BAB VI
ANALISIS DATA
Dalam bab ini, seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisa sesuai dengan rumusan masalah yag dikaji penulis dan indikator-
indikator yang digunakan. Data tersebut merupakan data yang diperole dari hasil wawancara dan beberapa data sekunder dari kantor Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintah Desa BPMPD Kabupaten Karo, kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Karo, kantor
Kecamatan Tigapanah, Desa Ajijahe Kecamatan Tigapanah, dan Desa Ajijulu Kecamatan Tigapanah. Dari hasil analisis ini nantinya akan diperoleh kesimpulan
mengenai pelaksanaan atau implementasi Program Alokasi Dana Desa di Kecamatan Tigapanah.
VI.1 Analisis Implementasi Kebijakan ADD di Desa Ajijahe
1. Komunikasi
Keberhasilan implementasi sebuah kebijakan dipengaruhi oleh salah satu faktor yang menentukannya adalah komunikasi. Komunikasi sangat berperan
penting dalam proses pelaksanaan sebuah kebijakan. Komunikasi berfungsi sebagai alat dalam penyampaian informasi dan untuk menjelaskan kebijakan
tersebut sehingga proses kebijakan dapat dilaksanakan dengan baik. Musrenbangdes adalah acara yang dilaksanakan pemerintah desa dalam
mensosialisasikan program Alokasi Dana Desa.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan desa ini ditetapkan pada hasil acara musrenbangdes yang telah dilakukan pada tanggal 21 Juni 2015 silam. Adapun acara musrenbangdes
tersebut dihadiri oleh aparat desa, BPD, masyarakat desa, tokoh masyarakat yang secara keseluruhan berjumlah 74 orang, dimana yang menjadi topik materi yang
dibahas pada rapat tersebut adalah sosialisasi Alokasi Dana DesaKelurahan ADDK tahun 2015, menetapkan tim Pengelola ADDK dan Tim Pelaksana
ADDK, dan menetapkan Usulan rencana Kerja URK
Acara musrenbangdes yang dilaksanakan Pemerintah Desa Ajijahe selama ini merupakan sarana yang digunakan pemerintah desa untuk melakukan
sosialisasi Alokasi Dana Desa kepada masyarakat desa. Pemerintah desa mengajak masyarakat untuk menghadirimengikuti acara musrenbangdes dengan
cara memberikan surat kepada pengurus gereja di wilayah desa Ajijahe dan melakukan pendekatan pemerintah kepada tiap warga yang ditemui oleh
pemerintah desa baik di acara adat maupun di kedai-kedai kopi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris Desa Ajijahe, sosialisasi Musrenbangdes di Desa Ajijahe dilakukan melalui penyebaran
surat undangan ke pengurus gereja di wilayah Desa Ajijahe agar diwartakan pada jemaat yang datang beribadah dan melalui pendekatan aparat pemerintah dengan
masyarakat dengan memberitakan kepada masyarakat yang dijumpai oleh aparat pemerintah desa baik itu di tengah perjalanan ataupun disaat di kedai-kedai kopi
dalam jangka waktu seminggu sebelum acara musrenbangdes dilaksanakan. Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa BPD Ajijahe yang
menyatakan sosialisasi acara musrenbangdes Ajijahe dilakukan dengan cara
Universitas Sumatera Utara
menyebarkan undangan ke tiap-tiap gereja yang ada di wilayah Desa Ajijahe untuk diumumkan kepada jemaat gereja agar meghadiri atau mengikuti acara
musrenbangdes Desa Ajijahe.
Pada saat acara musrenbangdes Desa Ajijahe berlangsung, kepala desa mensosialisasikan kebijakan Alokasi Dana Desa. Sosialisasi tersebut meliputi apa
itu Alokasi Dana Desa, berapa besaran dana Alokasi Dana Desa yang diterima Desa Ajijahe, Tujuan diadakannya Alokasi Dana Desa, dan cara-cara pencarian
serta cara penggunaan Alokasi Dana Desa. Menurut dari Sekretaris Desa dan salah seorang warga yang menghadiri acara musrenbangdes, hal-hal yang
disampaikan oleh kepala desa selaku komunikator dapat dimengerti dengan baik
Berdasarkan hasil deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa kurang adanya intensitas sosialisasi program Alokasi Dana Desa di Desa Ajijahe karena
sosialisasi hanya dilakukan melalui warta gereja yang diadakan sekali dalam seminggu dan melalui pendekatan pemerintah dengan masyarakat desa yang
hanya dilakukan dalam jangka waktu satu minggu saja. Oleh karena kurangnya intensitas sosialisasi dari program Alokasi Dana Desa yang dilakukan oleh
pemerintah desa sehingga menyebabkan kurangnya masyarakat desa yang hadir dalam acara musrenbangdes, hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk desa
yang berjumlah 1389 jiwa, namun yang hadir dalam acara musrenbangdes adalah 74 orang. Kurangnya intensitas sosial juga dibuktikan dengan masih adanya salah
seorang warga yang tidak tahu apa itu Alokasi Dana Desa dan kapan acara musrenbagdes dilaksanakan. Akan tetapi, untuk kejelasan informasi pesan tentang
Alokasi Dana Desa pada sosialisasi pada acara musrenbangdes dari pemerintah
Universitas Sumatera Utara
desa menurut enulis sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan dengan terbentuknya Tim Pengelola Kegiatan dan Tim Pelaksana Kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa
Ajijahe serta disepakatinya Pembangunandan Penimbunan Tanah Balai Desa LOSD sebagai daftar Usulan Rencana Kerja URK.
2. Sumber Daya
Implementsai dari program Alokasi Dana Desa mungkin diteruskan dengan cermat, jelas, dan konsisten, tetapi jika pelaksana kekurangan sumber daya
yang diperlukan dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan, maka implementasi ini pun cenderung tidak efektif. Dengan demikian, sumber-sumber yang diperlukan
merupakan hal yang penting dalam pelaksanakan kebijakan publik Winarno, 2002:132. Dalam hal sumber daya manusia SDM sebagai pelaksana kebijakan
Alokasi Dana Desa di Desa Ajijahe ialah Tim Pengelola Kegiatan dan Tim Pelaksana Kegiatan. Tim Pengelola Kegiatan berfungi sebagai tim pendamping
yang memberikan arahan kepada Tim Pelaksana Kegiatan dalam melaksanakan proses kebijakan setelah terpilih di acara musrenbangdes hingga pada
pertanggungjawaban, sedangkan tugas dari Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana telah dijelaskan yakni melaksanakan kegiatan Alokasi Dana Desa yang telah
disepakati bersama pada saat acara musrenbangdes hingga pada tahap penyampaian laporan pertanggungjawaban.
Tim Pelaksana Kegiatan terdiri dari lima orang anggota, dan Tingkat Pendidikan mereka bisa dikatakan cukup. Hal ini sangat mempengaruhi proses
pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa, terutama dalam Hal Administratif. Apalagi dengan tidak didukungnya dengan alat perkantoran dikantor desa
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimiliki oleh kantor desa pada umumnya, untuk keperluan administrasi dalam bentuk ketikan, maka pelaksana kegiatan menggunakan jasa
pengetikkan yang lokasinya berada di desa Ajijulu.
Walaupun demikian, meskipun dari segi pendidikan Tim Pelaksana Kegiatan dikatakan cukup, namun kemampuan mereka mengajak masyarakat
untuk berpartisipasi bergotong royong dalam pembangunan penimbunan tanah Balai Desa LOSD masih kurang, hal ini dikarenakan waktu pengumuman untuk
sosialisasi Musrembang sangat sedikit. Dalam pengerjaan pembangunan penimbunan tanah Balai Desa, masyarakat sangat antusias dalam membantu Tim
Pelaksana Kegiatan berupa tenaga, pikiran maupun bantuan lainnya. Sifat gotong royong masih sangat kental di Desa Ajijahe. Masyarakat memahami betul bahwa
bantuan dana dari Pemerintah mampu untuk membantu masyarakat desa. Hal ini menumbuhkan pemikiran kepada masyarakat untuk saling topang menopang
apabila ada bantuan tersebut yang dirasa saangat perlu untuk pembangunan desa.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, penulis menganalisa bahwa pelaksanaan pembangunan dan kegiatan Alokasi Dana Desa sudah berjalan
dengan baik yang dipengaruhi juga oleh pendidikan Tim Pelaksana Kegiatan yang memadai. Namun, pengerjaan administrasi masih berjalan lambat dikarenakan
oleh fasilitas dan alat perkantoran yang kurang memadai sehingga proses kegiatan menjadi lambat. Dalam kegiatan pembangunan, Tim Pelaksana Kegiatan mampu
menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk ikut aktif dalam setiap proses Alokasi Dana Desa. Hal ini dibuktikan dengan adanya bantuan yang dilakukan masyarakat
baik berupa tenaga bantuan pikiran dan bantuan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Terkait dengan sumber daya modal, Desa Ajijahe menerima Dana pemberdayaan masyarakat sebesar Rp. 43.108.000,-. Hal ini sesuai dengan yang
tertuang dengan Peraturan Bupati Kabupaten Karo Nomor 8 Tahun 2015. Pencairan biaya Alokasi Dana Desa terbilang lambat, pelaksana Kebijakan
menyatakan bahwa Tim Pengelola dan Tim Pelaksana Kegiatan merasa sangat kerepotan dalam mengerjakan kegiatan Alokasi Dana Desa. Hal ini dikarenakan
oleh Peraturan Baru dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa sehingga ada perubahan yang masih tidak dimengerti sehingga perlunya dilakukan sosialisai.
Waktu yang sedikit dan terbatas ini juga mengakibatkan pelaksana kerepotan dalam hal pengisian dan penyusunan laporan pertanggungjawaban seluruh
anggaran bantuan Alokasi Dana Desa ke pihak Kabupaten.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, penulis menganalisa pencairan dana Alokasi Dana Desa yang diterima Desa Ajijahe memang betul sangat
merepotkan Tim Pelaksana Kegiatan dalam mengerjakan pembangunan penimbunan Tanah Balai Desa hingga pada penyampaian laporan
pertanggungjawaban bantuan Alokasi Dana Desa secara menyeluruh ke pihak Kabupaten.
Berdasarkan penjelasan-penjelasalan di atas, maka penulis menganalisa pencarian biaya Alokasi Dana Desa Tahap 1 yang diterima oleh desa Ajijahe
Pada Bulan September memang betul sangat merepotkan Tim Pelaksana Kegiatan dalam mengerjakan pembangunan dan penimbunan tanah Balai Desa LOSD
hingga pada penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan Alokasi Dana Desa secara menyeluruh. Waktu yang dimiliki oleh Tim Pelaksana Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
dalam mengerjakan program Alokasi Dana Desa hanya tiga bulan sampai ke bulan desember. tiga bulan adalah waktu yang sangat sedikit dikarenakan bukan hanya
kegiatan Alokasi Dana Desa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Ajijahe, namun ada kegiatan pembangunan lainnya yaitu program Dana Desa DD dari
pemerintah Pusat, sehingga pemerintah desa seharusnya membutuhkan waktu yang lebih lama.
Tanggal 31 Desember merupakan batas akhir dari penyampaian laporan pertanggungjawaban ke pihak kabupaten melalui Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintah Desa BPMPD Kabupaten Karo. Apabila desa tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten hingga tanggal yang telah ditentukan, maka desa yang bersangkutan akan diberikan peringatan berupa bahan
pertimbangan untuk mendapatkan dana bantuan Alokasi Dana Desa tahun anggaran selanjutnya. Inilah yang menjadi kesan pemaksaan dari pemerintah
kabupaten kepada pelaksana kebijakan di tingkat desa. Pelaksana di tingkat desa mau tidak mau harus melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan Alokasi Dana
Desa dalam jangka waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah Kabupaten.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2015 mencantumkan ketentuan tentang Belanja Desa yang ditetapkan dalam APBDes yang digunakan,
yaitu: 1
Paling sedikit 70 dari Anggaran Belanja Desa digunakan untuk medanai penyelenggaraan pembangunan, pembinaan masyarakat
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa,
Universitas Sumatera Utara
2 Paling banyak 30 dari Anggaran Belanja Desa digunakan untuk
mendanai Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat, operasional pemerintah desa, tunjangan dan operasional BPD, dll.
Dari Penggunaan APBDes Desa Ajijahe, dapat dilihat bahwa jumlah dari keseluruhan dari pendapatan desa adalah Rp. 447.215.345, Penggunaan untuk
untuk Bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat adalah Rp. 313.135.000, dan untuk Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa dan Gaji serta
tunjangan pemerintah desa adalah Rp. 134.080.345. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah diatas, penggunaan dalam APBDes sudah sangat baik dikarenakan
sudah sesuainya dengan perhitungan dan ketentuan dari Peraturan Pemerintah diatas.
Dalam proses pengerjaan kebijakan Alokasi Dana Desa dari awal sosialisasi hingga pada penyampaian laporan Pertanggungjawaban ke pihak
Kabupaten, tidak terlepas dari dukungan dari fasilitas-fasilitas yang mendukung, baik meliputi kendaraan dinas kepala desa, kantor Desa Ajijahe, Balai Desa,
Peralatan Kantor Desa, dan tentunya sumbangsih bantuan masyarakatnya baik secara langsung dan tidak langsung. Dengan adanya bantuan fasilitas-fasilitas
yang mendukung, para Pelaksana Kegiatan merasa sangat terbantu dalam melakukan Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijahe.
3. Disposisi Kecenderungan-kecenderungan
Para pelaksana Kegiatan Alokasi Dana Desa adalah faktor penting dalam kegiatan Alokasi Dana Desa, sehingga sikap dan kecenderungan dari pelaksana
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam implementasi kegiatan Alokasi
Universitas Sumatera Utara
Dana Desa. Sebaiknya, dalam memilih Pelaksana kegiatan Alokasi Dana Desa seharusnya dipilih orang yang mendukung penuh kegiatan Alokasi Dana Desa
sehingga tidak ada hambatan-hambatan yang datang dari dalam diri pelaksana itu sendiri. Dengan adanya kecenderungan yang mendukunng dari pelaksana, maka
kegiatan Alokasi Dana Desa juga akan berjaln dengan lancar.
Menurut informasi yang diterima dari sekretaris desa bahwa setiap implementor dalam kegiatan Alokasi Dana Desa tidak ada yang tampak menolak
kebijakan tersebut, namun sebaliknya masyarakat dan pelaksana sangat senang dan mendukung dalam program kebijakan Alokasi Dana Desa karena program
tersebut dinilai sangat membantu dalam membangun dan menjalankan pemerintah desa. Hal senada juga disampaikan oleh ketua BPD Desa Ajijahe bahwa para
pelaksana maupun itu Tim Pengelola dan Tim Pelaksana Kegiatan terlihat bahwa mereka tidak menunjukkan sikap yang menolak program Alokasi Dana Desa.
Dari Hasil wawancara diatas membuktikan bahwa para pelaksana memiliki kecenderungan yang baik dalam kegiatan Alokasi Dana Desa. Kecenderungan
positif dalam kegiatan tersebut tentunya sangat mempengaruhi jalannya kegiatan, yaitu mempermudah jalannya kegiatan. Hal tersebut dikarenakan bahwa cara
pandang implementor tentang Bantuan dan tersebut sangat dibutuhkan oleh desa. Dengan cara pandang dari imlementor yang baik, maka kecenderungan-
kecenderungan yang keluar dari implementor akan sangat membantu dalam jalannya kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijahe.
Universitas Sumatera Utara
4. Struktur Birokrasi
Birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksud untuk mengerahkan tenaga dengan teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
mengimplementasikan sebuah kebijakan, struktur organisasi turut mendukung dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam mencapai kebijakan yang
ada. Organisasi pelaksana kebijakan Alokasi Dana Desa ialah Tim Pengelola dan Tim Pelaksana Kegiatan. Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan dibentuk saat
acara Musrenbangdes di Desa Ajijahe.
Tim Pelaksana Kegiatan dipilih secara bersamaan oleh aparat desa dan masyarakat yang menghadiri acara Musrenbangdes dari unsur aparat desa. Unsur
tokoh masyarakat, Tim Penggerak PKK, dan Anggota Karang Taruna. Beda halnya dengan Tim Pengelola Kegiatan. Tim Pengelola Kegiatan sudah ditentukan
oleh pihak kabupaten. Tim Pengelola Kegiatan terdiri dari Kepala Desa, Penanggungjawab Administrasi Kegiatan yaitu bendahara, dan Penanggungjawab
Operasional Kegiatan adalah Sekretaris Desa.
Kedua organisasi ini merupakan pelaksana dan bertanggungjawab atas pelaksanaan Alokasi Dana Desa. Tim Pengelola kegiatan bertanggungjawab
terhadapa seluruh pennggunaan dana Alokasi Dana Desa, sedangkan Tim Pelaksana Kegiatan bertugas menyusun Usulan Rencana Kerja URK, Rencana
Agggarran Biaya RAB, melaporkan perkembangan kegiatan kepada Tim Pengelola. Dalam pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa, kedua organisasi
tersebut melakukan koordinasi. Apabila Tim Pelaksana mengalami kesulitan dalam mengerjkan sesuatu hal, maka Tim Pengelola menjadi pendamping yang
Universitas Sumatera Utara
memberi solusi atas kesulitan yang dihadapi. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan bantuan Alokasi Dana Desa dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menganalisa dalam hal organisasi pelaksana sudahlah tepat sebagaimana yang termuat dalam Peraturan
Bupati Nomor 8 Tahun 2015. Untuk Pembagian Tugas juga telah dijelaskan dalam Peraturan Bupati tersebut dan telah dijalankan oleh masing-masing
organisasi pelaksana kegiatan. Demikian juga hal nya dengan organisasi diantara organisasi pelaksana sudah berjalan dengan baik.
VI.2 Analisis Implementasi Kebijakan ADD di Desa Ajijulu