e. Melindungi kesehatan ibu mengurangi pendarahan pasca persalinan,
mengurangi risiko kanker payudara dan indung telur, mengurangi anemia.
f. Memperpanjang kehamilan berikutnya.
g. Menghemat waktu Handy,2010 ; Roesli,2010.
3.
Manfaat Menyusui bagi Keluarga
a. Peningkatan status kesehatan, gizi ibu dan bayinya.
b. Penghematan biaya Handy,2010.
4.
Manfaat Menyusui bagi Masyarakat
a. Berkontribusi untuk mengembangkan ekonomi. b. Melindungi lingkungan botol-botol bekas, dot, kemasan susu, dan
lain-lain c. Menghemat sumber dana yang terbatas dan kelangkaan pangan.
d. Berkontribusi dalam penghematan devisa negara Handy,2010.
2.3 ASI Eksklusif
2.3.1 Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim dari mulai lahir sampai berusia 4-6 bulan Roesli, 2009.
Berdasarkan deklarasi Innocenti, Italia tahun 1990 oleh WHOUNICEF yang juga ditandatangani Indonesia memuat tujuan global untuk meningkatkan
kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal maka, semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai
berusia 4-6 bulan. Pada tahun 1999 setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan rekomendasi bersma World Health Assembly WHA menetapkan
ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan sebab pemberian makanan padat yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI Eksklusif serta meningkatkan
angka kesakitan pada bayi. Setelah 6 bulan, bayi dapat diberi makanan
pendampingpadat yang benar dan tepat, sedangkan ASI diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. Pada keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi
makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan, misalnya terjadi peningkatan berat badan bayi yang kurang dari standar atau didapatkan tanda-tanda lain yang
menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif tidak berjalan dengan baik Roesli, 2009.
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi balita sekaligus mempercepat penurunan angka kematian bayi sehingga
Indonesia dapat mencapai target Millenium Development Goals 4 MDGs 4 yaitu, menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi 23 dalam kurun waktu
1990-2015. Selain itu, ASI eksklusif juga dapat mencegah penyakit seperti diare dan pneumonia, yang menyebabkan 40 kematian balita di Indonesia. Pemberian
ASI eksklusif pada 6 bulan pertama di Indonesia menurun 40 di tahun 2002 dan 32 pada tahun 2007 UNICEF,2012.
2.3.2 Tujuan Pemberian ASI
1. ASI nilai gizinya, baik dalam jumlah maupun macamnya, sesuai
dengan kebutuhan bayi.
2.
Tidak memberatkan kerja pencemaan dan ginjal bayi.
3.
Terhindar dari pencemaran kuman.
4. Memberikan kehangatan hubungan bayi dengan ibunya Widodo,
2010. 2.3.3
ASI Memenuhi Kebutuhan Cairan Bayi
Rata-rata kebutuhan cairan bayi sehat sehari berkisar 80-100 mlkg dalam minggu pertama usianya hingga 140-160 mlkg pada usia 3-6 bulan. Jumlah
ini dapat dipenuhi cukup dari ASI saja jika dilakukan pemberian ASI eksklusif dan tidak dibatasi sesuai ‘permintaan’ bayi, siang dan malam,
karena dua sebab Lingkages,2002 :
1. ASI terdiri dari 88 air
Kandungan air dalam ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan
bayi. Bahkan bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama kolostrum — cairan kental kekuningan, tidak memerlukan tambahan cairan
karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan ‘keluar’ pada hari ketiga atau
keempat.
2. ASI mempunyai kandungan bahan larut yang rendah
Salah satu fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahan- bahan larut melalui air seni. Zat-zat yang dapat larut misalnya sodium,
potasium, nitrogen, dan klorida disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia tiga bulan, mampu
mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya. Oleh karena ASI mengandung
sedikit bahan larut, maka bayi tidak membutuhkan air sebanyak anak-anak atau orang dewasa.
2.3.4 Stadium ASI
1. ASI Stadium I
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4
setelah persalinan. Komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi
lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera
bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan feses berwarna hitam.
Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi saat kondisinya masih lemah. Kandungan protein dalam kolostrum
lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat
ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum. Lemak kolostrum lebih banyak mengandung
kolesterol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah
kolesterol. Kandungan hidrat arang kolesterol lebih rendah dibandingkan susu matur akibat dari aktivitas bayi pada 3 hari pertama masih sedikit dan
tidak memerlukan banyak kalori. Total kalori kolostrum hanya 58 kal100 ml kolostrum Roesli,2009.
2. ASI Stadium II
ASI stadium II adalah ASI peralihan.ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. Komposisi protein makin rendah sedangkan lemak dan
hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena
bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara
sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu Roesli,2009.
3. ASI Stadium III
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI
Roesli,2009.
2.3.5 Kandungan Gizi ASI