Perencanaan dan Pengawasan Beban Operasional Bagian Transaksi Energi Listrik PT. PLN (Persero) Area Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan Oleh MUHAMMAD ISMURROJI 122101059
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Beban Operasional Bagian Transaksi Energi Listrik PT. PLN (Persero) Area Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari ada banyak kekurangan baik dalam penyampaian bahasa, kata maupun dalam penyajian. Untuk itu penulis berbesar hati dan dengan tangan terbuka menerima saran maupun kritik sehat yang bersifat membangun dari para pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Frida Ramadhini. SE. MM selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
i

ii

DAFTAR ISI

Hal. KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................. A. Latar Belakang.......................................................................... B. Rumusan Masalah..................................................................... C. Tujuan Penelitian ...................................................................... D. Manfaat Penelitian ....................................................................


1 1 3 3 3

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN ................................................................ A. Sejarah Perusahaan ................................................................... B. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................ C. Uraian Pekerjaan.......................................................................
1. Manajer Area ...................................................................... 2. Asisten Manajer Jaringan ...................................................
2.1 Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi ...................... 2.2 Sub Bagian Supervisor pemeliharaan Distribusi ............. 2.3 Sub Bagian Supervisor PDKB......................................... 3. Asisten Manajer Transaksi Energi Listrik .......................... 3.1 Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter ................... 3.2 Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut.................... 3.3 Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi ................. 4. Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi .................... 4.1 Sub Bagian Supervisor administrasi Umum.................... 4.2 Sub Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan ................. D. Kinerja Terkini..........................................................................

4 4 8 9 9 11 12 12 13 14 15 16 16 17 18 19 20

BAB III

PEMBAHASAN ............................................................................... A. Pengertian Laporan Keuangan.................................................. B. Tujuan Laporan Keuangan ....................................................... C. Sifat Laporan Keuangan ........................................................... D. Keterbatasan Laporan Keuangan .............................................. E. Pihak Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan ................ F. Jenis Laporan Keuangan........................................................... G. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan ................................ H. Penyajian Laporan Keuangan ................................................... I. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan.......................................

25 25 25 26 26 27 28 29 34 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 44 A. Kesimpulan ............................................................................... 44 B. Saran ......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


iii

DAFTAR GAMBAR Hal.
Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT PLN ( Persero) Area Medan ........................... 7 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Area Medan ........................ 9 Gambar 2.3 Logo Perusahaan PT PLN (Persero) Area Medan ........................... 23
iv

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Neraca PT PLN ( Persero) Area Medan .............................................. Tabel 3.2 Laporan Laba/Rugi PT PLN ( Persero) Area Medan .......................... Tabel 3.3 Rasio Likuiditas PT PLN ( Persero) Area Medan ............................... Tabel 3.4 Rasio Solvabilitas PT PLN ( Persero) Area Medan ............................

35 37 41 37

v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha sejalan dengan pertumbuhan ekonomi baik
yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun industri. Setiap perusahaan yang didirikan masing-masing mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pada umumnya tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan agar dapat mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan sampai masa yang akan datang. Tujuan tersebut akan tercapai tentunya apabila setiap tingkat operasional perusahaan dilakukan secara teliti dan akurat.

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, selalu berkaitan erat dengan masalah keuangan. Untuk mengukur berhasil tidaknya usaha yang dijalankan perusahaan, sebaiknya dana yang diinvestasikan bagi perkembangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertantu. Laporan keungan menggambarkan pos-pos keungan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaanya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini.
1

2
Untuk mengetahui perkembangan perusahaan, perlu diadakannya analisis terhadap data keuangan yang telah dikonfirmasi melalui laporan keungan.Analisis berarti menguraikan laporan keungan tersebut lebih terperinci sehingga bagianbagian yang tercakup didalamnya dengan lebih jelas dan mudah dipahami.Cara yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah dengan analisis rasio keuangan dilakukan antara lain dengan menggunakan analisis rasio yang bertujuan untuk menentukan tingkat likuiditas dan solvabilitas.
Analisis rasio likuiditas sebagai salah satu analisis rasio keuangan merupakan analisa pengukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo. Rasio likuiditas perusahaan terdiri dari current ratio, quick ratio, cash ratio, dan working capital ratio. Analisis dapat dilakukan dengan membandingkan rasio sekarang dengan rasio – rasio waktu yang lalu atau tahun sebelumnya, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan rasio tersebut dari tahun ke tahun
Analisis rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.perusahaan yang solvable berarti bahwa mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable

3
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengambil judul “ Analisis Rasio solvabilitas dan Rasio Likuiditas pada PT. PLN (Persero) Area Medan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat suatu masalah pokok yaitu “bagaimana rasio likuiditas dan rasio solvabilitas pada PT.PLN Persero Area Medan untuk periode 2013 dan 2014”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui tingkat rasio likuiditas dan solvabilitas pada PT. PLN (Persero) Area Medan, selama tahun 2013 s.d tahun 2014
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :
a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk dipergunakan sebagai bahan masukan khususnya dalam bidang keuangan.
b. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan penulis dalam bidang kuangan dan hutang jangka pendek khususnya mengenai analisis rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
c. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam menambah wawansan dan pengetahuan.


BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A.Sejarah Perusahaan Sejarah keberadaan kelistrikan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923 yang dibangun oleh NV. NIGEM / OGEM Perusahaan swasta Belanda diatas tanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi Kantor PLN Area Medan Jl. Listrik No 8 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga (oleh NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung tahun 1929, di Tanjung Balai tahun 1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Aksi Karyawan Perusahaan Listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang diambil alih dan diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih tersebut, maka dengan penetapan Pemerintah No. 1.SD/45 yang ditetapkan tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik Nasional.
Pada tanggal 1 Januari 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara BPU-PLN. Setelah BPU-PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No.19/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun berubah. Perusahaan listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Utara dan Riau diubah namanya menjadi PLN Eksploitasi. Pada tanggal 1 Januari 1965, BPUPLN dibubarkan melalui Peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 maka dibentuklah
4

5
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik. Kemudian dengan terbitnya Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN secara Nasional menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi, dimana ditetapkan pembagian daerah kerja PLN Sumatera Utara menjadi Eksploitasi– I.
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPTS.009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi-I dibagi menjadi 4 DAN dan 1 Sektor, yaitu Medan, Binjai, Sibolga, Pematang Siantar ( yang berkedudukan ) di Tebing Tinggi, karena P.Siantar masih dikelola PLD dan Sektor Glugur.
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 dan Keputusan Menteri PUTL No.01 /PRT/73 untuk menetapkan PLN menjadi PERUM yang isinya mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara untuk mengelola kelistrikan di seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam Surat Keputusan Menteri PUTL No.01/PRT/1973 menetetapkan PLN Eksploitasi-I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi –II Sumatera Utara. Kemudian menyusul terbitnya Peraturan Menteri PUTL No.013/PRT/75 yang mengubah PLN Ekspoitasi menjadi PLN Wilayah, dimana PLN Eksploitasi II. Berubah namanya menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.
Kemudian pada tanggal 16 Juni 1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No. 23 / 1994 yang isinya menetapkan status PLN yang berubah dari Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Persero. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap II

6
(PJPT-II) yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonisasi dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi pertumbuhan lainnya
Dengan perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara yang terus mengalami pertumbuhan dengan begitu pesat, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996, dibentuklah organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan perubahan tersebut maka PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara berkonsentrasi pada bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik.Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara berubah namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 284 Medan. Wilayah kerja PT PLN (Persero) Wilayah Summatera Utara meliputi Wilayah Propinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680,68 km², sebagian besar berada didaratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias yang terlihat pada ( Gambar 2.1 ).

7 Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan Kabupaten / Kota tersebut terdiri dari 417 Kecamatan dan secara keseluruhan desa sebesar 5.856 desa / kelurahan.

Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. .

8
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menjalankan badan usaha, suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan komponen dalam suatu badan usaha / organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda – beda tersebut dikoordinasikan.
Struktur organisasi juga menunjukkan spealisasi – spealisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spealisasi – spealisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur organisasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah menggunakan jenis struktur organisasi fungsional “Line and Staff Organization” atau gabungan dari pada jenis struktur organisasi fungsional dengan unsur – unsur yang terdiri dari unsur pimpinan, unsur pelaksanaan, dan unsur pengawasan.
Berikut ini skema dari Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan:

9 Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Medan (tahun2015)

10
Berdasarkan bagan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Medan di atas, masing – masing fungsional memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Manajer Area Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh
sumber daya secara efisien, efektif dan sinergi. Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance(GCG) di PT. PLN (Persero) Area Medan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) melakukan kegiatan pengusaha pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energy, handal dan ramah lingkungan.
b) Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area Medan.
c) Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan Direksi.
d) Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik Area Medan.

e) Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

11
f) Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitoring dan mengendalikan pelaksanaannya.
g) Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah ditetapkan direksi.
h) Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Area Medan.
i) Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi. j) Menetapkan laporan Menejemen Area Medan 2. Asissten Manajer (Asman) Jaringan
Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil / output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan handal.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.
b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.
c) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

12
d) Melakukan analisa dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi dan PDKB.
e) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.
f) Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik. g) Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP
untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya Zero Accident. h) Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK. i) Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien. 2.1.Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisien penyaluran tenaga listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun Program Rencana Kerja Operasi. b) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi
sesuai SOP. c) Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala. d) Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi. e) Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional teknik.
f) Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

13
g) Mengevaluasi kinerja operasi. 2.2.Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK). b) Melaksanakan dan mengevaluasikan kegiatan pemeliharaan jaringan
distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan. c) Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk
meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK. d) Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam
pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi. e) Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi. 2.3.Sub Bagian Supervisor PDKB
Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisensi jaringan distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB. b) Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP. c) Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan
Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

14
d) Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.

e) Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat / brevet personil PDKB.
f) Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB g) Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala operasi 3. Asisten Manajer (Asman) Transaksi Energi Listrik Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area / Rayon / Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku.Hasil / output laporan transaksi energi listrik, susut dan pemeliharaan meter transaksi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan Manajemen Billing. b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan
Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing. c) Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP. d) Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran
SKKI/SKKO. e) Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi. f) Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, Pemeliharaan
APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi. g) Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi. h) Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan
transfer price energy.

15
i) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.
j) Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.
k) Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP. l) Mengkoordinasikan kegiatan wiring dan Setting APP. m) Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenamg untuk
kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL). 2.4 Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter (Har Meter) Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua.
b) Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR. c) Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan. d) Memonitor pelaksanaan hasil peneraan metrologi secara berkala. e) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter
transaksi. f) Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter
elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga. g) Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk
material baru atau bekas andal.


16
h) Memastikan hasil sampling peneraan APP baru hasil metrology dan rekondisi pihak ketiga.
i) Memonitor manajemen segel APP. 2.5 Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut (DalSut)
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU / Reklame liar dan pelaksanaan P2TL.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian / Rayon terkait.
b) Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara berkala.
c) Melakukan updating data PJU secara berkala. d) Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan
dengan bagian atau Rayon terkait. e) Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA (Service Level
Agreement). f) Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin. g) Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan. h) Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan instansi berwenang
untuk pelaksanaan P2TL. i) Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL. 2.6 Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.

17
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b) Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan. c) Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d) Memvalidasi data kelainan APP. e) Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala. f) Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar
secara berkala 4. Asman pelayanan dan Administrasi Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP). b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja. c) Mengkoordiasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM dan
Pelanggan. d) Memonitor data pelanggan. e) Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran. f) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.


18
g) Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi dan Cash Budget.
h) Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan pihak ketiga. i) Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat. j) Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan
pemeliharaan gedung. k) Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai. l) Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK,
tunjangan kecelakaan kerja. m) Memonitor realisasi anggaran. n) Memproses permohonan SPPD / Perjalanan Dinas 2.7 Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rincian tugas sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja. b) Melaksanakan pengelolaan K3. c) Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran,
kebanjiran, dan musibah lain yang terkait K3. d) Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e) Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi. f) Melaksanakan fungsi kehumasan.

19
g) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian pelayanan dan administrasi.
h) Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, hutang-piutang, persekot dinas, dan PUMP-KPR/BPRP.
i) Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dan dana operasional
2.8 Sub. Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan Pelanggan,
administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai proses bisnis.
b) Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT). c) Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodeik dan
menindaklanjuti pencapaian TMP. d) Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan menyusun Data Potensi Pasar

(Captive Power). e) Mengelola peta segmentasi pelanggan. f) Melaksanakan supervise untuk penyempurnaan layanan PB/PD di Rayon. g) Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai
kewenangannya. h) Memonitor penertiban SIP/SPJBTL.

20
i) Memonitor Mutasi Data Induk Langganan (DIL) dan memelihara arsip Data Induk Langganan.
j) Memonitor laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP). k) Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.
D.KINERJA TERKINI Visi & Misi Tujuan Perusahaan.
Sebagai Unit Bisnis,PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Sumatera Utara sekaligus harus mampu memberikan kontribusi positif kepada pencapaian Visi dan Misi PT PLN (Persero).
Proses transformasi di seluruh jajaran PLN menuju perusahan berkelas dunia sebagaimana tercantum dalam Visi PT PLN (Persero) akan dapat berjalan dengan baik jika pengamalan nilai-nilai Budaya Perusahaan :Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar yang telah disampaikan seluruh anggota perusahaan dan telah disahkan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama PT PLN (Persero) pada tanggal 27 Oktober 2002 dapat berjalan sebagai mana mestinya.
Apabila pengamalan nilai-nilai budaya perusahaan dapat diwujudkan dalam kehidupan kerja, maka PT PLN (Persero) dengan seluruh jajarannya akan dapat melaksanakan pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang telah dicanangkan pada tanggal 31 Desember 2003 oleh Direksi dan Dewan Komisaris PT PLN (Persero) dengan konsisten dan berkelanjutan.

21
1.Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2.Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
a. Menjalankan bisnis kelistrikan danbidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi d. Menjalankan kegiatan yang berwawasan lingkungan PT PLN Wilayah Sumatera Utara dengan wilayah kerja seluruh Propinsi Sumatera Utara mempunyai georafis, demografis, sosial budaya dan sumber daya ekonomi. Oleh sebab itu walaupun sebagai etitas bisnis yang tersendiri, setelah mempertimbangkan kondisi dan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, seluruh unsur pimpinan PLN Wilayah Sumatera Utara telah berketetapan hati merumuskan Visi dan Misi PLN Wilayah Sumatera Utara, yang diharapkan mampu diemban atau dijabarkan oleh PLN Wilayah Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan tenaga listrik yang baik bagi masyarakat Sumatera Utara.
Selain itu penjabaran Visi dan Misi PLN Wil Sumatera Utara dalam kegiatan usahanya paling sedikit pada periode 2014 – 2018 juga

22
diperkirakan akan mampu memberikan sumbangan yang Positif kepada pencapaian Visi dan Misi PT PLN (Persero) secara korporat.
Maksud dan Tujuan Perusahaan
Berdasarkan visi dan misi perusahaan yang telah disebutkan diatas, maka maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan usaha PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah ”Menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, berupaya memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pemerataan pembangunan dengan menerapkan prinsipprinsip Perseroan Terbatas sesuai AD PLN.
Berdasarkan Anggaran Dasar PT PLN (Persero), maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT PLN (Persero) adalah menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
Arah Pengembangan Perusahaan Dengan diundangkannya UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,
maka dimungkinkan munculnya pemain baru yang akan menjadi pesaing PLN. Kondisi ini tentu saja akan menjadi pertimbangan bagi PLN dalam menentukan arah pengembangan perusahaan.
Manajemen PT PLN (Persero) secara korporat telah mencanangkan program metamorfosa PLN untuk menghadapi dinamika bisnis ketenagalistrikan

23
pasca diberlakukannya UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sebagai bagian dari PT PLN (Persero) berkewajiban untuk mendukung program metamorfosa PLN ini sesuai dengan lingkup dan dinamika bisnis kelistrikan yang dihadapinya. Sehingga dengan pelaksanaan program metamorfosa ini PLN Sumatera Utara akan dapat terus meningkatkan kinerja perusahaannya untuk menuju perusahaan kelas dunia sesuai dengan visi perusahaan. Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan melaui program metamorfosanya, PLN Sumatera Utara akan berfokus pada upaya untuk peningkatan kapasitas dan kontinuitas penyaluran TL, perbaikan kualitas operasional dan pelayanan, serta peningkatan budaya kinerja yang tinggi. Pada akhirnya dengan konsisten pada pelakasanaan program tersebut diharapkan PLN Sumatera Utara akan dapat menurunkan biaya pokok produksinya dan memperbaiki citranya di mata stakeholder. Logo dan Makna Perusahaan Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan 23ambing Perusahaan resmi digunakan adalah sesuai yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 01 Juli 1976, mengenai Pembuatan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara
Gambar 2.3 Logo Perusahaan

24
Elemen – elemen Dasar Lambang
1. Warna Kuning Menjadikan bidang dasar bagi elemen – elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat tepat para insane PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
3. Tiga Gelombang Memiliki arti gayaenergi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama
yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang sering sejalan dengan kerja keras para insane PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberikan warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat) seperti halnya listrik yang diperlukan dalam kehidupan manusia.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut deanta (2004 : 1) yaitu:
Merupakan informasi historis, dimana timbul laporan keuangan setelah munculnya transaksi yang kemudian dicatat dan dibuat laporan keuangan Sedangkan menurut Munawir ( 2004 : 2) :
Hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut
Analisa sumber dan penggunaan dana yang sering disebut dengan analisa aliran dana ,merupakan alat untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dana tersebut digunakan dan dapat terpenuhi agar setiap perusahaan mengelola laporan keuangan berisi tentang masalah naik turunnya pendapatan perusahaan yang memungkinkan manajer untuk memeriksa kinerja dari perusahaan tersebut. B. Tujuan laporan keuangan
Secara umum laporan keuangan menurut Kasmir (2008 : 11 ) yaitu: 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
25

26
5. Memberikan informasi tentang perubahan” yang terjadi terhadap aktifa, pasiva, modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan” atas laporan keuangan.
C. Sifat Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008 : 12) memiliki dua sifat yaitu:
1. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masalalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
2. Bersifat menyeluru, artinya laporan keuangan disusun dengan standar yang di tetapkan.
D. Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008 : 16 ) ada 5 keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan yaitu :
1. Pembuatan laporan disusun berdasarkan sejarah, data diambil dari masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat untuk umum bukan pihak tertentu saja. 3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran” dan pertimbangan”
tertentu. 4. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam situasi yang tak pasti. 5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh pada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa” yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

27
E. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008 : 19) ada 5 pihak yang berkepentingan meliputi
pemilik, manajemen kreditor, pemerintah, investor yaitu: 1. Pemilik Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah: a. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perushaan dalam suatu periode. c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. 2. Bagi pihak manajemen laporan keuangan merupakan cermin kinerja dalam periode tertentu. Berikut nilai penting laporan keuangan bagi manajemen. a. Dengan laporam manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka mencapai target atau tidak. b. Melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan saat ini. c. Menilai perusahaan saat ini untuk menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang datang. d. Mengambil keputusan dalam perencanaan , pengawasan, pengendalian kedepan sehingga target yang di inginkan tercapai. 3. Kreditor Dalam memberi pinjaman, prinsip berhati hati dalam perusahaan sangat diperlukan antara lain :

28
a. Tidak mengharapkan terjadinya kredit macet maka itu pihak kreditor melihat kemampuan perusahaan untuk membayarnya dengan cara melihat laporan keuangan yg ada.
b. Pihak kreditor juga harus memantau kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya.
c. Pihak kredior juga tidak ingin menjadi beban bagi peminjam apabila kemampuan diluar dari yang di perkirakan.
4. Pemerintah Arti penting laporan keuangan bagi pemeritnah yaitu: a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya. b. Untuk mengetahuikewajiban perusahaan terhadap negara dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil
F. Jenis laporan keuangan Menurut Kasmir (2008 : 28) ada 5 jenis laporan keuangan yang bisa
disusun yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan catatan, laporan keuangan.
1. Neraca (balance sheet) laporan yang menunjukan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva ( kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan

29
2. Laporan laba rugi (income statement) yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tergambar jumlah pendapatan dan sumber sumber pendapatan yang diperoleh, tergambar juga jumlah dan jenis biaya yang dikeluarkan dan jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi.
3. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki saat ini , kemudian juga menjelaskan perubahan modal dan sebab sebab terjadinya perubahan di perusahaan.
4. Laporan arus kas Menunjukan semua aspek berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak terhadap kas. Kas masuk dari uang yang masuk seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya sedangkan kas keluar merupakan jumlah pengeluaran seperti pembiayaan oprasional perusahaan.
G. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan membrikan informasi artinya ada komponen atau nilai yg perlu
dijelaskan lebih detail: a. Analisis Laporan Keuangan Menurut Wild, dalam laporan keuangan (2005,3) mendefenisikan sebagai
berikut “Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu

30
ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan”. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, setelah itu dilakukan amalisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
b. Tujuan dan manfaat analisis Menurut Kasmir (2008: 68) ada 6 tujuan dan manfaat berbagai pihak dengan adanya anlisis laporan keuangan yaitu:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta , kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. b.Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
c. c.Untuk mengetahui kekuatan kekuatan yang dimiliki. d. Untuk mengetahui langkah langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini. e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakan perlu
penyegaran atau tidak karna sudah dianggap berhasil atau gagal. f. Dapat juga digunakan sebagai pembandingan dengan perusahaan
sejenis tentang hasil yang dicapai. c. Analisis Laporan Arus Kas
Adapun metode analisis yang dilakukan atas laporan arus kas secara horizontal (dinamis) , dengan cara membandingkan selama beberapa periode untuk mengetahui perkembangan dan kecendrungan.

31
Laporan arus kas pada PT.PLN PERSERO MEDAN disajikan berdasarkan metode langsung (direct method) dalam hal ini dilakukan dengan cara melaporkan kelompok” penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan oprasi secara lengkap (gross) tanpa melihat laporan laba rugi dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. d. Analisis Rasio Keuangan
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalaisa laporan keuangan adalah analisis rasio dengan menggunakan perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu , saat ini, kemungkinan dimasa depan. Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan diklasifikasikan menjadi 2: 1. Rasio Solvabilitas Menurut Kasmir ( 2008 : 153 ) ada 8 tujuan perusahaan menggunakan rasio solvabilitas, yaitu: a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya ( kreditor). b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap ( seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) c. Untuk menilai keseimbangan anatara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal d. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

32
e. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.
f. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka pendek.
g. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Sementara itu manfaat rasio solvabilitas menurut Kasmir (2008 : 154) ada 8 yaitu:
a. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhdapa kewajiban kepada pihak lainnya.
b. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap ( seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
c. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya ativa tetap dengan modal.
d. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai hutang. e. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap aktiva. f. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. g. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.

33
2. Rasio Likuiditas Berkaitan dengan likuiditas perusahaan arus kas memberikan informasi bagi manajer mengenai kesanggupan perusahaan utk menyediakan kewajiban membayar jangka pendek. Lukman Syamsuddin ( 2000 ; 41 ) mengemukakakn tentang likuiditas yaitu: “Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yg tersedia.” Likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Likuiditas sering disebut sebagai tingkat kemampuan perusahaan untuk
dapat membayar kewajiabn jangka pendek perusahaan. Dapat diukur dari kemampuannya untuk mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengubah aktifa non kas menjadi kas. Kebijkana likuiditas merupakan ketentuan yang dinuat oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim ( 2003:77) mengemukakan tentang rasio likuiditas dan solvabilitas adalah: “mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhdap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).”
Nilai rasio yang rendah menunjukan adanya masalah bagi perusahaan sedangkan angka yang tinggi brarti menunjukan adanya aktifa lancar. Penilaian menggunakan analisis rasio pada umumnya digunakan pada perusahaan yang

34
siklus operasinya melampaui satu periode akutansi. Perusahaan yang mampu memenuhi nilai rasionya akan melancarkan kewajiban keuangannya tepat pada waktu jatuh tempo berarti perusahaan dalam keadaan likuid / mempunyai aktifa lancar yang lebih besar dari utang lancar atau utang jangka pendek, sedangkan perusahaan yg tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo makan perusahaan tersebut sedang illikuid.
H. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan
pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PT PLN Persero Area Medan dilihat dari Laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca dan Laporan Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2013 dan 2014.
Adapun Laporan Neraca dan Laporan Penerimaan dan laporan Pengeluaran Dana pada Tahun 2013 dan 2014 dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3,3, dan Tabel 3,4.

35

36

37

38
Uraian atau penjelasan dari tabel 3.1 neraca perbandingan tahun 2013 dan 2014.
1. Aset tetap Jumlah aset tetap pada tahun 2013 sebesar: Rp 732,077,066,291 sedangkan tahun 2014 : Rp 790,460,177,454
2. Aset tidak lancar Jumlah aset tidak lancar lainnya pada tahun 2013 sebesar: Rp 1,190,095,592 sedangkan tahun 2014 : Rp 1,328,198,403
3. Aset lancar Jumlah aset lancar pada tahun 2013 sebesar :Rp 389,627,692,740 sedangkan
tahun 2014 : Rp 432,372,841,848 4. Ekuitas liabilitas
Jumlah ekuitas liabilitas pada tahun 2013 sebesar : Rp 1,769,223,630,484 sedangkan tahun 2014: Rp 3,309,882,373,496 5. Liabilitas jangka panjang Jumlah jangka panjang pada tahun 2013 sebesar: Rp 344,536,655,887 sedangkan tahun 2014: Rp74,147,941,450 6. Liabilitas jangka pendek Jumlah jangka pendek pada tahun 2013 sebesar: Rp 270,248,539,213 sedangkan tahun 2014: Rp 279,629,079,498 Uraian atau penjelasan dari tabel 3.2 neraca perbandingan tahun 2013 dan 2014 1. pendapatan usaha jumlah pendapatan usaha pada tahun 2013 sebesar: Rp6,173,242,827,437 sedangkan tahun 2014: Rp 4,475,706,434,999

39
2. beban usaha jumlah beban usaha 2013 sebesar: Rp 7,965,503,002,982 sedangkan tahun 2014: Rp 7,810,683,536,351
3. pendapatan usaha jumlah pendapatan usaha tahun 2013 : Rp 23,036,545,060 sedangkan tahun 2014 : Rp 25,154,727,857
4. laba rugi bersih jumlah laba rugi tahun 2013 sebesar : Rp 1,769,223,630,484 sedangkan tahun 2014: Rp 3,309,822,373,496

I. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat
dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahan 1. Rasio Likuiditas
Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dala

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar 2013

Aktiva Lancar
= Utang lancar

x 100%

389 .627 .692 =207 .812 .600 .

x

100%

2014

=187,4%

424 .372 .841 =192 .263 .750

x 100%

=220,7%

40

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 187,4 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 220,7 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar meningkat pada tahun 2014.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat

Aktiva Lancar −Persediaan = Utang lancar

x 100%

2013 2014

=

389.627.692−16.723.019 207.812.600

x

100%

=179,4%

424.372.841−27.072.229 = 192.263.750

x 100%

=206,6%

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2013, perusahaan mampu

menjamin setiap hutang lancar dengan 179,4 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun

2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 206,6 aktiva l