Permasalahan dan Ruang Lingkup.

Agama dan penegak hukum di wilayah hukum Polda dan Kejaksaan Lampung dan seluruh Indonesia.

D. Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual

1. Kerangka Teoritis Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti 11 , menurut penulis juga kerangka teoritis adalah suatu acuan dasar dalam penentuan isi yang akan penulis bahas selanjutnya.

1. Tahap-tahap penegakan Hukum

Jika dilihat Kapenegakan hukum adalah fungsionalisasi hukum pidana yang dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan melalui penegakan hukum pidana yang rasional untuk memenuhi rasa keadilan dan daya guna. menegakkan hukum pidana harus melalui beberapa tahap yang dilihat sebagai usaha atau proses rasional yang sengaja direncanakan untuk mencapai suatu tertentu yang merupakan suatu jalinan mata rantai aktifitas yang tidak termasuk bersumber dari nilai-nilai dan bermuara pada pidana dan pemidanaan. Penegakan hukum pidana yaitu upaya untuk membuat hukum itu berfungsi, beroperasi atau bekerja dan terwujud secara konkret sebagai suatu upaya penegakan hukum pidana. 12 11 Soerjono Soekanto,1986, “Pengantar Penelitian Hukum”, UI-Press, Jakarta, hlm 67. 12 Hasan Masri Tim, 2008, Bunga Rampai Ajaran Islam. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta, hlm 46. Permasalahan Penegakan Hukum Pidana terhadap tindak pidana penistaan agama, digunakan teori penegakan hukum menggunakan tindakan preventif dan tindakan represif. Tindakan represif bertujuan sebagai alat penghukuman dan efek pelajaranbagi halayak umum yang melakukan kesalahan yang sama. Sedangkan tindakan preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya kasus penistaan agamasebelum itu terjadi. Dengan kata lain tindakan preventif adalah tindakan yang paling utama sebelum kasus itu terjadi. Mengingat penegakan hukum lebih bersifat sama tindakan represif dan tindakan preventif, maka sasaran utamanya adalah mengenai penegakan hukum serta faktor - faktor penghambat dalam penegakan hukum itu sendiri yang berpusat pada kondisi - kondisi sosial terjadinya pada masyarakat yang langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan atau menumbuh suburan penistaan agama. Tinjauan hukum pada masalah ini adalah pelaksanaan Surat Edaran Kapolri No.06X2015 tentang Ujaran Kebencian dan pasal 156 yang sering digunakan terhadap tindak pidana Penistaan agama diarahkan kepada bagaimana kesadaran hukum masyarakat serta para penegak hukum dilihat dari bagaimana menerapkan sebuah peraturan yang membawa dampak positif bagi upaya penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana penodaan agama dalam proses peradilan pidana. Maka Tahap-tahap tersebut adalah: