Studi Komparasi Tingkat Efisiensi Antara Bank Asing dan Bank Swasta Nasional di Indonesia

(1)

OLEH :

RISKA LAILA MAULIDAH NOOR 110523011

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Departemen Ekonomi Pembangunan

PERSETUJUAN

Nama : Riska Laila Maulidah Noor

NIM : 110523011

Departemen : Ekstensi Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Perbankan

Judul Skripsi : Studi Komparasi Tingkat Efisiensi Antara Bank Asing dan Bank Swasta Nasional di Indonesia

Tanggal, ________________ Ketua Program Studi

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D

NIP. 19710503 200312 1 003

Tanggal, __________________ Ketua departemen

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec


(3)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Departemen Ekonomi Pembangunan

PERSETUJUAN

Nama : Riska Laila Maulidah Noor

NIM : 110523011

Departemen : Ekstensi Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Perbankan

Judul Skripsi : Studi Komparasi Tingkat Efisiensi Antara Bank Asing dan Bank Swasta Nasional di Indonesia

Tanggal, ________________ Pembimbing

Paidi Hidayat, SE, M.Si

NIP. 19750920 200501 1 002

Tanggal, __________________ Pembaca Penilai

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec


(4)

 

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Tingkat Efisiensi Antara Bank Asing dan Bank Swasta Nasional di Indonesia” adalah benar hasil kary tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2014

Penulis

Riska Laila Maulidah Noor


(5)

penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil 2 sampel bank asing dan 2 sampel bank swasta nasional. Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi. Variabel input yang digunakan dalam penelitian adalah simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja, sedangkan variabel outputnya adalah kredit atau pembiayaan dan pendapatan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari 4 sampel bank yang diteliti, bank yang mencapai tingkat efisiensi 100 persen selama periode 2008-2012 yaitu Citibank, N.A, dan Bank Danamon. Untuk kategori kelompok bank yang paling efisien adalah bank swasta nasional. Dan pencapaian rata-rata tingkat efisiensi antara bank asing dan bank swasta nasional adalah 92,4 % dan 98 %.

Kata kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Pendekatan Intermediasi, Simpanan, Aset, Biaya Tenaga Kerja, Kredit atau Pembiayaan, Pendapatan, Bank Asing, Bank Swasta Nasional.


(6)

 

ABSTRACT

The aim of this research is to measure efficiency and analyze the efficiency comparison between foreign banks and private national banks in Indonesia during the period 2008-2012 . The data which is used in this research is a secondary data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling technique is used in this research is purposive sampling with taking foreign 2 samples of foreign and 2 samples of private national banks. Efficiency measurements in this research using the method of Data Envelopment Analysis (DEA) with the intermediation approach . Input variables used in the study are deposits , assets , and labor costs , while the output variables are loans or finance and revenue.

The results of this research showed that a bank of 4 samples researched , the bank reached a level of efficiency of 100 percent during the period 2008-2012 are Citibank,NA, and Bank Danamon . For the category of the most efficient banks are private national banks. And the average achievement level of efficiency between foreign banks and private national banks was 92.4 % and 98 % .

Keywords: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Intermediation Approach Deposits, Assets, Labor Costs,Credit or Financing, Income, Foreign Banks, Private National Banks.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda Khairul Amri,S.Pd dan ibunda Erlina Br. Ginting, S.Pd yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga, saudara-saudara dan teman-teman yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku ketua dan sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

 

5. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc, Ph.D selaku ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penasehat Akademi.

6. Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran yang baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

7. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Dosen Pembaca penilai, yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat membangun bagi penulis.

8. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 9. Seluruh pegawai dan Staff Administrasi Departemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam penyampaian kelengkapan administrasi penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang


(9)

membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Ekonomi Pembangunan.

Medan, Maret 2014 Penulis

Riska Laila Maulidah Noor NIM. 110523011


(10)

 

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ……….…. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 5

1.3 Tujuan Penelitian ………. 5

1.4 Manfaat Penelitian ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank ………. 7

2.1.1 Pengertian Bank ………... 7

2.1.2 Jenis Jenis Bank ………... 7

2.1.3 Fungsi Bank ………. 9

2.1.4 Sumber Sumber Dana Bank ………. 9

2.2 Kinerja Perbankan ……… 11

2.3 Konsep Efisiensi ………... 13

2.4 Konsep Pengukuran Efisiensi ………... 14

2.5 Efisiensi Perbankan ……….. 14

2.6 Pengukuran Efisiensi ……… 16

2.7 Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi ……….... 18

2.8 Penelitian Terdahulu ………. 19

2.9 Kerangka Konseptual ……… 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ………. 22

3.2 Populasi dan Pengambilan Sampel ……… 22

3.3 Metode Pengumpulan Data ………... 23

3.4 Metode Analisis Data ..……….. 24

3.4.1 Metode Data Envelopment Analysis (DEA) …. 24 3.4.2` Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank … 26 3.5 Operasional Variabel Penelitian ……… 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Perbankan di Indonesia ………. 32

4.2 Hasil dan Pembahasan ……….………. 33


(11)

4.2.2 Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi dan Inefisiensi Teknik 2 Bank Asing dan 2 Bank Swasta Nasional di Indonesia Tahun 2008 -

2012 ………..……….. 38

4.3 Bank Acuan Bagi Bank-Bank yang Inefisien Selama

Periode 2008-2012 ……….……… 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……….... 50

5.2 Saran ………..……….... 51

DAFTAR PUSTAKA ……….. 54


(12)

 

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Bank di Indonesia ………..… 2

1.2 Jumlah Aset Bank di Indonesia ……… 3

3.1 Daftar Nama Sampel Bank Penelitian ……….….. 23

3.2 Variabel Input-Output .……….. 30

4.1 Perkembangan Bank Indonesia……… 34

4.2 Perkembangan Jumlah Variabel Input Simpanan……… 35

4.3 Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset …………... 36

4.4 Perkembangan Jumlah Variabel Input Tenaga Kerja …. 37 4.5 Perkembangan Jumlah Variabel Output Kredit atau Pembiayaan ………. 38

4.6 Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan ..… 39

4.7 Tingkat Efisiensi dan Inefisiensi Teknik 2 Bank Asing dan 2 Bank Swasta Nasional di Indonesia……… 40

4.8 Nilai Actual, Target dan Potential Improvement Input - Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2008 ……….. 41

4.9 Nilai Actual, Target dan Potential Improvement Input - Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2009 ……….. 43

4.10 Nilai Actual, Target dan Potential Improvement Input - Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2010 ……….. 44

4.11 Nilai Actual, Target dan Potential Improvement Input - Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2011 ……….. 46

4.12 Nilai Actual, Target dan Potential Improvement Input - Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2012 ……….. 47

4.13 Bank Acuan Bagi Bank-Bank yang Inefisien Tahun 2008……… 48

4.14 Bank Acuan Bagi Bank-Bank yang Inefisien Tahun 2009……… 49

4.15 Bank Acuan Bagi Bank-Bank yang Inefisien Tahun 2010……… 49

4.16 Bank Acuan Bagi Bank-Bank yang Inefisien Tahun 2011……… 50

4.17 Bank Acuan Bagi Bank-Bank yang Inefisien Tahun 2012……… 50


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan……… 3 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis……….. 21


(14)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi dan menganalisa perbandingan efisiensi antara bank asing dengan bank swasta nasional di Indonesia selama periode 2008-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil 2 sampel bank asing dan 2 sampel bank swasta nasional. Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi. Variabel input yang digunakan dalam penelitian adalah simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja, sedangkan variabel outputnya adalah kredit atau pembiayaan dan pendapatan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari 4 sampel bank yang diteliti, bank yang mencapai tingkat efisiensi 100 persen selama periode 2008-2012 yaitu Citibank, N.A, dan Bank Danamon. Untuk kategori kelompok bank yang paling efisien adalah bank swasta nasional. Dan pencapaian rata-rata tingkat efisiensi antara bank asing dan bank swasta nasional adalah 92,4 % dan 98 %.

Kata kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Pendekatan Intermediasi, Simpanan, Aset, Biaya Tenaga Kerja, Kredit atau Pembiayaan, Pendapatan, Bank Asing, Bank Swasta Nasional.


(15)

ABSTRACT

The aim of this research is to measure efficiency and analyze the efficiency comparison between foreign banks and private national banks in Indonesia during the period 2008-2012 . The data which is used in this research is a secondary data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling technique is used in this research is purposive sampling with taking foreign 2 samples of foreign and 2 samples of private national banks. Efficiency measurements in this research using the method of Data Envelopment Analysis (DEA) with the intermediation approach . Input variables used in the study are deposits , assets , and labor costs , while the output variables are loans or finance and revenue.

The results of this research showed that a bank of 4 samples researched , the bank reached a level of efficiency of 100 percent during the period 2008-2012 are Citibank,NA, and Bank Danamon . For the category of the most efficient banks are private national banks. And the average achievement level of efficiency between foreign banks and private national banks was 92.4 % and 98 % .

Keywords: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Intermediation Approach Deposits, Assets, Labor Costs,Credit or Financing, Income, Foreign Banks, Private National Banks.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) yang meminjam dana ke bank. Fungsi intermediasi ini akan berjalan baik apabila surplus unit dan deficit unit memiliki kepercayaan terhadap bank. Berjalannya fungsi intermediasi perbankan akan meningkatkan penggunaan dana. Dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan ke masyarakat dalam berbagai bentuk aktivitas produktif. Aktivitas produktif ini kemudian akan meningkatkan output dan lapangan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Muharam dan Purvitasari, 2007).

Persaingan dalam industri perbankan kini semakin tajam, terlebih didorong oleh perkembangan pengetahuan masyarakat yang semakin selektif dalam memilih bank, yaitu bank yang dapat memberikan layanan keuangan berkualitas bagi bisnis dan pribadinya. Sementara itu, kondisi perbankan nasional sendiri mengalami pasang surut di dalam sejarah perkembangannya.

Ditambah lagi dengan kehadiran bank asing yang masuk ke Indonesia memberikan persaingan bagi perbankan nasional. Masuknya bank-bank asing ke Indonesia haruslah ditanggapi dengan serius oleh pihak regulator dalam hal ini Bank Indonesia dan juga industri perbankan nasional. Oleh karena itu bank-bank


(17)

nasional khususnya bank swasta nasional harus bisa bersaing lebih kompetitif menjadi lebih baik.

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah bank swasta nasional selama periode 2008-2009 mengalami penurunan, namun meningkat lagi pada tahun 2010 hingga akhirnya jumlah bank swasta nasional mengalami penurunan kembali menjadi 66 bank pada periode 2011-2012. Sedangkan bank asing terlihat jumlah bank yang beroperasi di Indonesia tetap stabil tidak mengalami peningkatan atau penurunan jumlah bank selama periode tahun 2008-2012.

Tabel 1.1

Jumlah Bank di Indonesia

No Bentuk Bank 2008 2009 2010 2011 2012

1 Bank Swasta Nasional 67 65 67 66 66

2 Bank Asing 10 10 10 10 10

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2012

Dilihat dari segi jumlah bank swasta nasional yang mengalami peningkatan dan juga penurunan hal ini juga berdampak pula pada jumlah aset pada bank tersebut. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa peningkatan total aset bank swasta nasional selama tahun periode tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan yang signifikan. Begitu juga dengan jumlah aset yang dimiliki oleh bank asing meskipun sempat mengalami penurunan jumlah aset pada tahun 2009, namun pada tahun 2010 telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan pula sampai periode tahun 2012.


(18)

 

Tabel 1.2

Jumlah Aset Bank di Indonesia (Milyar)

No Bentuk Bank 2008 2009 2010 2011 2012

1 Bank Swasta Nasional 925.937 1.014.311 1.021.822 1.571.092 1.840.880

2 Bank Asing 233.674 204.502 210.707 268.482 301.966

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2012

Perkembangan aset tersebut juga diikuti dengan banyaknya jumlah jaringan kantor bank di setiap kelompok bank tersebut. Gambar 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terdapat 185 kantor Bank Asing hingga mengalami peningkatan pada tahun 2010 dengan jumlah 233 kantor, namun sempat mengalami pengurangan pada tahun 2011 menjadi 206 kantor hingga pada tahun 2012 mengalami pengurangan lagi menjadi 193 kantor bank asing. Sedangkan kantor Bank Swasta Nasional setiap tahun terus mengalami penambahan jumlah kantor.

2008 2009 2010 2010 2012

185 230 233 206 193

6071 7157 7739 8497

9094 Bank Asing Bank Swasta Nasional

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (2012), data diolah Gambar 1.1

Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan

Kegiatan bisnis perbankan dapat dikatakan berhasil apabila bank dapat mencapai sasaran bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, tentu yang menjadi sorotan adalah bagaimana kinerja bank-bank tersebut. Kinerja dan kondisi kesehatan bank merupakan hal yang penting bagi pihak terkait, seperti pemilik


(19)

atau pengelola bank, masyarakat, maupun Bank Indonesia selaku pengawas perbankan yang ada di Indonesia. Dengan demikian maka pihak yang terkait dapat mengevaluasi kinerja perbankan dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian, patuh terhadap ketentuan dan menerapkan manajemen resiko. Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja perbankan adalah efisiensi yang antara lain dapat ditingkatkan melalui penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi (Sutawijaya dan Lestari, 2009).

Mengukur efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti melihat perbandingan indikator kinerja perbankan dan rasio keuangan, selain itu ada juga beberapa metode lain, yaitu pendekatan parametrik dan non parametrik (Hadad et al., 2003). Pendekatan parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free Approach (DFA), dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan yang non parametrik adalah dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).

Pengukuran efisiensi Bank Asing dan Bank Swasta Nasional dalam penelitian ini akan menggunakan metode non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Mengingat pentingnya efisiensi dalam persaingan dunia perbankan yang semakin ketat dan untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi bank-bank asing yang beroperasi di Indonesia dan bank-bank swasta nasional, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Tingkat Efisiensi Antara Bank Asing dan Bank Swasta Nasional di Indonesia” menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008 – 2012).


(20)

 

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat efisiensi Bank Asing selama periode 2008-2012?

2. Bagaimanakah tingkat efisiensi Bank Swasta Nasional selama periode 2008-2012?

3. Bank manakah yang lebih efisien selama Periode 2008-2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi bank asing selama periode 2008-2012.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi bank swasta nasional selama periode 2008-2012.

3. Untuk mengetahui bank mana yang diteliti lebih efisien selama periode 2008-2012.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai suatu kesempatan bagi penulis menambah wawasan ilmiah yang berkaitan dengan program studi yang sedang penulis tekuni khususnya mengenai perbandingan tingkat efisiensi antara bank asing dan bank swasta nasional di Indonesia.


(21)

2. Sebagai bahan studi tambahan literature dan informasi bagi mahasiswa/I Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan dan juga masyarakat yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang topiknya berhubungan dengan penelitian ini.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank

2.1.1 Pengertian bank

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah sebagai berikut:

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.1.2 Jenis-Jenis Bank

Menurut undang-undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank di golongkan menjadi sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenisnya

Berdasarkan jenisnya, bank di bagi menjadi: 1) Bank umum

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; atau bank komersial.


(23)

2) Bank perkreditan rakyat

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Berdasarkan kepemilikannya

Berdasarkan kepemilikannya, bank dibagi menjadi: 1) Bank milik pemerintah

2) Bank milik pemerintah daerah 3) Bank milik swasta nasional 4) Bank milik koperasi

5) Bank milik asing/campuran c. Berdasarkan bentuk hukumnya

Berdasarkan bentuk hukumnya, bank dibagi menjadi: 1) Bank berbentuk hukum perusahaan daerah

2) Bank berbentuk hukum perseroan (PERSERO) 3) Bank berbentuk hukum perseroan terbatas (PT) 4) Bank berbentuk hukum koperasi

d. Berdasarkan kegiatan usahanya:

Berdasarkan kegiatan usahanya, bank dibagi menjadi: 1) Bank devisa

2) Bank bukan devisa

e. Berdasarkan sistem pembayaran jasa


(24)

 

1) Bank berdasarkan pembayaran bunga

2) Bank berdasarkan pembayaran berupa pembagian hasil keuntungan (bank dengan prinsip syariah).

2.1.3 Fungsi Bank

Fungsi perbankan Indonesia menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

2.1.4 Sumber-Sumber Dana Bank

Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah bergerak dibidang keuangan, maka sumber-sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Dana bank (loanable Fund) adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya (Hasibuan, 2001). Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-waktu akan diambil kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur. Adapun jenis sumber-sumber dana bank tersebut:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Sumber dana yang bersumber dari bank itu sendiri merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran


(25)

dari para pemegang sahamnya. Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain. Kerugiannya adalah waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana dalam jumlah besar memerlukan waktu yang relatif lebih lama.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank. Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank dapat menawarkan berbagai jenis simpanan. Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi kedalam 3 jenis yaitu:

a. Simpanan giro (demand deposit)

Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

b. Simpanan tabungan (saving deposit)

Simpanan tabungan merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu anjungan tunai mandiri (ATM).

c. Simpanan deposito (time deposit)

Simpanan deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut.


(26)

11 

 

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya.

Sumber dana ini merupakan sumber dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana diatas. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:

a. Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia

Merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.

b. Pinjaman antar bank

Pinjaman antar bank biasanya diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring didalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi. Pinjaman antar bank lebih dikenal dengan nama call money.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri

Pinjaman ini diperoleh oleh bank dari pihak luar negeri. d. Surat berharga pasar uang (SBPU)

Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

2.2 Kinerja Perbankan

Syofyan (2003) dalam Sukarno dan Syaichu (2006:48) menyatakan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai penilaian bagaimana hasil ekonomi dari kegiatan industri memberikan kontribusi terbaik guna mencapai tujuan. Dari definisi


(27)

tersebut dapat diartikan bahwa kinerja adalah seberapa baik hasil yang dicapai oleh perusahaan dalam mencapai tujuan perekonomian, dimana tujuan perekonomian adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan ekonomi.

Kinerja bank pada umumnya diukur dengan menggunakan indikator tingkat kesehatan bank sebagai ukuran kinerja (Putri dan Lukviarman, 2008). Dalam hal ini kinerja suatu bank diukur dengan menggunakan lima indikator penilaian mencakup Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to Risk Market yang lebih dikenal sebagai analisis CAMELS. Empat dari enam aspek tersebut yaitu Capital, Assets, Earnings, Liquidity menggunakan rasio-rasio keuangan tradisional untuk mengukur kinerja dan kesehatan bank. Penggunaan analisis CAMELS tersebut tidak lepas dari Bank Indonesia selaku regulator yang telah mengeluarkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank melalui Surat Edaran BI Nomor 26/BPPP/1993 tanggal 23 Mei 1993.

Pendekatan lain untuk mengukur kinerja bank adalah dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan bila bank yang bersangkutan telah menjual sahamnya di pasar modal dapat dilengkapi dengan Market Value Added (MVA). EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (residual income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Sedangkan MVA adalah selisih antara Market Value of Capital. Sehingga dapat dikatakan sebagai total economic surplus perusahaan (Mardiah Dkk, 2006).

Penelitian ini tidak menggunakan analisis CAMELS dan EVA maupun MVA sebagai alat pengukuran kinerja, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dikarenakan CAMELS menilai kinerja perbankan dengan


(28)

13 

 

pendekatan kesehatan bank dan EVA maupun MVA dengan pendekatan nilai tambah ekonomi, sementara penelitian ini menggunakan pendekatan efisiensi dengan teknik DEA sebagai ukuran kinerja perbankan di Indonesia.

2.3 Konsep Efisiensi

Menurut Abidin dan Endri (2009) efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan mengacu pada filosofi “kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan input-nya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan”. Ketika membicarakan mengenai pemanfaatan secara lebih baik dari setiap sumber daya yang telah diberikan, maka hal tersebut merupakan konsep yang sangat dasar mengenai efisiensi (Shahid, Dkk, 2010).

Ditinjau dari teori ekonomi, ada dua pengertian efisiensi, yaitu efisiensi teknik dan efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomi mempunyai sudut pandang makro yang jangkauannya lebih luas dibanding efisiensi teknik. Pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional dalam proses konversi input menjadi output. Akibatnya, usaha untuk meningkatkan efisiensi hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu dengan pengendalian dan alokasi sumberdaya yang optimal (Ghofur;Atmawardhana, 2006 dalam Priyonggo Suseno, 2008).

Abidin dan Endri (2009) mengatakan bahwa efisiensi teknis merupakan salah satu dari komponen efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Tetapi, dalam rangka mencapai efisiensi ekonominya suatu perusahaan harus efisien secara teknis. Untuk mencapai tingkat keuntungan maksimal, sebuah perusahaan harus


(29)

dapat berproduksi pada tingkat output yang optimal dengan jumlah input tertentu (efisiensi teknis) dan menghasilkan output dengan kombinasi yang tepat pada tingkat harga tertentu (efisiensi alokatif).

2.4 Konsep Pengukuran Efisiensi

Penghitungan efisiensi teknis sebelumnya telah dilakukan oleh Farell (1957) berdasarkan paper dari Tim Coelli (1996) yang menggambarkan sebuah ukuran sederhana mengenai efisiensi perusahaan dengan cara menghitung berbagai macam input yang digunakan untuk produksinya.

Farell mengusulkan efisiensi dari dua komponen yaitu: technical efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output maksimum dari serangkaian input yang telah ditentukan, dan allocative efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan berbagai macam input dalam proporsi yang optimal, di mana masing-masing inputnya sudah ditentukan tingkat harga dan teknologi produksinya. Kedua komponen efisiensi tersebut dikombinasikan lalu menghasilkan total economic efficiency.

Pemikiran awal mengenai pengukuran efisiensi dari Farell di mana analisisnya berkenaan dengan ruang input, yang berfokus pada upaya pengurangan input (an input-reducing focus). Metode ini disebut dengan pengukuran berorientasi input (input-oriented measures).

2.5 Efisiensi Perbankan

Efisiensi dalam perbankan, seperti halnya perusahaan juga merupakan tolak ukur dalam mengukur kinerja bank. Dimana efisiensi merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja seperti tingkat


(30)

15 

 

alokasi, teknis, maupun total efisiensi (Hadad et al., 2003). Sedangkan menurut Haseeb Shahid et al. (2010), efisiensi perbankan didefinisikan sebagai perbedaan antara jumlah variabel input dan output yang diamati dengan variabel input dan output yang optimal. Bank yang efisien dapat mencapai nilai maksimum satu dan bank inefisien nilainya dapat berkurang sampai nol.

Efisiensi industri perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro (Berger dan Mester, 1997 dalam Zaenal Abidin dan Endri, 2009). Dari perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasionalnya. Bank-bank yang tidak efisien, besar kemungkinan akan exit dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan.

Sementara dalam perspektif makro, industri perbankan yang efisien dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan secara keseluruhan stabilitas sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran yang sangat strategis dari industri perbankan yakni sebagai intermediator dan produser jasa-jasa keuangan. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi (Weill, 2003 dalam Zaenal Abidin dan Endri, 2009).

Muharam dan Pusvitasari (2007) menjelaskan bahwa secara keseluruhan efisiensi perbankan dapat didekomposisikan dalam efisiensi skala (scale efficiency), efisiensi cakupan (scope efficiency), efisiensi teknik (technical


(31)

efficiency), dan efisiensi alokasi (allocative efficiency). Bank dikatakan mencapai efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale), sedangkan efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi. Efisiensi alokasi tercapai ketika bank mampu menentukan berbagai output yang memaksimumkan keuntungan, sedangkan efisiensi teknik pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dengan output dalam suatu proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien apabila pada penggunaan input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output yang maksimum atau untuk menghasilkan output sejumlah tertentu digunakan input yang paling minimal.

2.6 Pengukuran Efisiensi

Menurut Muharam dan Pusvitasari (2007), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan, yaitu:

1. Pendekatan Rasio

Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dan input yang digunakan. Pendekatan ini akan dapat dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat menghasilkan output yang semaksimal mungkin dengan input yang seminimal mungkin.

Efficiency = Output / Input ... (2.9) Pendekatan rasio ini memiliki kelemahan apabila terdapat banyak input dan banyak output yang akan dihitung, karena jika diperhitungkan serempak maka akan menghasilkan banyak hasil perhitungan sehingga


(32)

17 

 

menghasilkan asumsi yang tidak tegas (Silkman, 1986; Ario, 2005 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007).

2. Pendekatan Regresi

Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsi regresi adalah sebagai berikut:

Y=f (X1, X2, X3, X4,...Xn)... (2.10) Dimana:

Y = Output X = Input

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat input tertentu. UKE dapat dikatakan efisien apabila menghasilkan output lebih banyak dari pada output hasil estimasi (Silkman, 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007).

3. Pendekatan Frontier

Menurut Silkman (1986) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007), pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendekatan frontier parametrik dan non parametrik. Tes parametrik adalah tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya, sedangkan tes statistik non parametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi yang merupakan


(33)

induk sampel penelitiannya. Pendekatan frontier parametrik dapat diukur dengan menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Distribution Free Analysis (DFA). Sedangkan pendekatan frontier non parametrik dapat diukur dengan dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

2.7 Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi

Menurut Hadad, dkk (2003) terdapat 3 pendekatan yang lazim digunakan baik dalam metode parametrik Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Distribution Free Analysis (DFA) maupun non parametric Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mendefinisikan hubungan input dan output dalam kegiatan finansial suatu lembaga keuangan yaitu :

1. Pendekatan Aset ( The asset Approach)

Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, output didefinisikan ke dalam bentuk aset.

2. Pendekatan Produksi (The Production Approach)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accounts) lalu mendefinisikan output sebagai jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainya.

3. Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach)

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa lembaga keuangan bertindak sebagai perantara antara penabung dan peminjam dan menjadikan total


(34)

19 

 

kredit dan sekuritas sebagai output. Sedangkan deposito dengan tenaga kerja dan modal fisik didefinisikan sebagai input (Sufian, 2006).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan intermediasi. Menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada deficit unit. Dengan menggunakan pendekatan intermediasi ini juga diharapkan dapat menggambarkan fungsi perbankan yang sesungguhnya.

2.8 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah penelitian mengenai efisiensi bank yang telah banyak dilakukan pada bank-bank asing maupun bank-bank swasta nasional baik domestik maupun luar negeri:

1. Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Dhaniel Ilyas, dan Eugenia Mardanugraha (2003)

Penelitian ini berjudul “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia“. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Data Frontier Analysis (DFA). Penentuan variabel input-output pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan cost frontier. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu biaya tenaga kerja, price of funds sebagai sebagai variabel input dan kredit yang diberikan pihak terkait dengan bank, kredit yang


(35)

diberikan pada pihak lainnya, surat berharga yang dimiliki sebagai variabel output. Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwasanya merger tidak semuanya meningkatkan efisiensi, bank asing campuran menjadi bank yang paling efisien dan pada periode 2002 menggunakan DFA bank swasta nasional devisa merupakan bank yang paling efisien. 2. Sathye (2003)

Sathye melakukan penelitian tentang efisiensi bank di India. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai efisiensi bank swasta nasional lebih tinggi daripada bank swasta asing. Penelitian ini menggunakan beban bunga dan beban bukan bunga sebagai input serta pendapatan bunga dan pendapatan selain bunga sebagai output.

3. Fadzlan Sufian (2006)

Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi relatif antara bank Islam asing dan bank Islam domestik di Malaysia dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total deposts, labour, fixed assets sebagai varabel input dan total loans, income sebagai variabel output. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa perbankan Islam Malaysia mengalami penurunan tingkat efisiensi pada periode 2002 dan kembali menjadi sedilkit lebih baik pada periode 2003 dan 2004. Dan bank Islam domestik memiliki tingkat efisiensi yang sedik lebih tinggi dibandingkan bank Islam asing.


(36)

21 

 

Pengukuran Efisiensi dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA)

dengan pendekatan intermediasi 

Tingkat Efisiensi Bank Swasta Nasional Tahun 2008 - 2012

Tingkat Efisiensi Bank Asing Tahun 2008 - 2012

2.9 Kerangka Konseptual

Variabel input yang diduga mempengaruhi variabel output ditentukan dengan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu dan beberapa literatur mengenai efisiensi perbankan. Dalam penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Analisis ini kemudian akan menghasilkan perumusan frontier interaksi antar input dalam mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan. Hubungan input dan output tersebutlah yang kemudian akan menentukan nilai efisiensi, sehingga akan dapat dilihat perbedaan antara efisiensi Bank Asing dan Bank Swasta Nasional.

Gambar 2.1

Simpanan Aset

Biaya Tenaga Kerja

Kredit atau Pembiayaan

Pendapatan Laporan Keuangan Bank Asing dan Bank Swasta Nasional


(37)

Ruang lingkup penelitian ini meliputi menganalisis efisiensi teknik dan data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu penelitian yang menganalisa data yang berbentuk angka (numerik). Ini dilakukan dalam jangka waktu lima tahun, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan melihat laporan keuangan dari Bank Indonesia dan mengambil sampel Bank Asing dan Bank Swasta Nasional.

3.2 Populasi dan Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah bank asing dan bank swasta nasional yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2008-2012. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak dimana informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu.

Kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang beroperasi di Indonesia selama periode pengamatan tahun 2008 – 2012.

2. Sampel penelitian yaitu 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional yang telah menerbitkan laporan keuangan mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.


(38)

23 

 

3. Masing-masing 2 Sampel bank asing dan bank swasta nasional yang konsisten dengan jumlah aset terbesar selama periode pengamatan 2008 -2012.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, maka terdapat 4 sampel penelitian yang dapat mewakili masing-masing kelompok bank yaitu 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional. Sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Daftar Nama Sampel Bank Penelitian

Bank Asing Bank Swasta Nasional

Citibank N.A Bank Central Asia (BCA)

Standard Chartered Bank Bank Danamon Indonesia Sumber: Statistik Bank Indonesia 2012

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu metode yang menghimpun informasi dan data melalui metode studi pustaka, eksplorasi literatur-literatur dan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia atau bank asing dan bank swasta nasional yang bersangkutan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank asing dan bank swasta nasional yang dipublikasikan melalui Bank Indonesia selama periode pengamatan 2008-2012. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Total simpanan diperoleh dari laporan keuangan tahunan bank asing dan bank swasta nasional yang bersangkutan selama periode pengamatan.


(39)

b. Total Aset diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan tahunan bank asing dan bank swasta nasional yang bersangkutan selama periode pengamatan.

c. Biaya tenaga kerja diperoleh dari laporan keuangan tahunan bank asing dan bank swasta nasional bersangkutan selama periode pengamatan.

d. Total kredit dari neraca dalam laporan keuangan bank asing dan total pembiayaan dari neraca dalam laporan keuangan bank swasta nasional yang bersangkutan selama periode pengamatan.

e. Total Pendapatan diperoleh dari laporan laba/rugi dalam laporan keuangan tahunan bank asing dan bank swasta nasional bersangkutan selama periode pengamatan.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan non parametric yakni metode Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini akan menggunakan bantuan software MaxDEA.

3.4.1 Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

Metode DEA merupakan sebuah metode frontier non parametric yang menggunakan model program linier untuk menghitung perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan dalam sebuah populasi (Abidin dan Endri, 2009). Perhitungan DEA ini akan dibantu dengan paket-paket software efisiensi secara teknik, seperti Banxia Frontier Analysis (BFA), Warwick for Data Envelopment Analysis (WDEA), dan MaxDEA. Penelitian ini akan menggunakan


(40)

25 

 

bantuan software MaxDEA. Pada intinya software-software tersebut akan menunjukkan pada hasil yang sama.

Analisis DEA pada awalnya digunakan untuk mengatasi kekurangan analisis rasio dan regresi berganda, dimana DEA dapat mengukur efisiensi relatif suatu UKE (Unit Kegiatan Ekonomi) dengan menggunakan input dan output lebih dari satu. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan UKE lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi, apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan output (Sutawijaya dan Lestari, 2009).

Efisiensi relatif UKE dalam DEA juga didefinisikan sebagai rasio dari total ouput tertimbang dibagi total input tertimbang (total weighted output/total weighted input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weighted) atau timbangan untuk setiap input dan output UKE (Muharam dan Pusvitasari, 2007). Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan. Adapun kedua kondisi yang disyaratkan yaitu, (Silkman, 1986; Nugroho, 1995 dalam Huri dan Susilowati, 2004):

a. Bobot tidak boleh negatif;

b. Bobot harus bersifat universal. Hal ini berarti setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya (total weighted output/total weighted input) dan


(41)

rasio tersebut tidak lebih dari 1 (total weighted output/total weighted input ≤ 1) (Muharam dan Pusvitasari, 2007).

DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya (maximize total weighted output/total weighted input) (Muharam dan Pusvitasari, 2007). Asumsi maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian DEA ini menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi lainnya adalah minimisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil yang sama (Sutawijaya dan Lestari, 2009). Setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda, sehingga setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut (Muharam dan Pusvitasari, 2007).

Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1 (nilai efisiensi 100 persen). Sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1, maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif atau mengalami inefisiensi (Silkman, 1986; Nugroho, 1995 dalam Huri dan Susilowati, 2004). Disamping mengukur tingkat efisiensi relatif suatu UKE terhadap UKE dalam kelompoknya. DEA juga dapat melihat sumber ketidakefisienan dengan ukuran peningkatan potensial (potential improvement) dari masing-masing input dan output (Endri, 2011).

3.4.2 Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank

Efisiensi teknik perbankan diukur dengan menghitung rasio antara output dan inputnya. DEA akan menghitung bank yang menggunakan input n untuk


(42)

27 

 

, Untuk r = 1, ……, N……….. (3.2)

       ………... (3.1)  menghasilkan output m yang berbeda (Miller dan Noulas, 1996 dalam Sutawijaya dan Lestari, 2009:57).

 

Dimana:

hs = efisiensi bank s

m = output bank s yang diamati n = input bank s yang diamati

yis = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s ui = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s

vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan i dihitung dari 1 ke m serta j hitung dari 1 ke n

Penggunaan satu variabel input dan satu output ditunjukkan dalam persamaan 3.1. Rasio efisiensi (hs), kemudian dimaksimumkan dengan kendala sebagai berikut (Sutawijaya dan Lestari, 2009:57):

Dimana ui dan vj ≥ 0... (3.3) Persamaan 3.2 menyebutkan bahwa N mewakili jumlah bank dalam sampel dan r merupakan jenis bank yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pertidaksamaan pertama menjelaskan bahwa adanya rasio untuk UKE lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua berbobot non-negatif (positif). Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien, apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya apabila mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah. Pada DEA, setiap


(43)

bank dapat menentukan bobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobotnya yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik (Sutawijaya dan Lestari, 2009).

Metode analisis pada persamaan 3.1 dan 3.2 juga dapat dijelaskan bahwa efisiensi sejumlah bank sebagai UKE (n). Setiap bank menggunakan n jenis input untuk menghasilkan m jenis output, apabila xjs merupakan jumlah input j yang digunakan oleh bank sedangkan yis > 0 merupakan jumlah output i yang dihasilkan oleh bank. Variabel keputusan (decision variable) dari penjelasan tersebut adalah bobot yang harus diberikan pada setiap input dan output bank. Vj merupakan bobot yang diberikan pada input j oleh bank dan ui merupakan bobot yang diberikan pada output i oleh bank, sehingga vj dan ui merupakan variabel keputusan. Nilai variabel ini ditentukan melalui iterasi program linear, kemudian diformulasikan pada sejumlah s program linear fraksional (fractional linear programs). Satu formulasi program linear untuk setiap bank dalam sampel. Fungsi tujuan dari setiap program liniear fraksional tersebut adalah rasio dari output tertimbang di bagi rasio input tertimbang (total weighted output/total weighted input) dari bank (Muharam dan Pusvitasari, 2007).

Model pengukuran teknik bank berdasarkan asumsi pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Sutawijaya dan Lestari, 2009):

a. Model DEA CCR (Charnes-Cooper-Rhodes, 1978)

Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah Constant Return to Scale (CRS). Beberapa program linier ditransformasikan ke dalam program ordinary liniear secara primal atau dual, sebagai berikut:


(44)

29 

 

………... (3.4)

………... (3.5)

…..………... (3.6) Maksimisasi

Fungsi batasan dan kendala:

Efisiensi pada masing-masing bank dihitung menggunakan programasi linier dengan memaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah input yang dibobot harus sama dengan satu untuk bank s, sedangkan kendala untuk semua bank yaitu output yang dibobot dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini berarti bahwa semua bank akan berada atau di bawah referensi kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang memotong sumbu origin (Sutawijaya dan Lestari, 2009).

b. Model DEA BCC (Bankers, Charnes dan Cooper, 1984)

Model BCC ini beranggapan bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal (optimum scale). Persaingan dan kendala-kendala keuangan dapat menyebabkan perusahaan untuk tidak beroperasi pada skala optimalnya (Endri, 2011). Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah Variable Return to Scale (VRS), peningkatan input dan output tidak berproporsi


(45)

maupun bersifat decreasing return to scale (DRS) (Hadinata dan Manurung, 2006). IRS adalah keadaan dimana kenaikan input akan menyebabkan kenaikan output, tetapi skala kenaikan output lebih tinggi daripada skala kenaikan input. Sedangkan DRS adalah kondisi dimana kenaikan input akan menyebabkan kenaikan output, tetapi skala kenaikan input lebih tinggi daripada skala kenaikan output. Untuk penelitian ini maka akan digunakan model CCR.

3.5 Operasional Variabel Penelitian

Adapun penentuan variabel-variabel input dan output dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Variabel Input-Output

Pendekatan Input Output

Simpanan Pembiayaan Intermediasi Aset Pendapatan Biaya Tenaga Kerja

Sumber: Hasil Olah Data Input-Output

Dalam penelitian ini terdapat definisi dari operasional variabel yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Input

Variabel input adalah variabel yang mempengaruhi variabel output. Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga variabel.

a. Total Simpanan

Simpanan (I1) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifkat deposito tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2003:65).


(46)

31 

 

b. Aset

Aset (I2) adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh bank meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, pembiayaan atau kredit, dan aktiva tetap yang dimiliki.

c. Biaya Tenaga Kerja

Menurut Mulyadi (2000:343), tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja (I3) adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia.

2. Variabel Output

Variabel output adalah variabel yang menjadi pusat perhatian, dalam penelitian ini variabel output yang digunakan adalah total kredit atau pembiayaan (O1) dan pendapatan operasional (O2).

a. Total Kredit atau Pembiayaan

Total kredit atau pembiayaan (O1) merupakan produk utama bank sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit).

b. Pendapatan

Pendapatan (O2) merupakan pendapatan hasil dari kegiatan operasional maupun non operasional bank yang tergolong bank asing maupun bank swasta nasional.


(47)

kebijakan kepemilikan perbankan. Sebelum 1980-an, bank hanya dimiliki para bankir yang memang berkemampuan mengelola bank. Pada masa 1990-an setelah liberalisasi perbankan, bank kemudian banyak dimiliki oleh para konglomerat. Kalangan investor/swasta tertarik untuk berekspansi dalam industri perbankan. Sebagai akibatnya perkembangan bank swasta nasional mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan laju pertumbuhannya telah mampu mematahkan dominasi bank pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bermunculan bank-bank baru dan juga pembukaan kantor-kantor bank, terutama oleh bank swasta, dua diantaranya hingga saat ini yakni Bank Central Asia (BCA) dan Bank Danamon, Tbk. Dan hingga saat ini perkembangan bank swasta nasional terus meningkat. Berdasarkan statistik Bank Indonesia tahun 2012, Bank Swasta Nasional yang ada di Indonesia berjumlah 66 bank dengan 9.094 kantor cabang dan total aset yang mencapai 1.840.880 miliar rupiah.

Sedangkan perkembangan bank asing di Indonesia dimulai dengan berdirinya The Chartered Bank of India, Australia and China tahun 1859, Hongkong and Shanghai Banking Corporation di tahun 1884, Bank of China tahun 1915, Yokohama Specie Bank tahun 1919, kemudian Mitsui Bank 1925. Hingga akhirnya muncul bank asing lainnya dan sampai saat ini masih bisa mempertahankan eksistensinya dalam hal perbankan di Indonesia yakni Citibank,


(48)

33 

 

N.A dan Standard Chartered Bank. Dimana dua bank tersebut memiliki total aset yang cukup besar setiap tahunnya berdasarkan data statistik Bank Indonesia.

4.2 Hasil dan Pembahasan 4.2.1 Analisis Deskriptif

Berdasarkan penjelasan diatas, objek penelitian yang akan digunakan 2 bank asing, yaitu Citibank, N.A dan Standard Chartered Bank serta 2 bank swasta nasional, yaitu Bank Central Asia dan Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan microsoft excel windows 2003, dan MaxDEA untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti. MaxDEA digunakan untuk menganalisis efisiensi bank-bank yang diteliti yakni bank asing dan bank swasta nasional dengan menggunakan tiga variabel input, yaitu: Simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK), Aset, dan Biaya Tenaga Kerja. Sedangkan Variabel outputnya, yaitu: Kredit dan Total Pendapatan.

Variabel pertama adalah kredit atau pembiayaan, dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2003:65).


(49)

Tabel 4.1

Perkembangan Jumlah Variabel Input Simpanan (Studi 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional)

Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah)

Nama Bank Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Citibank,NA 42.823.017 45.715.144 57.790.510 79.528.358 97.848.824 St.Chart. Bank 40.712.226 47.515.247 59.507.744 70.705.044 85.469.915 BCA 209.534.856 244.666.004 277.533.692 323.457.283 370.278.094 Bank Danamon 74.492.063 67.782.107 73.570.322 87.993.957 90.605.236 Jumlah

Simpanan

367.562.162 405.678.502 468.402.268 561.684.642 644.202.069

Pertumbuhan - 10,73% 15,46% 19,91% 14,69%

Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 2008-2012

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah simpanan 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional dalam penelitian ini terus mengalami kenaikan dari tahun 2008- 2012, meskipun persentase pertumbuhannya mengalami fluktuasi. Kenaikan jumlah simpanan tersebut menggambarkan adanya upaya-upaya yang telah dilakukan bank-bank asing maupun bank swasta nasional dalam peningkatan penghimpunan dana dari masyarakat. Upaya-upaya tersebut seperti perbaikan strategi marketing bank-bank asing dan bank swasta nasional. Perbaikan ini dilakukan dengan target nasabah yang tidak hanya dari kalangan nasabah loyal, tetapi juga nasabah mengambang.

Variabel input kedua adalah total aset, yaitu jumlah aset yang dimiliki baik oleh bank asing maupun bank swasta nasional. Berdasarkan Tabel 4.2, persentase pertumbuhan aset pada 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional mengalami kenaikan setiap tahunnya dari 2008-2012 meskipun persentase kenaikannya berfluktuasi. Meningkatnya jumlah aset tersebut menunjukkan bahwa 4 bank yang


(50)

35 

 

diteliti memiliki kinerja yang baik, sehingga berdampak pada bertambahnya jumlah aset yang terjadi pada 2008-2012.

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset (Studi 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional)

Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah)

Nama Bank Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Citibank,NA 53.503.507 55.925.513 55.705.237 101.530.861 132.150.160

St.Chart. Bank 53.893.523 58.701.483 71.624.563 90.730.977 111.548.790

BCA 244.712.927 280.798.049 323.349.321 378.651.728 436.741.456

Bank

Danamon 104.842.261

96.630.214 113.860.553 127.128.138 130.391.429

Jumlah Aset 456.952.218 492.055.259 564.539.674 698.041.704 810.831.835 Pertumbuhan - 7,68% 14,73% 23,65% 16,16% Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 2008-2012

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja pada 4 sampel bank yang diteliti terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kebutuhan akan tenaga kerja yang terus meningkat dan penyesuaian gaji yang telah diatur oleh pemerintah seperti UMR (Upah Minimum Regional).


(51)

Tabel 4.3

Perkembangan Jumlah Variabel Input Tenaga Kerja (Studi 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional)

Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah)

Nama Bank Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Citibank,NA 922.019 1131892 1.119.968 1.402.668 1.850.141

St.Chart. Bank 926.468 977.340 1.137.329 1.386.739 1.652.817

BCA 3.195.721 4.048.502 4.204.951 4.820.533 5.694.720

Bank Danamon 2.270.214 2102538 2.545.038 2.695.073 3.063.563

Jumlah Biaya

TK 7.314.422 8.260.272 9.007.286 10.305.013 12.261.241 Pertumbuhan - 12,93% 9,04% 14,41% 18,98% Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 2008-2012

Selanjutnya adalah variabel output, variabel output pertama adalah kredit atau pembiayaan. Kredit atau pembiayaan adalah penyaluran dana kepada masyarakat baik individu atau kelompok sesuai dengan tata cara perbankan.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah pembiayaan yang dilakukan oleh 4 bank yang diteliti mengalami perbaikan setiap tahunnya, bahkan persentasenya terus mengalami peningkatan. Peningkatan pembiayaan ini memang sudah seharusnya dilakukan mengingat fungsi utama bank adalah sebagai lembaga intermediasi. Perkembangan jumlah bank sudah seharusnya berbanding lurus dengan peran-peran bank tersebut terhadap perekonomian. Hal ini dapat diwujudkan dengan melaksanakan fungsi intermediasi dengan baik.


(52)

37 

 

Tabel 4.4

Perkembangan Jumlah Variabel Output Kredit atau Pembiayaan (Studi 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional)

Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah)

Nama Bank Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Citibank,NA 34.883.337 41.234.081 50.580.480 65.859.107 76.955.200

St.Chart. Bank 25.375.567 32.491.774 37.695.623 52.574.125 64.318.624

BCA 112.846.628 123.596.037 154.001.943 202.268.609 256.713.553

Bank

Danamon 64.983.038 60.579.191 75.090.482 86.699.835 91.532.966

Jumlah

Pembiayaan 238.088.570 257.901.083 317.368.528 407.401.676 489.520.343 Pertumbuhan - 8,32% 23,05% 28,37% 20,16% Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 2008-2012

Variabel output selanjutnya adalah total pendapatan, yaitu seluruh pendapatan bank yang diterima baik pendapatan bunga, pendapatan operasional, dan pendapatan non-operasional sebelum dikurangi pajak. Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah pendapatan 4 bank yang diteliti periode 2008-2012 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, meskipun persentasenya mengalami fluktuasi.


(53)

Tabel 4.5

Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan (Studi 2 bank asing dan 2 bank swasta nasional)

Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah)

Nama Bank Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Citibank,NA 4.949.590 6.225.485 9.472.735 8.995.125 9.673.959

St.Chart. Bank 1.619.080 1.753.611 2.022.019 3.108.842 3.949.498

BCA 22.903.592 27.195.614 28.998.395 32.660.092 38.541.400

Bank

Danamon 14.483.577 15.883.655 16.744.621 18.009.027 18.780.212

Jumlah

Pendapatan 43.955.839 51.058.365 57.237.770 62.773.086 70.945.069 Pertumbuhan - 16,16% 12,10% 9,67% 13,02% Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 2008-2012

Peningkatan jumlah pendapatan ini dikaitkan dengan semakin banyak dan bervariasinya jasa dan produk yang ditawarkan oleh masing-masing bank asing dan bank swasta nasional kepada masyarakat sehingga berpengaruh terhadap jumlah pendapatan bank itu sendiri. Jasa dan produk bank tersebut meliputi phone banking, internet banking, sms banking, dan produk serta layanan lainnya.

4.2.2 Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi dan Inefisiensi Teknik 2 Bank Asing dan 2 Bank Swasta Nasional di Indonesia Tahun 2008-2012

Berdasarkan hasil perhitungan metode DEA berasumsikan CRS (Constant Return to Scale) dengan menggunakan Software MaxDEA, dapat dilihat tingkat efisiensi 4 bank konvensional di Indonesia pada tabel 4.7 hasil yang didapat menggambarkan pencapaian nilai efisiensi pada masing-masing bank.


(54)

39 

 

Tabel 4.6

Tingkat Efisiensi dan Inefisiensi Teknik 2 Bank Asing dan 2 Bank Swasta Nasional di Indonesia

Tahun 2008-2012 (Persen)

Nama Bank Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Citibank,NA 100 100 100 100 100

St.Chart. Bank 76 91 73 88 96

BCA 100 98 82 100 100

Bank Danamon 100 100 100 100 100

Pencapaian rata-rata 94 97,25 88,75 97 99

Sumber: Data diolah (Output MaxDEA 5.2)

Statistik pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 sampai tahun 2012 terdapat dua bank yang mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen (efisien) yaitu satu bank asing yakni Citibank,N.A., dan satu bank swasta nasional yakni Bank Danamon. Sedangkan Bank Central Asia (BCA) mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen (efisien) pada tahun 2008, 2011, dan 2012 namun sempat mengalami penurunan dengan tingkat efisiensi 98 persen pada tahun 2009 dan 82 persen pada tahun 2010. Sedangkan Standard Chartered Bank belum mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

Tabel 4.6 juga menjelaskan bahwa pencapaian rata-rata efisiensi teknik 4 bank tersebut dimana mengalami fluktuasi setiap tahunnya dari tahun 2008-2012. Sempat mengalami kenaikan rata-rata efisiensi dari 94 persen pada tahun 2008 menjadi 97,25 persen pada tahun 2009, namun mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 88,75 persen lalu meningkat lagi menjadi 99 persen pada tahun


(55)

Tabel 4.7

Nilai Actual, Target, dan Potential Improvement Input-Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2008

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) Citibank, N.A 100

Simpanan 42.823.017 42.823.017 0

Aset 53.503.507 53.503.507 0

B. Tenaga Kerja 922.019 922.019 0

Pembiayaan 34.883.337 34.883.337 0

Pendapatan 4.949.590 4.949.590 0

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) St.Chart. Bank 76

Simpanan 40.712.226 30.851.512 31,96

Aset 53.893.523 39.214.145 37,43

B. Tenaga Kerja 926.468 702.073 31,96

Pembiayaan 25.375.567 25.375.567 0

Pendapatan 1.619.080 3.899.193 40,83

Bank Central Asia

100

Simpanan 209.534.856 209.534.856 0

Aset 244.712.927 244.712.927 0

B. Tenaga Kerja 3.195.721 3.195.721 0

Pembiayaan 112.846.628 112.846.628 0

Pendapatan 22.903.592 22.903.592 0

Bank Danamon

100

Simpanan 74.492.063 74.492.063 0

Aset 104.842.261 104.842.261 0

B. Tenaga Kerja 2.270.214 2.270.214 0

Pembiayaan 64.983.038 64.983.038 0

Pendapatan 14.483.577 14.483.577 0

Sumber: Data diolah (Output MaxDEA 5.2)

Tabel 4.7 memperlihatkan input-output yang menyebabkan inefisiensi pada masing-masing bank asing dan bank swasta nasional. Tabel tersebut menunjukkan nilai actual, target, dan potential improvement. Nilai actual adalah nilai input-output yang digunakan, target adalah pencapaian yang diharapkan


(56)

41 

 

untuk mencapai tingkat efisiensi relatif, dan potential improvement adalah persentase dari kenaikan yang diharapkan.

Bank yang mengalami inefisiensi pada tahun 2008 adalah Standard Chartered Bank. Ketidakefisienan bank tersebut terletak pada ketiga inputnya (simpanan, aset, biaya tenaga kerja) dan outputnya yaitu pendapatan. Ketidakefisienan ketiga input bank tersebut terjadi karena penggunaannya yang kurang maksimal. Target efisiensi masing-masing input tersebut dapat diupayakan dengan peningkatan efisiensi sebesar 31,96 persen untuk input simpanan karena target efisiensi yang dapat dicapai hanya 30.851.512 juta dari 40.712.226 juta yang dialokasikan. Begitu juga dengan input aset dan biaya tenaga kerja masing-masing 37,43 persen dan 31,96 persen untuk mencapai tingkat efisiensi 100 persen. Sedangkan untuk output (pendapatan) yang mencapai 1.619.080 juta juga tidak efisien, karena target output tersebut seharusnya dicapai 3.899.193 juta. Maka peningkatan efisiensi yang harus dilakukan adalah sebesar 40,83 persen.

Sedangkan bank yang telah mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen pada tahun 2008 adalah Citibank, N.A., Bank Central Asia (BCA), dan Bank Danamon.

Pada Tahun 2009 terjadi penurunan jumlah bank yang efisien yang sebelumnya pada tahun 2008 bank yang efisien ada tiga bank namun pada tahun 2009 menurun menjadi dua bank saja yang efisien yaitu Citibank, N.A., dan Bank Danamon.


(57)

Tabel 4.8

Nilai Actual, Target, dan Potential Improvement Input-Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2009

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) Citibank, N.A 100

Simpanan 45.715.144 45.715.144 0

Aset 55.925.513 55.925.513 0

B. Tenaga Kerja 1.131.892 1.131.892 0

Pembiayaan 41.234.081 41.234.081 0

Pendapatan 6.225.485 6.225.485 0

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) St.Chart. Bank 91

Simpanan 47.515.247 39.473.058 20,37

Aset 58.701.483 48.289.272 21,56

B. Tenaga Kerja 977.340 977.340 0

Pembiayaan 32.491.774 35.603.853 9,58

Pendapatan 1.753.611 5.375.438 65,35

Bank Central Asia

98

Simpanan 244.666.004 141.260.776 73,20

Aset 280.798.049 190.612.671 47,31

B. Tenaga Kerja 4.048.502 4.048.502 0

Pembiayaan 123.596.037 126.688.557 2,50

Pendapatan 27.195.614 27.876.081 2,50

Bank Danamon

100

Simpanan 67.782.107 67.782.107 0

Aset 96.630.214 96.630.214 0

B. Tenaga Kerja 2.102.538 2.102.538 0

Pembiayaan 60.579.191 60.579.191 0

Pendapatan 15.883.655 15.883.655 0

Sumber: Data diolah (Output MaxDEA 5.2)

Bank yang mengalami inefisiensi pada tahun 2009 yaitu Standard Chartered Bank dimana ketidakefisienan terletak pada input (simpanan sebesar 20,37 persen dan aset sebesar 21,56 persen) dan juga pada output (pembiayaan sebesar 9,58 persen dan pendapatan sebesar 65,35 persen). Kemudian bank yang


(58)

43 

 

pada input (simpanan sebesar 73,20 persen dan aset sebesar 47,31 persen ) dan output (pembiayaan sebesar 2,50 persen dan pendapatan sebesar 2,50 persen).

Tabel 4.9

Nilai Actual, Target, dan Potential Improvement Input-Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2010

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) Citibank, N.A 100

Simpanan 57.790.510 57.790.510 0

Aset 55.705.237 55.705.237 0

B. Tenaga Kerja 1.119.968 1.119.968 0

Pembiayaan 50.580.480 50.580.480 0

Pendapatan 9.472.735 9.472.735 0

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) St.Chart. Bank 73

Simpanan 59.507.744 58.686.340 1,39

Aset 71.624.563 56.568.743 26,61

B. Tenaga Kerja 1.137.329 1.137.329 0

Pembiayaan 37.695.623 51.364.545 36,26

Pendapatan 2.022.019 9.619.575 75,74

Bank Central Asia

82

Simpanan 277.533.692 216.976.077 27,91

Aset 323.349.321 209.146.861 54,60

B. Tenaga Kerja 4.204.951 4.204.951 0

Pembiayaan 154.001.943 189.905.819 23,31

Pendapatan 28.998.395 35.565.647 22,65

Bank Danamon

100

Simpanan 73.570.322 73.570.322 0

Aset 113.860.553 113.860.553 0

B. Tenaga Kerja 2.545.038 2.545.038 0

Pembiayaan 75.090.482 75.090.482 0

Pendapatan 16.744.621 16.744.621 0

Sumber: Data diolah (Output MaxDEA 5.2)

Pada tabel 4.9 tidak jauh berbeda pada tahun sebelumnya dimana Bank Central Asia (BCA) dan Standard Chartered Bank mengalami ketidakefisienan


(59)

(BCA) dalam hal peningkatan input simpanan yang efisien sebesar 27,91 persen, dan untuk input aset agar mencapai efisien adalah sebesar 54,60 persen. Sedangkan ketidakefisienan outputnya (pembiayaan dan pendapatan) maka peningkatan efisiensi yang dapat dilakukan masing-masing adalah sebesar 23,31 persen dan 22,65 persen. Sedangkan bank-bank lain yakni Citibank,N.A., dan Bank Danamon masih bisa mempertahankan tingkat efisiensi 100 persen.

Pada tahun 2011, mengalami penurunan ketidakefisienan pada bank. Ketidakefisienan hanya terjadi pada Standard Chartered Bank dimana ketidakefisienan terjadi pada masing-masing satu input (simpanan) dan satu output (pendapatan) dan untuk mencapai nilai efisiensi dari masing-masing ketidakefisienan input dan output tersebut peningkatan efisiensi yang harus dilakukan masing-masing sebesar 18,44 persen dan 89,36 persen. Sedangkan untuk Citibank,N.A., Bank Central Asia (BCA), dan Bank Danamon sudah mencapai tingkat efisiensi 100 persen.


(60)

45 

 

Tabel 4.10

Nilai Actual, Target, dan Potential Improvement Input-Output Bank Asing dan Bank Swasta Nasional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2011

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) Citibank, N.A 100

Simpanan 79.528.358 79.528.358 0

Aset 101.530.861 101.530.861 0

B. Tenaga Kerja 1.402.668 1.402.668 0

Pembiayaan 65.859.107 65.859.107 0

Pendapatan 8.995.125 8.995.125 0

Nama Bank Tingkat Efisiensi (Persen) Actual (Juta Rupiah) Target (Juta Rupiah) Potential Improvement (Persen) St.Chart. Bank 88

Simpanan 70.705.044 69.424.284 18,44

Aset 90.730.977 90.730.977 0

B. Tenaga Kerja 1.386.739 1.386.739 0

Pembiayaan 52.574.125 59.455.119 13,09

Pendapatan 3.108.842 8.996.024 89,36

Bank Central Asia

100

Simpanan 323.457.283 323.457.283 0

Aset 378.651.728 378.651.728 0

B. Tenaga Kerja 4.820.533 4.820.533 0

Pembiayaan 202.268.609 202.268.609 0

Pendapatan 32.660.092 32.660.092 0

Bank Danamon

100

Simpanan 87.993.957 87.993.957 0

Aset 127.128.138 127.128.138 0

B. Tenaga Kerja 2.695.073 2.695.073 0

Pembiayaan 86.699.835 86.699.835 0

Pendapatan 18.009.027 18.009.027 0


(1)

51 

 

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan:

1. Ketidakefisienan penggunaan input simpanan oleh bank asing dan bank

swasta nasional harus ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengalokasikan input simpanan yang berlebih ke bagian total aset khususnya aset yang bersifat produktif.

2. Ketidakefisienan input aset terjadi karena penggunaan jumlah aset

melebihi target yang dibutuhkan. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah porsi pembiayaan yang merupakan bagian dari aset total itu sendiri.

3. Kebijakan mengenai inefisiensi input biaya tenaga kerja dapat dilakukan

dengan adanya aturan internal bank untuk menggunakan sistem kontrak untuk pegawainya dan yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan atau universitas-universitas dalam hal penyediaan SDM yang berkualitas.

4. Kebijakan yang berkaitan dengan output pembiayaan adalah dengan cara

tetap melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam pembiayaannya dengan tidak menghambat target yang telah ditentukan dan melakukan pengawasan secara ketat setelah memberikan kredit.

5. Bagi peneliti yang hendak mengadakan penelitian sejenis, hendaknya

mencoba menggunakan analisis efisiensi DEA dengan asumsi VRS (Variable Return to Scale).


(2)

Arafat, Wilson, 2006. Manajemen Perbankan di Indonesia (Teori dan Implementasi), Pustaka LP3ES, Jakarta.

Ascarya, Diana Yumanita, 2008. “Comparing The Efficiency of Islamic Banks in

Malaysia and Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Tim

IAEI, hal 95-119.

Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Indonesia.

http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/SPI_1113.asp

x (30 Nop. 2013).

Elisabet. 2009. Sumber Dana Bank. (Online), http://banking.blog.gunadarma.

ac.id ( 10 Jan 2014).

Endri, 2011. Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi

two-stage data envelopment analysis.

https://www.google.com/search?q=Evaluasi+Efisiensi+Teknis+Perbank an+Syariah+di+Indonesia%3A+Aplikas+i+twostage+data+envelopme nt+analysis &ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client= firefox-a(05 Des.2013).

Hadad, Muliaman D., dkk, 2003. Pendekatan Parametrik Efisiensi Perbankan

Indonesia.http://www.bi.go.id/id/pencarian/Default.aspx?k=pendekatan %20parametrik%20efisiensi%20perbankan%20indonesia (05 Des 2013). Hadinata, Ivan dan A. H Manurung, 2006. “Penerapan Data Envelopment

Analysis Untuk Mengukur Efisiensi Kinerja Reksa Dana Saham”.

Hasibuan, Malayu SP, 2001. Dasar-dasar Perbankan, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Kasmir, 2008. Pemasaran Bank. Edisi Revisi, Cetakan ketiga, Kencana, Jakarta.

Khairunnisa, Ulfah. 2013. Peran Bank Sebagai Lembaga Intermediasi.

http://ulfahk.blogspot.com/2013/07/jurnal-peran-bank-sebagai-lembaga.html (13 Des. 2013)


(3)

53 

 

Muharam, H. dan Rizki Pusvitasari, 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode

tahun2005)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volume 2 Nomor 3.

Putra, Muhammad Ar.Rakhman. 2012. Perkembangan Perbankan Indonesia 1990

2010.http://d3d3v1a.wordpress.com/2012/03/03/perkembangan-perbankan-indonesia-1990-2010 (10 Mar. 2014)

Putri, Vicky Rahma dan Niki Lukviarman, 2008. “Pengukuran Kinerja Bank Komersial Dengan Pendekatan Efisiensi: Studi Terhadap Perbankan Go-

Public di Indonesia”, JAAI. Volume 12 Nomor 1. hal 37-52.

Shahid, Haseeb, dkk, 2010. “Efficiencies Comparison of Islamic and

Conventional Banks of Pakistan”. International Research Journal of

Finance and Economics. Volume Issue 49: EuroJournals Publishing, Inc. Sufian, Fadzlan, 2007. “The Efficiency Of Islamic Banking Industry In Malaysia:

Foreign vs Domestic Bank”. Humanomics, Volume 23 Nomor. 3 hal

174-192.

Sukarno, Kartika Wahyu dan Muhammad Syaichu. 2006, “Analisis Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Jurnal Studi

Manajemen & Organisasi, Volume 3 Nomor 2 hal 46-58.

Suseno, Priyonggo, 2008. “Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada Indsutri

Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Islam, Volume 2.

Nomor 1.

Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009, “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”.


(4)

I1 I2 I3 O1 O2

CB 42823017 53503507 922019 34883337 4949590

SCB 40712226 53893523 926468 25375567 1619080

BCA 209534856 244712927 3195721 112846628 22903592

BDI 74492063 104842261 2270214 64983038 14483577

2. Tahun 2009

I1 I2 I3 O1 O2

CB 45715144 55925513 1131892 41234081 6225485

SCB 47515247 58701483 977340 32491774 1753611

BCA 244666004 280798049 4048502 123596037 27195614

BDI 67782107 96630214 2102538 60579191 15883655

3. Tahun 2010

I1 I2 I3 O1 O2

CB 57790510 55705237 1119968 50580480 9472735

SCB 59507744 71624563 1137329 37695623 2022019

BCA 277533692 323349321 4204951 154001943 28998395

BDI 73570322 113860553 2545038 75090482 16744621

4. Tahun 2011

I1 I2 I3 O1 O2

CB 79528358 101530861 1402668 65859107 8995125

SCB 70705044 90730977 1386739 52574125 3108842

BCA 323457283 378651728 4820533 202268609 32660092

BDI 87993957 127128138 2695073 86699835 18009027

5. Tahun 2012

I1 I2 I3 O1 O2

CB 97848824 132150160 1850141 76955200 9673959

SCB 85469915 111548790 1652817 64318624 3949498


(5)

   

LAMPIRAN 2 OUTPUT MAXDEA 1. Tahun 2008

Qry_Results of Envelopment Model

NO DMU Score RM (I1) SM (I1) Projection (I1) RM (I2) SM (I2) Projection (I2) (I3) RM SM (I3) Projection (I3) RM (O1) (O1) SM Projection (O1) RM (O2) SM (O2) Projection (O2) 1 BCA 1 0 0 209534856 0 0 244712927 0 0 3195721 0 0 112846628 0 0 22903592 2 BDI 1 0 0 74492063 0 0 104842261 0 0 2270214 0 0 64983038 0 0 14483577 3 CB 1 0 0 42823017 0 0 53503507 0 0 922019 0 0 34883337 0 0 4949590 4 SCB 0,76 0 0 40712226 0 -2145812,68 51747710,32 0 0 926468 8110500,21 0 33486067,21 517487,89 3008879,12 5145447,02

NO   DMU Score  Benchmark(Lambda)      Refs

1  BCA 1  BCA(1,0000000) 0

2  BDI 1  BDI(1,0000000) 1

3  CB 1  CB(1,0000000) 1

4  SCB 0,76  BDI(0,0748821); CB(0,8204491) 0

2. Tahun 2009

Qry_Results of Envelopment Model NO DMU Score RM

(I1) SM (I1) Projection (I1) RM

(I2) SM (I2) Projection (I2) RM (I3)

SM

(I3) Projection (I3) RM (O1) SM

(O1) Projection (O1) RM (O2) SM (O2) Projection

(O2) 1 BCA 0,98 0 -103405227,78 141260776,22 0 -90185377,95 190612671,05 0 0 4048502 3092519,81 0 126688556,81 680466,6 0 27876080,6 2 BDI 1 0 0 67782107 0 0 96630214 0 0 2102538 0 0 60579191 0 0 15883655 3 CB 1 0 0 45715144 0 0 55925513 0 0 1131892 0 0 41234081 0 0 6225485 4 SCB 0,91 0 -8042188,76 39473058,24 0 -10412210,81 48289272,19 0 0 977340 3112079,3 0 35603853,3 167961,79 3453865,42 5375438,21

NO   DMU Score   Benchmark(Lambda) Refs  1  BCA 0,98  BDI(1,2985237); CB(1,1646929) 0

2  BDI 1  BDI(1,0000000) 1

3  CB 1  CB(1,0000000) 2

4  SCB 0,91  CB(0,8634569) 0

3. Tahun 2010

Qry_Results of Envelopment Model NO DMU Score RM

(I1) SM (I1) Projection (I1) RM

(I2) SM (I2) Projection (I2) RM (I3)

SM (I3)

Projection

(I3) RM (O1) SM (O1) Projection

(O1) RM (O2) SM (O2) Projection

(O2) 1 BCA 0,82 0 -60557615,17 216976076,83 0 -114202459,64 209146861,36 0 0 4204951 34876742,81 1027132,89 189905818,7 6567251,97 0 35565646,97

2 BDI 1 0 0 73570322 0 0 113860553 0 0 2545038 0 0 75090482 0 0 16744621

3 CB 1 0 0 57790510 0 0 55705237 0 0 1119968 0 0 50580480 0 0 9472735

4 SCB 0,73 0 -821403,9 58686340,1 0 -15055820,42 56568742,58 0 0 1137329 13668922 0 51364545 733210,33 6864345,72 9619575,05

NO  DMU Score   Benchmark(Lambda)       Refs 1  BCA 0,82  CB(3,7545278) 0

2  BDI 1  BDI(1,0000000) 0

3  CB 1  CB(1,0000000) 2


(6)

4. Tahun 2011

Qry_Results of Envelopment Model

NO DMU Score RM (I1) SM (I1) Projection (I1) RM (I2) SM (I2) Projection (I2) RM (I3) SM (I3) Projection (I3) RM (O1) (O1) SM Projection (O1) RM (O2) SM (O2) Projection (O2)

1 BCA 1 0 0 323457283 0 0 378651728 0 0 4820533 0 0 202268609 0 0 32660092

2 BDI 1 0 0 87993957 0 0 127128138 0 0 2695073 0 0 86699835 0 0 18009027

3 CB 1 0 0 79528358 0 0 101530861 0 0 1402668 0 0 65859107 0 0 8995125

4 SCB 0,88 0 -1280760,19 69424283,81 0 0 90730977 0 0 1386739 6880994,15 0 59455119,15 406890,72 5480291,45 8996024,17

NO DMU Score  Benchmark(Lambda)        Refs 1  BCA 1  BCA(1,0000000)       0

2   BDI 1  BDI(1,0000000) 1

3  CB 1  CB(1,0000000) 1

4  SCB 0,88  BDI(0,1419654); CB(0,7158727) 0

5. Tahun 2012

Qry_Results of Envelopment Model NO DMU Score RM

(I1) SM (I1) Projection (I1)

RM (I2)

SM (I2) Projection (I2)

RM (I3)

SM

(I3) Projection (I3) RM (O1) SM

(O1) Projection (O1) RM (O2) SM (O2) Projection (O2)

1 BCA 1 0 0 370278094 0 0 436741456 0 0 5694720 0 0 256713553 0 0 38541400

2 BDI 1 0 0 90605236 0 0 130391429 0 0 3063563 0 0 91532966 0 0 18780212

3 CB 1 0 0 97848824 0 0 132150160 0 0 1850141 0 0 76955200 0 0 9673959

4 SCB 0,96 0 0 85469915 0 0 111548790 0 0 1652817 2354235,56 0 66672859,56 144562,31 5467274,56 9561334,87

NO   DMU     Score   Benchmark(Lambda)       Refs

1   BCA  1   BCA(1,0000000) 1

2   BDI  1   BDI(1,0000000) 1

3   CB  1   CB(1,0000000) 1