Pembahasan HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3.3 Koefisien Determinasi R

2 Uji Determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variabel independen yang dipakai pada model dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil uji determinasi dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .354 a .126 .074 .07815 1.874 a. Predictors: Constant, RKA, INST, CF, KA, MANJ b. Dependent Variable: DACC Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa nilai R Square R 2 sebesar 0,126 atau 12,6 yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen yaitu free cash flow, rapat komite audit, komposisi komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen terhadap discretionary accruals adalah sebesar 12,6. Sedangkan sisanya 87,4 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

4.4 Pembahasan

Pada bagian ini akan disajikan interpretasi hasil analisi statistik dengan menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan kajian teori di atas menghasilkan empat hipotesis, keempat hipotesis tersebut akan dibahas pada bagian berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1. Surplus Free Cash Flow berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada perusahaan sektor property dan real estate di bursa efek Indonesia Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikansi sig sebesar 0.038 dimana lebih kecil dari 0,05, dengan nilai koefisien β positif 2,036. Hal ini menunjukkan bahwa variabel free cash flow FCF berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba DACC dengan hasil ini berarti hipotesis pertaman diterima. Hasil penelitian mendapatkan bahwa arus kas bebas free cash flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba yang diukur dengan menggunakan discretionary acrual DA. Motivasi manajer memegang peran penting dalam manajemen laba, manajer dapat melakukan pelaporan laba yang lebih rendah manakala arus kas bebas yang dimiliki perusahaan dalam possi yang besar. Dalam hal ini manajer nampaknya akan memiliki alasan bahwa arus kas tersebut akan digunakan sebagai bagian dari investasi perusahaan atau untuk bentuk-bentuk pendanaan lain yang dapat dilakukan oleh manajer. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zuhri dan Prabowo 2010 yang mengatakan bahwa free cash flow berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian adanya arus kas bebas yang tinggi dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk investasi yang terkadang tidak menguntungkan dan dapat memberikan laba yang lebih rendah. 2. Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada perusahaan sector property dan real estate di bursa efek Indonesia Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikansi sig sebesar 0.418 dimana lebih besar dari 0,05, dengan nilai koefisien β negatif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba DACC dengan hasil ini berarti hipotesis kedua di tolak atau tidak dapat diterima. Hal ini berarti bahwa peran komite audit dalam mengawasi manajemen sebagaimana yang diharapkan dari kewajiban pembentukannya belum mampu mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Secara teoritis, keberadaan komite audit diharapkan dapat memantau perilaku manajemen dalam kaitannya dalam pembuatan laporan keuangan, sehingga dalam hal ini keberadaan komite audit dapat memperkecil upaya manajemen untuk memanipulasi masalah data-data yang berkaitan dengan keuangan dan prosedur akuntansi, sehingga dapat meminimalkan upaya manajemen laba yang akan dilakukan oleh direksi dan jajaannya. Tidak diperolehnya pengaruh komite audit dalam penelitian ini salah satunya diindikasikan dari kondisi bahwa perusahaan dalam penelitian telah memiliki komite audit dan sebagian besar berjumlah 3 orang. Dengan jumlah komite audit yang sama tersebut, terdapat variasi dalam tindakan manajemen laba yang berbeda dari perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Novita dan Lillia 2007 yang mengatakan bahwa komiteaudit tidak berengaruh terhadap kulitas laba dan mendukung Zuhri dan Prabowo 2010 yang megatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kulaitas laba. Universitas Sumatera Utara 3. Komisaris Independen berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada perusahaan sector property dan real estate di bursa efek Indonesia Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikansi sig sebesar 0.080 dimana lebih besar dari 0,05, dengan nilai koefisien β positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba DACC dengan hasil ini berarti hipotesis tiga ditolak atau tidak dapat diterima. Jika dilihat dari pola hubunganya, koefisien positif berarti bahwa jika perusahaan yang memiliki proporsi anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside director dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba. Sehingga, jika anggota dewan komisaris dari luar meningkatkan tindakan pengawasan, hal ini juga akan berhubungan dengan makin rendahnya penggunaan discretionary accruals, komposisi komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan akan menyebabkan meningkatnya kualitas laba. Hal ini juga berarti bahwa banyaknya komisaris independen dapat memperkuat kemampuan dan koordinasi untuk melakukan fungsi pengawasan sehingga dapat menjaga proses penyusunan laporan keuangan. Penelitian ini mendukung penelitian Ujiyantho dan Pramuka 2007 yang mengatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen tidak mempengaruhi kualitas laba. Penelitian ini tidak mendukung penelitian Boediono 2005 yang mengatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen mempengaruhi kualitas laba. Universitas Sumatera Utara 4. Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada perusahaan sector property dan real estate di bursa efek Indonesia Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikansi sig sebesar 0.386 dimana lebih besar dari 0,05, dengan nilai koefisien β negatif 2,036. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional bepengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba DACC dengan hasil ini berarti hipotesis keempat di tolak atau tidak dapat diterima. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusional tidak mempengaruhi kualitas laba. Jika dilihat dari pola hubungannya, pengaruh kepemilikan institusi terhadap kualitas laba adalah negatif yang berarti semakin besar tingkat kepemilikan institusional dalam perusahaan akan menurunkan tingkat kualitas laba perusahaan. Hal ini terjadi karena kepemilikan institusional dalah pemilik sementara yang memfokuskan pada laba jangka pendek, dan kepemilikan institusi mempunyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan danmengatur proses penyusunan laporan keuangan. Penelitian ini tidak medukung penelitian Boediono 2005 yang mengatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kualitas laba. 5. Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada perusahaan sector property dan real estate di bursa efek Indonesia Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikansi sig sebesar 0.850 dimana lebih besar dari 0,05, dengan nilai koefisien β negatif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajemen bepengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba DACC dengan hasil ini berarti hipotesis lima di tolak atau tidak dapat diterima. Jika dilihat dari pola hubunganya maka kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kulaitas laba. Hal ini menunjukkan semakin tinggi kepemilikan manajerial akan semakin menurunkan praktik kualitas laba pada perusahaan, hasil ini juga menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial mampu manjadi mekanisme yang dapat mengurangi ketidak selarasan kepentingan manajer dan pemilik atau pemegang saham. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Boediono 2005 yang menyimpulkan bahawa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, akan tetapi penelitian ini mendukung penelitian Ujiyantho dan Pramuka 2007 yang menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatig terhadap kualitas laba. Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh free cash flow, rapat komite audit, komposisikomisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen terhadap kualitas laba. Penelitian ini menggunakan menggunakan SPSS versi 16 untuk melakukan uji regresi linear berganda. Dari hasil analisis yang sudah di jelaskan sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Free cash flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba. 2. Rapat komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba. 3. Komposisi komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba. 4. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba. 5. Kepemilikan manajemen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu : 1. Penelitian ini dalam menganalisis kualitas laba dengan menggunakan lima variabel independen saja. Universitas Sumatera Utara