Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir

PENGARUH VOLUME IRIGASI DAN FREKUENSI
PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI PAK CHOI (BRASSICA RAPA gp. CHINENSIS)
DENGAN HIDROPONIK PASIR

RACHMA EKA PRATIWI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi
Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Rachma Eka Pratiwi
NIM A24090121

ABSTRAK
RACHMA EKA PRATIWI. Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi
Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pak Choi (Brassica rapa
gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir. Dibimbing oleh EKO
SULISTYONO.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari adanya pengaruh volume
irigasi dan frekuensi pemupukan terhadap pertumbuhan produksi pak choi,
dengan media hidroponik pasir. Percobaan menggunakan rancangan
kelompok lengkap teracak (RKLT) terdiri dari dua faktor tiga ulangan.
Faktor pertama adalah volume irigasi terdiri atas 4 taraf yaitu, I1(1xEo),
I2(2xEo), I3(3xEo), I4(4xEo). Faktor kedua adalah frekuensi pemupukan
yang terdiri atas 4 taraf yaitu, F1: 4 hari sekali, F2: 6 hari sekali, F3: 8 hari
sekali, F4:12 hari sekali, dengan konsentrasi yang sama disetiap

perlakuannya yaitu 1.5 g pupuk hidroponik/l. Volume irigasi yang
menyebabkan tinggi tanaman tertinggi adalah 3 Eo dan 4 Eo, dan total bobot
basah per pot tertinggi adalah 2 Eo, serta total bobot kering akar per pot
tertinggi adalah 4 Eo. Frekuensi pemupukan yang menyebabkan jumlah
daun per pot tertinggi untuk tanaman 4 MST, rata-rata lebar daun terlebar,
total bobot basah dan bobot kering per pot tertinggi adalah 4 hari. Produksi
pak choi tertinggi dihasilkan dari perlakuan volume irigasi sebesar 2 Eo dan
frekuensi pemupukan 6 hari.
Kata kunci: hidroponik, hidroponik pasir, irigasi, pak choi, pemupukan

ABSTRACT
RACHMA EKA PRATIWI. Effect of Irigation Volume and Fertilization
Frequency on Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) Growth and
Production with Sandphonics. Supervised by EKO SULISTYONO.
This research was conducted to study about effect of irrigation volume
and fertilization frequency on Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis)
growth and production with sandphonics. The experiment was arranged in
randomized completely block design, consisting of two factors with three
replications. The first factor was irrigation volume consisted on four levels:
I1(1xEo), I2(2xEo), I3(3xEo), I4(4xEo). The second factor was fertilization

frequency consisted of four levels: F1: every 4 day, F2: every 6 day, F3:
every 8 day, F4: every 12 day, with the same concentrate in every treatment
is 1.5 g hidroponic fertilizer/l. Irrigation volume cause plant high is 3 Eo
and 4 Eo, total of fresh wight on each pot is 2 Eo, and total of dry root
weight is 4 Eo. Fertilization frequency cause the highest leaf number for the
ages of plant is 4 weeks after planting, the average of leaf width, total of
fresh weight, and total of dry weight is 4 day. The highest production
resulted by irrigation volume treatment in the amount of 2 Eo and
fertilization frequency in every 6 day.
Keywords: fertilization, hydroponic, irrigation, pak choi, sandphonic

PENGARUH VOLUME IRIGASI DAN FREKUENSI
PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI PAK CHOI (BRASSICA RAPA gp. CHINENSIS)
DENGAN HIDROPONIK PASIR

RACHMA EKA PRATIWI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Judul Skripsi : Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap
Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gp.
Chinensis) dengan Hidroponik Pasir
Nama
: Rachma Eka Pratiwi
NIM
: A24090121

Disetujui oleh

Dr Ir Eko Sulistyono, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap
Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gpo
Chinensis) dengan Hidroponik Pasir
Nama
: Rachma Eka Pratiwi
: A24090121
NIM

Disetujui oleh

Dr Ir Eko Sulistyono, MSi

Pembimbing

Tanggal Lulus:

,0 セ@ SEP 2013

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penelitian yang dilakukan ini diberi judul Pengaruh Volume Iirigasi dan
Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica
rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir yang dilaksanakan sejak bulan
Februari sampai April 2013.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan, doa dan kasih
sayangnya.
2. Bapak Dr Ir Eko Sulistyono, MSi selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan pengarahan dan saran selama ini.
3. Ibu Maryati Sari selaku dosen pembimbing akademik.
4. Dosen penguji ibu Dr. Sintho Wahyuning Ardie, SP, MSi dan ibu

Juang Gema Kartika, SP, Msi.
5. Kementrian Agama selaku penyandang dana.
6. Seluruh staf University Farm dan Kebun Percobaan Cikabayan
Kampus IPB Dramaga Bogor, yang telah membantu selama
penelitian berlangsung.
7. Teman-teman AGH Socrates 46 khususnya Alifiya, Annisa, Anin,
Aci, Dira, Endro, Iwana, Endro, Erna, Estu, Enik, Fitriyani, Ilsa,
Indah, Lia, Mayang, Nurul Azmi, Meta, Nur Andini, Nurul Fauziah,
Reza Ramdhan, Resti, Uzi, Yesi.
8. Teman-teman kosan sinabung, Anindya, Bagas, Meilani, Thesa,
Vera, Vici, Vini, Wewe, Yesi, Yusi.
Semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Bogor, September 2013
Rachma Eka Pratiwi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix


DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2


Tujuan Penelitian

2

Hipotesis Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

3

METODE

5


Bahan

5

Alat

5

Lokasi dan Waktu Penelitian

5

Prosedur Penelitian

5

Analisis Data

6


HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Keadaan Umum

7

Pengaruh Frekuensi Pemupukan dan Volume Irigasi terhadap
Pertumbuhan dan Produksi

7

Pengaruh Volume Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi

8

Pengaruh Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pak
Choi

10

SIMPULAN DAN SARAN

13

Simpulan

13

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

17

DAFTAR TABEL

1 Rekapitulasi analisis ragan pengaruh interaksi frekuensi
pemupukan dan volume irigasi pada tanaman pak choi
2 Pengaruh volume irigasi terhadap tinggi tanaman
3 Pengaruh volume irigasi terhadap rata-rata lebar daun, total bobot
basah, dan total bobot kering per pot
4 Pengaruh volume irigasi terhadap total bobot kering akar, bobot
kering tajuk, dan nisbah tajuk akar
5 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap jumlah daun per pot
6 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap rata-rata lebar daun,
total bobot basah per pot, dan total bobot kering per pot
7 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap total bobot kering akar,
total bobot kering tajuk, dan nisbah tajuk akar

8
9
9
10
11
12
12

DAFTAR GAMBAR
1 Keadaan umum tanaman pak choi
2 Penampilan tanaman pak choi pada berbagai volume irigasi
3 Penampilan tanaman pak choi pada berbagai frekuensi pemupukan

7
10
11

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4

Data pengamatan evaporasi panci selama pertumbuhan pak choi
Gambar lubang pada ember media tanam pak choi
Gambar panci evaporasi
Tata letak satuan percobaan

15
15
16
16

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman pak choi termasuk famili Brassicaceae atau kubis-kubisan
memiliki nama latin Brassica rapa gp. Chinensis. Sayuran ini telah
dibudidayakan sejak abad ke-5 dan merupakan tanaman terpenting di Asia
(Nazaruddin 1994). Peningkatan produksi dapat ditempuh dengan cara
perbaikan teknik bercocok tanam, seperti budidaya hidroponik yaitu
bercocok tanam tanpa menggunakan media (Dwi 2006). Tanaman ini
memiliki spesifikasi tanaman seperti; daunnya bertangkai, berbentuk agak
oval, berwarna hijau tua, dan mengkilap, tidak membentuk kepala, tumbuh
agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral yang rapat,
melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daunnya berwarna putih atau
hijau muda, gemuk dan berdaging yang memiliki tinggi rata-rata 15 sampai
30 cm (Rutabazky dan Yamaguchi 1998). Masa panen pakcoy cukup
singkat, hanya sekitar lima minggu (Phillips dan Rix 1993). Pak choi dapat
ditanam mulai dari ketinggian 500 sampai 1200 mdpl.
Teknik hidroponik sudah dikenal oleh masyarakat sebagai media
bercocok tanam sayuran. Istilah hidroponik digunakan untuk menjelaskan
tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanamnya. Hidroponik juga merupakan bercocok tanam di dalam pot atau
wadah lainnya yang menggunakan kerikil, pasir, ataupun gabus (Lingga
1984).
Penelitian ini menggunakan media hidroponik dalam kultur pasir.
Kultur pasir merupakan metode yang paling banyak digunakan pada belahan
dunia yang bergurun (Resh 1978). Metode ini memiliki frekuensi
penyiraman yang relatif singkat, karena pasir tidak dapat menyimpan air,
sehingga hasil siraman akan cepat mengering, dan perlu selalu dilihat
tingkat kelembaban pasir. Pasir yang digunakan sebagai media tanam bisa
menggunakan pasir kali (Karsono 2008).
Produksi pak choi dapat ditingkatkan melalui pemberian irigasi dan
pemupukan yang tepat. Ketersediaan unsur hara dalam tanah harus dapat di
pertahankan dalam jumlah yang cukup dengan perbandingan yang tepat
untuk pertumbuhan tanaman secara normal. Keadaaan tersebut dapat dicapai
dengan memberi suplai hara untuk melengkapi unsur hara yang tersedia.
Jumlah yang diberikan harus disesuaikan dengan yang diperlukan oleh
tanaman dan yang tersedia di dalam tanah (Fahruroh 2008). Larutan nutrisi
dalam hidroponik pasir ini diberikan dengan cara disiram atau dialirkan
melalui sistem irigasi. Dalam sistem irigasi, larutan nutrien dipompa dan
diedarkan ke seluruh tanaman. Metode ini memiliki cara kerja bahwa
larutan pupuk/ mineral yang disiramkan pada tanaman mengalir sampai ke
akar, dan bulu-bulu akar akan menyerap mineral yang dikandung larutan.
Larutan nutrisi yang dialirkan mengandung air, nutrisi, dan oksigen. Air
yang diberikan tidak boleh terikat oleh pori partikel. Pada kebanyakan
sistem irigasi, terjadinya penguapan hanya terjadi pada siang hari. Frekuensi

2
irigasi tergantung dari permukaan substrat, tahap pertumbuhan tanaman, dan
faktor iklim. Substrat yang memiliki partikel yang halus seperti pasir, cukup
disiram sekali atau dua kali dalam sehari (Lingga 1984).
Perumusan Masalah
1. Adakah pengaruh nyata pada pemberian volume irigasi terhadap
pertumbuhan dan produksi pak choi?
2. Adakah perngaruh nyata pada pemberian frekuensi pemupukan
terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi?
3. Adakah interaksi antara volume irigasi dan frekuensi pemupukan
terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari serta menghasilkan volume
irigasi dan frekuensi pemupukan yang optimum untuk pertumbuhan
produksi pak choi.

Hipotesis Penelitian
1. Pemberian irigasi dengan volume yang berebeda berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi.
2. Frekuensi pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi pak choi.
3. Interaksi antara volume irigasi dan frekuensi pemupukan
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi.
4. Diperoleh volume irigasi tertentu dan frekuensi pemupukan yang
menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang tinggi pada pak
choi.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah diharapkan penanaman pak choi sistem
hidroponik dengan media tumbuh pasir serta volume irigasi dan frekuensi
pemupukan yang sesuai dapat memberikan hasil produksi pak choi yang
tinggi.

3

TINJAUAN PUSTAKA
Hidroponik adalah sebuah sistem untuk menanam dan menumbuhkan
tanaman tanpa melalui media tanah. Hidroponik dapat ditanam melalui
media seperti batu-batu, arang, abu sekam, dan yang lainnya. Tanaman
hidroponik sangat cocok untuk ditanam di daerah perkotaan, karena dapat
meminimalisir lahan dan tanah kosong yang akan dipakai dalam bercocok
tanam. Pada awal perkembangannya, bertanam secara hidroponik dilakukan
dengan cara menaruh tanaman ke dalam wadah yang berisi air dan diberi
pupuk mikro atau makro.
Banyak alasan untuk melakukan budidaya tanaman secara hidroponik,
diantaranya adalah kebersihan tanaman begitu terjamin, dan dapat
memelihara tanaman lebih banyak dalam ruang yang sempit dibandingkan
dengan bercocok tanam tradisional, selain itu hampir semua tanaman dapat
dibudidayakan dalam metode hidroponik.
Menurut Lingga (1999) budidaya tanaman secara hidroponik memiliki
keuntungan, yaitu:
1. Dapat dilakukan pada ruang atau tempat yang terbatas dan higienis.
2. Apabila dilakukan di rumah kaca dapat diatur suhu dan
kelembabannya.
3. Nutrien yang diberikan digunakan secara efisien oleh tanaman.
4. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
media tanam tanah biasa.
5. Kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor.
6. Tanaman memberikan hasil yang berkelanjutan.
Media untuk tanaman hidroponik bermacam-macam yang dapat
digunakan, dapat dari arang sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat
moss), dan serbuk sabut kelapa. Persyaratan terpenting untuk media
hidroponik harus ringan dan porus. Pemilihan media sebaiknya dicari yang
paling ringan dan yang mempunyai porositas yang baik, hal ini terjadi
karena pada setiap media mempunyai bobot dan porositas yang berbeda.
Metode yang lebih praktis dan mudah diterapkan adalah metode kultur
pasir. Penanaman dalam jumlah yang banyak dalam satu petakan yang ingin
ditanam di areal yang lebih luas. Lebih tepatnya disebut dengan metode
campuran antara metode kultur air dan metode pasir. Pasir dapat
ditempatkan dalam pot, di tanah, atau di wadah lain. Pada pasir ini
ditanamkan tanaman, sementara makanannya berupa pupuk yang
disiramkan setelah dilarutkan dengan air. Cara kerjanya adalah larutan
pupuk/mineral yang disiramkan pada tanaman lalu mengalir sampai ke akar,
dan bulu-bulu akar akan menyerap mineral yang dikandung larutan. Pada
metode ini yang cukup merepotkan adalah frekuensi irigasi yang relatif
singkat, disebabkan sifat pasir yang tidak dapat menyimpan air. Hasil dari
siraman akan cepat mengering, sehingga perlu selalu dilihat tingkat
kelembaban pasir.
Media yang digunakan dalam metode hidroponik ini adalah pasir kali.
Pasir kali ini mempunyai sifat yang steril dan sangat jarang digunakan
sebagai inang atau jamur dan HPT. Media pasir juga lebih efisien dalam

4
penggunaannya. Penggunaan air dan pupuk lebih hemat dalam media pasir
ini. Pada media pasir tidak terlalu lembab serta aerasi yang optimal karena
cepat merembeskan air.
Tanaman yang dapat dibudidayakan secara hidroponik meliputi
tanaman jenis sayuran dan salah satunya adalah tanaman pak choi. Tanaman
sawi putih atau lebih dikenal dengan sebutan pak choi merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang cocok dibudidayakan dengan kultur tanah dan
iklim tropis di Indonesia. Tanaman lebih optimal jika ditanam di dataran
tinggi, pak choi tetap bisa tumbuh di dataran rendah. Pak choi yang ditanam
di dataran rendah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
tanaman pak choi yang ditanam di dataran tinggi. Pak choi yang ditanam di
dataran rendah relatif tidak mudah busuk, selain itu kesegarannya bisa
bertahan hingga satu minggu. Sedangkan pak choi yang ditanam di dataran
tinggi hanya bertahan empat hari.
Tanaman berasal dari Asia timur ini memiliki ciri-ciri, warna batang
putih dan daunnya yang lebar serta berwarna hijau tua yang berbentuk
mengerucut. Menurut Lestari (2009) tanaman pak choi banyak dipilih petani
karena cara budidaya yang relatif mudah. Selain itu, masa panen pak choi
yang cukup singkat hanya sekitar 45 hari. Sayuran pak choi dapat
dikonsumsi langsung atau diolah terlebih dahulu. Seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat
akan kebutuhan gizi menyebabkan meningkatnya permintaan sayuran,
termasuk sayuran pak choy.
Tanaman pak choi termasuk ke dalam kultivar brisk green, gracious,
dan white-light. Saat persemaian benih ditanam pada tray setiap lubang
berisi dua benih lalu ditutup dengan arang sekam setebal 1-2 cm. Dilakukan
perawatan dengan cara penyiraman menggunakan alat sprayer atau alat
siram biasa. Benih yang baik biasanya akan tumbuh selama 3-4 hari. Setelah
tanaman mempunyai daun 3-4 helai atau sekitar (3-4 MST) tanaman siap
untuk dipindahkan. Hama yang biasanya menyerang tanaman pak choi yaitu,
ulat, trip, siput, cacing bulu, ulat crocidolomia binotalis, dan ulat thepa
javanica. Penyakit yang biasanya menyerang tanaman pak choi yaitu,
bakteri, virus, jamur dan gangguan fisiologi yang bisa saja terjadi. Hama
dan penyakit dapat diatasi dengan mudah yaitu antara lain dengan
pemberian obat tertentu pada saat yang tepat (Susila 2006).
Irigasi adalah suatu proses selain presipitasi untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman. Tujuan dari irigasi yaitu:
1. Memberikan cukup air untuk seluruh masa tumbuh tanaman
2. Melarutkan hara (organik dan anorganik) sehingga tersedia untuk
tanaman
3. Melunakan tanah untuk pengolahan lahan dan panen umbi
4. Mengencerkan dan mencuci hara yang bersifat racun
Pengaruh cekaman kekeringan terjadi apabila; curah hujan lebih kecil
dari pada evapotranspirasi, evapotranspirasi lebih besar dari pada absorbsi
air, serta kekurangan suplai air di daerah perakaran. Fungsi air secara
fisiologis yaitu:
1. Pelarut dan media untuk reaksi kimia
2. Media transport senyawa organik dan anorganik

5
3. Mempertahankan turgor sel (perpanjang sel, struktur tanaman, daun)
4. Bahan dasar fotosintesis, proses hidrolisa, reaksi kimia
5. Stabilisator suhu (evaporasi ppada permukaan daun)

METODE

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pak
choi varietas Rama green, pasir kali, arang sekam, pupuk hidroponik
Growmore 20-20-20, pestisida Decis 2,5 EC, dan air.
Alat
Alat yang digunakan adalah ember, gelas ukur, wadah persemaian
(tray), alat penyiram, penggaris, timbangan digital, panci evaporasi, dan
oven.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Percobaan ini dilakukan di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan
Kampus IPB Dramaga, Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan
Februari sampai April 2013.
Prosedur Penelitian
Persemaian benih pak choi dilakukan dalam wadah persemaian
berukuran panjang 40cm dan lebar 30cm dengan jumlah lubang 98 yang
mempunyai kedalaman kurang lebih 5cm. Benih pak choi ditaburkan di atas
permukaan media arang sekam dalam wadah persemaian, kemudian ditutup
tipis oleh arang sekam kurang lebih 0.5cm di atasnya. Persemaian dilakukan
selama 2 minggu.
Pelaksanaan dimulai dengan mengisi ember dengan media pasir.
Setelah berumur 2 minggu bibit pak choi dapat dipindah tanam ke dalam
media pasir. Pada satu minggu pertama belum dilakukan untuk pemberian
perlakuan baik itu pemberian volume irigasi maupun frekuensi pemupukan.
Semua perlakuan dilakukan sejak minggu ke dua setelah tanam atau
berumur 2 MST. Pengisian panci evaporasi dilakukan satu hari sebelum
perlakuan dilaksanakan.
Pemupukan dilakukan pada minggu ke dua setelah tanam. Pada hari
pertama perlakuan tanaman diberi semua pupuk dengan dosis yang sama
tanpa frekuensi. Perhitungan dosis pupuk yang digunakan berdasarkan
penurunan angka dari panci evaporasi selama 24 jam. Untuk pemberian
pupuk selanjutnya sesuai dengan perlakuan frekuensi pemupukan, yaitu; F1:
4 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, F2: 6 hari sekali
dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, F3: 8 hari sekali dengan

6
konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, F4: 12 hari sekali dengan konsentrasi
1.5 g pupuk hidroponik/l.
Irigasi yang diberikan pada hari pertama perlakuan berdasarkan dari
penurunan angka evaporasi panci. Nilai pada penurunan panci evaporasi
diukur setiap harinya dengan mengukur selisih tinggi air yang berada di
dalam panci. Setelah dilakukan pengamatan evaporasi panci tinggi air dalam
panci dikembalikan seperti pada ketinggian semula yaitu 20 cm. Pemberian
irigasi sesuai dengan perlakuan volume irigasi, yaitu: I1 (1 x Eo), I2 (2 x
Eo), I3 (3 x Eo), I4 (4 x Eo). Irigasi dilakukan pada setiap hari dalam waktu
sekali penyiraman yaitu di waktu pagi hari. Eo adalah evaporasi permukaan
air bebas dalam panci evaporasi (gambar lampiran 3). Panci evaporasi
memiliki ukuran diameter 120.7 cm dan kedalaman 25 cm. Ketinggian air di
dalam panci adalah 20 cm.
Pemeliharaan dilakukan mulai dari persemaian hingga panen, seperti
penyiangan. Penyemprotan pestisida dilakukan apabila terdapat gejala
serangan pada tanaman, dan dihentikan pada saat 20 hari sebelum panen.
Panen dilakukan pada saat pak choi pada saat berumur 6 MST atau
sekitar 35 hari. Ciri-ciri pak choi yang menunjukkan dapat dipanen yaitu,
batangnya sudah menebal dan berwarna putih serta daunnya lebar berwarna
hijau tua. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut semua bagian
tanaman. Penanganan dalam pemanenan ini harus cepat dan tepat karena
tanaman pak choi yang mudah layu karena terkena udara panas. Setelah itu
dilakukan pencucian akar dari pasir yang menempel untuk dilakukan dalam
penimbangan berat pak choi. Setelah ditimbang berat basah dari pak choi
dilakukan pengovenan dengan tujuan untuk mengetahui berat kering dari
pak choi.
Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi; 1) Tinggi tanaman
(cm) diukur dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi, 2) jumlah
daun dari keseluruhan tiap tanaman, 3) Lebar daun dari daun terlebar, 4)
Bobot segar menggunakan akar (g), 5) Bobot kering menggunakan akar (g),
6) Bobot kering tajuk (g), dan 7) Bobot kering akar tanaman (g).

Analisis Data
Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial dan disusun dalam
rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Faktor
pertama adalah volume irigasi yang terdiri atas 4 tingkat yaitu; I1 (1 x Eo),
I2 (2 x Eo), I3 (3 x Eo), I4 (4 x Eo). Faktor kedua adalah frekuensi
pemupukan terdiri atas 4 tingkat yaitu; F1: 4 hari sekali dengan konsentrasi
1.5 g pupuk hidroponik/l, F2: 6 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk
hidroponik/l, F3: 8 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l,
F4: 12 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, sehingga
terdapat 16 kombinasi perlakuan jumlah satuan percobaan adalah 16 x 3
atau 48 satuan percobaan.
Model linear yang digunakan adalah:
Yijk = µ + Ki + Ij + Fk + (IF)jk + ɛijk

7
Keterangan :
Yijk : Respon perlakuan
µ
: Rataan umum
Ki
: Pengaruh kelompok ke-i
Ij
: Pengaruh volume irigasi ke-j
Fk
: Pengaruh frekuensi pemupukan ke-k
(IF)jk : Pengaruh interaksi volume irigasi ke-j dan frekuensi pemupukan
ke-k
ɛijk
: Galat percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Keadaan umum tanaman terlihat sangat baik selama pertumbuhan
(Gambar 1). Terdapat beberapa gangguan hama dan penyakit selama
pertumbuhan berlangsung. Serangan yang ditemui masih dapat dikendalikan
dengan cara mengambil atau mematikan hama selain itu dengan
menyingkirkan tanaman yang sakit. Namun, apabila serangan dalam jumlah
banyak dilakukan pengendalian menggunakan pestisida. Seperti yang
ditemui pada penelitian ini terdapat hama ulat pemakan daun. Gejalanya
terlihat pada bekas-bekas gigitan berupa robekan tidak merata pada
permukaan daun atau lubang. Jenis hamanya antara lain Crocidolomia
binotalis dan Plutella xylostella. Pengendaliannya menggunakan pestisida
Decis 2.5 EC. Konsentrasi penyemprotannya 1 cc/l air. Penyemprotan
pestisida dihentikan minimum 20 hari sebelum panen agar tidak berbahaya
unutuk dikonsumsi.

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Pengaruh Frekuensi Pemupukan dan Volume Irigasi terhadap
Pertumbuhan dan Produksi
Volume irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 2
MST dan 5 MST, total bobot basah per pot, dan total bobot kering akar.
Frekuensi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun total
per pot 4 MST, rata-rata lebar daun, total bobot basah per pot, total bobot
kering per pot, dan total bobot kering tajuk. Interaksi antara volume irigasi
dengan frekuensi pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman pak choi (Tabel 1).

8
Pemberian volume irigasi dalam jumlah tertentu dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang dapat mengakibatkan
pertumbuhan tinggi tanaman bertambah. Tinggi tanaman merupakan
ekspresi dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman, hal ini karena
fotosintat yang digunakan oleh tanaman dapat diubah menjadi biomas.
Pemberian volume irigasi juga berpengaruh terhadap total bobot basah dan
bobot kering akar yang diakibatkan pada tanaman yang dapat menyerap air
lebih banyak. Semakin banyak air diserap yang mengansung hara maka
akan semakin berpengaruh pada pertumbuhan pada akar.
Tabel 1 Rekapitulasi analisis ragan pengaruh interaksi frekuensi
pemupukan dan volume irigasi pada tanaman pak choi
Peubah
Tinggi tanaman 1 MST
Tinggi tanaman 2 MST
Tinggi tanaman 3 MST
Tinggi tanaman 4 MST
Tinggi tanaman 5 MST
Jumlah daun total per pot 1
MST
Jumlah daun total per pot 2
MST
Jumlah daun total per pot 3
MST
Jumlah daun total per pot 4
MST
Jumlah daun total per pot 5
MST
Rata-rata lebar daun
Total bobot basah per pot
Total bobot kering per pot
Total bobot kering akar
Total bobot kering tajuk
Nisbah tajuk akar

Irigasi
0.1404
0.0052**
0.0427*
0.0352*
0.0017**

Pr > F
Pupuk
0.8744
0.7891
0.4341
0.153
0.0518

IR*PUP
0.0787
0.4906
0.2867
0.6418
0.14

KK (%)
8.8
9.1
7.7
1.3
1.0

0.3353

0.5376

0.5304

1.2

1.7

0.1043

0.7666

0.3395

1.3

2.1

0.2939

0.0826

0.393

1.3

2.2

0.9172

0.0033**

0.6525

1.3

3.3

0.1333
F kurang dari 0,05 = nyata
**Pr> F kurang dari 0,01 = sangat nyata
IR: Irigasi
PUP: Pupuk
KK: Koefisien Keragaman
MSE: Mean square error

Pengaruh Volume Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tinggi tanaman umur 2 MST pada perlakuan volume irigasi 3 Eo
nyata lebih tinggi dari pada volume irigasi 4 Eo, tetapi tidak berbeda nyata
dengan perlakuan volume irigasi 1 Eo dan 2 Eo. Pada umur 3 MST
perlakuan volume irigasi 2 Eo nyata lebih tinggi dari pada 1 Eo, tetapi tidak

9
berbeda nyata dengan perlakuan volume irigasi 3 Eo dan 4 Eo. Tinggi
tanaman umur 4 MST pada perlakuan volume irigasi 2 Eo nyata lebih tinggi
dari pada volume irigasi 1 Eo, tetapi tidak berbeda nyata dengan volume
irigas 3 Eo dan 4 Eo. Pada umur 5 MST perlakuan volume irigasi 1 Eo
nyata lebih rendah dari pada perlakuan volume irigasi 2 Eo, 3 Eo, dan 4 Eo
(Tabel 2).
Setiap pemberian volume irigasi akan memberikan dampak
pertumbuhan yang berbeda, karena tumbuhan akan memberikan tanggapan
dengan bermacam-macam cara terhadap perubahan sekelilingnya yang
mempengaruhi pertumbuhan tersebut. Penyimpanan air dalam jumlah
sedang adalah faktor penentu dari frekuensi dan durasi dari pemberian
irigasi (Resh 1978). Resh (1978) menyatakan bahwa intensitas cahaya pada
kondisi green house umumnya diikuti oleh temperatur yang tinggi,
khususnya pada musim panas. Kecepatan evapotranspirasi pada tanaman
bertambah, dan secara otomatis air yang dikandung oleh tanaman akan cepat
berkurang.
Tabel 2 Pengaruh volume irigasi terhadap tinggi tanaman (cm)
Volume
Irigasi
1 MST
2 MST
3 MST
4 MST
5 MST
1 Eo
9.83 a
13.53 ab
18.78 b
19.55 b
19.63 b
2 Eo
10.34 a
14.55 a
20.63 a
22.67 a
23.04 a
3 Eo
10.60a
14.75 a
20.00 ab
21.08 ab
22.70 a
4 Eo
9.90 a
12.99 b
19.54 ab
19.84 ab
23.05 a
Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Rata-rata lebar daun pada pemberian perlakuan volume irigasi 2 Eo
nyata lebih tinggi dibandingkan 3 Eo dan 1 Eo, tetapi tidak berbeda nyata
dengan 4 Eo. Total bobot basah per pot pada pemberian perlakuan volume
irigasi 1 Eo nyata lebih rendah dari pada perlakuan volume irigasi 2, 3 atau
4 Eo. Total bobot kering per pot tidak berbeda nyata pada semua perlakuan
volume irigasi (Tabel 3). Kanisius (1983) menyatakan bahwa kandungan air
dalam tanaman hanya merupakan sebagian kecil saja dari air yang diserap
oleh tanaman. Air yang dibutuhkan tidak hanya banyaknya atau volumenya,
tetapi adalah pembagian yang merata, karena tanpa pembagian yang merata
kehidupan tanaman akan tidak stabil.
Tabel 3 Pengaruh volume irigasi terhadap rata-rata lebar daun, total
bobot basah, dan total bobot kering per pot
Volume
Rata-rata lebar Total bobot basah per
Total bobot kering
Irigasi
daun (cm)
pot (g)
per pot (g)
1 Eo
6.41 c
50.25 b
4.23 a
2 Eo
8.52 a
95.30 a
9.25 a
3 Eo
7.27 bc
81.10 a
6.07 a
4 Eo
8.15 ba
92.66 a
7.44 a
Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

10
Total bobot kering akar pada volume irigasi 4 Eo nyata lebih tinggi
dari pada volume irigasi 1 Eo, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan
volume irigasi 2 Eo dan 3 Eo. Total bobot kering tajuk pada volume irigasi
2 Eo nyata lebih tinggi dari pada volume irigasi 1 Eo, tetapi tidak berbeda
nyata dengan perlakuan volume irigasi 3 Eo dan 4 Eo. Nisbah tajuk akar
tidak berbeda nyata pada semua perlakuan volume irigasi (Tabel 4).
Penampilan pertumbuhan pada berbagai tingkat volume irigasi seperti pada
Gambar 2.

Gambar 2 Penampilan berbagai volume irigasi

Tabel 4 Pengaruh volume irigasi terhadap total bobot kering akar,
bobot kering tajuk, dan nisbah tajuk akar
Volume
Total bobot kering
Total bobot kering
Nisbah tajuk akar
Irigasi
akar (g)
tajuk (g)
1 Eo
0.91 b
5.15 b
5.83 a
2 Eo
1.43 a
10.69 a
7.50 a
3 Eo
1.34 ab
7.42 ab
5.38 a
4 Eo
1.60 a
9.04 ab
5.75 a
Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Pengaruh Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Pak Choi
Jumlah daun umur 4 MST untuk pemberian perlakuan frekuensi
pemupukan 4 hari nyata lebih banyak dari pada frekuensi pemupukan 8 hari,
tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian perlakuan frekuensi
pemupukan 6 hari dan 12 hari (Tabel 5). Pada pemberian frekuensi
pemupukan F1 yaitu 4 hari dan F2 yaitu 8 hari terjadi cukup sering karena
jarak waktunya yang cukup singkat dibandingkan dengan frekuensi
pemupukan yang lain. Gambar 3 menunjukan penampilan tanaman pada
berbagai frekuensi pemupukan.

11

Gambar 3 Penampilan berbagai frekuensi pemupukan

Waktu atau frekuensi pemupukan ini sangat tergantung dari kecepatan
tanaman menghisap unsur-unsur yang dibutuhkan. Soepardi (1983)
menyatakan bahwa pupuk nitrogen berperan penting terhadap pembentukan
klorofil, kekurangan pupuk nitrogen akan menyebabkan daun menjadi
kuning dan mati. Selain itu dengan tersedianya unsur nitrogen yang banyak,
maka klorofil yang terbentuk akan semakin tinggi, dimana klorofil berfungsi
penting dalam proses fotosintesis. Pada tanaman Pak choi unsur nitrogen
sangat penting karena pak choi merupakan sayuran daun yang dipanen
sebelum fase generatif, sehingga pertumbuhan daun yang banyak dan
berwarna hijau akan memberikan hasil yang lebih baik, selain itu dengan
adanya unsur nitrogen yang cukup, akan menambah pertumbuhan daun,
jumlah unsur nitrogen yang tinggi mempercepat pengubahan karbohidrat
menjadi protein yang kemudian diubah menjadi protoplasma.
Tabel 5 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap jumlah daun per pot
Frekuensi
1 MST
2 MST
3 MST
4 MST
5 MST
Pemupukan
4 Hari
14.16 a
16.33 a
18.66 a
27.16 a
30.16 a
6 Hari
14.50 a
15.83 a
16.66 a
23.75 ab
27.50 a
8 Hari
13.58 a
15.50 a
16.58 a
22.33 b
26.00 a
12 Hari
13.66 a
15.58 a
16.58 a
22.25 b
25.91 a
Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Rata-rata lebar daun pada frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih
tinggi dari pada perlakuan frekuensi pemupukan 8 hari, 6 hari, dan 12 hari.
Total bobot basah per pot yang pada frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih
tinggi dari pada ketiga perlakuan frekuensi pemupukan. Total bobot kering
per pot pada perlakuan frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih tinggi dari
pada frekuensi pemupukan 8 hari dan 12 hari, tetapi tidak nyata pada
pemupukan 6 hari (Tabel 6).
Nurlenawati et al. (2007) menyatakan bahwa pemberian nitrogen
dengan dosis yang tepat ternyata menambah lebar daun dibandingkan
dengan perlakuan tanpa pupuk nitrogen. Pemberian pupuk akan sangat
berpengaruh pada laju tanaman dengan dosis yang efektif akan mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, sehingga metabolisme tanaman dapat

12
berlangsung dengan baik (Harjadi 1979). Laju pertumbuhan tanaman
cenderung meningkat, jika unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup
tersedia dan dapat segera dimanfaatkan tanaman, seperti nitrogen. Harlina
(2003) menyatakan bahwa apabila unsur N tersedia dalam jumlah banyak
maka lebih banyak pula protein yang terbentuk sehingga pertumbuhan
tanaman dapat lebih baik.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Nurlenawati et al.(2007) tentang
respon pertumbuhan dan hasil tanaman caisim terhadap kombinasi dosis
pupuk nitrogen dan pupuk organik granular dihasilkan bahwa pemberian
unsur nitrogen yang cukup tinggi akan menambah ukuran lebar daun
dibandingkan tanpa menggunakan pupuk nitrogen. Nitrogen dibutuhkan
oleh tanaman untuk membentuk protein, sehingga dengan tercukupinya
kebutuhan nitrogen bagi tanaman jumlah protein yang terbentuk semakin
banyak dan akan menambah jumlah protoplasma pada sel tanaman dan
akhirnya akan menambah lebar daun yang kaya akan klorofil.
Tabel 6 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap rata-rata lebar daun,
total bobot basah per pot, dan total bobot kering per pot
Frekuensi
Rata-rata lebar daun Total bobot basah
Total bobot
Pemupukan
(cm)
per pot (g)
kering per pot (g)
4 Hari

8.65 a

110.19 a

10.79 a

6 Hari

7.48 b

81.92 b

6.51 ab

8 Hari

7.10 b

64.51 b

5.01 b

12 Hari

7.12 b

62.70 b

4.68 b

Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Frekuensi pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap total bobot
kering akar. Total bobot kering tajuk pada frekuensi pemupukan 4 hari nyata
lebih tinggi dari pada frekuensi pemupukan 8 hari dan 12 hari, tetapi tidak
berbeda nyata dengan perlakuan ferkuensi pemupukan 6 hari. Nisbah tajuk
akar pada perlakuan frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih tinggi dari pada
frekuensi pemupukan 8 hari, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan
frekuensi pemupukan 6 hari dan 12 hari (Tabel 7).
Tabel 7 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap total bobot kering
akar, total bobot kering tajuk, dan nisbah tajuk akar
Frekuensi
Total bobot kering Total bobot kering
Nisbah tajuk
Pemupukan
akar (g)
tajuk (g)
akar (g)
4 Hari

1.58 a

12.37 a

7.85 a

6 Hari

1.25 a

7.77 ab

6.26 ab

8 Hari

1.25 a

6.26 b

5.15 b

12 Hari

1.21 a

5.90 b

5.20 ab

Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

13

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Volume irigasi memberikan pengaruh yang sangat nyata pada tinggi
tanaman berumur 2 MST, dan 5 MST, total bobot basah per pot dan total
bobot kering akar. Volume irigasi yang menyebabkan tinggi tanaman
tertinggi adalah 3 Eo dan 4 Eo, dan total bobot basah per pot tertinggi
adalah 2 Eo, serta total bobot kering akar per pot tertinggi adalah 4 Eo.
Frekuensi pemupukan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada
jumlah daun total per pot untuk tanaman berumur 4 MST, rata-rata lebar
daun, total bobot basah dan kering per pot, serta total bobot kering tajuk.
Frekuensi pemupukan yang menyebabkan jumlah daun per pot terbanyak
untuk tanaman 4 MST, rata-rata lebar daun terlebar, total bobot basah dan
bobot kering per pot tertinggi adalah 4 hari.
Pengaruh interaksi antara frekuensi pemupukan dengan volume irigasi
yang dihasilkan pada tanaman pak choi tidak berbeda nyata. Produksi pak
choi tertinggi dihasilkan oleh perlakuan volume irigasi sebesar 2 Eo atau
frekuensi pemupukan 6 hari.
Saran
Perlu dilakukan implementasi hasil penelitian ini mengenai volume
irigasi dan frekuensi pemupukan di tempat lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ahn P M. 1993. Tropical Soils and Fertiliser Use. England (UK): Longman
Group.
Djamhari S. 2012. Biokompos Cair dan Pupuk Kimia NPK sebagai
Alternatif Nutrisi pada Budidaya Tanaman Caisim Teknik Hidroponik.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 14(3): 234-238.
Dwi JZ. 2006. Bertanam Sawi dalam Polybag. Bandung (ID): Sinergi
Pustaka.
Fahruroh W. 2008. Pengaruh Pupuk Growmore (20:20:20) dan Grow Quick
F terhadap Pertumbuhan Entres Adenium (Adenium obesum) Setelah
Pemangkasan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Harjadi SS. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta (ID): Gramedia Pr.
Harlina N. 2003. Pemanfaatan Pupuk Majemuk sebagai Sumber Hara.
Bogor (ID): IPB Pr.
Kanisius. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Karsono S. 2008. Pengenalan Sistem Hidroponik. Bogor (ID): Parung Farm.
Lingga P. 1984. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.

14
Lingga P. 1999. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Lestari G: 2009. Serial Rumah: Berkebun Sayuran Hidroponik. Jakarta (ID):
Prima Infosarana Media.
Nazaruddin. 1994. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran
Rendah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Nurlenawati N, Mahmud Y, Feriyani ED. 2007. Respon Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) terhadap Kombinasi Dosis
Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Granular. Karawang (ID): Lembaga
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Universitas Singaperbangsa
Karawang.
Phillips R, Rix M. 1993. Vegetables. London (GB): Pan Books Ltd.
Resh HM. 1978. Hydroponic Food Production. New Jersey (US):
Newconcept Press, Inc.
Rutabazky EV, Yamaguci M. 1998. Sayuran Dunia 1 Prinsip Produksi dan
Gizi. Herison C, penerjemah; Niksolihin S, editor. Bandung (ID): ITB
Press. Terjemahan dari: World Vegetables: Principles, production, and
nutritive values. Ed ke- 1.
Rutabazky EV, Yamaguci M. 1998. Sayuran Dunia 2 Prinsip Produksi dan
Gizi. Herison C, penerjemah; Niksolihin S, editor. Bandung (ID): ITB
Press. Terjemahan dari: World Vegetables: Principles, production, and
nutritive values. Ed ke- 1.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): IPB Pr.
Susila A D. 2006. Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor (ID): IPB Pr.
Tambunan MA, Barus A, Ginting J. 2013. Respon Pertumbuhan dan
Produksi Sawi (Brassica Juncea. L) terhadap Interval Penyiraman dan
Konsentrasi Larutan Pupuk NPK Secara Hidroponik. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 1(3): 2337- 6597.

15

LAMPIRAN
Lampiran 1 Data pengamatan evaporasi panci selama pertumbuhan
Bulan
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
Maret
April
April
April
April
April
April
April
April

Tanggal
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8

Lampiran 2 Gambar lubang pada ember media tanam

Eo (mm)
2
2
1
1
1
2
1
3
2
1
3
1
3
1
1
2
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1

16
Lampiran 3 Gambar panci evaporasi

Lampiran 4 Tata letak satuan percobaan
Ulangan 1
Ulangan 2
I1 F1
I1 F4
I1 F2
I4 F1
I3 F2
I2 F1
I2 F2
I2 F4
I3 F1
I3 F3
I3 F4
I4 F2
I2 F3
I4 F4
I1 F3
I4 F3

I1 F2
I2 F1
13 F3
I1 F4
I2 F2
I2 F1
I1 F3
I3 F2
I2 F3
I4 F3
I4 F2
I2 F4
I3 F1
I3 F3
I4 F1
I3 F4

Ulangan 3
I1 F2
I4 F3
I4 F2
I1 F4
I3 F1
I2 F4
I4 F1
I3 F4
I1 F3
I2 F1
I2 F2
I4 F4
I1 F1
I2 F3
I3 F2
I3 F3

17

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 28 Maret 1991 dari ayah
Suyanto dan ibu Musyayadah. Penulis adalah putri pertama dari tiga
bersaudara. Tahun 2007 penulis masuk Madrasah Aliyah Ammanatul
Ummah Surabaya. Tahun 2009 penulis lulus dari Madrasah Aliyah
Ammanatul Ummah Surabaya dan pada tahun yang sama penulis
mendapatkan beasiswa S1 di Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Kementrian
Agama dan diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian. Penulis juga pernah aktif menjadi anggota Himpunan Mahasiswa
Agronomi dan Hortikultura sebagai divisi Komunikasi dan Informasi.

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kascing

12 125 58

Pengaruh Media Tanam Dan Pupuk NPK Terhadap Produksi Tanaman Pak-Choi (Brassica Chinensis) Varietas Green Pak-Choi

0 3 70

Pengaruh Pemberian Bokashi terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Tanah serta Pertumbuhan Tanaman Pak Choi (Brassica chinensis L.)

0 14 101

Optimasi konsentrasi larutan hara tanaman Pak Choi (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) pada teknologi hidroponik sistem terapung

3 19 53

Pengaruh Hydrocooling dan Pengemasan terhadap Mutu Pak Choi (Brassica rapa var Chinensis) selama Transportasi Darat

2 23 116

Pengaruh Vinase dan Macam Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pak Choi ( Brassica rapa subsp. chinensis (L.) Hanelt) | Vyatrisa | Vegetalika 25884 53757 1 PB

0 1 10

Pengaruh Kombinasi Serat Aren dan Pasir terhadap Pertumbuhan Pakchoi (Brassica rapa L. ssp. Chinensis) pada Hidroponik Substrat

0 0 6

Kata kunci: Varietas, Pupuk urea, Pertumbuhan, Hasil, Pak Choi PENDAHULUAN - PENGARUH VARIETAS DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAK CHOI (Brassica chinensis L.)

0 0 6

OPTIMASI KONSENTRASI LARUTAN HARA TANAMAN PAK CHOI (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG

0 0 10

PENGARUH DAYA LAMPU NEON TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAK CHOI (Brassica rapa L.) PADA SISTEM HIDROPONIK INDOOR THE INFLUENCE OF NEON LAMP ON THE GROWTH OF PAK CHOI (Brassica rapa L.) INAN INDOORHYDROPONIC SYSTEM

0 0 8