Konsep Kelembagaan Kerangka Teoritis

Pakpahan 1989 mengemukakan kelembagaan dicirikan oleh tiga hal utama: 1 Batas yurisdiksi; 2 Hak kepemilikan; dan 3 Aturan representasi. Batas yurisdiksi berarti hak hukum atas batas wilayah kekuasaan atau batas otoritas yang dimiliki oleh suatu lembaga, atau mengandung makna kedua- duanya. Penentuan siapa dan apa yang tercakup dalam suatu organisasi atau masyarakat ditentukan oleh batas yurisdiksi. Oleh karena itu dalam mengembangkan kelembagaan dalam rangka pengembangan agribisnis perberasan harus jelas batas yurisdiksinya, sebagai ilustrasi apakah kelompok tani yang akan dilibatkan didasarkan atas kelompok hamparan, domisili ataukah satu-kesatuan layanan daerah irigasi. Konsep property atau pemilikan sendiri muncul dari konsep hak right dan kewajiban obligations yang diatur oleh hukum, adat dan tradisi, atau konsensus yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat dalam hal kepentingan terhadap sumberdaya Pakpahan, 1990 dalam Saptana et.al., 2003. Tidak seorangpun yang dapat menyatakan hak milik tanpa pengesahan dari masyarakat dimana dia berada. Sementara itu, aturan representasi rule of representations mengatur permasalahan siapa yang berhak berpartisipasi terhadap apa dalam proses pengambilan keputusan. Aturan representasi menentukan alokasi dan distribusi sumberdaya. Dipandang dari segi ekonomi, aturan representasi mempengaruhi ongkos membuat keputusan. Ongkos transaksi yang tinggi dapat menyebabkan output tidak bernilai untuk diproduksi. Oleh karena itu, perlu dicari mekanisme representasi yang efisien sehingga dapat menurunkan ongkos transaksi Saptana et.al., 2003.

3.1.2. Konsep Agribisnis

Agribisnis adapula yang menyebutnya agrobisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu sistem bisnis yang terdiri dari beberapa subsistem yang terkait satu sama lain. Dalam agribisnis dikenal konsep agribisnis sebagai suatu sistem dan agribisnis sabagai suatu usaha perusahaan. Disamping itu dikenal azas-azas dalam pengembangan agribisnis suatu komoditas, seperti yang dikemukakan oleh Sudaryanto dan Hadi, 1993; Hadi et al.,1994 dalam Saptana et.al., 2003. Beberapa azas yang perlu diterapkan dalam pengembangan agribisnis, antara lain adalah : terpusat, efisien, menyeluruh dan terpadu dan kelestarian lingkungan. Definisi yang lengkap dari pengertian agribisnis oleh Davis and Golberg 1957 dalam Saptana et.al. 2003, yaitu : Agribisnis included all operations involved in the manufacture and distribution of farm suplies; production operations on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading whosaler, retailers, consumers to it, all non farm firm and institution serving them.. Dengan demikian, suatu sistem agribisnis yang lengkap merupakan suatu gugusan industri industrial cluster yang terdiri dari empat subsistem, yaitu 1 subsistem agribisnis hulu upstream agribusiness yakni seluruh industri yang menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer, seperti industri pembibitanpembenihan, industri agro-kimia, industri agro-otomotif, agri-mekanik dan lain lain; 2 subsistem agribisnis budidayausahatani on-farm agribusiness yakni kegiatan yang menggunakan sarana produksi untuk menghasilkan komoditas pertanian primer farm product; 3 subsistem agribisnis hilir downstream agribusiness yakni industri yang mengolah industri primer menjadi produk olahan beserta kegiatan perdagangannya; dan 4 subsistem jasa penunjang supporting system agribusiness yakni kegiatan yang menyediakan jasa bagi ketiga subsistem di atas seperti infrastruktur, transportasi fisik, normatif, perkreditan, penelitian dan pengembangan, pendidikan pelatihan, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Secara sederhana sistem agribisnis dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Keterkaitan dalam Sistem Agribisnis

3.1.3. Efisiensi Teknik

Efisiensi teknik mengacu kepada pencapaian maksimum dari kemungkinan tingkat produksi untuk tiap kombinasi penggunaan input yang digunakan. didefinisikan sebagai rasio dari produksi aktual dari suatu perusahaan atau petani pada tingkat teknik kemungkinan produksi maksimum. Maksimum produksi disini dihitung dari frontier. Efisiensi teknis disini menyatakan kemungkinan peningkatan produksi tanpa meningkatkan ongkos atau tanpa pengaturan kembali kombinasi input yang digunakan. Suatu usaha dikatakan tidak efisien jika gagal untuk mencapai produksi maksimum apabila menggunakan sejumlah input yang ada Farrell, 1957 dalam Utama, 2003 Subsistem Hulu upstream agribusiness Subsistem Usahatani on-farm agribusiness Subsistem Hilir downstream agribusiness Subsistem penunjang supporting agribusiness