7
b. Ciri-ciri Morfologi
Temulawak merupakan salah satu tanaman temu-temuan dengan tinggi mencapai 2 meter. Herbal ini berbatang semu dan berwarna hijau atau
coklat gelap. Setiap batang memiliki 2-9 helai daun yang berbentuk bundar memanjang sampai lanset dengan warna hijau dan bergaris coklat
keunguan. Setiap helaian daun dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang panjang.
Tanaman temulawak dewasa akan memiliki bunga yang biasanya muncul dari batang semunya. Bunga temulawak terdiri atas kelopak bunga
yang berwarna putih dan berbulu, mahkota bunga yang berbentuk tabung, dan helaian bunga yang berbentuk bundar memanjang, berwarna putih
kekuningan dengan ujung berwarna merah muda sampai merah. Temulawak menghasilkan rimpang umbi akar yang merupakan
bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat. Rimpang tersebut berbentuk bulat, beraroma khas bila dibelah, dan terasa pahit bila
dimakan. Daging rimpang berwarna kuning tua sedangkan kulitnya berwarna kuning kecokelatan. Rimpang temulawak merupakan rimpang
terbesar bila dibandingkan dengan rimpang tanaman curcuma lainnya Herliana, 2013: 101.
c. Kandungan Kimia Rimpang Temulawak
Kandungan rimpang temulawak kering Tabel 1 terdiri atas air, abu, protein, pati, lemak, dan kurkumin dengan kadar yang bervariasi Rosidi
dkk, 2016.
8
Tabel 1. Kandungan Kimia Rimpang Temulawak Kering Kandungan
Kadar
Air 9,80
Abu 3,29
Lemak 2,84
Protein 3,30
Pati 48,59
Kurkumin 2,02
Selain itu rimpang temulawak mengandung minyak atsiri yang dapat diperoleh dengan cara penyulingan. Minyak atsiri temulawak sebagian
besar tersusun atas senyawa seskuiterpenoid dengan xanthorrhizol dan ar- kurkumen sebagai komponen utama dan beberapa komponen lain seperti
1,8-cineol, kurzeneron, p-cimen-8- ol, β-pinen, α-pinen, kamfen, myrcen,
limonen , β-ocimen, p-cimen, terpinolen, α-p-dimetil stiren, kamfer, 2-
nonanol, α-elemen, β-kariofilen, terpen-4-ol, isoborneol, α-terpineol, isoborneol, kariofilen oksida, humulen oksida, dan germakron Lim, 2016:
374.
d. Khasiat Temulawak
Khasiat temulawak sebagai obat telah lama dikenal, baik dalam negeri maupun luar negeri, terutama di Jerman dan Belanda. Selain berdasarkan
pengalaman, khasiat temulawak juga telah banyak diketahui berdasarkan hasil penelitian sehingga dalam farmakologi Indonesia, temulawak
termasuk salah satu simplisa yang harus tersedia di apotek Said, 2007: 10. Berdasar penelitian, rimpang temulawak memliki beberapa efek
farmakologi seperti
antibakteriantijamur, antidiabetik,
analgesik, antelmintik, antihepatotoksik, antiinflamasi, antioksidan, antitumor,