Proses Terjadinya Perilaku Perilaku 1. Definisi Perilaku

2.1.2. Proses Terjadinya Perilaku

Pendekatan ‘neuroscience’ perilaku menekankan bahwa otak dan sistim saraf merupakan pusat dari pemahaman akan perilaku, pikiran dan emosi. Para ahli ‘neuroscience’ percaya bahwa dasar fisik dari pikiran dan emosi berada di otak. Impuls elektrik melalui sel otak, melepaskan substansi kimia yang memungkinkan manusia untuk berpikir, merasa dan berkelakuan. 10 Dua sistim utama yang mengatur perilaku adalah sistim saraf dan endokrin. Selain itu faktor herediter dan evolusi manusia juga mempengaruhi perilaku. 12 Otak dan sistim saraf memandu interaksi manusia dengan dunia sekitar, menggerakkan tubuh manusia dan mengarahkan adaptasi manusia terhadap lingkungan. 10 Neuron mengirimkan informasi melalui axon dalam bentuk impuls elektrik atau gelombang. Untuk bergerak dari satu neuron ke neuron lain, informasi harus diubah dari impuls elektrik menjadi pesan kimia yang disebut neurotransmitter. Pada sinaps, dimana neuron bertemu, neurotransmitter dilepaskan ke dalam celah sempit yang memisahkannya. 10 Dalam dekade terakhir ini, para ahli psikobiologi telah mengidentifikasi ratusan neurotransmitter. 12 Tiga bagian utama otak adalah hindbrain , midbrain , dan forebrain . Hindbrain terdiri atas medulla berperan dalam pengaturan pernafasan dan postur, cerebellum berperan dalam koordinasi motorik dan pons berperan dalam tidur dan bangun. Midbrain berisi formasi retikular yang berperan Rina Amalia Caromina Saragih : Perilaku Anak Sekolah Dasar Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi Setelah…, 2008 USU e-Repository © 2008 dalam pola stereotipi dari perilaku seperti berjalan, tidur atau berbalik ke arah suara, dan sekelompok kecil neuron yang berhubungan dengan banyak daerah otak. Forebrain merupakan tingkat tertinggi dari otak. Struktur kunci forebrain adalah sistem limbik, thalamus , basal ganglia, hypothalamus dan korteks serebral. Sistem limbik berperan dalam memori dan emosi melalui dua struktur, yaitu amygdala yang berperan dalam ketahanan dan emosi dan hippocampus yang berfungsi dalam penyimpanan memori. Thalamus merupakan struktur forebrain yang memantau makan, minum dan seks, mengarahkan sistem endokrin melalui kelenjar hipofisis dan berperan dalam emosi, stres dan penghargaan. Korteks serebral membentuk hampir seluruh lapisan luar otak. Fungsi mental yang lebih tinggi, seperti berpikir dan berencana, bertempat di korteks serebral. 10,13 Kelenjar endokrin melepaskan hormon ke peredaran darah. Kelenjar hipofisis merupakan master dari kelenjar endokrin. 10 Terdapat dua alasan mengapa hormon menarik perhatian para ahli psikologi. Pertama, pada tingkat perkembangan tertentu, hormon mengatur sistim saraf dan jaringan tubuh. Contohnya pada saat pubertas, hormon memicu perkembangan karakter seks sekunder. Kedua, hormon mempengaruhi perilaku. Hormon mempengaruhi berbagai hal seperti kewaspadaan atau mengantuk, perilaku seksual, kemampuan untuk konsentrasi, agresifitas, reaksi terhadap stres, kemampuan belajar dan kemampuan untuk melawan penyakit. Perubahan Rina Amalia Caromina Saragih : Perilaku Anak Sekolah Dasar Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi Setelah…, 2008 USU e-Repository © 2008 radikal pada beberapa hormon dapat menimbulkan gangguan patologis seperti depresi. 12 Aktifitas kelenjar tiroid yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti eksitabilitas berlebihan, insomnia, menurunnya atensi, fatigue , agitasi, karakter acting out dan kesulitan untuk memusatkan perhatian pada satu tugas. Kadar tiroksin yang terlalu rendah menyebabkan keinginan untuk tidur dan kelelahan yang konstan. Sehingga gangguan tiroid sering misdiagnosis sebagai depresi. 12 Kelenjar adrenal berperan penting dalam mood, tingkat energi dan kemampuan menghadapi tekanan. 10 Medulla adrenal mensekresikan epinephrine dan norepinephrine . Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid yang mempengaruhi perilaku seksual. 10,12,13 Sebagian besar perilaku manusia merupakan perilaku yang dibentuk atau yang dipelajari. Cara membentuk perilaku tersebut terdiri atas: 11 1. Pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan. Cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning, baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner. Walaupun pendapat mereka tidak sepenuhnya sama, namun tidak jauh berbeda. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya perilaku tersebut akan terbentuk. 2. Pembentukan perilaku dengan pengertian insight Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian. Kohler adalah seorang tokoh psikologi aliran Rina Amalia Caromina Saragih : Perilaku Anak Sekolah Dasar Yang Menderita Anemia Defisiensi Besi Setelah…, 2008 USU e-Repository © 2008 kognitif yang dalam eksperimennya mementingkan pengertian atau insight. 3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial social learning theory atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura.

2.2. Peranan Besi dalam Fisiologi Perilaku