Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada CV Wahyu Makmur Sejahtera Desa Gadog Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat

i

ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH
PADA CV WAHYU MAKMUR SEJAHTERA DESA GADOG
KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANNISA AMALIA INDAH

DEPARTEMEN AGRBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Risiko
Produksi Jamur Tiram Putih pada CV Wahyu Makmur Sejahtera Desa Gadog
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat” adalah benar merupakan hasil
karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Annisa Amalia Indah
NIM H34104078

i

ABSTRAK
ANNISA AMALIA INDAH. Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada
CV Wahyu Makmur Sejahtera Desa Gadog Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Jawa Barat. Dibimbing oleh POPONG NURHAYATI.
Usaha budidaya jamur tiram putih pada CV Wahyu Makmur Sejahtera
memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda dalam proses produksinya.
Hasil produksi yang beragam tersebut mempengaruhi jumlah produktivitas
sehingga menyebabkan adanya fluktuasi. Fluktuasi produktivitas tersebut
merupakan salah satu indikasi adanya risiko produksi. Adanya risiko di CV

Wahyu Makmur Sejahtera kemudian diidentifikasi sumber-sumber risikonya.
Sumber risiko kemudian dianalisis seberapa besar probabilitas dan dampaknya
dengan metode analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yaitu metode z-score dan
var. Hasil analisis selanjutnya dilakukan strategi penanganan untuk mengatasi
risiko pada budidaya jamur tiram putih. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
sumber risiko produksi yang terdapat diperusahaan yaitu proses keterampilan
tenaga kerja, hama dan penyakit, serta komposisi dan kualitas bahan baku.
Sedangkan berdasarkan hasil analisis kualitatif yaitu perhitungan probabilitas
menggunakan metode z-score, diperoleh nilai probabilitas dan dampak dari
masing – masing sumber risiko produksi dari yang terbesar sampai yang terkecil
yaitu (1) keterampilan tenaga kerja sebesar 42,5 persen dan Rp 10.914.644; (2)
hama dan penyakit sebesar 36,3 persen dan Rp 10.069.894; dan (3) komposisi dan
kualitas bahan baku sebesar 17,4 persen dan Rp 13.251.714.
Kata kunci: Metode z-score , Risiko produksi, Value at risk

ABSTRACT
ANNISA AMALIA INDAH. Production Risk Analysis of White Oyster
Mushroom on CV Makmur Sejahtera Ciawi District Bogor Regency Wesy Java.
Supervised by POPONG NURHAYATI.
Oyster mushroom cultivation in CV Wahyu Makmur Sejahtera has a success rate

varying in their production processes. The result of diverse production affects the amount
of productivity that causes the fluctuations. Fluctuations in productivity is one indication
of the production risk. There is a risk on CV Wahyu Makmur Sejahtera then identified
each source of risk. Sources of risk then analyzed probability and impact to the method of
qualitative analysis and quantitative analysis of the z-score method and var. Results of
the analysis is performed to handle the risk management strategies on oyster mushroom
cultivation. Based on the results of the research, it is known, there is a source of

risk that the company is the production process of labor skills, pests and
disease,nor the composition and quality of raw materials. While based on the
results of the qualitative analysis is the calculation of probability using the zscore method, the value of the probability and impact of each - each source of
production risk from the largest to the smallest, namely (1) the skills workforce by
42,5 percent and Rp 10,914,644; (2) pests and diseases by 36,3 percent and Rp
10,069,894, and (3) the composition and quality of raw materials by 17,4 percent
and Rp 13,251.714.
Keywords:, Production risk, Value at risk, Z-score method

ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH
PADA CV WAHYU MAKMUR SEJAHTERA DESA GADOG
KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT


ANNISA AMALIA INDAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS MANAJEMEN DAN EKONOMI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

© Hak cipta milik IPB, tahun 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada CV Wahyu
Makmur Sejahtera Desa Gadog Kecamatan Ciawi Kabupaten
Bogor Jawa Barat
: Annisa Amalia Indah
: H34104078

Disetujui oleh

Ir Popong Nurhayati, MM

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2012 ini ialah risiko
produksi, dengan judul Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada CV
Wahyu Makmur Sejahtera Desa Gadog Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis sumber risiko produksi jamur
tiram putih, kemungkinan terjadinya risiko, dan dampak yang ditimbulkan akibat
terjadinya risiko pada CV Wahyu Makmur Sejahtera.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada
Ir Popong Nurhayati, MM selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas

bimbingan, masukan, dan arahannya selama kegiatan studi dan penyusunan
skripsi. Kemudian kepada Dr Amzul Arifin, SP, MA selaku dosen penguji pada
ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik
dan saran demi perbaikan skripsi ini serta kepada Dra Yusalina, Msi yang telah
menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen
Agribisnis.
Terima kasih kepada Ibu Pipoh dan Bapak Wahyu serta Bapak Topan atas
ilmu dan pengetahuan yang diberikan mengenai jamur tiram putih. Selain itu,
terima kasih juga ditujukan kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi
motivasi, saran, dan nasehat yang sangat membantu penulis. Kepada teman-teman
Agribisnis AJ 1 saya ucapkan terima kasih atas semua kebersamaan selama kuliah
dan bantuannya selama ini. Kepada teman-teman dari jurusan Lanskep 47 dan
seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu
memberi dukungan kepada penulis selama ini. Penulis ucapkan terima kasih pula
kepada Abdul Mufakhir, ST yang telah menjadi pendamping setia dan selalu
mendukung, mencurahkan perhatian serta mendoakan penulis baik secara
langsung dan tidak langsung. Tidak lupa saya ucapkan juga kepada Dameria
Novandina, SE yang telah menjadi pembahas pada seminar penulis dan
memberikan masukan-masukan terhadap penyelesaian skripsi. Terakhir ucapan
terima kasih yang tidak terlupakan kepada ibunda dan ayahanda tercinta yaitu Ibu

Yeny Oktriani dan Bapak Maman Hilmansyah yang telah memberikan semangat,
dukungan, dan doa kepada penulis.
Besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi CV Wahyu
Makmur Sejahtera, dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Juli 2013
Annisa Amalia Indah

i

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...........................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................


vi

PENDAHULUAN ...........................................................................................
Latar Belakang ............................................................................................
Perumusan Masalah .....................................................................................
Tujuan Penelitian .........................................................................................
Manfaat Penelitian .......................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................
Perkembangan Pertanian Jamur Tiram........................................................
Penelitian Terdahulu....................................................................................
Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Sebelumnya ..................
KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................
Kerangka Pemikiran Teoritis.......................................................................
Risiko ...................................................................................................
Risiko Produksi(Operasional) ..............................................................
Risiko Produksi Agribisnis ..................................................................
Konsep Risiko ......................................................................................
Manajemen Risiko ...............................................................................

Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................
METODE PENELITIAN .................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................
Jenis dan Sumber Data ...............................................................................
Metode Pengumpulan Data .........................................................................
Metode Pengolahan Data.............................................................................
Analisis Kualitatif ................................................................................
Analisis Kuantitatif ..............................................................................
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .........................................................
Sejarah Perusahaan ......................................................................................
Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan .....................................................
Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................
Struktur Organisasi Perusahaan...................................................................
Sumberdaya Perusahaan ..............................................................................
Operasional Kegiatan ..................................................................................
Budidaya Jamur Tiram Putih CV Wahyu Makmur Sejahtera .....................
ANALISIS RISIKO PRODUKSI ....................................................................
Identifikasi Sumber-Sumber Risiko ............................................................
Analisis Probabilitas Risiko Produksi Jamur Tiram Putih ..........................
Analisis Dampak Risiko Produksi Jamur Tiram Putih ................................

Pemetaan Risiko Produksi ...........................................................................
Strategi Penanganan Risiko Produksi..........................................................
SIMPULAN .....................................................................................................
Simpulan......................................................................................................

1
1
4
6
6
7
7
7
8
11
11
11
12
13
14
15
15
17
18
18
18
19
19
20
20
27
27
28
28
29
30
31
31
37
37
43
45
46
48
52
52

ii

Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................

52
54
56
63

iii

DAFTAR TABEL
1 Produksi sayuran pada tahun 2006-2010 .....................................................
2 Kandungan gizi pad beberapa jenis jamur ...................................................
3 Luas panen, produksi, produktivitas jamur tiram putih di Pulau Jawa
tahun 2010 ....................................................................................................
4 Produksi jamur tiram putih di beberapa Kecamatan Bogor pada tahun
2010-2011 ....................................................................................................
5 Daftar pengusaha jamur tiram putih di daerah Gadog tahun 2011
6 Produksi dan produktivitas jamur tiram putih pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera .......................................................................................................
7 Luas panen, produksi, dan produktivitas jamur tahun 2007-2010 ...............
8 Konsumsi komoditas sayuran di Indonesia pada tahun 2008-2010 ............
9 Daftar penelitian-penelitian terdahulu.........................................................
10 Peralatan pendukung budidaya jamur tiram putih ......................................
11 Komposisi dan bahan baku media tanam ....................................................
12 Jumlah kegagalan panen akibat keterampilan tenaga kerja ........................
13 Jumlah kegagalan panen akibat hama dan penyakit ...................................
14 Jumlah kegagalan panen akibat komposisi dan kualitas bahan baku ..........
15 Probabilitas risiko dari sumber risiko produksi ..........................................
16 Perbandingan dampak risiko dari sumber risiko produksi ..........................
17 Status risiko dari sumber risiko produksi ....................................................

1
2
3
3
4
5
7
8
11
31
33
39
42
43
44
46
47

DAFTAR GAMBAR
1 Grafik produktivitas jamur tiram putih .......................................................
2 Rangkaian kejadian risiko-ketidakpastian ..................................................
3 Proses strategi pengelolaan risiko perusahaan ............................................
4 Kerangka pemikiran operasional.................................................................
5 Matriks frekuensi dan signifikan.................................................................
6 Strategi preventif .........................................................................................
7 Strategi mitigasi ..........................................................................................
8 Alternatif strategi menghadapi risiko ..........................................................
9 Layout CV Wahyu Makmur Sejahtera
10 Struktur organisasi CV Wahyu Makmur Sejahtera tahun 2012 ..................
11 Pengomposan sebelum pembuatan baglog pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera ......................................................................................................
12 Pengayakan bahan baku serbuk gergaji pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera ......................................................................................................
13 Proses pencampuran bahan baku media tanam baglog pada CV Wahyu
Makmur Sejahtera .......................................................................................
14 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan baglog pada CV Wahyu
Makmur Sejahtera .......................................................................................
15 Proses sterilisasi media tanam baglog pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera ......................................................................................................
16 Tatanan baglog setelah disterilisasi (pendinginan) pada CV Wahyu
Makmur Sejahtera .......................................................................................

5
13
16
18
23
25
25
26
28
29
32
33
33
34
34
35

iv

17 Inokulasi pada usaha budidaya jamur tiram CV Wahyu Makmur
Sejahtera......................................................................................................
18 Ruang pertumbuhan jamur tiram putih CV Wahyu Makmur Sejahtera .....
19 Pemanenan jamur tiram pada CV Wahyu Makmur Sejahtera...................
20 Pascapanen usaha budidaya jamur tiram CV Wahyu Makmur Sejahtera ..
21 Penampakan baglog yang gagal akibat sterilisasi pada CV Wahyu
Makmur Sejahtera .......................................................................................
22 Penampakan baglog yang gagal akibat inokulasi pada CV Wahyu
Makmur Sejahtera .......................................................................................
23 Penampakan jamur yang terserang hama ulat pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera.......................................................................................................
24 Penampakan baglog yang terserang penyakit pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera......................................................................................................
25 Penampakan baglog yang gagal akibat komposisi dan kualitas bahan
Baku pada CV Wahyu Makmur Sejahtera ................................................
26 Pemetaan sumber-sumber risiko .................................................................
27 Penataan baglog saat pendinginan ..............................................................
28 Ruang lab pembibitan
29 Proses pembakaran saat inokulasi ..............................................................
30 Standar tenaga kerja saat inokulasi .............................................................
31 Alternatif strategi preventif ........................................................................
32 Kegiatan yang dilakukan dari strategi mitigasi ..........................................
33 Alternatif strategi mitigasi ..........................................................................

35
36
36
37
40
40
41
41
43
47
49
49
49
50
50
51
52

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Kuesioner .....................................................................................................
Probabilitas keterampilan tenaga kerja ........................................................
Probabilitas hama dan penyakit ...................................................................
Probabilitas komposisi dan bahan baku ......................................................
Dampak keterampilan tenaga kerja .............................................................
Dampak hama dan penyakit ........................................................................
Dampak komposisi dan bahan baku ............................................................
Jumlah baglog yang gagal ...........................................................................

57
60
60
60
61
61
61
62

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi yang cukup
besar untuk mengembangkan sektor pertanian. Sektor petanian memiliki peran
yang besar dalam menggerakkan ekonomi nasional. Pertanian tidak lagi
dipandang dalam ruang lingkup sempit dan penanaman saja. Pertanian saat ini
sudah diupayakan untuk tidak terfokus pada budidaya saja, namun seluruh aspek
yang menunjang pertanian, seperti pemanfaatan, pengolahan dan pemasaran.
Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di
Indonesia. Hal ini disebabkan, karena mayoritas masyarakat Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Pertanian hampir menyerap 27,30 persen dari
total jumlah penduduk di Indonesia dengan komposisi usia produktif sebesar 62
persen (BPS, 2009).
Salah satu subsektor pertanian yang paling berpotensi adalah komoditas
hortikultura, karena mayoritas kehidupan masyarakat Indonesia masih sangat
bergantung pada komoditas hortikultura. Hal tersebut menunjukkan
kecenderungan adanya peningkatan pasar bagi komoditas hortikultura seiring
dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Kondisi tersebut
ternyata belum dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperkuat
pembangunan subsektor hortikultura (BPS, 2009). Berbagai macam komoditas
hortikultura di Indonesia diantaranya adalah tanaman buah-buahan, sayuran dan
tanaman hias. Komoditas hortikultura ini merupakan asset vital negara yang
memiliki kontribusi besar bagi manusia diantaranya sebagai sumber pendapatan
keluarga dan kesejahteraan masyarakat, sumber pendapatan negara dan
menambah nilai estetika lingkungan serta sebagai penyangga kelestarian alam
serta sebagai kebutuhan pangan masyarakat.
Sayuran merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang diperoleh
dari sektor pertanian yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan serta
peningkatan gizi yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Beberapa komoditas sayuran yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
andalan ekspor antara lain kubis, jamur, brokoli, tomat, cabai dan wortel
(Direktorat Jendral Hortikultura, 2009). Hal tersebut dapat dilihat dari adanya
peningkatan produksi sayuran di Indonesia. Peningkatan produksi sayuran
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi sayuran pada tahun 2006-2010
Produksi (Ton)
2007
2008
2009
Bawang Merah
802.810
853.615
965.164
Cabai
1.128.792
1.153.060
1.378.727
Jamur
27.800
43.047
38.465
Kentang
1.003.733
1.071.543
1.176.304
Tomat
635.474
725.973
853.061
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2012)
Jenis Tanaman

2010
1.048.228
1.337.905
61.370
1.060.579
890.169

Presentase
2009-201 (persen)
8,6
-3,27
59,5
-9,8
4,3

2

Tabel 1 menunjukkan perkembangan produksi sebagian besar tanaman
sayuran di Indonesia yang mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai dengan
2010 khususnya untuk komoditi jamur. Pada tahun 2009 perkembangan produksi
mengalami penurunan, akan tetapi pada tahun berikutnya komoditi jamur
mengalami peningkatan kembali dari tahun sebelumnya sebesar 59,5 persen.
Peningkatan produksi ini dikarenakan jamur merupakan tanaman sayuran yang
cukup mudah untuk dibudidayakan, sehingga banyak masyarakat yang mencoba
terjun dalam usaha budidaya jamur. Selain itu, jamur merupakan tanaman yang
dapat dibudidayakan sepanjang tahun dengan perlakuan tertentu selama proses
budidaya terutama menyangkut suhu dan iklim (Direktorat Jendral Hortikultura,
2012). Usaha jamur ini juga tergolong mata pencaharian yang padat karya dengan
efisiensi waktu proses pembudidayaanya dibandingkan jenis komoditi sayuran
lainnya. Keunikan lain dari tanaman jamur ini dibanding tanaman sayuran yang
lainnya adalah karena subtrat (media tanam) jamur tidak berasal dari tanah tetapi
berasal dari campuran serbuk gergaji, dedak, kapur dan gips. Media tanam jamur
tergolong ramah lingkungan dan sisa media tanam tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk kompos.
Manfaat yang didapat dari komoditas jamur yaitu memiliki kandungan gizi
yang tinggi. Kandungan protein yang tinggi pada jamur dapat mensubstitusi
protein hewani yang memiliki kandungan zat-zat yang berpotensi menyebabkan
penyakit berbahaya seperti kolesterol, darah tinggi, diabetes dan sebagainya. Hal
ini dikarenakan jamur memiliki kandungan lemak yang relatif rendah. Selain itu,
jamur memiliki khasiat dan manfaat sebagai obat-obatan. Kandungan gizi pada
jamur konsumsi dapat diihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan gizi pada beberapa jenis jamur
Komposisi kandungan
Nilai Gizi
Lemak(persen)
Protein (persen)
Karbohidrat(persen)
Kalori(persen)
Abu(persen)
Air(persen)
Vit B complex (mg/g)
Sumber: Ilik, 2010

Tiram Putih
1.1-2.4
10.5-44
50.7-81.8
245-367
6.1-9.8
73.7-92.2
1.7-4.8

Kuping
7.2-8.3
4.2-19.4
82.9
324-291
4.1-4.7
89.1-90.4
1.1-8.0

Spesies Jamur
Merang
2.0-2.6
25.9-28.5
2.7-4.8
8.8-11.5
8.8-11.5
89.1-93.3
0.1-3.3

Shitake
4.9-9.0
13.4-17.6
67.5-70.7
382-397
3.7-7.0
90-92.8
0.8-12.7

Champignon
1.7-8.0
1.3-4.8
51.3-62.5
328-368
7.7-12
78.3-90.5
0.7-6.1

Beberapa spesies jamur yang paling banyak dikonsumsi ada enam spesies
yaitu jamur merang, jamur kancing, jamur kuping, jamur shitake, dan terutama
jamur tiram (Okla Vivandri, 2010). Preferensi konsumsi dan jumlah konsumen
merupakan salah satu faktor yang memicu terjadinya permintaan jamur terutama
jamur tiram putih. Selain itu, hal lain yang memicu adanya permintaan jamur
tiram putih yaitu jamur tiram memiliki nilai ekonomis sehingga bisa dijangkau
berbagai kalangan masyarakat.
Apabila dilihat dari harga jamur tiram memiliki harga lebih rendah antara
harga di tingkat petani sebesar Rp 8.500 - Rp 9.000/kg dan tingkat Pasar Kemang
sebesar Rp 11.000- Rp12.000/kg. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa usahatani
jamur tiram lebih menguntungkan karena lebih disukai oleh masyarakat karena
harganya lebih murah. Selain itu, dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang
memiliki pendapatan menengah ke bawah karena sebagian besar masyarakat
Indonesia tergolong masyarakat berpenghasilan rendah. Golongan masyarakat ini

3

pula memerlukan alternatif pangan yang lebih beragam namun mampu memenuhi
kebutuhan gizi keluarga yang seimbang dengan harga yang relatif terjangkau dan
mudah diakses.
Keunggulan lain dari jamur tiram putih ini sendiri, pada umumnya
termasuk salah satu jenis sayuran yang diproduksi tanpa menggunakan pupuk
buatan dan pestisida. Hal ini yang membedakan jamur dengan tanaman sayuran
lain yang masih banyak menggunakan pestisida dan bahan-bahan kimia sejenis
dalam proses budidayanya. Bahan baku jamur tiram putih juga termasuk mudah
diperoleh, karena tidak memerlukan lahan yang luas dan siklus masa tanam yaitu
sekitar 3-4 bulan. Selain itu, jamur tiram putih merupakan salah satu jamur
pangan yang dapat tumbuh dengan baik di tempat yang beriklim sedang atau sejuk.
(Chazali, 2009)
Beberapa sentra produksi jamur tiram putih tersebar banyak di Pulau Jawa.
Salah satu sentra produksi tersebut terdapat di daerah Jawa Barat. Jika
dibandingkan dengan Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan, Jawa Timur untuk
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi di pulau Jawa yang termasuk memiliki
luas panen terbesar kedua yaitu sebesar 324,67 ha. Dengan jumlah produktivitas
sebesar 60, 04 ton/ha, yaitu jumlah produktivitas yang lebih rendah dibandingkan
dengan provinsi Jawa Timur dan D.I Yogyakarta. Kondisi ini diduga dikarenakan
petani dalam melakukan usahatani jamur tiram putih pada umumnya masih
bersifat tradisional dan tergolong usahatani kecil yang masih mengalami
hambatan seperti modal, peralatan budidaya dan informasi pasar.
Tabel 3. Luas panen, produksi, produktivitas jamur tiram putih di Pulau Jawa
tahun 2010
Luas Panen
Produksi (Ton)
(Ha)
Jawa Barat
324,7
19.623,2
Jawa Tengah
15,2
1838,9
D.I Yogyakarta
7,5
804,3
Jawa Timur
330,8
39.472,9
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2012 )
Provinsi

Produktivitas (Ton/Ha)
60,0
78,2
107,9
119,3

Pada provinsi Jawa Barat terdapat beberapa wilayah penghasil jamur tiram
putih. Wilayah Bogor merupakan salah satu daerah penghasil jamur tiram putih
terbesar di Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dari data mengenai produksi jamur
tiram putih di beberapa Kabupaten Bogor pada Tabel 4.
Tabel 4. Produksi jamur tiram putih di beberapa Kabupaten Bogor pada
tahun 2010-2011
Produksi
2010
(Kg/tahun)
Barat
Pamijahan
3.000
Tenjolaya
9.000
Tengah
Ciawi
45.000 5
Timur
Cibinong
30.000
Bababakan Madang
25.000
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Bogor (2012)
Wilayah Bogor

Kabupaten

2011
(Kg/tahun)
5.000
19.600
370.000
70.000
75.000

Berdasarkan data yang didapat, Kecamatan Ciawi merupakan salah satu
kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor yang memproduksi jamur tiram putih.

4

Produksi jamur tiram putih di Ciawi sendiri tersebar di beberapa lokasi,
diantaranya terdapat di daerah Gadog. Jamur tiram yang dibudidayakan di daerah
Gadog tersebut terdiri dari beberapa pengusaha jamur, dimana daerah ini
merupakan salah satu sentra produksi jamur tiram putih. Berikut daftar pengusaha
jamur tiram putih di daerah Gadog pada tahun 2011.
Tabel 5. Daftar pengusaha jamur tiram putih di daerah Gadog tahun 2011
Kapasitas Produksi
(kg/tahun)

Pengusaha Jamur
Usaha Bpk. Bahril
Usaha Bpk. Wahyu
Usaha Bpk.H. Bakar
Usaha Bpk.H.Ahmad
Usaha Bpk Dida
Usaha Ibu Rohmah
Usaha Bpk. Budi
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Bogor (2012)

50.000
54.750
30.000
40.000
50.000
45.000
38.700

Salah satu perusahaan yang melakukan bisnis jamur tiram putih adalah CV
Wahyu Makmur Sejahtera. Adapun pemilihan lokasi ini, dikarenakan CV Wahyu
Makmur Sejahtera merupakan lokasi yang sesuai untuk dilakukan budidaya jamur
tiram putih. Hal ini dilihat dari, lokasi perusahaan jauh dari pabrik serta jalan raya
namun masih memiliki akses transportasi yang memadai dan dekat dengan
sumber air.

Perumusan Masalah
CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dalam budidaya tanaman jamur tiram putih di Kabupaten Bogor. Nama
perusahaan ini, tidak jauh berbeda dengan nama pemiliki usaha budidaya jamur
tiram putih ini yaitu Bapak Wahyu. Usaha budidaya jamur tiram putih ini
memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda dari tiap hasil produksinya.
Pada umumnya indikasi risiko dapat dilihat dari fluktuasi dari hasil produksi yang
diperoleh pada suatu periode tertentu yang dibandingkan dengan periode
sebelumnya atau sesudahnya pada lahan dan luasan yang sama. Hasil produksi
yang beragam tersebut mempengaruhi jumlah produktivitas sehingga
menyebabkan adanya fluktuasi. Fluktuasi produktivitas tersebut merupakan salah
satu indikasi adanya risiko produksi dalam usaha jamur tiram putih berdasarkan
hasil produksi jamur yang diperoleh yang dibandingkan dengan jumlah baglog
yang diproduksi. Diduga penyebab terjadinya risiko produksi yang dihadapi
perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera dalam membudidayakan jamur tiram
ini beragam. Oleh karena itu, risiko produksi perlu diperhitungkan karena pada
umumnya risiko akan berdampak pada kerugian yang akan ditanggung oleh
pemilik usaha.
Pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2011, usaha budidaya
jamur tiram putih milik Bapak Wahyu mengalami enam kali siklus produksi dan
hasil produksi tersebut menghasilkan produktivitas yang bervariasi setiap
siklusnya, hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.

5

Tabel 6. Produksi dan produktivitas jamur tiram putih pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera
Siklus

Waktu

1
2
3
4
5
6

Jan-April 2010
Mei-Agustus 2010
Sept-Des 2010
Jan-April 2011
Mei-Agustus 2011
Sept-Des 2011

Produksi
(Baglog)
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000

Panen
Aktual
(Kg/Baglog)
72.799
177.086
83.093
114.218
118.522
102.834

Panen
Standar
(Kg/Baglog)
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000
180.000

Produktivitas
Aktual
(Kg/Baglog)
0,24
0,59
0,27
0,38
0,39
0,34

Produktivitas
Maksimal
(Kg/Baglog)
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6

Sumber : CV Wahyu Makmur Sejahtera ( 2012)

Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh setiap produksi dengan
jumlah produksi yang sama, menghasilkan tingkat keberhasilan yang berbedabeda atau berfluktuasi dari keempat kumbung yang ada di perusahaan. Disamping
itu, tingkat keberhasilan yang diperoleh untuk komoditas jamur tiram putih ini
tidak sesuai dengan standar keberhasilan yang diinginkan. Hal tersebut dapat
terlihat dari hasil produktivitas jamur tiram putih aktual yang terjadi di perusahaan
lebih rendah daripada produktivitas maksimal yang ditentukan oleh perusahaan
CV Wahyu Makmur Sejahtera. Selain itu, dapat dilihat produktivitas yang
dihasilkan pada awal tahun 2010 belum dapat mencapai produktivitas yang
ditargetkan bahkan mencapai produktivitas terendah sebesar 0,24 kg per baglog.
Produktivitas terendah terjadi pada bulan Januari sampai dengan April 2010
diprediksi dikarenakan cuaca yang ekstrim pada bulan Januari sampai dengan
April dimana pada saat itu curah hujan yang cukup tinggi di kumbung CV Wahyu
Makmur Sejahtera. Tingkat produktivitas tertinggi baru bisa dihasilkan pada
pertengahan bulan Mei samapai dengan Agustus 2010 sebesar 0,59 kg per baglog.
Produktivitas maksimal yang ditetapkan CV Wahyu Makmur Sejahtera ini
sebesar 0,6 kg per baglog. Produktivitas ini ditetapkan berdasarkan hasil panen
maksimal yang diperoleh perusahaan. Penyebab tidak tercapainya produktivitas
sesuai standar perusahaan tersebut, dapat menjadi indikasi yang dapat
menunjukkan pula adanya risiko produksi pada perusahaan CV Wahyu Makmur
Sejahtera. Jika digambarkan dengan grafik produktivitas jamur tiram putih ini
dapat dilihat pada Gambar 1.
0.8

0.6
Standar

0.4

Aktual

0.2

0
Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Siklus 4

Siklus 5

Siklus 6

Gambar 1 Grafik produktivitas jamur tiram putih pada CV Wahyu Makmur
Sejahtera
Gambar 1 menunjukkan produktivitas jamur tiram putih dari bulan Januari
tahun 2010 sampai dengan bulan Desember tahun 2011. Produktivitas jamur tiram
putih di CV Wahyu Makmur Sejahtera ini kemudian dibedakan antara
produktivitas standar dan produktivitas aktual untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memenuhi pasokan sayuran jamur tiram putih di pasaran.

6

Dalam menjalankan kegiatan produksinya CV Wahyu Makmur Sejahtera mampu
memasok kebutuhan jamur per hari ke pasaran. Pasar yang dituju adalah Pasar
Bogor, Pasar TU Kemang dan Pasar Induk Keramat Jati di Jakarta.
Dengan adanya risiko produksi yang dihadapi dalam melakukan budidaya
jamur tiram putih hal ini juga berpengaruh terhadap pemenuhan permintaan jamur
tiram putih ini. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan risiko yang tepat sangat
dibutuhkan untuk meminimalkan risiko produksi yang dihadapi perusahaan. Hal
tersebut membutuhkan penilaian yang tepat untuk membantu perusahaan dalam
melakukan pengambilan keputusan untuk pengelolaan risiko produksi agar dapat
mencegah besarnya kerugian. Oleh karena itu, perlu dilakukan strategi
penanganan yang tepat terhadap risiko produksi yang ada, karena jamur tiram
putih termasuk sayuran yang rentan terhadap hama dan penyakit jika tidak
ditangani secara tepat. Adanya penanggulangan permasalahan yang ada maka
jumlah produksi jamur tiram putih di perusahaan dapat semakin meningkat
sehingga permintaan konsumen di pasaran dapat terpenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, hal tersebut dapat menjadi bahan kajian dalam
penelitian mengenai strategi perusahaan dalam mengendalikan sumber-sumber
yang menyebabkan risiko budidaya jamur tiram putih ini. Adapun perumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apa saja yang menjadi sumber risiko produksi dalam kegiatan budidaya jamur
tiram pada CV Wahyu Makmur Sejahtera?
2. Seberapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi dalam kegiatan
budidaya jamur tiram pada CV Wahyu Makmur Sejahtera?
3. Bagaimana strategi penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko
produksi pada CV Wahyu Makmur Sejahtera?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi sumber risiko produksi dalam kegiatan budidaya jamur tiram
putih pada perusahan CV Wahyu Makmur Sejahtera.
2. Menganalisis seberapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi dalam
kegiatan budidaya jamur tiram putih pada perusahaan CV Wahyu Makmur
Sejahtera.
3. Menganalisis strategi penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
risiko produksi jamur tiram putih pada perusahaan CV Wahyu Makmur
Sejahtera.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang telah dilakukan penulis adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan pengusaha dalam perencanaan pengambilan
keputusan dalam mengelola usaha budidaya jamur tiram putih

7

2. Bagi penulis dapat memberi pengalaman nyata dalam menganalisis dan
memecahkan masalah berdasarkan pengalaman serta menambah wawasan
dan pengetahuan baru dalam melakukan suatu kegiatan usaha.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera,
yang bergerak dalam bidang pertanian jamur tiram putih. Ruang lingkup kajian
masalah yang diteliti adalah mengenai analisi sumber-sumber risiko yang
mempengaruhi produksi jamur tiram putih. Komoditi jamur yang diteliti adalah
jamur tiram putih yang dihasilkan setelah empat bulan dipanen. Data yang
digunakan adalah data produksi perusahaan dari Januari 2010 sampai dengan
Desember 2011.

TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan Pertanian Jamur Tiram
Pertanian merupakan salah satu sektor dalam kegiatan perekonomian yang
berbasis kekayaan alam yang dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan usaha yang
berbasis keuntungan. Dalam sistem produksi pertanian baik yang ditujukan untuk
memenuhi konsumsi sendiri maupun yang berorientasi komersial diperlukan
usaha budidaya yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan
menerapakan prinsip enam tepat yaitu tepat varietas, tepat mutu, tepat jumlah,
tepat tempat, tepat waktu dan tepat harga. Penerapan prinsip tersebut dapat
meningkatkan jumlah produksi komoditas pertanian seperti salah diantaranya
adalah budidaya jamur tiram putih. Saat ini perkembangan produksi pertanian
komoditas jamur tiram putih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Peningkatan produksi antara lain disebabkan bertambahnya jumlah petani sebagai
pelaku usaha bididaya jamur. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 7 .
Tabel 7. Luas panen, produksi, dan produktivitas jamur tahun 2007-2010
Indikator

2007
Luas tanam (Ha)
3773,9
Produksi (Ton)
48,2
Produktivitas (Ton/Ha)
12,8
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2012 )

Tahun
2008
2009
636,9
700,0
43,1
38,5
67,6
54,9

2010
684,0
61,4
89,7

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa produktivitas jamur tiram
putih mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2008, kemudian
mengalami penurunan dari tahun 2008 ke tahun 2009, namun kembali mengalami
peningkatan pada tahun 2010 dan 2011. Adanya peningkatan produksi didukung
pula dengan adanya peningkatan konsumsi komoditas jamur tiram putih. Hal ini
didukung dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
memiliki dampak terhadap perubahan pola konsumsi yang terkait dengan
dinamika sosial seperti pemahaman tentang gizi makanan dan kebutuhan pangan

8

yang aman, secara umum lebih baik di daerah kota. Kecenderungan perubahan
pola pikir masyarakat yang mengarah kepada gaya hidup sehat dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat serta masih tersedianya sumber daya alam
dan sumber daya manusia di Indonesia (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2007).
Pergeseran pola konsumsi yang terjadi adalah beralih pada mengkonsumsi
makanan atau minuman yang mengandung senyawa kimia yang dapat
membahayakan kesehatan menjadi mengkonsumsi produk-produk alami yang
dikenal dengan konsep back to nature. Saat ini masyarakat semakin banyak yang
mengkonsumsi sayuran untuk menjaga kesehatan sehingga beraneka ragam
sayuran dikonsumsi termasuk diantaranya jamur. Berikut ini jumlah konsumsi
sayuran di Indonesia pada tahun 2008-2010 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Konsumsi komoditas sayuran di Indonesia pada tahun 2008-2010
Komoditas

2008

Tomat(Kg/Thn)
Bawang Merah (Kg/Thn)
Jamur(Kg/Thn)
Sumber : Diektorat Jendral Hortikultura (2012)

603.608
560.833
45.151

Tahun
2009
682.030
594.103
47.528

2010
686.783
589.350
52.281

Tingkat konsumsi masyarakat terhadap jamur yang terus meningkat
merupakan suatu peluang bagi usaha budidaya jamur tiram putih. Para petani
dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan produksi usaha yang
dapat mendatangkan profit usaha dan secara tidak langsung dapat menciptakan
lapangan kerja.

Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai risiko dalam suatu usaha telah dilakukan sebelumnya
oleh beberapa peneliti. Penelitian risiko yang dilakukan sebelumnya mencakup
bidang pertanian dan peternakan. Risiko yang terkait dengan produksi pertanian
umumnya relatif lebih besar dibandingkan dengan peternakan maupun industri
lainnya. Beberapa sumber risiko yang dihadapi oleh petani diantaranya risiko
produksi, risiko pasar atau risiko harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan dan
risiko finansial (Harwood et al, 1999).
Sumber- sumber risiko pada usaha produksi pertanian sebagian besar
disebabkan faktor-faktor teknis seperti hama dan penyakit, perubahan suhu,
penggunaan input serta kesalaham teknis (human eror) dari tenaga kerja. Risiko
harga biasanya terkait dengan fluktuasi harga yang diterima oleh produsen
pertanian sedangkan risiko pasar adalah terkait dengan penawaran dan permintaan
akan produk-produk pertanian. Pada umumnya risiko tersebut dapat dihindari
maupun dikurangi dengan melakukan berbagai cara seperti penggunaan teknologi
terbaru, penanganan yang intensif, dan pengadaan input yang berkualitas seperti
benih, pupuk dan obat-obatan. Tinjauan Pustaka mengenai risiko ini diperlukan
untuk dapat memberikan pengetahuan baru, masukan, dan hipotesa (dugaan) awal
dalam melakukan kegiatan penelitian mengenai risiko produksi jamur tiram
yang tentunya disesuaikan dengan keadaan di lokasi penelitian.
Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis tentang risiko pada
komoditi hortikultura seperti Sari (2009) menganalisis risiko harga cabai merah

9

keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Hasil analisis risiko harga pada kedua
komoditas tersebut menunjukkan bahwa fluktuasi harga tidak terlepas dari
pengaruh permintaan dan penawaran pasar. Harga cabai merah biasanya naik pada
akhir tahun dimana banyak perayaan hari-hari besar keagamaan seperti lebaran,
natal dan tahun baru. Harga rendah terjadi pada bulan Mei sampai dengan Agustus
dimana pada saat tersebut terjadi oversupply diakibatkan adanya panen serentak
lahan pertanian cabai Indonesia.
Dari penelitian yang terdahulu sumber-sumber risiko yang dihadapi yaitu
akibat faktor cuaca, hama dan penyakit, kerusakan teknis/mekanis, dan efektifitas
penggunaan input. Peneliti tersebut menggunakan alat analisi model ARCGGARCH dan perhitungan VaR (value at risk). Berdasarkan hasil analisis ARCH
GARCH yang dilakukan Sari menunjukkan bahwa tingkat risiko harga cabai
merah keriting dan cabai merah besar dipengaruhi volalitas dan varian harga
sebelumnya dan selanjutnya dilakukan perhitungan VaR. Sementara itu untuk
pengendalian risiko harga cabai merah harus terdapat integrasi yang baik antara
tiga pihak yaitu petani, penjual dan pemerintah.
Strategi pengendalian risiko harga cabai merah yang dapat dilakukan oleh
petani antara lain penentuan masa tanam cabai yang tepat, diversifikasi tanaman,
rotasi tanaman, pembuatan produk olahan cabai dan sistem kontrak. Penjual dapat
melakukan strategi pengendalian risiko harga cabai merah dengan menjual cabai
pada industri makanan dan pengeringan cabai untuk mencegah jatuhnya harga
akibat oversupply. Peran pemerintah dalam pengendalian risiko cabai merah
dapat dilakukan dengan cara pembentukan atau pengaktifan koperasi dan
kelompok tani, pengaturan pola produksi dan penyuluhan yang efektif.
Penelitian yang dilakukan Sembiring (2010) meneliti tentang risiko
produksi sayuran organik, penelitian ini meneliti tentang perusahaan yang
bergerak dalam bidang pertanian organik. Menurut penelitian yang dilakukan
risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi cuaca yaitu curah hujan yang terlalu
tinggi, serangan hama dan penyakit. Selain itu teknologi yang digunakan juga
menjadi hal yang dapat mempengaruhi hasil produksi. Risiko produksi tersebut
juga memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana sumbersumber risiko tersebut mempengaruhi produktivitas dari jamur tiram. Alat analisis
yang digunakan adalah analisis dasar risiko yaitu menggunakan variance,
standard deviation, coefficient variation dan expected return karena alat analisi
dasar ini memang selalu menjadi alat analisis untuk mengetahui nilai risiko
suatu usaha.
Penelitian terdahulu mengenai jamur tiram putih yang berkaitan dengan
risiko produksi dilakukan oleh Ginting (2009). Dalam penenlitian ini, penelitian
dilakukan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini sumber
risiko yang dihadapi adalah kondisi cuaca dan iklim, serangan hama dan penyakit,
keterampilan tenaga kerja dan teknologi pengukusan. Penilaian terhadap diukur
berdasarkan penilaian hasil perhitungan variance, standard deviation, dan
coefficient variation yang diduga dapat menunjukkan besarnya risiko yang terjadi.
Strategi preventif yang dapat dilakukan dalam penelitian ini yaitu meningkatkan
kualitas perawatan untuk menangani kondisi iklim dan cuaca yang sulit diprediksi
yang dapat dilakukan dengan meningkatkan intensitas penyiraman, dimana pada
saat kondisi normal dilakukan penyiraman sebanyak dua kali dalam sehari maka
dengan kondisi musim kemarau dilakukan penyiraman minimal empat kali dalam

10

sehari. Kemudian membersihkan area yang dijadikan kumbung untuk mencegah
datangnya rayap, tikus dan mikroba, serta memperbaiki dan merawat fasilitas fisik
yang dilakukan dengan mengganti peralatan rusak atau tidak dapat dipakai lagi
yang dapat mengganggu kegiatan produksi. Selain itu, melakukan perencanaan
pembibitan yang dilakukan dengan memastikan semua bahan baku memiliki
kualitas yang baik dengan cara melakukan pentortiran dan mengembangkan
sumberdaya manusia dengan mengikuti pelatihan dan penyuluhan seputar jamur
tiram putih. Selanjutnya menggunakan peralatan yang steril dalam melakukan
penyuntikan bibit murni ke dalam media tanam.
Penelitian terdahulu mengenai jamur tiram putih yang berkaitan dengan
risiko produksi dilakukan oleh Parengkuan (2011). Penelitian ini dilakukan pada
Yayasan Paguyuban Ikhlas di Desa Cibening Kecamatan Pamijahan. Pada
penelitian ini difokuskan pada analisis risiko produksi dan hubungannya dengan
pendapatan yang diharapkan. Analisis yang dilakukan sumber-sumber risiko yang
ada yaitu kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi log, perubahan suhu
udara, serangan hama dan penyakit pada log jamur. Alat analisis yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan nilai standar (z-score) untuk menghitung
probabilitas risiko dan value at risk (VaR) untuk menghitung dampak dari risiko.
Penggunaan alat analisis ini tentunya bertujuan untuk memperkaya kajian dari
penelitian yang dilakukan sehingga nantinya hasil dari penelitian yang dilakukan
ini, tidak hanya sekedar menghitung besarnya probabilitas pada suatu usaha, tetapi
juga mengukur dampak yang ditimbulkan perusahaan. Jika dihubungkan dengan
penelitian ini juga akan digunakan untuk menilai dampak dan besarnya sumber
risiko terhadap perusahaan CV WMS.
Sementara itu, terdapat penelitian lain yang berkaitan dengan risiko
produksi jamur tiram adalah Siregar (2012). Penelitian ini dilakukan di Desa
Cipayung Kecamatan Megamendung. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
pada usaha budidaya jamur Bapak Sukamto, terdapat sumber-sumber risiko
produksi yang teridentifikasi pada usaha budidaya jamur tiram ini. Sumbersumber risiko tersebut berasal dari manusia, alam serta teknologi. Sumber risiko
manusia yaitu kurangnya keterampilan tenaga kerja, sumber risiko yang berasal
dari alam adalah hama dan penyakit pada jamur tiram putih yang tidak dapat
diprediksi serta sumber risiko yang berasal dari teknologi yaitu teknologi
pengukusan.
Penilaian risiko dilakukan dengan mengukur tingkat risiko
menggunakan ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), dan
koefisien variasi (coefficient variation). Strategi penanganan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah strategi preventif dan stratetgi mitigasi. Strategi preventif
yang direkomendasikan dalam penenlitian ini untuk risiko yang probabilitasnya
tinggi yaitu penyakit, diatasi dengan melakukan perencanaan pembibitan dengan
baik, menambah intensitas pemeriksaan terhadap baglog yang sudah dipanen.
Strategi mitigasi direkomendasikan untuk risiko yang memiliki dampak yang
besar yaitu teknologi pengukusan dan penyakit, strategi yang direkomendasikan
adalah dengan membeli autoclave yang baru untuk mengganti penggunaan drum
pengukus, pengawasan oleh pemimpin pada saat proses pengukusan. Jika
dihubungkan dengan penelitian ini, beberapa sumber risiko yang diidentifikasi
juga terdapat di penelitian yang akan peneliti kaji.

11

Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu yang telah dipaparkan menjadi sebuah gambaran
umum yang dapat digunakan sebagai acuan dengan penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan bahan penelitian yang ada dapat ditarik sebuah hubungan yang
menjadi kesamaan penelitian terdahulu yaitu hampir semua risiko pada bidang
agribisnis tidak jauh berbeda antara risiko yang dihadapi, beberapa sumbersumber risiko tersebut juga terdapat pada usaha budidaya jamur tiram yang akan
dilakukan penulis. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu terletak pada skala usaha yang dimiliki dan perbedaan tempat
pelaksanaan penelitian. Berikut daftar penelitian-penelitian terdahulu pada Tabel 9.
Tabel 9. Daftar penelitian-penelitian terdahulu
Nama
Peneliti

Tahun

Topik
Penelitian
Risiko
Produksi

Variance,
standard
coefficient variation

Alat Analisis

Komoditi
deviation,

Ginting

2009

Sari

2009

Risiko
harga

ARCH GARCH dan perhitungan value
at risk (VaR)

Sembiring

2010

Risiko
produksi

Variance,
standard
coefficient variation

Parengkuan

2011

Risiko
produksi

Metode nilai standar(z-score)
value at risk (VaR)

dan

Jamur tiram putih

2012

Risiko
produksi

Metode nilai standar (z-score) dan
value at risk (VaR) serta variance,
standard
deviation,
coefficient
variation

Jamur tiram putih

Siregar

deviation,

Jamur tiram putih
Cabai merah
keriting dan cabai
merah besar
Sayuran organik

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikirian teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, berasal
dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Teori-teori
ini diperoleh dari ilmu-ilmu yang dipelajari sebelumnya yang berasal dari teks,
jurnal, skripsi dan logika peneliti yang telah terbangun dari pengalaman penelitian
sebelumnya. Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti
yan