Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Pelayanan Kesehatan (Studi Tentang Pelayanan Medis Pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PENGARUH KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

(Studi Tentang Pelayanan Medis Pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan)

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh:

IRWANSYAH TANJUNG 030903036

Departemen Ilmu Administrasi Negara

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Perumusan Masalah...6

1.3. Tujuan Penelitian...7

1.4. Manfaat Penelitian...7

1.5. Karangka Teori...8

1.5.1. Kemampuan Sumber Daya Manusia...8

1.5.2. Pelayanan Kesehatan...12

1.5.3.Hubungan Kemampuan Sumber Daya Manusia Dengan Pelayanan Kesehatan...18

1.6. Hipotesis...20

1.7. Defenisi Konsep ... 20

1.8. Defenisi Operasional………...21

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian...23

2.2. Lokasi Penelitian...23

2.3. Populasi ...23

2.4. Tekhnik Penarikan Sampel...24

2.5. Teknik Pengumpulan Data...25

2.6. Teknik Pengukuran Data ...27

2.7. Teknik Analisa Data...28

BAB III. DESKRIPSI LOKASI 3.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...31

3.2. Visi Dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...32

3.3. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...33

3.4. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...33

3.5. Fungsi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...33

3.6. Keadaan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...34


(3)

3.8. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...36 3.9. Uraian Tugas Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...43 3.10. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan...48 3.11. Kegiatan Pendidikan Dan Latihan (Diklat) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan...50 BAB IV. PENYAJIAN DATA

4.1. Data Umum Identitas Responden...52 4.2. Variabel Penelitian

4.2.1. Variabel Bebas (X) Kemampuan Sumber Daya Manusia...56 4.2.2. Variabel Terikat (Y) Pelayanan Kesehatan...65 BAB V. ANALISA DATA

5.1. Klasifikasi Data...84 5.1.1. Kemampuan Sumber Daya Manusia...85 5.1.2. Pelayanan Kesehatan...86 5.1.3. Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Pelayan Kesehatan

1. Analisa Koefisien Product Moment...87 2. Analisa Koefisien Determinasi...90 5.2. Analisa Data...91 BAB VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan...105 6.2. Saran...106 DAFTAR PUSTAKA...


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Untuk itu lembaga pemerintah maupun swasta, harus sungguh-sungguh melaksanakan pelayanan publik yang baik karena menyangkut kepentingan rakyat secara keseluruhan, dan tidak merugikan masyarakat yang menerima pelayanan tersebut. Namun berbagai pelayanan publik yang disediakan pemerintah masih menimbulkan banyak permasalahan. Pelayanan yang diberikan masih memiliki banyak kelemahan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Hal ini seharusnya tidak akan pernah terjadi mengingat orientasi pelayanan publik bukanlah mencari keuntungan melainkan kepuasan pelanggan yang dalam hal ini adalah kepuasan masyarakat. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk pelayanan konkrit pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah. Kesehatan merupakan investasi yang sangat penting bagi masyarakat, karena tanpa masyarakat yang sehat jasmani dan rohani maka pembangunan suatu negara tidak akan dapat berjalan dengan lancar. Masalah kesehatan adalah masalah yang paling mendasar yang harusnya ditanggapi dengan serius oleh pemerintah.

Dengan demikian, agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat memuaskan, maka banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satunya sumber daya manusia kesehatan yang pada satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lain, ternyata kondisinya


(5)

saat ini masih jauh dari kurang, baik pada kuantitas maupun kualitasnya. Perlu kita ketahui bahwa dengan tingginya tingkat kemampuan sumber daya manusia tersebut, maka pelaksanaan kegiatan pelayanan akan tercapai dengan maksimal (Moenir, 1992:231). Untuk itu lembaga pemerintah harus sungguh-sungguh meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki era globalisasi ini, karena semakin berkembangnya masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang memerlukan pelayanan.

Masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengenai SDM kesehatan ini adalah kurang efisien, efektif, dan profesionalisme dalam menanggulangi permasalahan kesehatan. Masih lemahnya kemampuan SDM kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap perilaku mereka dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Yang mana dapat dilihat dengan masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, masih adanya praktik KKN, serta masih lemahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik dalam menjalankan sistem pelayanan kesehatan.

Sehubungan dengan masalah ini, Koentjaraningrat (1985:40), mengatakan Para dokter dan karyawan pelayanan kesehatan jarang mencoba mencari kesalahannya pada diri sendiri, dan mempersoalkan kualitas pelayanan kesehatan biomedik di Indonesia. Dengan kualitas disini tidak hanya dimaksudkan keusangan teknologi, tidak adanya peralatan kedokteran yang mutakhir, atau kurangnya obat-obatan, melainkan juga sikap para karyawan pelayanan kesehatan terhadap


(6)

penduduk yang mungkin kurang memberi perangsang positif, serta birokrasi dari sistem pelayanan kesehatan yang lamban.

Dalam menjalankan pelayananan umum yang lain, pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah juga kondisinya masih jauh dari memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat yang lebih suka untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta meskipun tergolong lebih mahal dari pada menggunakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah yang tergolong lebih murah dan terjangkau.

Hal lain yang dapat membuktikan bahwa masyarakat lebih suka untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak swasta adalah semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dimana setiap tahunnya dilaporkan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang berobat ke luar negeri (Penang/Malaysia dan Singapura). Pada tahun 2003 jumlah orang Indonesia yang berobat ke RS Lam Wah Ee sekitar 12.000 orang atau sekitar 32 pasien per-hari sedangkan di RS Adventist sekitar 14.000 orang atau sekitar 38 pasien per-hari. Angka ini meningkat sampai dengan Juni 2004 menjadi 10.000 orang atau 55 pasien per-hari. Untuk Singapura, angka ini lebih tinggi dimana sekitar 75.000 orang pergi berobat pada tahun 2003. Lebih lanjut diperkirakan bahwa rata-rata 1000 orang warga Medan berobat ke Penang setiap bulannya dan laporan bahwa setiap tahunnya kedua negara itu mendapat devisa sekitar 400 juta dollar AS dari warga yang berobat (www.google.com diunduh tanggal 7 April 2008 pkl 13:17).


(7)

Dari keadaan ini ada beberapa point yang dapat disimpulkan seperti: pertama, masih kurangnya kesiapan Propinsi Sumatera Utara menghadapi era globalisasi terutama dalam bidang kesehatan; kedua, adanya krisis ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan dimana semakin seringnya muncul dugaan malpraktik dan salah diagnosis oleh petugas kesehatan. Namun dalam menjalankan program pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak sedikit pula masalah yang akan dihadapi. Dengan kata lain, terdapat banyak faktor dan determinan yang mempengaruhi keberhasilan sistem pelayanan kesehatan.

Menurut Azwar (1993:160) paling tidak ada 3 (tiga) faktor pembentukan sistem pelayanan kesehatan, yaitu:

1. Kemampuan, yang dapat berupa kondisi fisik, biologis dan psikis.

2. Sumber, yang terdiri dari sumber daya manusia, modal dan sumber daya alam.

3. Tata cara, yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ketiga komponen ini saling terkait satu sama lain. Kelambanan pelayanan kesehatan misalnya, seringkali disebabkan oleh tidak memadainya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipakai. Tidak jarang pula bahwa kualitas sumber daya pelaksana atau petugas kesehatan menimbulkan dorongan yang tinggi bagi masyarakat untuk menggunakan pelayanan suatu rumah sakit tertentu. Bahkan diantara petugas kesehatan sering menyalahkan orang lain sebagai penyebab tidak terorganisirnya pelayanan rumah sakit.


(8)

Untuk itu Kusumanto (1994:2) mengatakan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu berarti rumah sakit tersebut harus dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat dan sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran, sehingga dapat berfungsi sebagai pusat rujukan bagi rumah sakit lainnya. Sedangkan pelayanan kesehatan yang terjangkau berarti dapat melayani segala lapisan masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, baik dari segi biaya maupun jarak ke pusat-pusat pelayanan. Inilah yang memberi sifat pelayanan sosial pada rumah sakit pemerintah.

Menjelang era pasar bebas atau dikenal AFTA (Asean Free Trade Assosiation) diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya adalah akreditasi rumah sakit yang ada saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit (Departemen Kesehatan RI, 1990) (www.google.com diunduh tanggal 7 April 2008 pkl 13:17).

Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan.

Dalam hal pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan salah satu organisasi atau badan yang menyediakan pelayanan


(9)

untuk wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Rumah Sakit Adam Malik juga memiliki visi “menjadi pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta pusat rujukan kesehatan wilayah Sumatera bagian Utara dan Tengah pada tahun 2010 yang bertumpu pada kemandiriaan”. Untuk mendukung semua itu tentunya Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik memerlukan sumber daya manusia (pegawai), baik itu para medis maupun pegawai yang lainnya yang turut memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena sumber daya manusia (pegawai) merupakan kunci utama suatu organisasi didalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Cukup penting untuk ditelaah di sini bagaimana peranan yang dimainkan oleh kemampuan sumber daya manusia terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP

PELAYANAN KESEHATAN” (Studi Tentang Pelayanan Medis Pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Kemampuan sumber daya manusia mempunyai pengaruh terhadap pelayanan kesehatan di RSUP. Haji Adam Malik Medan?”.


(10)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan sumber daya manusia terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

3. untuk mengetahui kemampuan sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, bermanfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir dalam menganalisa setiap gejala dan permasalahan yang dihadapi dilapangan.

2. Bagi FISIP-USU bermanfaat dalam memperkaya bahan referensi ilmiah dibidang Ilmu Administrasi Negara khususnya dan Ilmu sosial pada umumnya.

3. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, memberikan masukan dan sumbang saran bagi pihak-pihak yang berkompeten dalam pelayanan kesehatan, sehingga dapat diambil langkah atau kebijakan dan


(11)

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Kemampuan Sumber Daya Manusia 1.5.1.1. Pengertian kemampuan

Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau yang dipelajari yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu yang bersifat mental atau fisik (Gibson, dkk. Dalam Kurniawan 2005:96). Menurut mereka seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan sangat membutuhkan kemampuan tertentu baik bawaan lahir maupun dipelajari sebelumnya. Dalam pengertian tersebut juga terkandung makna kemampuan intelektual dan kemampuan/kualitas kejuangan, mental atau spritual. Menurut Winardi (2004:201) kemampuan (ability) merupakan sebuah sifat (yang melekat pada manusia atau yang dipelajari) yang memungkinkan seseorang melaksanakan sesuatu tindakan atau pekerjaan mental atau fisikal. Selanjutnya Moenir (dalam Kurniawan 2005:85) memberikan pengertian tentang kemampuan dalam hubungannya dengan pekerjaan adalah suatu keadaan pada seseorang yang secara penuh kesanggupan berdaya guna dan berhasil guna melaksanakan sesuatu yang optimal.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan sumber daya manusia adalah suatu keadaan dimana seorang manusia (pegawai) memiliki kemampuan yang dibawa sejak lahir serta pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya, yang digunakannya dengan optimal dalam melaksanakan tugasnya sehingga sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.


(12)

Untuk menjalankan pekerjaan dan tugas-tugasnya dengan baik, Sumber daya manusia dituntut untuk memiliki kemampuan yang maksimal. Menurut Moenir (dalam Kurniawan 2005:96) ada tujuh pokok yang harus dimiliki pegawai dalam menjalankan pekerjaannya dan tugas-tugasnya dengan baik yakni:

1. Pendidikan dan Latihan yang diterimanya baik secara formal maupun non-formal

Pendidikan dan latihan merupakan bagian penting dalam pembinaan kemampuan pegawai, dimana melalui pendidikan dan pelatihan dibentuk sosok pegawai yang diinginkan suatu organisasi atau perusahaan tersebut. Misalnya, kebutuhan untuk memiliki tenaga penyuluh pertanian lapangan, tenaga para medis, tenaga mekanik dan sebagainya yang dibentuk melalui pendidikan dan latihan kedinasan, sehingga tenaga yang telah terdidik mampu melaksanakan tugas-tugasnya (Domi C. Matutina, 1993:68). Tujuan utama dari latihan adalah agar masing-masing peserta latihan dapat melakukan pekerjaannya kelak lebih efisien (Manulang, dalam Matutina, 1993:175).

2. Pengalaman Kerja

Peningkatan kemampuan pegawai sebagian besar terjadi melalui pengalaman yang ia peroleh selama bekerja. Pengalaman kerja membantu pegawai untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dengan lebih baik. Kemampuan pegawai untuk dapat menjalankan tugas akan terus meningkat seiring dengan pengalamannya di dalam tugas-tugasnya yang dikerjakannya. Jika untuk pertama kalinya seorang pegawai banyak melakukan kesalahan dalam


(13)

kemudian akan membantu pegawai tersebut untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi (Gibson, dkk. dalam Matutina, 1993:68).

3. Disiplin

Menurut Matutina (1993:96) disiplin kerja adalah keharusan mengikuti peraturan yang mencakup metode pengerjaan, prosedur kerjanya, waktu serta jumlah unit dan mutu yang telah ditetapkan.

4. Kemampuan dalam mengikuti prosedur kerja

Kemampuan seorang pegawai dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengikuti prosedur kerja yang telah ditentukan. Prosedur kerja merupakan serangkaian tugas yang saling berkaitan dan secara kronologis berurutan dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan (Matutina, 1993:68).

Hasil dari pendidikan dan pelatihan yang telah diterima seorang pegawai akan membantu pegawai untuk dapat mengikuti prosedur kerja yang telah ditentukan, sehingga seorang pegawai dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan yang diharapkan. Prosedur kerja yang dimaksudkan disini adalah cara kerja yang harus dilakukan oleh seorang pegawai dalam melakukan pekerjaannya.

5. Penyelesaian pekerjaan

Matutina (1993:69) keterampilan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya merupakan faktor yang sangat perlu agar dapat diperoleh hasil seperti yang diharapkan. Keterampilan yang dimiliki oleh seorang pegawai diperoleh karena bakat dan pengetahuan serta pengalaman.


(14)

6. Tanggung jawab

Matutina (1993:69) tanggung jawab pegawai adalah suatu kesanggupan seorang pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani menanggung resiko dari keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

7. Kerjasama

Matutina (1993:70) kerjasama merupakan kesanggupan atau kemampuan pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan rekan sekerja dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kerjasama juga merupakan tulang punggung kehidupan organisasi, hanya dengan kerjasama orang akan berhasil mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dengan hasil yang maksimal. Kerjasama yang baik diantara pegawai sangat dibutuhkan karena kerjasama yang baik sangat bermanfaat untuk memecahkan berbagai masalah teknis pekerjaan dan berbagai masalah intern organisasi. Disamping itu, kerjasama yang baik juga dapat meningkatakan pelayanan terhadap masyarakat.

1.5.1.2. Pengertian sumber daya manusia

Suatu organisasi atau perusahaan akan dapat berjalan dengan baik bila organisasi atau instansi tersebut memiliki sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan yang baik dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Nawawi (1997:40) mengemukakan sumber daya manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja atau menjadi anggota di lingkungan suatu organisasi yang disebut


(15)

Menurut Almasdi (2006:17) sumber daya manusia adalah kekuatan daya pikir dan karya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan masyarakat. Selanjutnya Hasibuan (2001:244) mengatakan sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan fisik yang dimiliki individu. Sumber daya manusia (human resources) dipandang sebagai kemampuan yang dimiliki manusia untuk didayagunakan dalam menjalankan suatu organisasi atau urusan sehingga berdaya guna dan berhasil guna. Ini berarti bahwa manusia memiliki kemampuan yang perlu dimanfaatkan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah direncanakan atau diharapkan semula.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi atau perusahaan yang memberikan bakat, kreativitas dan usaha mereka dan mereka ini disebut pegawai atau karyawan. Dalam penelitian ini adalah pegawai medis RSUP. Haji Adam Malik Medan.

1.5.2.Pelayanan Kesehatan 1.5.2.1. Pelayanan

Boediono (2003:60) menyatakan bahwa pelayanan adalah sebagai suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang maupun jasa. Hasil pelayanan berupa jasa tidak dapat diinventarisasi, tidak dapat ditumpuk atau


(16)

digudangkan melainkan hasil tersebut diserahkan secara langsung kepada pelanggan atau konsumen. Dalam hal ini pelayanan yang diberikan dengan tidak optimal maka tidak dapat diulangi, karena pelayanan diberikan secara langsung kepada pelanggan.

1.5.2.2. Makna dan Tujuan Pelayanan

Pada dasarnya pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances custumer satisfaction). Dukungan kepada pelanggan dapat bermakna sebagai suatu bentuk pelayanan yang memberikan kepuasan bagi pelanggannya, selalu dekat dengan pelanggannya, sehingga kesan yang menyenangkan senantiasa diingat oleh para pelanggannya. Selain itu, membangun kesan yang dapat memberikan citra positif dimata pelanggan karena jasa pelayanan yang diberikan dengan biaya yang terkendali/terjangkau bagi pelanggan sehingga membuat pelanggan terdorong ataupun termotivasi untuk bekerjasama dan dapat berperan aktif dalam pelaksanaan pelayanan yang prima.

Menurut Boediono (2003:62) tujuan pelayanan adalah memuaskan dan sesuai dengan keinginan masyarakat maupun pelanggan pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Kualitas/mutu pelayanan adalah kesesuaian antara harapan dan keinginan dengan kenyataan.

1.5.2.3. Bentuk-bentuk pelayanan

Moenir (1992:190-197) menyatakan bahwa setiap pelayanan yang diberikan oleh siapapun pasti bentuknya tidak akan terlepas dari 3 macam yaitu:


(17)

1. Pelayanan dengan lisan.

Bidang layanan lisan ini, tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar layanan lisan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan, ada yang diharapkan, ada syarat pokok yang harus dipahami oleh pelaku pelayanan yaitu:

a. Memahami dengan benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan ramah-tamah. 2. Pelayanan melalui tulisan.

Bentuk ini merupakan layanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas, tidak dari segi jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi pelayanan jarak jauh karena faktor biaya. Namun satu hal yang perlu diperbaiki yaitu kecepatan dan ketepatan.

3. Pelayanan berbentuk perbuatan.

Umumnya layanan ini dilakukan oleh petugas tingkat menengah dan bawah karena itu faktor keahlian dan keterampilan karyawan sangat menentukan terhadap hasil perbuatan dan pekerjaan. Tujuan utama orang yang berkepentingan dalam layanan ini adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan.

1.5.2.4. Pelayanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba (dalam Azwar, 1996:35), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan , mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, kelompok ataupun masyarakat.

Lumenta (1989:15) mengemukakan bahwa pelayanan kesehatan adalah segala upaya pencegahan dan pengobatan penyakit, semua upaya peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individu antara para


(18)

ahli pelayanan kesehatan dan individu yang membutuhkannya. Pelayanan kesehatan adalah suatu kegiatan mikrososial yang berlaku antara orang-perorang. Pelayanan kesehatan, sebagai perbandingannya adalah kegiatan yang sama dilakukan pranata sosial atau pranata politik terhadap keseluruhan masyarakat sebagai tujuannya.

Menurut Hodgetts dan Cascio (dalam Azwar, 1996:36) dalam faktor sehari-hari, betapapun berfariasinya pelayanan kesehatan, secara umum dapat dibedakan atas 2 macam yakni:

1. Pelayanan kedokteran (Medical services)

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok ini ditandai dengan cara pengorganisasiannya yang dapat bersifat sendiri, tujuan utama untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan, dan sasarannya terutama untuk perorangan. Disini pelayanan kesehatan dilaksanakan atas hubungan individual antara para ahli pelayanan medis dan individu yang membutuhkannya. Jadi mempunyai cakupan yang lebih serius, yakni pribadi/individu.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health Services)

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok ini ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan serta mencegah penyakit, dan sasarannya terutama untuk masyarakat. Disini pelayanan kesehatan mempunyai cakupan yang lebih


(19)

Menurut Azwar (1996:38) sekalipun pelayanan kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai suatu pelayanan kesehatan yang baik, keduanya harus memiliki berbagai persyaratan pokok yaitu:

1. Tersedia dan berkesinambungan.

Artinya bahwa harus semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.

2. Dapat diterima dan wajar.

Artinya bahwa pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat-istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat setempat bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.

3. Mudah dicapai.

Mudah dicapai artinya terutama adalah dari sudut lokasi, artinya bahwa untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu konsentrasi di daerah perkotaan saja dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

4. Mudah dijangkau.

Artinya keterjangkauan dari sudut biaya, untuk dapat menjadikan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal tidak akan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Namun rendahnya dana yang dikeluarkan pemerintah untuk dana kesehatannya kurang menunjang hal ini.

5. Bermutu.

Artinya bahwa tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, disatu pihak harus dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaranya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

1.5.2.5. Jenis Pelayanan Kesehatan

Rumah sakit merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan yang diharapkan menjadi pionir dalam pembangunan bidang kesehatan. Pada prinsipnya


(20)

pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit dilakukan secara berjenjang, mulai dari penanganan dasar sampai rujukan yang paling canggih.

Berdasarkan pendapat Azwar (1996:42) ada 3 jenis pelayanan kesehatan yang ada di dalam masyarakat yaitu:

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services), yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat mendasar atau pokok, dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat, dan memiliki nilai strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Biasanya jenjang pelayanan ini berbentuk pelayanan berobat jalan.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services), yaitu pelayanan kesehatan lanjutan bersifat perawatan, sehingga diperlukan tenaga-tenaga spesialis.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services), yaitu pelayanan kesehatan yang lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.

1.5.2.6. Tujuan Pelayanan Kesehatan

Pada hakekatnya, tujuan pelayanan kesehatan tidak berbeda dari tujuan pelaksanaan pembangunan kesehatan secara luas. Dalam pemikiran dasar Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan merupakan cita-cita bangsa, yaitu agar tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk yang berakibat pada terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu untuk kesejahteraan umum yang merupakan bagian dasar dari tujuan nasional.

Dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Effendy (1998:17-18) tujuan pelayanan kesehatan itu dapat dibagi atas 4 (empat) golongan yaitu:


(21)

1. Peningkatan: Upaya peningkatan dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, kesehatan lingkungan, oleh raga yang teratur dan rekreasi.

2. Pencegahan: Pelayanan kesehatan pada hakekatnya memberikan penekanan pada upaya untuk mencegah terjadinya penyakit/gangguan kesehatan lain, bahkan pencegahan mendapat tempat yang utama. Karena dengan pencegahan akan diperoleh hasil yang baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pengobatan/rehabilitasi. 3. Pengobatan: Mengobati penderita yang sakit adalah salah satu usaha yang

sangat penting dalam bentuk kerja pelayanan kesehatan. Pengobatan dimaksudkan menegakkan penyakit sedini mungkin untuk memberikan pengobatan secara tepat. Tujuan pengobatan disini dapat bersifat reprosif, artinya menekan agar gangguan kesehatan yang timbul tidak makin parah dan tidak menular.

4. Rehabilitasi: Pemberian pelayanan untuk tujuan pemulihan adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita suatu penyakit di tengah-tengah masyarakat. Rehabilitasi dimaksudkan agar orang itu dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai anggota masyarakat yang berguna baik untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

1.5.3. Hubungan Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Pelayanan Kesehatan

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa pegawai (sumber daya manusia) merupakan kunci utama suatu organisasi di dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian pegawai (sumber daya manusia) dituntut agar mempunyai kemampuan yang baik untuk mendukung kualitas di dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Menurut Levey dan Loomba (dalam Azwar, 1996:35), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,


(22)

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, kelompok ataupun masyarakat. Salah satunya sumber daya manusia agar pelayanan dapat memuaskan pada orang atau kelompok orang yang dilayani, maka sipelaku dalam hal ini menurut Moenir (1992:197) mengemukakan bahwa 4 persyaratan pokok seperti: tingkah laku yang sopan, cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang diterima oleh orang yang bersangkutan, waktu penyampaian, dan keramah-tamahan. Sumber daya manusia adalah penguasaan atas beberapa hal yakni pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan dan keterampilan dalam menjalankan tugas agar sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Maka demikian pula halnya dalam pelayanan kesehatan dibutuhkan orang-orang yang memiliki sumber daya manusia yang memadai karena dalam menjalankan tugasnya, seorang dokter dan perawat misalnya harus mampu memberikan pengobatan terhadap pasien dan harus mampu mengetahui gejala-gejala penyakit apa yang diderita pasien sehingga pada akhirnya seorang dokter itu mampu meyakinkan pasien agar lekas sembuh.

Dengan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh tenaga pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan angin segar bagi dunia kedokteran, dalam hal ini pasien akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Kemampuan sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat dan kualitas pendidikan dan kesehatannya serta penguasaan teknologi. Apabila sumber daya manusia tinggi maka diharapkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat menambah derajat hidupya sehingga masyarakat dapat


(23)

1.6. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara sumber daya manusia dengan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.7. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1989:37), konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadiaan, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka berdasarkan judul penelitiaan yang dipilih oleh peneliti, yang menjadi konsep dari penelitian ini adalah:

1. Kemampuan sumber daya manusia (SDM) adalah suatu keadaan pada seseorang yang telah dibawa sejak lahir maupun berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya secara penuh kesanggupan sehingga berdaya guna dan berhasil guna melaksanakan tugasnya sehingga sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan organisasi. 2. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara

sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, kelompok ataupun masyarakat.


(24)

1.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel melalui indikator-indikatornya.

I. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Kemampuan Sumber Daya Manusia dengan indikator sebagai berikut:

1. Pendidikan dan latihan

Yaitu upaya untuk pengembangan sumber daya manusia terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan keperibadian. 2. Pengalaman kerja

Yaitu pengalaman kerja yang diperoleh oleh pegawai selama bekerja. 3. Disiplin

Yaitu kesadaran pegawai menaati peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.

4. Kerjasama

Yaitu pegawai yang bisa bekerjasama dengan rekan kerjanya dalam melaksanakan tugas.

5. Kemampuan dalam mengerjakan pekerjaanya

Yaitu keahlian pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan organisasi/perusahaan kepadanya.


(25)

II. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Pelayanan Kesehatan dengan indikator sebagai berikut:

1. Tersedia dan berkesinambungan.

Pada bagian ini yang menjadi fokus pembahasan yakni mengenai kepastian waktu dalam pemberian pelayanan.

2. Dapat diterima dan wajar.

Pada bagian ini yang menjadi fokus pembahasan yakni mengenai kesederhanaan prosedur pelayanan agar tidak berbelit-belit serta mudah dipahami oleh sipenerima pelayanan, juga perilaku kesopanan, dan keramahan dari si pemberi pelayanan. Disamping itu faktor keamanannya juga harus diperhatikan.

3. Mudah dicapai.

Pada bagian ini yang menjadi fokus pembahasan yakni mengenai kemudahan akses untuk diupayakan agar tempat/lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh masyarakat.

4. Mudah dijangkau.

Artinya keterjangkauan dari sudut biaya, untuk dapat menjadikan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. 5. Bermutu.

Pada bagian ini yang menjadi fokus pembahasan yakni mengenai kelengkapan sarana dan prasarana, kenyamanan bagi sipenerima pelayanan, dan tanggung jawab dari sipemberi pelayanan.


(26)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan diantara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain. Karena penelitian ini menghubungkan dua variabel saja maka korelasinya disebut korelasi sederhana.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik di Jl. Bunga Lau No. 17 Tuntungan Medan.

2.3. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:90), bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulannya. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pelayanan medis dan paramedis perawatan yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Sumatera Utara yang berjumlah 981 orang.


(27)

2.4. Teknik Penarikan Sampel

Dalam penarikan sampel dari pegawai Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dipergunakan teknik Purposive Sampling yaitu penentuan sampel tidak didasarkan atas strata, pedoman atau wilayah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk dijadikan sebagai key informan. Dan yang terpilih sebagai key informan dalam penelitian ini adalah Kepala Bagian Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 1 orang Dokter Spesialis Anak, serta 2 orang pasien. Jadi sampel disini adalah pegawai yang dianggap representatif terhadap objek yang sedang diteliti di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 981 orang. Kemudian untuk menentukan berapa besarnya sampel yang diambil untuk mendapatkan data yang representatif, maka penulis mengutip pendapat Arikunto (1996:104) bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, maka penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar cenderung mengambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan jumlah populasi yang diambil, maka untuk menentukan sampel yang representatif penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan sampel berdasarkan Rumus Yataro Mane (dalam Rakhmat, 2005:82) yakni:


(28)

Keterangan: N = Populasi n = Sampel

d = Tingkat kesalahan penarikan sampel 15% dan tingkat kepercayaan 85% Selanjutnya dengan mensubtitusikan jumlah populasi dan presisi ke dalam rumus di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

n = 981 _5_ 100

n = 981___________ 981 (0.0225)2 + 1 n = 981_______ 22.0725 + 1 n = 981____ 23.0725 n = 42

Maka jumlah sampel untuk dokter dan perawatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 42 orang responden.

2.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data. Berikut ini akan diuraikan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:


(29)

a. Metode Angket (kuesioner).

Yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

b. Metode Wawancara (interview).

Yaitu wawancara untuk menggali data dan fakta dari orang-orang yang dianggap representatif.

c. Metode Observasi.

Yaitu melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian serta mencatatnya ke dalam catatan peneliti (field-note).

2. Data Sekunder, adalah data yang tersedia dan diperoleh di lembaga pemerintah, organisasi, dan lembaga-lembaga lainnya melalui studi pustaka yang terdiri dari:

a. Penelitian Kepustakaan.

Yaitu pengumpulan data-data yang diperoleh melalui buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian. b. Studi Dokumentasi.

Teknik ini dilakukan dengan menelaah kebijakan yang berupa UU, PP, Kepres, Perda, serta catatan tertulis, arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang ada pada instansi terkait.


(30)

2.6. Teknik Pengukuran

Teknik pengukuran skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala ordinal yang menunjukkan posisi dalam urutan tertentu untuk menilai jawaban kuesioner yang akan disebarkan kepada responden (Nawawi, 1987:43).

Adapun Skor dari setiap pertanyaan yang ditemukan adalah: 1. Untuk jawaban alternatif A diberi skor 3

2. Untuk jawaban alternatif B diberi skor 2 3. Untuk jawaban alternatif C diberi skor 1

Kemudiaan untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif apakah tergolong tertinggi, sedang atau rendah terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Maka diperoleh:

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu:

1. Score untuk kategori tertinggi : 2,34 – 3,00 2. Score untuk kategori sedang : 1,67 – 2,33 3. Score untuk kategori rendah : 1,00 – 1, 66


(31)

Untuk menentukan jawaban responden tergolong tinggi, sedang, atau rendah maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan diketahui kategori jawaban responden.

2.7. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisa kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Adapun metode statistik yang digunakan adalah: 1. Koefisien Product Moment

Cara ini dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2005:212).

Γ

xy =

Keterangan:

Γxy = Angka indeks korelasi “Γ” product moment N = Populasi

x = Jumlah seluruh score x

∑ y = Jumlah seluruh score y


(32)

Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Nilai ‘Γxy’ positif = kedua variabel menunjukkan positif artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.

2. Nilai ‘Γxy’ negatif = menunjukkan hubungan antara kedua variabel negatif artinya kenaikan nilai variabel pertama diikuti kenaikan variabel yang lain.

3. Nilai ‘Γxy’ yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap meskipun variabel lain berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan nilai ‘Г’ (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:214), yaitu:

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment Besarnya ‘Γ’ Product

Moment Interpretasi

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Dengan nilai ‘Γ’ (koefisien korelasi) yaitu kita peroleh, kita dapat melihat secara langsung melalui table korelasi untuk menguji apakah nilai “Γ” yang diperoleh tersebut berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan “Γ” yang signifikan, dalam hal ini signifikan 5%. Bila nilai “Γ” tersebut adalah signifikan


(33)

2. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui berapa persen (%) variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas Sugiyono (2005:192) menggunakan rumus sebagai berikut:

D = (Γxy)2 x 100% Keterangan:

D = Koefisien determinasi

Γxy = Koefisien korelasi product moment antara x dan y


(34)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum RSUP Adam Malik

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga merupakan Pusat Rujukan untuk wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau.

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan Rawat Jalan sedangkan untuk pelayanan Rawat Inap baru dimulai pada tanggal 2 Mei 1992. Pada tanggal 11 Januari 1993 secara resmi Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran USU Medan dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik sebagai tanda dimulainya Soft Opening. Kemudian diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 21 Juli 1993.

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik sebagai salah satu unit organik Departemen Kesehatan RI yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Medik wajib melaksanakan Sistem Laporan Rumah Sakit. Sistem Pelaporan Rumah Sakit sangat ditentukan oleh SistemPencatatan Data yang dilakukan dimasing-masing unit kerja.


(35)

3.2. Visi Dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Untuk menuju Indonesia sehat 2010, Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan empat misi (Grand Strategy) pembangunan kesehatan yang meliputi:

1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Merujuk pada Misi Departemen Kesehatan tersebut diatas, maka Visi RSUP. H. Adam Malik adalah “Menjadi pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta pusat rujukan kesehatan wilayah Sumatera Bagian Utara dan Tengah pada tahun 2010 yang bertumpu kepada kemandirian”.

Dengan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat.

2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan yang bermutu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dibidang kesehatan.

3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.


(36)

4. Menyelenggarakan pelayanan yang menunjang peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

3.3. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Rumah sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah Unit Organik Departemen Kesehatan RI, berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik.

3.4. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna

dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

3. Bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan lembaga lainnya dalam menyelenggarakan pendidikan klinik calon dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya.

3.5. Fungsi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Menyelenggarakan Pelayanan Medis.

2. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis. 3. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan.


(37)

6. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan. 7. Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.

3.6. Keadaan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan I. Lokasi Dan Gedung.

Lokasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dibangun diatas tanah seluas ± 10 Ha dan berlokasi di jalan Bunga Lau No.17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara.

GEDUNG.

1. Instalasi Rawat Jalan...7.000m2 Lantai I : 1. Poli Obstetri dan Gynekologi

2. Poli Gigi 3. Poli Jiwa

4. Poli Umum (Askeskin) Lantai II : 1. Poli Anak

2. Poli Kardiologi 3. Poli Paru 4. Poli Syaraf

Lantai III : 1. Poli Penyakit Dalam 2. Poli Bedah


(38)

Lantai IV : 1. Poli Mata 2. Poli THT

3. Poli Kulit dan Kelamin 2. Instalasi Rawat Inap

a. Instalasi Rawat Inap A (300TT)...9.000 m2 b. Instalasi Rawat Inap B (300TT)...9.000 m2 3. Central Medical Unit...11.000 m2

Lantai I : 1. Instalasi Radiologi 2. Instalasi CSSD 3. Instalasi Hemodialisa

Lantai II : 1. Instalasi Diagnostik Terpadu 2. Instalasi Patologi Klinik 3. Instalasi Patologi Anatomi Lantai III : 1. Instalasi Bedah Pusat

2. Instalasi Perawatan Intensif

4. Instalasi Gawat Darurat...1.000 m2 5. Farmasi Dapur dan Laundry...2.100 m2 6. Instalasi Kedokteran Kehakiman/Pemulasaraan Jenazah...500 m2 7. Pusat Administrasi (lantai I, II & III)...3.000 m2 8. M & E Utility...360 m2 9. Work Shop, ITS dan IBM...500 m2 10. Asrama Perawat (lantai I dan II)...1.800 m2


(39)

12. Gudang Barang...250 m2

3.7. Sarana Dan Prasarana RSUP. H. Adam Malik Medan

1. Air: Bersumber dari PAM dengan kapasitas 20L/ detik ditambah Deep Well dengan kapasitas 5 L/ detik.

2. Listrik: Berasal dari PLN dengan kapasitas 1.730 KVA dan generator 1000 KVA yang dikhususkan untuk boiler gedung CMU dan UPS dengan kapasitas 40 KVA.

3. Taman dan Parkir:

- Taman... 6.000 m2 - Parkir... 9.716 m2

4. Pembuangan Limbah Cair dan Padat: Telah dibangun Sewage Treatment bantuan dari negara Korea seluas 800 m2.

5. Alat-alat lain:

- AC Central untuk gedung CMU - Telekomunikasi

- Instalasi gas medis

6. Gedung Rawat Khusus untuk kasus Flu Burung seluas 500 m2.

3.8. Sumber Daya Manusia/ Tenaga Kerja RSUP. H. Adam Malik Medan Dalam upaya peningkatan pelayanan rumah sakit, unsur tenaga memegang peranan yang sangat penting. Tenaga manusia merupakan faktor sentral dalam pembangunan karena merupakan unsur didalam perencanaan, pelaksanaan maupun


(40)

pengawasan. Peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Salah satu pengembangan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan di rumah sakit yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan terarah. Keadaan ketenagaan pada RSUP. H. Adam Malik sudah baik, baik dalam jumlah maupun jenisnya.

Adapun jumlah seluruh karyawan berdasarkan jenis tenaga kerja yang ada di RSUP. H. Adam Malik adalah sebagai berikut:

I. Pejabat Struktural 41 orang yang terdiri dari: 1. Pasca Sarjana (MM. Mkes. MARS) 5 orang 2. Dr. Ahli 4 orang

3. Dr. Umum 2 orang 4. Dr. Gigi 5 orang 5. SKM 4 orang 6. Apoteker 3 orang 7. Sarjana Umum 14 orang 8. Sarjana Keperawatan 2 orang 9. Akfis 1 orang


(41)

II. Kepala Instalasi 24 orang yang terdiri dari: 1. Pasca Sarjana (MM) 1 orang

2. Dr. Ahli (USU) 6 orang 3. Dr. Ahli (Depkes) 9 orang 4. Dr. Umum 2 orang

5. Sarjana Farmasi/Apoteker 2 orang 6. Sarjana Umum 2 orang

7. D-4 Gizi (DCN) 1 orang 8. AIM 1 orang

III. Kepala SMF 17 orang yang terdiri dari: 1. Dr. Ahli (USU) 16 orang

2. Dr. Ahli (Depkes) 1 orang

IV. Medis 396 orang yang terdiri dari: 1. Dr. Ahli (USU) 132 orang 2. Dr. Ahli (Depkes) 106 orang 3. Dr. Umum 18 orang

4. Dr. Gigi 23 orang 5. Dr. PPDS 109 orang


(42)

V. Paramedis Perawatan 585 orang yang terdiri dari: 1. Sarjana Keperawatan 26 orang

2. Akademi Perawatan 355 orang 3. AKBID 13 orang

4. Bidan 39 orang 5. SPK 124 orang 6. SPRG 22 orang 7. AKG 6 orang

VI. Paramedis Non Perawatan 302 orang yang terdiri dari: 1. Sarjana Kesehatan Masyarakat 31 orang

2. Apoteker 29 orang 3. AAF 1 orang 4. AKFIS 20 orang 5. APRO/ATRO 15 orang 6. ATEM 13 orang

7. AAK 8 orang 8. AKZI 13 orang 9. AKNES 5 orang 10. APK 9 orang 11. ARO 5 orang

12. SMF/SAA 58 orang


(43)

14. SPAG 30 orang 15. S-1 Teknik 2 orang 16. S-1 Biologi 7 orang 17. D-4 GIZI/DCN 1 orang 18. SPPH 4 orang

19. SPTG 2 orang 20. ATW 1 orang 21. LCPK 7 orang

VII. Non Medis 262 orang yang terdiri dari: 1. Sajana Umum 72 orang

2. Sarjana Fisika 2 orang 3. Sarjana Gizi 1 orang 4. Sarjana Kimia 1 orang 5. Sarjana Muda 16 orang 6. SLTA 122 orang 7. STM 23 orang 8. SLTP 10 orang 9. SD 8 orang

10. SMTK/SMKK 3 orang 11. KPAA 4 orang


(44)

Tabel 3.1. Dokter ahli/spesialis (fungsional)

DOKTER AHLI/ SPESIALIS (FUNGSIONAL): 235 ORANG

JENIS SPESIALISASI USU DEPKES JUMLAH

1. Spesialis Penyakit Dalam 16 22 38

2. Spesialis Bedah 7 5 12

3. Spesialis Anak 17 9 26

4. Spesialis Obgyn 13 9 22

5. Spesialis Paru 8 5 13

6. Spesialis Kardiologi 4 7 11

7. Spesialis Mata 8 2 10

8. Spesialis THT 10 9 19

9. Spesialis Kulit & Kelamin 8 13 21

10. Spesialis Jiwa 4 3 7

11. Spesialis Syaraf 8 - 8

12. Spesialis Radiologi 3 2 5

13. Spesialis Anasthesi 5 6 11

14. Spesialis Patologi Klinik 5 4 9

15. Spesialis Patologi Anatomi - 3 3

16. Spesialis Forensik 5 1 6

17. Spesialis Rehabilitasi Medis - 1 1

18. Spesialis Gigi & Mulut - 1 1

19. Spesialis Bedah Orthopedi 3 1 4

20. Spesialis Bedah Thorax 1 1 2

21. Spesialis Bedah Syaraf 1 - 1

22. Spesialis Urologi 1 1 2

23. Spesialis Bedah Plastik 1 1 2

24. Spesialis Bedah Digestif 1 - 1

JUMLAH 129 106 235

keterangan:

- Tidak termasuk Ka. Instalasi dan Ka. SMF - Tidak termasuk Pejabat Struktural


(45)

Tabel 3.2.

JUMLAH PENDERITA RAWAT JALAN, JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN RAWAT INAP & CFR DIPERINCI MENURUT 28 JENIS PENYAKIT YANG DIAMATI DI RSUP. HAJI ADAM

MALIK TAHUN 2006

JUMLAH PENDERITA RAWAT JALAN, JUMLAH PENDERITA & KEMATIAN RAWAT INAP & CFR DIPERINCI MENURUT 28 JENIS PENYAKIT YANG DIAMATI DI RSUP. HAJI ADAM

MALIK TAHUN 2006

NO. Nama Penyakit

Jumlah Penderita Baru Rawat Jalan % Rawat Inap Jumlah Penderita Jumlah Kematia n CFR

1 Kolera 1 - 7 - -

2 Diare 99 O,7 144 7 4,9

3 Disentri 1 - 17 - -

4 Typhoid 0 - - - -

5 TB. Paru BTA (+) 326 2,9 221 39 17,6

6 TB. Paru Klinis 12 0,1 18 2 11,1

7 Kusta Mb 1 - 1 - -

8 Kusta PB 0 - - - -

9 Diptheri 0 - - - -

10 Batuk rejan 0 - - - -

11 Tetanus 1 - 6 2 33,3

12 Poliomyelitis akut 1 - 1 - -

13 Campak 4 0,1 5 - -

14 Hepatitis 8 0,1 16 1 6,3

15 Rabies 1 - 1 - -

16 DBD (DHF) 36 0,2 149 - -

17 Malaria Falsiparum 5 - 15 - -

18 Malaria Vivax 0 - - - -

19 Malaria Mix 0 - - - -

20 Malaria Klinis 0 0,1 - - -

21 Sipilis 9 - - - -

22 Infeksi Gondok 0 - 1 - -

23 Frambusia 0 - - - -

24 Filariasis 1 - 1 - -

25 Pneumonia 36 0,1 144 43 29,9

26 Tetanus Neonatorum 0 - 6 1 16,7

27 Infeksi Meningokokus 0 - - - -

28 TBC Meningitis 2 - 9 1 11,1

Jumlah 544 3,4 762 96 12,6

Penyakit Lain 15,44 96,6 9,185 998 10,9

Total 15,988 100,0 9,947 1094 11.0


(46)

3.9. Uraian Tugas Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1. Direktur Rumah Sakit Umum : Memimpin menyusun kebijaksanaan tugas-tugas Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Seksi Keperawatan : Meliputi bimbingan pelaksanaan asuhan pelayanan keperawatan etika dan mutu keperawatan serta kegiatan pendidikan dan latihan penyuluhan kesehatan.

3. Seksi Pelayanan : Mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis, penunjang medis melakukan pemantauan pengawasan penggunaan fasilitas kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis serta pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien.

4. Sub Bagian Umum Rekam : Medik

Meliputi ketatausahaan, kepegawaian, kerumah tanggaan, perlengkapan rekam medis, hukum, perpustakaan pemasaran sosial dan informasi. 5. Sub Bagian Keuangan dan :

Penganggaran

Meliputi penyusunan anggaran, kegiatan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, mobilisasi dana dan penyusunan program.


(47)

6. Sub Seksi Asuhan : Keperawatan

Menyiapkan bahan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan serta meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.

7. Sub Seksi Asuhan : Keperawatan

Menyiapkan bimbingan pelaksanaan penyusunan kebutuhan tenaga keperawatan dan peningkatan mutu tenaga keperawatan serta pelaksanaan etika profesi keperawatan.

8. Sub Seksi Logistik : Keperawatan

Menyiapkan bahan bimbingan pelaksanaan logistik kebutuhan asuhan dan pelayanan keperawatan serta pemantauan, pengawasan dan penilaian kegiatan asuhan keperawatan.

9. Sub Seksi Pelayanan I : Menyiapkan bahan penyusunan seluruh kebutuhan instalasi rawat inap dan perawatan intensif instalasi dan instalasi bedah sentral.

10. Sub Seksi Pelayanan II : Menyiapkan bahan penyusunan seluruh kebutuhan rawat jalan, instalasi patologi dan instalasi radiologi.

11. Urusan Tata Usaha : Melakukan kegiatan surat menyurat, arsip, ekspedisi dan pengadaan.


(48)

12. Urusan Kepegawaian : Melakukan penyiapan analisis kebutuhan pegawai, pengembangan pegawai, mutasi pegawai, tata usaha kepagawaian, kesejahteraan pegawai organisasi dan tata laksana.

13. Urusan Rumah Tangga dan : Perlengkapan

Melakukan kegiatan urusan dalam, kebersihan, keamanan, perlengkapan, pergudangan non medis, pengelolaan, asrama, pengoperasian kendaraan dan pemulangan jenazah.

14. Urusan Rekam Medis dan : Informasi

Melakukan urusan penyusunan dan pengolahan rekam medis, laporan hukum, hubungan masyarakat, perpustakaan, pemasaran sosial, publikasi dan informasi.

15. Urusan Penyusunan Program : dan Anggaran

Menyiapkan penyusunan program serta penyusunan anggaran rutin dan anggaran pembangunan.

16. Urusan Perbendaharaan : Melakukan kegiatan perbendaharaan. 17. Urusan Mobilisasi Dana : Melakukan kegiatan mobilisasi dana.

18. Urusan Akutansi : Melakukan akutansi keuangan, akutansi manajemen dan verifikasi.

19. Kepala Instalasi : Menyiapkan fasilitas agar pelayanan terlaksana dengan baik.


(49)

20. Instalasi Rawat Jalan : Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan pelayanan rawat jalan yang terdiri dari beberapa poliklinik.

21. Instalasi Rawat Inap dan : Perawatan Intensif

Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan rawat inap dan melakukan upaya pemulihan kesehatan.

22. Instalasi Rawat Darurat : Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan pelayanan keselamatan jiwa pasien yang tepat waktu dan tepat tindak.

23. Instalasi Bedah Sentral : Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan pelayanan bedah.

24. Instalasi Radiologi : Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan diagnosa penyakit melalui pemeriksaan secara radiologis baik dengan radiasi pengion maupun non pengion.

25. Instalasi Farmasi : Merupakan fasilitas untuk melakukan peracikan, penyimpanan, penyediaan dan pengeluaran obat-obatan dan bahan kimia, penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, alat perawatan dan alat kesehatan.


(50)

26. Instalasi Gizi : Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan pelayanan pengelolaan makanan, konsultasi, penyuluhan dan terapi gizi.

27. Instalasi Patologi : Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan pelayanan pemeriksaan darah, urine, fases dan cairan tubuh.

28. Instalasi Pemeliharaan Rumah : Sakit

Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan pelayanan pemeliharaan bangunan, peralatan listrik, pembuangan sampah, gas medik, gas tenik dan cairan buangan alat angkut.

29. Komite Medis : Membantu direktur menyusun standard pelayanan dan memantau pelaksanaannya, serta melaksanakan pembinaan etika profesi anggota staf medis fungsional serta mengembangkan program.

30. Staf Medis Fungsional : Melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.


(51)

3.10. Fasilitas Pelayanan RSUP. H. Adam Malik Medan 3.10.1. Pelayanan Medis

Tabel 3.3. Pelayanan Medis

1 Instalasi Rawat Jalan

Lantai I

- Poli Obstetri dan Ginekologi - Poli Gigi dan Mulut

- Poli Jiwa

- Poli Umum (Askeskin)

Lantai II

- Poli Anak - Poli Kardiologi - Poli Paru - Poli Syaraf

Lantai III

- Poli Penyakit Dalam - Poli Bedah

- Poli Bedah Syaraf

Lantai IV

- Poli Mata - Poli THT

- Poli Kulit dan Kelamin

2 Instalasi Rawat Inap 566 TT

RINDU A

Lantai I - Penyakit Dalam Wanita 46 - Penyakit Dalam Pria 46 Lantai II - Paru-paru 48 - Neurologi 46 Lantai III - Mata, THT, Gimul, Kulit Kelamin 48 - VIP + Klas I Plus (umum) 28

RINDU B

Lantai I - Kamar Bersalin

- Kebidanan & Penyakit Kandungan 36

Lantai II

- Anak 30 - Bedah Pria 51 - Bedah Wanita 40 - RB 3 (kelas I & II) 60 - Instalasi CVCU 39 Lantai III - VIP + Kelas I Plus (umum) 48


(52)

3

Instalasi Perawatan Intensif 24 TT

IPI Dewasa 8 TT IPI Anak 4 TT IPI Pasca Bedah 8 TT IPI Jantung (ICCU) 4 TT

4 Instalasi Gawat Darurat 24 Jam 5 Instalasi Bedah Pusat 9 Kamar

Operasi

6 Instalasi Hemodialisa 10 Unit

3.10.2. Pelayanan Penunjang Medis

Tabel 3.4. Pelayanan Penunjang Medis

1

Instalasi Diagnostik Terpadu

Endoscopy Emg

EEG Spirometri/ Bronchoscopy

USG Tread Mill

Echocardiografi Body Plentysmograf

Colonoscopi Biopsi

Thorax Coscopi E S W L

RPG/ Urocystocopy Colpcoscopy

Laringoscopy/ Nasofaringoscopy

2

Instalasi Pathologi Klinik

Hematologi Nefrologi

Metabolik Endokrinologi Hepato Gastro E

Penyakit Infeksi Allergi Immunologi

3

Instalasi Pathologi Anatomi

Histopatologi Cytologi

Immuno Hetokemi

4 Instalasi Radiologi

5 Instalasi Rehabilitasi Medik


(53)

3.10.3. Pelayanan Penunjang Non Medis

Tabel 3.5. Pelayanan Penunjang Non Medis

1 Instalasi Gizi

2 Instalasi Farmasi

3 Instalasi Cssd

4 Instalasi Bioelektro Medik

5 Instalasi Pkmrs

3.10.4. Pelayanan Non Medis

Tabel 3.6. Pelayanan Non Medis

1 Instalasi Tata Usaha Pasien

2 Instalasi Tehnik Sipil

3 Instalasi Pemulasaraan Jenazah

Sumber: RSUP. H. Adam Malik

3.11. Kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat)

Kegiatan Pelatihan yang diikuti oleh pegawai RSUP. Haji Adam Malik Medan yang dilaksanakan oleh RSUP. Haji Adam Malik Medan. Berikut ini akan disajikan tabel pegawai yang mengikuti pelatihan di RSUP. Haji Adam Malik Medan dari tahun 2004 s/d 2006.


(54)

Tabel 3.7. Persentase jumlah tenaga yang telah mengikuti pelatihan/kursus/penataran Tahun 2004 s/d 2006

Tahun

JUMLAH PESERTA RSUP. H. ADAM MALIK

Sub total

RS/ INSTANSI LAIN

Sub total Medik

Para Medik

Non

Medik Medik

Para Medik

Non Medik Prwt. Non

Prwt. Prwt.

Non Prwt.

2004 29 41 26 30 128 - - - - -

2005 13 36 13 42 107 - - - -- -

2006 22 65 25 18 130 2 16 - - 18

Sumber: RSUP. H. Adam Malik

Berdasarkan tabel 24 di atas diketahui bahwa jumlah tenaga medik dan para medik yang mengikuti pelatihan/ kursus/ penataran mengalami peningkatan, sedangkan tenaga non medik menurun. Jumlah peserta dari rumah sakit dan instansi lain yang mengikuti pelatihan juga meningkat.


(55)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik berdasarkan angket (kuesioner) yang telah disebarkan kepada dokter dan perawat yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 42 orang serta sebagai bahan pendukung untuk mendapatkan data yang valid dan akurat peneliti juga melakukan wawancara dengan key informan yang berjumlah 4 orang yang terdiri atas Kepala Bagian Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 1 orang dokter spesialis anak, serta 2 orang pasien.

Penyajian data sebagai tahap awal dalam rangka analisa data dari kuesioner yang telah disebarkan akan diuraikan dalam bentuk tabel frekwensi. Data-data yang disajikan meliputi data-data tentang identitas responden dan variabel-variabel penelitian. Untuk pertanyaan yang menyangkut identitas responden tidak diberikan skor dan tidak dianalisa secara kuantitatif sedangkan untuk pertanyaan mengenai variabel penelitian yaitu Kemampuan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Kesehatan akan diberi skor dan akan dianalisa dengan teknik analisa kuantitatif serta menggunakan perhitungan statistik yaitu memakai rumus koefisien korelasi product moment dan uji determinan. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

4.1. Identitas Responden

Data identitas responden mencakup distribusi menurut jenis kelamin, pendidikan terakhir, golongan, dan lamanya bekerja. Berdasarkan hasil penelitian


(56)

yang dilakukan, maka identitas responden dapat diuraikan seperti yang ada di bawah ini:

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin frekwensi Persentase (%)

1 Laki-laki 9 21

2 Perempuan 33 79

Jumlah 42 100

Sumber: kuesioner Mei 2008

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh responden berjumlah 42 orang, dimana jumlah responden terbesar adalah yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 33 orang (79%), sedangkan jumlah responden terkecil adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 9 orang (21%).

Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Umur

No. Umur frekwensi Persentase (%)

1 20 s/d 25 tahun 5 12

2 26 s/d 31 tahun 21 50

3 32 s/d 37 tahun 7 17

4 38 s/d 43 tahun 6 14

5 44 s/d 50 tahun 3 7

6 Diatas 51 tahun - -

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden terbesar terletak pada kelompok umur 26-31 tahun yang berjumlah 21 orang (50%). Sedangkan urutan kedua terletak pada responden dengan umur 32-37 tahun yang berjumlah 7 orang (17%). Pada urutan ketiga terdapat pada responden dalam kelompok umur 38-43 tahun yang berjumlah 6 orang (14%). Pada urutan keempat terdapat pada responden kelompok umur 20-25 tahun yang berjumlah 5 orang


(57)

(12%). Dan pada urutan kelima atau pada urutan yang terkecil ditempati oleh responden pada kelompok umur 44-50 tahun yang berjumlah 3 orang (7%). Kemudian pada urutan keenam atau yang terakhir ditempati oleh responden pada kelompok umur di atas 51 tahun (0%).

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Terakhir Frekwensi Persentase (%)

1 SLTA/sederajat - -

2 Program DIII 16 38

3 Program S-1 18 43

4 Program S-2 8 19

Jumlah 42 100

Sumber : Kuesioner Mei 2008

Dari data yang ditunjukkan oleh tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai yang ada pada RSUP. Haji Adam Malik Medan lebih banyak berasal dari tamatan program S-1 yaitu sebanyak 18 orang (43%), sedangkan diposisi kedua berasal dari tamatan program Diploma III keperawatan yaitu sebanyak 16 orang (38%). Dan pada posisi ketiga berasal dari tamatan program S-2 yaitu sebanyak 8 orang (19%). Sedangkan yang berasal dari tamatan SLTA/sederajat tidak ada. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan dari kebanyakan responden adalah program S-1 hingga mencapai 18 orang atau sekitar 43%, namun yang berasal dari lulusan SLTA/sederajat (0%).


(58)

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

No. Masa Kerja Frekwensi Persentase (%)

1 1 – 5 tahun 23 55

2 6 – 10 tahun 8 19

3 11 – 15 tahun 11 26

4 16 – 20 tahun - -

5 21 – 25 tahun - -

6 Diatas 26 tahun - -

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masa kerja dari pegawai yang ada di RSUP. Haji Adam Malik Medan yang menjadi responden terbanyak berasal dari masa kerja dari 1-5 tahun dimana terdapat 23 orang (55%). Pada posisi kedua masa kerja pegawai 11-15 tahun dengan jumlah pegawai 11 orang (26%). Pada posisi ketiga masa kerja pegawai 6-10 tahun dengan jumlah pegawai 8 orang (19%), sedangkan masa kerja dari 16-20 tahun, 21-25 tahun dan sampai dengan diatas 26 tahun tidak ada (0%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ada beberapa dari mereka yang telah bekerja sejak rumah sakit itu didirikan pada tahun 1991, namun ada juga yang masih baru bekerja.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat Dan Golongan

No. Pangkat/ Golongan Frekwensi Persentase (%)

1 I - -

2 II 13 31

3 III 27 64

4 IV 2 5

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa responden yang memiliki golongan III sebanyak 27 orang (64%), golongan II sebanyak 13 orang (31%) dan golongan IV sebanyak 2 orang (5%), sedangkan golongan I tidak ada. Berdasarkan jawaban


(59)

responden dari data tersebut dapat kita lihat bahwa golongan responden yang berasal dari golongan III sangat tinggi yaitu sebanyak 27 orang (64%) dibandingkan dengan responden dari golongan II dan IV, sedangkan golongan I tidak ada (0%).

4.2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel penelitian yang terdiri dari variabel bebas (X) yaitu kemampuan sumber daya manusia dan variabel terikat (Y) yaitu pelayanan kesehatan. Variabel X terdiri dari 12 item pertanyaan, sedangkan variabel Y terdiri dari 20 item pertanyaan yang semuanya adalah jenis pertanyaan tertutup. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

4.2.1. Variabel Bebas (X) Kemampuan Sumber Daya Manusia a. Pendidikan dan Latihan

Tabel 4.6. Distribusi Responden Mengenai apakah pernah ikut dalam program diklat dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja pegawai

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya/pernah 19 45

2 Kadang-kadang 8 19

3 Tidak pernah 15 36

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari data yang diperlihatkan tabel di atas dapat telihat bahwa jumlah responden atau pegawai yang pernah ikut dalam pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan RSUP. Haji Adam Malik Medan berjumlah 19 orang (45%), yang menjawab kadang-kadang ikut dan kadang-kadang tidak ikut pendidikan dan latihan berjumlah 8 orang (19%) dan yang tidak pernah ikut pendidikan dan latihan


(60)

sebanyak 15 orang (36%). Dalam hal ini sebagian sampel ada yang kadang-kadang ikut diklat dan kadang-kadang juga tidak ikut. Karena diklat yang ada dari Dinkes terkadang terserah dari Dinkes siapa-siapa yang diikut sertakan dalam diklat tersebut. Berdasarkan jawaban responden di atas dapat kita ambil kesimpulan sementara bahwa pegawai sering mendapatkan pendidikan dan pelatihan tersebut. Ini juga dapat dilihat dari profil yang diberikan oleh Sub. Bagian penyusunan program dan pelaporan (PPL) dari rumah sakit kepada peneliti. Data tersebut menunjukkan pada tahun 2004 total pegawai yang ikut dalam diklat 128 orang. Pada tahun 2005 berjumlah 107 orang, dan pada tahun 2006 sebanyak 130 orang (lihat tabel 3.7).

Tabel 4.7. Distribusi jawaban Responden Mengenai apakah diklat yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 25 60

2 Kurang 14 33

3 Tidak 3 7

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari data tabel diatas dapat di lihat bahwa sebanyak 25 orang (60%) responden menjawab diklat yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas, sementara 14 orang (33%) responden yang menjawab kurang meningkatkan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas dan sisanya 3 orang (7%) responden menjawab tidak meningkatkan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas. Berdasrkan jawaban responden di atas dapat kita ambil kesimpulan sementara bahwa diklat yang diberikan dapat meningkatkan


(61)

kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas mereka. Hal ini membuktikan bahwa secara umum diklat yang diberikan kepada para pegawai dapat meningkatkan kemampuan mereka. Ini juga diperkuat dengan adanya alasan yang diisi para responden. Responden mengatakan dengan diklat mereka dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang mereka peroleh selama diadakan diklat dan dapat diterapkan di dalam melaksanakan tugas-tugas maupun pekerjaan dan pelayanan kesehatan yang mereka berikan terhadap pasien.

Tabel 4.8. Distribusi jawaban Responden Mengenai apakah dengan tingginya pendidikan pegawai dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pasien

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 30 72

2 Kadang-kadang 9 21

3 Tidak 3 7

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Berdasarkan data tabel yang di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang (72%) responden menjawab dengan tingginya pendidikan pegawai dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pasien, sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 9 orang (21%) dan sisanya menjawab tidak sebanyak 3 oarang (7%). Dari data tersebut kesimpulan sementara bahwa dengan melihat jawaban para responden yang lebih banyak menjawab ya sebanyak 30 orang (72%) responden. Kemudian kategori jawaban kadang-kadang sebanyak 9 orang (21%) responden dan disusul kategori jawaban tidak sebanyak 3 orang (7%) responden. Dari kategori jawaban responden tersebut maka memang pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan pelayanan yang mereka berikan terhadap pasien.


(62)

b. Pengalaman Kerja

Tabel 4.9. Distribusi jawaban Responden Mengenai apakah pengalaman kerja yang diperoleh selama ini membantu pegawai dalam melaksanakan tugas dengan baik

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 37 88

2 Kadang-kadang 5 12

3 Tidak - -

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari data tabel di atas dapat dilihat kategori jawaban dari responden yang menjawab pengalaman kerja yang diperoleh selama ini membantu pegawai dalam melaksanakan tugas dengan baik sebanyak 37 orang (88%), sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 5 orang (12%) kemudian yang mengatakan tidak (0%). Dari hasil data ini dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pengalaman yang diperoleh selama menjalankan pekerjaan memang dapat membantu untuk menjalankan pekerjaan para pegawai agar lebih baik. Bukan hanya itu pengalaman juga dapat menghindari dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan pada waktu yang dulu. Ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang memberikan kategori jawaban ya yaitu sebanyak 37 orang (88%) dari responden. Kemudian disusul kategori jawaban kadang-kadang sebanyak 5 orang (12%) dan seterusnya kategori jawaban tidak (0%).


(63)

Tabel 4.10. Distribusi jawaban Responden apakah pegawai selalu membuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 2 5

2 Kadang-kadang 24 57

3 Tidak 16 38

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa kategori jawaban responden yang menjawab selalu membuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan sebanyak 2 orang (5%), kemudian yang menjawab kadang-kadang sebanyak 24 orang (57%) dan yang menjawab tidak sebanyak 16 orang (38%). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pegawai kadang-kadang selalu membuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Data ini dapat dilihat dari kategori jawaban kadang-kadang para responden sebanyak 24 orang (57%) responden. Disusul kategori jawaban yang mengatakan tidak sebanyak 16 orang (38%) dan kemudian kategori jawaban ya sebanyak 2 orang (5%) responden.


(64)

c. Disiplin

Tabel 4.11. Distribusi jawaban Responden Mengenai apakah pegawai masuk rumah sakit tepat pada waktunya setiap hari

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 30 71

2 Kadang-kadang 10 24

3 Tidak 2 5

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Berdasarkan data tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada 30 orang (71%) responden yang menjawab pegawai memasuki rumah sakit tepat pada waktunya setiap hari, sedangkan yang menjawab kadang-kadang ada 10 orang (24%), dan yang mengatakan tidak ada 2 orang (5%) dari responden. Dari hal tersebut di atas dapat kita simpulkan sementara bahwa responden yang menyatakan pegawai yang memasuki rumah sakit tepat pada waktunya setiap hari lebih banyak.

Tabel 4.12. Distribusi jawaban Responden Mengenai apakah pegawai selalu meminta izin bila meninggalkan rumah sakit sebelum habis waktu jam kerja

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 30 71

2 Kadang-kadang 12 29

3 Tidak - -

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari tabel ini responden yang menjawab pegawai selalu meminta izin bila meninggalkan rumah sakit sebelum habis waktu jam kerja ada 30 orang (71%), sedangkan yang menjawab kadang-kadang ada 12 orang dan yang menjawab tidak (0%). Berdasarkan tabel di atas dapat kita simpulkan sementara bahwa pegawai


(65)

yang selalu meminta izin bila meninggalkan rumah sakit sebelum habis waktu jam kerja lebih banyak dari kategori jawaban lainnya.

d. Kerjasama

Tabel 4.13. Distribusi jawaban Responden Mengenai apabila diberikan tugas secara kelompok, apakah pegawai selalu dapat bekerjasama dengan rekan kerja

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 34 81

2 Kadang-kadang 8 19

3 Tidak - -

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari data tabel di atas dapat responden yang menjawab pegawai selalu dapat bekerjasama dengan rekan kerja ada 34 orang (81%), sedangkan yang menjawab kadang-kadang ada 8 orang (19%) dan yang mengatakan tidak (0%). Dari data tersebut dapat kita ambil kesimpulan sementara bahwa pegawai selalu dapat bekerjasama dengan rekan kerja mereka dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab lebih banyak dari kategori jawaban lainnya.

Tabel 4.14. Distribusi jawaban Responden Mengenai apakah dengan bekerjasama dengan rekan kerja dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pelayanan

No. Kategori jawaban Frekwensi Persentase (%)

1 Ya 40 95

2 Kadang-kadang 2 5

3 Tidak - -

Jumlah 42 100

Sumber: Kuesioner Mei 2008

Dari data tabel di atas dapat dilihat responden yang menjawab dengan bekerjasama dengan rekan kerja dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan


(1)

direktur rumah sakit ini mengenai keluhan-keluhan baik dari pasien ataupun dari kami jika terdapat hambatan dalam kinerja kami sebagai dokter”.

III. Pasien I: Bapak Muchtar

1. Menurut bapak apakah sarana dan prasarana juga fasilitas yang ada di rumah sakit ini sudah baik/memadai?

Jawaban:

“menurut saya sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit ini sudah cukup baik, walaupun tempat tidur dan alat-alat yang ada sebagian masih kurang bagus lagi”.

2. Menurut bapak apakah biaya pengobatan yang ditetapkan pihak rumah sakit ini sudah dapat dijangkau setiap pasien?

Jawaban:

“menurut saya biaya yang diberikan pihak rumah sakit ini sudah dapat dijangkau oleh setiap pasien, karena sebagian besar yang berobat di sini pasien yang menggunakan ASKESKIN jadi baik biaya obat dan yang lainnya ditanggung oleh pemerintah”.

3. Menurut bapak apakah dokter dan perawat di rumah sakit ini selalu memberikan pelayanan yang baik maupun sopan kepada setiap pasien?

Jawaban:


(2)

4. Menurut bapak apakah prosedur pelayanan kesehatan rumah sakit ini memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan?

Jawaban:

“menurut saya prosedur pelayanan yang ada di rumah sakit ini sudah cukup memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan, karena sebagian besar pasien yang berobat di sini yang mengurus semua prosedur adalah perawat yang bersangkutan atau yang berada di sub bagian yang ada”.

5. Menurut bapak apakah pelayanan yang pasien dapatkan selalu siap tepat pada waktunya?

Jawaban:

“menurut saya pelayanan di rumah sakit ini sudah cukup baik, dimana kita pas mau nagmbil obat apalagi pasien ASKESKIN yang membuat janji bahwa pada saat yang ditentukan obat yang kita butuhkan sudah ada. Walupun kadang-kadang tidak seperti yang kita harapkan, itupun lihat-lihat kondisi dilapangan”.

IV. Pasien II: Ibu Idah

1. Menurut bapak apakah sarana dan prasarana juga fasilitas yang ada di rumah sakit ini sudah baik/memadai?

Jawaban:

“menurut saya sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit ini sudah cukup baik, karena setiap sarana yang kita butuhkan sudah ada dan memadai bagi kita”.


(3)

2. Menurut bapak apakah biaya pengobatan yang ditetapkan pihak rumah sakit ini sudah dapat dijangkau setiap pasien?

Jawaban:

“menurut saya biaya yang diberikan pihak rumah sakit ini sudah dapat dijangkau oleh setiap pasien, karena sebagian besar yang berobat di sini pasien yang menggunakan ASKESKIN jadi baik biaya obat dan yang lainnya ditanggung oleh pemerintah”.

3. Menurut bapak apakah dokter dan perawat di rumah sakit ini selalu memberikan pelayanan yang baik maupun sopan kepada setiap pasien?

Jawaban:

“menurut saya dokter dan perawat di rumah sakit ini sebagian besar sudah cukup baik memberikan pelayanan, walaupun kadang ada dokter dan perawat yang kurang baik atau kurang perhatian bagi pasien. Karena apabila kita butuhkan perawat dan dokter selalu datang, tetapi terkadang kondisi di lapangan sibuk dan kita dibuat menunggu”.

4. Menurut bapak apakah prosedur pelayanan kesehatan rumah sakit ini memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan?

Jawaban:

“menurut saya prosedur pelayanan yang ada di rumah sakit ini sudah cukup memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan, karena sebagian besar pasien yang berobat di sini yang mengurus semua prosedur adalah perawat yang


(4)

5. Menurut bapak apakah pelayanan yang pasien dapatkan selalu siap tepat pada waktunya?

Jawaban:

“menurut saya pelayanan di rumah sakit ini sudah cukup baik, dan kadang-kadang tidak tentu dan tidak tepat pada waktunya. Dan ini juga lihat-lihat kondisinya, apabila lagi sibuk kita dibuat nunggu untuk mendapatkan baik itu obat dan diagnosa penyakit kita”.


(5)

Lampiran

Tabulasi Data Variabel Pelayanan Kesehatan (Y) No.

Resp

NILAI ITEM JAWABAN RESPONDEN Skor

Total

Skor Rata-rata 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.

1. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3,00

2. 1 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 2,75

3. 1 2 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 51 2,55

4. 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 49 2,45

5. 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 52 2,6

6. 2 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 1 2 1 1 1 3 3 2 44 2,2

7. 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 46 2,3

8. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 54 2,7

9. 2 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 46 2,3

10 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 44 2,2

11. 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 45 2,25

12. 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 56 2,8

13. 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 44 2,2

14. 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 54 2,7

15. 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 49 2,45

16. 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 48 2,4

17. 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 52 2,6

18. 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 45 2,25

19. 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 50 2,5

20. 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 50 2,5


(6)

26. 1 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 33 1,65

27. 2 2 3 2 1 1 3 3 2 1 3 2 1 2 1 1 1 2 3 2 38 1,9

28. 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 3 3 1 2 1 1 1 2 3 1 43 2,15

29. 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 44 2,2

30. 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 51 2,55

31. 1 2 3 1 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 43 2,15

32. 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 44 2,2

33. 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 2,8

34. 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 44 2,2

35. 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 50 2,5

36. 1 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 3 3 47 2,35

37. 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 56 2,8

38. 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 37 1,85

39. 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56 2,8

40. 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 45 2,25

41. 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 56 2,8