g. Pabrik atau tempat pengolahan karet yang membuat karet jenis ribbed smoked sheets atau RSS rata-rata menggunakan ammonia dan natrium sulfit sebagai
antikoagulum.
2.6 Pengolahan Karet Remah Crumb Rubber
Dalam perdagangan, karet remah atau crumb rubber dikenal juga sebagai “karet spesifikasi teknis”. Disebut demikian karena penentuan kulitas atau
penjenisannya dilaksanakan secara teknis dengan analisis yang teliti di laboratorium dan menggunakan analisis yang mutakhir.
Dewasa ini terjadi persaingan antara karet sintesis dan karet alam, dimana penggunaan dan produksi karet sintetis lebih tinggi dari karet alam. Maka untuk
mengatasi persaingan ini, biaya produksi karet alam perlu digunakan. Penyajian karet alam di pasar dunia juga diperbaiki dengna bentuk baru yang berbeda dengan hasil
pengolahan secara konvensional, yaitu dengan mengikuti bentuk produk karet sintetis yang berupa bongkah. Bentuk bongkah dibuat setelah bahan baku karet alam ini
melalui peremahan terlebih dahulu, sehingga disebut dengan karet remah atau crumb rubber.
Dalam pengolahan karet remah diperoleh beberapa keuntungan, yaitu proses pengolahannya lebih cepat, produk lebih bersih, lebih seragam dan penyajian lebih
menarik. Proses opengolahan karet remah dapat dilakukan dengan beragam proses. Dalam uraian dibawah ini salah satu cara saja yaitu pengolahan proses Guhtrie dengan
bahan baku lump dan gumpalan mutu rendah. Secara umum pengolahan karet remah mengikuti proses – proses berikut :
1. Precleaning
2. Pemotongan dengan menggunakan alat Slab Cutter
3. Peremahan dengan prebreaker
Universitas Sumatera Utara
4. Peremahan dengan extruder
5. Pengeringan Dryer
6. Pengempasan Pengepresan
7. Penentuan kualitas karet remah
Proses ini akan dibahas lebih dalam pada bab berikutnya Proses Pengolahan. Adapun uinsur – unsur dalam penetapan kualitas secara spesifikasi teknis adalah :
1. Kadar Kotoran Dirt Content
Kadar kotoran menjadi dasar pokok dan kriteria terpenting dalam spesifikasi, karena kadar kotoran sangat besar pengaruhnya terhadap ketahanan retak dan
kelenturan barang dari karet. Kotoran adalah benda asing yang tidak larut dan tidak dapat melalui saringan 325 mesh. Adanya kotoran dalam karet yang
relatif tinggi dapat mengurangi sifat dinamika yang unggul dari vulkanitas karet alam antara lain kalor timbul dan ketahanan retak lenturnya. Kotoran
tersebut juga menggangu pada pembuatan vulkanitas tinggi.
2. Kadar Abu Ash Content
Penentuan kadar abu dimaksudkan untuk melindungi konsumen terhadap penambahan bahan – bahan pengisi ke dalam karet pada waktu pengolahan.
Abu didalam karet mentah terdiri dari Oksida, Karbonat, dan Fosfat dari Kalium, Magnesium, Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain dalam
jumlah yang berbeda-beda. Abu dapat pula mengandung silika atau silikat yang berasal dari karet atau benda asing yang jumlah kandungannya
bergantung pada pengolahan bahan mentah karet. Abu dari karet memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah bahan mineral didalam karet
3. Kadar zat menguap Volatile Matter
Universitas Sumatera Utara
Analisa volatile matter digunakan untuk mengetahui kadar zat yang mudah menguap di dalam karet. Zat menguap didalam karet mentah sebahagian besar
terdiri dari uap air dan sisanya adalah zat-zat seperti serum yang mudah menguap pada suhu 100
C. Kadar zat menguap adalah bobot yang hilang dari potongan uji setelah pengeringan.
4. Mooney Viscosity
Untuk menunjukkan panjangnnya rantai molekul karet atau berat molekul serta derajat pengikatan silang rantai molekulnya. Viskositas dari karet yang
berbentuk padatan umumnya diiuji dengan alat Mooney Viscometer yang prinsip kerjanya adalah memutarkan sebuah rotor dengan bentuk silinder
didalam karet tersebut. 5.
Plasticity Original Po Menunjukkan tingkat plastisitas awal bahan baku.
6. Plasticity Retention Index PRI
Untuk menganalisa perbedaan plastisitas awal dan plastisitas karet yang dilakukan dengan tindakan pemanasan
7. Nitrogen Content
Merupakan petunjuk besarnya kadar protein pada karet, Nitrogen yang terdapat didalam karet mentah terutama berasal dari protein dan dapat
digunakan sebagai petunjuk besarnya kadar protein. 8.
Accelerated Storage Hardening Test ASHT Untuk mengetahui tingkat pertambahan ikatan silang selama penyimpanan,
yaitu dengan mengukur selisih plastisitas mula – mula dengan plastisitas karet setelah disimpan pada kondisi yang diatur. Accelerated storage hardening test
ASHT merupakan cara yang dipercepat yaitu dengan pengujian plastisitas
Universitas Sumatera Utara
Wallace dari potongan uji sebelum dan sesudah penyimpanan dalam waktu singkat dengan kondisi yang dapat mempercepat reaksi pengerasan.
2.7 Metode Kjeldhal