pasien mecapai tingkat SD, 4 17 orang pasien mencapai tingkat SMP, 3 12 orang pasien mencapai tingkat SMA, dan 3 12 orang mencapai tingkat S1.
5.2. Pembahasan
Dari penelitian ’Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit Diabetes Mellitus pada Pasein Diabetes di Poli-endokrin, Departemen Penyakit Dalam, Rumah Sakit
Haji Adam Malik, Medan, 2010’ ini, tingkat pengetahuan responden telah diuji dari aspek diet, pemantauan gula darah, perawatan kaki, komplikasi penyakit,
gejala klinis diabetes dan pengkontrolan diabetes. Dari hasilnya, terdapat 24 32 orang responden yang mencapai tingkat pengetahuan yang kurang, 36 48
orang berada pada tahap sedang, dan 15 20 orang responden yang mempunyai pengetahuan tentang DM yang baik. Ini menunjukkan tingkat pengetahuan
responden terhadap penyakit diabetes masih belum sampai tingkat yang memuaskan. Tingkat pengetahuan lebih dominan ke tingkat sedang 48 dan
kurang 32. Walaupun untuk orang umum, nilai mencapai tingkat sedang adalah cukup, tetapi, sebesar 32 pasien masih memiliki tingkat pengetahuan
yang kurang. Menurut Notoatmojo 2004 pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah intermediate
impact. Kelompok yang cukup besar ini harus diambil kebijakan yang lebih lanjut untuk meningkatkan pengetahuan mereka.
Beberapa penelitian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang diabetes juga dilakukan di negara yang lain seperti di Nepal Barat, Kenya, Turkey dan
Amerika Serikat. Dari hasil penelitian Julie D. West 2002 di Amerika Serikat, seramai 31 pasien mancapai tingkat baik, 33 sedang, dan 36 kurang
Medscape, 2002. Ini menunjukkan tingkat pengetahuan pasien di Amerika Serikat dan pasien penelitian ini tidak berjauh beda. Namun, didapati bahwa
soalan kuensioner yang dipakai oleh Julie D. West adalah lebih spesifik dan dalam.
Dari penelitian William Kiberenge Maina 2010 di Kenya, menunjukkan bahwa hanya 27.2 pasien yang mencapai tingkat pengetahuan ’baik’ , 72,8
Universitas Sumatera Utara
pasien mencapai tingkat ’kurang’. Penelitian William Kiberenge Maina hanya membagikan tingkat pengetahuan dengan tingkat ’baik’ dan ’kurang’.
Prevalensi diabetes mellitus meningkat mengikut usia Harrison’s Internal Medicine, 2008. Dari hasil penelitian Didem Arslantas 2008 di Eskisehir,
Turkey, usia rata-rata pasien diabetes adalah 58.84 ± 10.02. Ini menyokong hasil penelitian ini, dengan usia responden lebih dominan pada umur 50 dan ke atas.
Didapati terdapat 11 orang lebih mudah daripada umur 30, 1115 orang pasien berumur 31-40 tahun, 1013 orang pasien berumur 41-50 tahun, 3344
orang pasien berumur 51-60 tahun dan 2027 orang pasien berumur lebih tua daripada 60 tahun.
Seterusnya, penelitian ini juga meneliti karakteristik pada golongan responden dengan tingkat pengetahuan yang ‘kurang’. Didapat tingkat pendidikan
mempunyai efek langsung terhadap tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus. Pada responden tingkat pengetahuan ’Kurang’, terdapat 21 tidak menerima
pendidikan dan 38 mecapai tingkat sekolah dasar SD. Penelitian William Kiberenge Maina di Kenya telah menyokong penelitian ini bahwa, dalam pasien
dengan tingkat pengetahuan yang ‘Baik’, 52 pasien menerima pendidikan tersier dan 25 responden menerima pendidikan sekunder.
Pengontrolan diet adalah salah satu pilar dalam penatalaksanaan diabetes PERKENI, 2006. Bersyukurnya, kebanyakan responden mampu mengetahui apa
makanan yang tinggi dalam karbohidrat, dimana makanan yang harus dikontrol. Dari hasil penelitian ini, pertanyaan 2 menanyakan makanan apa yang
mengandungi karbohidrat yang paling tinggi. Seramai 15 20 orang responden menjawab dengan salah, dan 60 80 orang yang menjawab secara betul.
Di samping itu, didapat pada pertanyaan 4 yang menanyakan makanan apa yang boleh dikatakan sebagai makanan bebas untuk pasien DM. Terdapat 64
85 orang responden menjawab secara salah, dan hanya 11 15 orang yang dapat menjawab secara betul. Keadaan ini adalah disebabkan soalan ini lebih
spesifik dan susah untuk orang umum. Meraka harus memiliki pengetahuan yang lebih dalam dari aspek gizi untuk menjawab pertanyaan ini. Namun, kebanyakkan
pasien menganggap bahwa makanan yang tanpa pemanis adalah makanan bebas.
Universitas Sumatera Utara
Konsep ini adalah salah dan harus dikoreksi. Menurut Sejal Dave 2008, makanan bebas adalah setiap makanan yang kurang dari 20 kalori sehari.
Namun begitu, kebanyakan responden tidak tahu efek jus buah yang tanpa pemanis terhadap gula darah. Ini dapat diketahui apabila terdapat 49 65 orang
responden menjawab pertanyaan 6 secara salah, dan hanya 26 35 orang yang dapat menjawab secara betul. Buah-buahan harus diambil secara terkontrol
berdasarkan jenisnya mengikut kebutuhan seharian. Ini disebabkan buah-buahan sendiri mengandungi karbohidrat atau sukrosa yang signifikan Michigan
Diabetes Research and Training Center, 1998. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur,
merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2 PERKENI, 2006. Amat menyenangkan karena kebanyakan pasien memahami efek olahraga
terhadap gula darah. Pertanyaan 7 menanyakan efek olahraga terhadap glukosa darah seorang pasien DM yang terkontrol. Terdapat 12 16 orang responden
menjawab secara salah, dan 63 84 orang menjawab secara betul. Untuk memantua tingkat gula darah, cara yang terbaik adalah dengan
menguji darah Harrison’s Internal Medicine, 2008. Namun, terdapat 28 37 orang responden menjawab secara salah, dan 47 63 orang menjawab secara
betul. Seramai 37 pasien menganggap cara terbaik adalah dengan menguji urin atau kedua-dua metode adalah sama efek. Dari informasi pasien, mereka sering
salah faham akan fungsi pengujian urin. Mereka menganggap tes urin adalah untuk menguji kadar gula dalam darah tapi bukan faal ginjal.
Diabetes meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat penyembuhan. Terjadinya gangguan saraf perifer mengakibatkan pasien sering rasa kebas-kebas
atau kesemutan. Keadaaan ini boleh mengakibatkan komplikasi pada kaki yang serius seperti gangren sehingga harus diamputasi. Kaki harus diperiksi setiap hari
untuk lecet, luka-luka, kemerahan, atau bengkak Jevuska, 2010. Pertanyaan 8 menanyakan cara yang terbaik untuk merawat kaki pasien DM. Terdapat 20 27
orang responden menjawab secara salah, dan 55 73 orang menjawab secara betul. Selain itu, terdapat 56 75 orang responden faham bahwa kesemutan dan
kebas-kebas adalah gejala dari penyakit apa. menjawab secara betul.
Universitas Sumatera Utara
Secara ringkas, penelitian ini hanya merupakan penelitian yang sederhana. Dengan tes tingkat pengetahuan, tidak semestinya dapat menujukkan sikap pasien
dalam mengkontrol penyakit mereka sendiri. Namun, sikap pasien adalah berbasis di atas tingkat pengetahuan mereka. Dengan tingkat pengetahuan yang cukup,
barulah pasien boleh melakukan sikap dan tindakan yang benar dalam mengkontrol penyakit mereka sehingg meningkatkan quality of life.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil dari analisis dan pembahasan atau diskusi terhadap data dan beberapa penelitian dari peneliti lain, dapat dibuat beberapa kesimpulan terhadap
tingkat pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus pada pasein diabetes di poli-endokrin, Departemen Penyakit Dalam, Rumah Sakit Haji Adam Malik,
Medan, 2010. 1. Dalam responden yang terlibat dalam penelitian ini, didapati bahwa dalam
golong responden dengan tingkat pengetahuan ’Kurang’ adalah lebih dominen kepada responden yang berpendidikan lebih rendah. Dengan
hasil penelitian, terdapat 5 21 orang pasien tidak pernah menerima pendidikan dari sekolah, 9 38 orang pasien mecapai tingkat SD.
2. Pada hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus pada pasien masih kurang memuaskan. Antara
75 orang responden, hanya terdapat 15 20 orang responden yang mempunyai pengetahuan tentang DM yang baik. Untuk responden yang
lain, , 36 48 orang berada pada tahap sedang, dan 24 32 orang responden yang mencapai tingkat pengetahuan yang kurang.
3. Pasien memiliki tingkat pengetahuan tentang diet yang kurang memuaskan. Kebanyakan pasien, iaitu seramai 6080 orang pasien tahu apa makanan
yang mengandungi karbohidrat yang tinggi dan 5067 orang pasien tahu apa makanan yang mengandungi lemak yang tertinggi. Namun, jarang
pasien yang tahu bahwa jus buah yang tanpa pemanis juga dapat meningkatkan gula darah mereka. Dengan hasil penelitian, 49 65 orang
responden menjawab pertanyaan 6 secara salah, dan hanya 26 35 orang yang dapat menjawab secara betul.
Universitas Sumatera Utara