UNSUR HARA DALAM LCPKS EFFLUENT

2.2 UNSUR HARA DALAM LCPKS

Pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai pupuk organik mempunyai unsur-unsur hara yang memperbaiki struktur fisik tanah, meningkatkan aerasi, peresapan, retensi, dan kelembaban, serta meningkatkan perkembangbiakan dan perkembangan akar tanaman. Seperti yang terlihat pada Tabel 2.3 komposisi nutrisi yang terdapat pada limbah cair kelapa sawit cocok untuk diolah menjadi pupuk organik. Tabel.2.3 Komposisi nutrisi pada limbah cair pabrik kelapa sawit [7] Uraian BOD mgl P mgl N mgl K mgl Mg mgl Limbah fat fit 25.000 500-900 90-140 1.000-1.975 250-340 Kolam Pengasaman 25.000 500-900 90-140 1000-1.975 250-340 Kolam Anaerob Primer 3.500-5.000 675 90-110 1000-1850 250-320 Kolam Anaerob Sekunder 2.000-3.500 450 62-85 875-1250 160-215 Kolam Aerobik 100-200 80 5-15 420-670 25-55 Kolam Pengendapan 100-150 40-70 3-15 330-650 17-40 Pada proses pengolahan LCPKS menjadi biogas akan dihasilkan effluent. Effluent hasil pengolahan pembentukan biogas mempunyai unsur-unsur hara yang memperbaiki struktur fisik tanah, meningkatkan aerasi, peresapan, retensi, dan kelembaban, serta meningkatkan perkembangbiakan dan perkembangan akar tanaman. Komposisi effluent di estimasi mengandung komposisi yang relatif sama dengan komposisi pada LCPKS. Hal ini dikarenakan proses pengolahan biogas dengan cara fermentasi yang tidak akan menghilangkan unsur-unsur tersebut.

2.3 EFFLUENT

Pengolahan LCPKS menjadi biogas yang komponen utamanya adalah gas metana CH 4 sebenarnya sudah banyak dilaporkan. Bahkan,telah diaplikasikan pada beberapa PKS di Malaysia dan Indonesia oleh Novaviro Sdn Bhn, Malaysia. Akan tetapi, proses Novaviro memerlukan HRT yang relatif besar yakni 18-20 hari. Mengingat besarnya jumlah LCPKS yang harus diolah per harinya menyebabkan proses ini memerlukan digester anaerobik berukuran besar. Misalnya untuk mengolah LCPKS yang diproduksi oleh suatu PKS berkapasitas 30 ton TBSjam yakni sekitar 360 m 3 LCPKShari, diperlukan digester anaerobik berkapasitas total ± 7 Universitas Sumatera Utara 6.500 m 3 . Tentunya diperlukan investasi besar untuk menerapkan proses ini pada beberapa PKS yang ada. Gambar 2.2 Effluent dari digester anaerobik Walupun telah berhasil memproduksi biogas dan menurunkan konsentrasi COD dalam LCPKS dari ± 54.000 mgl menjadi ± 10.000mgl lihat Tabel 2.4, tetapi keluaran effluent digester anaerobik ber HRT 6 hari belum dapat dibuang ke lingkungan lihat Tabel 2.2. Ini disebabkan konsentrasi COD effluent masih terlalu tinggi dibanding nilai ambangnya yakni ± 350 mgl. Effluent dengan konsentrasi 10.000 mgl juga masih berbau sehingga walaupun telah diencerkan dengan air masih belum layak untuk dibuang ke lingkungan. Tabel 2.4. Komposisi keluaran effluent digester anaerobik [8] Parameter Satuan Nilai TS mgl 11.900 VS mgl 7.500 TSS Total Suspended Solid mgl 2.570 VSS Volatile Suspended Solid mgl 2.200 BOD Biological Oxygen Demand mgl 3.050 COD Chemical Oxygen Demand mgl 8.600 T-N mgl 490 NH 3 -N mgl 65 T-P mgl 110 K mgl 1.900 Ca mgl 23 Mg mgl 256 Cd mgl 0,01 As mgl 0,01 Zn mgl 0,61 Cr mgl 0,04 Hg mgl 0,0005 8 Universitas Sumatera Utara

2.4 PUPUK