BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Publik PSAK, 2012 : Paragraf 7 Laporan Keuangan adalah “laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan” Menurut Mulyadi 2012 laporan keuangan adalah “suatu penyajian
data keuangan termasuk catatan yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi aktiva danatau kewajiban
selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang
berlaku umum”. Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report. Laporankeuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi. Oleh sebab itu, di dalam penyusunannya laporan keuangan memiliki karakteristik tersendiri.
Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK: 2012 adalah:
1. Relevan relevance
Universitas Sumatera Utara
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
2. Dapat dipahami consistency Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
3. Keandalan reliable Informasi juga harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas andal
jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur faithful
representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan comparability Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahan
antar periode untuk mengidentifikasikan kecendrungan trend posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaanuntuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Universitas Sumatera Utara
Informasi keuangan yang nantinya akan dijadikan instrumen untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders
merupakan tujuan utama dari perusahaan go public dalam hal pelaporan keuangan financial reporting.
2.1.2 Auditing
Menurut Arens, Elder, dan Beasley 2008:4 “auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.” Sedangkan definisi auditing menurut Agoes 2004 : 3 Auditing adalah
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keungan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangannya. Menurut Mulyadi, 2012 menyatakan bahwa Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Auditing PSA No. 1 telah menetapkan masing – masing standar auditing sebagai berikut :
a. Standar umum, yaitu: 1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi,
dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
b. Standar pekerjaan lapangan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian saat dilakukan. 3. Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar pelaporan, yaitu : 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.
Dalam pelaksanaan auditing terdapat 3 kriteria fundamental yang harus dipenuhi oleh seorang auditor yaitu :
1. Auditor harus memiliki independensi yang tinggi
2. Pendapat yang diungkapkan oleh auditor harus berdasarkan bukti – bukti
pendukung 3.
Hasil pekerjaan auditor harus dipertanggung jawabkan dalam laporan keuangan auditan
Kewajiban memenuhi standar profesi dan tanggung jawab atas opini audit menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas
laporan keuangan. Hal ini memberikan dampak terhadap lamanya penyelesaian audit jika auditor tidak memiliki kemampuan dan kecermatan.
Hal ini juga menimbulkan konsekuensi bagi auditor untuk dapat memenuhi
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab profesionalnya dalam melaporkan laporan keuangan audit secara tepat waktu. Apabila auditor dapat memenuhi tanggung jawabnya
maka publikasi laporan keuangan kepada masyarakat umum akan dapat terlaksana secara tepat waktu. Oleh karena itu apabila penyelesaian audit
dapat cepat dilakukan maka informasi yang akan diberikan bagi stakeholder akan lebih cepat penyampaiannya.
2.1.3 Audit Report Lag
Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Proses penyediaan informasi akuntansi
kepada publik akan memberikan nilai lebih apabila informasi tersebut disajikan secara tepat waktu. Informasi yang tepat waktu adalah informasi
yang memiliki audit report lag kecil. Ketepatwaktuan merupakan kualitas yang berkaitan dengan
ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara tanggal laporan keuangan dengan laporan audit Audit Delay mencerminkan ketepatwaktuan
penyampaian laporan keuangan informasi yang sebenarnya bernilai tinggi dapat menjadi tidak relevan kalau tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
Ketepatwaktuan informasi mengandung pengertian bahwa informasitersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat
perbedaan dalam keputusan. Audit report lag sering disebut juga audit delay dalam beberapa
penelitian didefinisikan sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal
Universitas Sumatera Utara
dengan tanggal diterbitkannya laporan audit.Menurut Parwati dan Suhardjo, 2009. “Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan”. Keterlambatan penyelesaian audit laporan
keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan
Auditreport lag adalah rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan
untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31
Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Menurut Dyer dan McHugh 1975 dalam Ahmad, Alim, dan Subekti
2005 membagi keterlambatan atau lag menjadi: 1.
Preliminary lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya tahun buku sampaidengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan
oleh pasar modal.
2. Auditor’s signature lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya
tahun buku sampaidengan tanggal yang tercantum dalam laporan keuangan auditor.
3. Total lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya tanggal buku
sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
2.1.4 Kualitas Audit
Kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
auditeenya. Salah satu alat untuk menilai kualitas audit adalah ukuran KAP Kantor Akuntan Publik. Pada umumnya, KAP besar bekerja sama dengan
Universitas Sumatera Utara
KAP internasional memperoleh insentif yang lebih besar dan mempunyai lebih banyak sumber daya sehingga tugas audit dapat dilaksanakan secara
lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit.
Kantor Akuntan Publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan, yang berusaha di
bidang pemberian jasa professional dalam praktek akuntan publik. Definisi kualitas audit lebih menekankan pada kebebasan auditor.
Auditor ukuran besar lebih besar bertindak daripada ukuran kecil. Kualitas audit merupakan suatu kemungkinan auditor akan menemukan dan
melaporkan kesalahan yang ditemukannnya, dan kebebasan dianggap dapat dikompromikan apabila auditor tidak melaporkan kesalahan tersebut. Kualitas
audit menjelaskan bagaimana mendeteksi dalam menemukan kekeliruan yang bersifat material baik itu karena kecuarangan maupun ketidaktelitian dalam
laporan keuangan. Kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan informasi laporan keuangan yang sedikit kekeliruan. Hal ini disebabkan auditor
memiliki kemampuan dan ketelitian saat proses audit atas laporan keuangan. Menurut De Angelo 1981 “ukuran perusahaan audit berhubungan
positif dengan kualitas audit”. Banyak penelitian mengenai kualitas audit mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan akuntansi digunakan sebagai
indikator kualitas audit. 2.1.5 Jenis Opini Audit
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sembiring2011Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah
diauditnya. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Tujuan utama audit atas laporan
keuangan adalah menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan klien disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip berterima umum di Indonesia.
Dari sudut pandang pemakai, laporan dianggap sebagai produk utama dari proses atestasi. SPAP mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali kantor
akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Keterkaitan ini tidak selalu berupa audit laporan keuangan, tetapi dapat pula hanya berupa bantuan
untuk menyusun laporan keuangan. Menurut Arens dan Loebbecke 2008: 36 terdapat 5 jenis opini udit
yang dapat diberikan auditor atas laporan keuangan auditnya, yaitu 1.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian unqualified
opinion, jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan unqualified opinion with explanatory
paragraph dalam laporan auditnya karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang
lengkap dengan hasil–hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk
memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya.
3. Wajar dengan Pengecualian WDP
Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian qualified opinion untuk
pos–pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan
wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat.
Universitas Sumatera Utara
4. Tidak Wajar
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar adverse opinion. Pendapat tidak wajar hanya
diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang sangat
material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat
Disclaimer opinion atau opini tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan
apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan tidak
memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor
dengan klien menurut kode etik profesional.
2.1.6 Ukuran Perusahaan
Suwito dan Herawaty2005:138 “Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara,
antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain”. Carslaw dan Kaplan1991 dalam Ahmad dkk. 2005“Semakin besar ukuran
satuan usaha maka struktur pengendalian internalnya juga semakin baik sehingga akan mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Hal
ini akan memudahkan pekerjaan auditor karena lingkup pengujian semakin sempit sehingga akan memperpendek audit delay”. Perusahaan berskala besar
juga memiliki sumber daya untuk membayar audit feeyang relatif tinggi sehingga dapat menekan auditor untuk memulai pekerjaannya lebih awal dan
menyelesaikan audit tepat waktu bila dibanding perusahaan lain kecil.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan penelitian Terdahulu