Teknik Analisis Data Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

10 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gender adalah pembeda antara perempuan dengan laki-laki baik itu mengenai hak, kewajiban, tanggung jawab, dan peran yang dapat dibentuk dan diubah oleh kultur budaya, tradisi, pemahaman agama, dan status sosial masyarakat setempat. Gender yang berlaku dalam suatu masyarakat ditentukan oleh pandangan masyarakat antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu gender berbeda dengan jenis kelamin. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan merupakan ketentuan Tuhan yang mutlak sedangkan gender terwujud dari ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh manusia bukan oleh Tuhan. 1. Perbedaan Gender Gender differences perbedaan gender sebenarnya bukan suatu masalah sepanjang tidak menimbulkan gender inequalities ketidakadilan gender. Namun, yang menjadi masalah adalah ternyata perbedaan gender ini telah menimbulkan berbagai ketidakadilan, baik bagi kaum laki-laki dan utamanya terhadap kaum perempuan. Di masyarakat, laki-laki selalu digambarkan dengan sifat-sifat maskulin, seperti perkasa, berani, rasional, keras dan tegar. Sebaliknya perempuan digambarkan dengan sifat-sifat feminis, seperti lembut, pemalu, penakut, emosional, rapuh dan penyayang. 4 Feminisitas dan maskulinitas ini telah dianggap sebagai kodrat yang sudah tertanamkan dari lahir. 2. Ketidakadilan Gender Gender inequalities ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur di mana kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut dengan demikian agar dapat memahami perbedaan yang menyebabkan 4 Siti Musdah Mulya, op. cit., h. 56. 11 ketidakadilan, maka dapat dilihat dari berbagai manifestasinya, yaitu sebagai berikut: 5 a. Marginalisasi Bentuk marginalisasi yang biasa terjadi pada perempuan adalah yang disebabkan oleh gender defferences perbedaan gender. Gender defferences sebagai akibat dari beberapa perbedaan jenis dan bentuk, tempat dan waktu, serta marginalisme dari proses marginalisasi kaum perempuan. Bentuk marginalisasi terhadap kaum perempuan dapat terjadi dalam rumah tangga, masyarakat atau kultur, dan bahkan negara. b. Subordinasi Subordinasi timbul sebagai akibat pandangan gender terhadap kaum perempuan, sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting muncul dari adanya anggapan bahwa perempuan itu emosional atau irasional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin merupakan bentuk dari subordinasi yang dimaksud. c. Stereotip Pelebelan atau penandaan negatif terhadap kelompok atau jenis kelamin tertentu, secara umum dinamakan stereotip. Akibat dari stereotip ini biasanya timbul diskriminasi dan berbagai ketidakadilan. Salah satu bentuk stereotip ini adalah bersumber dari pandangan gender. Banyak sekali stereotip yang terjadi di masyarakat yang dilekatkan kepada umumnya kaum perempuan, sehingga berakibat menyulitkan, membatasi, memiskinkan, dan merugikan kaum perempuan. d. Violence Violence kekerasan merupakan assoult invasi atau serangan terhadap fisik maupun intregitas mental psikologis seseorang yang dilakukan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya perempuan sebagai akibat dari perbedaan 5 Riant Nugroho, op.cit., h. 9. 12 gender. Violence terhadap perempuan banyak sekali terjadi karena stereotip gender. Gender violence pada dasarnya disebabkan karena ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Violence yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender—relalite violence. e. Beban Kerja Peran gender perempuan dalam anggapan masyarakat luas adalah mengelola rumah tangga sehingga banyak perempuan yang menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih berat dibanding kaum laki-laki. Kaum perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala keluarga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab perempuan. 6 Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidakadilan gender yang terwujud dalam bentuk marginalisasi, subordinasi, stereotip, dan beban kerja pada umumnya telah terjadi pada berbagai kalangan masyarakat. Semua perwujudan ketidakadilan gender ini saling terkait satu sama lain. Perwujudan ketidakadlinan gender itu tersosialisasikan kepada perempuan dan laki-laki dan pada akhirnya laki-laki dan perempuan menjadi terbiasa dan menganggap bahwa peran gender itu merupakan suatu kodrat yang harus dijalani.

B. Hakikat Novel

Kata novel berasal dari kata latin novellas yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti baru. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka novel ini muncul kemudian. 7 Pengertian novel menurut Sudjiman adalah prosa rekaan yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian 6 Riant Nugroho, op.cit., h. 9. 7 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 1993, h. 164.