu aktivitas dibawah kondisi dan tempo kerja normal. Waktu normal di sini tidak termasuk waktu longgar yang diperlukan untuk

fatigue, personal needs ataupun delay yang diperlukan bilamana kegiatan

kerja tersebut harus dilaksanakan dalam waktu sehari penuh (8 jam/hari). 2. Tempo kerja normal (normal pace) merupakan tempo kerja atau performans

kerja yang ditunjukkan oleh seorang operator yang memiliki keterampilan rata-rata, terlatih baik dan dengan kesadaran tinggi bekerja secara normal (tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu lambat) selama 8 jam/hari (1 shift kerja).


(40)

3. Waktu pengamatan (actual time) adalah waktu pengamatan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran waktu yang diperlukan seorang operator untuk menyelesaikan sebuah aktivitas atau elemen kerja.

4. Kelonggaran waktu (allowances time) merupakan sejumlah waktu yang harus ditambahkan dalam waktu normal (normal time) untuk mengantisipasi terhadap kebutuhan-kebutuhan waktu guna melepaskan lelah (fatigue), kebutuhan-kebutuhan yang bersifat pribadi (personal needs) dan kondisi-kondisi menunggu/menganggur baik yang bisa dihindarkan ataupun tidak bisa dihindarkan (avoidable or anavoidable delays).

5. Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standar sudah mencakup kelonggaran waktu (allowance time) yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan.

Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu dibagi ke dalam dua bagian yaitu:

1. Pengukuran waktu secara langsung (direct time study)

Pengukuran ini dilaksanakan secara langsung yaitu kegiatan pangamatan/pengukuran untuk memperoleh data pengamatan harus dilaksanakan secara langsung pada tempat kegiatan yang ingin diukur. Misalnya pengukuran kerja dengan jam henti (stopwatch time study) dan sampling kerja (worksampling).


(41)

2. Pengukuran secara tidak langsung (indirect time study)

Pada pengukuran ini tidak perlu dilakukan time study secara mendetail untuk setiap aktivitas yang harus dilaksanakan, melainkan cukup dilakukan time

study secara detail sekali dan kemudian data mengenai elemen-elemen

aktivitas tersebut dicatat, dihitung, dan disimpan dalam sebuah standard data file. Kemudian dilain kesempatan bilamana dijumpai suatu kegiatan lain tetapi memiliki unsur-unsur elemen aktivitas yang sama dengan yang distandardkan tersebut, maka peneliti tinggal mengambil dan mengaplikasikannya langsung dari data yang dimiliki.

3.3.1. Pengukuran Waktu dengan StopwatchTime Study (Jam Henti)7

Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini banyak dipakai karena kesederhanaan aturan-aturan yang dipakai dalam pelaksanaannya. Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Selain itu terdapat tahapan yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran yang perlu diikuti antara lain:

1. Penetapan tujuan pengukuran

Dalam pengukuran waktu, hal-hal yang penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan dan berapa tingkat ketelitian dan keyakinan. Tingkat ketelitian (degree of accuracy)

7


(42)

menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Tingkat keyakinan (level of confidence) menunjukkan seberapa besar keyakinan si pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Jadi tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% berarti bahwa penyimpangan hasil pengukuran dari hasil sebenamya maksimum 5% dan kemungkinan berhasil mendapatkan hasil yang demikian adalah 95%. Dengan kata lain, jika pengukur sampai memperoleh hasil yang demikian diizinkan paling banyak 5% dari jumlah keseluruhan hasil pengukuran.

2. Melakukan penelitian pendahuluan

Pada langkah ini yang dilakukan adalah untuk mengetahui kondisi pekerjaan dan metode kerja yang digunakan.

3. Memilih operator

Pemilihan operator tidak bisa dilakukan dengan hanya langsung mengambil operator yang ada, tetapi haruslah operator yang berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

4. Melatih operator

Melatih operator dibutuhkan, bilamana dalam pengukuran digunakan metode kerja yang baru.

5. Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaan

Pada langkah ini, pekerjaan dipecah menjadi elemen-elemen pekerjaan. 6. Menyiapkan alat-alat pengukuran


(43)

Alat-alat yang perlu disiapkan antara lain, stopwatch, lembar pengamatan, alat tulis dan papan tulis.

Setelah melakukan pengukuran, maka dilakukan beberapa langkah berikut: 1. Uji keseragaman data

Uji ini dilakukan dengan cara statistik, dimana ditentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah dari data dengan menggunakan rumus:

σ k x

BKA= + BKB=xkσ

Dimana, k = Angka deviasi standard untuk x yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan (confidence level) yang diambil, dimana k diperoleh dari nilai z pada tabel distribusi normal, misalnya apabila tingkat keyakinan 95% (0,95), maka nilai z yang dihasilkan adalah 1,96 ≈ 2.

Rumus untuk menghitung harga rata-rata dan standar deviasi (σ) adalah:

N x

x=

i

dan 1

) ( 2 − − =

N x xi σ

Dimana, x = Harga rata-rata

N = Jumlah pengamatan yang dilakukan. 2. Uji kecukupan data

Uji ini dilakukan dengan cara statistik, dimana dapat diketahui apakah data yang diukur sudah cukup atau tidak dengan menggunakan rumus:

( )

2

2 2 / '           =

xi xi xi N s k N


(44)

Dimana, k adalah besarnya nilai z pada tabel normal berdasarkan tingkat kepercayaan penelitian, sedangkan s adalah tingkat ketelitian.

3. Hitung waktu normal

Perhitungan waktu normal, menggunakan persamaan berikut: Wn = Wt x Rf

Dimana : Wn = Waktu normal Wt = Waktu terpilih

Rf = Ratingfactor

Waktu normal diperoleh dengan mempertimbangkan rating factor operator, yaitu tingkat perbandingan performansi/kinerja seorang operator dengan konsep operator normal.

4. Hitung waktu standar

Perhitungan waktu standar, menggunakan persamaan berikut:

Standard Time = normal time x 100 (%)

100 allowance

Sedangkan, waktu standar diperoleh dengan mempertimbangkan allowance operator, yaitu kelonggaran yang dapat diberikan kepada operator.

3.3.2. Penilaian Performance Kerja

Rating factor adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan

bekerja dari seorang operator dengan kecepatan kerja normal menurut ukuran peneliti/pengamat. Dari faktor ini dapat dilihat bahwa:


(45)

1. Apabila operator dinyatakan terampil, maka rating factor akan lebih besar dari pada 1 (Rf > l).

2. Apabila operator bekerja lamban, maka rating factor akan lebih kecil dari 1 (Rf < l).

3. Apabila operator bekerja secara normal, maka rating factornya sama dengan 1 (Rf = 1). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin (operating atau machine time) maka waktu yang diukur dianggap waktu yang normal.

Ada 7 sistem penyesuaian yang sering dipergunakan, yaitu8

1. Skill dan Effort.

:

Di sini faktor yang diperhatikan adalah kecakapan dan usaha-usaha yang ditunjukkan oleh operator pada saat bekerja, juga mempertimbangkan kelonggaran (allowance) waktu lainnya.

2. WestinghouseSystemofRating.

Ada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yakni:

a. Skill (keterampilan). Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara

kerja yang ditetapkan secara psikologis.

b. Effort (usaha). Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau

operator ketika melakukan pekerjaannya.

c. Condition (kondisi kerja). Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya


(46)

d. Consistency (konsistensi). Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama.

3.3.3. Penetapan Kelonggaran (Allowance)9

Waktu normal untuk suatu elemen kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang memenuhi kualifikasi pekerjaan pada kecepatan normal. Walaupun demikian pada prakteknya operator tidak mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari tanpa ada interupsi sama sekali. Karena itu dibutuhkan kelonggaran dalam menyelesaikan pekerjaan yang sering disebut dengan allowance. Kelonggaran terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Fatique allowance (Menghilangkan kelelahan).

Kelelahan tercermin dari menurunnya hasil produksi baik pada jumlah maupun kualitas dari produk. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja dengan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar daripada normal, dan hal ini dapat menambah rasa fatique pada pekerja. Apabila hal ini berlangsung secara terus-menerus, maka pekerja akan mengalami kelelahan total dan anggota badan tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Hal ini jarang terjadi, karena berdasarkan pengalaman, pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya, sehingga gerakan-gerakan kerja yang lambat ditujukan untuk menghilangkan rasa fatique pada pekerja. Besarnya kelonggaran pada fatique allowance terdiri dari beberapa faktor yang berpengaruh, yakni: tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja,

9


(47)

gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperatur tempat kerja, keadaan atmosfer, dan keadaan lingkungan yang baik.

2. Personalallowance (Untuk kebutuhan pribadi).

Personal allowance adalah jumlah waktu yang diijinkan untuk memenuhi

kebutuhan pribadi. Yang termasuk kebutuhan pribadi di sini adalah minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, berbicara dengan rekan kerja untuk menghilangkan kejenuhan ataupun ketegangan dalam bekerja. Untuk pekerjaan di mana operator bekerja selama 8 jam perhari besamya allowance berkisar 2 - 2,5% di negara maju sedangkan di negara berkembang diberikan 5 - 15%.

3. Delay allowance (Hambatan-hambatan yang tidak dapat dihilangkan).

Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada di luar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya misalnya pemadaman aliran listrik oleh PLN. Bagi hambatan pertama jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya, sedangkan yang kedua harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karena itu harus tetap diperhitungkan dalam melakukan perhitungan waktu standar.

3.4. Defenisi Penjadwalan10


(48)

Defenisi penjadwalan secara umum dapat diartikan sebagai pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan. Permasalahan muncul apabila pada tahapan operasi tertentu beberapa atau seluruh pekerjaan itu membutuhkan stasiun kerja yang sama. Dengan dilakukannya pengurutan pekerjaan ini unit-unit produksi (resources) dapat dimanfaatkan secara optimum. Pemanfaatan ini antara lain dilakukan dengan jalan meningkatkan utilitas unit-unit produksi melalui usaha-usaha mereduksi waktu menganggur (idle time) dari unit-unit yang bersangkutan. Pemanfaatan lainnya dapat juga dilakukan dengan cara meminimumkan inprocess inventory melalui reduksi terhadap waktu rata-rata pekerjaan yang menunggu (antri) dalam baris antrian pada unit-unit produksi. Pengertian penjadwalan di atas tidak terbatas hanya untuk penjadwalanmesin saja sebagai faktor utama dalam penentuan penjadwalan tetapi meliputi unit-unit produksi (resources) yang berkaitan langsung pada proses produksi.

3.4.1. Aturan Prioritas

Aturan prioritas (priority rule) adalah aturan dalam penjadwalan produksi untuk menentukan job/pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Aturan prioritas ini digunakan untuk membantu menyusun penjadwalan dalam usaha mencapai tujuan penjadwalan, yaitu meminimasi keterlambatan, dan meningkatkan utilitas mesin. Beberapa aturan prioritas yang paling banyak digunakan antara lain sebagai berikut.

1. Acak (random) mengerjakan job secara urutan yang acak, job yang mana saja dapat diproses terlebih dahulu.


(49)

2. FCFS (First Come First Served) mengerjakan job sesuai dengan urutan waktu kedatangannya, yang datang lebih awal akan diproses terlebih dahulu.

3. SPT (Shortest Processing Time). Proses pengerjaan job dilakukan sesuai

dengan urutan waktu proses dari yang paling kecil.

4. EDD (Earliest Due Date). Urutan pengerjaan job dilakukan berdasarkan

dari batas waktu penyelesaiannya yang lebih kecil.

5. LPT (Longest Processing Time). Aturan ini bertolak belakang dengan SPT,

yaitu mengerjakan job berdasarkan urutan waktu proses dari yang paling besar atau yang paling lama.

6. CR (Critical Ratio). Aturan ini mengurutkan job-job dengan menghitung

waktu sisa sampai dengan batas waktu kerjanya.

3.4.2. Algoritma Simulated Annealing11

SimulatedAnnealing adalah suatu varian dari teknik Heuristic Search Hill

Climbing di mana variasi ini adalah kebalikan dari Stepest Hill Climbing. Ide

dasar simulated annealing terbentuk dari pemrosesan logam. Annealing (memanaskan kemudian mendinginkan) dalam pemrosesan logam ini adalah suatu proses bagaimana membuat bentuk cair berangsur-angsur menjadi bentuk yang lebih padat seiring dengan penurunan temperatur. Simulated Annealing biasanya digunakan untuk penyelesaian masalah yang mana perubahan keadaan dari suatu

11


(50)

kondisi ke kondisi yang lainnya membutuhkan ruang yang sangat luas, misalkan perubahan gerakan dengan menggunakan permutasi.12

Pada variasi ini state yang dipilih untuk diobservasi adalah state terendah (terkecil nilai bobotnya) atau dapat disebut sebagai lembah terendah. Varian ini disebut sebagai Simulated Annealing karena oleh penemunya, Kirk Patrick (1983), dimaksudkan untuk mensimulasikan proses Annealing, yaitu suatu proses fisika di mana suatu benda padat seperti logam akan meleleh dan kemudian secara bertahap akan mendingin sampai menjadi benda padat kembali. Menurut Kirkpatrick ada empat hal utama yang perlu diperhatikan dalam penggunaan SA untuk memodelkan suatu permasalahan, yakni:

1. Representasi yang akurat dari konfigurasi dalam suatu permasalahan.

2. Proses modifikasi, langkah acak atau perubahan apa yang harus dilakukan terhadap elemen-elemen konfigurasi untuk menghasilkan konfigurasi berikutnya.

3. Fungsi evaluasi atau fungsi objektif yang dapat menyatakan baik buruknya suatu solusi terhadap permasalahan.

4. Jadwal penurunan suhu dalam proses annealing dan berapa lama proses ini harus dilakukan.

Simulated Annealing merupakan salah satu metode pencarian acak yang

sangat baik, mensimulasikan proses annealing yang diobservervasi secara alami untuk mendapatkan konfigurasi optimal. Algoritma Simulated Annealing

12

Kusumadewi, Sri, Hari Purnomo. 2005. Penyelesaian Masalah Optimasi dengan Teknik-teknik


(51)

berdasarkan pada algoritma metropolis yang digunakan untuk mendapatkan konfigurasi equilibrium dari koleksi atom pada temperatur yang diberikan. Algoritmanya merupakan algoritma pencarian acak, tetapi tidak hanya menerima nilai obyektif yang selalu turun, melainkan terkadang menerima nilai obyektif yang naik juga. Namun solusi terbaik yang pernah dicapai selalu dicatat. 13Pada

simulated annealing, ada 3 parameter yang sangat menentukan, yaitu tetangga,

gain dan temperatur. Tetangga akan sangat berperan dalam membentuk perubahan pada solusi sekarang. Pembangkitan bilangan random akan berimplikasi adanya probabilitas. Kondisi terminasi pada algoritma SA dapat berupa dicapainya jumlah iterasi tertentu dimana tidak ada state baru yang diterima atau temperatur mencapai nilai tertentu yang telah ditetapkan.


(52)

BAB IV

METOLOGI PENELITIAN

4.1.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada unit produksi PT Hadi Baru yang beralamat di Jalan Medan-Binjai Km 16,75. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan 6 September hingga 5 Desember 2012.

4.2.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian optimasi dan simulasi, karena 14penelitian ini memberikan solusi optimal dan mensimulasikan terhadap variabel yang mempengaruhi permasalahan berdasarkan sistem parameter, 15

kejadian simulasi diskret dan kemudian mencari pemecahan terhadap masalah yang ditemukan.

4.2.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel penelitian yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (bebas). Variabel yang termasuk dalam kategori ini adalah

14

Michael C. Fu, dkk. Integrating Optimatization and Simulation : Research And Pratice. Proceeding of the 2000 Winter Simulation Conference

15

Michael C. Fu. Optimization for Simulation : Theory vs. Pratice. INFORMS Journal on Computing 2002 vol 14, No.3, Summer 2002 pp. 192-215


(53)

selang waktu dan tanggal penyelesaian pesanan. Variabel ini menunjukkan banyaknya pesanan yang dapat dipenuhi dari batas waktu penyelesaian pesanan yang telah ditetapkan.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel penelitian yang nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel yang termasuk dalam kategori ini yaitu :

a. Jumlah pesanan

Variabel ini menunjukkan banyaknya unit produk yang diminta oleh konsumen per periode dimana ukurannya dilihat dari satuan unit.

b. Waktu proses

Variabel ini menunjukkan waktu proses tiap work center.

4.3.Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk menyusun database yang dibutuhkan oleh sistem yang akan dirancang. Database mencakup pengukuran waktu untuk mendapatkan waktu standar (waktu baku) dari tiap stasiun kerja, rincian dari stasiun kerja dari segi jumlah mesin dan operator hingga faktor efisiensi dan utilitas.

Data yang digunakan dalam pemecahan masalah antara lain adalah sebagai berikut :


(54)

Data primer adalah data yang diperoleh melalui proses pengukuran dengan bantuan suatu instrumen. Data primer pada penelitian ini yaitu :

a. Waktu proses dan waktu setup pada tiap work center, diperoleh melalui pengukuran waktu, dimana instrumen yang digunakan adalah stopwatch.

b. Rating factor diperoleh melalui pengukuran yang diamati pada saat operator

sedang bekerja pada setiap stasiun kerja.

c. Faktor kelonggaran (allowance), diperoleh melalui pengamatan secara langsung pada saat operator sedang bekerja.

d. Kapasitas mesin, diperoleh melalui wawancara di PT Hadi Baru. e. Data stasiun kerja, diperoleh melalui wawancara di PT Hadi Baru.

2. Data Sekunder

Data sekunder bersumber dari dokumen perusahaan dan wawancara yang dapat diperoleh dari pihak manajemen di bagian produksi. Data sekunder pada penelitian ini yaitu :

a. Tipe dan spesifikasi produk. b. Data jumlah permintaan (order). c. Gambaran umum perusahaan. 3. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Observasi

Melakukan pengamatan langsung di objek penelitian untuk menggali segala informasi atau data yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah.


(55)

b. Studi Kepustakaan

Mempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah sehingga mendukung dalam pengerjaan tugas akhir ini. 4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah stopwatch dengan merek ROX-SW8-2008 (made in China) untuk mengukur waktu proses.


(56)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data 5.1.1. Data Order

Pengambilan data order dilakukan untuk periode 1 bulan, yaitu order yang dikerjakan selama bulan Oktober 2012 untuk jenis produk SIR 5, 10 dan 20.

5.1.2. Data Stasiun Kerja

Data stasiun kerja dalam penelitian ini berisikan data nama Work Center, jumlah mesin, jumlah operator, efesiensi dan utilitas. Faktor efesiensi dan utilitas didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan.

5.1.3. Data Waktu Proses Tiap Job

Pengukuran waktu proses pada tiap stasiun kerja didapat dari hasil pengukuran waktu menggunakan metode jam henti (stopwatch time study) dengan jumlah observasi (pengamatan) yang dilakukan adalah sebanyak 10 kali pengukuran.

5.1.4. Waktu Set-up

Dalam waktu set-up dinyatakan sebagai waktu persiapan mesin, yaitu menghidupkan dan memanaskan mesin.


(57)

5.1.5. Rating Factor Operator

Nilai rating factor (Rf) dilakukan terhadap operator yang bekerja secara manual dan operator yang bekerja dengan mesin.

5.1.6. Allowance Operator

Nilai allowance yang dilakukan terhadap operator pada masing-masing

Work Center.

5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Pengukuran Waktu 5.2.1.1.Uji Keseragaman Data

Pengumpulan data waktu proses yang telah dilakukan kemudian dilakukan pengujian keseragaman data. Uji keseragaman data dilakukan pada semua stasiun kerja guna untuk mengetahui apakah data waktu berada dalam batas kontrol BKA dan BKB (in control) atau diluar batas kontrol (out of control).

5.2.1.2.Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil dari lapangan telah mencukupi untuk digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Jika N’ < N, maka data cukup dan jika N’ > N, maka data tidak cukup.


(58)

Perhitungan waktu normal dipengaruhi oleh besarnya rating factor untuk setiap stasiun kerja.


(59)

BAB VI

PERANCANGAN SISTEM

6.1. Tinjuan Aplikasi dan Pengembangan Model 6.1.1. Deskripsi Sistem

Dalam deskripsi sistem ini akan dijelaskan kondisi sistem yang menjadi objek perancangan yaitu sistem pengambilan keputusan dalam penjadwalan produksi pada PT Hadi Baru.

PT Hadi Baru adalah salah satu perusahaan yang bergerak sebagai supplier karet remah (crumb rubber) bagi perusahaan lain. Sebagai perusahaan yang berbasis job order, PT Hadi Baru harus dapat menyelesaikan order yang diberikan

customer pada waktu yang telah ditentukan serta dengan spesifikasi yang

diinginkan customer. Untuk itu selain diperlukan sistem produksi yang mampu menghasilkan produk-produk yang diinginkan customer, juga diperlukan sistem jadwal yang baik.

Sistem awal pengambilan keputusan dimulai dari pesanan yang datang dari customer. Pesanan dapat berasal dari satu atau lebih konsumen. Bagian pemasaran menerima pesanan dari customer dan kemudian meneruskan kepada bagian produksi. Bagian produksi sebagai pihak pembuat keputusan menerima pesanan tanpa perencanaan penjadwalan terhadap pesanan tersebut.


(60)

Dalam sistem penjadwalan produksi terdapat beberapa entity yang berkaitan erat dengan proses perancangan keputusan yaitu:

1. Manajer Produksi, sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk menentukan jadwal produksi yang akan digunakan perusahaan. Manajer produksi akan melakukan kegiatan penjadwalan terhadap data-data order customer yang diterima dari bagian pemasaran berdasarkan data-data kemampuan produksi perusahaan.

2. Manajer Pemasaran, dalam sistem penjadwalan produksi berperan sebagai pihak yang melakukan negosiasi dengan customer mengenai order yang diberikan customer, serta menyerahkan data order tersebut pada manajer produksi agar dapat dilakukan kegaiatan penjadwalan produksi terhadap

order tersebut.

3. Staff Produksi, merupakan pihak yang memanfaatkan hasil sistem

penjadwalan produksi secara langsung dan menerapkan serta melaksanakan jadwal produksi yang dihasilkan pada tiap mesin di lantai produksi perusahaan. Selain itu, staff produksi juga berfungsi sebagai pemberi masukan tambahan mengenai kondisi aktual yang terjadi pada kemampuan produksi perusahaan.

4. Customer, adalah pihak yang memberikan order pada perusahaan, sehingga

berkepentingan dalam memberikan masukan mengenai spesifikasi order yang diinginkan, baik dalam hal jumlah, jenis produk hingga batas penyelesaian pengerjaan order.


(61)

BAB VII

HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1. Hasil Pengolahan Data

7.1.1. Perbandingan Makespan Algoritma Simulated Annealing dengan Metode First Come First Served (FCFS)

Parameter performansi digunakan untuk menentukan metode yang lebih baik untuk diterapkan pada perusahaan. Parameter performansi yang dapat digunakan antara lain :

1. Efficiency Index (EI), yaitu perbandingan antara metode usulan dengan

metode yang digunakan perusahaan, dirumuskan sebagai berikut :

EI =

( )

(usulan)

perusahaan

Makespan Makespan

Apabila EI = 1, maka kedua metode memiliki performance yang sama, bila EI < 1, maka metode usulan yang diberikan memiliki performance yang kurang baik dibanding dengan metode yang digunakan perusahaan, demikian juga sebaliknya nilai EI > 1, berarti metode usulan yang diberikan memiliki performansi yang lebih baik daripada metode yang digunakan perusahaan.

2. Relative Error (RE) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan

makespan yang dihasilkan oleh kedua metode, yang dapat dihitung sebagai

berikut : ( ) ( ) ( ) perusahaan metode usulan metode Makespan Makespan Makespan


(62)

7.1.2. Hasil Perbandingan Antara Aturan-aturan Sequencing Yang Lain Berdasarkan hasil makespan dan urutan jadwal dari metode FCFS sebagai salah satu aturan sequencing, maka dilakukan perbandingan dengan aturan

sequencing yang lain yaitu 16shortest processing time (SPT) dimana job dengan

waktu proses terpendek akan diproses lebih dahulu, earliest due date (EDD) dimana prioritas diberikan kepada job-job yang mempunyai tanggal batas waktu penyerahan (due date) paling awal dan critical ratio (CR) dimana prioritas utama pengerjaan tugas diberikan kepada tugas-tugas yang memiliki critical ratio yang paling kecil yang merupakan priority rules17bertujuan untuk menghasilkan urutan

job dan makespan dari waktu proses dan due date terhadap demand customer.

7.1.3.1.Pembahasan Dengan Aturan Shortest Processing Time (SPT)

Penjadwalan dengan aturan SPT (Shortest Processing Time) untuk meminimalkan rata-rata kelambatan. Langkah-langkah penjadwalan dengan aturan SPT adalah18

1. Urutkan pekerjaan berdasarkan waktu proses terkecil. :

2. Hitung waktu penyelesaian pekerjaan tersebut, yaitu total waktu proses sebelum pekerjaan ditambah dengan waktu proses pekerjaan itu sendiri.

3. Hitung keterlambatan masing-masing pekerjaan. 4. Hitung rata-rata keterlambatan

16

Ginting, Rosnani. 2009. Penjadwalan Mesin. Hal 19-56 17

Reid, Sanders. 2011. Operations Management. Hal 561

18

Hakim, Arman Hakin, Yudha Prasetyawan. 2008. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Hal.367


(63)

7.1.3.2. Pembahasan Dengan Aturan Earliest Due Date (EDD)

Penjadwalan dengan aturan earliest due date (EDD) bertujuan untuk meminimalkan kelambatan terbesar. Langkah-langkah penjadwalan dengan aturan

earliest due date adalah19

1. Buat aliran pekerjaan dari batas waktu terawal :

2. Lihat apakah pekerjaan terlambat, apabila tidak maka buat urutan sesuai EDD 3. Apabila terlambat, lihat perkerjaan yang pertama kali terlambat

4. Pilih waktu proses terlama

5. Hilangkan waktu terpilih tadi untuk pengaturan ulang

6. Tempatkan pekerjaan yang dihapuskan pada akhir penjadwalan

7.1.3.3. Pembahasan Dengan Aturan Critical Ratio (CR)

Penjadwalan dengan aturan critical ratio (CR) bertujuan untuk membandingkan antara waktu yang tersisa sebelum saat kirim dibagi dengan waktu proses. Jika nilai CR = 1 (berarti order sesuai jadwal), CR > 1 (berarti

order selesai lebih awal), dan CR < 1 (berarti order selesai terlambat). Rumus

perhitungan adalah :

CR = due date – date now / lead time remaining

7.2. Hasil dari Perancangan Sistem Pendukung Keputusan

Hasil perancangan dibuat berbasis spreadsheet dengan didukung Form

Control Macro Excel dan ActiveX Control Visual Basic Application dimana user


(64)

dapat mudah menggunakannya. Sistem pendukung keputusan yang dirancangan ini menghasilkan nilai dari proses penyelesaian manual dari penjadwalan produksi dengan cara mengkomputerisasikannya. Hasil yang diberikan dari perancangan sistem pendukung keputusan ini yaitu :

1. Total waktu penyelesaian order

Perancangan sistem ini melakukan proses perhitungan makespan (total penyelesaian order) dengan data order sebagai input. User dalam hal ini bagian produksi akan lebih mudah mengetahui waktu yang dibutuhkan order hingga siap diproduksi.

2. Urutan jadwal order

Perancangan sistem ini selain mendapatkan nilai makespan, juga mendapatkan hasil urutan jadwal order yang baik terhadap data order yang diproses. User dalam hal ini bagian produksi akan lebih mudah mengatur proses produksi dengan melihat urutan-urutan yang akan diproses.

3. Total kegiatan yang dilakukan dalam bentuk Gantt Chart

Perancangan sistem ini melakukan rekapitulasi kegiatan (per hari) dalam bentuk jumlah order yang telah diterima, sisa kapasitas dan sisa bahan baku. Perancangan sistem ini bertujuan agar user dalam hal ini bagian produksi dapat lebih mudah memberikan informasi kepada bagian pemasaran dalam menerima atau menolak order yang datang setiap saat serta memesan bahan baku apabila telah mencapai batas minimum.


(65)

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dibuat dari penelitian ini yaitu :

1. Penjadwalan produksi dengan algoritma Simulated Annealing dalam pengambilan keputusan meminimumkan waktu penyelesaian beserta dengan urutan jadwal order.

2. Perancangan model sistem pendukung keputusan dengan tools SADT

(Structure Analysis and Design Technique) memberikan hasil keputusan

kepada customer dalam hal waktu pemenuhan pesanan dan tidak mempengaruhi waktu pesanan sebelumnya.

3. Worksheet aplikasi penjadwalan produksi dikomputerisasikan sesuai

dengan prosedur manual serta dapat menyesuaikan apabila terdapat pesanan yang masuk ketika terdapat order lain.

4. Perancangan sistem pendukung keputusan dalam bentuk worksheet aplikasi dalam pengambilan keputusan memberikan waktu 5-10 menit. Perancangan model sistem pendukung keputusan dapat mempermudah komunikasi antar perusahaan dengan customer yang memberikan hasil berupa batas pemenuhan pesanan.


(66)

8.2. Saran

Saran yang dapat diusulkan yaitu:

1. Perusahaan sebaiknya memfasilitasi bagian produksi dengan unit komputer yang memiliki sistem operasi.

2. Perusahaan sebaiknya melakukan perencanaan produksi terutama penjadwalan produksi dalam pemenuhan pesanan terhadap customer mengingat customer merupakan perusahaan yang bergerak dalam memproduksi produk jadi di berbagai kota baik dalam kota (Sumatera Utara) maupun luar kota.

3. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan penjadwalan tenaga kerja berdasarkan pada pesanan yang datang.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Burstein, Frada, dan Clyde W, Holsapple. 2008. Handbook on Decision Support

System 1. Australia : Monash University.

FitzGerald, Jerry, dan Ardra FitzGerald. 1987. Fundamentals of System Analysis,

Using Structured Analysis and Design Techniques. Third Edition. New

York : John Wiley & Son.

Grohall, Guenther, dkk. 2003. Mutiple Objective Step Function Maximation with

Generic Algorithms and Simulated Annealing. Vienna.

Iftikar Z. Sutalaksana. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Jurusan Teknik Institut Teknologi Bandung.

Ita Sulistyowati. 2009. Optimasi Alokasi Kanal Dinamis Menggunakan Simulated

Annealing. Surabaya : ITS Jurusan Teknik Telekomunikasi.

Kusumadewi, Sri, Hari Purnomo. 2005. Penyelesaian Masalah Optimasi dengan

Teknik-teknik Heuristik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Michael C. Fu, dkk. 2000. Integrating Optimization and Simulation : Research

and Practice. Proceeding of the 2000 Winter Simulation Conference.

Michael C. Fu, dkk. 2002. Optimization for Simulation : Theory vs. Practice. INFORMS Journal on Computing 2002 vol 14, No.3, Summer 2002 pp. 192-215.

Prof. Jogiyanto HM., Akt., MBA.,Ph D. 2008. Metodologi Penelitian Sistem


(68)

P.V. Senthiil,dkk. 2011. Optimal Job Shop Scheduling Performance Enhancement

Through Computer Based Simulated Annealing Technique. India :

Colmbatore Institute of Technology.

Rosnani Ginting. 2009. Penjadwalan Mesin. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Ruibin Bai, dkk. 2011. A Simulated Annealing Hyper-heuristic Methodology for

Flexible Decision Support. China : University of Nottingham.

Sritomo Wignjosoebroto.1998. Pengantar Teknik Industri. Surabaya : Guna Widya.

Suryadi, Kadarsah, dan Ali Ramdhani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Indealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan


(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)