F. Stabilitas Multiemulsi
Proses pecahnya atau ketidakstabilan emulsi dapat terjadi akibat beberapa mekanisme. Faktor yang paling berpengaruh terhadap hal tersebut
adalah menurunnya energi bebas sistem yang disebabkan berkurangnya area antarmuka. Mekanisme sederhana ketidakstabilan emulsi antara lain gambar 10:
1. Koalesensi
Koalesensi mengacu pada bergabungnya dua atau lebih doplet membentuk suatu droplet tunggal akibat hilangnya lapisan tipis antar droplet
dengan volume yang lebih besar namun dengan area antar muka yang lebih kecil. Perubahan ini akan menunjukkan perubahan signifikan secara
mikroskopik dari fase terdispersi, seperti perubahan ukuran partikel rata-rata dan distribusi, namun tidak berpengaruh langsung terhadap perubahan
penampilan sistem secara makroskopik.
2. Breaking
Breaking mengacu pada proses pemisahan signifikan antara dua fase. Proses ini merupakan konsekuensi dari koalesensi droplet secara
mikroskopik yang terlihat signifikan pula secara makroskopik. Identitas droplet telah hilang, bersamaan dengan sifat fisik dan kimia dari emulsi. Hal
ini menunjukkan kehilangan stabilitas dari emulsi.
3. Flokulasi
Flokulasi mengacu pada bergabungnya beberapa droplet emulsi tunggal membentuk gumpalan atau gabungan partikel yang longgar dengan
lapisan tipis sebagai pembatas antar droplet. Flokulasi pada kebanyakan kasus
merupakan proses yang reversibel, diatasi dengan memberikan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk proses emulsifikasi.
4. Creaming
Creaming berhubungan dengan flokulasi yang dipengaruhi oleh
perbedaan densitas antar dua fase. Kecepatan creaming bergantung pada karakteristik fisik sistem terutama viskositas fase kontinu dan perbedaan
densitas antar dua fase. Creaming dapat diatasi dengan memberikan energi yang kecil. Flokulasi dan creaming menunjukkan kondisi di mana droplet
saling bersentuhan, namun tidak bersatu untuk membentuk suatu unit tunggal. Myers, 2006.
Gambar 10. Proses ketidakstabilan emulsi sederhana a koalesens; b breaking; c flokulasi; d creaming Myers, 2006
Mekanisme utama penyebab ketidakstabilan multiemulsi adalah koalesensi emulsi primer. Pemilihan emulsifier primer berupa surfaktan tunggal
atau campuran surfaktan untuk membentuk emulsi primer yang stabil menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. Mekanisme kedua adalah hilangnya droplet
emulsi yang terjerap akibat pecahnya lapisan minyak yang memisahkan droplet internal dengan fase kontinu. Mekanisme tersebut dapat disebabkan oleh
Emulsi primer
perbedaan tekanan osmotik antara fase internal dan fase kontinu dalam sistem yang menyebabkan transfer material Myers, 2006.
Mekanisme ketidakstabilan sangat merugikan bagi aplikasi obat terkontrol yang mekanisme pelepasannya adalah difusi terkontrol karena dapat
menghasilkan efek pelepasan yang cepat dari zat aktif dan memungkinkan terjadinya efek berbahaya. Stabilitas akhir sistem sangat bergantung pada sifat
fase minyak, karakteristik emulsifier primer dan sekunder, dan hubungan antara fase internal dan kontinu Myers, 2006.
G. Liposom