16
kehidupan seseorang selalu mengharapkan balasan terhadap kebaikan yang ia peroleh dari orang tersebut akan tetapi hal ini juga akan terjadi dengan tingkat
kepedulian sosial yang tinggi, saling membantu dan saling memperhatikan.
2.2 Kondisi Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi menurut Abdulsyani 1994 adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang
diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya, pendapatan, dan pekerjaan. Status sosial ekonomi seseorang sangat berdampak bagi pemenuhan
kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang,
sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekitar. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal
dengan stilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada dan menjadi ciri yang umum di dalam kehidupan manusia. Sorokin dalam
Soekanto 2004:251 menyatakan bahwa lapisan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat secara hirakri.
Universitas Sumatera Utara
17
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah latar belakang ekonomi
pemulung lansia yang diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis pekerjaan.
a. Faktor-Faktor yang Menentukan Sosial Ekonomi .
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi seseorang di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, sandang,
pangan, kesehatan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tingal, dan pemilikan kekayaan.
1 . Tingkat Pendidikan
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan
kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani pikir, cipta, rasa, dan hati nurani serta jasmani panca indera dan
keterampilan-keterampilan.
Universitas Sumatera Utara
18
Dalam penelitian ini tingkat pendidikan pemulung lansia dilihat dari jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh pemulung
lansia, selain itu juga pendidikan informal yang pernah diikuti berupa kursus dan lain-lain. Karena tingkat pendidikan sangat berpengaruh
terhadap kerja dan tentunya juga pendapatan yang diperoleh.
2. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan
barang. Sumardi 2004 mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai
pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil. Biro Pusat
statistik dalam Sutarji 2009:128 merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:
a. Pendapatan rata-rata harian.
b. Pendapatan rata-rata bulanan.
c. Pendapatan rata-rata tahunan.
3. Perumahan
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung
Universitas Sumatera Utara
19
keluarga dan menyimpan barang berharga dan rumah juga sebagai status lambang sosial Mukono, 2000 : 25.
4. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan
ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain: a.
Barang-barang berharga Menurut Abdulsyani 1994, bahwa pemilikan kekayaan
yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya
pelapisan dalam masyarakat. b.
Jenis-jenis kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi
rendahnya tingkat sosial ekonomi pemulung lansia. Misalnya: orang yang mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat
taraf ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor. Dalam penelitian ini, kepemilikan kekayaan yaitu harta
benda yang dimiliki oleh pemulung lansia berupa harta yang bergerak berupa mobil, kendaraan bermotor dan harta yang tidak
bergerak seperti tanah, sawah, rumah dll.
5. Jenis Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
20
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya
mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan
terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi
setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan
jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.
5. Kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Pasal 1 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat.
6. Sandang dan Pangan
Sandang adalah pakaian manusia. Pakaian menjadi kebutuhan primer utama walaupun manusia bisa hidup tanpa pakaian, tetapi karena
manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat sehingga pakaian adalah hal yang paling penting. Sedangkan pangan adalah sumber
makanan bagi manusia dan merupakan kebutuhan primer. Pangan meliputi
Universitas Sumatera Utara
21
pekerjaan dan hal-hal yang dilakukan yang tujuannya menghasilkan pangan bagi kehidupan. Manusia hidup dalam masyarakat dan membutuhkan
pekerjaan dalam menghasilkan kebutuhannya sehari-hari.
2.3 Konsep Strategi Bertahan Hidup Coping Strategies
Menurut Snel dan Staring Resmi, 2005:6 menyatakan bahwa strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh
individu dan rumah tangga yang menegah ke bawah secara sosial ekonomi. Melalui strategi yang dilakukan oleh seseorang, bisa menambah penghasilan lewat
pemanfaatan sumber-sumber yang lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Selain itu, strategi bertahan
hidup menerapkan pola nafkah ganda yang merupakan bagian dari strategi ekonomi. Sehingga Strategi bertahan hidup dirumuskan oleh Snel dan Traring
sebagai serangkaian tindakan yang dipilih secara sadar oleh individu dan rumah tangga miskin secara sosial ekonomi. Dengan strategi ini seorang individu
berusaha untuk menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber–sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pengurangan kuantitas barang dan jasa.
Dalam definisi lain, strategi bertahan hidup Bungara dalam Resmi,2005 merupakan cara individu dan rumah tangga “ biasa” ordinary mengatur dirinya
untuk hidup. Dalam konteks keluarga biasa, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola
segenap aset yang dimilikinya. Bisa juga disamakan dengan kapasitas keluarga miskin dalam menanggapi goncangan dan tekanan.
Universitas Sumatera Utara
22
Coping strategies dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi terdapat berbagai cara yang ditempuh oleh keluarga yang diteliti
Wahyudi,2007:88 . Cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Strategi Aktif Yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi
keluarga untuk misalnya melakukan aktivitas sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di lingkungan sekitar
dan sebagainya. b.
Strategi Pasif Yaitu mengurangi pengeluaran keluarga misalnya pengeluaran biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya.
c. Strategi Jaringan Misalnya menjalin relasi, baik secara informal maupun
formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan misalnya:
meminjam uang tetangga, mengutang ke warung,
memanfaatkan program anti kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank, dan sebagainya
.
2.4 Strategi Adaptasi