Pengertian Rasio Keuangan Keterbatasan Rasio Keuangan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat Dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relative. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama untuk perusahaan yang berbeda.

D. Pengertian Rasio Keuangan

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan pergitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio- rasio keuangan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Analisis rasio merupakan hal yang sangat umum digunakan dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan dimana hasilnya akan menentukan informasi pengukuran relatif dari opersai perusahann. Menurut Irawati 2005:22 rasio keuangan merupakan teknis analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

E. Rasio-rasio Keuangan Dalam Analisis Laporan Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Apabila perusahaan memenuhi kemampuan memenuhi kewajibannya yang segera harus dipenuhi dapat dikatakan perusahaan itu likuid dan sebaliknya. Berikut beberapa rasio likuiditas:

a. Current Ratio Rasio Lancar

Current Ratio Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus: 100 x Lancar ng Huta Lancar Aktiva Current Ratio merupakan perbandingan antara harta lancar atau aktiva lancar aktiva yang dianggap bisa dicairkan segera atau dalam waktu setahun atau kurang dengan kewajiban jangka pendek jatuh tempo setahun atau kurang. Current rasio mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia Syahyunan 2004:84. Rasio ini bersifat umum, artinya seluruh aktiva lancar yang terdiri dari uang tunai, piutang dan persediaan dijadikan jaminan untuk membayar kewajibannya segera. Namun seringkali persediaan barang tidak ada kepastian dapat cepat dengan segera dan Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 piutang dagang juga mempunyai waktu tempo untuk dapat dijadikan uang kas sehingga likuiditas yang disajikan dengan current ratio belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Current Ratio yang digunakan sebagai standar biasanya adalah 200 : 1, artinya setiap Rp 1,- hutang jangka pendek dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,-. Standar ini tidak mutlak untuk dipenuhi, tergantung dari jenis perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan modal kerja di masa mendatang dan distribusi atau proporsi dari pada aktiva lancar dan lain-lain

b. Quick Ratio Acid Test Ratio Rasio Cair

Rasio Cair dapat dihitung dengan rumus: 100 x Lancar ng Huta Persediaan Lancar Aktiva − Acid test ratio guna mengukur kemampuan mengembalikanmengangsur hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan Abdullah 2005:46. Persediaan tidak diperhitungkan karena dipandang memerlukan waktu yang relatif lama direalisasikan menjasi uang kas. Dengan demikian rasio cair dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan, karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan dengan menggunakan rasio lancar yang bersifat umum. Demi keamanan perusahaan, banyak pendapat mengatakan bahwa rasio lancar sebaiknya dua banding satu 2:1 maka untuk rasio cair sama dengan satu bandingsatu 1:1, artinya perusahaan dapat merasa aman jika memiliki aktiva lancar dikurang persediaan dan pembayaran di muka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi standar rasio ini tidak mutlak, tergantung dari tipe perusahaan. Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

c. Cash Ratio Rasio KasRasio Tunai

Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas 6yang tersedia dan surat berharga efek yang segera dapat diuangkan Syahyunan 2004:84. Cash ratio dirumuskan sebagai berikut: 100 x Lancar ang Hut Bank Kas + Pengertian kas adalah termasuk simpanan di Bank dalam bentuk giro dan deposito yang sewaktu-waktu dapat digunakan demand deposit, jadi tidak termasuk deposito berjangka lebih dari satu bulan time deposit.

d. Working Capital To Total Assets Ratio

Rasio ini menunjukkan likuiditas total dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih. Rasio ini membandingkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar, atau modal kerja dengan keseluruhan aktiva. Rumusnya adalah sebagai berikut: 100 x Aktiva Total Lancar ng Huta Lancar Aktiva −

2. Rasio SolvabilitasLeverage

Analisis atas rasio-rasio ini dapat memberikan gambaran atas kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio-rasio solvabilitasleverage diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Debt To Equity Ratio

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: 100 x Ekuitas ang Hut Total Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 Rasio ini merupakan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar hutang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain semakin berat hutang yang dijamin dengan modal yang dimiliki perusahaan. b. Debt Ratio Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: 100 x Aktiva Total ang Hut Total Rasio ini merupakan Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.

3. Rasio Aktivitas

Sering disebut dengan rasio efisiensi yang merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva secara efisien, yaitu dengan melihat kecepatan perputaran berarti semakin efektif penggunaan aktiva dan semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperoleh perusahaan. Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan jenis perusahaan yang diteliti antara lain:

a. Working Capital Turn Over

Modal kerja adalah aktiva perusahaan yang mempunyai umur lebih singkat dari satu periode buku biasanya satu tahun. Untuk menilai efektivitas modal kerja Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 dapat dihitung dengan perbandingan antara penjualan bersih dengan modal sendiri. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: x Kerja Modal Bersih Penjualan ....... = Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja, yang mungkin disebabkan rendahnya tingkat perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang telah besar. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerjanya, berarti semakin efektif pula penggunaan modal kerja perusahaan.

b. Fixed Assets Turn Over

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap, yang menunjukkan rasio berapa kali dana yang ditanam dalam aktiva tetap telah berputar dalam satu periode. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah: x Tetap Aktiva Bersih Penjualan ....... =

c. Total Assets Turn Over

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan Syahyunan 2004:85. Rumus untuk menghjitung rasio ini adalah: x Aktiva Total Bersih Penjualan ....... =

d. Inventory Turn Over

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan Syahyunan 2000:85. Semakin tinggi rasio berarti semakin sering penjualan yang dihasilkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung: Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 x persediaan Penjualan Pokok ga Har ....... =

4. Rasio Profitabilitas Kemampulabaan

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen Syahyunan 2004:85. Adapun rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan diantaranya:

a. Net Profit Margin Operating Profit Margin

Rumus dari rasio ini adalah: 00 1 x Bersih Penjualan Bersih Laba Besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan merupakan petunjuk kemampuan perusahaan. Karena perbedaaan nilai antara nilai penjualan dengan laba bersih adalah total biayabeban. Dengan demikian rasio ini dapat mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola pengeluaran-pengeluaran. Semakin tinggi angka rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Upaya mempertinggi profit margin dapat dilakukan dengan menekan biaya-biaya dalam kaitannya dengan hasil penjualan.

b. Gross Profit Margin

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: 100 x Bersih Penjualan Kotor Laba Analisis rasio ini memberikan informasi seberapa jauh efektivitas pengelolaan biaya dalam rangka untuk memproduksi barang dagangannya. Dalam hal ini pengaruh biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan tidak disertakan Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 dalam perhitungan rasio. Dengan demikian hanya rasio perbandingan antara laba kotor gross profit dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan memperbesar jumlah penjualan.

c. ROI Return On Invesment

Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: 100 x Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Keuntungan

F. Keterbatasan Rasio Keuangan

Analisis rasio memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Menurut Syahyunan 2004:82 beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain adalah: 1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. 3. rasio keuangan disusun dari data akuntansi tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan. Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Aerowisata Caterimg Service Medan.

Asal mula berdirinya perusahaan ini berawal dari pemisahan perbekalan pesawat dari badan Garuda Indonesia Airways GIA. Dengan adanya pemisahan kegiatan dari induk Garuda, maka perbekalan beroperasi atas nama sendiri dan bertanggung jawab kepada perusahaan sendiri. Oleh karena itu pada tahun 1970 didirikan Garuda Airline Flihght Kitchen yang berkedudukan di Kemayoran Internasional Airport Jakarta. Kegiatan operasi atas nama tersebut diatas berlangsung kurang lebih 4 tahun. Selanjutnya pada tanggal 23 Desember 1974, perusahaan ini mengembangkan usahanya dengan menjalin kerja sama joint venture dengan pihak Dairy Farm, terutama dalam hal manajemen dan permodalan. Maka terbentuklah PT Aero Garuda Dairy Farm Catering, dan sejak itulah hari jadi atau ulang tahun PT. Aerowisata Catering Service. Kemudian pada bulan September 1975 dibuka Flight Kitchen yang lebih besar dan dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai di bandara Halim Perdanakusuma, seiring dengan pindahnya kegiatan penerbangan nasional dan internasioanal dari bandara Kemayoran . Pada tanggal 23 Desember 1981 nama Garuda Dairy Farm Catering berubah menjadi PT. Aero Garuda Catering Service, setelah seluruh saham yang dimiliki Dairy Farm dibeli Garuda. Pada tanggal 16 Januari 2001, nama tersebut berubah lagi menjadi PT. Aero Catering Service dan untuk lebih mencerminkan citra