1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode. 2.
Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi
selama periode berjalan. 3.
Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan
digunakan selama periode berjalan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
yang diperolehnya.
2.2.5.4. Prediksi Arus Kas
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain berguna dalam
memprediksi arus kas operasi masa depan SAK, 2004:2.3.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kesukaran yang timbul dalam penggunaan informasi arus kas ialah adanya transaksi – transaksi penting yang dilakukan tanpa melalui kas. Contohnya, aktiva
tetap diperoleh dengan hutang jangka panjang atau pengeluaran saham dalam hal – hal seperti ini perlu adanya informasi tambahan mengenai kemungkinan bahwa
arus kas dikemudian hari berbeda dari arus kas dimasa yang lalu. Informasi tambahan juga diperlukan sehubungan dengan adanya kontrak –
kontrak atau perikatan – perikatan baru yang membawa akibat terhadap arus kas seperti: lease jangka panjang, commitment untuk dana pensiunan, dan lain – lain.
Menurut Husnan 1996:137, masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akuntansi taksiran, tetapi juga perlu dipahami arus kas yang
relevan perdefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang akan datang. Maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan. Kesalahan mungkin
tidak disengaja dilakukan tetapi mungkin juga disengaja dilakukan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal – hal berikut:
a. Taksiran arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati
oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak. b.
Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk
lama kanibalisme, lebih – lebih kalau produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama.
c. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi.
d. Jangan masukkan sunk cost biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan
berubah karena keputusan yang akan kita ambil.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Seringkali kita menaksir arus kas dipergunakan taksiran laba rugi sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar
arus kas.
2.3. Teori – Teori yang Digunakan dalam Penelitian 2.3.1. Teori Keagenan
Dari sudut pandang teori agensi, prinsipal pemilik atau manajemen puncak membawahi agen karyawan atau manajer yang lebih rendah untuk
melaksanakan kinerja yang efisien. Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi
lingkungan. Teori ini mengasumsikan bahwa prinsipal bersikap netral terhadap risiko sementara agen bersikap menolak usaha dari risiko. Agen dan prinsipal
diasumsikan termotivasi oleh kepentingannya sendiri, dan sering kali kepentingan antara keduanya berbenturan. Menurut pandangan prinsipal, kompensasi yang
diberikan kepada agen tersebut didasarkan pada hasil, sementara menurut pandangan agen, dia lebih suka jika sistem kompensasi tersebut tidak semata –
mata melihat hasil tetapi juga tingkat usahanya Ikhsan,Arfan, 2008:56. Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory
Mursalim, 2005, yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih
orang pihak, dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut principal
. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu
amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.