Pengaruh laba per lembar saham dan rasio pengembalian modal terhadap harga saham : (studi kasus pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di bei Tahun 2010-2011)

(1)

(2)

(3)

(4)

106 Data Diri

Nama Lengkap : Faizal Arseal

Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 2 Pebruari 1991

Jenis Kelamin : Pria

Persaudaraan : Anak ke 1 dari 2 bersaudara Berat, Tinggi Badan : 90 kg, 175 cm

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat Rumah : Jl. H. Ibrahim Adjie no. 96 D, RT-01/RW-01, Bandung

No Telepon/ HP : 0812 24 000994


(5)

107

Indonesia Keuangan

2006 - 2009 SMAN 22 Bandung IPS Lulus

2003 - 2006 SMPN 28 Bandung - Lulus

1997 - 2003 SDN Buah Batu

09 Bandung - Lulus

Pengalaman Organisasi

No Organisasi Posisi Periode

1 Himpunan Mahasiswa Akuntansi Div. Publikasi &

Dokumentasi 2010-2011 2 Himpunan Mahasiswa Akuntansi Ketua Umum 2011-2012

Kemampuan Lainnya

1. Pengoperasian MS Office ( MS Word, MS Excel, MS Acces) 2. Pengoperasian Software Akuntansi (MYOB, SPSS Statistic) 3. Pengoperasian Software Desain Grafis (Adobe Photoshop CS) 4. Pengoperasian Software Desain Web (Ultraedit 32)

5. Kemampuan berbahasa Inggris Pengalaman Lainnya


(6)

THE INFLUENCE OF EARNING PER SHARE and RETURN TO EQUITY

TO STOCK PRICE

(CASE STUDY IN THE MINING SECTOR THAT LISTED IN IDX 2010-2011)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Nama : FAIZAL ARSEAL NIM : 21109067

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

vi Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat-Nya dan karunia-Nya lah skripsi Program S-1 Jurusan Akuntansi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjunan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita umatnya sampai dengan akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO PENGEMBALAN MODAL TERHADAP HARGA SAHAM”. Skripsi ini berisi mengenai bahwa bagaimana laba per lembar saham dan rasio pengembalian modal mempengaruhi harga saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu tahun 2010-2011.

Skripsi ini dapat terselesaikan adalah berkat bimbingan dan arahan dari Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya kepada penulis dalam proses mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat, dan saran yang sifatnya membangun guna perkembangan skripsi ini.


(8)

vii Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Dr. Surtikanti, SE. M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi. 4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak. Selaku dosen wali kelas Ak-2.

5. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

6. Kedua orangtuaku, Mamah & Mpah yang selalu mendoakan dan memberi dorongan semangat, keihlasan serta kasih sayangnya.

7. Teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Akuntansi UNIKOM (HMAk) 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013 yang telah membantu memberikan semangat penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Himpunan: Dimas, Ririn, Citra, Rani, Geza.

9. Teman-teman kelas Ak-2 khususnya The Gank: Agus, Reddy, Shinta, Imel, Jesica, Afil, Ria, Elsa, yang telah bersama-sama bertukar ilmu dan saling menyemangati.

10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(9)

viii membaca skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2013


(10)

ix Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………..………..i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………...……..ii

MOTTO………...………..iii

ABSTRACT……….……..iv

ABSTRAK………..v

KATA PENGANTAR………..……….…vi

DAFTAR ISI………...……...……….………...ix

DAFTAR TABEL………..………...…...….xiii

DAFTAR GAMBAR………...….xiv

DAFTAR LAMPIRAN………...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…….…..………..1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah………..……….….9

1.2.1 Identifikasi Masalah………..………..9

1.2.2 Rumusan Masalah……….10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...………..10

1.3.1 Maksud Penelitian……….10

1.3.2 Tujuan Penelitian………..11


(11)

x

u Penelitian………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka………...…………...……14

2.1.1 Earning Per Share………..………...14

2.1.1.1 Penilaian Earning Per Share………...……..…..15

2.1.2 Rasio Profitabilitas……….…………...16

2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas………..….16

2.1.2.2 Return On Equity………..….18

2.1.3 Saham………....19

2.1.3.1 Harga Saham………..20

2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham……….21

2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel………..……….……23

2.1.4.1 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham………...….23

2.1.4.2 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham………....24

2.2 Kerangka Pemikiran….………24

2.3 Hipotesis……….…………..30

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………...……31


(12)

xi

3.2.2 Operasionalisai Variabel………...……

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data………...………..37

3.2.3.1 Sumber Data………...……37

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data……….…….39

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………...…….43

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis……….………..44

3.2.5.1 Rancangan Analisis………..…..44

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis………..………..53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….…..…….59

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan………..….59

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan……….…..59

4.1.1.1.1 PT. Adaro Enery Tbk………..…59

4.1.1.1.2 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk………61

4.1.1.1.3 PT. Ratu Prabu Energi Tbk………...………..63

4.1.1.1.4 PT. Anugrah Tambak Perkasindo Tbk………..………..65

4.1.1.1.5 PT. Benakat Petroleum Energy Tbk………...……….66

4.1.1.1.6 PT. Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk………...…….67

4.1.1.1.7 PT. Berau Coal Energy Tbk………68


(13)

xii

4.1.1.2 Struktur Organisasi………

4.1.1.3 Aktifitas Perusahaan ………..………73

4.1.2 Analisis Deskriptif………...…….74

4.1.2.1 Deskriptif EPS ……….…..74

4.1.2.2 Deskriptif ROE ………..……76

4.1.2.3 Deskriptif Harga Saham……….77

4.1.3 Analisis Verifikatif………79

4.1.3.1 Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham………..87

4.1.3.2 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham………...……92

4.2 Pembahasan……….…….97

4.2.1 Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham………...………..97

4.2.2 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham………....……98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………101

5.2 Saran……….…..102

DAFTAR PUSTAKA……….104

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………..106


(14)

104

Aliminsyah Padji, 2005, Kamus Istilah Akuntansi, Bandung, CV. Yrama Widya Agnes Sawir. (2001). Analisis Kinerja Keuangan dan Perancanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi (4th ed). Yogyakarta. Bpfe.

Andi Supangat. (2007). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana.

Angrawit Kusumawardani. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA Pada Harga Saham dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma.

Ani Wilujeng Suryani. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2005. Jurnal EMAS (Ekonomi, Manajemen dan Bisnis) Vol.1, No.1, Oktober 2007

Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Cet.7, BEP.

Brigham dan Houston, 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jakarta, Salemba Empat

Caray. Pengaruh Laba Perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada PT. XYZ. Diakses pada 29 Desember, 2012 dari World Wide Web: http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengaruh-laba-perlembar-saham-terhadap.html

Chang, Hsu-Ling, Yahn-Shir Chen, Chi-Wei Su, Ya-Wen Chang. The Relationship Between Stock Price and EPS: Evidence Based on taiwan Panel Data. Economics Bulletin, Vol.3 No.30, pp. 1-12, 2008.

Dedy Trisno, Fransiska Soejono. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol.6, No.1, Maret 2008, hal.39

Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta. Raja Grafindo. Irham Fahmi. (2006). Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.


(15)

Jogiyanto Hartono, 2007, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (5th ed), Yogyakarta, BPFE

Lukman Syamsuddin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mukhtarudin, Desmoon King Romalo. Pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, dan BV Per Share Terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Akuntabilitas: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, Vol.1, No.1, Januari 2007.

Sawidji Widoatmodjo, 1996, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar, Jakarta, Jurnalindo, Aksara Grafika

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D (7th ed). Bandung. Alfabeta.

Sutrisno. (2003). Manajemen Keuangan, Teori, Konsep, dan Aplikasi (Edisi Pertama, cetakan Kedua). Yogyakarta: E. Kanisisa.

Sudjana. (2001). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi (3th ed). Bandung. Tarsito. Taufik. (2004). Jual Beli Saham Lewat Internet. Jakarta. Pustaka Petronomika. Trisma Oktavia. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham. Diakses

pada 7 April, 2013 dari World Wide Web:

http://trismaoktavia.wordpress.com/2011/04/20/faktor-yang-mempengaruhi-harga-pasar-saham/

Tjiptono D. & Hendy M.F., 2006, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab (2th ed), Jakarta, Salemba Empat

Umi Narimawati, Sri Dewi A., & Lina I. (2011). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

www.okezone.com www.detik.com


(16)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Seperti diketahui, goal dari suatu perusahaan dari sisi finance adalah memaksimumkan kekayaan para pemegang saham yang tercerrmin melalui maksimalisasi harga saham perusahaan, bukan melalui laba bersih suatu perusahaan yang diperoleh berdasarkan pengukuran melalui data akuntansi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keadaan keuangan perusahaan saat ini dapat berimplikasi terhadap kinerja perusahaan di masa depan. (Widjaja, 2009).

Melihat peranan informasi menjadi sangat penting bagi investor dalam pengambilan keputusan. Informasi mengenai perusahaan dapat diperoleh dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. Eksternal berhubungan dengan kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Sedangkan internal dapat berasal dari laporan keuangannya. Dari laporan keuangan kita bisa memprediksi kemampuan perusahaan pada masa yang akan datang. (Kusumawardani, 2010).

Pasar modal merupakan tempat yang strategis untuk mengumumkan hasil laba dalam upaya meningkatkan popularitas pada penilaian saham yang digunakan oleh beberapa pihak, seperti para investor dan untuk penelitian ilmiah. Metode yang digunakan untuk penilaian adalah berpusat pada kabar teranyar dan bagaimana kepengurusan perusahaan tersebut dijalankan mulai dari investasi jangka pendek bahkan investasi jangka panjang. (Witkowska, 2004).


(17)

Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas adalah adanya ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut investor memerlukan informasi akuntansi untuk menilai resiko yang melekat dalam investasi dan memperkirakan return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. (Harahap & Pasaribu, 2007).

Investor sebagai penanam modal memiliki kepentingan terhadap resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Keputusan investasi yang dilakukan investor harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. (Mukhtarudin & Romalo, 2007).

Suatu organisasi atau individu harus memastikan bahwa investasi yang dilakukannya tepat, sebelum melakukan investasi saham. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai alternatif penilaian apakah saham yang dipilih benar-benar merupakan saham yang akan mendatangkan pengembalian positif di waktu yang akan datang. (Trisno & Soejono, 2008).

Keuntungan di masa depan pada perusahaan adalah faktor mendasar yang paling penting dalam meningkatkan harga saham dan informasi pendapatan yang bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang sangat baik berisi informasi akuntansi, karena ini berisi pembahasan penting menyangkut hubungan pendapatan dan harga saham. (Ling Chang, Shir Chen, Wei Su & Wen Chang, 2008).

Salah satu alternatif penilaian investasi adalah analisis fundamental atau berdasarkan performa perusahaan. Rasio profitabilitas yang menunjukkan


(18)

kemampuan perushaan dalam menghasilkan keuntungan merupakan salah satu cara untuk mengetahui performa perusahaan. (Trisno & Soejono, 2008).

Seperti diketahui bahwa rasio keuangan adalah cara lama yang sederhana dan mudah untuk diterapkan dalam praktek serta analisis perencanaan keuangan. Pendekatan tersebut telah banyak digunakan sejak pertengahan abad ke-19, dan selalu digunakan oleh para akuntan dan para analis keuangan. Rasio keuangan digunakan oleh pihak internal dan eksternal sebagai pengguna data untuk membuat keputusan keuangan mereka, seperti: keputusan investasi, dan evaluasi kinerja keuangan perusahaan. Telah banyak dibuat model akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir. Bagaimanapun, tetap saja rasio keuangan tetap menjadi cara yang klasik dan memiliki kekuatan sebagai bagian dari model keuangan dan akuntansi yang penting dalam mendukung analisis dengan menggunakannya. (Majid Kabajeh, Al-Nu’aimat & Dahmash, 2012).

Oleh sebab itulah semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka diperkirakan kondisi operasional berjalan dengan baik dan normal sehingga nilai perusahaan akan menjadi semakin tinggi yang diperlihatkan melalui kenaikan harga saham perusahaan. (Widjaja, 2009).

Analisis terhadap harga saham merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi. (Mukhtarudin & Romalo, 2007).

Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas yang terdapat di pasar saham yang selanjutnya menyebabkan kenaikan dan penurunan jumlah permintaan dan penawaran saham pada bursa saham dan efeknya berdampak pada perubahan


(19)

harga saham antara lain faktor dari informasi keuangan yaitu informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas yang dapat dijadikan dasar dalam pengamblan keputusan ekonomi, karena informasi ini menunjukkan prestasi perusahaan pada peiode tersebut. (Kusumawardani, 2010).

Secara umum, metode penilaian harga saham dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. (Suryani, 2007). Menurut Husnan (2001: 112) faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham perusahaan mempengaruhi penilaian saham di pasar.

Salah satu sektor yang paling banyak diminati oleh para investor baik dalam maupun luar negeri ialah sektor pertambangan. Pada sektor yang memperdagangkan dan mengolah sumber daya yang tak terbaharui ini namun semakin tingginya permintaan oleh para konsumen, maka berbisnis pada sektor ini sangatlah menggiurkan sekali bagi para penanam modal. Apalagi harga komoditas dalam sektor ini pada tiga tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikkan komoditas ini ialah situasi politik yang kurang kondusif di negara-negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia, yaitu di negara-negara kawasan Timur Tengah, seperti: Iran, Libya, dan beberapa negara dari kawasan Afrika.

Banyaknya perusahaan Indonesia yang bergerak pada sektor pertambangan, khususnya pada sub sektor minyak bumi & gas, serta penggalian batubara. Pada sektor ini seharusnya dapat menikmati dampak positif kenaikkan


(20)

harga minyak dunia, dan seharusnya mampu meningkatkan penjualan mereka. Karena pada saat harga minyak mengalami kenaikkan, dunia akan mencari energi alternatif untuk digunakan sebagai sumber energi yang lebih murah.

Lonjakan harga minyak dunia tidak mampu mendongkrak harga saham berbasis komoditas seperti saham batubara dan minyak. Contoh kasus yang terjadi di Indonesia adalah pada kasus PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membukukan rugi bersih sebesar Rp 62,31 miliar di tahun 2010, kerugian ini berkurang jika dibandingkan rugi tahun 2009 sebesar Rp 1,72 triliun. Berkurangnya rugi bersih anak usaha Grup Bakrie ini karena tren harga minyak dunia yang terus naik. Meski demikian, tetap saja penjualan bersih perseroan masih turun. Kata Direktur Utama ENRG Imam Agustino dalam siaran persnya, Kamis (31/3/2011). Perseroan mencatat kenaikan aset dari tahun 2009 sebanyak Rp 10,25 triliun menjadi Rp 11,76 triliun di akhir tahun 2010. Sepanjang tahun 2010 lalu, harga saham ENRG sudah turun 35,75% menjadi Rp 124 per lembar, dari harga di tahun 2009 Rp 193 per lembar.

Menurut praktisi pasar modal Rizal Bambang Prasetijo, yang mengatakan,

“Indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa menembus level 3.000 pada tahun 2010. Syaratnya, rata-rata laba per saham (earning per share/EPS) mencapai 25

persen”.

Ini mengindikasikan bahwa harga saham sangatlah terpengaruh oleh beberapa faktor yang salah satu nya disebutkan tadi adalah earning per share (EPS) atau Laba Per Lembar Saham.


(21)

EPS sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan (Eduardus Tandelilin, 2001: 233). Dikatakan pula oleh Neneng & Aryati, (2008), bahwa EPS dapat digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan.

Prastowo (2005: 99) menjelaskan bahwa Earning Per Share hanya dihitung untuk saham biasa. Semakin tinggi nilai EPS akan menguntungkan bagi pemegang saham karena laba yang disediakan akan semakin besar.

Analisis terhadap harga saham pun bisa dilakukan dengan melihat faktor fundamental. Mukhtarudin & Romalo (2007) menjelaskan, analisis fundamental adalah penilaian harga saham dengan berdasarkan kepada kondisi internal perusahaan, tingkat dan trend penjualan, posisi perusahaan di pasar dan kondisi ekonomi.

Return on Equity (ROE) atau Rasio Pengembalian Modal adalah salah satu berntuk dari rasio profitabilitas yang terdapat pada faktor fundamental yang merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, ROE mengukur pengembalian modal dari pemilik perusahaan.

Semakin besar Return On Equity atau Rasio Pengembalian Modal mengindikasikan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para pemegang sahamnya dari setiap lembar saham, sehingga Return On Equity


(22)

mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga pasar saham yang merupakan reaksi dari investor atas kinerja yang dicapai perusahaan (Suryani, 2007).

Maka menarik untuk diketahui bagaimana pengaruh Laba Per Lembar Saham & Rasio Pengembalian Modal terhadap Harga Saham pada perusahaan sektor pertambangan.

Tabel 1.1

Besaran Rasio Pengembalian Modal, Laba Per Lembar Saham, Harga Saham

Perusahaan Pertambangan 2010-2011

NO. KODE ROE (%.) EPS (Rp.)

HARGA SAHAM (Rp.)

2010 2011 2010 2011 2010 2011

1 ADRO 27,18 41,05 69,01 158,62 2.550 1770

2 ATPK -21,04 -63,16 -30,91 -29,9 187 166

3 BORN 7,94 30,35 19,72 20,92 1340 830

4 BRAU 68,34 76,47 17,76 41,79 510 415

5 CITA 33,4 34,9 29,58 77,64 317 315

6 CNKO 12,99 13,37 16,65 21,54 154 123

7 DEWA -0,68 -5,3 0,24 -9,98 71 78

8 ELSA 4,86 33,8 8,76 87,66 325 230

9 HRUM 53,4 65,18 305,16 633,08 9000 6850

10 ITMG 38,47 67,54 1622,11 4424,39 50750 38650

11 MEDC 27,46 42,49 223,77 1323,48 3375 2425

12 MITI 26,36 54,54 2,75 10,64 54 51

13 PKPK 4,08 -11,3 13,52 -4,87 174 182

14 PTRO 42,75 41,62 3761,2 4732,85 26000 33200

15 RUIS 9,55 5,55 16,66 5,21 200 220

16 TINS 26,82 27,58 188,34 178,25 2750 1670

Sumber: www.idx.co.id

Tabel diatas menunjukkan nilai Rasio Pengembalian Modal, Laba Per Lembar Saham, dan Harga Saham di perusahaan sektor pertambangan pada saat terjadi lonjakkan harga minyak dunia yaitu pada tahun 2010-2011.


(23)

Dapat dilihat bahwa ada peningkatan pada nilai Rasio Pengembalian Modal dan Laba Per Lembar Saham dari tahun 2010 ke tahun 2011, namun tidak sama halnya dengan harga saham pada kedua tahun tersebut. Tahun 2010 yang menjadi patokan kenaikkan harga minyak di dunia dan tahun 2011 yang masih terasa dampaknya. Terjadi penurunan harga saham pada tahun 2011 dibanding tahun 2010, padahal nilai untuk Rasio Pengembalian Modal dan Laba Per Lembar Saham mengalami kenaikkan pada tahun 2011 dibanding tahun 2010.

Keadaan ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arifin (2004) yang menyatakan bahwa, semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikkan harga saham. Kinerja keuangan dalam hubungannya dengan pemegang saham dapat diukur dengan menganalisis rasio keuangan, yang salah satunya menggunakan rasio profitabilitas.

Jika Rasio Pengembalian Modal dan Laba Per Lembar Saham yang merupakan bagian dari rasio profitabilitas, dapat meningkat, maka harga saham pun akan meningkat.

Hal ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Neneng & Aryati (2008), yang mengatakan bahwa Earning Per Share (Laba Per Lembar Saham) mempunyai korelasi positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham. Artinya, bila nilai Laba Per Lembar Saham naik, maka akan berdampak pada naiknya harga pasar saham.

Kondisi Rasio Pengembalian Modal, Laba Per Lembar Saham, dan harga saham pada perusahaan sektor pertambangan khususnya pada tahun yang telah disebutkan ialah bertentangan baik dengan teori yang telah ada maupun dengan


(24)

penelitian yang telah dilakukan. Sehingga kondisi ini menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Laba Per Lembar Saham dan Pengaruh Rasio Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011”.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dilihat dari uraian latar belakang penelitian di atas, dapat di buat identifikasi masalah yang terjadi di perusahaan sector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, ialah sebagai berikut:

1. Tahun 2011, mayoritas perusahaan sektor pertambangan di Indonesia, khususnya yang terdaftar di BEI mengalami penurunan harga saham. Situasi ini berdampak pada melemahnya pula Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Banyak investor yang cemas akan anjloknya harga saham sektor pertambangan, dikarenakan situasi politik yang memanas di negara-negara penghasil minyak dunia, terutama di kawasan Timur Tengah. Hal ini mengakibatkan suplai minyak dari Negara-negara tersebut pun berkurang, sehingga mengakibatkan melonjaknya harga minyak dunia.

2. Terlihat ada kondisi yang tidak lazim pada perusahaan sektor pertambangan ini, yaitu walaupun ada kenaikan pada nilai Laba Per Lembar Saham dan Rasio Pengembalian Modal dari tahun sebelumnya


(25)

yang seharusnya menaikkan harga saham perusahaan tersebut, tapi disini malah terjadi penurunan harga saham pada perusahaan sektor pertambangan ini. Kondisi ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan para ahli.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis menganggap masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Laba per Lembar Saham secara parsial terhadap harga saham di perusahan sektor pertambangan tahun 2010-2011? 2. Bagaimana pengaruh Rasio Pengembalian Modal secara parsial

terhadap harga saham di perusahan sektor pertambangan tahun 2010-2011?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dimaksudkan ialah untuk mengumpulkan data informasi mengenai Laba Per Lembar Saham, Rasio Pengembalian Modal, dan harga saham, serta mendapat bukti empiris bahwa Laba Per Lembar Saham dan Rasio Pengembalian Modal memiliki pengaruh terhadap harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011.


(26)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yang didasarkan pada rumusan masalah ialah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Laba per Lembar Saham secara parsial terhadap harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011.

2. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Pengembalian Modal secara parsial terhadap harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang empiris/praktis maupun teoritis, antara lain:

1.4.1 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain, sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan investasi yang akan dilakukan oleh investor, dengan melihat hasil penelitian ini investor dapat mempertimbangkan faktor-faktor di dalam penelitian ini untuk mengambil keputusan investasi pada sebuah perusahaan sektor pertambangan. Begitupun bagi perusahaan-perusahaan yang diteliti dlam penelitian ini, agar dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang diteliti disini untuk meningkatkan performa perusahaan terkait dengan peningkatan keuntungan perusahaan.


(27)

1.4.2 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah mampu memberikan sumbangan konsep teoritis dalam pengembangan aspek profitabilitas yang dihasilkan perusahaan dalam mengelola aktifitasnya. Penelitian ini juga digharapkan dapat dijadikan bahan referensi terkait dengan pokok bahasan laba per lembar saham, rasio pengembalian modal, dan harga saham dalam perusahaan-perusahaan khususnya yang ada di sektor pertambangan.

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data sekunder berupa Laporan Keuangan Tahunan pada perusahaan sector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang diambil berasal dari situs internet perusahaan terkait. Waktu penelitian ini terhitung dimulai sejak September 2012 sampai dengan selesai.


(28)

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

NO Kegiatan

2012 2013

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1

Persiapan Judul Persiapan Teori Pengajuan Judul Mencari Perusahaan

2

Penulisan UP Bimbingsn UP

Seminar UP Revisi UP

3 Pengumpulan UP

4 Pengolahan Data

5

Bimbingan Skripsi Sidang Skripsi

Revisi Skripsi Pengumpulan Draf


(29)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS)

Earning per share menurut Abdul Halim (2005: 16) adalah keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar. Sedangkan Earning Per Share menurut Tjiptono & Hendy (2006: 195) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham.

Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Laba Per Lembar Saham merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang mreupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat.

“Earning Per Share adalah angka yang merupakan salah satu indikator

tentang nilai perusahaan. Angka ini dihtung sebagai laba bersih dibagi dengan

jumlah lembar saham yang beredar.” (Aliminsyah & Padji, 2005: 62).

Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) dirumuskan sebagai berikut:

Pada rumus diatas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi perubahan


(30)

jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar.

Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba Per Lembar Saham juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan

2.1.1.1 Penilaian Laba Per lembar Saham (Earning Per Share/EPS)

Angka Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan dalam Laporan Laba Rugi dan dalam Neraca.

Neraca menunjukkan posisi kekayaan, kewajiban financial, dqn modqal sendiri pada waktu tertentu. Laporan Laba Rugi menunjukkan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu tertentu, yang biasanya selama 1 tahun.

Niswonger dkk (2000: 14) menyatakan alasan mengapa EPS disajikan dalam Laporan Laba Rugi, beliau mengatakan:

“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas perushaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar

saham (EPS)”.

Pada umunya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk laba per lembar saham, sebab EPS ini menggambarkan jumlah


(31)

keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Sedangkan jumlah EPS yang akan didistribusikan kepada investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memeberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham, sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

2.1.2 Rasio Profitabilitas

Menurut Brigham & Houston (2006:107) menjelaskan bahwa profitabilitas

adalah sebagai berikut: “Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.”

Adapun menurut Bambang Riyanto (2001:35) yang mengatakan bahwa:

“profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandinngan antara laba dengan

aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu.”

Dari beberapa pengertian yang diungkapkan ahli di atas, profitabilitas dapat diartikan sebagai rasio yang menghubungkan laba perusahaan dengan aktiva atau modal perusahaan untuk membantu perusahaan membuat suatu kebijakan dan mengambil keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Menurut Agnes Sawir (2001:18) ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas, yaitu:


(32)

1. Gross Profit Margin

Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitive terhadap persaingan.

2. Net Profit Margin

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan

3. Daya Dasar Laba (Basic Earning Power)

Daya Dasar Laba mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan.

4. Return On Assets

Return os assets didasarkan pada pendapat bahwa karena aktivitas didanai oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memeberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kedua penanam modal itu.


(33)

5. Return On Equity

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

2.1.2.2 Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE)

Menurut Brigham & Houston (2010: 133), menyatakan: “Rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas (Return on Equity), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE

menunjukkan tingkat yang mereka peroleh.”

Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) merupakan rasio yang berperan penting bagi para pemegang saham atau investor yang akan dan atau telah menanamkan investasinya untuk dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan investasinya, karena rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan atas modal yang mereka investasikan.


(34)

Menurut Sawir (2003: 20) mengemukakan bahwa: “ROE merupakan analisis profitabilitas yang memeperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, dan mengukur keuntungan dari investasi yang telah

dilakukan pemilik modal atau pemegang saham.”

Menurut Syamsuddin (2007: 64) pengertian Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) adalah: “Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang

mereka investasikan di dalam perusahaan.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar atau tinggi nilai rasio ini maka kemampuan perusahaan dalam mengembalikan modal yang telah ditanamkan pun akan semakin tinggi pula, dlam kondisi seperti ini para pemegang saham tentu akan sangat menyukainya, karena ini akan memberikan informasi yang baik.

2.1.3 Saham

Menurut Agus Sartono (2001:1) saham adalah surat berharga jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang.

Sedangkan menurut Sudjana (2001:436) secara sederhana, saham didefinisikan sebagai penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga jangka panjang yang mencerminkan kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan.


(35)

a. Saham Biasa (common stock)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock) (Jogiyanto Hartono, 2007:112).

b. Saham Preferen (prefered stock)

Menurut Jogiyanto Hartono (2007:107) saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.

2.1.3.1 Harga Saham

Menurut Sutrisno (2001: 355) “mengenai definisi harga saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder.”

Menurut Agus Sartono (2005:41) mendefinsikan harga saham sebagai

berikut: “harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.”

Sedangkan Jogiyanto (2000: 8) mengatakan: “Pengertian harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang besangkutan di pasar modal.”

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor secara rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memeberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham terbentuk dari beberapa faktor dan dari adanya transaksi


(36)

yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham.

Didalam Kamus Saham (Taufik, 2004:1), terdapat jenis-jenis harga saham antara lain:

1. Ask Price, yaitu harga terendah yang ditawarkan untuk menjual. 2. Bid Price, yaitu harga tertinggi yang diminta untuk membeli.

3. Harga Pembukaan (open), yaitu harga yang terjadi pertama kali pada saat jam Bursa dibuka.

4. Harga Penutupan (close), yaitu harga yang terjadi terakhir pada saat akhir jam Bursa.

5. Harga Tertinggi/Terendah, yaitu harga saham yang paling tinggi atau paling rendah terjadi pada satu hari Bursa.

6. Harga Nominal, yaitu harga yang diberikan dan tertulis pada suatu saham atau obligasi.

7. Harga Pasar, yaitu harga jual-beli yang sedang berlaku di pasar.

8. Harga Perdana, yaitu harga pada waktu pertama kali suatu efek dikeluarkan/ditawarkan kepada masyarakat.

2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Weston dan Brigham (2001:26) dalam Caray, faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:


(37)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara:

a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan meurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya,

semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3. Jumlah kas deviden yang diberikan

Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian laba disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan sehingga harga saham naik.


(38)

4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

5. Tingkat risiko dan pengembalian

Tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.1.4.1 Pengaruh Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) Terhadap Harga Saham

Widoatmodjo (1996: 96) mengatakan bahwa di dalam perdagangan saham Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) sangat berpengaruh pada harga saham. Semakin tinggi EPS semakin mahal suatu saham. Begitupun sebaliknya, karena EPS mempunyai hubungan positif dengan harga saham.

Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2007), yang berkesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Earning Per Share terhadap harga saham.

Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2010), yang mengatakan dari hasil perhitungan AMOS didapat variabel EPS


(39)

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 82%. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Ananto Sarano (2007) yang megungkapkan bahwa EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sehingga EPS dapat digunakan sebagai salah satu rasio pertimbangan dalam menginvestasikan dana bagi investor.

2.1.4.2 Pengaruh Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) Terhadap Harga Saham

Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) menggambarkan tingkat pengembalian yang akan diterima investor atas investasi yang mereka tanamkan, sehingga para penanam modal dapat melihat besar return yang akan mereka dapatkan dari perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2010: 133) jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham.

Penelitian terdahulu yang juga mengatakan demikian ialah penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2007), yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Return on Equity terhadap harga saham. Maka dapat dikatakan bahwa kenaikkan ROE dikatakan juga dapat menaikkan harga pasar saham, mengingat ROE memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap harga pasar saham.

2.2 Kerangka Pemikiran

Seperti yang telah banyak diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam segi finance adalah mendapatkan revenue yang maksimum guna meningkatkan nilai


(40)

dan pendapatan perusahaan, hal ini dapat dilihat dengan membandingkan harga perusahaan. Harga saham pun sering dilihat para investor dalam keputusannya dalam menanamkan investasi pada sebuah perusahaan. Dalam era globalisai sekarang ini, informasi akan keadaan perusahaan menjadi sangatlah penting baik bagi kalangan umum atau pihak yang terkait.

Pasar modal bisa disebut sebagai tempat yang paling tepat untuk mempublikasikan kinerja suatu perusahaan dalam upaya meningkatkan popularitas terhadap penilaian saham yang digunakan oleh banyak macam pihak, seperti pemerintah, para penanam modal, bahkan digunakan untuk penelitian ilmiah.

Keuntungan yang dapat diperoleh pada masa yang akan datang di suatu perusahaan adalah faktor mendasar yang paling penting dan yang paling popular dalam upaya meningkatkan harga saham dan informasi pendapatan yang bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang sangat baik berisi informasi akuntansi, karena ini berisi pembahasan penting menyangkut hubungan pendapatan dan harga saham.

Adapun salah satu alternatif penilaian dan pertimbangan investasi adalah dengan menggunakan analisis fundamental atau berdasarkan performa perusahaan. Salah satu penilaian indikator fundamental adalah dengan melihat rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan menilai performa suatu perusahaan.


(41)

Secara umum, metode penilaian harga saham dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham perusahaan mempengaruhi penilaian terhadap saham suatu perusahaan di pasaran.

Salah satu sektor yang paling banyak diminati oleh para investor baik investor dalam maupun luar negeri ialah sektor pertambangan. Pada sektor yang memperdagangkan dan mengolah sumber daya alam tak terbarui ini sadalah komoditas yang sangat penting bagi kehidupan manusia ini semakin menipis cadangannya, namun di sisi lain semakin tinggi permintaan oleh para konsumen. Apalagi harga komoditas dalam sektor ini pada tiga tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Pada sektor ini seharusnya dapat menikmati dampak positif kenaikkan harga minyak dunia, dan seharusnya mampu meningkatkan penjualan mereka. Karena pada saat harga minyak mengalami kenaikkan, dunia akan mencari sumber daya alternatif untuk digunakan sebagai sumber energi yang lebih murah.

Analisis terhadap harga saham pun bisa dilakukan dengan melihat faktor fundamental. Mukhtarudin & Romalo (2007) menjelaskan, analisis fundamental adalah penilaian harga saham dengan berdasarkan kepada kondisi internal perusahaan, tingkat dan trend penjualan, posisi perusahaan di pasar dan kondisi ekonomi.

Return on Equity (ROE) adalah salah satu berntuk dari rasio profitabilitas yang terdapat pada faktor fundamental. Semakin besar Return On Equity


(42)

mengindikasikan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para pemegang sahamnya dari setiap lembar saham.

EPS sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan (Eduardus Tandelilin, 2001: 233). Dikatakan pula oleh Neneng & Aryati, (2008), bahwa EPS dapat digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsic saham perusahaan dibanding harga pasar saham perushaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Laporan

Keuangan

Neraca

Laba/Rugi

Earning Per Share (EPS)

Return to Equity (ROE)

Laba


(43)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Nama Pengarang Judul Hasil Sumber

1 Ani Wilujeng Suryani

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2005

Faktor

fundamental yang diwakili oleh variabel CR, ROE, EPS, dan PER terbukti secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Jurnal EMAS (Ekonomi, Manajemen dan Bisnis) Vol.1, No.1, Oktober 2007

2 Dedy Trisno, Fransiska Soejono Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia

Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio ROA dan ROE

perusahaan terhadap harga saham

Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol.6, No.1, Maret 2008, hal.39


(44)

3 Angrawit Kusumawardani

Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA Pada Harga Saham dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009 Dari hasil perhitungan AMOS didapat variabel ROE berpengaruh secara signifikan sebesar -102,3% , variabel EPS berpengaruh secara signifikan sebesar 82% Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma

4 Mukhtarudin, Desmoon King Romalo

Pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, dan BV Per Share Terhadap Harga Saham Properti di BEJ Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat diketahui bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh variabel ROA. ROE, DER, dan BV terhadap harga saham. Akuntabilitas: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, Vol.1, No.1, Januari 2007

5.

Chang, Hsu-Ling, Yahn-Shir Chen, Chi-Wei Su, Ya-Wen Chang

The Relationship Between Stock Price and EPS: Evidence Based on taiwan Panel Data

The panel based test suggest that stock prices are cointegrated with EPS, and founded evidence that EPS could impact stock price.

Economics Bulletin, Vol.3 No.30, pp. 1-12, 2008

Earning Per Share (EPS) Aliminsyah & Padji,

2005: 62

Harga Saham Jogiyanto, 2000: 8 Widoatmodjo, 1996: 96


(45)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2012:63) adalah sebagai berikut:

“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan Laba Per Lembar secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan Rasio Pengembalian Modal secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan.

Return On Equity (ROE) Brigham & Houston,

2010: 133

Brigham & Houston, 2010: 133


(46)

31 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS), Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) dan harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik ( angka ) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel


(47)

yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Sugiyono (2010:147) mengemukakan metode deskriptif sebagai berikut:

“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi”.

Masyhuri (2008:45) mengemukakan metode verifikatif sebagai berikut :

“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupannya”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji perubahan variabel X1, X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori yang dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah diterima atau ditolak dengan menggunakan motede deskriptif verifikatif yaitu Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) dan Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) serta dampaknya terhadap Harga saham.


(48)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Desain Penelitian menurut Menurut Moh. Nazir ( 2003:84 ) bahwa :

“Desain Penelitian adalah rancangan semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah :

“Proses penelitian meliputi :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

3. Menetapkan rumusan masalah. 4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan suber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisi data.


(49)

Desain penelitian yang telah lebih lengkap lagi akan dijelaskan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Table 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Jenis

Penelitian

Metode yang digunakan

Unit Analisis

Time Horizon T-1 Descriptive Descriptive Survey Tahun Cross

Sectional T-2 Verifikatif Explanatory Survey Tahun Cross

Sectional Sumber : Umi Narimawati dkk. 2010

Dari tabel diatas kemudian peneliti menguraikan sebagai berikut :

1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Harga saham secara parsial dengan cara melakukan uji statistik dan mendeskripsikan data yang telah terkumpul, pada unit analisis yaitu perusahaan.

2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis pengaruh Rasio Pengembalian Modal terhadap Harga saham secara parsial dengan cara melakukan uji statistik dan mendeskripsikan data yang telah terkumpul, pada unit analisis yaitu perusahaan.

2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian kedalam subvariabel, konsep variabel, indikator dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator


(50)

masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.

Menurut Sugiono ( 2009:2) menjelaskan variabel penelitian yaitu :

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu

“Pengaruh Rasio Pengembalian Modal dan Laba Per Lembar Saham Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011”. Maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua :

a. Variabel Bebas / Independent ( X1)

Menurut Sugiyono ( 2009:4 ) pengertian variabel bebas yaitu :

“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent ( terikat )”.

Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel X1 adalah Laba Per Lembar Saham dan X2 adalah Rasio Pengembalian Modal. Dalam operasionalisasinya variabel ini semua variabel ini semua variabel di ukur oleh instrument pengukur dalam bentuk rasio. b. Variabel tidak Bebas / dependent ( variabel Y )

Menurut Sugiyono ( 2009:4 ) pengertian variabel terikat yaitu :

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.


(51)

Dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Harga saham. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Laba Per Lembar

Saham (X1)

“Earning Per Share

adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan. Angka ini dihtung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang

beredar.”

(Aliminsyah & Padji, 2005: 62)

Rasio

Rasio Pengembalian

Modal (X2)

“Rasio yang paling

penting adlah pengembalian atas ekuitas (Return On Equity), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat

pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang

mereka peroleh.”


(52)

(Brigham & Houston, 2010: 133)

Harga Saham

(Y)

“Pengertian harga

saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang besangkutan di

pasar modal.”

Jogiyanto (2000: 8)

Harga penutupan saham perusahaan

di Bursa Efek Indonesia. Rasio

2.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 2.2.3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel yang mewakilinya. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari pengguna (Andi Supangat, 2007:2). Sedangkan menurut Jonathan Sarwono, (2007:8) bahwa data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Jadi pada dasarnya dapat kita simpulkan bahwa data primer merupakan data


(53)

yang dikumpulkan dengan cara terjun langsung dengan meneliti keadaan sebenarnya dengan cara sebagai berikut:

c. Wawancara (Interview)

Yaitu suatu teknik dalam proses pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.

d. Obsevasi (Obsevation)

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung sekaligus aktif dalam proses kegiatan di tempat penelitian diadakan serta meninjau secara langsung.

e. Dokumentasi (Filing)

Yaitu suatu teknik pencatatan dan pengumpulan data yang diindentifikasi dari dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian baru para pengguna (Andi Supangat, 2007:2). Sedangkan data sekunder menurut Jonathan Sarwono (2007:8) adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan.


(54)

Dengan demikian, sesuai pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian dari data sekunder adalah data yang didapat dengan cepat karena sudah tersedia sebelumnya seperti: Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu studi yang dilakukan untuk menggali teori-teori yang berhubungan dengan penulisan hasil penelitian agar supaya dapat dijadikan data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku atau laporan yang dapat membantu kelancaran peneliti dalam penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dan sudah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia mengenai perusahaan sektor pertambangan.

2.2.3.2Teknik Penentuan Data

Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Populasi Penelitian


(55)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Populasi yang diambil oleh penulis adalah laporan keuangan 30 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu tahun 2010-2011, sehingga terdapat 60 populasi perusahaan.

2. Sampel

Berdasarkan penjelasan tersebut data dari populasi yang akan dijadikan sampel adalah neraca dan laporan laba rugi pada perusahaan sektor pertambangan tahun 2010-2011. Untuk mengambil sampel penelitian penulis berpedoman pada pendapat yang dikemukakan sebagai berikut : Menurut Sugiyono (2007:62) mengemukakan bahwa:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”.

Penentuan jumlah sample yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Untuk menentukan sampling teknik yang digunakan sesuai dengan judul penulis yaitu non probability sampling.


(56)

Menurut Sugiyono (2009:66) pengertian non probability sampling yaitu :

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan oleh penulis adalah sampling purposive.

Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2009:68) yaitu:

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.”

Jumlah sampel yang dianjurkan dalam suatu penelitian menurut Hair et al (2006: 196) diungkapkan bahwa,

“in addition to its role in determining statistical power, sample size also

affect the generalizability of the result by the ratio of observation to the independent variables. A general rule is that the ratio should be never fall below 1 : 5, meaning that five observations are made for each independent

variable in the variate.”

Berdasarkan teori tersebut, jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 5 x 2 variabel bebas yaitu 10 buah sampel.

Dengan demikian sample yang diambil oleh penulis adalah berupa laporan keuangan tahunan berupa neraca dan laporan laba rugi dari data tahun 2010-2011 sebanyak 2 (dua) tahun dengan pertimbangan bahwa :

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan yang merupakan sumber informasi keuangan terbaru. 2. Data yang diambil adalah data yang telah diaudit.


(57)

3. Data yang diambil adalah 2 (dua) tahun dari tahun 2010-2011 yang dijadikan sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.

4. Sample yang diambil sebanyak 2 (dua) tahun dari periode 2010-2011 karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.

Tabel 3.3 Sampel

NO. KODE NAMA

1 ADRO Adaro Energy Tbk.

2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.

3 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.

4 ATPK ATPK Resources Tbk.

5 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk.

6 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk.

7 BRAU Berau Coal Energy Tbk.

8 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk.

9 BUMI Bumi Resources Tbk.

10 BYAN Bayan Resources Tbk.

11 CITA Cita Mineral Investindo Tbk.

12 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk.

13 CTTH Citatah Tbk.

14 DEWA Darma Henwa Tbk.

15 DKFT Central Omega Resources Tbk.

16 DOID Delta Dunia Makmur Tbk.

17 ELSA Elnusa Tbk.

18 ENRG Energi Mega Persada Tbk.

19 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk.

20 HRUM Harum Energy Tbk.

21 INCO International Nickel Indonesia Tbk.

22 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

23 KKGI Resources Alam Indonesia Tbk.

24 MEDC Medco Energi Internasional Tbk.

25 MITI Mitra Investindo Tbk.

26 PKPK Perdana Kaya Perkasa Tbk.


(58)

28 PTRO Petrosea Tbk.

29 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.

30 TINS Timah (Persero) Tbk.

Sampel yang diambil adalah sebanyak 30 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan dua tahun laporan keuangan dari tahun 2010-2011, sehingga sampel yang diteliti berjumlah 60 sampel.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke bagian perpustakaan yang ada di Pusat Informasi Pasar Modal, Bandung, untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Dokumen-dokumen

Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya laba per lembar saham, rasio pengembalian modal dan harga saham perusahaan, serta informasi-informasi lain yang diperlukan.


(59)

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh penulis.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif menurut Sugiyono (2010:14) :

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel X1 dan X2 dan Y, peneliti menggunakan metode kuantitatif.

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini antara lain :

Menurut Menurut Sugiyono (2010:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik

yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis


(60)

selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Linier Berganda (Multipel )

Menurut Umi Narimawati (2008:5) Analisis Regresi Linier Berganda yaitu :

“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel

tergantung dengan skala interval”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh laba per lembar saham dan rasio pengembalian modal terhadap harga saham pada beberapa perusahaan sektor pertambangan.

Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya sebagai berikut:

(Sumber: Sugiono, 2009) Y = a + b1X1 + b2 X2


(61)

Dimana:

Y = variabel tak bebas (harga saham) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas (laba per lembar saham) X2 = variabel bebas (rasio pengembalian modal)

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(sumber: Sugiyono,2009;279)

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Beberapa asumsi itu diantaranya:

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang

∑y= na + b1∑X1 + b2∑X2

∑X1y = a∑X1 + b1∑X1 2

+b2∑X1X2

∑X2y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X2 2


(62)

sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Menurut Singgih Santoso(2002:393) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

 Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.  Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :

 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Singgih Santoso, 2002:322).

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.


(63)

Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan:menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),

(Gujarati, 2003: 351).

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X1 terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003: 362).

Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.

2 i

R

1

1

VIF


(64)

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen) (Gujarati, 2003: 406).

Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.

Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):

(Gujarati, 2003: 467)

Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:  Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat

autokorelasi

t t 1

2 t e e D W

e  

 


(65)

 Jika dU< D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi

Tidak ada kesimpulan jika : dL D-W  dU atau 4 – dU D-W 4 – dL (Gujarati, 2003: 470)

Apabila hasil uji Durbin-Watsontidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test.

b. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:


(66)

(Sumber: Nazir 2003: 464)

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Koefisien Korelasi Secara Simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

n(∑X1X2 - (∑X1∑X2)

rx1x2 =

[n∑X1X2 - (∑X1)

2][n∑X 2

2(∑Y)2


(1)

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2007:81)

c. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana :

KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi

3.2.5.2Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho)

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha)

menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu Laba Per Lembar Saham sebagai (X1)


(2)

dan Rasio Pengembalian Modal sebagai (X2) dampaknya terhadap Harga Saham

sebagai variabel dependen (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penetapan Hipotesis

a. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: a) Hipotesis parsial antara variabel bebas laba per lembar saham

terhadap variabel terikat profitabilitas yang diberikan.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan laba pre lembar saham terhadap harga saham.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan laba per lembar saham terhadap harga saham.

b) Hipotesis parsial antara variabel bebas rasio pengembalian modal terhadap variabel terikat harga saham.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan laba per lembar saham terhadap harga saham.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan rasio pengembalian modal terhadap harga saham.

b. Hipotesis Statistik

 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (H0) : β=


(3)

H0 : β= 0 : Laba per lembar saham tidak berpengaruh signifikan

terhadap Harga saham.

H1 : β≠ 0 : Laba per lembar saham berpengaruh signifikan terhadap

Harga saham.

H0 : β= 0 : Rasio pengembalian modal tidak berpengaruh

signifikan terhadap Harga saham.

H1 : β≠ 0 : Rasio pengembalian modal berpengaruh signifikan

terhadap Harga saham.

2. Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan

yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.

 Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

dan

Dimana :

r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel


(4)

t = thitung

 Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :

Sumber: Sugiyono 2009

Dimana:

R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti

Haditerima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha

ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan

d) t tabel; dicari didalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau 24-2-1=21


(5)

Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Tolak ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.

b) Tolak Ho jika Fhitung< Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.

c) Tolak Ho jika nilai F-sign <ɑ ),05. 4. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

5. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitungdan Fhitungjatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak

(diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Laba per lembar saham dan Rasio pengembalian modal berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Harga saham yang diberikan. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


(6)