Lokasi dan waktu Pengumpulan data Pengolahan dan Analisis data

III. METODE KAJIAN

A. Lokasi dan waktu

1. Lokasi kajian Lokasi kajian ini dilaksanakan di Kelompok petani ikan di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor sebagai penerima Progam Skim Modal Kerja. 2. Waktu Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan, yaitu bulan Agustus hingga Oktober 2007.

B. Pengumpulan data

1. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan, wawancara dengan ketua dan anggota kelompok, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan bagian pemasar ikan. Kuesioner untuk wawancara dapat dilihat pada Lampiran 6. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada setiap anggota yang berjumlah 20 orang, namun terdapat 9 anggota yang tidak aktif, sehingga jumlah contoh yang diteliti berjumlah 11 responden, yang dianggap sebagai pakar praktisi. 2. Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka, dokumen dan laporan instansi terkait.

C. Pengolahan dan Analisis data

Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data adalah : 1. Metode deskriptif, yaitu pengumpulan data mengenai informasi profil kelompok, prospek pasar dan keuangan yang berkaitan dengan pakan ikan, pembenihan dan pendederan ikan nila. Data lain yang dibutuhkan adalah permintaan pasar dan kelompok usaha pesaing di bidang pembudidayaan ikan nila. Analisis data yang digunakan dalam kajian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, meliputi tahap transfer data, editing data , pengolahan data dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek manajemen, aspek teknis dan produksi, serta aspek pemasaran. Aspek analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek kelayakan usaha dengan menggunakan metode analisis kelayakan investasi, disamping analisa tekno-ekonomi seperti nilai investasi, anggaran yang direncanakan, arus kas, nilai penjualan, rugilaba dan Return on Investment ROI, serta Analisis kegiatan usaha dengan berbagai kriteria Giatman, 2006 yaitu : a. Laba usaha. Yang diperhitungkan adalah keuntungan kotor yang diperoleh untuk kegiatan budidaya selama 1 periode tanam, yaitu selisih antara pendapatan dengan total biaya biaya tidak tetap dan biaya tetap. Sedangkan keuntungan bersih adalah keuntungan setelah dikurangi bunga pinjaman 15 efektif b. Kelayakan usaha BC Ratio Kelayakan usaha yang ditentukan oleh perbandingan antara pendapatan dengan total biaya biaya tetap dan biaya tidak tetap. Bila nilai BC ratio 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan. c. Titik impas usaha BEP Titik impas usaha Break Event Point atau BEP terbagi 2 jenis analisis, yaitu 1 titik impas produksi yang merupakan perbandingan antara total biaya dengan harga satuan produk sebagai perhitungan titik impas usaha dicapai pada jumlah produksi ekor ikan tertentu dan 2 Titik impas harga produksi yang merupakan perbandingan antara total biaya dengan total produksi, sebagai perhitungan titik impas usaha yang dapat dicapai pada harga produk tertentu per kg ikan. Laba = Pendapatan – total biaya Kelayakan usaha = Pendapatan Total biaya d. Pengembalian modal Modal yang dikeluarkan sebagai modal biaya untuk usaha akan kembali dalam waktu berapa kali periode panen yang merupakan perbandingan antara total biaya biaya tetap dan tidak tetap dengan laba bersih. e. Efisiensi Modal Keuntungan yang diperoleh dalam usaha dapat mencapai presentase tertentu dari total biaya yang dikeluarkan merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total biaya biaya tetap dan tidak tetap dikalikan 100. f. Daya laba ROI Perhitungan jangka waktu pengembalian investasi yang dapat dikembalikan berdasarkan laba yang diperoleh. BEP Produksi = Total biaya Harga satuan produk BEP harga Produksi = Total biaya Total produksi Pengembalian Modal = Total biaya Laba bersih Efisiensi modal = Laba bersih X 100 Total biaya Daya laba = Laba bersih x 100 Total investasi 2. Metode analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif kelayakan usaha, Matriks External Factor Evaluation EFE, Internal Factor Evaluation IFE dan Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats SWOT. 1 Analisis Titik Impas dan Profit Margin Satuan yang digunakan dalam perhitungan impas Break Event point dinyatakan dalam satuan rupiah penjualan, dengan menggunakan rumus : Biaya Tetap BEP = Harga Satuan – Biaya Variabel Analisis imbangan penerimaan dan biaya dinamakan RC rasio, yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Total Penerimaan RC ratio = Total pengeluaran Keterangan: R = Revenue penerimaan C = Cost Biaya Total biaya yang diperhitungkan dalam perhitungkan RC rasio, meliputi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan nilai input keluarga yang dipakai dalam usaha. Rasio RC menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dilakukan dalam usaha kelompok petani ikan, semakin tinggi nilai RC, maka semakin menguntungkan usaha tersebut. 2 Matriks EFE dan IFE Matriks EFE membantu pengambil keputusan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan eksternal, yaitu ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, teknologi, dan sebagainya. Sedangkan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama yang dihadapi perusahaan David, 1995. David 1995 menyebutkan 5 langkah yang diperlukan untuk menyusun matrik EFE dan IFE Tabel 2, yaitu : 1 Daftar faktor-faktor eksternal dan internal, termasuk peluang, ancaman, kelemahan, dan kekuatan, yang berpengaruh terhadap Kelompok Petani Ikan Mekar Jaya. 2 Berikan pembobotan untuk setiap faktor yang menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor. Pembobotan berkisar antara 0,0 tidak penting hingga 1,0 sangat penting. 3 Tentukan rating setiap faktor untuk menunjukkan keefektifan strategi perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Rating tersebut adalah 1 lemah, 2 rataan, 3 di atas rataan dan 4 superior. 4 Setiap rating digandakan dengan masing-masing bobot untuk setiap pembagi. 5 Skor yang diperoleh dijumlahkan, sehingga diperoleh total skor organisasi. 6 Total skor berkisar antara 1,0 – 4,0 dengan rataan 2,5. Total skor 4,0 menunjukkan organisasi merespon peluang maupun ancaman yang dihadapinya dengan sangat baik. Sedangkan total skor 1,0 menunjukkan organisasi tidak dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Tabel 3. Matriks IFEEFE a. Matriks IFE Faktor Internal Bobot a Rating b Total Skor axb Kekuatan 1. 2. Kelemahan 1. 2. Sumber : David, 1995. b. Matriks EFE Faktor Eksternal Bobot a Rating b Total Skor axb Peluang 1. 2. Ancaman 1. 2. Sumber : David, 1995. 3 Matriks Internal dan Eksternal IE Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mengumpulkan infromasi yang akan digunakan pada tahap pemaduan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor IFE dibagi tiga kategori, yaitu 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah, 2,0 – 2,99 menunjukkan kondisi eksternal rataan dan 3,0 – 4,0 menunjukkan kondisi eksternal yang kuat. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1. Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang mempunyai implikasi strategi berbeda. Tiga daerah utama tersebut adalah : 1 Daerah 1 meliputi sel I, II atau IV termasuk dalam daerah grow and build . Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan strategi integratif, misalnya integrasi horizontal dan integrasi vertikal. 2 Daerah II meliputi sel III, V atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3 Daerah III, meliputi sel VI, VIII atau IX adalah daerah harvest dan divest. Evaluasi faktor internal Kuat Rataan Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi I II III 3,0 Sedang IV V VI 2,0 Rendah VII VIII IX 1,0 Gambar 1. Matriks IE Kotler, 1997 4 Matriks SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategik perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan untuk disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi Tabel 4. E v al u as i fa k to r ek st er n al Tabel 4. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Strength S Menentukan 5-10 faktor Kekuatan internal Weakness W Menentukan 5-10 faktor Kelemahan internal Opportunities O Menentukan 5 -10 faktor peluang eksternal Strategi S-O Menciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan pe- luang Strategi W-O Menciptakan strategi meminimalkan kemahan untuk memanfaatkan pe- luang Threats T Menententukan 5-10 faktor ancaman eksternal Strategi S-T Menciptakan strategi menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman Strategi W-T Menciptakan strategi meminimalkan kelemah- an untuk mengatasi ancaman Sumber : Rangkuti, 2004. 1 Strategi SO, dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2 Strategi ST, dibuat berdasarkan kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3 Strategi WO, diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4 Strategi WT, dibuat berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman. Setelah memperoleh gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya dapat dipilih alternatif strategi yang akan diterapkan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Dengan pilihan strategi yang tepat, perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan kekuatan dan peluangnya untuk mengurangi kelemahan dan menghadapi ancaman yang ada. Melalui matrik SWOT didapatkan alternatif strategi untuk menentukan critical decision, agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

D. Aspek Kajian