Status dan Kedudukan Wali Serta Waris Terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif
Status dan Kedudukan Wali Serta Waris Terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)
Oleh:
Relung Gharnisah R. (09120047)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN SYARI’AH 2013
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipertahankan di depan Penguji Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, Dan diterima untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) Pada tanggal 29 Juli 2013
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Drs. Muh. Sarif., M. Ag. 1.
2. Drs. Fathor Rahim., M.Ag. 2.
3. Idaul Hasanah., S.Ag., M.HI. 3.
4. Ahda Bina Alfianto, M.HI 4.
Mengesahkan, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang
Dekan,
(3)
KATA PENGANTAR
ﻢﯿﺣ ﺮﻟا ﻦﻤﺣ ﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ
Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang senantiasa memberikan karunia, rahmat serta hidayah Nya sehingga atas ridho Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Status dan Kedudukan Wali serta Waris Terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad S.A.W. yang telah membimbing umat manusia di dunia menuju jalan kebenaran dan menjadi teladan yang agung bagi umat manusia.
Penyusun menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan penyusun. Penyusun juga menyadari bahwa terselesainya skripsi ini karena adanya partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua ku, papa ku Ir. H. Rusdiansyah dan mama ku Indarti tanpa dukungan, cinta, kasih sayang serta doa-doa yang telah kalian berikan selama ini padaku.
2. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menimba ilmu di kampus tercinta ini dengan memberikan beasiswa Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) kepada saya.
(4)
3. Bapak Drs. Sunarto M.Ag selaku dekan Fakultas Agama Islam. 4. Bapak Azhar Muttaqin M.Ag selaku kepala jurusan Syari’ah.
5. Bapak Drs. Muhammad Sarif., M.Ag. selaku pembimbing I yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan memberikan arahan yang baik kepada saya demi terselesainya skripsi ini.
6. Bapak Drs. Fathor Rahim., M.Ag. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk saya demi terselesainya skripsi ini.
7. Bapak-ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada saya. Dengan atau tanpa penyusun sadari Ilmu yang kalian berikan kepada penyusun memberikan manfaat yang luar biasa bagi penyusun.
8. Adik-adikku tercinta Ruswendra Permana dan Iqbal Fawwaz terima kasih dukungannya. Tetaplah semangat untuk menggapai cita-citamu jangan pernah putus asa karena tidak ada hal yang tidak mungkin selama kita tetap berusaha.
9. Pendampingku setia Mikail Rakhimi Ardiansyah yang telah tiga tahun menemaniku dan mendampingiku dalam keadaan dan kondisi apapun walaupun terpisah ruang. jarak dan waktu.
10.Rukaida yang selama ini menjadi teman untuk bertukar fikiran dan pengetahuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11.Sahabat-sahabat “usrah” : Luthfi, Faqih, Nurul, Fahdi, Tami, Jumi, Guruh, Bashir terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. Kebersamaan ini takkan kulupakan, kalian teman sekaligus keluarga bagiku.
(5)
12.Teman-teman Syari’ah 2009 serta teman-teman PPUT ’09 tertawa, ceria, kebahagiaan itulah yang selalu kuingat dalam kebersamaan kita dalam menuntut ilmu di kampus kita tercinta ini.
Akhirnya semoga seluruh amal baik kalian di balas oleh Allah S.W.T karena penyusun tidak memiliki apa-apa untuk membalas seluruh kebaikan kalian. Dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amiiin.
Malang, 07 Ramadhan 1434 H. 16 Juli 2013 M.
(6)
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
TRANSLITERASI... x
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. ... L atar Belakang Masalah ... 1
1.2. ... R umusan Masalah ... 7
1.3. ... T ujuan Penelitian ... 7
1.4. ... M anfaat Penelitian ... 7
1.5. ... T injauan Pustaka ... 8
1.6. ... M etode Penelitian. ... 9
1.7. ... M etode Analisa ... 10
1.8. ... S istematika Pembahasan ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
2.1. ... P erwalian menurut Hukum Islam ... 12
(7)
2.2. ... P erwalian menurut Hukum Positif... 30 2.3. ... K
ewarisan menurut Hukum Islam ... 33 2.4. ... K
ewarisan menurut Hukum Positif ... 44 BAB III PEMBAHASAN ... 50
3.1. ... Status dan Kedudukan Wali terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif ... 50
3.1.1. ... S tatus dan Kedudukan Wali terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Islam ... 50 3.1.2. ... S
tatus dan Kedudukan Wali terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Positif .... 60 3.2. ...
Status dan Kedudukan Waris terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif ... 72
3.2.1. ... S tatus dan Kedudukan Waris terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Islam ... 72 3.2.2. ... S
tatus dan Kedudukan Waris terhadap Anak Akibat Perkosaan dalam Hukum Positif .... 74 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 83 4.1. ... K
esimpulan ... 83 4.2. ... S
aran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 86
(8)
DAFTAR PUSTAKA
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud Bab fī al-Walī juz V Hal. 478 nomor 1785 diambil dari software DVD al- Maktabah al- Syamilah versi 4.0 yang diproduksi oleh Ridwana Mediakita, 2009.
Abu Sulaiman, Hukum Anak Yang Lahir dari Hasil Pemerkosaan, diakses pada tanggal 5 Mei 2013 dari http://hunafaa-blog.blogspot.com/2012/12/hukum-anak-yang-lahir-dari-hasil.html Ahmad Mudjab Mahalli, Ahmad Rodli Hasbullah. (2004). Hadis-hadis Muttafaq
‘Alaih. Jakarta : Prenada Media.
Alamsyah, (2012, Jambi). Status Hukum Anak di Luar Nikah Resmi, diakses pada
tanggal 5 Mei 2013 dari
http://purbadana.site90.net/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=3 0.
At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi Bab Mā Jāa Lā Nikāha Illa bi Waliyyin juz IV Hal. 288 nomor 1021 diambil dari software DVD al- Maktabah al- Syamilah versi 4.0 yang diproduksi oleh Ridwana Mediakita, 2009. At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, bab Mā Jā` Lā Wasiyyata li Wārits juz VIII
Hal.60 nomor 2046 dari software DVD al- Maktabah al-Syamilah versi 4.0 yang diproduksi oleh Ridwana Mediakita, 2009.
At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi bab Mā Jāa fi al-Mar`ah Idza Istakrahat ‘la
al-Zinā juz V Hal. 370 nomor 1372 diambil dari al- Maktabah al- Syamilah versi 4.0 yang diproduksi oleh Ridwana Mediakita, 2009. Az-Zuhaili, Prof. Dr. Wahbah.(2011). Fiqh Islam wa Adillatuhu, jilid IX, cet ke
10, terj. Abdul Hayyei Alkattani. Jakarta : Gema Insani.
Az-Zuhaili, Prof. Dr. Wahbah.(2011). Fiqh Islam wa Adillatuhu, jilid X, terj. Abdul Hayyei Alkattani. Jakarta : Gema Insani.
Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-undang Hukum Perdata). (2008). Jakarta : Permata Press.
Departemen Agama RI. (2004). Al-Qur`an dan Terjemahnya. Bandung : CV. Penerbit J-ART.
(9)
Djubaedah, Neng. (2010). Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia ditinjau dari Hukum Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, cet 1.
Djubaedah, Neng. (2010). Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
D.Y. Wiyanto. (2012, Juni). Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin. .Jakarta : Prestasi Pustaka.
Faturochman, Ekandari Sulistyaningsih. (2002, Juni). Dampak Sosial Psikologis Perkosaan. Buletin Psikologi Tahun X. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Hadikusuma, Prof. H. Hilman. (2003). Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan Hukum Adat dan Hukum Agama. Bandar Lampung : CV. Mandar Maju.
Hamid, Syamsul Rija’i. (2008). Buku Pintar Hadits. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Heru Margianto, Kasus Pemerkosaan Meningkat pada Awal Tahun, diakses pada
tanggal pada 15 Maret 2013 dari
http://nasional.kompas.com/read/2013/01/28/19471349/IPW.Kasus. Pemerkosaan.Meningkat.pada.Awal.Tahun.
Imam Muslim, Shahih Muslim, Bab Isti’dzanu al-Tsayyibi fī al-Nikāhi bi al -Nuthqi wa al-Bikri juz VII Hal. 241 nomor 2545 diambil dari software DVD al- Maktabah al-Syamilah versi 4.0 yang diproduksi oleh Ridwana Mediakita, 2009.
Kompilasi Hukum Islam. (2004). Yogyakarta : Pustaka Widyatama.
Majalah warisan indonesia. Vol 2 No.14 yang diakses pada tanggal 28 Novmber 2012 dari http://warisanindonesia.com/warisan-indonesia-vol-02-no-14/
Mat Bodok. (2009). Polres OKI Tes DNA Bayi yang Diduga Hasil Perkosaan, diakses pada tanggal 28 Nonember 2012 dari http://palembang.tribunnews.com/2012/07/09/polres-oki-tes-dna-bayi-yang-diduga-hasil-perkosaan.
Mughniyah, Muh, Jawad. (1994). Fiqih Lima Mazhab. Terj. Afif Muhammad. Jakarta : Basrie Press.
(10)
Perwitasan, Rr. Murdiningsih Hayu. (2009). Tinjauan Umum Tentang Kedudukan Anak Luar Kawin Berdasarkan Hukum Keluarga di Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Purnamasari, Irma Devita, S.H., M.Kn., (2012). Kiat-kiat Cerdas dan Bijak Memahami Masalah Hukum Waris.. Bandung : PT. Mizan Pustaka. Qal’ahji, Dr. Muhammad Rawwas. (1999). Ensiklopedia Fiqih Umar bin Khattab
r.a. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sabiq, Sayyid. (2004) Fiqih Sunnah jilid III, terj. Nor Hasanuddin, Lc, MA, Dkk. Jakarta : Pena Pundi Aksara.
Saebeni, Drs. Beni Ahmad. (2009). M.Si, Fiqh Mawaris. Bandung : Pustaka Setia Sarmadi, Dr. H.A. Sukris, S.Ag.MH.,(2013). Hukum Waris Islam di Indonesia
(Perbandingan Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Sunni). Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013.
Undang-undang RI No. 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan. (2008). Jakarta : Pradnya Paramita , Cet 39.
Zain Elhasany, Kedudukan Anak di Luar Nikah, diakses pada tanggal 5 Mei 2013 dari http://artikelilmiahlengkap.blogspot.com/2012/12/kedudukan-anak-di-luar-nikah.html.
Zuhdi, Drs. H. Masjfuk, (1994, Juli) Masail Fiqhiyah.. Malang : Toko Gunung Agung.
Zuhri, Drs. H. Moh. et al. (1992). Tarjamah Sunan at-Tirmidzi. Semarang : CV. Asy-Syifa.
(11)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tindak pidana perkosaan di Indonesia maupun di belahan dunia manapun merupakan suatu kejahatan, dan terhadap pelaku perkosaan atau pemerkosa harus dijatuhi hukuman, hal ini disebabkan karena tindak pidana perkosaan adalah perbuatan kekerasan yang merusak diri pribadi korban, keluarga maupun masyarakat.1
Perkosaan yang dilakukan terhadap perempuan dapat mengakibatkan kehamilan. Kondisi kehamilan ini akan mengakibatkan perempuan yang diperkosa tersebut akan menanggung rasa malu, depresi dan mendapatkan cemooh dari masyarakat. Kondisi kehamilan itu pula akan merusak sendi susunan masyarakat di bidang kekeluargaan, baik secara perwalian maupun dalam bentuk kewarisan.
Allah S.W.T berfirman dalam surat an-Nur ayat 33 :
1 Neng Djubaedah, Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia ditinjau dari Hukum Islam, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, cet 1), hal. 211.
(12)
2
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, Karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.2”
Kasus-kasus pemerkosaan semakin marak terjadi di belahan dunia manapun termasuk Indonesia. Seperti kasus yang dialami oleh Bunga, wanita yang baru berusia 13 tahun dan masih duduk di bangku SD ini terpaksa melahirkan seorang bayi. Dan yang lebih memprihatinkan lagi, bayi tersebut adalah akibat dari perkosaan yang dialami bocah tersebut. Bayi tersebut lahir dengan sehat dan berbobot normal 2,8 kilogram di Puskesmas Jengawah Jember. Tidak ada yang bisa diperbuat oleh ibu muda yang masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar ini. Orang tuanya pun tidak mampu menghidupi bunga dan anaknya. Kini, bunga dan anaknya di rawat di rumah salah satu gurunya. Bunga adalah korban perkosaan yang dilakukan oleh tetangganya bahkan majikannya sendiri. Dan kasus ini disidangkan di Pengadilan Negeri Jember.3
2
Departemen Agama RI, al-Qur`an dan terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit J-ART,
2004) An- Nuur (24) : 33. 3
Nursalim, Anak SD Melahirkan Anak, diakses pada tanggal 28 November 2012 dari
(13)
3
Kasus pemerkosaan juga terjadi seperti yang diberitakan oleh surat kabar harian Sriwijaya Post. Di Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering Ilir (OKI) akhirnya melakukan tes DNA terhadap bayi laki-laki berusia 1,7 bulan. Bayi tersebut diduga hasil pemerkosaan yang dilakukan pelaku Is (35), warga Desa Sukapulih Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI terhadap korban Nilau Wati (16), seorang gadis di bawah umur yang tak lain adalah tetangga pelaku. Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pemerkosaan yang menimpa korban yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 5 sekolah Dasar (SD) ini terjadi pada 5 Oktober 2011 lalu, pukul 23.00 bertempat di kebun kacang desa setempat. Saat itu, korban pulang berjalan kaki sendirian usai menonton TV di rumah pamannya dan di tengah perjalanan bertemu dengan pelaku Is yang langsung menarik korban menuju ke kebun kacang. Di kebun kacang itulah, pelaku mengikat tangan korban dengan tali plastik, kemudian membekap mulut korban dengan sapu tangan. Sambil mengancam dengan pisau, pelaku dengan buas menggagahi korban. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku kembali mengancam agar tidak menceritakan kejadian tersebut dengan siapa pun. Ironisnya, pelaku yang merasa ulahnya tidak diketahui siapapun ini kembali mengulangi perbuatan serupa 1,5 bulan kemudian dan peristiwa ini berlanjut hingga yang ketiga kalinya dengan lokasi yang berbeda. Setiap usai memperkosa, pelaku selalu meninggalkan ancaman yang sama. Setelah berjalan lima bulan, secara perlahan perut korban mulai membuncit. Hal ini menimbulkan kecurigaan dari kedua orang tua korban. Setelah diperiksa ke bidan desa, ternyata korban dinyatakan telah hamil enam bulan. Hal ini membuat ayah korban M Ali (40), terkejut dan langsung
(14)
4
mengintrogasi anak ketiganya tersebut dan akhirnya diketahui bahwa korban hamil lantaran diperkosa pelaku Is. Selanjutnya pada 8 Maret 2011, orang tua korban melaporkan kejadian ini ke Polsek Pedamaran. Selanjutnya oleh Polsek Pedamaran kasus ini dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres OKI, dengan Nomor Laporan LP/B/96/III/2012/Sumsel.4
Kasus pemerkosaan juga terjadi atas seorang siswi kelas VI SD hingga hamil asal Desa Fino kini berada dalam penanganan Kepolisian Sektor Tuhemberua. Namun, polisi belum menahan SZ, pelajar sebuah SMA di Gunungsitoli, yang disangka sebagai pelaku pemerkosaan gadis kecil tersebut karena belum cukup bukti.5
Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane mencatat, hingga 25 Januari 2013 terdapat 25 kasus pemerkosaan dan dua kasus pencabulan. Jumlah korban sebanyak 29 orang dan jumlah pelaku mencapai 45 orang. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 20126. Menurutnya hal ini disebabakan karena masyarakat mudah dalam mengakses situs-situs porno baik melelui internet maupun telepon selular .
Perkosaan sebagai salah satu bentuk kekerasan jelas dilakukan dengan adanya paksaan baik secara halus maupun kasar. Hal ini akan menimbulkan
4 Mat Bodok, Polres OKI Tes DNA Bayi yang Diduga Hasil Perkosaan, diakses pada tanggal 28 Nonember 2012 dari http://palembang.tribunnews.com/2012/07/09/polres-oki-tes-dna-bayi-yang-diduga-hasil-perkosaan.
5
Majalah warisan indonesia. Vol 2 No.14 yang diakses pada tanggal 28 Novmber 2012 dari http://warisanindonesia.com/warisan-indonesia-vol-02-no-14.
6 Heru Margianto, Kasus Pemerkosaan Meningkat pada Awal Tahun, diakses pada
tanggal pada 15 Maret 2013 dari
http://nasional.kompas.com/read/2013/01/28/19471349/IPW.Kasus.Pemerkosaan.Meningkat.pada. Awal.Tahun.
(15)
5
dampak sosial bagi perempuan yang menjadi korban perkosaan tersebut. Hubungan seksual seharusnya dilakukan dengan adanya berbagai persiapan baik fisik maupun psikis dari pasangan yang akan melakukannya. Hubungan yang dilakukan dengan cara tidak wajar, apalagi dengan cara paksaan akan menyebabkan gangguan pada perilaku seksual.
Korban perkosaan dapat mengalami akibat yang sangat serius baik secara fisik maupun secara kejiwaan (psikologis). Akibat fisik yang dapat dialami oleh korban antara lain:
(1) kerusakan organ tubuh seperti robeknya selaput dara, pingsan, meninggal;
(2) korban sangat mungkin terkena penyakit menular seksual (PMS);
(3) kehamilan tidak dikehendaki7.
Bagi korban perkosaan yang mengalami kehamilan, ini merupakan dampak yang paling rumit. Karena ketika kehamilan terjadi, maka wanita tersebut akan dihadapkan pada dua pilihan yaitu menggugurkan atau mempertahankannya. Bagi korban perkosaan yang ingin menggugurkan janin atau melakukan aborsi, mereka berpendapat bahwa mereka tidak pernah menginginkan bahkan mengharapkan anak tersebut lahir. Akan tetapi untuk sebagian lainnya, mereka mempertahankan janin tersebut karena mereka berpendapat bahwa anak adalah anak yang tidak berdosa dan merupakan titipan Tuhan yang harus dilindungi. Dari sebagian korban yang mempertahankan kehamilannya, diantara mereka
7 Ekandari Sulistyaningsih, “ Dampak Sosial Psikologis Perkosaan”, Buletin Psikologis, Tahun X, No.1, (Juni 2002), hal. 8.
(16)
6
melakukan pernikahan meskipun itu bukan ayah biologis dari janin yang dikandungnya.
Di dalam pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan menyebutkan bahwa “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya.” Bunyi pasal diatas menimbulkan banyak penafsiran karena kalimat “dilahirkan di luar perkawinan” mengandung makna yang bercabang. Apakah yang dimaksud di luar perkawinan itu adalah suatu kelahiran yang sama sekali tanpa adanya proses perkawinan berdasarkan hukum agama yang sebagaimana disyaratkan oleh ketentuan pasal 2 ayat 1 UU Perkawinan atau sebenarnya menunjuk pada proses perkawinan yang tidak didaftarkan sesuai pasal 2 ayat 2?
Pasal 48 RUU-HM-PA-Bperkwn Tahun 2007 menentukan perkawinan bagi perempuan hamil akibat perkosa, bahwa : “perempuan hamil akibat perkosaan dapat dikawinkan dengan laki-laki tanpa menunggu kelahiran anaknya dan tidak diperlukan perkawinan ulang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 47 ayat 3. Kata “dapat” menunjukkan bahwa laki-laki dapat mengawini perempuan hamil akibat perkosa itu tidak harus laki-laki yang memperkosanya8.
Kedudukan hukum perkawinan itu sendiri adalah sah, demikianlah pendapat jumhur ulama, demikian pula menurut KHI dan RUU-HM-PA-Bperkwn Tahun 2007, kecuali Imam Malik yang berpendapat bahwa perempuan hamil dilarang menikah sebelum ia melahirkan.
8
Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika), hal 164.
(17)
7
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaiamana status dan kedudukan perwalian serta kewarisan anak akibat pemerkosaan tersebut baik dari segi hukum Islam maupun hukum Positif.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang akan menjadi permasalahan adalah
1. Bagaimana status dan kedudukan wali anak akibat perkosaan dalam pandangan hukum Islam dan hukum Positif ?
2. Bagaimana status dan kedudukan waris anak akibat perkosaan dalam hukum Islam dan hukum Positif ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menguraikan lebih dalam mengenai status dan kedudukan waris serta perwalian akibat pemerkosaan dalam pandangan hukum Islam dan hukum Positif.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada peneliti dalam memperkaya ilmu pengetahuannya terutama di bidang Hukum Islam khususnya yang berhubungan dengan status dan kedudukan waris serta perwalian anak akibat pemerkosaan.
b. Sebagai sumbangan pemikiran khususnya mahasiswa sebagai acuan penelitian ilmiah selanjutnya baik Hukum Islam maupun Hukum Positif.
(18)
8
c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan dalam mewujudkan peraturan yang bisa mencapai kebutuhan masyarakat sesuai situasi dan kondisi.
1.5. Tinjauan Pustaka
Dalam skripsi Jumiati Junaidin telah membahas masalah aborsi dalam perkosaan yang mana di dalamnya berisi tentang bahaya aborsi, larangan aborsi dan dampak aborsi dari korban perkosaan.
Kemudian juga dalam buletin psikologi dari Universitas Gajah Mada yang telah dipaparkan oleh Sukandari Sulistyaningsih membahas masalah dampak psikologis oleh korban perkosaan.
Dibahas pula oleh Neng Djubaedah, di dalam buku “Perzinaan dalam Peraturan Perundang- undangan di Indonesia Ditinjau dari Hukum Islam” tentang Perkosaan dalam Peraturan perundang-undangan di Indonesia Ditinjau dari Hukum Islam.
Di dalam buku berjudul “Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam” yang ditulis oleh Neng Djubaedah, S.H., M.H. berisi tentang kedudukan anak hasil zina yang menjadi rujukan peneliti dalam mengembangkan penelitiannya.
Selain dari rujukan di atas, penulis juga mempersiapkan rujukan-rujukan lainnya yang berasal dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata, UU Perkawinan tahun 1974, Kompilasi Hukum Islam serta buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan ini. Mengingat judul ini belum dipergunakan sebagai karya ilmiah sebelumnya, maka dengan ini penulis termotivasi untuk meneliti tentang Status
(19)
9
dan Kedudukan Kewarisan serta Perwalian Anak Akibat pemerkosaan dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif.
1.6. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi literature yaitu segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan dan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti, oleh karena itu sumber penelitian diperoleh dari kitab-kitab atau buku-buku secara langsung maupun referensi lain yang berkaitan dengan pokok bahasan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data-data yang relevan dengan judul ini kami menggunakan metode sebagai berikut :
a. Library Research, yaitu penulis melakukan pengumpulan data dengan jalan membaca dan menelusuri literatur – literature yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
b. Dokumentasi yakni penulis melihat serta mengumpulkan data atau dokumen yang ada.
3. Sumber Data
Karena peneliti ini termasuk kategori penelitian kepustakaan, maka dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan sumber dan literatur data yang
(20)
10
diperoleh dari sumber-sumber tertulis, seperti buku, majalah, e-learning dan sebagainya. Adapun sumber data penelitian ini adalah :
a. Data Primer berupa :
Al-Qur`an,
al-Hadits,
Undang-undang no. 01 tahun 1974 tentang Perkawinan ,
Kompilasi Hukum Islam,
Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
Kitab-kitab Fiqh kontemporer,
Kitab-kitab Fiqh klasik. b. Sumber Sekunder :
Yaitu sumber-sumber data untuk melengkapi sumber data primer yang terdiri dari buku-buku, artikel, dan makalah-makalah, jurnal, majalah, koran, dan lain sebagainya yang terkait dengan pembahasan.
1.7. Metode Analisa
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis yaitu dengan cara menganalisis, menggambarkan dan mendeskripsikan permasalahan secara dalam mengenai Status dan kedudukan wali terhadap anak akibat perkosaan menurut hukum Islam dan hukum Positif.
(21)
11 1.8. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skrpsi ini maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi ini dengan membagi menjadi 4 bab :
Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan metode analisa.
Bab II merupakan sebuah landasan teori yang berisi tentang makna perwalian, syarat-syarat wali, jenis-jenis perwalian, orang-orang yang memiliki hak perwalian beserta urutannya, wali yang hilang, makna waris, sebab-sebab mendapakan waris, golongan ahli waris dan syarat-syarat waris baik menurut hukum Positif maupun hukum Islam.
Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut yaitu status dan kedudukan perwalian serta kewarisan anak akibat perkosaan menurut hukum Islam dan hukum Positif .
Bab IV merupakan kesimpulan yang berisikan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dan saran yang berisi saran praktis dan saran untuk penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan hasil penelitian yang diperoleh, kekurangan, dan kelebihan penelitian.
(1)
6
melakukan pernikahan meskipun itu bukan ayah biologis dari janin yang
dikandungnya.
Di dalam pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan menyebutkan bahwa “Anak
yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan
ibunya dan keluarga ibunya.” Bunyi pasal diatas menimbulkan banyak penafsiran
karena kalimat “dilahirkan di luar perkawinan” mengandung makna yang
bercabang. Apakah yang dimaksud di luar perkawinan itu adalah suatu kelahiran
yang sama sekali tanpa adanya proses perkawinan berdasarkan hukum agama
yang sebagaimana disyaratkan oleh ketentuan pasal 2 ayat 1 UU Perkawinan atau
sebenarnya menunjuk pada proses perkawinan yang tidak didaftarkan sesuai pasal
2 ayat 2?
Pasal 48 RUU-HM-PA-Bperkwn Tahun 2007 menentukan perkawinan
bagi perempuan hamil akibat perkosa, bahwa : “perempuan hamil akibat
perkosaan dapat dikawinkan dengan laki-laki tanpa menunggu kelahiran anaknya
dan tidak diperlukan perkawinan ulang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
47 ayat 3. Kata “dapat” menunjukkan bahwa laki-laki dapat mengawini
perempuan hamil akibat perkosa itu tidak harus laki-laki yang memperkosanya8.
Kedudukan hukum perkawinan itu sendiri adalah sah, demikianlah
pendapat jumhur ulama, demikian pula menurut KHI dan
RUU-HM-PA-Bperkwn Tahun 2007, kecuali Imam Malik yang berpendapat bahwa perempuan
hamil dilarang menikah sebelum ia melahirkan.
8
Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika), hal 164.
(2)
7
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaiamana
status dan kedudukan perwalian serta kewarisan anak akibat pemerkosaan tersebut
baik dari segi hukum Islam maupun hukum Positif.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang akan menjadi
permasalahan adalah
1. Bagaimana status dan kedudukan wali anak akibat perkosaan
dalam pandangan hukum Islam dan hukum Positif ?
2. Bagaimana status dan kedudukan waris anak akibat perkosaan
dalam hukum Islam dan hukum Positif ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan
menguraikan lebih dalam mengenai status dan kedudukan waris serta perwalian
akibat pemerkosaan dalam pandangan hukum Islam dan hukum Positif.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada peneliti dalam
memperkaya ilmu pengetahuannya terutama di bidang Hukum Islam
khususnya yang berhubungan dengan status dan kedudukan waris serta
perwalian anak akibat pemerkosaan.
b. Sebagai sumbangan pemikiran khususnya mahasiswa sebagai acuan
(3)
8
c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan dalam
mewujudkan peraturan yang bisa mencapai kebutuhan masyarakat sesuai
situasi dan kondisi.
1.5. Tinjauan Pustaka
Dalam skripsi Jumiati Junaidin telah membahas masalah aborsi dalam
perkosaan yang mana di dalamnya berisi tentang bahaya aborsi, larangan aborsi
dan dampak aborsi dari korban perkosaan.
Kemudian juga dalam buletin psikologi dari Universitas Gajah Mada yang
telah dipaparkan oleh Sukandari Sulistyaningsih membahas masalah dampak
psikologis oleh korban perkosaan.
Dibahas pula oleh Neng Djubaedah, di dalam buku “Perzinaan dalam
Peraturan Perundang- undangan di Indonesia Ditinjau dari Hukum Islam” tentang
Perkosaan dalam Peraturan perundang-undangan di Indonesia Ditinjau dari
Hukum Islam.
Di dalam buku berjudul “Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak
Dicatat Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam” yang ditulis
oleh Neng Djubaedah, S.H., M.H. berisi tentang kedudukan anak hasil zina yang
menjadi rujukan peneliti dalam mengembangkan penelitiannya.
Selain dari rujukan di atas, penulis juga mempersiapkan rujukan-rujukan
lainnya yang berasal dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata, UU Perkawinan
tahun 1974, Kompilasi Hukum Islam serta buku-buku yang berhubungan dengan
pembahasan ini. Mengingat judul ini belum dipergunakan sebagai karya ilmiah
(4)
9
dan Kedudukan Kewarisan serta Perwalian Anak Akibat pemerkosaan dalam
Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif.
1.6. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi literature yaitu segala usaha
yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan dan menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti, oleh karena itu sumber
penelitian diperoleh dari kitab-kitab atau buku-buku secara langsung maupun
referensi lain yang berkaitan dengan pokok bahasan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data-data yang relevan dengan judul ini kami
menggunakan metode sebagai berikut :
a. Library Research, yaitu penulis melakukan pengumpulan data dengan
jalan membaca dan menelusuri literatur – literature yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas.
b. Dokumentasi yakni penulis melihat serta mengumpulkan data atau
dokumen yang ada.
3. Sumber Data
Karena peneliti ini termasuk kategori penelitian kepustakaan, maka dalam
(5)
10
diperoleh dari sumber-sumber tertulis, seperti buku, majalah, e-learning dan
sebagainya. Adapun sumber data penelitian ini adalah :
a. Data Primer berupa :
Al-Qur`an,
al-Hadits,
Undang-undang no. 01 tahun 1974 tentang Perkawinan ,
Kompilasi Hukum Islam,
Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
Kitab-kitab Fiqh kontemporer,
Kitab-kitab Fiqh klasik. b. Sumber Sekunder :
Yaitu sumber-sumber data untuk melengkapi sumber data primer yang
terdiri dari buku-buku, artikel, dan makalah-makalah, jurnal, majalah, koran, dan
lain sebagainya yang terkait dengan pembahasan.
1.7. Metode Analisa
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
analisis yaitu dengan cara menganalisis, menggambarkan dan mendeskripsikan
permasalahan secara dalam mengenai Status dan kedudukan wali terhadap anak
(6)
11 1.8. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skrpsi ini maka penulis menyusun
sistematika penulisan skripsi ini dengan membagi menjadi 4 bab :
Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan metode
analisa.
Bab II merupakan sebuah landasan teori yang berisi tentang makna
perwalian, syarat-syarat wali, jenis-jenis perwalian, orang-orang yang memiliki
hak perwalian beserta urutannya, wali yang hilang, makna waris, sebab-sebab
mendapakan waris, golongan ahli waris dan syarat-syarat waris baik menurut
hukum Positif maupun hukum Islam.
Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berkenaan
dengan hal-hal sebagai berikut yaitu status dan kedudukan perwalian serta
kewarisan anak akibat perkosaan menurut hukum Islam dan hukum Positif .
Bab IV merupakan kesimpulan yang berisikan hasil dari penelitian yang
telah dilaksanakan dan saran yang berisi saran praktis dan saran untuk penelitian
lanjutan dengan mempertimbangkan hasil penelitian yang diperoleh, kekurangan,