Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) terhadap Destruksi Septum Alveoli Tikus Putih (Rattus novergicus Strain Wistar) yang Dipapar Asap Rokok Secara Akut

(1)

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) TERHADAP DESTRUKSI SEPTUM ALVEOLI TIKUS PUTIH (Rattus novergicus Strain Wistar) YANG DIPAPAR ASAP

ROKOK SECARA AKUT

Oleh : RESKI UTAMI 201110330311117

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

i

HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) TERHADAP DESTRUKSI SEPTUM ALVEOLI TIKUS PUTIH (Rattus novergicus Strain Wistar) YANG DIPAPAR ASAP

ROKOK SECARA AKUT

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh : RESKI UTAMI 201110330311117

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

(4)

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorhizza Roxb.) Terhadap Destruksi Septum Alveoli Tikus Putih (Rattus Norvegicus Strain Wistar) yang Dipapar Asap Rokok Secara Akut”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan pada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang benderang yakni agama Islam.

Pada Penulisan Karya Tulis Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muahammadiyah Malang.

2. dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

4. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

5. Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi Sp.PD KPTI selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini.


(6)

v

6. dr. Iwan Sys Indrawanto Sp.KJ selaku pembimbing II atas kesabarannya dalam membimbing penyusunan karya tulis akhir ini.

7. Dr. Bragastio Sidharta, MSc. Sp.M. selaku penguji atas ketelitian dalam memberi saran dan masukan dalam penyusunan karya tulis akhir ini. 8. dr. Dian Yuliarta Lestari, Sp. PA atas bimbingan dalam membimbing dan

memberi saran dalam penyusunan karya tulis akhir ini.

9. Kepada keluargaku tercinta. Papa, Muslimin Machmud. Mama, Sri Indarti dan Adik Alif yang selalu memberikan kasih sayang, waktu, semangat, hiburan, serta doa yang tidak terhingga selama penulis menuntut ilmu. 10.Kepada Zakaria Iman Prasojo, atas waktu, dampingan, semangat, tawa

serta doa yang selalu menguatkan.

11.Kepada Adorables, angkatanku tersayang Angkatan 2011 atas kenangan, tawa, ilmu, semangat selama ini. I adore you.

12.Kepada sahabatku, Junita Anggraini atas waktu, nasehat, tawa, semangat serta doa yang sangat berarti.

13.Seluruh Staf Tata Usaha dan Staf Laboran (Pak Yono, Bu Endah, Mas Didit, Mas Miftah, Pak Joko, Mbak Fat, Mbak Dila, Mbak Emi)

Malang, Februari 2015

Penulis


(7)

vi ABSTRAK

Reski Utami. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) terhadap Destruksi Septum Alveoli Tikus Putih

(Rattus novergicus Strain Wistar) yang Dipapar Asap Rokok Secara Akut. Tugas akhir. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Djoni Djunaedi* (2) Iwan Sis Indrawanto**

Latar Belakang: Merokok dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan, baik pada perokok itu sendiri maupun pada orang lain di sekitarnya. Antioksidan diketahui dapat menurunkan resiko terjadinya gangguan kesehatan yang ditimbulkan radikal bebas. Rimpang temulawak mengandung senyawa metabolit aktif diantaranya curcumine dan xanthorrizol yang telah di uji biologi maupun farmakologi ternyata memiliki potensi sebagai antioksidan karena mencegah proses lipid peroksidasi yang dapat menghambat destruksi septum alveoli tikus putih strain wistar jantan yang diberi paparan asap rokok sebagai radikal bebas.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) dapat menghambat destruksi septum alveoli tikus yang dipapar asap rokok secara akut.

Metode: True experimental, dengan rancangan post test only control group design. 25 tikus putih strain wistar yang dibagi 5 kelompok. I: Kontrol negatif tanpa pemaparan asap rokok dan tanpa ekstrak temulawak, II: Kontrol positif hanya pemaparan asap rokok, III: Diberikan ekstrak temulawak secara simultan kemudian dipapar asap rokok, IV: Diberikan ekstrak temulawak secara simultan dengan dosis lebih tinggi dari dosis pertama kemudian dipapar asap rokok, V: Diberikan ekstrak temulawak secara simultan dengan dosis lebih tinggi lagi kemudian dipapar asap rokok. Analisis data destruksi septum alveoli yang diberi skor menggunakan One Way Anova.

Hasil penelitian dan diskusi: Hasil rerata skor destruksi septum alveoli kelompok I: 0,2, II: 2,36, III: 1,72, IV: 1, V: 0,52. Hasil uji One Way Anova, didapatkan pengaruh bermakna (p = 0,000 < α (0,05)) antar kelompok perlakuan. Hasil uji korelasi didapatkan nilai Pearson Correlation = -0,856. Hasil uji regresi didapatkan = 73,3%.

Kesimpulan: Pemberian ekstrak temulawak terbukti dapat menghambat destruksi septum alveoliyang dipapar asap rokok secara akut.

Kata kunci: Ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.), antioksidan, destruksi septum alveoli, tikus putih strain wistar, rokok.

* : Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UMM ** : Staff Pengajar Ilmu Penyakit Kejiwaan Fakultas Kedokteran UMM


(8)

vii ABSTRACT

Reski Utami. 2015. The effect of Temulawak Extract (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) from Destruction of Alveolar Septum of White Rat Strain Wistar Which Exposed by Acute Cigarette Smoke. Final Assignment. Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Malang. Advisors: (1) Djoni Djunaedi* (2) Iwan Sis Indrawanto**

Background: Smoking rewards various of health problems, both among smokers themselves and to others in their environments. Rhizome of temulawak contains the active metabolites which are curcumine and xanthorrizol that proved in biology and pharmacological tests show a potentiality as antioxidants to prevent lipid peroxidation process that can inhibited the destruction of alveolar septum in strain wistar male rats which exposed by cigarette smoke as free radicals.

Objective: This study aimed to prove the effect of temulawak’s extract (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) can inhibit the alveolar septum destruction in strain wistar male rats which exposed by acute cigarette smoke.

Method: True experimental with post test only control group design. 25 of white rat strain wistar were devided into 5 groups. I: Negative control without exposed by cigarette smoke and without temulawak’s extract, II: Positive control were only exposed by cigarette smoke, III: Were given temulawak’s extract with simultaneous dose then exposed by cigarette smoke, IV: Were given temulawak’s extract with higher simultaneous dose then exposed by cigarette smoke, V: Were given temulawak extract with highest simultaneous dose then exposed by cigarette smoke. The data of alveolar septum destruction in score was analyzed using the One Way Anova.

Result and discussion: Result for mean score of alveolar septum destruction in group I: 0,2, II: 2,36, III: 1,72, IV: 1, V: 0,52. One Way Anova statistical test showed a significant effect (p = 0,000 < α (0,05)) among the groups. The result of correlation statistical test showed Pearson Correlation Value = -0,856. The result of regression statistical test showed = 73,3%.

Conclusion: Giving temulawak extract had been proven that it can inhibited the destruction process of alveolar septum.

Key words: temulawak extract (Curcuma Xanthorrizha Roxb.), antioxidant, destruction of alveolar septum, white rat strain wistar, cigarette.

* : Professor of Internal Medicine Faculty of Medicine UMM

** : Staff Lecturer Division of Psychiatric Medicine Faculty of Medicine UMM


(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

KATA PENGANTAR………... ii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT……….. v

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR SINGKATAN………... ix

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR LAMPIRAN……… vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah………... 3

1.3 Tujuan Penelitian………... 3

1.3.1 Tujuan Umum………... 3

1.3.2 Tujuan Khusus………... 3

1.4 Manfaat Penelitian………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Histologi Paru ... 5

2.2 Fisiologi Paru ... 12

2.3 Resistensi Saluran Pernafasan ... 14

2.4 Radikal bebas ... 15

2.4.1 Struktur kimia………. 15

2.4.2 Mekanisme Pembentukan……….. 17

2.4.3 Tipe Radikal Bebas Dalam Tubuh………. 18

2.4.4 Reaksi Perusakan oleh Radikal Bebas……… 19

2.5 Rokok ... 21

2.5.1 Kandungan Rokok………... 21

2.5.2 Asap Rokok Menyebabkan Destruksi Septum Alveolus ……... 23

2.6 Antioksidan……….. 29

2.7 Temulawak... 30

2.7.1 Taksonomi………... 30

2.7.2 Morfologi……….... 31

2.7.3 Habitat dan Persebaran……….. 33

2.7.4 Kandungan Kimia Temukawak………...…….. 35

2.7.5 Antioksidan pada Temulawak………... 42

2.8 Interaksi Antioksidan dalam Temulawak dan Destruksi Septum Alveoli. 44 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep………... 47

3.2 Uraian Kerangka Konsep………... 48


(10)

ix BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian………... 50

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 50

4.3 Populasi dan Sampel ... 51

4.3.1 Populasi………... 51

4.3.2 Sampel………... 51

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ..………... 52

4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian... 52

4.3.5 Variabel Penelitian... 53

4.3.6 Definisi Operasional ... 53

4.4 Alat dan Bahan... 55

4.4.1 Alat………... 55

4.4.2 Bahan .………... 56

4.5 Prosedur Penelitian... 57

4.5.1 Ekstrak Temulawak .………... 57

4.5.2 Pembagian Kelompok Tikus ………….………... 59

4.5.3 Aklimatisasi ... 59

4.5.4 Pemaparan Asap Rokok ... 60

4.5.5 Penghitungan Sediaan ... 61

4.6 Alur Penelitian ………...………... 63

4.7 Analisis Data ... 64

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penilaian Destruksi Septum Alveoli……….... 65

5.1.1 Gambaran Histologis Septum Alveoli Paru Tikus………... 65

5.1.2 Data Hasil Penelitian……… 70

5.2 Analisa Data………. 72

5.2.1 Uji Normalitas……….. 72

5.2.2 Uji Homogenitas………... 73

5.2.3 Uji One Way ANOVA………. 73

5.2.4 Uji Korelasi………... 73

5.2.5 Uji Regresi……… 74

BAB 6 PEMBAHASAN……… 75

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan……… 79

7.2 Saran……….. 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Histologi Alveoli Normal……….…...10

Gambar 2.2 Sel-sel Alveolus………...11

Gambar 2.3 Struktur Kimia radikal Bebas ...16

Gambar 2.4 Morfologi Tanaman Temulawak...32

Gambar 2.5 Rimpang Temulawak ...33

Gambar 2.6 Komposisi Rimpang Temulawak Kering………....35

Gambar 2.7 Struktur Kimia Kurkumin...44

Gambar 2.8 Struktur Kimia Xanthorrhizol……….44

Gambar 2.9 Mekanisme ROS Menyebabkan Inflamasi……….45

Gambar 5.1 Septum Alveoli Kontrol Negatif………66

Gambar 5.2 Septum Alveoli Kontrol Positif………..67

Gambar 5.3 Septum Alveoli Perlakuan I………...68

Gambar 5.4 Septum Alveoli Perlakuan II……….69

Gambar 5.5 Septum Alveoli Perlakuan III………....70


(12)

xi

DAFTAR SINGKATAN

ANOVA : Analysis of Variance

BB : Berat Badan

CO : Carbon Monoxide

COPD : Chronic Obstructive Pulmonary Disease

DNA : Deoxyribonucleic Acid

GSH : Gluthatione

H2O2 : Hydrogen Peroxide

IFN-γ : Interferon-γ

IL-12 : Interleukin-12

LDL : Low Density Lipoprotein

LTB4 : Leukotriene B4

MDA : Melanodialdehyde

NF-κB : Nuclear Factor Kappa B

NO : Nitrogen Monoxide

OH : Hidroxyl Radical

PMN : Polyrmorphonuclear

PMNs : Polyrmorphonuclear leukocytes

PUFA : Poly unsaturated fatty acid

ROS : Reactive Oxygen Species

RNS : Reactive Nitrogen Species

TBARS : Thiobarbituric Acid Reactive Substance

Th1 : T Helper 1

TNF-α : Tumor Necrosis Factor-α

TSNA : Tobacco Specific-nitrosamine


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Hasil Rerata Skor Destruksi Septum Alveoli………..71


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Skor Destruksi Septum Alveoli………. 86

Lampiran 2 Analisis Data………. 88


(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Afifah E. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak: Rimpang penyembuh aneka penyakit. Agromedia Pustaka : Jakarta, pp: 25-32

Agatha. 2006. Optimasi Formula Granul Effervescent Ekstrak Tamulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Dengan Kombinasi Asam Sitrat, Asam Tartrat (Aplikasi Metoda Desain Faktorial). Intisari. Universitas Sanata Drama. Yogyakarta, pp: 46-51

Anonymous. 2002. Kajian Keamanan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan.

http://www.pom.go.id/nonpublic/makanan/standart//News1.html.9.

Tanggal akses 9 November 2014.

Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke 4. UI – Press. Jakarta, pp: 79-82

Arief, M. 1987. Ilmu Meracik Obat Berdasar Teori dan praktek. Universitas Gajahmada Press. Yogyakarta, pp: 34-37

Arief, S. 2002. Radikal Bebas. http://www.pediatrik.com/buletin/06224113752-x0zu61.doc. Tanggal akses 9 November 2014.

Barua, R.S., Ambrose, J.A., Eales Reynold. L.J., et al, 2002. Heavy and Light CigarretteSmoker Have a Similar Dysfunction of Endhotelial Vasoregulatory Activity: An in vivo and in vitro correlation. Journal of The American Collage of Cardiology, Vol. 43, pp. 324-331.

Bloom, W., Fawcett, D. 1994. Respiratory System, 12th ed. Jakarta: EGC, pp: 635-649.

Budi, S., Ernawati. 2010. Efek Proteksi Dari Curcumin terhadap Sel Endhotelium Pada Stres (Protective Effects of Curcumin on Endothelial Cell In Stress). Department of Pharmacology, Faculty of Medicine Wijaya Kusuma Uneversity. Surabaya. Pp. 13-19

Churg, A., Zay, Z., Shay, S., et al. 2002. Acute Cigarette Smoke-induced Connective Tissue Breakdown Requires Both Neutrophils and Macrophage Metalloestase in Mice. American Journal of Respiratory Cell and Molecular Biology. 27: 368-374.


(16)

xv

Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara. Pp: iv, 182,184.

Dekhuijzen, P.N.R. 2004. Athletes and Doping: Effects of Drugs on the Respiratory System. 1999;53:104141046.

Demedts, IK., Demoor, T., Bracke, KR., et al, 2006. Role of Apoptosis In The Pathogenesis of COPD and Pulmonary Emphysema. Department of Respiratory Disease, Ghent University Hospital. Belgium. Vol. 27 pp: 1-10.

Departement of Health and Human Services, 2010, How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology And Behavioral Basis For Smoking-Attributable Disease, Public Health Service, Office of Surgeon General USA, vol.76 pp. 156-159

Ermin, K., Susanto, Hendig, W. 2011. The Acute Toxicity of Ethanol Extract from Irradiated Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Which have Anticancer Activity. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop Radiasi, BATAN. Pp: 51.

Eroschenko, V.P. 2003. Di Fiore’s Atlas of Histology with Functional

Correlations. 9th ed. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins. Pp. 87-102

Guyton & Hall, 2007. Fisiologi Manusia: Ventilasi Paru, Pengangkutan Oksigen dan karbon Dioksida, Pengaturan Pernafasan. Jakarta: EGC, hal: 495-506.

Halliwell, B., Eiserich, J.P., Van der Vliet, A., et al. 1990. Dietary Antioxidant and Cigarette Smoke-induced Biomolekuker Damage: a Complex Interaction. Am. J. Clin. Nutr. 62(suppl), pp: 14990s-1500s.

Hansel T.T. dan Barnes P.J. 2004. An Atlas of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. London: Parthenon Publishing Group, pp: 22-36.

Hariyatmi. 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan Terhadap radikal Bebas pada Lanjut Usia. J MIPA 14(1): 52-60.

Heru dan Firman. 2010. Uji Aktivitas Antifungi Minyak Atsiri RImpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Secara In Vitro Terhadap Candida Albicans. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman


(17)

xvi

Obat dan Obat Tradisional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI. Pp: 1-2.

Junqueira, LC. 2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC. Vol. 9, pp: 344-351.

Majeed, M., Badinaev, V., Shivakumar, U., Rajendran, R. 1995. Curcuminoids : Antioxidant Phytonutrients. Nutri Science Publisher Inc. new Jersey. Mudjiwijono, HE., Nunuk, SM., Indah SN. 2010. Tomatoes Juice Reduce

Bronchus Ephitelial Cell in Rat with Sub Chronic Exposed to Cigarette Smoke. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 26, No. 1. Pp: 1-3.

Muliartha I.K.G., Endang, S., Yuliawati. 2009. Oral Consumption of Combined Vitamin C and E Repair Liver Damage Due to Subchronic Cigarette Kretek Exposure. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. XXIV, No. 1. Pp: 1-4.

Parahita, M.L. 2007. Curcuma xanthorrhiza (Temulawak) Morfologi, Anatomi, Fisiologi. http://www.toiusd.multiply.com. Tanggal akses 1 November 2014.

Reza, PP., Michael N., Rizky, CP., Anik TH. 2006. Kurkumin Termodifikasi dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Sebagai pengawet dan Pewarna Pada Saus Tomat. Pp. 19-23

Price & Wilson. 2006. Pola Obstruktif Pada Penyakit Pernafasan. Jakarta: EGC. Pp: 736-755.

Rahman, I. 2006. Antioxidant Therapies in COPD. International Journal of COPD Department of Environmental Medicine USA. Vol. 1, pp: 15-29. Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun

The. Majalah Jurnal Indonesia 12. Vol. 1, pp: 53-58.

Rukmana, R. 2008. Temu-temuan, Apotik Hidup di Pekarangan. Ed ke-5. Yogyakarta: Kanisius.

Sharon, DH. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau.

<resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi…./rokok.PDF>. Tanggal akses 9 November 2014.


(18)

xvii

Sidik, M., A, Muhtadi., M, Sirait., Moesdarsono. 1991. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Yayasan Pembangunan Obat Bahan Alam Phytomedica. Jakarta. Pp. 37-42

Silalahi, J. 2006. Antioksidan Dalam Diet dan Karsinogenis. Cermin Dunia Kedokteran, 153. Pp: 42-47.

Simmons, DH. 1991. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) In: Current Pulmonology. Chicago: Mosby-Year Book, Inc. pp: 109-129. Sugiharto, AR. 2004. Pengaruh Lama Penyimpanan Temulawak Bentuk Segar

dan Bubuk Trehadap Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri. FTP. Universitas Brawijaya. Pp. 46-52

Sumiaty. 1997. Minuman Berkhasiat dari Temulawak (Curcuma xanthorrhixa Roxb.). Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Pp. 29-31

Supriadi. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Pp: 130-133.

Suryohudoyo, P. 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Jakarta: EGC. Pp: 30-47.

Tjitrosupomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: Gajah mada University Press. Pp. 48-50

Valco, M., Leibfritz, D., Moncol, J. 2006. Free Radicals and Antioxidant in Normal Physiological Function and Human Disease. International Journal of Biochemistry and Cell Biology, 39, 44e84.

Wayne, RO., Hans, CS. 2008. Using Multiple Continuous Fine Particle Monitors to Characterize Tobacco, Incense, Candle, Cooking, Wood Burning, and Vehicular Sources in Indoor, outdoor, and In-Transit Settings. Atmospheric Environment Australia. Pp: 821-843.

Weldimira V, Susantiningsih T, Apriliana E et al., 2011, The Inflence of Giving Ethanolic Extract of Red Ginger (Zingiber Officinale Roxb Var

Rubrum) To The White Rat (Rattus Norvegicus) Sprague Dawley

Spermatogenic Cell Count Exposed To Cigarette Smoke, Faculty Medicine of Lampung University.


(19)

xviii

WHO. 2008. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Global Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic

Obstructive Pulmonary Disease. http://www.goldcopd.org/. Tanggal akses 9 November 2014.

Widodo, E., Priyosoeryanto, BP., Estuningsih, S., et al. 2007. Effect of Glove Cigarette Smoke Exposure on White Rat; Special Emphasis on The

Histopathology of Respiration Tract. Med J of Indonesia, 2007; 16(4;212-218).

Winarsi, H. 2001. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kansius. Pp. 80.


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Merokok dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan, baik pada perokok itu sendiri maupun pada orang lain di sekitarnya. Telah diinformasikan bahwa setiap delapan detik satu orang meninggal karena rokok. Namun demikian, jumlah perokok di negara berkembang terus meningkat walaupun di negara maju telah mengalami penurunan. Di kawasan Asia Tenggara konsumsi rokok menurun, kecuali di Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, Cina, dan Jepang (Muliartha et al, 2009).

Rokok menghasilkan lebih dari 4000 bahan hasil pembakaran dan ratusan diantaranya adalah bahan aditif. Dalam setiap hisapan, terdapat jumlah radikal bebas dan dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lama (>10 menit) (Mudjiwijono, 2010). Asap rokok mengandung radikal bebas yang masif pada fase gas dan fase tar, konsentrasi dari radikal bebas pada rokok sebanyak ppm perhisapan dan ppm pergram. Kira-kira 200 ppm atau lebih dihisap perhari oleh perokok, dari 1 pak perhari akan mengandung radikal bebas dosis tinggi. Reaksi radikal bebas akan memproduksi reactive oxygen species (ROS) yang merusak molekul target, termasuk lipid, protein, dan DNA (U.S Dept. of Health and Human Services, 2010). Peningkatan yang berlebihan produksi ROS akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan terganggunya mekanisme


(21)

2

pertahanan oleh antioksidan. Stress oksidatif akibat paparan asap rokok juga mempengaruhi keseimbangan antara proteinase-antiproteinase yaitu mengaktivasi proteinase dan menonaktifkan antiproteinase. Meningkatnya aktivitas elastase di makrofag dapat merusak struktur protein paru, salah satunya menyebabkan destruksi septum alveolus. Aktifnya proteinase menyebabkan reaksi inflamasi dengan mengaktivasi transkripsi NF-kB yang akan menginduksi transkripsi gen-gen penyebab inflamasi. Selain inflamasi terjadi pula kerusakan sel-sel epitel alveolus yang menyebabkan terjadinya kematian sel. Kematian sel tersebut disebabkan oleh peningkatan apoptosis akibat stres oksidatif (Demedts et al, 2006).

Untuk melawan adanya radikal bebas dengan jumlah berlebih dalam tubuh maka dibutuhkan antioksidan baik endogen maupun eksogen. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah terjadinya kerusakan diakibatkan oleh radikal bebas dengan jalan meredam aktivitas radikal bebas atau memutus rantai reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Penggunaan antioksidan sintetik dewasa ini mulai mendapat perhatian serius karena ada yang bersifat merugikan dan karsiogenik. Oleh karena itu saat ini tengah digalakkan pengembangan antioksidan yang berasal dari alam, yang relatif lebih mudah didapat dan aman dikonsumsi manusia (Miryanti et al, 2011).

Banyak penelitian sebelumnya yang telah membuktikan bahwa temulawak dan beberapa jenis tanaman dapat menghasilkan antioksidan eksogen alami. Temulawak diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna


(22)

3

kuning pada rimpang mengandung zat yang bersifat antioksidan, antibakteria, antikanker, antitumor, antiradang, dan hipokolesteromik (Heru dan Firman, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) dapat menghambat destruksi septum alveolus tikus putih strain wistar jantan yang diberi paparan asap rokok sebagai radikal bebas.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang diteliti adalah :

Adakah pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorhizza Roxb.) terhadap destruksi septum alveoli tikus yang dipapar asap rokok secara akut?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) dapat menghambat destruksi septum alveolus tikus yang dipapar asap rokok secara akut.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk membuktikan destruksi septum alveolus paru tikus yang dipapar asap rokok secara akut

2. Untuk menetapkan dosis ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) yang paling berpengaruh dalam menghambat


(23)

4

dekstruksi septum alveolus paru tikus putih yang dipapar asap rokok secara akut.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberi informasi kepada masyarakat luas tentang efek samping yang dapat ditimbulkan bila terpapar asap rokok terhadap destruksi septum alveolus paru, sehingga diharapkan masyarakat menjadi mengerti dan menyadari mengenai bahaya merokok.

2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) terhadap paparan asap rokok.


(1)

xvii

Sidik, M., A, Muhtadi., M, Sirait., Moesdarsono. 1991. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Yayasan Pembangunan Obat Bahan Alam Phytomedica. Jakarta. Pp. 37-42

Silalahi, J. 2006. Antioksidan Dalam Diet dan Karsinogenis. Cermin Dunia Kedokteran, 153. Pp: 42-47.

Simmons, DH. 1991. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) In: Current Pulmonology. Chicago: Mosby-Year Book, Inc. pp: 109-129. Sugiharto, AR. 2004. Pengaruh Lama Penyimpanan Temulawak Bentuk Segar

dan Bubuk Trehadap Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri. FTP. Universitas Brawijaya. Pp. 46-52

Sumiaty. 1997. Minuman Berkhasiat dari Temulawak (Curcuma xanthorrhixa Roxb.). Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Pp. 29-31

Supriadi. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Pp: 130-133.

Suryohudoyo, P. 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Jakarta: EGC. Pp: 30-47.

Tjitrosupomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: Gajah mada University Press. Pp. 48-50

Valco, M., Leibfritz, D., Moncol, J. 2006. Free Radicals and Antioxidant in Normal Physiological Function and Human Disease. International Journal of Biochemistry and Cell Biology, 39, 44e84.

Wayne, RO., Hans, CS. 2008. Using Multiple Continuous Fine Particle Monitors to Characterize Tobacco, Incense, Candle, Cooking, Wood Burning, and Vehicular Sources in Indoor, outdoor, and In-Transit Settings. Atmospheric Environment Australia. Pp: 821-843.

Weldimira V, Susantiningsih T, Apriliana E et al., 2011, The Inflence of Giving Ethanolic Extract of Red Ginger (Zingiber Officinale Roxb Var Rubrum) To The White Rat (Rattus Norvegicus) Sprague Dawley Spermatogenic Cell Count Exposed To Cigarette Smoke, Faculty Medicine of Lampung University.


(2)

xviii

WHO. 2008. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Global Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. http://www.goldcopd.org/. Tanggal akses 9 November 2014.

Widodo, E., Priyosoeryanto, BP., Estuningsih, S., et al. 2007. Effect of Glove Cigarette Smoke Exposure on White Rat; Special Emphasis on The Histopathology of Respiration Tract. Med J of Indonesia, 2007; 16(4;212-218).

Winarsi, H. 2001. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kansius. Pp. 80.


(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Merokok dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan, baik pada perokok itu sendiri maupun pada orang lain di sekitarnya. Telah diinformasikan bahwa setiap delapan detik satu orang meninggal karena rokok. Namun demikian, jumlah perokok di negara berkembang terus meningkat walaupun di negara maju telah mengalami penurunan. Di kawasan Asia Tenggara konsumsi rokok menurun, kecuali di Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, Cina, dan Jepang (Muliartha et al, 2009).

Rokok menghasilkan lebih dari 4000 bahan hasil pembakaran dan ratusan diantaranya adalah bahan aditif. Dalam setiap hisapan, terdapat jumlah radikal bebas dan dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lama (>10 menit) (Mudjiwijono, 2010). Asap rokok mengandung radikal bebas yang masif pada fase gas dan fase tar, konsentrasi dari radikal bebas pada rokok sebanyak ppm perhisapan dan ppm pergram. Kira-kira 200 ppm atau lebih dihisap perhari oleh perokok, dari 1 pak perhari akan mengandung radikal bebas dosis tinggi. Reaksi radikal bebas akan memproduksi reactive oxygen species (ROS) yang merusak molekul target, termasuk lipid, protein, dan DNA (U.S Dept. of Health and Human Services, 2010). Peningkatan yang berlebihan produksi ROS akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan terganggunya mekanisme


(4)

pertahanan oleh antioksidan. Stress oksidatif akibat paparan asap rokok juga mempengaruhi keseimbangan antara proteinase-antiproteinase yaitu mengaktivasi proteinase dan menonaktifkan antiproteinase. Meningkatnya aktivitas elastase di makrofag dapat merusak struktur protein paru, salah satunya menyebabkan destruksi septum alveolus. Aktifnya proteinase menyebabkan reaksi inflamasi dengan mengaktivasi transkripsi NF-kB yang akan menginduksi transkripsi gen-gen penyebab inflamasi. Selain inflamasi terjadi pula kerusakan sel-sel epitel alveolus yang menyebabkan terjadinya kematian sel. Kematian sel tersebut disebabkan oleh peningkatan apoptosis akibat stres oksidatif (Demedts et al, 2006).

Untuk melawan adanya radikal bebas dengan jumlah berlebih dalam tubuh maka dibutuhkan antioksidan baik endogen maupun eksogen. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah terjadinya kerusakan diakibatkan oleh radikal bebas dengan jalan meredam aktivitas radikal bebas atau memutus rantai reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Penggunaan antioksidan sintetik dewasa ini mulai mendapat perhatian serius karena ada yang bersifat merugikan dan karsiogenik. Oleh karena itu saat ini tengah digalakkan pengembangan antioksidan yang berasal dari alam, yang relatif lebih mudah didapat dan aman dikonsumsi manusia (Miryanti et al, 2011).

Banyak penelitian sebelumnya yang telah membuktikan bahwa temulawak dan beberapa jenis tanaman dapat menghasilkan antioksidan eksogen alami. Temulawak diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna


(5)

3

kuning pada rimpang mengandung zat yang bersifat antioksidan, antibakteria, antikanker, antitumor, antiradang, dan hipokolesteromik (Heru dan Firman, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) dapat menghambat destruksi septum alveolus tikus putih strain wistar jantan yang diberi paparan asap rokok sebagai radikal bebas.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang diteliti adalah :

Adakah pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorhizza Roxb.) terhadap destruksi septum alveoli tikus yang dipapar asap rokok secara akut?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) dapat menghambat destruksi septum alveolus tikus yang dipapar asap rokok secara akut.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk membuktikan destruksi septum alveolus paru tikus yang dipapar asap rokok secara akut

2. Untuk menetapkan dosis ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) yang paling berpengaruh dalam menghambat


(6)

dekstruksi septum alveolus paru tikus putih yang dipapar asap rokok secara akut.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberi informasi kepada masyarakat luas tentang efek samping yang dapat ditimbulkan bila terpapar asap rokok terhadap destruksi septum alveolus paru, sehingga diharapkan masyarakat menjadi mengerti dan menyadari mengenai bahaya merokok.

2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrizha Roxb.) terhadap paparan asap rokok.


Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Tikus (Rattus novergicus) Jantan Terisolasi Secara In Vitro

3 42 77

PENGARUH PEMBERIAN JUS UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERHADAP METAPLASIA SEL EPITEL BRONKIOLUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR YANG DIPAPAR ASAP ROKOK KRETEK

1 5 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR (Vitis vinifera L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA AKUT

0 5 24

PENGARUH EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP PANJANG SILIA SEL EPITEL TRAKEA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK AKUT

1 10 23

PENGARUH PEMBERIAN MADU SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP DIAMETER ALVEOLI PARU TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA SUB AKUT

0 3 1

PENGARUH EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA(Malondialdehyde) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA SUBAKUT

2 48 23

Pengaruh Pemberian Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Jumlah Sel Goblet Pada Trakea Tikus Putih (Rattus norvegicus strain winstar) yang Dipapar Asap Rokok Akut

0 15 22

PENGARUH EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

0 11 15

PENGARUH EKSTRAK MENIRAN (Phyllantus niruri L.) TERHADAP INFILTRASI SEL RADANG MN (Mononuclear) PADA PARENKIM PARU TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

1 56 23

EFEK ANALGETIK SARI RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

0 20 1