Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bank sebagai badan usaha yang sebagian besar sumber dana yang dimiliki merupakan titipan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito, pinjaman yang diterima, sementara dana yang dimiliki bank menurut ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia minimal sebesar 12 SK Dir. BI nomor : 2864KEPDIR. tanggal 07 September 1995, dan giro wajib minimum 5 dari jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun SK Dir. BI nomor 3089AKEPDIR. tanggal 20 Oktober 1997. Jumlah sumber dana yang dimiliki bank untuk menjalankan aktifitas usaha khususnya dalam pemberian fasilitas kredit kepada masyarakat sebesar 83,6 . Dengan memperhatikan komposisi diatas yang menunjukkan bahwa resiko dalam bisnis perbankan sangatlah tinggi. Untuk itu dalam menjalankan usaha harus penuh kehati hatian sehingga kerugian yang mungkin terjadi akibat operasional bank dapat diantisipasi, melalui penentuan standar operasional yang digariskan secara ketat oleh manajemen bank dan dengan memperhatikan segala ketentuan dan aturan yang dikeluarkan Bank Indonesia. Aktifitas bisnis bank yang bagaimanapun baiknya tidak akan terlepas dari resiko. Banyak resiko yang akan dihadapi oleh suatu bank dalam melakukan aktifitas bisnis perbankan. Resiko kredit terjadi apabila kredit yang diberikan ternyata di kemudian hari Misto Ketaren : Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan Akuntansi Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Pkl. Brandan, 2008 USU Repository © 2008 menjadi macet. Termasuk ke dalam resiko jenis ini adalah adanya kemacetan pembayaran oleh perusahaan yang dijamin oleh bank kepada pihak lain sehingga pihgak lain mengadakan klaim pembayaran kepada bank atas piutangnya kepada perusahaan yang dijamin sesuai hak dan kewajiban dalam bank garansi. Untuk menghindari resiko ini pihak bank harus menganut prinsip kehati hatian prude dalam memberikan keputusan kredit yang diberikan. Resiko bunga terjadi apabila tingkat bunga yang diberikan bank kepada para penyimpan dana lebih besar daripada tingkat bunga yang diberikan bank kepada debitur kredit. Apabila kondisi yang demikian terjadi maka bank akan mengalami kerugian. Resiko likuiditas terjadi apabila ketika bank tidak mampu mengembalikan dana yang dihimpun kepada para pemilik dana yang menyimpan uangnya di bank ketika diminta. Hal yang demikian memberi gambaran bahwa setiap saat bank tidak terlepas dari kesulitan likuiditas, terlebih bila dana yang disalurkan kepada debitur berasal dari jenis tabungan yang setiap saat dapat ditarik. Resiko nilai tukar uang ini terjadi akibat perubahan nilai tukar kurs suatu mata uang dengan mata uang lain. Resiko ini berpotensi dialami oleh bank yang produknya dalam beberapa mata uang. Untuk mengantisipasi pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis pada saat ini, maka kegiatan bisnis bank semakin canggih dan bermacam produk jasa, seperti automatic teller machines ATM, kartu kredit, currency swaps, interest swaps, penyertaan dana EurodollarMarket hingga pelayanan pembayaran segala bentuk rekening. Misto Ketaren : Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan Akuntansi Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Pkl. Brandan, 2008 USU Repository © 2008 Kasmir 2002 mengemukakan : Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari bank itu sendiri, masyarakat luas dan lembaga lainnya. Yang paling penting bagi bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Sumber dana dari bank itu sendiri meliputi setoran modal dari pemegang saham, cadangan laba dan bagian laba yang belum dibagikan kepada para pemegang saham. Sumber dana yang berasal dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya berupa bantuan likuiditas Bank Indonesia BI, pinjaman antar bank call money, pinjaman dari lembaga keuangan luar negeri, surat berharga pasar uang SBPU. Dari banyaknya produk perbankan, maka produk fasilitas kredit merupakan pendapatan utama bagi bank. Resiko yang terjadi dalam pemberian fasilitas kredit adalah apabila kredit yang disalurkan tidak kembali sesuai dengan akad kredit yang telah disepakati. Yang dimaksud dengan tidak kembali adalah kredit macet yang dikarenakan pembayaran bunga dan pokok pinjaman tidak lancar sehingga dikategorikan macet. Kredit macet ini adalah akibat dari salah dalam pengambilan keputusan dalam pemberian fasilitas kredit yang disebabkan informasi yang diperoleh bank tentang keadaan debitur tidak sesuai dan kurang memadai. Kredit macet berakibat kepada keadaan bank yaitu penurunan modal bank yang akhirnya akan mempengaruhi kesehatan bank. Misto Ketaren : Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan Akuntansi Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Pkl. Brandan, 2008 USU Repository © 2008 Namun resiko tersebut diatas dapat dieliminir dengan menerapkan prinsip kehati hatian, cermat, dan akurat dalam memutuskan untuk memberikan produk fasilitas kredit kepada debitur dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan. Pengelolaan resiko kredit dilakukan melalui analisa menyeluruh atas informasi permohonan kredit. Informasi yang dimaksud adalah informasi akuntansi dan informasi bukan akuntansi. Informasi akuntansi berkaitan dengan data keuangan yang diperoleh melalui analisa laporan keuangan yang dapat berupa laporan masa lalu, laporan periode sedang berjalan dan masa akan datang. Dengan menggunakan teknik rasio keuangan bank dapat manilai kemampuan debitur dalam pemberian dan mengelola kredit tersebut secara baik sehingga segala kewajiban dapat dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Informasi bukan akuntansi diperoleh melalui keterangan selain laporan keuangan, yaitu tentang jaminan, karakter, pendidikan, pengalaman, diversifikasi usaha, yang akan mempengaruhi keputusan pemberian fasilitas kredit modal kerja. Informasi akuntansi dan informasi bukan akuntansi sangat penting sebagai informasi pihak bank dalam pengambilan keputusan untuk pemberian fasilitas kredit modal kerja kepada debitur, maka penulis melakukan penelitian tentang Pengaruh Informasi Akuntansi dan Bukan AkuntansiTerhadap Pemberian Kredit pada PT. Bank Mandiri PerseroTbk Cabang Pangkalan Brandan. Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya dilakukan oleh Suroso 2003 dan Hasibuan H. Takiyuddin 2003. Misto Ketaren : Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan Akuntansi Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk Cabang Pkl. Brandan, 2008 USU Repository © 2008

1.2. Perumusan Masalah