Sistem Komunikasi Seluler DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI

2.1 Sistem Komunikasi Seluler

Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja tidak bisa melakukan roaming antar negara [1]. Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile GSM. Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM. Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua buah terminal dengan salah satu atau kedua Universitas Sumatera Utara terminal berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai medium transmisi. Sebuah sistem komunikasi bergerak selular menggunakan sejumlah besar pemancar berdaya rendah untuk menciptakan sel daerah geografis layanan dasar dari sistem komunikasi nirkabel tanpa kabel. Variabel tingkat daya antena pemancar, memungkinkan sel-sel diubah ukurannya menyesuaikan kepadatan pelanggan dan permintaan dalam suatu wilayah tertentu. Arsitektur umum komunikasi seluler dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Arsitektur umum komunikasi selular Dari Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa sistem komunikasi seluler terdiri dari komponen berikut [1]: 1. PSTN, tersusun atas local networks, exchange area networks, dan long-haul network. PSTN menginterkoneksikan antara telepon dengan peralatan komunikasi lain. 2. Mobile Switching Center MSC atau Mobile Telephone Switching Office MTSO. Dalam sistem komunikasi seluler, MSC berfungsi untuk menghubungkan antara telepon seluler dengan PSTN. Dalam sistem seluler analog, MSC berfungsi untuk mengatur agar sistem tetap beroperasi. Suatu MSC Universitas Sumatera Utara dapat menangani 100.000 pelanggan seluler dan 5.000 panggilan dalam waktu yang bersamaan. 3. Base Station, sering disebut juga sebagai Base Transceiver Station BTS pada sistem GSM, cell site site. Pada base station, terdapat beberapa pemancar seringkali disebut sebagai transmitter atau TX dan penerima receiver atau RX. TX dan RX akan megangani komunikasi full duplex secara serempak. Biasanya, TX dan RX dikombinasikan menjadi transceiver TRX yang diletakkan di dalam suatu Radio Base Station RBS. Base station biasanya juga mempunyai menara untuk membantu proses pemancaran atau penerimaan sinyal pada antena. 4. Mobile Station MS. MS merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh pelanggan jasa komunikasi seluler untuk memperoleh layanan. Beberapa komponen yang ada pada MS adalah transceiver, antena, rangkaian pengontrol, dan sebagainya. Selain itu, MS juga dilengkapi dengan kartu Subscriber Identity Module SIM yang berisi nomor identitas pelanggan. 5. Visitor Location Register VLR ,penyimpan data-data temporer yang masuk dari MSC lain dan sifatnya resident. 6. Home Location Register HLR, penyimpan data-data tetap dari pelanggan dalam MSC itu sendiri. Komunikasi selular juga dibedakan antara sistem komunikasi konvensional dan sistem komunikasi modern. Sistem konvensional memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Daerah jangkauan luas 2. Daya yang digunakan besar 3. Kapasitas sistem masih rendah Universitas Sumatera Utara 4. Modulasi analog berupa frequency modulation FM sehingga memerlukan bandwidth yang besar 5. Belum menggunakan handoff 6. Belum terhubung ke jaringan Public Service Telephone Network PSTN 7. Untuk suara Komunikasi seluler modern memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Alokasi bandwidth kecil 2. Efisiensi pemakaian frekuensi tinggi, karena penggunaan frequency refuse. 3. Modulasi digital 4. Daerah pelayanan dibagi atas daerah - daerah kecil yang disebut sel, sering disebut sebagai sistem seluler. 5. Kapasitas besar 6. Daya yang dipergunakan kecil 7. Memiliki handoff 8. Efisiensi kanal tinggi karena menggunakan mode akses jamak multiply access seperti frequency division multiple access FDMA, time divisin multiple access TDMA, dan code division multiple access CDMA.

2.2 Konsep Seluler