Pemberian Pakan Pelet dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow eel

PEMBERIAN PAKAN PELET DENGAN SUMBER PROTEIN
BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN
SIDAT Anguilla bicolor bicolor STADIA YELLOW EEL

CYNTIA AGUSTIN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemberian Pakan
Pelet dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat
Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow Eel adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Cyntia Agustin
NIM C14100012

4

ABSTRAK
CYNTIA AGUSTIN. Pemberian Pakan Pelet dengan Sumber Protein Berbeda
Terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow
Eel. Dibimbing oleh NUR BAMBANG PRIYO UTOMO dan RIDWAN
AFFANDI.
Permasalahan utama pada budidaya ikan sidat adalah pertumbuhan lambat
dan konversi pakan yang relatif tinggi. Aspek pakan merupakan salah satu aspek
utama yang mempengaruhi kinerja pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi sumber protein utama yang paling baik diantara tepung

rebon, tepung ikan impor, atau kombinasi rebon, ikan impor dan lokal dalam
bentuk pelet untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan sidat stadia yellow eel.
Sumber protein utama yang digunakan untuk pembuatan pakan uji pada penelitian
ini adalah tepung rebon, tepung ikan impor, tepung kombinasi antara tepung rebon,
tepung ikan impor, dan tepung ikan lokal sedangkan pakan komersial digunakan
sebagai pakan kontrol. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 8 buah akuarium
berukuran 90 x 50 x 40 cm3 pada volume air 120 liter. Ikan sidat yang digunakan
berukuran 100,99 ± 0,88 gram/ekor. Parameter uji meliputi kelangsungan hidup,
laju pertumbuhan harian, konversi pakan dan fisika kimia air. Berdasarkan hasil
skoring parameter pengamatan secara keseluruhan, pakan dengan sumber protein
utama tepung ikan impor merupakan perlakuan yang paling baik untuk
meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan sidat stadia yellow eel dengan
menggunakan pakan pelet. Oleh karena itu tepung ikan impor dapat dijadikan
sebagai sumber protein utama dalam pembuatan pakan ikan sidat dikarenakan
memiliki komposisi nutrisi yang paling baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan
sidat.
Kata kunci: Ikan sidat, sumber protein, pakan pelet, kinerja pertumbuhan

ABSTRACT
CYNTIA AGUSTIN. Feeding Pellets With Different Protein Sources On Growth

Performance Of Eels Anguilla bicolor bicolor Stage Yellow Eel. Supervised by
NUR BAMBANG PRIYO UTOMO and RIDWAN AFFANDI.
The main problems found in Indonesian shortfin eel production were slow
growth rate and relatively high feed conversion ratio. Feed is one of main aspects
which directly affects growth rate. The purpose of the recent study was to find out
the best main protein source for Indonesian shortfin eel feed in form of pellets
between shrimp meal, imported fish meal, or combination between shrimp meal,
imported fish meal and local fish meal to improve the growth rate of Indonesian
shortfin eel at yellow eel stage. Main protein sources used for feed production in
the recent study were shrimp meal, imported fish meal, and combination of shrimp
meal, imported fish meal and local fish meal. Commercial feed were also used as
control. Research was performed using 8 units of aquarium with dimension of
90x50x40 cm3 with total water volume of 120 liters. The average weight of eels
used in the recent study was 100,99 ± 0,88 gram/eel. Observed parameters in the
recent study consisted of survival rate, daily growth rate, feed conversion ratio, and
water quality parameters (water physics and chemistry). Based on overall observed
parameters scoring, feed with main protein source of imported fish meal were the
best treatment in the recent study to improve growth rate of Indonesian shortfin eel
at yellow eel stage using feed in form of pellets. Therefore, imported fish meal
could be utilized as main protein source in Indonesian shortfin eel feed production

because it was estimated to contain the most compatible nutrient composition with
the growth requirements of Indonesian shortfin eel.
Keywords : eel, protein source, pellet, growth performance

6

PEMBERIAN PAKAN PELET DENGAN SUMBER PROTEIN
BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN
SIDAT Anguilla bicolor bicolor STADIA YELLOW EEL

CYNTIA AGUSTIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

8

Judul Skripsi

Nama
NIM
Program Studi

: Pemberian Pakan Pelet dengan Sumber Protein Berbeda
terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor
bicolor Stadia Yellow eel
: Cyntia Agustin
: C14100012
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh


Dr. Ir. Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si.
Pembimbing I

Dr. Ir. Ridwan Affandi, DEA.
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

10

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September hingga

Desember 2013 yang berlokasi di CV.Widya Mandiri Cibanteng ini adalah pakan
ikan sidat, dengan judul Pemberian Pakan Pelet dengan Sumber Protein Berbeda
terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow
Eel.
Terima kasih dan penghargaan penulis ucapkan kepada:
1. Ayahanda Sumartono, Ibunda Sugiarti, Kaka Marina Febriyanti, Adik Agung
Nugroho dan Niken Ayu Susanti atas doa, kasih sayang, dan dukungannya.
2. Bapak Dr Ir Nur Bambang Priyo Utomo MSi selaku pembimbing I dan Bapak
Dr Ridwan Affandi DEA selaku pembimbing II yang telah banyak memberi
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Ir Tatag Budiardi MSi, Ibu Hangesti, pegawai di CV Widya Mandiri,
Bapak Wasjan dan Mba Retno di Laboratorium Nutrisi Ikan, Kang Yoshi di
Pabrik pakan Budi Daya Perairan, dan Kang Abe di Laboratorium Lingkungan
atas bantuannya selama pelaksanaan penelitian.
4. Retno Cahya Mukti, Eko Harianto, Sufal Diansyah, Amalia Safitri, Elvani Nur
Ilmiah, Sahesti Fitria, dan Siti Nuraidah yang telah memberikan banyak bantuan
dan kerja sama.
5. Teman-teman BDP angkatan 47, serta pihak lain atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Juni 2014

Cyntia Agustin

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................
Latar Belakang..............................................................................................
Tujuan Penelitian..........................................................................................
METODE..........................................................................................................
Rancangan Penelitian....................................................................................
Prosedur Penelitian.......................................................................................
Persiapan wadah dan media...................................................................
Pembuatan pakan uji..............................................................................
Persiapan ikan uji..................................................................................
Pemeliharaan ikan.................................................................................
Parameter pengamatan..................................................................................
Kelangsungan hidup..............................................................................

Pertumbuhan..........................................................................................
Tingkat konsumsi pakan........................................................................
Konversi pakan.....................................................................................
Retensi protein......................................................................................
Retensi lemak........................................................................................
Retensi energi........................................................................................
Analisis Data.................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................
Hasil..............................................................................................................
Pembahasan...................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................
Kesimpulan...................................................................................................
Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................
RIWAYAT HIDUP..........................................................................................

xi
xii
1

1
2
2
2
2
2
3
3
4
5
5
5
5
5
5
6
6
6
7
7

8
12
12
12
12
15
22

DAFTAR TABEL
1 Komposisi bahan baku pakan uji.................................................................
2 Target komposisi kimiawi pakan uji............................................................
3 Kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konversi pakan, tingkat
konsumsi pakan, retensi protein, retensi lemak, retensi energi ikan sidat
dan total skoring...........................................................................................
4 Fisika kimia air pada sistem pemeliharaan ikan sidat yang diberi pakan
uji selama 40 hari.........................................................................................

3
3

7
8

12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Skema sistem resirkulasi dan tata letak wadah pemeliharaan ikan sidat.....
Prosedur analisis proksimat.........................................................................
Hasil analisis proksimat bahan baku pakan (% bobot kering).....................
Hasil analisis proksimat pakan (% bobot kering)........................................
Hasil analisis proksimat tubuh ikan (% bobot kering).................................
Hasil sampling bobot rata-rata ikan sidat.....................................................
Hasil pengukuran fisika kimia air................................................................
Skor masing-masing parameter uji..............................................................
Hasil skoring parameter uji..........................................................................

14
15
17
18
18
18
18
19
20

1

PENDAHULUAN
Latar belakang
Ikan sidat Anguilla bicolor bicolor merupakan salah satu komoditas
perikanan ekspor yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Harga ikan sidat ukuran
konsumsi mencapai Rp 185.000-200.000,00/kilogram (KKP 2013). Beberapa
negara seperti Jepang, China, Taiwan, Jerman, dan Italia merupakan konsumen ikan
sidat sehingga potensi ikan sidat sebagai komoditas ekspor sangat tinggi (Affandi
2005). Indonesia juga memiliki potensi sumberdaya ikan sidat yang tinggi dengan
sebaran yang cukup luas yakni di perairan-perairan yang bermuara ke perairan laut
dalam. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya ikan sidat di Indonesia mulai
berkembang baik secara ekstensif maupun secara intensif (Sutrisno 2008).
Permasalahan utama dalam budidaya ikan sidat antara lain pertumbuhan
lambat dan konversi pakan yang tinggi (Handoyo 2012). Aspek pakan merupakan
aspek utama yang paling mempengaruhi kinerja pertumbuhan. Kualitas nutrien
yang terkandung di dalam pakan memiliki peranan yang penting dalam
meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan. Efisiensi pakan dapat terjadi apabila
kualitas dan kuantitas nutrien di dalam pakan sesuai dan seimbang untuk kebutuhan
ikan. Menurut Mahi (2000) kualitas nutrien pakan meliputi kandungan protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Protein merupakan komponen nutrien
penyusun tubuh yang juga digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai
aktivitas tubuh ikan. Kualitas dan kuantitas protein yang cukup dalam pakan akan
diubah menjadi protein tubuh secara efisien yang selanjutnya akan mempengaruhi
pertumbuhan ikan (NRC 1993).
Kebutuhan protein bagi ikan dapat diperoleh dari tumbuhan (nabati) dan
hewan (hewani). Ikan sidat termasuk ke dalam jenis ikan karnivora yang
membutuhkan protein sekitar 45-55% dengan sumber protein hewani yang
memiliki asam amino lengkap (Djajasewaka 2002). Bahan baku yang biasa
digunakan sebagai sumber protein hewani adalah tepung ikan dan tepung darah
(Afrianto dan Liviawaty 2005). Sumber protein yang digunakan pada pembuatan
pakan uji diantaranya adalah tepung rebon, tepung ikan impor, dan tepung ikan
lokal. Ketiga jenis tepung yang digunakan memiliki potensi yang tinggi sebagai
sumber protein utama dikarenakan kandungan proteinnya yang tinggi dan
ketersediaannya yang cukup. Namun pengaruh penggunaan sumber protein berbeda
tersebut perlu dibandingkan untuk memperoleh kinerja pertumbuhan ikan yang
paling baik.
Pada kegiatan budidaya sidat pakan yang digunakan dapat berbentuk pelet.
Penggunaan pelet ini bertujuan untuk memudahkan proses penyimpanan dan
pemberian pakan, di samping itu untuk mencegah terjadinya peluruhan nutrisi yang
terkandung di dalam pakan karena pakan pelet memiliki struktur yang kompak.
Faktor penentu dalam penelitian protein pakan ikan adalah mendapatkan komposisi
nutrien yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan optimum ikan agar kinerja
pertumbuhan dapat meningkat. Kebutuhan nutrisi ini dapat dipenuhi dengan
penyusunan dan pengaturan komposisi pakan yang baik. Berdasarkan pemahaman
mengenai pentingnya peranan protein terhadap pertumbuhan ikan sidat, maka
dilakukan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai sumber protein

2

alternatif yang dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan sidat stadia yellow eel
dan pakan yang digunakan adalah berbentuk pelet.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sumber protein utama
yang paling baik diantara tepung rebon, tepung ikan impor, atau kombinasi rebon,
ikan impor dan lokal dalam bentuk pelet untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan
ikan sidat stadia yellow eel.
METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dan dua ulangan. Perlakuan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perlakuan A :pakan ikan dengan menggunakan pakan komersial (kontrol)
2. Perlakuan B :pakan ikan dengan sumber protein utama tepung rebon
3. Perlakuan C :pakan ikan dengan sumber protein utama tepung ikan impor
4. Perlakuan D :pakan ikan dengan sumber protein kombinasi antara tepung rebon,
tepung ikan impor, dan tepung ikan lokal
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah dan Media
Persiapan penelitian diawali dengan persiapan komponen akuarium dengan
sekat untuk sistem resirkulasi. Akuarium, tandon dan seluruh peralatan
pemeliharaan ikan serta komponen filter (zeolit, karbon aktif, batu karang jahe,
kapas filter dan bioball) dicuci dengan menggunakan air hingga bersih dan
dikeringkan. Sementara itu untuk peralatan seperti seser, ember, dan baskom
didesinfeksi dengan menggunakan kalium permanganat pada dosis 25 mg/L dan
selanjutnya dikeringkan. Setelah komponen akuarium siap digunakan, dilakukan
pemasangan komponen filter yang berfungsi sebagai filter fisik, kimia dan biologi
pada tandon dan ruang filter yang telah tersedia pada setiap akuarium. Air dari
akuarium pemeliharaan masuk ke dalam filter melalui pipa serapan pada sistem
resirkulasi yang dialirkan secara gravitasi. Air yang telah melewati filter akan
mengalir ke dalam sekat penampungan air. Selanjutnya, air tersebut dipompa dan
dialirkan ke dalam akuarium pemeliharaan melalui pipa inlet. Kemudian diberikan
aerasi dan shelter berupa pipa PVC dengan diameter 2 inci dan panjang ± 25 cm
untuk masing-masing akuarium (Lampiran 1). Setelah itu dilakukan pengisian air
ke dalam akuarium dengan ketinggian 30 cm untuk mencapai volume 120 liter. Air
dalam akuarium diendapkan terlebih dahulu selama 3 hari dengan kondisi sistem
resirkulasi aktif. Kemudian stabilisasi media dilakukan dengan penambahan garam
pada dosis 3 g/L.

3

Pembuatan Pakan Uji
Pakan uji pada penelitian ini berupa pakan buatan yang berbentuk pelet
yang dibuat dengan menggunakan sumber protein utama berbeda. Sebelum pakan
uji dibuat, dilakukan analisis proksimat terlebih dahulu terhadap bahan baku yang
akan digunakan. Hasil analisis proksimat tersebut dijadikan acuan untuk
menentukan formulasi pakan yang akan digunakan untuk penelitian (Lampiran 3).
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pakan uji diantaranya adalah tepung
ikan lokal, tepung ikan impor, tepung udang rebon, tepung bungkil kedelai, tepung
terigu, minyak ikan, minyak jagung, minyak kelapa, premix, binder CMC (Carboxy
Metyl Celoluse), dan tepung cumi sebagai atraktan. Pakan dibuat sesuai dengan
komposisi yang telah ditentukan, lalu ditimbang sesuai formulasi, dan dicampur
menggunakan mixer dengan adanya penambahan air sebanyak 20% dari total bobot
pakan. Setelah itu pakan dimasukkan ke dalam mesin pelleting untuk dicetak.
Selanjutnya pakan dimasukkan ke dalam oven selama ± 4 jam. Pakan yang telah
dibuat kemudian dianalisis proksimat (Lampiran 4) untuk mengetahui kandungan
nutriennya. Komposisi bahan baku pakan uji disajikan pada Tabel 1. Target
komposisi kimiawi pakan uji disajikan pada Tabel 2.
Tabel 1 Komposisi bahan baku pakan uji
Bahan Baku
Tepung rebon (%)
Tepung terigu (%)
Bungkil Kedelai (%)
Tepung Ikan Lokal (%)
Minyak ikan (%)
Minyak jagung (%)
Minyak kelapa (%)
Premix (%)
Tepung Ikan Impor (%)
Tepung Cumi (%)
CMC (%)
Total (%)

Pakan B
(Tepung rebon)
55
8
10
7
1
0,5
0,5
3
12
2
1
100

Pakan C
(Tepung ikan impor)
7
13
11
11
1
0,5
0,5
3
50
2
1
100

Pakan D
(Tepung kombinasi)
28
4
4
28
1
0,5
0,5
3
28
2
1
100

Tabel 2 Target komposisi kimiawi pakan uji
Komposisi Kimiawi (%)
Protein
Lemak
Serat kasar
Abu
BETN

A
(Komersial)
45,95
8,46
1,31
11,95
25,26

Perlakuan Pakan
B
C
(Tepung
(Tepung ikan
rebon)
impor)
46,07
46,15
6,46
4,81
2,30
2,47
20,96
12,76
23,21
17,61

D
(Tepung
kombinasi)
45,64
7,10
2,91
25,99
10,36

Persiapan Ikan Uji
Sebelum ikan uji ditransportasikan, dilakukan grading terlebih dahulu untuk
menyeragamkan bobot. Setelah itu dilakukan packing ikan ke dalam plastik yang
berisi 1/3 air dan 2/3 oksigen dari volume plastik. Ukuran plastik packing yang
digunakan adalah 60 cm x 40 cm yang diisi dengan air sebanyak 2 liter dan ikan 2
kg per kantong plastik. Ikan sidat ditransportasikan dari farm di daerah Gadog ke
daerah Cibanteng sekitar 2 jam. Setelah itu ikan dimasukkan ke dalam akuarium

4

pengadaptasian yang telah disediakan untuk aklimatisasi terhadap suhu dan kondisi
air yang baru. Ikan uji diaklimatisasi terlebih dahulu agar kondisinya stabil dan
dapat merespons pakan yang diberikan. Setelah itu ikan uji dipuasakan selama 24
jam untuk menghilangkan pengaruh sisa pakan.
Pemeliharaan Ikan
Penebaran Ikan
Setelah akuarium pemeliharaan selesai distabilisasi dan ikan uji telah
diaklimatisasi, maka dilakukan penebaran ikan uji. Penebaran ikan dilakukan pada
waktu pagi hari. Kepadatan ikan yang ditebar adalah 5 ekor untuk masing-masing
akuarium yang telah diposisikan secara acak, dengan bobot rata-rata ikan awal
100,99 ± 0,88 gram. Setelah itu waring dan penjepit waring dipasangkan sebagai
penutup untuk setiap unit akuarium penelitian.
Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan dengan metode restricted yakni pada feeding
rate (FR) sebesar 3% dan frekuensi pemberian pakan sebanyak empat kali sehari
yaitu sekitar pukul 07.00, 12.00, 16.00 dan 21.00 WIB. Proporsi jumlah pakan
untuk setiap kali pemberian pakan yang diberikan yaitu 25% dari jumlah pakan per
hari. Teknis pemberian pakan dilakukan dengan cara ruangan penelitian digelapkan
dan menggunakan headlamp sebagai sumber cahaya.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan pengambilan sisa pakan dan
kotoran setiap 30 menit sebelum waktu pemberian pakan, pergantian air sebanyak
20% per hari dari volume media pemeliharaan yaitu pada pagi dan sore hari
(masing-masing 10%), pencucian komponen filter setiap lima hari sekali serta
sistem resirkulasi yang dioperasikan secara kontinyu.
Pengumpulan Data
Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari. Selama masa pemeliharaan
dilakukan analisis parameter kualitas air, sampling, dan analisis proksimat tubuh
ikan. Pengukuran parameter suhu dan pH dilakukan pada waktu pagi dan sore hari.
Sedangkan untuk parameter dissolved oxygen (DO), total amonia nitrogen (TAN),
dan alkalinitas dilakukan pada awal, tengah, dan akhir pemeliharaan (Lampiran 7).
Sampling dilakukan setiap 10 hari sekali untuk mengukur pertumbuhan bobot
(Lampiran 6), jumlah ikan yang hidup, dan penyesuaian terhadap jumlah pakan
yang diberikan. Analisis proksimat tubuh ikan dilakukan pada awal dan akhir
pemeliharaan (Lampiran 5), meliputi pengukuran protein, lemak, kadar abu, serat
kasar, dan kadar air. Analisis proksimat ini dilakukan dengan metode AOAC
(1984) dalam Takeuchi (1988) (Lampiran 2).
Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati selama penelitian meliputi kelangsungan hidup, laju
pertumbuhan harian, tingkat konsumsi pakan, konversi pakan, retensi protein,
retensi lemak dan retensi energi.

5

Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup ikan uji diamati setiap hari hingga akhir
pemeliharaan. Perhitungan kelangsungan hidup dihitung berdasarkan persamaan
Effendie (2004):
KH (%)
Keterangan:

KH
Nt
No

=

100

= Kelangsungan hidup ikan
= Jumlah individu ikan uji pada t percobaan (ekor)
= Jumlah individu ikan uji pada awal percobaan (ekor)

Pertumbuhan
Untuk mengetahui laju pertumbuhan harian, bobot ikan ditimbang pada
awal dan akhir pemeliharaan. Laju pertumbuhan harian ikan uji dihitung dengan
menggunakan rumus Huissman (1987):

Keterangan : α
n

= Laju pertumbuhan harian (%)
= Bobot rata-rata individu pada waktu t percobaan (g)
= Bobot rata-rata individu pada waktu awal percobaan (g)
= Waktu percobaan (hari)

Tingkat Konsumsi Pakan
Tingkat konsumsi pakan ikan uji diukur dengan cara menimbang jumlah
pakan yang dimakan oleh ikan uji selama penelitian. Rumus dari tingkat konsumsi
pakan adalah sebagai berikut:
TKP (gram pakan/gram ikan/hari) =
Konversi Pakan
Konversi pakan didefinisikan sebagai peningkatan berat basah daging per
unit berat pakan kering. Konversi pakan dianalisis berdasarkan rumus Takeuchi
(1988) :
F
KP =
[(Bt + Bd) – B0]
Keterangan : Bt
B0
Bd
F

=
=
=
=

Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (gram)
Biomassa ikan pada awal pemeliharaan(gram)
Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (gram)
Jumlah pakan yang diberikan (gram)

Retensi Protein
Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein yang diberikan,
yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan serta dimanfaatkan tubuh
untuk metabolisme harian (Halver 1989). Nilai retensi protein dihitung berdasarkan
persamaan yang dikemukakan oleh Takeuchi (1988):

6

RP (%)
Keterangan : RP
Pt
Po
Pp

=

(Pt - P0)
Pp

= Retensi protein (%)
= Bobot protein tubuh pada waktu t (g)
= Bobot protein tubuh awal (g)
= Bobot protein pakan (g)

Retensi Lemak
Retensi lemak merupakan gambaran dari banyaknya lemak yang diberikan,
yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan serta dimanfaatkan tubuh
untuk metabolisme harian (Halver 1989). Nilai retensi lemak dihitung berdasarkan
persamaan yang dikemukakan oleh Takeuchi (1988):
RL (%) =
Keterangan : RL
Lt
Lo
Lp

(Lt - L0)
Lp

= Retensi lemak (%)
= Bobot lemak tubuh pada waktu t (g)
= Bobot lemak tubuh awal (g)
= Bobot lemak pakan (g)

Retensi Energi
Retensi energi merupakan gambaran dari banyaknya energi yang diberikan,
yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan serta dimanfaatkan tubuh
untuk metabolisme harian. Rumus dari retensi energi adalah sebagai berikut:
RE (%) =
Keterangan : RE
Et
Eo
Ep

(Et - E0)
Ep

= Retensi energi (%)
= Bobot energi tubuh ikan pada waktu t (g)
= Bobot energi tubuh ikan awal (g)
= Bobot energi pakan (g)
Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif eksploratif. Penarikan
kesimpulan dilakukan dengan menggunakan metode skoring. Prinsip dari metode
skoring adalah mengidentifikasi parameter-parameter yang diamati dalam suatu
penelitian dengan cara memberikan skor terhadap berbagai kriteria dan indikator
yang digunakan dalam penilaian. Setelah skor untuk setiap parameter diperoleh,
selanjutnya dilakukan teknik pembobotan (persentase) untuk masing-masing
parameter. Skor dan bobot dengan nilai tertinggi dapat dijadikan indikator
parameter dengan nilai terbaik. Nilai skoring untuk setiap parameter uji disajikan
pada Lampiran 8 dan hasil skoring disajikan pada Lampiran 9.

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data hasil pengukuran dari kinerja pertumbuhan ikan sidat Anguilla bicolor
bicolor selama masa pemeliharaan 40 hari yang meliputi tingkat kelangsungan
hidup, laju pertumbuhan harian, konversi pakan, tingkat konsumsi pakan, retensi
protein dan lemak untuk masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kelangsungan hidup (KH), laju pertumbuhan harian (LPH), konversi
pakan (KP), tingkat konsumsi pakan (TKP), retensi protein (RP), retensi
lemak (RL), retensi energi (RE) ikan sidat dan total skoring
Parameter
KH (%)
LPH (%)
KP
TKP (g pakan/g ikan/hari)
RP (%)
RL (%)
RE (%)
Total Skoring

A (pakan
komersial)
90,00±14,14
0,71±0,06
3,33±0,25
0,023±0,001
51,11
476,14
83,79
410

Perlakuan
B (tepung
C (tepung ikan
rebon)
impor)
100,00±0,00
60,00±28,28
0,67±0,11
0,74±0,00
2,98±0,38
3,55±0,92
0,021±0,001
0,021±0,003
52,76
66,47
383,60
349,57
70,77
68,76
410
430

D (tepung
kombinasi)
90,00±14,14
0,50±0,07
3,94±0,6
0,020±0,001
44,50
309,03
64,53
200

Berdasarkan tabel 2 diketahui secara umum perlakuan pakan komersial,
tepung rebon, tepung ikan impor dan tepung kombinasi menunjukkan hasil yang
berbeda. Kelangsungan hidup tertinggi diperoleh dari pakan tepung rebon
sedangkan nilai terendah diperoleh dari pakan tepung ikan impor. Laju
pertumbuhan harian tertinggi diperoleh dari pakan tepung ikan impor sedangkan
nilai terendah diperoleh dari tepung kombinasi. Nilai laju pertumbuhan harian ini
seiring dengan nilai retensi protein yang dihasilkan. Retensi protein tertinggi
diperoleh dari tepung ikan impor sedangkan nilai terendah diperoleh dari pakan
tepung kombinasi. Sementara itu tingginya nilai retensi lemak tidak seiring dengan
peningkatan laju pertumbuhan. Retensi lemak dan retensi energi tertinggi diperoleh
dari pakan komersial sedangkan nilai terendah diperoleh dari pakan tepung
kombinasi. Nilai retensi lemak dan energi ini seiring dengan tingkat konsumsi
pakan ikan. Tingkat konsumsi pakan tertinggi diperoleh dari pakan komersial
sedangkan terendah diperoleh dari tepung kombinasi.
Pertumbuhan bobot rata-rata ikan sidat selama 40 hari masa pemeliharaan
mengalami kenaikan untuk perlakuan pakan komersial, tepung rebon, tepung ikan
impor serta tepung kombinasi rebon, ikan impor dan ikan lokal. Berdasarkan
Gambar 1 dapat diketahui bahwa peningkatan tertinggi bobot rata-rata individu ikan
sidat selama masa pemeliharaan diperoleh dari pakan tepung ikan impor.
Sedangkan pada ikan sidat yang diberi pakan kombinasi menunjukkan perubahan
bobot rata-rata individu yang paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya.

Bobot (gram)

8

140,00
130,00
120,00
110,00
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
0

10
20
30
Waktu pemeliharaan (hari)

40

Gambar 1 Perubahan bobot rata-rata ikan sidat pada perlakuan (♦) pakan komersial,
(■) tepung rebon (▲) tepung ikan impor, dan (x) tepung kombinasi
selama pemeliharaan
Selama 40 hari pemeliharaan ikan sidat dilakukan pengukuran fisika kimia
air meliputi parameter suhu, derajat keasaman (pH), dissolved oxygen (DO),
amonia dan alkalinitas. Kondisi fisika kimia air selama penelitian disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4 Fisika kimia air pada sistem pemeliharaan ikan sidat yang diberi pakan uji
selama 40 hari
Perlakuan
Kisaran
C (tepung
D (tepung
optimum
ikan
kombinasi)
impor)
Suhu
ºC
27,0-31,0
27,0-31,0
26,8-31,0
26,8-30,2
25,0-30,0a
pH
unit
6,5-7,8
6,4-7,7
6,5-7,8
6,5-7,7
6,0-8,0b
DO
mg/L
5,1-7,4
4,6-5,7
4,4-5,1
4,9-7,4
>3,0c
Amonia
mg/L

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kadar Protein dan Kadar Imbangan Energi Protein Pakan Berbeda terhadap Retensi Protein dan Pertumbuhan Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bocilor)

0 7 81

“Prosidat”: rekayasa sumber protein pakan alternatif untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan sidat anguilla bicolor bicolor

0 9 25

Produksi Ikan Sidat Anguilla marmorata Stadia Elver dan Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow Eel dengan Padat Tebar 0.5, 1.0, 1.5 g/l pada Sistem Resirkulasi

0 8 41

Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow Eel yang Diberi Pakan Pasta dengan Sumber Protein Berbeda

1 8 35

Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Yang Diberi Pakan Dengan Kadar Protein Dan Rasio Energi Protein Berbeda.

0 3 32

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 3 Gram Pada Sistem Resirkulasi Dengan Salinitas Berbeda

0 9 39

Pengaruh Penambahan Minyak Ikan pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Komposisi Asam Lemak Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844)

0 5 39

Pengaruh Kadar Protein dan Kadar Imbangan Energi Protein Pakan Berbeda terhadap Retensi Protein dan Pertumbuhan Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bocilor)

0 8 71

Kinerja Produksi dan Respons Fisiologis Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Fingerling Terhadap Salinitas Berbeda pada Sistem Resirkulasi

0 4 38

PENAMBAHAN PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN, RASIO KONVERSI PAKAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) STADIA ELVER

0 0 14