Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka 1. Pemahaman Tentang Komunikasi Massa

5 Film kartun “Tom and Jerry” banyak memperlihatkan adegan anti prososial dalam setiap episodenya, akan tetapi film “Tom and Jerry” tidak lupa memasukan adegan muatan prososial yang hampir ada di setiap episodenya, walaupun hanya dalam beberapa menit, selain melihat fenomena tersebut, hal lain yang menarik dalam film ini untuk diteliti adalah film ini dikenal karena banyak sekali menerima penghargaan diantaranya telah memenangkan tujuh Academy Award. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan analisis isi sebagai pendekatan studi untuk mengetahui lebih jelas dan lebih detail lagi mengenai adegan muatan prososial dalam film kartun, dengan mengambil judul : Muatan Prososial Dalam Film Kartun analisis isi film kartun “Tom and Jerry Meet Sherlock Holmes ” karya Hanna-Barbera.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengetengahkan permasalahan yang akan di teliti yaitu : seberapa sering adegan muatan prososial yang dimunculkan dalam film kartun “Tom and Jerry Meet Sherlock Holmes”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitiannya ialah: 1. Untuk mengetahui jumlah adegan prososial yang muncul dalam film kartun “Tom and Jerry Meet Sherlock Holmes” karya Hanna-Barbera. 6 2. Untuk mengetahui seberapa besar frekuensi muatan prososial yang dimunculkan dalam film kartun “Tom and Jerry Meet Sherlock Holmes” karya Hanna-Barbera.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan konsep- konsep dan teori mengenai film, khususnya fungsi film sebagai media penyampai pesan yang bisa memberikan manfaat serta pendidikan bagi masyarakat. 2. Manfaat Praktis : Memberikan masukan kepada masyarakat luas dalam menangkap pesan yang termuat dalam sebuah film yang ditonton dan memberikan bukti bahwa film dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan pada masyarakat. E. Tinjauan Pustaka E.1. Pemahaman Tentang Komunikasi Massa Menurut Bitner komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar. Menurut Rahmat komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. Sedangkan menurut Severin Tankard komunikasi massa adalah sebagai keterampilan, sebagai seni dan sebagai ilmu. 7 Menurut Gerbner komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat individu Winarni,2003: 5-6. Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa, dalam hal ini media massa mencakup pengertian komunikasi massa itu adalah surat kabar, majalah, radio, televise, atau film. Jadi, media massa modern merupakan produk teknologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan Onong Uchjana, 1984:20. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan mengunakan media, kegiatan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antar pribadi, seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang bersamaan tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka yang secara berbeda, dikarnakan suatu pendekatan yang tidak bisa mengangkat klompok lainnya, seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesan guna membina empathy dengan jumlah terbanyak di antra komunikannya Onong Uchjana, 1993:80. E.1.1. Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi massa yaitu pengunaan saluran teknologi atau media massa yang di pergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, 8 misalnya, buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan saat ini di tambah lagi dengan aplikasi computer, telepon dan satelit. Dalam menyusun suatu komunikasi untuk di oprasikan dengan taktik- taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama ia harus menghayati proses komunikasi yang akan ia lancarkan, setelah sampai kepada komunikan, harus di usahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk tanggapan yang harus mendapatkan umpan balik Onong Uchjana, 1993:310. Jadi sebenarnya pengertian komunikasi massa pada hakekadnya merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti mengandung arti atau makna yang dilakukan melalui saluran seluler channel, biasa di kenal dengan media cetak press, media auditif radio, media visual gambar lukisan, atau media audio visual televisi dan film. Dalam buku “Pengantar Komunikasi Massa” Nurudin 2007: 66-91 mengatakan fungsi komunikasi massa adalah sebagai: 1. Fungsi Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa, komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsi-fungsi yang lain. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkan kedalam tulisan juga merupakan informasi. Dalam istilah jurnalistik, fakta- fakta tersebut biasa diringkas dalam istilah 5W + 1H What, Where, Who, 9 When, Why, How atau Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. 2. Fungsi Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi bisa menjadi perekat keintiman keluarga itu karena masing masing anggota mempunyai kesibukan sendiri-sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak-anak sekolah. Setelah kelelahan dengan aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada dirumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul keluarga. 3. Fungsi Persuasi Fungsi persuasi komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang apabila diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada tajuk rencana, artikel dan surat pembaca merupakan contoh tulisan persuasif. 10 4. Fungsi Transmisi Budaya Transmisi budaya merupakan fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan, transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Melalui individu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif kelompok, publik, audiens berbagai jenis, dan individu dari suatu massa. 5. Fungsi Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. 6. Fungsi Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menujuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian- kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. 11 7. Fungsi Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. 8. Fungsi Pewarisan Sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 9. Fungsi Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif Dalam kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi-fungsi klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa kominikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetepi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. 12 10. Fungsi Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi, hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, media, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat kerana perbedaan kepentingan masing masing pihak. Definisi komunikasi massa itu sendiri adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan elektronik, namun media massa disini dikatakan media massa berbentuk antara lain media elektronik televisi dan radio, media cetak surat kabar dan majalah, buku, dan film Nurudin 2007: 5. Jadi sebenarnya proses komunikasi massa pada hakekatnya merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti. Apabila salah satu dari lambing-lambang unsur tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung ini dikarenakan antara unsur satu dengan unsur yang lainnya saling berkaitan. E.1.2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa Sebagai salah satu seni, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, seni suara, musik dan arsitektur yang muncul sebelumnya, seni film sangat mengandalkan teknologi, baik sebagai bahan baku produksi maupun dalam hal ekspresi kehadapan penonton, dalam kajian media massa, film masuk dalam 13 jajaran seni yang ditopang industri hiburan yang menawarkan impian kepada penonton yang ikut menunjang lahirnya sebuah karya film. Hingga pada zaman komunikasi massa, dengan kemunculan media cetak, langkah aktivitas komunikasi mulai menanjak cepat, apalagi dengan penemuan telegraf, semua menjadi kenyataan walaupun bukan sebagai media komunikasi, peralatan ini menjadi elemen penting bagi akumulasi tekhnologi yang akhirnya mengarahkan masyarakat memasuki era media massa elekronik. Beberapa decade terakhir, percobaan-percobaan yang dilakukan telah membawa kesuksesan untuk memasuki era dunia motion picture film bioskop dan televisi Nurudin 2007: 59. Film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi antara penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara-unsur tersebut dengan latar belakang alur cerita yang mengandung pesan yang akan disampaikan oleh komunikator yaitu sutradara melalui gambar, dialog, suara, warna, sudut pengambilan dan musik adegan dirangkai satu sama lain beserta lambang- lambang yang dipergunakan sehingga pesan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Bersama radio dan televisi, film termasuk kategori media massa periodik artinya kehadirannya tidak secara terus menerus tetapi berperiode dan termasuk media elektronik. Media elektronik yakni media yang dalam penyajian pesannya sangat tergantung pada adanya kritik dan unsur kesenian lain, film menjadi media massa yang memerlukan proses lama dan mahal, sebagai bentuk komunikasi 14 massa film dikelola menjadi suatu komoditif yang didalamnya memang kompleks dari produser, pemain hingga seperangkat kesenian lain yang sangat mendukung seperti seni rupa, teater dan seni suara, semua unsur tersebut terkumpul menjadi komunikator dan bertindak sebagai agen transformasi budaya. Film selain dipahami sebagai sebuah hasil dari karya seni, juga dimaknai sebagai media komunikasi dalam perpektif komunikasi massa dimana pesan- pesan yang ada disampaikan dalam film, sehingga menjadikan film berperan sebagai sistem komunikasi simbolis media komunikasi massa, film dianggap sangat efektif dalam mempengaruhi khalayaknya tanpa pernah berlaku sebaliknya. karena dalam perpektif sosial film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikannya kedalam layar, sebagai refleksi realitas sosial, film sering kali menjadi tolak ukur gambaran peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Dari uraian diatas maka film dapat digolongkan sebagai media komunikasi massa, dan dalam perspektif pengertian komunikasi massa. adalah komunikasi dengan menggunakan media massa meliputi surat kabar, majalah, radio, televisi dan film, yang memberikan pesan kepada masyarakat. E.2. Jenis-jenis Film Menurut sifatnya jenis film dibedakan menjadi : E.2.1.Film Cerita story film 15 Film cerita adalah film yang menyajikan kepada public sebuah cerita. harus mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia. Film yang bersifat auditif visual, yang dapat disajikan kepada public dalam bentuk gambar yang dapat dilihat dengan suara yang dapat didengar. E.2.2.Film Berita newsreel Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka yang disajikan kepada public harus mengandung nilai berita “newsvalue” yang dibuat apa adanya dan dalam waktu yang sesingkat mungkin. E.2.3. Film Dokumenter documentary film Film yang menyajikan realitas melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan, namun harus diakui film dokumanter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu, dalam penyajiannya harus tetap berpijak pada hal-hal yang senyata mungkin. E.2.4.Film Kartun cartoon film Film kartun adalah seni lukis yang dapat di buat menjadi ajaib, dapat terbang, menghilang, menjadi besar, menjadi kecil dan lain-lain yang apa bila di proyeksikan menjadi gambar yang hidup Onong Uchjana, 1993:210. 16 E.3. Fungsi Film Dalam perkembangannya saat ini film memiliki beberapa fungsi, antara lain: E.3.1.Sebagai Media Hiburan Sejak awal, asumsi masyarakat untuk menonton film adalah sebagai media hiburan di sela-sela kesibukan dan aktivitas mereka sehari-hari. Film mampu menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknik lainnya kepada masyarakat umum agar dapat mengurangi kepenatan dan mengisi liburan. E.3.2.Sebagai Media Komunikasi Media komunikasi merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Film merupakan salah satu media provokatif yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyampaikan ajakan atau maksud-maksud tertentu. E.3.3.Sebagai Media Perubahan Kebudayaan Film merupakan salah satu bentuk mendidik masyarakat dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan tatanan norma dan nilai budaya masyarakat. Jadi, secara simbolis film berfungsi mengontrol sikap sosial terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat, selain itu, film sebagai sumber budaya yang berkaitan erat dengan buku. 17 E.3.4. Film Sebagai Media Pendidikan Film dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru kepada sarana mendidik sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Film juga dapat melukiskan kejadian sebenarnya sehingga dapat dipakai untuk menunjukkan beberapa fakta, dan pemahaman. E.4. Struktur Film Struktur film terdiri dari beberapa unsur-unsur atau unit-unit yang membangun sebuah film,yaitu :  shot; dapat di artikan sebagai peristiwa yang direkam oleh kamera.  scene atau adegan; scene terbentuk apabila beberapa shot disusun secara berurutan dan menimbulkan suatu pengertian yang lebih luas, panjang pendeknya shot dalam sebuah adegan akan menentukan ritme dari adegan scene itu.  Selain shot dan scene, adapula sequence atau babak; babak terbentuk apabila beberapa adegan disusun secara berarti dan logis. Babak memiliki ritme permulaan, pengembangan dan akhir. Selain shot, scene, dan sequence Struktur Film ditentukan oleh sejumlah unsur : 1. Eksposisi keterangan tentang temoat, waktu, suasana, watak. 18 2. Point of attack konfrontasi awal dari kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan. 3. Komplikasi menuturkan keterlibatan-keterlibatan antar unsur pendukung cerita. 4. Discovery penemuan informasi-informasi baru dalam pertengahan cerita. 5. Reversal pembalikan terjadinya komplikasi baru antar pendukung cerita. 6. Konflik perbenturan antara kekuatan-kekuatan yang bertentangan. 7. Rising Action pengungkapan pengembangan plot utam. 8. Krisis timbul apabila komplikasi-komplikasi menuntut keputusan penting dari tokoh. 9. Klimaks puncak paling tinggi dari semua ketegangan dan intensitas, biasanya timbul bersamaan dengan kerisis. 10. Falling action klimaks menurun dan menuju kesimpulan. 11. Kesimpulan tahap semua pertanyaan dijawab, masalah utama dipecahkan dan diatasi. E.5. Pemahaman Tentang Film Kartun E.5.1. Sejarah kartun Film awalnya dibangun sebagian besar oleh pengusaha-pengusaha yang ingin menghasilkan uang dengan menghibur semua orang. Awalnya kartun mengacu pada pengertian gambar rencana, dalam seni murni kartun merupakan gambaran kasar atau sketsa awal dalam kanvas besar atau pada hiasan dinding pada bangunan arsitektural bukti arkeoleogis telah menemukan gambar kartun 19 atau karikatur sudah ditemukan pada dinding-dinding dan jambangan bunga pada jaman Mesir kuno dan Yunani Kuno. Masa Renaissance yakni pada abad ke-16, Michaelangelo buo narotti memakai kartun dalam mengerjakan karya fresco tentang kisah penciptaan manusia yang sangat terkenal dan sampai sekarang dapat dilihat di Kapel Sistine. Leonardo da Vinci dalam karyanya yang berjudul The Virgin and Child with St. Anne and St. John the Baptist, adalah sebuah kartun yang dibuat oleh Leonardo da Vinci dalam makna yang asli. Sebuah kartun dengan ukuran penuh yang digambar di atas kertas sebagai studi untuk proses lebih lanjut menjadi sebauh karya seni, seperti lukisan atau permadani. Koleksi kartun kelas dunia karya Peter Paul Rubens untuk sebuah permadani yang besar sebuah koleksi dari John and Mable Ringling dapat disaksikan dalam Museum of Art di Sarasota, Florida. Bapak kartun modern adalah seniman yang berasal dari Perancis, Honore Daumier1830-1870. Beliau mengkartunkan para pemimpin perancis untuk koran dan majalah Perancis, bahkan sempat dipenjara pada tahun 1832 karena mengkarikatur Raja Louis Philippe. Tahun 1843 merupakan masa di mana kehadiran kartun mulai diperhitungkan keberadaannya, pada tahun tersebut diadakan sebuah pameran besar dan kompetisi kartun yang digagas oleh Pangeran Albert, suami Ratu Victoria dari Inggris, dan kemudian dibuat pengertia n modern dari kata “kartun” dalam media cetak modern, ilustrasi kartun biasanya bertujuan humor. Fresco adalah seniman yang menggambar di kaca dengan warna-warna yang indah dan mengilustrasikan suatu legenda atau mitos pada masyarakat Eropa. Konsep ini 20 mulai dipakai dari tahun 1843 ketika sebuah majalah menerapkan istilah untuk gambar sindiran dalam salah satu halamannya, terutama sketsa yang dibuat oleh John Leech. Awal parodi sebuah kartun dilihat pada fresco yang memiliki sejarah di new palace of Westminster. Teknis masa lalu dalam menerbitkan kartun sebelum berkembangnya cetak dan separasi warna adalah dengan cara manual dimana kartunis langsung menggambar di atas blok kotak kayu, setelah gambarnya pasti bisa dengan pensil atau pena, pengukir lantas mengukirnya sesuai garis coretan. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam, semakin berkembangnya teknik cetak proses pembuatan kartun menjadi lebih efektif dan efisien terlebih lagi setelah berkembangnya teknik digital. Seiring dengan kemajuan jaman para kartunis mengadakan inovasi terhadap kartun, yang kemudian memunculkan film kartun. Awal munculnya film kartun sebagai gambar kartun yang bergerak dipelopori oleh gambar kartun dengan bentuk kuda yang merupakan hasil olahan dari foto yang di buat oleh Eadweard Muybridge pada abad ke-19. Gambar yang sederhana berada di antara komik strip dan awal film animasi. „Kartun‟ merujuk pada animasi, dimana istilah ini menjadi sesuatu yang umum pada perkembangan jaman pertelevisian. E.5.2. Jenis-jenis film kartun FILM KARTUN KLASIK Jenis film kartun yang menggunakan teknik film animasi gambar sel, teknik tertua yang digunakan dalam industri film kartun. Jenis film ini mulai berkembang sekitar tahun 1930-an oleh Walt Disney, jenis film kartun yang sudah 21 memiliki perencanaan dan proses gambar cukup matang untuk menjadi sebuah film kartun yang terkontrol dalam pelaksanaan proses produksi. Sementara jenis film kartun lain masih dalam proses percobaan. Namun jenis film kartun ini terasa sangat rumit dan memakan waktu dan ongkos produksi yang sangat banyak sehingga sangat diharapkan dari film kartun yang diproduksinya menjadi sangat monumental dan bersifat abadi karena ditonton terus menerus dari generasi ke generasi, seperti sebuah film produksi Walt Disney“Sleeping Beauty”, “Snow White”, “Cinderella”, “Pinokio”,dll. Meskipun demikian proses produksi dari jenis film kartun ini menjadi acuan pada beberapa jenis film kartun, terutama yang berkaitan dengan dunia usaha industri film kartun. FILM KARTUN STOP MOTION Beberapa teknik film kartun yang berhubungan dengan teknik shooting film kartun langsung dalam kategori jenis film kartun ini, seperti Cut-Out animation film animasi potongan, silhoutte animation film animasi bayangan , clay animation film animasi malam, puppets animation film animasi boneka, dll. Karena inti dari proses produksi film kartun ini adalah menganalisis secara langsung gerak animasi yang dihentikan sesaat pada saat merekam gambar suatu objek. Meskipun industri film kartun sudah berkembang baik perencanaan yang matang namun masih butuh imajinasi animator dalam menganlisis gerak frame perframe gerak suatu objek dengan tepat dan alami, sehingga kemungkinan kegagalan dalam menciptakan gerak atau perbedaan hasil kerja dari apa yang direncanakan dan diharapkan masih cukup besar disini. Dalam dunia industri, 22 jenis film kartun stop motion cukup berkembang adalah film kartun malam dan film kartun boneka seperti “Chikens Run”, “Nightmare Before Chritsmast”, “James and The Giant Peach”. FILM KARTUN KOMPUTER\DIGITAL Sesuai perkembangan zaman, di dunia industri film kartun juga berkembang setelah munculnya dunia komputer, film kartun pun mengalami banyak perkebangan. Dengan komputer segala bentuk animasi dapat mudah dilakakuakan dengan biaya yang lebih murah dan efisien. Mulai dari film kartun 2D dan 3D bisa dikerjakan dengan mudah. Hanya butuh ketrampilan dalam mendesign objek dan menggerakkan objek agar tampak alami. Film kartun 2D umunya dikerjakan dengan manual seperti membuat animasi, inbetween dan clean up. Adapula gambar background\latar dibuat secara manual sampai dengan pewarnaan. Contoh film 2D ; ”The Old Parent”, “Power Puff Girl”, “KimPosible”. Sedangkan film kartun 3D seluruh pengerjaannya dilakukan secara komputerisasi. Mulai dari design sampai pemberian material dilakukan di komputer. Contoh film 3D: “Toy Story”, “Bug Life”, ”Chiken Life”, ”Jimm Neutron”. E.6. Media dan Masyarakat Masyarakat bergerak maju dan tidak bergerak mundur ini artinya, masyarakat akan bergeser dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern, satu kenyataan yang tak terbantahkan dan sangat mempengaruhi proses komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini adalah keberadaan media massa cetak 23 maupun elektronik. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah semakin besar, ketergantungan yang tinggi pada media massa tersebut akan mendudukan media sebagai alat yang akan ikut membentuk apa dan bagaimana masyarakat Nurudin, 2007:33-34. Oleh karna itu, mengkaji dan mempelajari media massa sebagai salah satu alat dalam berkomunikasi menjadi sangat penting akan arti media massa, Dennis McQuail 1987 membagi beberapa asumsi tentang peran media di tengah kehidupan masyarakat saat ini diantaranya: 1. Media massa merupakan industri yang berubah dan berkembang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait, media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki perautran dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi lainnya. Di lain pihak institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan dan sumber lainnya. 3. Media merupakan lokasi forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 24 4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian bentuk seni dan symbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma- norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagai individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif karna media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dalam berita dan hiburan.

F. Analisis Isi

Dokumen yang terkait

Pornomedia Pada Film Kartun (Analisis Isi Pornomedia pada Tayangan Film Kartun di ANTV dan Global TV ).

6 102 148

MUATAN KEKERASAN DALAM FILM KARTUN(Analisis Isi pada Film Kartun "Tom & Jerry" Seri 4 Karya Hanna Barbera)

1 5 3

Frekuensi Kemunculan Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun (Studi Analisis Isi pada Serial Kartun Naruto Karya Masashi Kishimoto)

0 4 2

BENTUK KEKERASAN PADA FILM KARTUN DI TELEVISI ( ANALISIS ISI PADA SERIAL KARTUN DORAEMON )

4 95 19

ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM KARTUN NARUTO

0 2 235

KEKERASAN DALAM PROGRAM ANAK (Analisis Isi Kuantitatif Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun Spongebob Kekerasan Dalam Program Anak (Analisis Isi Kuantitatif Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun Spongebob Squarepants).

0 1 16

KEKERASAN DALAM PROGRAM ANAK (Analisis Isi Kuantitatif Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun Spongebob Kekerasan Dalam Program Anak (Analisis Isi Kuantitatif Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun Spongebob Squarepants).

0 2 17

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA WACANA KARTUN DALAM KARTUN TOM AND JERRY Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Pada Wacana Kartun Dalam Kartun Tom A

0 0 14

PENDAHULUAN Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Pada Wacana Kartun Dalam Kartun Tom And Jerry Karya Oscar Martin (Kajian Pragmatik).

0 0 7

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA WACANA KARTUN DALAM KARTUN TOM AND JERRY Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Pada Wacana Kartun Dalam Kartun Tom And Jerry Karya Oscar Martin (Kajian Pragmatik).

1 0 14