B. Pembahasan
1. Peran Suami Sebagai Motivator
Setelah dilakukan penelitian mengenai peran suami menurut istri sebagai motivator dalam pemakaian alat kontrasepsi diperoleh sebagai motivator baik sebanyak
83 orang 75.5 dan buruk 27 orang 24.5. Hal ini menunjukkan peran suami yang cukup besar menurut istri dalam memberikan motivasi dalam pemakaian alat
kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhita 2005 yang menyatakan bahwa
dukungan sosial merupakan kesediaan orang yang berarti, dapat dipercaya untuk mendorong, menerima dan menjaga individu. Peran serta suami sebagai motivator yang
baik bagi istrinya sangat membantu dalam pelaksanaan program keluarga berencana. Walaupun suami tidak menggunakan setidaknya ia menyadari bahwa tugas memelihara
kesehatan reproduksi bukan hanya bagi perempuan saja tetapi pasangan suami istri BKKBN, 2000. Notoatmodjo 2003, menyatakan bahwa, isi stimulasi yang
dikeluarkan sumber komunikator kepada penerima komunikan. Isi stimulasi berupa informasi atau motivasi yang dikeluarkan oleh komunikator, dengan harapan
agar direspon secara positif untuk aktif melakukan sesuatu hal berupa perilaku atau tindakan, seperti pemakaian alat kontrasepsi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarti Wahyuni dengan judul penelitian “Peran Suami Dalam Pemilihan Alat
Kontrasepsi di Desa Kepatihan Tulangan Sidoarjo” menunjukkan bahwa peran suami sebagai motivator yang baik hanya 33,29. Perbedaan mungkin disebabkan
karakteristik dan jumlah sampel yang berbeda. Responden yang diteliti sebanyak 33
Universitas Sumatera Utara
orang 30 memiliki suami dengan pendidikan di Perguruan Tinggi, sesuai pendapat Notoatmodjo 2003 yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan
penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam
bidang kesehatan dan keluarga. Melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang
peranannya sebagai motivator untuk istrinya dalam pemalakaian alat kontrasepsi. Bila dilihat dari jawaban reponden, mayoritas responden menjawab suami yang
menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 85, menyatakan bahwa suami yang menyuruh untuk menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 81 dan
menyatakan bahwa suami turut memberi saran saat memilih alat kontrasepsi sebanyak 75. Hal ini terlihat bahwa peran suami sebagai motivator yang baik atau sebagai
penentu kebijakan sangatlah besar di kalangan masyarakat.
2. Peran Suami Sebagai Fasilitator