Anak angkat kedua yang diangkat secara adat dan melalui penetapan
angkat adilnya dibagi antara ketiga ahli waris tersebut dengan masing-masing mendapat 13 bagian.
Pada keluarga bapak Tariso dan ibu Tumpuk pada saat mengangkat Suradi merupakan keluarga yang sederhana dan belum mempunyai harta benda, hanya
rumah tinggal yang mereka tempati. Akan tetapi Bapak Tariso merupakan sosok yang ulet dalam bekerja. Sejak saat itu mata pencaharian utama mereka adalah
berdagang sampai bisa mempunyai berpetak-petak sawah, belasan hewan ternak, dua rumah, satu unit mesin bajak sawah dan 3 unit mobil
86
. Semua itu merupakan harta gono-gini dari pasangan Bapak Tariso dengan Ibu Tumpuk, karena harta itu
diperoleh selama mereka menjadi pasangan suami istri, jadi semua harta mereka berhak untuk dimiliki oleh anak angkat mereka.
Selain harta yang di berikan kepada kedua anak angkatnya setelah mereka menikah, yaitu masing-masing 1 petak sawah dan 1 unit mobil pick up. Bapak
Tariso masih mempunyai beberapa petak sawah atas nama bapak Tariso sendiri dan atas nama ibu Tumpuk. Selain sawah, ada juga dua rumah pekarangan, 1 unit
mesin bajak sawah serta 1 unit mobil station merk Mitsubishi serta belasan ekor sapi yang tersebar di wilayah tersebut
87
. Salah satu rumah pekarangan yang dimiliki oleh bapak Tariso merupakan
rumah pekarangan yang sudah tidak ditempati lagi. Rumah yang sudah tidak terpakai tersebut dibagi menjadi dua bagian, satu bagian diberikan kepada Suradi
dan satu bagian lagi diberikan kepada Katmiyono. Pada masa bapak Tariso dan Ibu Tumpuk masih hidup, mereka tidak pernah membeda-bedakan antara kedua
anaknya tersebut. Bapak Tariso dan Ibu Tumpuk memegang asas persamaan hak, yaitu asas dalam pembagian warisan dimana semua ahli waris mendapatkan
pembagian yang sama besarnya, baik itu anak lelaki atau anak wanita, anak sulung atau anak bungsu semuanya mempunyai hak yang sama. Misalnya, apabila
salah satu anaknya diberi satu petak sawah maka anak yang satu lagi juga diberi satu petak sawah. Mereka berkeinginan bahwa semua hartanya dibagi dua untuk
dua anak angkatnya tersebut. Tetapi setelah bapak Tariso dan ibu Tumpuk
86
Hasil Wawancara dengan Bapak Suradi pada tanggal 11 Mei 2015
87
Ibid
meninggal dunia, semua keinginan mereka tidak pernah terjadi. Dengan status Katmiyono yang memiliki penetapan anak angkat dari pengadilan, katmiyono
berniat untuk menguasai semua harta peninggalan keluarga Bapak Tariso
88
.