Pengaruh Volume Penjualan Saham Dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada BEI Periode 2011-2015

(1)

PENGARUH VOLUME PENJUALAN SAHAM DAN TINGKAT

SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2011-2015

Effect Stock Sales Volume And Interest Rate On Share Price On SBI Manufacturing Company Sub Sector Food And Beverage

Listed in indonesia Stock Exchange Period 2011-2015

Di susun oleh: Dance Steven Poela

21212700

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

1.1 Kajian Pustaka

1.1.1 Volume Penjualan Saham

1.1.1.1Pengertian Volume Penjualan Saham

Aktivitas perdagangan saham (Trading Volume Activity/TVA) dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat reaksi investor atas volume penjualan saham dan dapat digunakan untuk melihat apakah pengumumuman ISRA (Indonesia Sustainability Reporting Award) 2007 sebagai sinyal positif atau negatif untuk membuat keputusan yang normal.

Trading Volume Activity merupakan perbandingan antara jumlah saham yang di jual dengan jumlah saham yang beredar pada periode waktu tertentu. Volume penjualan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu

Brigham dan Michael (2011:34) menjelaskan volume penjualan saham atau likuiditas saham merupakan kemampuan saham untuk dijual dengan cepat pada harga wajar yang dilihat pada close price pada harga pasar sekuritas terkini dimana likuiditas saham tergantung pada jumlah dan kualitas saham Pada umumnya perusahaan mempunyai 3 (tiga) tujuan umum dalam penjualan seperti yang dirumuskan oleh Basu Swastha (1999:80) edisi ketiga:


(4)

15

1. Berusaha mencapai laba / profit akhir melebihi biaya yang dikeluarkan. 2. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

3. Berusaha mencapai volume penjualan tertentu

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan melaksanakan promosi, suatu perusahaan berusaha meningkatkan penjualan sesuai dengan target yang ditentukan

2.1.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan saham

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain adalah :

Harga jual

Faktor harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan mempengaruhi penjualan atas barang atau jasa yang dihasilkan. Apakah barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh konsumen sasaran.

Produk

Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah sesuai dengan tingkat kebutuhan para konsumen.

Menurut Taylor (2005:84), penjualan juga dipengaruhi oleh 2 faktor lingkungan yaitu:


(5)

16

Adalah faktor yang mempengaruhi pemasaran termasuk penjualan perusahaan yang berbeda di luar perusahaan. Faktor-faktor lingkungan antara lain

a. Sumber daya dan tujuan perusahaan b. Lingkungan persaingan

c. Lingkungan ekonomi dan teknologi d. Lingkungan politik dan hukum e. Lingkungan sosial dan budaya 2. Faktor lingkungan terkendali

Adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran termasuk penjualan yang berada di dalam perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran termasuk penjualan yang berada di dalam perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah Marketing Mix terdiri dari :

a. Produk

b. Harga jual c. Distribusi

d. Biaya promosi

Sedangkan faktor faktor-faktor ysng perlu diperhatikan dalam meningkatkan volume penjualan adalah

1. Kebijakann harga jual 2. Kebijakan Produk 3. Kebijakan distribusi


(6)

17

Dengan demikian faktor-faktor tersebut diatas harus diperhatikan dipertimbangkan oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk.

1.1.2 Tingkat Suku Bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)

2.1.2.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)

Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi (Prasetiantono, 2000 :99-101). 1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.


(7)

18

2. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.

3. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. 4. SBI adalah produk yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Produk ini mirip

dengan”T-Bills” yang diterbitkan di Amerika. Karena SBI diterbitkan oleh Bank Sentral, maka dapat dikatakan bahwa SBI adalah Instrumen investasi bebas risiko (Non Risk Instrument) atau sering disebut sebagai risk free. 5. Produk ini masih kurang dikenal orang secara luas. Karena pada awalnya

instrument ini hanya dilakukan oleh Bank-Bank untuk keperluan investasi bank-bank itu sendiri. SBI awalnya digunakan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia untuk mengatur likuiditas Rupiah di negeri ini. Tapi saat ini, perorangan/perusahaan/institusi keuangan non bank termasuk orang asing (non resident) juga boleh membeli instrument ini.

6. Empati (Empathy)

Perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen.


(8)

19

2.1.2.2 Siklus transaksi Suku Bunga SBI

1. SBI diperdagangkan setiap hari Kamis dan berjangka waktu 28 hari saja dengan jatuh tempo hari Kamis ke-4 berikutnya.

Contoh: Transaksi tanggal 3 April 2008 maka jatuh temponya adalah tanggal 24 April 2008

2. Proses pembelian SBI itu melalui lelang yang dilakukan setiap hari Rabu (sehari sebelum transaksi/hari Kamis) oleh Bank-Bank di Indonesia atau broker-broker yang ditunjuk.

3. Bila anda sebagai perorangan atau perusahaan ingin membeli SBI harus menghubungi Bank yang menawarkan produk ini. Tidak bisa pergi ke broker yang ditunjuk atau langsung, karena broker-broker itu memberikan jasanya ke Bank-Bank sebagai alternative bila Bank-bank itu tidak mau repot harus ikut. Lelang ke Bank Indonesia.

4. Setiap hari Rabu sore akan ada pengumuman dari Bank Indonesia: Siapa yang mendapatkan lelang itu dan berapa besar nilainya yang diperoleh.

2.1.3 Harga Saham

2.1.3.1 Pengertian Harga Saham

Untuk dapat memahami pengertian tentang saham ada berapa arti keterangan mengenai saham .


(9)

20

Saham adalah bukti penyertaan modal dalam perusahaan Sartono, (2001 : 21 ) saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham Tandelilin, ( 2001 : 18 ).

Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan Sulistyastuti ( 2002 : 1 ).

Saham adalah bagian dari kepemilikan modal sendiri di dalam perseroan dan bukti kepemilikan disebut saham. Jumlah saham yang dimiliki seseorang dalam perusahaan secara resmi tercantum dalam anggran dasar perusahaan. (Kamus ekonomi www.google.com)

Hak-hak yang di peroleh investor pemegang saham adalah

a. Mendapatkan bagian dari distribusi laba perusahaan

b. Memberikan suara dalam pemilihan para direktur dan dalam penentuan kebijaksanaan perusahaan tertentu.

c. Mendapatkakn keutungan dari kenaikan harga saham di a ( capital gain ). d. Mendapatkan bagian dalam dalam distribusi uang (kas) dan harta lain nya

jika perusahaan di likuidasi.

Secara sederhana dapat di definisikan saham sebagai tanda bukti penyertaan atau kepemilikan seseorang atau institusi dalam suatu perusahaan.

2.1.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Saham

Dalam melakukan investasi di pasar modal investor harus benar-benar menyadari bahwa di samping memperoleh keutungan. Tidak menutup kemungnkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat di pengaruhi


(10)

21

oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan naik turun nyaharga saham tersebut.

Tinggi rendah nya harga saham merkupakan penilaian sesaat yang di pengaruhi oleh berbagai factor. Namun jika dikaji secara teliti, faktor penyebab kontroversi dapat dibedakan atas faktor internal yaitu

a. Faktor Internal

1. Pendapatan perusahaan 2. Dividen yang dibagikan 3. Arus kas perusahaan

4. Perubahaan mendasar dalam industri perusahaan 5. Perubahaan dalam perilaku investasi

Faktor Eksternal

1. Kondisi Fundamental perusahaan

Faktor fundamental yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan sendiri. Semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu pula sebalik nya. Keadaan perusahaan akan menjadi tolak ukur investor untuk mengetahui seberapa besar resiko yang lebih besar disbanding dengan harga saham biasa lainya.untuk melihat apakah kedaan emiten termasuk di dalam perusahaan tersebut. 2. Tingkat suku bunga

Faktor suku bunga ini sangat penting karena rata-rata semua orang selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar termasuk investor saham. Dengan adanya perubahaan suku bunga. Tingkat


(11)

22

pengambilan hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahaan.yang dimaksud suku bunga di sini adalah suku bunga yang di berlakukan oeh bank Indonesia. Selaku bank sentral yang mengeluarkan sertifikat bank Indonesia (SBI) . langkah Bank Indonesia untuk manaikan atau menurunkan suku bunga merupakan sebagian dari kebijak kan moneter untuk mengontrol perekonomian nasional. Dimana menaikan suku bunga tersebut akan mengakibatkan suku bunga di pasar akan naik, dan investor dari pasar modal cenderung memindahkan daana nya ke pasar uang atau sebalik nya. Hal ini menyebabkan harga suatu saham bisa naik atau bahkan bias

turun, yang pada akhir nya akan menyebabkan harga saham secara keseluruhan bepengaruh.

3. Valuta Asing

Dengan ada nya kenaikan suku bunga dalam valuta asing, khusus nya dollar AS yang merupakan mata uang yang sangat berpengaruh, ini akan mengakibatkan banyak investor cenderung menjual saham yang mereka miliki dan investor.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham tersebut diatas, menurut investor

( para pemegang saham ) membuat keputusan untuk mendpatkan laba dalam melakukan transaksi saham ketika harga naik dan menjual nya ketika harga turun.


(12)

23

Namun demikian bukan hal yang mudah dalam memprediksi kapan suatu saham akan naik dan kapan akan turun. Sutrisno (2001 : 114 )

Menurut Tandelilin ( 2001 : 18 ) saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. sedang kan obligasi disebut adalah sekuritas berpendapatan tetap ( fixed income securities) yang di terbitkan berhubung dengan perjanjian hutang Sulistyatuti ( 2002 : 51 ) disini pihak pembeli adalah masyarakat umum baik domestic amupun asing disebut investorpe

Dalam Bab X Undang-undang No. 8 tahun 1995, pemerintahan mengatur cara melakukan penawaran umum kepada masyarakat, di mana hanya emiten yang di perkenankan untuk melakukan penawaran umum setelah terlebih dahulu

mendaftar kepada Bapepam, dimana pernyataan pendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 sejak pernyataan pendaftaran secara lengkap.

Surat pernyataan pendaftaran harus mencakupi semua insformasi danatau fakta materialmengenai perusahaan public, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui layak di ketahui, yakni :

a. Ketarangan bahwa pendaftaran telah diajukan kepada Bapepam dengan menunjukan pada Undang-undang tentang pasar modal yang bersangkutan dan pelaksanaanya.

b. Pernyataan bahwa perusahaan public bertangung jawab sepenuh nya atas kebenaran semua informasi dan kewajaran pendapat yang di ungkapkan dalam pernyataan pendaftaran. Dengan


(13)

24

c. Peryataan bahwa semua lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang disebut dalam pernyataan pendaftaran bertangung jawab sepenuh nya atas data yang disajikan relevan denga fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku, kode etik, norma, dan standar profesi masing-masing

d. Nama lengkap, alamat perusahaan, logo perusahaan, nomor telepon/telex/faksimili, nomor kotak pos dan kegiatan usaha dari perusahaan publik

e. Struktur modal saham pada saat pernyataan pendaftaran diajukan, termasuk modal di tempatkn dan di setor penuh , yang mencakup:

1. Jumlah dari total dari nilai dan

2. Informasi tentang maksud perusahaan publik atau pemegang saham yang ada untuk mengeluarkan atau mencatat saham dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal penyerahan pernyataan pendaftaran

f. Keterangan tentang rincian dari struktur modal saham pada tanggal pernyertaan pendaftaran

Jenis – Jenis Saham

Di tinjau dari cara peralihan maka saham di bedakan menjadi dua yaitu: 1. Saham atas Ujunk (Braerar stock )

Diatas sertifikat ini tidak tercantumnama pemilik nya, sehingga untuk mmengahlikkan atau memindahkan saham ini kepada orang lain lebih mudah karena saham sifat nya mirip


(14)

25

dengan uang. Bagi siapa yang memegang seritifkat saham ini sebagai pemilik dan berhak untuk mengahllihkan, dan berhak atas pembagian dividend an berhak untuk hadir serta untuk mengeluarrkan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)

2. Saham atas Nama ( Registred stock )

Diatas sertifikat saham ini di tulis nama pemilik nya sehingga cara peralihan nya harus melalui suatu prosedur tertentu dengan akta atau dokumen peralihan dan kemudian nama pemilik nya

dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memutar daftar anama pemeagang saham. Biala saham ini hilang, pemilik nya dapat memeintakan penganti nya karenanama nya telah tercantum dalam buku perusahaan.

Menurut Tandelilin (200:18) saham dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Saham Biasa

Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukan bahwa pemegang saham tersebut mempunyai hak kepemilikan atas asset-aset perusahaan. Investor yang membeli saham biasa belum tentu akan mendapatkan pendapatan secara tetap dari perusahaan, karena para pemegang saham menerima dividen hanya stetalah pemegang saham prefren dibayar, sehingga saham mempunyai resiko relative besar meskipun investor tidak memperoleh pendapatan yang tetap,


(15)

26

investor dapat memanfaatakan fluktuasi harga saham untuk memperoleh keutungan selisih harga (capita gain)

Menurut sulistyatuti (2002:6) klasifikasi saham biasa berdasarkan nilai kapitalisasi ada 3 kelompok yaitu:

a.Bid-cap yaitu kelompok uyang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitaslisasi diatas satu triliun. Saham-saham yang termsuk bid-cap disebut juga saham blue-chip atatu papan saham atau lapis pertama. Saham-saham yang berkapitaslisasi besar memberikan kontribusi 75-80% dari seluruh kapitalisasi pasar di BEJ yang terdiri dari 40 saham.

b.Mid-cap yaitu kelompok saham yang ber kapitaslisasi besar dengan nilai kapitaslisasi nya Rp.100 miliyar- 1 triliun.

c. Small-cap yaitu kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi dibawah Rp 100 miliar. Berdasarkan fundmental perusahaan dan kondisi perekonomian.

1. Income stock, saham yang mampu memberikan dividen semakin besar rata-rata dividen yang dibayar tahun seebelum nya.

2. Growth stock, emiten nya sebagai perusahaan pemimpin dalam industry nya dan cukup prospektif

3. Speculative stock, sham yang di terbitkan oleh perusahaan yang pendapatan nya belum pasti.

4. Cylical stock, yaitu kelompok saham yang pergerakan nya searah dengan perekonomian makro


(16)

27

5. Defensife stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh makro maupun turbulensi social politik.

b. Saham preferen

Saham preferen adalah yang mempunyai kombinasi karakteristik Gabungan dari obligasi maupun saham biasa. Investor yang memiliki saham preferen akan mendapatkanpendapatam dividen tetap, hak kepemilikan seperti pada saham biasa dan hak pembayaran seperti biasa dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Tetapi saham preferen tidak memberikan hak suara kepda pemegang untuk memilih direksi ataupun menajemen perusahaan sperti layak nya sham biasa. Saham preferen menjadi

1. Kumulatif Saham Peferen Kumulatif dan Non

Saham preferen kumulatif menetapkan jika perusahaan tidak mengumumkan dividen pada tahun sekarang, maka dividen itu ajkan diakumulasikan dan perlu dibayar dikemudian hari sebelum dividen tersebut dibayar pada tahun tertentu berarti tidak dibayarkan untuk selamanya

2. Saham preferen terkonversi

Saham dapat di konversi apabila syarat-syarat penerbitan menetapkan bahwa saham preferen itu dapat ditukar oleh pemilik nya dengan surat berharga lain nya dari perusahaan yang menetapkan penukaran saham preferen dengan saham biasa.


(17)

28

3. Saham Preferen Yang dapat di Tarik

Adalah saham preferen yang dapat ditebus sesuai dengan keinginan pemegangsa saham preferen yang dapat ditebus sesuai dengan harga tetap atau dapat di tentukan suatu tanggal tertentu atau kondisi lain yang tidak dalam pengendalian penerbit, para pememgang saham tersebut, baik itu saham biasa atau saham preferen.

Karakteristik atau sifat-sifat yang yang melekat pada saham biasa adalah

a. Behak atas pendapatan sepenuh nya berupa dividen b. Berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan

penerbitnya dilikuidasi

c. Berhak menegeluarkan suatra untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan.

d. Tanggung jawab terbatas, maksud nya tanggung jawab pemegang saham atas perusahaan hanya sebatas nilai saham yang dimiliki nya dan tidak memiliki tanggung jawab secara pribadi yang menjadikan harta pribadi sebagi jaminan

e. Hak memesan efek terlebih dahulu berkaitan dengan pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan dana


(18)

29

Hak-hak yang melekat pada pemegang saham biasa (www.google.com)

1. Hak untuk memilih pengurus (dereksi dan dewan komisaris)

2. Hak untuk memperoleh dividen yang sudah di tetapkan dalam RUPS

3. Hak mengalihkan kepemilikan

4. Hak untuk menggeluarkan pendapat atau hak suara apabila terjadi voting

5. Hak untuk memperoleh sisah pembagian kekeyaan perusahaan bila di likuidasi


(19)

30

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan konsep atau referensi dari penelitian-penelitian terdahulu, hal demikian untuk membedakan keorisinilan dan keakuratan penelitian ini.

No. Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Hismendi dan

Said Musnadi(2012) Analisis perbandingan harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split Hasil penelitian ini di tenmukan bahwa

perbandingan harga saham dengan volume penjualan saham yaitu apa bila volume penjualan nya meningkat maka harga saham pun juga akan mengalami peningkatan di mana perusahaan akan mengalami keutungan. Terdapat kesamaan pada variabel independen yaitu volume penjualan asaham Variabel dependen yaitu harga saham Terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini di sebut kana ada nya stock split atau pemecahaan saham, Tetapi penulis mengunakan volume penjualan dan harga saham

2. Sri Mona Octafia (2013)

Pengaruh tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang yang beredar terhadap indeks harga saham sektor property dan real estate

Hasil penelitian ini di temukan bahwa semakin tinggi suku bunga SBI akan

menurunkan harga saham di mna para investor akan memindah kan dana nya ke pasar uang dan dengan secara tidak lasung harga saham pun menurun Terdapat kesamaan pada variabel independen yaitu harga saham dan variabel dependen yaitu harga saham Terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini yang teliti adalah pada sektor property, tetapi penulis meneliti pada perusahaan manufaktur.


(20)

31

3. Dian putra perdana (2005)

Pengaruh suku bunga sertifikat bank indonesia dan kurs rupiah serta inflasi terhadap harga saham pada PT Indosat Tbk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Hasil penelitian ini bahwa variabel suku bunga SBI, kurs rupiah dan inflasi mempunyai pengaruh terhadap harga saham Terdapat kesamaan pada variabel independen yaitu suku bunga SBI Variabel dependen yaitu harga saham Terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini unit penelitian nya ada lah pada perusahaan telekomunikasi yaitu pada perusahaan PT Indosat Tpi penulis memakai unit penelitian nya pada perusahaan manufaktur

4 Darwis (2012) Analisi

Pengaruh nilai, SBI, dan pertumbuhan GDP terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan di bursa efek indonesia Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kenaikan tingakat suku bunga SBI dapat meningkatkan beban perusahaan (emiten) untuk memenuhi kewajiban/utang kepada bank, kenaikan suku bunga SBI juga potensial mendorong investor

mengalihkan dana nya k pasar uang (tabungan) maupun deposito. Terdapat kesamaan dri variabel independen nya volume suku bunga SBI Variable dependen nya yaitu harga saham Terdapat perbedaan yaitu dalam penelitian ini unit penelitian nya pada pada gabungan bursa efek Indonesia Tapi penulis memakai unit penelitian nya pada perusahaan manufaktur.

5 Tutut dewi astute (2012)

Uji beda harga saham dan volume perdagangan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa apa bila volume penjualan Terdapat kesamaan antara variabel independen Terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini memakai


(21)

32 pada perusahaan IPO yang melakukan insiasi dividen naik akan

menekan naik nya harga

saham,dengan paket regulasi teresebut telah menempat kan posisi pasar modal sebagai sumber dana perusahaan nya yaitu volume penjualan saham variabel dependen nya yaitu harga saham unit penelitian nya pada perusahaan IPO sedang kan penulis memakai unit penelitian nya pada perusahaan manufaktur. 6 Haris Setya

Anugerah Pratama, Raden Rustam Hidayat, Nila Firdaus (2013) The relationship between macroeconomic variables (inflation, SBI rates and rupiah

to u.s dollar currency) on

Jakarta Composite index price

Results of this study states that if, SBI interest rate turns negative influence on stock prices where what when his ride SBI interest rates will depress the stock price, so that investors will move their funds k the money market in the form of savings or deposits, terdapat kesamaan antara varibel independen yaitu suku bunga SBI variabel dependen nya yaitu harga saham Terdapat perbedaaan yaitu pada unit penelitian nya pada Jakarta composite index Sedang kan penulis memakai unit penelitian nya pada perusahaan manufaktur

7 Carl B Mcgowan,Jr

and Junaina Muhammad

( 2012 )

The relationship between price and volume for

the Russian trading system Hasil penelitian menyatakan bahwa harga saham berpengaruh positif terhadap harga saham di mana apa bila volume penjualan saham naik maka harga saham pun ikut meniingkat sehingga perusahaan mendapat kan keutungan, terdapat kesamaan antara varibel independen yaitu volume penjualan saham variabel dependen nya yaitu harga saham Terdapat perbedaaan yaitu pada unit penelitian nya padasistem perdagangan Rusia Sedang kan penulis memakai unit penelitian nya pada perusahaan manufaktur


(22)

33

8 Dr S.M.Tariq Zafar (2012)

A systematic study to test the efficient market hypothesis on BSE listed companies before recession Hasil penelitian menyatakan bahwa: the present study attempt to measure the efficiency of BSE sensex during pre rescission period during the study the random walk model says that the previous price changes in return changes,that is, if we attempt to predict future price or return change. Terdapat kesamaan variable Independen volume penjualan saham Terdapat perbedaan yaitu pada unit penelitian nya pada BSE (bursa saham india) sedang kan penulis memakai unit penelitian nya pada perusahaan manufaktur

Sumber: Penulis (2015)

2.2 Kerangka Pemikiran

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam rangka memakmurkan pemegang saham. Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan volume penjualan saham. Volume penjulan saham yang tinggi menjadi keinginan pemilik perusahaan atau pemegang saham, sebab dengan nilai penjulan saham yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi dan juga tingkat suku bunga juga merupakan konsep penting bagi investor karena merupakan indikator bagi pasar dalam menilai perusahaan secara keseluruhan tingkat bunga yang tinggi akan mempengaruhi nilai saham sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang tidak akan menarik lagi, tingkat bnga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus di yang tangung perusahaan


(23)

34

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor. Bagi sebuah perusahaan, menjaga volume penjulan saham adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor.

Investor akan mengamati dan mengukur bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif dari aktivitas operasi dan laba sebelum mengambil keputusan untuk investasi saham.

2.2.4 Hubungan Antara Volume Panjualan Saham dan Harga Saham

Volume penjualan merupakan sebuah acuan investor untuk menanamkan modal nya disebuah perusahaan. Kegitan penjualna saham dapat di lihat melalui indikator aktifitas penjualan, kegitan volume penjualan yang sangat tinggi di bursa akan di tafsirkan sebagai tanda pasar yang akakn membaik. Peningkatan volume penjualan di ikuti dengan peningkatan harga saham merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish (Husnan, 1998:45)

2.2.5 Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga SBI Dengan Harga Saham

Tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat menyebabkan investor akan tertarik memindahkan dana nya ke deposito, pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan indeks harga saham,


(24)

35

Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan perusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat keutungan perusahaan, yang pada akhir nya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut (Sunariyah,2011:83)

2.2.6 Hubungan Antara Volume Penjualan Saham, Tingkat Suku Bunga SBI Dengan Harga Saham

perkembangan perusahaan dapat di pantau dari volume penjualan, suku bunga SBI dan harga saham, jika semakin tinggi volume penjulan maka semakin tinggi juga harga saham nya dan jika semakin tinggi suku bunga SBI maka semakin rendah harga saham perusahan tersebut.

Volume penjualan juga diartikan sebagai jumlah lembar saham yang di jual pada hari tertentu (abdul & nasuhi 2000:30)


(25)

36

Berdasarkan penjelasan di atas dapat digambarkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai beriku

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Laporan keuangan

Perusahaan

Investor

Volume penjualan saham

Harga saham


(26)

37

Husnan, 1998; 45

Abdul & Nasuhi, 2000 ;

Sunariyah, 2011; 83

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Volume penjualan saham (X1)

Perdagangan saham Kotler (2000:5)

Suku bunga SBI

(Sertifikat Bank Indonesia) (X2) SBI rate

(prasetiono,2000:99-101)

Harga saham (Y)

1. Harga saham/ lembar Tandelilin,(2001:18)


(27)

38

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini merupakan sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008: 64)

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual penenlitian di rumuskan sebagi berikut:

H1. Terdapat pengaruh antara volume penjualan saham dan harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011 - 2014

H2. Terdapat pengaruh antara suku bunga SBI dan harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011 - 2014

H3. Terdapat pengaruh antara volume penjualan saham dan suku Bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan manufakur sub sector makanan dan minuman di BEI periode 2011 – 2014


(28)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perusahaan adalah salah satu bentuk badan usaha dan merupakan tempat untuk melakukan kegiatan perekonomian yang dapat menambah keuntungan perusahaan, Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia usaha semakin kompetitif sehingga mendorong setiap perusahaan untuk meningkatkan daya saing secara terus menerus. Persaingan yang semakin meningkat menuntut perusahaan harus selalu berusaha untuk dapat bertahan bahkan bisa tumbuh dan berkembang Salah satu upaya yang di lakukan adalah memperhatikan jumlah volume penjualan, tingkat suku bunga dan harga saham dari perusahaan tersebut sehingga para investor akan tertarik.

Volume penjualan dan jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu adalah cara perusahaan Untuk mengukur kinerja perekonomian perusahaannya, variable yang di gunakan salah satunya adalah indeks harga saham perusahaan tersebut. Hal ini dimungkinkan karena ketika perusahaan tersebut memiliki prospek perekonomian yang cerah, otomatis investor akan tertarik untuk menanamkan dana nya, Hal ini juga akan mendorong terjadi nya masa-masa bullish


(29)

2

yang akan mendorong pergerakan indeks saham, Demikian pula sebalik nya, ketika dirasakan suasana perekonomian suram, akan tercemin pula dalam indeks saham yang akan turun.

Volume penjualan juga salah satu indikator penting dalam analisa suatu perdagangan di pasar. Volume Penjualan ini menunjukkan jumlah transaksi yang diperdagangkan dalam pasar saham pada satu periode tertentu. Volume penjualan juga dapat menggambarkan suatu kekuatan antara minat jual dan beli pada transaksi pasar saham. Volume penjualan ini juga berperan untuk mengkonfirmasi pergerakan suatu harga di pasar saham

Dalam hal ini SBI (Sertifikat Bank Indonesia) juga mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan suatu perusahaan, di mana SBI adalah salah satu mekanisme yang di gunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah, Pada saat tertentu artinya setiap waktu harga saham dapat berubah-ubah, misal dalam satu hari di jam pembukaan bursa saham 9.30 WIB harga saham dapat berubah di jam penutupan bursa saham 16.00 WIB, dan berbeda-beda tiap hari, tiap minggu, tiap bulan dan seterusnya. Perubahan harga saham tidak selalu positif namun dapat juga negatif tergantung banyaknya permintaan dan banyaknya penawaran harga saham. Sehingga terbentuk pergerakan harga saham yang naik turun tidak beraturan. Pelaku pasar dalam hal ini trader atau investor meraih keuntungan dari selisih harga saham sewaktu dibeli dan dijual. Karena di bursa


(30)

3

saham indonesia tidak memperbolehkan short selling (jual dulu baru beli) sehingga para pelaku pasar membeli dengan harga saham yang lebih rendah lalu menjual

dengan harga saham lebih tinggi. Sebelum melakukan pembelian pelaku pasar seharusnya memiliki bekal pengetahuan yang cukup baik secara fundamental dan atau secara teknikal harga saham. Jangan sampai melakukan transaksi tanpa pengetahuan sehingga modal yang siapkan berkurang atau rugi karena harga saham yang dibeli bukannya mengalami kenaikan malah mengalami penurunan.

Naik dan turun nya harga saham berpengaruh juga pada kondisi internal maupun external di mana pengaruh tersebut bisa dengan cepat berpengaruh terhadap volume penjualan dan harga saham di mana para investor akan mengalihkan nya kepada yang lain sehingga perusahaan akan mengalami penurunan keutungan. Analisis fundamental dalam keuangan yang memberikan pedoman kepada investor sebelum melakukan keputusan investasi. Investor biasanya menghitung lebih dulu nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (misalnya laba, deviden yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya) untuk kemudian berusaha menemukan misspriced assed yaitu selisih harga saham yang aktual dengan nilai intrinsiknya. Dari sini diperoleh keputusan membeli atau menjual saham. Secara analisis fundamental, investor akan membeli saham bila nilai intrinsiknya lebih besar dari harga pasarnya, karena nilai intrinsiknya adalah nilai yang menurut investor merupakan nilai riil dari saham perusahaan dan analisis teknis yang berfungsi untuk mengamati kecenderungan dan pola harga saham dan pasar modal, merupakan salah satu


(31)

4

pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tertentu dan sekaligus alat ini dianggap mampu meramalkan perubahan harga saham dan masa mendatang yang didasarkan atas kegiatan perusahaan.

Suku bunga akan mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi dan karena itu dapat mempengaruhi laba perusahaan. Apabila suku bunga naik, investor akan mendapat hasil besar dari obligasi sehingga mereka akan menjual sahamnya. Akibatnya saham akan turun.

Faktor-faktor dari luar antara lain kondisi perekonomian saat ini. Kondisi yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi saat ini. Apabila saat ini lebih menunjukkan kondisi ekonomi yang stabil dan mantap, maka investor optimis terhadap masa yang akan datang. Sehingga harga-harga saham cenderung stabil dan naik, sebaliknya apabila kondisi saat ini telah menunjukkan kelesuan, maka investor akan pesimis terhadap masa yang akan datang, akhirnya harga saham cenderung akan turun. Investasi dalam bentuk saham tentu mengandung berbagai macam risiko. Menurut Tandelilin (2001: 48-50).


(32)

5

Tabel 1. 1

Data Volume Penjualan Saham, Suku Bunga SBI dan Harga Saham

Nama Perusahaan

Kode

Perusahaan Tahun

Volume Penjualan (Shares) SBI (%) Harga Saham (Rp) Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

2011 762,755,000 6,50 % 495 2012 701,279,000 6,50 % 1,080 2013 397,078,500 5,75 % 1,430 2014 270,926,700 6,50 % 2,095 Indofood Sukses

Makmur Tbk INDF

2011 840,075,000 6,50 % 4,600 2012 700,062,000 6,50 % 5,850 2013 595,713,000 5,75 % 6,600 2014 534,467,800 6,50 % 6,750 Akasha Wira

International Tbk

ADES

2011 133,940,000 6,50 % 1,010 2012 229,110,000 6,50 % 1,920 2013 361,419,000 5,75 % 2,000 2014 44,805,800 6,50 % 1375 Mayora Indah

Tbk

MYOR 2011 3,634,000 6,50 % 14,250

2012 6,740,500 6,50 % 20,000 2013 733,000 5,75 % 26,000 2014 1,842,100 6,50 % 20,900 Ultrajaya Milk

Industry and Trading Company Tbk

ULTJ

2011 872,500 6,50 % 580 2012 113,639,000 6,50 % 1,330 2013 12,429,500 5,75 % 4,500 2014 2,648.200 6,50 % 3,720 Prashida Aneka

Niaga Tbk PSDN

2011 641,500 6,50 % 874

2012 2,056,000 6,50 % 774 2013 1,928,000 5,75 % 850 2014 8,953,900 6,50 % 660 Nippon Indosari

Corporindo Tbk ROTI

2011 117,136,000 6,50 % 3,325 2012 66,351,000 6,50 % 6,900 2013 205,690,500 5,75 % 1,020 2014 841,979,900 6,50 % 1,385 Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk

ICBP

2011 1,212,667,000 6,50 % 5,200 2012 187,200,000 6,50 % 7000 2013 971,753,500 5,75 % 10,200 2014 767,531,500 6,50 % 13,100


(33)

6

Pada tabel 1.1 tersebut, dapat di lihat bahwa volume saham, tingkat suku bunga SBI dan harga saham yang berubah setiap tahun nya. Fenomena yang terjadi pada tahun 2011 - 2014 adalah mulai volume perdagangan menurun, tetapi harga saham mengalami peningkatan, sedangkan ketika nilai volume perdagangan meningkat, harga saham mengalami penurunan, selain itu, ketika tingkat suku bunga SBI naik, harga, harga saham juga naik. Sedangkan ketika suku bunga SBI menurun, harga saham juga menurun hal ini tidak sesuai dengan teori di mana naik nya volume perdangangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa, semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatau saham, semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukan semakin di minat nya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naik nya harga saham (Iin Indrawati dan Desti mulyani BR Purba, 2011: 58) kenaikan tingkat suku bunga SBI dapat meningkatkan beban perusahaan untuk memenuhi kewajiban/hutang kepada bank sehingga menurunkan laba perusahaan dan akhirnya harga saham pun turun (Hismedi, Abubakar Hamzah, Said Musnadi, 2013:25), maka dalam penelitian ini harus di kembang kan pada maslah nya.


(34)

7

1.1.1 Identifikasi Masalah

Berdarsarkan urauian di atas latar belakang penelitian diidentifikasi permasalahan yang terlihat pada table 1.1 di atas bahwa volume penjualan saham, suku bunga SBI dan harga saham mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, bila di peratikan pada perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2013, volume penjualan nya mengalami penurunan tetapi pada harga saham mengalami peningkatan dan juga pada suku bunga SBI juga mengalami penurunan, berikut nya pada perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2012, volume penjualan dan tingakat suku bunga SBI mengalami penurunan dan harga saham nya naik, selanjut nya pada perusahaan PT Akasha Wira Internasional Tbk pada tahun 2014, volume penjualan nya mengalami penurunan dan harga saham nya naik dilihat dari tahun sebelum nya volume penjualan nya naik serta harga saham pun juga naik, berikut nya pada perusahaan PT Mayora Indah pada tahun 2013, volume penjualan nya mengalami penurunan dan harga saham nya menagalami peningkatan tetapi pada tingkat suku bunga SBI mengalami peningkatan, apa bila di lihat pada periode sebelum nya volume penjualan dan harga saham nya naik tetapi suku Bunga nya mengalami penurunan, selanjutnya pada perusahaan PT Ultra Jaya Milk Industry And Trading Company Tbk pada tahun 2012, volume Penjualan nya menagalami peningkatan tetapi pada harga saham dan suku bunga SBI nya mengalami penurunan, berikut nya pada perusahaan PT Prashida Aneka Niaga Tbk yang terjadi pada tahun 2013, di mana volume penjualan mengalami


(35)

8

penurunan tetapi pada harga saham dan suku bunga SBI nya mengalami peningkatan, berikut nya pada perusahaan PT Nippon Indosari Corporindo Tbk pada tahun 2012, di mana volume penjualan dan suku bunga SBI mengalami penurunan tetapi pada harga saham mengalami peningkatan, selanjut nya pada perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur pada tahun 2013, volume penjualan saham nya mengalami peningkatan dan harga saham mengalami peningkatan tetapi suku bunga SBI mengalami penurunan

Dari seluruh perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman ada bebrapa perusahaan yang bermasalah yaitu pada perusahaan Akasha Wira Internasional, Mayora Indah, prasida aneka niaga, dimana pada volume penjualan nya mngalami peningkatan tapi pada harga saham nya mengalami penurunan sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kerugian dalam hal pendapatan untuk prusahaan tersebut.

1.1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan batasan masalah di atas maka dapat dirumus kan pokok-pokok permasalahan pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana perkembangan volume penjualan saham pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014 2. Bagaimana perkembangan tingkat suku bunga SBI pada perusahan Manufaktur Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014


(36)

9

3. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan Manufaktur Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014 4. Seberapa besar pengaruh volume penjualan dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014.

1.2Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3Maksud

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan berbagai informasi agar memperoleh pemahaman mengenai pengaruh volume penjualan saham dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham

1.3.2 Tujuan Penelitian

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan volume penjulan saham pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014

2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat suku bunga SBI pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014


(37)

10

3. Untuk mengetahui perkembangan harga saham pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014

4. Untuk mengetahui besar nya pengaruh volume penjualan dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham secara parsial dan simultan pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014

1.4.1 Kegunaan Praktis

Diharapkan dengan penelitian ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melihat pergerakan volume penjulan saham terhadap harga saham dan juga suku bunga SBI terhadap harga saham.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menambah ilmu pengetahuan manajemen keuangan yang berkaitan dengan Volume Penjualan Saham, Suku Bunga SBI dan Harga Saham

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi dan juga bisa dijadikan pembanding untuk penelitian selanjutnya


(38)

11

1.5Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian nya adalah pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI, Adapun data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Veteran No. 10 Bandung, telp (022) 421-4349 faks (022) 421-4359

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dimulai sejak Oktober 2015 sampai dengan Febuari 2016.Berikut merupakan jadwal penelitian yang disajikan dalam tabel :

Tabel 1. 2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Oktober November Desember Januari Febuari

Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Survei

2 Usulan

Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data


(39)

37

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

1.1Objek Penelitian

Definisi objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010: 29) yaitu:

“Objek Penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Volume Penjualan Saham dan Suku Bunga SBI sebagai variabel bebas (variabel independen).

2. Harga Saham sebagai variabel terikat (variabel dependen).

3.2 Metode Penelitian

Definisi objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010: 29) yaitu:

“Objek Penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”


(40)

38

1. Volume Penjualan Saham dan SBI sebagai variabel bebas (variabel independen).

2. Harga Saham sebagai variabel terikat (variabel dependen)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010: 30) yaitu:

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari dan menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

pada penelitian ini menyatakan bahwa semakin meninggkat nya volume penjualan maka akan meningkat kan harga saham tapi pada kenyataan nya tidak sperti itu, dan juga jika suku bunga SBI naik akan menurunkan harga saham tapi pada kenyataan nya tidak sperti itu maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul Pengaruh Volume Penjualan Saham Dan Tingkat


(41)

39

Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

Dalam penelitian ini yang di identifikasi masalah nya adalah volume penjualan saham, tingkat suku bunga SBI dan juga harga saham selalu mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun apa bila di peratikan pada perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahu 2013, volume penjualan saham nya menggalami penurunan tetapi pada suku bunga SBI nya mengalami penurunan dan harga saham mengalami peningkatan dan selanjutnya pada perusahaan, PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2012, pada volume penjualan saham dan suku bunga SBI nya mengalami penurunan tetapi pada harga saham nya mengalami penigkatan, selanjut nya pada PT Akasha Wira Internasional Tbk pada tahun 2014, pada volume penjualan saham dan tingkat suku bunga SBI nya mengalami penurunan tetapi harga saham nya mengalami peningkatan, berikut nya pada PT Mayora Indah pada tahun 2013, volume penjualan saham nya mengalami penurunan tetapi harga saham dan suku bunga SBI nya mnegalami peningkatan, selanjut nya pada perusahaan PT Ultra Jaya Milk Industry And Trading Company Tbk pada tahun 2012, pada volume penjualan saham nya mengalami peningkatan tetapi pada suku bunga SBI dan harga saham mengalami penurunan, berikut nya PT Prashida Aneka Niaga Tbk 2013, pada volume penjualan nya mengalami penurunan akan tetapi pada suku bunga SBI dan harga saham mengalami penigkatan, selanjut nya pada perusahaan PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 2012 pada volume penjualan saham dan


(42)

40

tingkat suku bunga SBI mengalami penuruna tetapi pada harga saham mengalami peningkatan, selanjut nya pada perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur pada tahun 2013, pada volume penjualan dan harga saham mengalami penigkatan tetapi pada suku bunga SBI mengalami penurunan, 3. Menetapkan rumusan masalah.

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan di cari jawaban nya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan volume penjualan saham harga saham, tingkat suku bunga SBI, harga saham dan sejauh mana peran perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014

4. Menetapkan tujuan penelitian.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengatahui perkembangan volume penjualan saham, suku bunga SBI, harga saham dan kontribusi pada perusahan manufaktur sub sector makanan dan minuman di BEI periode 2011 sampai 2014

5. Menetapkan hipotesis penelitian berdasarkan fenomena dan dukunga teori. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh volume penjualan saham, tingkat suku bunga SBI dan harga saham baik itu secara parsial dan simultan pada perusahaan manufaktuf sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014

6. Menetepkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang digunakan.


(43)

41

Variable bebas/ independen dalam penelitian ini adalah volume penjualan saham dan suku bunga SBI, sedang kan variable dependen nya adalah harga saham

7. Menetap kan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

Penelititian ini mengunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014 metode penarikan samapel nya dengan nonprobability sampling, sedang kan teknik pngumpulan data nya adalah dokumentasi

8. Melakukan analisis data

Analisis data di lakukan dengan mengunakan analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode verifikatif)

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian

10.Adapun desain penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Desain penelitian

X

2

Y

X

1


(44)

42

Keterangan :

X1 = Volume Penjualan Saham

X2 = Tingkat Suku Bunga SBI

Y = Harga Saham

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisisasi variabel menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010: 31) yaitu:

Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.

Berdasarkan judul yang diambil penulis yaitu Pengaruh Volume Penjualan Dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014 .”, maka variabel dalam penelitian terdiri dari: volume penjulan saham (X1) dan tingkat suku bunga SBI (X2) yang merupakan variabel bebas (variabel independen), sedangkan Harga saham (Y) merupakan variabel terikat (variabel dependen).


(45)

43

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel

Sumber: Data penelitian (2015)

3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010: 37), sumber data yang digunakan dalam penelitian ada dua yaitu:

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Volume Penjulan saham (X1) Untuk menilai untuk perusahaan secara keseluruh dan harga perusahaan tersebut bisa jadi jual (Nurlela dan Ishaluddin)

- volume Penjualan

Saham Shares Rasio

Tingkat Suku bunga SBI (X2)

Salah satu produk yang di keluarkan oleh SBI merupakan salah satu instrumen pasar uang (nopirin 2000) - Suku bunga SBI

% Rasio

Harga Saham (Y)

Harga saham yang digunakan dalam hal ini adalah harga saham penutupan (closing price) secara tahunan pada perusahaan (han,1995) - Harga Saham


(46)

44

1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Berdasarkan penjelasan tersebut, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sector makanan dan minuman

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian ini, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam 2 Bentuk, yaitu:

3.2.3.2.1 Populasi

Populasi menurut Umi Narimawati (2008: 161) adalah:

“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman

3.2.3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010:218) :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”


(47)

45

Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan nonprobablility sampling. Pengertian nonprobablility sampling menurut Sugiyono (2010: 218) adalah sebagai berikut:

“Nonprobablility sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Jenis nonprobablility sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2010: 218) adalah:

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.”

Adapun dalam penelitian ini digunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Tersedia data close price volume penjualan saham dan suku bunga SBI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dengan periode laporan keuangan tahun 2011 s/d 2014 selama selama 4 tahun, total keseluruhan data yang digunakan untuk sampel yaitu 32 buah data panel.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi Kepustakaan (Library Research)


(48)

46

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang berfungsi sebagai landasan teori guna mendukung penelitian yang dilakukan. Data sekunder ini diperoleh dari membaca buku-buku sumber yang dapat dijadikan acuan, catatan kuliah serta bahan tertulis lain yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

b. Penelitian Internet (Internet Research)

Dalam hal ini, penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.

c. Penelitian ini di lakuakan secara langsung di bursa efek Indonesia yang beralamat di jalan veteran no 10 Bandung untuk memperoleh data nya dengan cara dokumentasi.

Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengkoorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Penulis melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.


(49)

47

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1, 2, dan 3 yaitu mengetahui perkembangan

1. Perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014

2. Tersedia data volume penjualan saham, data suku bunga SBI dan harga saham

Ukuran umum yang dapat di gunakan untuk menghitung keberhasilan sebuah investasi adalah keberhasilan tingkat suku bunga bebas resiko, maka dalam penelitian ini menggunakan SBI sebagai tingkat pengembalian minimum.

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Analisis verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 4 yaitu mengetahui Seberapa besar pengaruh perkembangan volume penjualan dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014

3.2.5.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen


(50)

48

mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh volume saham dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham. Persamaan analisis regresi linear berganda sebagai berikut:

= � + � + � + ε

Keterangan:

Y = Harga saham

� = Konstanta persamaan regresi

β 1 = Koefisien regresi volume penjualan saham

β 2 = Koefisien regresi SBI terhadap harga saham

= � + � + � + ε

Keterangan:

Y = Harga saham

� = Konstanta persamaan regresi

β 1 = Koefisien regresi variabel volume penjualan saham

β 2 = Koefisien regresi variabel suku bunga SBI

X1 = Volume Penjualan saham


(51)

49

ε = Pengaruh faktor lain

3.2.5.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas

merupakan persyaratan yang penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal sehingga layak dilakukan pengujian secara

statistik. Untuk mengetahui populasi tersebut dikatakan berdistribusi normal atau tidak, dilakukan dengan cara membandingkan nilai probability dengan tingkat signifikansi α = 5%.

Jika nilai probabilitylebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% maka disebut populasi tersebut berdistribusi normal, namun sebaliknya jika nilai probability lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% maka populasi tersebut tidak berdistribusi normal.

3.2.5.2.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu dan konsekuensinya adalah:

1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.


(52)

50

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel bebas, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar dan mengakibatkan standar error yang semakin besar pula. Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) . Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.2.5.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing- masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

3.2.5.2.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat kesalahan pengganggu pada periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu pada periode lainnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Salah


(53)

51

satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Kriteria uji: bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

1) Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi.

2) Jika dU < D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi.

Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D-W ≤dU atau 4 – dU ≤ D-W ≤ 4-dL.

3.2.5.1.4 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y yang dibuktikan dengan menggunakan Analisis Korelasi Pearson. Analisis ini digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya hubungan pengaruh volume penjualan saham dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham. Koefisien korelasi untuk 2 buah variabel X dan Y dengan jumlah data sebesar n, dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Karl Pearson yaitu:

= n ∑ xy − ∑ x ∑ y

√{n ∑ x − ∑ x }{n ∑ y − ∑ y } Sumber : Sugiyono (2008: 228)

Untuk mencari koefisien korelasi antara X1 dan Y serta X2 dan Y, adalah sebagai

berikut:

a. Menghitung koefisien korelasi antara volume penjualan saham(X1) terhadapHarga

saham (Y), menggunakan rumus: b. menggunakan rumus:


(54)

52

, = n ∑ y − ∑ ∑ y

√{n ∑ − ∑ }{n ∑ y − ∑ y }

c. Menghitung koefisien korelasi antara SBI (X2) terhadap harga saham (Y),

menggunakan rumus:

, = n ∑ y − ∑ ∑ y

√{n ∑ − ∑ }{n ∑ y − ∑ y }

Setelah koefisien korelasi antar variabel diketahui, maka selanjutnya dapat dihitung nilai korelasi parsial dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

d. Korelasi secara parsial antara volume penjualan saham(X1)dan harga saham (Y)

y = y − y .

√ − r x y . − r

e. Korelasi secara parsial antara tingkat SBI (X2)dan harga saham(Y)

y = y − y .

√ − r x y . − r

f. Korelasi secara simultan antara volume penjualan saham(X1)danSBI (X2)harga

saham(Y)

y = √ y + y −− r y . y.

Keterangan :

X1 =Volume Penjualan Saham

X2 = Suku Bunga SBI

Y = Harga saham

n = Banyaknya sampel


(55)

53

Tabel 3. 2 Pedoman untuk memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2008: 250)

Nilai koefisien korelasi r terletak antara -1 dan +1 sebagai indikator ada tidaknya hubungan, dapat dinyatakan sebagai berikut : -1 < r < +1 . Artinya:

 Jika nilai r = +1, artinya terdapat hubungan linier positif sempurna antara variabel X dengan variabel Y.

 Jika nilai variabel r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dengan variabel Y.

 Jika nilai r = -1, artinya terdapat hubungan linier negatif sempurna antara variabel X dengan variabel Y.

3.2.5.1.5 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam persentase. Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat.

Sumber: Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010: 50)


(56)

54

Dimana :

d = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi

1. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh volume penjualan saham dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham

A. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan secara parsial dari variabel independen yaitu Volume penjualan saham (X1) dan Suku Bunga SBI (X2) terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu:

Ho : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Volume Penjualan Saham terhadap harga saham

Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Volume Penjualan Saham terhadap Harga Saham

Ho : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Suku Bunga SBI (sertifikat bank indonesia) terhadap Harga Saham.

Ha : β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Suku Bunga SBI (sertifikat bank indonesia) terhadap Harga Saham.


(57)

55

b) Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan tingkat signifikansi yaitu 5%, derajat kebebasan pembilang = k, dan derajat kebebasan penyebut = n – k – 1, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

c) Menghitung nilai thitung dengan rumus:

= √ − � �−�− dan = √ �−�−

− �

Dimana :

r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel

t = thitung

d) Membuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipotesis setelah dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria:

thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya signifikan.

thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya tidak signifikan.

Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakan H0.

Gambar 3. 1

Daerah Penerimaan Penolakan Ho Sumber : Sugiyono (2012:226)


(58)

56

B. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)

Uji F digunakan untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan penjualan saham (X1) dan SBI (sertifikat bank indonesia) (X2) harga saham (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel independen yaitu volume penjulan saham terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Ho : β1, β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan volume penjualan dan tingkat suku bunga SBI terhadap terhadap harga saham.

Ha : β1, β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan volume penjualan dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham

b) Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan tingkat signifikansi yaitu 5%, derajat kebebasan pembilang = k, dan derajat kebebasan penyebut = n – k – 1, untuk menentukan Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

c) Menghitung nilai Fhitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

F = ��⁄

� − � − ⁄

Dimana :

�� = b ∑x + b ∑x


(59)

57

Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel berdasarkan tingkat signifikansi 5%, derajat kebebasan pembilang = k, dan derajat kebebasan penyebut = n –k– 1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut:

Fhitung > Ftabel dengan α = 5%, maka Ho ditolak, artinya signifikan.

Fhitung < Ftabel dengan α = 5%, maka Ho diterima, artinya tidak signifikan. 1. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria adalah sebagai berikut:

a. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

1) Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% untuk koefisien positif. 2) Tolak H0 jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% untuk koefisien negatif. 3) Tolak H0 jika nilai Fhitung < 0,05

b. Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel sebagai berikut :

1) Jika thitung > t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. 2) Jika -thitung ≤ t tabel ≤ thitung maka H0 ada di daerah penerimaan,

berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.


(60)

58

Pengambaran daerah penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis secara simultan


(61)

(62)

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah


(63)

60

4.2 Sejarah Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman

4.2.1 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food) 0(AISA) didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di Gedung Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa Tengah. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, antara lain: PT Tiga Pilar Corpora (pengendali) (15,92%), JP Morgan Chase Bank NA Non-Treaty Clients (9,33%), PT Permata Handrawina Sakti (pengendali) (9,20%), Trophy 2014 Investor Ltd (9,09%), Primanex Pte, Ltd (pengendali) (6,59%), Primanex Limited (pengendali) (6,59%) dan Morgan Stanley & Co. LLC-Client Account (6,52%).

TPS Food memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu Golden Plantation Tbk (GOLL). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TPS Food meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun,


(64)

61

snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Merek-merek yang dimiliki TPS Food, antara lain: Ayam 2 Telor, Mie Instan Superior, Mie Kremezz, Bihunku, Beras Cap Ayam Jago, Beras Istana Bangkok, Gulas Candy, Pio, Growie, Taro, Fetuccini, Shorr, Yumi, HAHAMIE, Mikita, Hayomi, Din Din dan Juzz and Juzz. Pada tanggal 14 Mei 1997, AISA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham AISA 45.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan Parga Penawaran Rp950,- kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.2.2 Indofood Sukses Makmur Tbk dan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para


(65)

62

Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang.

Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.


(66)

63

4.2.3 Akasha Wira Internasional

Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 – Indonesia.

Pemegang saham mayoritas Akasha Wira International Tbk adalah Water Partners Bottling S.A. (91,94%), merupakan perusahaan joint venture antara The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada tanggal 3 Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan (merek Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar produk-produk kosmetika.

Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung.


(67)

64

Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994..

4.2.4 Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Kantor pusat dan pabrik Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang – 40552, Kab. Bandung Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, antara lain: PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,40%), Tuan Sabana Prawirawidjaja (14,66%), PT Indolife Pensiontana (8,02%), PT AJ Central Asia Raya (7,68%) dan UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Acco (Kustodian) (7,42%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Ultrajaya bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, dan bidang perdagangan. Di bidang minuman Ultrajaya memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Ultrajaya memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan


(68)

65

konsentrat buah-buahan tropis. Ultrajaya memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), melalui pasar modern (modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-kios,dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik sendiri. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara.

Merek utama dari produk-produk Ultrajaya, antara lain: susu cair (Ultra Milk, Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat Hi Cal), teh (Teh Kotak dan Teh Bunga), minuman kesehatan dan lainnya (Sari Asam, Sari Kacang Ijo dan Coco Pandan Drink), susu bubuk (Morinaga, diproduksi untuk PT Sanghiang Perkasa yang merupakan anak usaha dari Kalbe Farma Tbk (KLBF), susu kental manis (Cap Sapi) dan konsentrat buah-buahan (Ultra).

Pada tanggal 15 Mei 1990, ULTJ memperoleh ijin Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ULTJ (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 2 Juli 1990.

4.2.5 Parshida Aneka Niaga Tbk

Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) didirikan tanggal 16 April 1974 dengan nama PT Aneka Bumi Asih dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat PSDN terletak di Gedung


(69)

66

Plaza Sentral, Lt. 20, Jln. Jend. Sudirman No. 47, Jakarta 12930 dan pabriknya berlokasi di Jl. Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Prasidha Aneka Niaga Tbk, antara lain: Innovest Offshore Ventures Ltd (pengendali) (46,93%), Igianto Joe (18,92%), PT Aneka Bumi Prasidha (9,48%), PT Aneka Agroprasidha (7,92%) dan Lion Best Holdings Limited (7,77%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PSDN adalah bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi (karet remah, kopi bubuk dan instan serta kopi biji).

Pada tahun 1994, PSDN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PSDN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Oktober 1994.

4.2.6 Nippon Indosari Corporation Tbk

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat, dan pabrik lainnya berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok U dan W –


(1)

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Volume Penjualan Saham dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015”.

Usulan penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Tersusunnya usulan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati maka penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(2)

vii

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu windi novianti,SE,MM selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dorongan serta membimbing penulis sewaktu penyusunan usulan penelitian ini.

6. Kepada Dosen-dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang selalu membantu dalam kuliah 7. Kepada Dosen-Dosen penguji yang selalu memberikan saran yang baik 8. Kepada teh Hana dan teh Maya yang selalu membantu dalam menggurus

semua dari awal masuk kuliah sampai wisuda

9. Juga teman-teman yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala keterbatasan penguasaan ilmu yang dimiliki, penulis menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan serta kesalahan dalam penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga usulan penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Bandung, Februari 2016


(3)

(4)

(5)

Lampiran 8

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dance Steven Poela Tempat, tanggallahir : Kalabahi 15 Maret 1987 JenisKelamin : Laki-laki

Warga Negara : Indonesia

Agama : Kristen Protestan Nama Ayah : Christofel Poela (ALM) Nama Ibu : Duriyanti Poela

Alamat Rumah : Tubagus Ismail Bawah no 16

Kecamatan coblong kelurahaan lebak gede bandung Riwayat Pendidikan

2005-2008 : Akademi Keuangan dan Perbankan Effata Kupang-NTT 2003-2005 : SMA Negeri 01 Kalabahi-Alor-NTT

1999-2002 : SMP Negeri 01 Kalabahi-Alor-NTT 1999-2001 : SD Negeri 01 Kalabahi-Alor-NTT

Tahun 2013-sekarang, Universitas Komputer Indonesia di Bandung. Demikian daftar Riwayat Hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Yang Menyatakan,

Dance Steven Poela NIM. 21212700


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 54 113

Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 37 60

Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Studi Empiris pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 20 6

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS DAN HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 25 19

Pengaruh Laba Perlembar Saham (EPS) Dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 1

Analisis Tingkat Suku Bunga Dan Tingkat Profitabilitas Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pembiayaan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2005-2009

0 5 143

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA SBI dan KURS EURO TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI Dan Kurs Euro Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 1 16

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, VOLUME PENJUALAN, DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM ( Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2004-2007).

0 1 11

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN INDEK HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN INDEK HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 12

PENGARUH RISIKO INVESTASI SAHAM TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM : Studi Kasus pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011.

1 1 49