c. Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik.
d. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.
2.6 Central Sterile Supply Department CSSD
Central Sterile Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril Depkes RI, 2009.
Central Sterile Supply Department CSSD di rumah sakit bertujuan: a.
Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami pensortiran, pencucian dan sterilisasi dengan sempurna.
b. Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.
c. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan. Fungsi utama CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk
keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsinya adalah menerima, memproses, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan
peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari proses pembilasan,
pembersihan atau dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi. Lokasi CSSD sebaiknya
berdekatan dengan ruangan pemakai alat steril terbesar. Dengan pemilihan lokasi seperti ini maka selain meningkatkan pengendalian infeksi dengan meminimalkan
resiko kontaminasi silang serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat steril Depkes RI, 2009.
Universitas Sumatera Utara
105
BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan didirikan pada
tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Gementa Zieken Huis. Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942,
rumah sakit ini diambil alih dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono Ince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putra Indonesia yaitu dr. Raden
Pirngadi Gonggo Putro. Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, pada tahun 1947 rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintah Negara Republik Indonesia
Sementara RIS dengan nama “Rumah Sakit Kota Medan”. Dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI pada tanggal 17 Agustus 1950 maka
Negara bagian RIS dihapuskan, rumah sakit kota Medan diambil alih oleh pemerintah pusatkementerian kesehatan di Jakarta dengan nama “Rumah Sakit
Umum Pusat”. Kemudian pada tahun 1971, rumah sakit ini diserahkan dari pusatke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan berganti nama menjadi Rumah
Sakit Umum Pusat Provinsi Medan. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan diganti menjadi “Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan”.
Sejalan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan dan berganti nama menjadi “Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan”. Pada tanggal 6
September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi