Kinerja Produksi dan Respons Fisiologis Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Fingerling Terhadap Salinitas Berbeda pada Sistem Resirkulasi

i

KINERJA PRODUKSI DAN RESPONS FISIOLOGIS IKAN
SIDAT Anguilla bicolor bicolor FINGERLING TERHADAP
SALINITAS BERBEDA PADA SISTEM RESIRKULASI

MUFTI ISLAM INSANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

i

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Kinerja Produksi dan
Respons Fisiologis Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Fingerling Terhadap
Salinitas Berbeda pada Sistem Resirkulasi” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2017

Mufti Islam Insani
NIM C151140591

RINGKASAN
MUFTI ISLAM INSANI. Kinerja Produksi dan Respons Fisiologis Ikan Sidat
Anguilla bicolor bicolor Fingerling Terhadap Salinitas Berbeda pada Sistem
Resirkulasi. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI, JULIE EKASARI dan
RIDWAN AFFANDI .
Ikan sidat Anguilla bicolor bicolor merupakan ikan yang memiliki toleransi
tinggi terhadap salinitas media (eurihalin). Namun, budidaya ikan sidat sampai
saat ini masih dilakukan pada air tawar. Melimpahnya benih ikan sidat di perairan
laut dan payau merupakan salah satu sumberdaya yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat pesisir untuk membudidayakan ikan sidat. Selain itu, migrasi ikan
sidat ke perairan dengan salinitas berbeda membutuhkan energi dan memunculkan
peluang stres yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan sidat. Namun,
informasi tentang pengaruh salinitas terhadap kinerja produksi ikan sidat masih
sedikit. Tujuan umum penelitian ini adalah menentukan kisaran salinitas yang
dapat ditolerir dan salinitas yang mendukung kinerja produksi pada budidaya ikan
sidat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan budidaya
ikan sidat. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap pada bulan Agustus
sampai Oktober 2016.
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk menentukan kisaran salinitas yang
dapat ditorerir oleh ikan sidat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan empat perlakuan tingkat salinitas yaitu 0 g L-1, 10 g L-1, 20
g L-1, dan 30 g L-1 yang masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Ikan uji yang
digunakan adalah ikan sidat pada stadia fingerling dengan bobot rata-rata 20±0.6
g. Pemeliharaan dilakukan pada akuarium berukuran 100×50×40 cm3 dengan
padat tebar 18 ekor per akuarium tanpa pemberian pakan selama 14 hari
pemeliharaan. Parameter yang diamati adalah tingkat kelangsungan hidup (TKH)
dan laju penurunan biomassa (LPB) serta respons fisiologis meliputi glukosa
darah (GD) dan tingkat konsumsi oksigen (TKO). Hasil penelitian tahap pertama
menunjukkan bahwa kisaran salinitas yang dapat ditolerir ikan sidat adalah 0-30 g

L-1. Hasil penelitian tahap pertama digunakan untuk menentukan perlakuan pada
penelitian tahap kedua.
Penelitian tahap kedua bertujuan untuk menentukan kisaran salinitas yang
mendukung kinerja produksi ikan sidat. Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap dengan empat tingkat salinitas yaitu 0 g L-1, 10 g L-1, 20 g L-1, 30 g
L-1 dengan tiga ulangan. Ikan uji yang digunakan adalah ikan sidat fingerling
dengan ukuran 20±1.4 g dengan padat tebar 18 ekor per akuarium. Pemberian
pakan dilakukan tiga kali sehari dengan pakan buatan berprotein 45% selama 60
hari. Parameter yang diamati yaitu respons fisiologis berupa stres yang
ditunjukkan oleh nilai gradien osmotik (GO), kortisol, glukosa darah (GD) dan
tingkat konsumsi oksigen (TKO). Parameter kinerja produksi yang diamati pada
penelitian tahap kedua meliputi tingkat kelangsungan hidup (TKH), jumlah
konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan spesifik biomassa (LPSB), laju
pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), dan rasio konversi pakan (RKP). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa salinitas mempengaruhi respons fisiologis ikan
sidat.

i

Respons fisiologis berupa stres yang paling rendah secara umum

ditunjukkan pada perlakuan 0 g L-1 sedangkan respons stres tertinggi terdapat
pada 30 g L-1. Tingginya tingkat respon stres pada perlakuan 30 g L-1 berdampak
pada kinerja produksi yang juga menunjukkan nilai paling rendah dibandingkan
dengan perlakuan lain. Sementara respons fisiologis terhadap stres dan kinerja
produksi ikan sidat yang dipelihara pada media bersalinitas menunjukkan bahwa
kisaran salinitas yang dapat mendukung kinerja produksi ikan sidat A. bicolor
bicolor pada stadia fingerling adalah 0‒20 g L-1.
Kata Kunci: Anguilla bicolor bicolor, kinerja produksi, salinitas, stres

SUMMARY
MUFTI ISLAM INSANI. Production Performance and Physiological Responses
of Eel Anguilla bicolor bicolor Fingerling under Different Salinity in
Recirculating System. Supervised by TATAG BUDIARDI, JULIE EKASARI and
RIDWAN AFFANDI.
Anguillid eel is an euryhaline fish which has a wide tolerance to salinity.
However, to date, eel farming is still done in freshwater. The abundance of eel in
coastal and ocean areas is a resource which can be advantages for eel culture
development. Eel farming area diversification can be the strategy to minimize the
energetic cost and occurrence of stress on eel while switching different salinity.
However, the information regarding the environmental requirement such as

salinity is still limited. The aim of this research is to determine a salinity range
that can be tolerated by eel fingerling and a salinity range that support an optimal
eel production performance. The results of this study can be expected to be one of
the references for eel aquaculture. This research was conducted in two stages
starting from August to October 2016.
The experimental design used in the first stages was a completely
randomized design (CRD) with four salinity levels of 0 g L-1, 10 g L-1, 20 g L-1,
and 30 g L-1 in triplicates. Fish with an average body weight of 20±0.6 were used
as an experimental animal. Fish rearing was performed on aquaria with a
dimension of 100×50×40 cm3 with a fish density of 18 fish/aquarium. In the first
experimental stage, fish were starved for 14 days. Parameters used in the first
experimental stage was survival rate (SR), specific growth rate (SGR), blood
glucose (BG), and oxygen consumption rate (OCR). The first experiment results
showed that the tolerable salinity for eel fingerling is 0-30 g L-1. The results of
first experiment were used to design the salinity level in the second experiment.
The experimental design used in the second stages was a completely
randomized design (CRD) with four salinity levels of 0 g L-1, 10 g L-1, 20 g L-1,
and 30 g L-1 in triplicates. Feed were administered three times per day with
artificial feed containing 45% protein for 60 days. The physiological responses
such as osmotic gradients (OG), cortisol, blood glucose (BG), and oxygen

consumption rate (OCR) were analyzed. The production performance parameters
in the second experimental stage include survival rate (SR), total feed intake
(TFI), specific growth rate (SGR), absolute growth rate (AGR), and feed
conversion ratio (FCR).
The results of the second experiment showed that water salinity affected the
physiological responses of eel. The lowest physiological responses to stress were
shown in fish in 0 g L-1 treatment (control), while the highest was observed in that
of 30 g L-1 treatment. The high-stress responses clearly affected the fish
production performance in the treatment of 30 g L-1, which shows the lowest
production performance. The fish physiological responses in treatments with
water salinity up to 20 g L-1 have still supported the growth of eel, and therefore it
can be concluded that the salinity range that may support the production
performance of eel A. bicolor bicolor fingerling is 0-20 g L-1.
Keywords: eel, salinity, production performance, stress, Anguilla bicolor bicolor

i

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang‒Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

i

KINERJA PRODUKSI DAN RESPONS FISIOLOGIS IKAN
SIDAT Anguilla bicolor bicolor FINGERLING TERHADAP
SALINITAS BERBEDA PADA SISTEM RESIRKULASI

MUFTI ISLAM INSANI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Sri Nuryati, SPi, MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia dan berkah-Nya sehingga serangkaian karya ilmiah yang
berjudul “Kinerja Produksi dan Respon Fisiologis Ikan Sidat Anguilla bicolor
bicolor Fingerling Terhadap Salinitas Berbeda Pada Sistem Resirkulasi” ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan dengan hormat kepada Dr Ir Tatag Budiardi,
MSi, Dr Julie Ekasari, MSc serta Prof Dr Ridwan Affandi, DEA selaku
pembimbing selayaknya orang tua yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan, baik teknis maupun non teknis kepada penulis sehingga karya ilmiah ini
dapat diselesaikan. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Dr Sri Nuryati, SPi,
MSi selaku dosen penguji luar komisi serta perwakilan Program Studi Ilmu

Akuakultur pada ujian tesis atas segala saran yang diberikan sehingga tesis ini
menjadi lebih baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada ayahanda
Muhammad Naseh serta ibunda Sri Wagiyanti beserta keluarga besar atas segala
dukungan, kesabaran, pengertian, doa dan kasih sayangnya selama penulis
menjalani masa studi. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada
rekan sepenelitian begitu juga kerabat dan rekan rekan yang selama masa studi
dapat menjadi motivasi dan memberikan pengaruh yang positif bagi penulis;
Shella Marlinda, SPi, MSi; Asih Makarti Muktitama, SPi, MSi; Sumitro, SPi,
MSi; Kurniawan Wahyu Hidayat, SPi, MSi; Suclyadi SPi, MSi; Rinaldi, SPi,
MSi; Hilmi Fauji Spi, MSi; Rikzan Fadhillah, SPi serta keluarga besar Program
Studi Ilmu Akuakultur lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih
juga penulis sampaikan kepada Bapak Ranta dan Kang Abe atas segala bantuan
dan kesabaran yang diberikan selama penulis menjalani masa studi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2017

Mufti Islam Insani


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan
Hipotesis
2 METODE
Waktu dan Tempat
Rancangan Percobaan
Prosedur Penelitian
Parameter Uji
Analisis Data
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2
3
3
3
3
3
5
7
7
7
11
14
14
15
16
18
24

DAFTAR TABEL
1. Tingkat kelangsungan hidup, laju penurunan biomassa dan respons
stres pada ikan sidat A. bicolor bicolor pada salinitas berbeda (0, 10,
20, 30 g L-1)
2. Kinerja produksi ikan sidat A. bicolor bicolor yang dipelihara pada
salinitas berbeda (0, 10, 20, 30 g L-1)
3. Pengukuran kualitas air ikan sidat A. bicolor bicolor pada media
bersalinitas berbeda

7
8
11

DAFTAR GAMBAR
1. Biomassa ikan sidat A. bicolor bicolor yang dipelihara pada salinitas
berbeda
2. Gradien osmotik ikan sidat A. bicolor bicolor yang dipelihara
salinitas berbeda
3. Kadar kortisol ikan sidat A. bicolor bicolor yang dipelihara
salinitas berbeda
4. Glukosa darah ikan sidat A. bicolor bicolor yang dipelihara
salinitas berbeda
5. Tingkat konsumsi oksigen ikan sidat A. bicolor bicolor
dipelihara pada salinitas berbeda

8
pada
9
pada
9
pada
10
yang
10

DAFTAR LAMPIRAN
1. Prosedur pengukuran tingkat konsumsi oksigen (TKO)
2. Prosedur pengukuran kortisol
3. Prosedur pengukuran gradien osmotik (GO)
4. Analisis Statistik

19
19
19
20

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi. Harga ikan sidat ukuran konsumsi di pasar lokal mencapai 120 ribu rupiah
sampai 180 ribu rupiah per kilogram (KKP 2011) sedangkan di pasar internasional
khususnya Jepang sebagai konsumen terbesar ikan sidat mencapai 300 ribu rupiah
per kilogram (FAO 2014). Tingginya harga ikan sidat disebabkan oleh minimnya
ketersediaan ikan sidat serta kandungan nutrien yang tinggi seperti protein, lemak,
vitamin A, B1, B2, C, D, E dan beberapa mineral lain dalam dagingnya (Rovara
2007). Suitha (2008) menyatakan bahwa kandungan EPA ikan sidat yaitu 1337
mg/100 g lebih tinggi dibandingkan ikan salmon yang hanya 820 mg/100 g dan
tenggiri 748 mg/100 g. Kandungan DHA ikan sidat sebesar 742 mg/100 g, lebih
tinggi dari ikan salmon dan tenggiri yang hanya 492 mg/100 g dan 409 mg/100 g.
Kandungan nutrien yang lengkap membuat ikan sidat diminati oleh
masyarakat lokal dan internasional yang ditunjukkan dari tingginya permintaan
ikan sidat. Menurut KKP (2011) hanya 16.8% dari total permintaan ikan sidat di
pasar Jepang, sebagai konsumen utama, yang mampu dipenuhi, baik dari hasil
penangkapan maupun budidaya. Dengan tingginya permintaan tersebut, budidaya
ikan sidat sampai saat ini masih terus berkembang. Peluang pengembangan
budidaya ikan sidat di Indonesia didukung antara lain oleh kekayaan jenis ikan
sidat di Indonesia yang membuka peluang yang besar bagi para pembudidaya.
Terdapat 7 jenis yang hidup di Indonesia, yaitu A. borneensis, A. cebesensis, A.
interioris, A. obscura, A. bicolor bicolor, A. bicolor pacifica dan A. marmorata
(Suitha 2008).
Ikan sidat merupakan ikan yang memiliki toleransi tinggi terhadap salinitas
media (eurihalin) (Deelder 1984). Namun demikian, budidaya ikan sidat sampai
saat ini masih dilakukan pada air tawar. Melimpahnya benih ikan sidat di perairan
laut dan payau merupakan salah satu sumberdaya yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat pesisir untuk membudidayakan ikan sidat. Selain itu, migrasi ikan
sidat ke salinitas berbeda membutuhkan energi dan memunculkan peluang stres
yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan sidat. Diversifikasi
lingkungan budidaya ikan sidat secara tidak langsung dapat menjadi salah satu
solusi untuk meningkatkan pertumbuhan ikan sidat dalam upaya penghematan
energi yang digunakan untuk migrasi dan meminimalisir peluang munculnya
stres. Diversifikasi lingkungan budidaya dapat meningkatkan angka produksi ikan
sidat. Area tambak dan keramba jaring apung (KJA) merupakan alternatif yang
dapat digunakan untuk memproduksi ikan sidat. Namun, diversifikasi lingkungan
budidaya secara langsung berhadapan dengan satu masalah yaitu kondisi
lingkungan budidaya. Kesesuaian lingkungan budidaya sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan sidat.
Salah satu parameter fisika perairan yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan adalah salinitas. Salinitas adalah
jumlah ion-ion garam yang terlarut dalam air. Salinitas media berpengaruh, baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap ikan. Secara langsung, salinitas
mempengaruhi aktivitas fisiologis ikan dalam proses osmoregulasi (Bœuf dan
Payan 2001), sedangkan secara tidak langsung salinitas berpengaruh terhadap

2

kelarutan oksigen dalam air. Semakin tinggi salinitas media, maka semakin
rendah kapasitas kelarutan oksigen dalam air. Salinitas ideal akan mengurangi
pembelanjaan energi untuk osmoregulasi, sehingga energi dapat digunakan untuk
pertumbuhan. Bœuf dan Payan (2001) menyatakan, bahwa proses osmoregulasi
membutuhkan energi yang besarnya bergantung pada gradien osmotik. Semakin
besar gradien osmotik mengakibatkan semakin besar energi yang digunakan untuk
proses osmoregulasi dan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan sidat.
Penelitian tentang pengaruh salinitas pada ikan sidat telah dilakukan pada
beberapa spesies ikan sidat, diantaranya A. rostrata (Lamson et al. 2009), A.
japonica (Okamura et al. 2009), A. australis dan A. diefenbachii (Kearney et al.
2008) dan A. anguilla (Simon et al. 2013). Penelitian tersebut menunjukkan
adanya pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan masing-masing spesies ikan
sidat. Keberadaan dan pola migrasi ikan sidat di Indonesia yang diteliti oleh Arai
dan Chino (2010) menunjukkan, bahwa ikan sidat A. bicolor bicolor yang
ditemukan di perairan Segara Anakan Kabupaten Cilacap lebih banyak ditemukan
bermigrasi ke perairan tawar (63%) daripada menetap di perairan bersalinitas
(37%). Informasi tentang kemampuan adaptasi ikan sidat terhadap salinitas selain
untuk meningkatkan angka produksi dalam strategi diversifikasi lingkungan
budidaya, juga dapat digunakan sebagai rujukan untuk pengelolaan lahan tambak.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan salinitas yang dapat ditoleransi dan
salinitas yang mendukung kinerja produksi ikan sidat A. bicolor bicolor dengan
baik.
Perumusan Masalah
Sebagai ikan yang eurihalin, ikan sidat berpeluang untuk dikembangkan di
media bersalinitas tinggi, sehingga dapat dibudidayakan di daerah pesisir atau di
keramba jaring apung. Diversifikasi area budidaya dapat menjadi salah satu
strategi untuk meningkatkan nilai produksi. Namun informasi mengenai pengaruh
salinitas terhadap kinerja produksi ikan sidat masih sangat jarang. Konsentrasi
garam-garam terlarut di dalam media pemeliharaan yang direpresentasikan oleh
nilai salinitas akan mempengaruhi kerja osmotik ikan sidat yang selanjutnya akan
berdampak pada penggunaan energi pada ikan sidat. Menurut Bœuf dan Payan
(2001) proses osmoregulasi membutuhkan energi yang besarnya bergantung pada
gradien osmotik. Semakin banyak energi yang digunakan untuk osmoregulasi,
maka energi yang tersedia untuk pertumbuhan akan semakin sedikit. Informasi
mengenai kisaran salinitas yang dapat ditoleransi dan kisaran salinitas yang
mendukung kinerja produksi yang baik akan sangat diperlukan untuk
pengembangan budidaya ikan sidat pada media pemeliharaan bersalinitas tinggi.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kisaran salinitas yang dapat
mendukung pertumbuhan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada stadia
fingerling melalui kajian fisiologis. Penelitian Tahap I bertujuan untuk
menentukan kisaran salinitas yang dapat ditolerir ikan sidat sedangkan penelitian
Tahap II bertujuan untuk menentukan kisaran salinitas yang mendukung
pertumbuhan ikan sidat.

3

Hipotesis
Jika ikan sidat mampu menyesuaikan tingkat osmotik tubuh terhadap
lingkungannya dengan baik, maka gradien osmotik ikan sidat akan kecil sehingga
ketersediaan energi untuk pertumbuhan ikan sidat lebih besar.

2 METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap pada bulan Agustus sampai
Oktober 2016 bertempat di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen
Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis kualitas air dilakukan di
Laboratorium Lingkungan Akuakultur Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis osmolaritas
media dan cairan tubuh dilakukan di Laboratorium Embriologi, Departemen
Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Pertanian Bogor. Analisis kortisol dilakukan di Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok.
Rancangan Percobaan
Penelitian tahap I dan II menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
dengan empat perlakuan tingkat salinitas yang masing masing diulang sebanyak
tiga kali. Perlakuan yang digunakan adalah salinitas 0 g L-1, 10 g L-1, 20 g L-1, dan
30 g L-1.
Prosedur Penelitian
Persiapan Media
Wadah yang digunakan untuk penelitian, baik tahap I maupun tahap II
berupa 12 akuarium bersekat dengan sistem resirkulasi dan filter internal. Sekat
ini berfungsi untuk memisahkan bagian filter dan bagian untuk pemeliharaan.
Dimensi akuarium yang digunakan adalah 100×50×40 cm3, dengan bagian filter
berukuran 10×50×30 cm3 dan bagian pemeliharaan adalah 90×50×40 cm3.
Volume air yang digunakan untuk pemeliharaan sejumlah 90 L. Untuk
mendapatkan salinitas media yang diinginkan dilakukan penambahan garam
krosok yang sebelumnya telah dihomogenkan dengan air pada 12 akuarium
dengan volume 100 L. Air garam yang telah disiapkan, ditambahkan secara
perlahan (10 g L-1 hari-1) ke media pemeliharaan hingga mencapai salinitas
perlakuan. Media budidaya kemudian diberi aerasi untuk menyuplai oksigen ke
dalam media budidaya. Pada sistem resirkulasi, air dari akuarium pemeliharaan
masuk ke dalam filter melalui pipa serapan dan dialirkan secara gravitasi. Air
yang keluar langsung memasuki media filter yang terdiri atas , filter fisik yaitu
kapas dan karang jahe, filter kimia yaitu karbon aktif, zeolit, serta filter biologi
berupa substrat penumbuh bakteri nitrifikasi non-patogenik yaitu bioball. Air

4

yang telah melewati filter akan mengalir ke dalam sekat penampungan air.
Selanjutnya air tersebut dipompa ke dalam akuarium pemeliharaan melalui pipa
pemasukan.
Pemeliharaan Ikan Uji
Penelitian Tahap I
Ikan sidat yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 20±0.6 g ekor-1
yang berasal dari pengumpul benih ikan sidat di daerah Cilacap, Jawa Tengah.
Ikan yang baru datang diaklimatisasi selama 7 hari pada bak tandon. Ikan
dipuasakan pada hari pertama, kemudian mulai diberi pakan pada hari berikutnya.
Penebaran dilakukan setelah 7 hari stabilisasi sistem resirkulasi. Bobot setiap
benih sidat diukur sehingga diperoleh bobot rata-rata untuk menentukan biomassa
dalam setiap perlakuan. Ikan uji dimasukkan ke dalam akuarium dengan padat
tebar 18 ekor atau 4 g L-1 per akuarium sesuai dengan Diansyah et al. (2014)
kemudian dipelihara selama 14 hari dengan menggunakan metode pemuasaan
(starvation methods) sesuai dengan Okamura et al. (2009). Pengukuran parameter
penelitian dilakukan pada awal dan akhir penelitian untuk parameter kinerja
produksi, glukosa darah, tingkat konsumsi oksigen dan kualitas air.
Penelitian Tahap II
Ikan sidat yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 20±1.4 g ekor-1
yang berasal dari pengepul sidat di daerah Cilacap, Jawa Tengah. Ikan yang baru
datang diaklimatisasi terlebih dahulu pada bak tandon. Ikan dipuasakan pada hari
pertama, kemudian mulai diberi pakan pada hari berikutnya. Penebaran dilakukan
setelah 7 hari stabilisasi sistem resirkulasi. Bobot setiap benih sidat diukur
sehingga diperoleh bobot rata-rata untuk menentukan biomassa dalam setiap
perlakuan. Ikan uji dimasukkan ke dalam setiap akuarium dengan padat tebar 4 g
L-1 atau 18 ekor sesuai dengan Diansyah et al. (2014) kemudian dipelihara selama
60 hari dan diberi pakan komersil dengan kandungan protein 45% secara at
satiation. Pengukuran parameter penelitian dilakukan pada hari ke 0,15, 30, 45
dan 60 untuk parameter kinerja produksi, glukosa darah, tingkat konsumsi
oksigen dan kualitas air.
Parameter yang diuji pada penelitian ini mencakup tiga kelompok yaitu
kinerja produksi, respons stres, dan kualitas air. Kinerja produksi pada penelitian
Tahap I meliputi tingkat kelangsungan hidup (TKH) dan penurunan biomassa.
Respons stres berupa glukosa darah (GD) dan tingkat konsumsi oksigen (TKO).
Kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, alkalinitas, amonia, dan
nitrit. Pengukuran parameter kinerja produksi dan respons stres dilakukan pada
awal dan akhir penelitian. Pengukuran kualitas air berupa suhu, oksigen terlarut,
pH dan salinitas dilakukan setiap hari, sedangkan parameter kualitas air lainnya
dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Pada penelitian Tahap II, untuk melihat
pertumbuhan ikan, dilakukan pengukuran laju pertumbuhan mutlak biomassa
(LPMB), laju pertumbuhan spesifik biomassa (LPSB), jumlah konsumsi pakan
(JKP) dan rasio konversi pakan (RKP). Respons stres diamati lebih lanjut dengan

5

menambahkan pengukuran gradien osmotik (GO) dan kortisol pada awal, tengah
dan akhir pemeliharaan.
Parameter Uji
Tingkat kelangsungan hidup yaitu tingkat perbandingan antara jumlah ikan
yang hidup pada akhir dan awal pemeliharaan, dihitung dengan menggunakan
rumus Goddard (1996):
TKH 

Keterangan:

TKH
Nt
N0

Nt
× 100
No

= Derajat kelangsungan hidup (%)
= Jumlah ikan akhir (ekor)
= Jumlah ikan awal (ekor)

Laju penurunan biomassa dihitung dengan cara menentukan selisih bobot
rata-rata akhir dengan bobot rata-rata awal, selanjutnya dibandingkan dengan
waktu pemeliharaan. Perhitungan laju penurunan biomassa menggunakan rumus
Huisman (1987):

Keterangan:

LPB
Wt
Wo
t

[√

]

= Laju penurunan biomassa (% hari-1)
= Biomassa ikan sidat akhir (g)
= Biomassa ikan sidat awal (g)
= Waktu pemeliharaan (hari)

Glukosa darah dihitung dengan metode enzimatik menggunakan test kit
blood glucose test meter (Gluco Dr. Auto AGM‒4000). Tingkat konsumsi oksigen
dihitung berdasarkan NRC (1977). Prosedur lengkap tersedia pada Lampiran 1.
Pengukuran glukosa darah dan tingkat konsumsi oksigen dilakukan setiap 15 hari
pemeliharaan.

TKO 
Keterangan : TKO
V
OTo
OTt
w
t

V  OTo  OTt
w t

= Tingkat konsumsi oksigen (mgO2 g-1 jam-1)
= Volume air dalam wadah (L)
= Konsentrasi oksigen terlarut awal pengamatan (mg L-1)
= Konsentrasi oksigen terlarut pada waktu t (mg L-1)
= Bobot ikan uji (g)
= Periode pengamatan (jam)

Laju pertumbuhan mutlak biomassa dihitung berdasarkan Goddard (1996):

LPMB 
Keterangan:

Wt  Wo
× 100
t

LPMB = Laju pertumbuhan mutlak biomassa (g hari-1)
Wt
= Biomassa ikan sidat akhir (g)
Wo
= Biomassa ikan sidat awal (g)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)

6

Laju pertumbuhan spesifik biomassa dihitung dengan cara menentukan
selisih bobot rata-rata
akhir dengan bobot rata-rata awal, selanjutnya
dibandingkan dengan waktu pemeliharaan. Perhitungan laju pertumbuhan spesifik
menggunakan rumus Huisman (1987):

Keterangan:

LPSB
Wt
Wo
t

[√

]

= Laju pertumbuhan spesifik biomassa (% hari-1)
= Biomassa ikan sidat akhir (g)
= Biomassa ikan sidat awal (g)
= Waktu pemeliharaan (hari)

Rasio konversi pakan merupakan satuan yang menyatakan banyaknya pakan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Pengukuran nilai konversi pakan
menggunakan rumus Goddard (1996):

RKP 
Keterangan:

Pa
Bi
Bo
Bm

Pa
Bi  Bo  Bm

= Jumlah pakan yang diberikan
= Biomassa ikan pada hari ke-i
= Biomassa ikan pada hari ke-0
= Biomassa ikan yang mati

Untuk menghitung gradien osmotik digunakan rumus Anggoro (1992).
Prosedur lengkap tersedia pada Lampiran 2.

Keterangan : ODI
OM

GO (mOsm/L H2O) =│ODI –OM│
= Osmolaritas darah ikan (mOsm L-1)
= Osmolaritas media (mOsm L-1)

Pengukuran kortisol dilakukan dengan melakukan ekstraksi sampel yang
kemudian dilakukan pembacaan optical density dengan menggunakan alat baca
ELISA yang diatur dengan filter berpanjang gelombang 450 nm. Prosedur lengkap
tersedia pada Lampiran 3.
Y = -a Ln (x) + b
Parameter kualitas air yang diamati pada penelitian ini adalah salinitas
dengan menggunakan salinorefraktometer, suhu dengan menggunakan
termometer, pH dengan menggunakan pH-meter, dan oksigen terlarut dengan
menggunakan DO-meter (Lutron DO-5519) dengan waktu pengukuran setiap hari.
Pengukuran alkalinitas, amonia dan nitrit dilakukan dengan menggunakan metode
APHA (1998) dengan waktu pengukuran setiap 15 hari pemeliharaan.
Analisis Data
Data yang diperoleh selama penelitian dianalisis menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 21.1, yang meliputi:
1) Analisis ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Tukey pada selang kepercayaan
95%. Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh

7

nyata terhadap parameter tingkat kelangsungan hidup (TKH), jumlah konsumsi
pakan (JKP), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), laju pertumbuhan
spesifik biomassa (LPSB) dan rasio konversi pakan (RKP). Hasil dari analisis
terlampir pada Lampiran 4.
2) Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan respons stres dan kualitas air
media selama pemeliharaan ikan sidat.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian Tahap I
Kemampuan toleransi ikan sidat pada media bersalinitas disajikan pada
Tabel 1 yaitu tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju penurunan biomassa (LPB),
glukosa darah (GD), dan tingkat konsumsi oksigen (TKO). Nilai TKH dan LPB
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (p>0.05). Sementara
nilai TKO dan GD menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan
salinitas.
Tabel 1 Tingkat kelangsungan hidup, laju penurunan biomassa dan respons stress
pada ikan sidat A. bicolor bicolor pada salinitas berbeda (0, 10, 20, 30 g
L-1)
Perlakuan salinitas media (g L-1)*

Parameter
0
Tingkat kelangsungan
hidup (%)
Laju penurunan biomassa
(% hari-1)
Glukosa darah (mg dL-1)
Tingkat konsumsi oksigen
(mgO2 g-1 jam-1)

100±0

10
a

100±0

20
a

100±0

30
a

100±0a

-0.58±0.16a

-0.70±0.11a

-0.72±0.21a

-0.74±0.28a

54.33±3.09

72.67±0.47

77.00±0.82

78.00±0.82

0.65±0.01

0.73±0.02

0.76±0.01

0.77±0.01

a

Nilai rata-rata (± standar deviasi) pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf cetak atas yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey).

Penelitian Tahap II
Penelitian tahap II menunjukkan respons fisiologis dan kinerja produksi
ikan sidat terhadap salinitas media berbeda. Tabel 3 menunjukkan hasil kinerja
produksi ikan sidat selama pemeliharaan pada penelitian tahap II. Salinitas media
pemeliharaan memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup
(TKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), laju pertumbuhan spesifik
biomassa (LPSB), dan rasio konversi pakan (RKP) setelah 60 hari pemeliharaan
(p3.0 (Herianti
2005)
12.1-120.2
(Scabra et al.
2016)