b. Tugas dan Kewenangan Kurator
Menurut UU Kepailitan, yang menjadi hak, kewajiban, tanggungjawab dan kewenangan khusus
dari Kurator sangat banyak, antara lain yang terpenting adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengurusan dan pemberesan harta
pailit Pasal 69 Ayat 1; 2.
Dapat melakukan pinjaman mengambil loan dari pihak ketiga dengan syarat bahwa
pengambilan pinjaman tersebut semata-mata dilakukan dalam rangka menjalankan harta
pailit Pasal 69 Ayat 2; 3.
Terhadap pengambilan pinjaman dari pihak ketiga, dengan persetujuan Hakim Pengawas,
pihak Kurator berwenang pula untuk membebani harta pailit dengan hak tanggungan,
gadai dan hak agunan lainnya Pasal 69 Ayat 3;
4. Kurator dapat menghadap Pengadilan dengan
seijin Hakim Pengawas kecuali untuk hal-hal tertentu Pasal 69 Ayat 3;
5. Kewenangan untuk menjual agunan dari
kreditor separatis setelah 2dua bulan insolvensi Pasal 59 Ayat 1 atau kurator
menjual barang bergerak dalam masa stay Pasal 58 Ayat 3 ataupun membebaskan
barang agunan dengan membayar kepada kreditor separatis yang bersangkutan jumlah
terkecil antara harga pasar dan jumlah hutang yang dijamin dengan barang agunan tersebut
Pasal 59 Ayat 3; 6.
Kewenangan untuk melanjutkan usaha debitur yang dinyatakan pailit atas persetujuan Panitia
Kreditur atau Hakim Pengawas jika tidak ada Panitia Kreditur walau pun terhadap putusan
pernyataan pailit tersebut diajukan kasasi atau Peninjauan Kembali Pasal 104;
7. Kurator berwenang untuk mengalihkan harta
pailit sebelum verifikasi atas persetujuan Hakim Pengawas;
8. Kewenangan untuk menerima dan menolak
permohonan pihak kreditor atau pihak ketiga untuk mengangkat penangguhan atau mengubah
syarat-syarat penangguhan pelaksanaan hak eksekusi hak tanggungan, gadai atau hak
agunan lainnya Pasal 57 Ayat 2; 9.
Membuat uraian mengenai harta pailit Pasal 100;
10. Mencocokkan piutang dan membuat daftar
piutang Pasal 116 jo Pasal 117; 11.
Melaksanakan pembayaran kepada kreditor dalam proses pemberesan Pasal 201;
12. Melakukan tuntutan berdasarkan pranata hukum
actio paulina Pasal 41 jo Pasal 47 Ayat 1 atau tindakan pembatalan lainnya Pasal 45 jo
Pasal 47 Ayat 1; 13.
Membebaskan barang yang menjadi agunan dengan membayar kepada kreditor yang
bersangkutan jumlah terkecil antara harga pasar barang agunan dan jumlah uang yang dijamin
dengan barang agunan tersebut Pasal 59 Ayat 3;
14. Hak kurator atas imbalan jasa Fee yang
ditetapkan dalam putusan pernyataan pailit oleh
Hakim yang berlandaskan pada pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Kehakiman Pasal 75 jo
Pasal 76; 15.
Kurator harus independen dan terbebas dari setiap benturan kepentingan dengan debitor atau
kreditor dan tidak boleh sekaligus memegang lebih dari 3 tiga kasus kepailitan atau
penundaan kewajiban pembayaran utang Pasal 15 Ayat 3;
16. Kewajiban menyampaikan laporan tiga bulanan
kepada Hakim Pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya Pasal 74
Ayat 1; 17.
Kurator dapat menghentikan ikatan sewa- menyewa Pasal 38;
18. Kurator dapat memutuskan hubungan kerja
dengan karyawan Pasal 39; 19.
Kurator dapat menerima warisan tetapi jika menguntungkan harta pailit Pasal 40 Ayat 1
20. Kewenangan untuk memberikan persetujuan
terhadap perubahan Anggaran Dasar dari PT
yang pailit Pasal 18 UU PT; 21.
Kurator berkewajiban menjual harta pailit dalam rangka pemberesan.
Menjual aset-aset debitor pailit sebenarnya merupakan tugas utama dari kreditor sesuai
dengan prinsip Cash is the King. Penjualan aset debitor ini setelah insolvensi dan tidak
dilakukan pengurusan harta debitor tidak memerlukan persetujuan siapapun Pasal 184
Ayat 1, Pasal 16 Ayat 1 dan Pasal 69 Ayat 2 UU Kepailitan kecuali ditentukan lain dalam
UU seperti yang terdapat dalam Pasal 107 Ayat 1 yang mensyaratkan adanya persetujuan
Hakim Pengawas dalam hal pengalihan aset debitor pailit untuk tujuan-tujuan tertentu dalam
masa sebelum insolvensi. Mengenai bagaimana cara untuk menjual harta pailit juga merupakan
hal yang harus diperhatikan dalam proses pemberesan harta pailit. Untuk itu harus
dilakukan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Pertimbangan Yuridis;
Persyaratan yuridis adalah suatu pertimbangan yang sangat perlu untuk
diperhatikan agar tindakan kurator tidak dipersalahkan dikemudian hari, seperti
kapan kurator harus menjual harta pailit, bagaimana prosedur menjualnya, apakah
memerlukan ijin-ijin tertentu dan memperhatikan UU yang mengatur setiap
tindakan yang dilakukan. b.
Pertimbangan Bisnis. Dalam pertimbangan bisnis, jika
diperlukan dapat disewa para ahli untuk memberikan masukan sebagai bahan
pertimbangan bagi curator. Fokus utama dari pertimbangan bisnis ini adalah apakah
dengan penjualan tersebut dapat dicapai harga yang setinggi-tingginya. Oleh
karena itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kapan saat yang tepat untuk menjual
aset debitor tersebut agar diperoleh harga yang tinggi;
2. Apakah lebih baik dijual secara
borongan atau dijual retail; 3.
Apakah lebih baik dijual per bagian dari bisnis atau dijual keseluruhan
dalam satu paket; 4.
Apakah perlu memakai perantara profesional atau tidak;
5. Apakah perlu dilakuakan tender atau
tidak; 6.
Apakah perlu dibuat iklan penjualan; UU Kepailitan Pasal 185
mengintrodusir 2 dua cara penjualan aset debitur yaitu :
1. Menjual didepan umum melalui Kantor Lelang;
2. Menjual dibawah tangan dengan ijin Hakim Pengawas seperti negosiasi,
tender terbatas, iklan surat kabar dan lain sebagainya.
c. Tanggung jawab Kurator