BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis Paru
2.1.1. Definisi
Tuberkulosis paru adalah infeksi paru oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar ke segmen paru lain melalui bronki, atau ke organ lain
melalui darah atau pembuluh getah bening Dorland, 2002.
2.1.2. Etiologi
Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x 3 µm. Mikobakterium tidak dapat diklasifikasikan menjadi gram-
positif atau gram-negatif. Basil tuberkulosis sejati ditandai dengan “tahan asam” yaitu, 95 etil alkohol mengandung 3 asam hidroklorat asam-alkohol dengan
cepat menghilangkan warna semua bakteri kecuali mikobakterium. Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen digunakan untuk mengidentifikasi bakteri tahan asam.
Pada sediaan apus sputum atau potongan jaringan, mikobakterium dapat ditunjukkan dengan fluoresensi kuning-oranye setelah pewarnaan dengan
fluorokrom misalnya, auramin, rodamin. Mikobakterium adalah aerob obligat dan mendapatkan energi dari oksidasi banyak komponen karbon sederhana.
Waktu replikasi basilus tuberkulosis sekitar 18 jam dan berproliferasi dengan baik pada suhu 22-23
o
C Jawetz, et al., 2007.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Gambaran Mikroskopis M. tuberculosis
Sumber : Brodie, 2008
Menurut Djojodibroto 2009, basil mikobakterium mengandung banyak bahan yang bersifat antigenik yang sebagian besar antigen ini merupakan
golongan heat-shock protein. Antigen yang spesifik untuk spesies M. tuberculosis berasal dari golongan protein yang mempunyai berat molekul 35.000 dalton.
Limfosit T dan B akan merespon antigen yang spesifik ini. Mikobakterium kaya akan lipid, yang terdiri dari asam mikolat asam
lemak rantai panjang C78-C90, lilin, dan fosfat. Di dalam sel, lipid banyak terikat dengan protein dan polisakarida. Muramil dipeptida dari peptidoglikan yang
membuat kompleks dengan asam mikolat dapat menyebabkan pembentukan granuloma; fosfolipid penginduksi nekrosis kaseosa. Lipid pada beberapa hal
bertanggung jawab pada sifat tahan asamnya. Strain virulen basil tuberkel membentuk “serpentine cords”. Pada bentuk ini basil tahan asam tersusun dalam
untai paralel Jawetz, et al., 2007.
2.1.3. Penularan